Professional Documents
Culture Documents
TUGAS RINGKASAN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
BIAYA PRODUKSI
PERSAINGAN DAN MONOPOLI
O l e h :
M. NUR ALAM
0931 201016
B. Produksi
1. Pengertian Produksi
Produksi dapat kita lihat dimana saja. Produksi yang sederhana adalah
petani yang menanam padi pada sebidang tanah. Dalam waktu 3 atau 4 bulan
ia sudah bisa memanennya. Setiap hari kita memerlukan banyak peralatan,
seperti pensil, penggaris, karet penghapus, dan lain-lain. Pernahkah kita
berfikir bagaimana barang-barang itu ada? Proses apakah yang dilaluinya
sehingga bisa memenuhi kebutuhan kita ?
Kegiatan membuat barang-barang tersebut dinamakan produksi.
Produksi sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang. Orang hanya akan
membuat barang-barang yang berguna. Maka produksi dapat juga disebut
kegiatan menambah nilai guna suatu barang. Secara keseluruhan produksi
diartikan sebagai kegiatan membuat atau menambah nilai guna suatu barang.
2. Tujuan Produksi
Sejalan dengan adanya globalisasi ekonomi, maka kegiatan produksi
juga ditujukan untuk memenuhi pasar internasional. Perkembangan
masyarakat antara lain dapat diukur dari tingkat kemakmuran yang tercermin
dari banyaknya produksi barang dan jasa. Karena itu kegiatan produksi tidak
hanya ditujukan untuk menghasilkan barang dan jasa, tetapi juga untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Tujuan kegiatan produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga maupun
rumah tangga produksi.
b. Untuk mengganti barang yang rusak (aus) atau barang yang
habis
c. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat.
d. Untuk memenuhi pasar internasional
e. Untuk mendapatkan keuntungan
f. Untuk meningkatkan kemakmuran.
3. Faktor Produksi
Untuk melakukan kegiatan produksi diperlukan bahan-bahan yang
memungkinkan dilakukannya produksi, yaitu tanah atau sumber daya alam,
tenaga manusia, modal dalam segala bentuknya serta kecakapan atau
keterampilan. Semua unsur-unsur tersebut dinamakan faktor-faktor produksi.
Jadi, faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan
nilai atau usaha memperbesar nilai barang / jasa.
Di dalam ilmu ekonomi faktor produksi terdiri dari 4 (empat) macam,
yaitu :
a. Tanah atau sumber daya alam (natural resources)
b. Tenaga kerja (labor)
c. Modal (capital), dan
d. Skill kewirausahaan (entrepreneurship)
C. Keburukan Monopoli
1. Penyalahgunaan Kekuatan Pasar
Monopoli cenderung menyalahgunakan kekuatan pasar yang dimilikinya
untuk bisa mencapai laba maksimal dengan cara menetapkan harga yang
tinggi padahal biaya marginal yang ditanggung sangat kecil.
2. Tingkat Produksi yang Lebih Rendah
Pelaku monopoli memproduksi lebih rendah dibandingkan dari jumlah
seharusnya. Hal ini tentu saja membuat konsumen sangat tergantung kepada
monooplis dan monopolis bisa menetapkan harga yang tinggi bagi produknya
sehingga merugikan konsumen.
3. Mengurangi Kesejahteraan Konsumen
Harga tinggi yang ditetapkan monopolis akan mengurangi kesejahteraan
konsumen. Setiap kali konsumen membayar lebih kepada monopolis,
kesejahteraan konsumen berkurang sebesar pembayaran lebih itu. Namun,
kondisi sebaliknya terjadi pada monopolis. Kesejahteraan konsumen yang
berkurang, membuat monopolis makin sejahtera. Surplus konsumen yang
biasanya dinikmati konsumen, sekarang berpindah kepada monopolis.
4. Ketidakadilan
Hal yang paling mendasar dari sisi negatif monopoli adalah ketidakadilan. Hal
ini terwujud dalam bentuk harga yang tinggi dan jumlah produk yang tidak
maksimal diproduksi. Dengan demikian, laba yang diperoleh monopolis
sangat tinggi. Monopolis sejahtera di atas penderitaan konsumen yang
membayar lebih mahal daripada seharusnya.
