Professional Documents
Culture Documents
ID Gambaran Pola Asupan Makanan Pada Remaja
ID Gambaran Pola Asupan Makanan Pada Remaja
1
Farah S. Mokoginta
2
Fona Budiarso
3
Aaltje E. Manampiring
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: mokogintafarah@gmail.com
Abstract: Food pattern is an important criteria that affecting the nutrition and to fulfill the need
of balanced nutrition. Adolescents are often indicated as vulnerable because of their massive
growth and development as well as their highly needs of energy to do various of physical
activities. The insufficiency of food pattern can easily affecting due to their imbalanced growth
and development, and increase higher risk prior to many chronic diseases regarding their adultery
life. The importance of balanced food pattern and nutrition intake in adolescence and there has
been no amount of research applied for North Bolaang Mongondow province attract the writer to
do this research. The main purpose of this research is to know the pattern of food and nutrition
consumption in adolescent. This research is a descriptive study with the design of cross sectional.
The results showed the majority of food consumed by adolescents are rice (90%), fishes (77,5%),
tofu (47,5%), water spinach (57,5%), banana (32,5%), milk (47,5%), bread (47,5%), and cola-
cola (30%) for >1/day frequent. The amount of energy consumption is severely insufficient
(97,5%), carbohydrate consumption is <70% RDA (95%), protein is <70% RDA (77,5%), and
total fat is <70% RDA (77,5%). Conclusion: The food pattern in adolescent commonly has less
various of menu where the average of frequency is >1/day with minimum amount of food and
incomplete of consumption each of time.
Keywords: food pattern, food consumption, nutrition, adolescent
Abstrak: Pola makan merupakan kebiasaan penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi dan
untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Usia remaja adalah usia rentan gizi karena tumbuh
kembang yang pesat dan dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan beragam aktivitas
fisik. Jika pola asupan buruk, akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
optimal, serta lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis di masa dewasa. Pentingnya pola
asupan makan yang seimbang pada remaja serta belum adanya penelitian yang dilakukan di
daerah Bolaang Mongondow Utara membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asupan makanan pada
remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan
menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kategori terbanyak yang dikonsumsi adalah beras(90%), ikan segar (77,5%), tahu (47,5%),
kangkung (57,5%), pisang (32,5%), susu (47,5%), roti (47,5%), dan cola-cola (30%) untuk
frekuensi >1x/hari. Tingkat kecukupan energi didapati sangat kurang (97,5%), kecukupan
karbohidrat <70% AKG (95%), protein <70% AKG (77,5%), dan lemak <70% AKG (77,5%).
Simpulan: Pola makan remaja umumnya kurang bervariasi dengan frekuensi rata-rata >1x/hari
namun dengan jumlah yang sedikit dan dikonsumsi tidak lengkap tiap kali makan. Tingkat
kecukupan gizi remaja <70% AKG menandakan bahwa asupan energi dari sumber karbohidrat,
protein, lemak sangat kurang.
Kata kunci: pola makan, pola konsumsi, nutrisi, asupan gizi, remaja.
Mokoginta, Budiarso, Manampiring: Gambaran pola asupan...
Pola makan dapat mempengaruhi keadaan serupa juga didapati di kota Bitung dimana
gizi, dan sangat penting untuk memenuhi status gizi remaja diatas normal serta
kebutuhan gizi seimbang sehari-hari. didapati pola makan remaja yang
Tercapainya gizi seimbang dapat berlebihan.12
bermanfaat untuk mencegah terjadinya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
masalah kesehatan dan gizi.1,2,3 adalah daerah yang jauh berbeda dengan
Negara berkembang umumnya kota Bitung. Daerah ini masih dalam tahap
mempunyai masalah gizi kurang, dimana pembangunan.13 Mayoritas mata pencaha-
80% energi makanan yang dikonsumsi oleh rian adalah petani dan nelayan dengan
masyarakat berasal dari karbohidrat.1,4 pendapatan kurang.13,14
Di Indonesia, masalah gizi yang sedang Pentingnya pola asupan makan yang
dihadapi adalah masalah gizi kurang seimbang pada remaja serta belum adanya
namun mulai bermunculan masalah gizi penelitian yang dilakukan di daerah
lebih secara bersamaan (double burden). Bolaang Mongondow Utara membuat
Masalah yang lebih besar lagi yaitu penulis tertarik dan merasa perlu untuk
masalah gizi pada kelompok usia tertentu melakukan penelitian ini.
seperti remaja yang bila dibiarkan akan
diteruskan ke generasi berikutnya METODE PENELITIAN
(intergenerational impact).5,6 Jenis penelitian ini bersifat deskriptif
Umumnya kelompok usia remaja, dengan menggunakan desain potong
merupakan periode rentan gizi karena lintang (cross sectional). Penelitian ini
peningkatan pertumbuhan fisik dan dilaksanakan di Kabupaten Bolaang
perkembangan yang pesat. Selain itu pada Mongondow Utara Kecamatan Bolangitang
remaja dibutuhkan energi yang cukup Barat dari bulan September 2016 sampai
untuk melakukan aktivitas fisik yang dengan November 2016. Populasi dalam
beragam.1,7 Pola asupan yang buruk akan penelitian ini adalah remaja di Kabupaten
berdampak pada pertumbuhan dan Bolaang Mongondow Utara. Subjek dalam
perkembangan yang tidak optimal, serta penelitian ini berjumlah 40 responden dan
lebih rentan terhadap penyakit-penyakit ditentukan berdasarkan kriteria inklusi.
kronis seperti penyakit kardiovaskular, Penarikan sampel diambil secara simple
kanker, dan osteoporosis di masa dewasa.6,8 random sampling. Adapun kriteria Inklusi
Penelitian sebelumnya menunjukkan yaitu:
bahwa puncak pertumbuhan remaja puteri a. Remaja yang memiliki usia 10-19
di Bangladesh tertunda dikarenakan tahun
mengonsumsi lebih sedikit kalori b. Bersedia menjadi responden dan
dibandingkan kelompok remaja laki-laki. menandatangani informed concent
Tingkat konsumsi kalori juga dipengaruhi c. Bersedia melakukan wawancara secara
oleh usia. Semakin tinggi kelompok usia langsung
maka semakin rendah konsumsi kalorinya.9
Kelompok remaja obesitas dan Kriteria Eksklusi ialah:
kelompok non obesitas terbukti memiliki a. Remaja yang tidak bersedia menjadi
perbedaan yang bermakna pada frekuensi responden
makan, pola konsumsi makanan cepat saji, b. Tidak berada ditempat saat
pola konsumsi kudapan atau makanan pelaksanaan penelitian
ringan, serta tingkat konsumsi energi, c. Berumur >19 tahun
karbohidrat, protein, dan lemak.10 Penelitian menggunakan FFQ (Food
Di Sulawesi Utara, sebanyak 7,4 Frequency Questionnaire), Food Recall 24
persen remaja memiliki status gizi jam, Food Model, dan Alat Tulis Menulis.
overweight, dan 2,6 persen remaja Hasil kuisioner selanjutnya di analisis
memiliki status gizi obese.11 Hal yang kemudian di olah dalam bentuk tabulasi.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
adalah ikan asin dan udang. Sumber hewani terbanyak dikonsumsi oleh responden
non bahari adalah daging ayam dan daging dimana umumnya dikonsumsi harian
sapi. Daging sapi lebih jarang dikonsumsi dengan jumlah >1x setiap harinya. Sumber
yaitu1-3x setiap bulan. Berbeda dengan protein nabati lainnya yaitu tempe, kacang
daging ayam yang dikonsumsi lebih sering tanah, dan kacang hijau. Tempe dan
yaitu 1-3x setiap minggunya. Hal ini kacang tanah paling banyak di konsumsi
disebabkan daging ayam cenderung lebih dalam 1x setiap harinya. Kacang hijau
murah untuk dikonsumsi sesuai dengan dikonsumsi setiap minggu sejumlah 1-3
status ekonomi penduduk. Umumnya kali. Sumber protein nabati mempunyai
daging sapi dikonsumsi hanya pada acara keunggulan mengandung proporsi lemak
tertentu bukan sebagai lauk harian.13,14 tidak jenuh yang lebih banyak dibanding
Sumber hewani seperti daging-dagingan sumber hewani. Sumber protein nabati juga
bukan hanya menambah asupan protein, mengandung isoflavon, yaitu kandungan
namun juga asupan lemak. Penelitian di fitokimia yang berfungsi mirip hormon