A. Pengertian
Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk
dapat menghasilkan output. Sudah dijelaskan di depan-pada bagian satu-bahwa
produksi dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi. Seorang
pengusaha (entrepreneu) yang ingin melakukan produksi tentu harus terlebih
dahulu menyediakan faktor-faktor produksi itu.
Sudah barang tentu pula bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat
diperoleh dengan cuma-cuma, melainkan harus dibeli karena tidak ada satu faktor
produksi pun yang merupakan barang bebas; semuanya adalah barang ekonomi
yang jumlah atau tersedianya langka (searce) sehingga untuk mendapatkannya
tentu harus dilakukan pengorbanan. Adapun bentuk pengorbanan ini, yang paling
jelas adalah pembelian. Dengan demikian, biaya produksi tidak lebih dan tidak
kurang daripada penjumlahan harga-harga faktor produksi atau imput itu.
Sekalipun besarnya biaya produksi untuk setiap output tidak semata-mata hanya
tergantung pada harga pembelian imput ini, itulah pengertian bagi ‘biaya
produksi’ itu. Jelasnya, biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.
Oleh karena itu, biaya produksi setiap output tersebut tergantung
sepenuhnya pada dua hal, yaitu sebagai berikut :
1. Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan imput; yakni : harga imput. Hal ini sudah kita bicarakan di atas.
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan imputnya.
Dan perusahaan yang memiliki imput yang persis sama, tetapi yang satu
bekerja dengan lebih efisien (dengan efisiensi yang lebih besar) dari yang lain,
maka sudah barang tentu bahwa perusahaan yang bekerja dengan lebih efisien
itulah yang dapat lebih menekan biaya produksinya.
B. Klasifikasi Biaya
Pengetahuan tentang fixed resources dan variable resources seperti yang
baru saja disebutkan di atas itu memungkinkan kita untuk membuat klasifikasi
ongkos-ongkosnya, atau klasifikasi biaya-biayanya, yakni biaya tetap (fixed cost)
dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost (FC) adalah biaya untuk fixed
resources, sedangkan variable cost (VC) adalah biaya untuk variable resources.
Untuk lebih jelasnya, marilah klasifikasi biaya-biaya ini kita bicarakan sau demi
satu.
1. Biaya-Biaya Total
Karena fixed cost yang harus ditanggung oleh sesuatu perusahaan
tertentu itu (dan demikian pun halnya dengan variabel cost) bukan hanya
berkenaan dengan satu jenis ongkos atau biaya saja –– tetapi terdiri dari
beberapa jenis biaya –– penyebutan istilah fixed cost itu maksudnya adalah
Total Fixed Cost (TFC), dan penyebutan istilah variabel cost itu maksudnya
adalah Total Variabel Cost (TVC). Oleh karena itu, apabila dibelakang nanti
disebutkan perkataan fixed cost, yang dimaksud adalah total fixed cost,
sedangkan jika disebutkan perkataan variable cost, yang dimaksudkan adalah
total variable cost.
Direct cost = separable cost = prime cost
Cost
Fixed overhead cost
Indirect Cost =
Unseparable cost =
Overhead cost =
Variable overhead cost
2. Matematika Biaya
Ketiga jenis biaya yang tersebut di atas, yakni biaya tetap FC, biaya
variabel VC) dan biaya total TC, dapat dinyatakan sebagai fungsi-fungsi
matematis. Biaya tetap, karena nilainya selalu tetap saja, secara matematis
dinyatakan :
FC = a. Dengan a menunjukkan nilai FC.
Berikutnya biaya variabel VC = bQ – cQ2 + dQ3, dengan b, c dan d
adalah nilai-nilai konstanta.
Terakhir biaya total TC adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya
variabel, yakni : TC = a + bQ – cQ2 + dQ3.
3. Biaya Rata-Rata
Ketiga konsepsi biaya yang telah diuraikan di atas adalah biaya yang
berlaku untuk seluruh output yang dihasilkan.
a. Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-Rata)
FC
AFC = Q
Dimana : AFC adalah biaya tetap rata-rata, FC adalah biaya tetap, dan Q
adalah jumlah output yang dihasilkan.
b. Average Variable Cost (Biaya Variable Rata-Rata)
VC
AVC = Q
Yakni biaya rata-rata AC, adalah sebesar biaya total TC, dibagi jumlah
output, Q.
d. Marginal Cost (Biaya Marginal)
Jika output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan bertambah,
niscaya bertambah pulalah biaya produksinya. Bertambahnya biaya total
untuk setiap pertambahan satu satuan output itu disebut biaya marginal
atau marginal cost. Demikianlah, biaya marginal atau marginal cost
adalah tambahan biaya total (TC) untuk setiap tambahan satu satuan
output. Dengan memperhatikan pengertian tersebut, marginal cost itu
dapat dikemukakan dengan rumus :
∆TC
MC = ∆Q (9)
Atau
TC 2 − TC 1
MC =
Q 2 − Q1
A. Fungsi-Fungsi Pasar
Adapun pasar itu sendiri mengandung sekurang-kurangnya tiga fungsi.
Setiap fungsi itu mencerminkan sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh
setiap sistem perekonomian.
Pertama, pasar berfungsi sebagai penentu nilai. Dimaksud dari perkataan
nilai disini adalah nilai produk yang diperdagangkan. Didalam sebuah
perekonomian pasar (market economy), harga merupakan pengukur nilai. Jadi
dengan pengertian ini, di pasar itulah harga produk ditetapkan untuk saling
disepakati, baik oleh produsen, maupun oleh konsumen.
Peranan pasar dalam menentukan harga ini telah kita pahami bahwa harga
terbentuk dari kesamaan antara permintaan dan penawaran, atau secara teknis
ketika terjadi perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.
Kedua, pasar mengorganisasikan produksi. Pasar “berbuat” ini menurut
pengertian biaya-biaya produksi. di dalam teori harga –– teori yang mendasari
seluruh Bagian Tiga buku ini –– diasumsikan bahwa metode produksi yang
dipergunakan adalah metode (atau metode-metode) produksi yang paling efisien.
Sudah barang tentu bahwa penilaian mengenai apakah produktivitas itu tinggi
atau tidak, hanya dapat dilakukan (atau : harus dilakukan) berdasarkan uang.
Persoalan ini tidak lain daripada cermin pertanyaan kedua : how shell goods be
produced?
Ketiga, pasar mendistribusikan produk. Mereka yang menghasilkan paling
banyak tentu akan mendapat paling banyak pula. Dengan mengabaikan segala
bentuk transfer payments, dapat kita saksikan bahwa semua faktor produksi
menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya menghasilkan. Dengan
demikian, orang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja saja maupun
yang memiliki ketiga faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi
yang paling produktif tentu akan menerima bagian pembayaran yang paling
banyak pula.
Pasar mengorganisasikan produksi, artinya pasar menentukan produk apa
yang harus diproduksi dan kemana produk itu akan dijual atau dipasarkan. Produk
harus dihasilkan, tergantung pada kemampuan setiap produsen dalam
mendapatkan dan mengelola input. Berdasarkan harga dan fungsi masing-masing
input, mereka akan saling berlomba untuk mendapatkan yang terbaik sehingga
akhirnya setiap produsen menempati tempatnya sendiri-sendiri di dalam
perekonomian. Selanjutnya, mengenai kemana produk akan dijual atau
dipasarkan, itu tergantung pada perpotongan antara penawaran dan permintaan di
setiap daerah. Produk pasti akan mengalir ke daerah yang perpotongan antara
permintaan dan penawarannya membentuk harga yang tinggi. Buah durian yang
ditanam orang di desa, misalnya pasti akan mengalir ke daerah perkotaan karena
di kota harganya lebih tinggi.
Dra. Hj. Sukwiaty, dkk. 2006. Ekonomi. Penerbit Yudhistira. Cet. Pertama. Bandung.