daerah Yogyakarta menunjukkan bahwa estrogen dan antioksidan serta anti-
sumber hewani yang paling banyak di kolesterol. Selain itu konsumsi kedele dan
konsumsi adalah daging ayam dan sapi tempe dapat menurunkan kolesterol dan
dengan mayoritas usia reproduktif. Hal ini meningkatkan sensitifitas insulin dan
menyebabkan tingkat asupan lemak yang produksi insulin sehingga dapat
tinggi.18,21 mengendalikan kadar kolesterol dan gula
Sumber hewani lainnya adalah telur darah. Kelemahannya adalah kualitas
ayam, daging kambing, nugget, dan sossis. protein dan mineral yang dikandung oleh
Nugget dan sossis adalah yang paling sumber protein nabati lebih rendah
jarang di konsumsi yaitu 2-3x/bulan. Masih dibanding sumber protein hewani. Oleh
melekatnya budaya di daerah penelitian karena itu, guna mencapai gizi yang
menyebabkan masyarakat belum terbiasa seimbang diperlukan konsumsi bersama
mengkonsumsi jenis makanan western makanan-makanan lainnya setiap hari, agar
seperti nugget dan sosis sebagai menu jumlah dan kualitas zat gizi yang diperoleh
harian.14 Selera masyarakat dalam memilih lebih sempurna.18
makanan cenderung pada yang tradisional Kangkung adalah yang terbanyak di
karena lebih terbiasa dan dianggap lebih konsumsi. Dalam 1 hari responden
mengenyangkan. Hal ini akan memberikan mengkonsumsi kangkung >1 kali. Sayuran
rasa puas mengkonsumsi makanan yang juga dikonsumsi adalah kacang
tersebut.4 panjang, bayam, dan daun singkong. Ketiga
Sumber hewani mempunyai asam jenis sayuran ini dikonsumsi >1x setiap
amino yang lebih lengkap dan mempunyai hari. Timun dan buncis lebih sedikit di
mutu zat gizi yaitu protein, vitamin dan konsumsi. Sebagian remaja mengkonsumsi
mineral lebih baik karena kandungan zat- timun dan buncis >1x setiap hari.
zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah Sementara sawi hijau di konsumsi 1-3x
diserap tubuh. Tetapi sumber hewani dalam sebulan. Sayuran yang paling sedikit
mengandung tinggi kolesterol (kecuali dan paling jarang di konsumsi adalah
ikan) dan lemak. Lemak dari daging sapi brokoli. Brokoli di konsumsi oleh sedikit
dan unggas lebih banyak mengandung remaja selama beberapa kali saja dalam 1
lemak jenuh. Kolesterol dan lemak jenuh bulan.
diperlukan tubuh terutama pada anak-anak Berdasarkan data riset kesehatan,
tetapi perlu dibatasai asupannya pada orang konsumsi sayuran untuk umur di atas 10
dewasa.18 tahun masih rendah yaitu sebesar 36,7%.10
Sumber makanan kacang-kacangan Padahal sayuran dan buah-buahan
juga mengandung nutrisi yang penting merupakan sumber berbagai vitamin,
yaitu protein nabati. Tahu adalah yang mineral dan serat pangan yang berperan
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
masuk. Sementara gizi seperti protein, yang kurang dikarenakan jumlah porsi
vitamin, dan mineral masih sangat makanan yang dikonsumsi oleh responden
kurang.27 masih kurang. Menurut Pedoman Gizi
Coca-cola cenderung menjadi Seimbang, jumlah yang kurang dan juga
minuman soft drink terbanyak di konsumsi. pola konsumsi yang salah seperti menu
Rata-rata remaja mengkonsumsi coca-cola makanan yang tidak seimbang dan kurang
>1x setiap hari. Hasil penelitian juga varian dapat menyebabkan asupan energi
menunjukkan rata-rata seluruh remaja tidak tercukupi.18 Asupan yang rendah dari
mengkonsumsi minuman berkarbonasi / yang dibutuhkan akan menyebabkan
soft drink lebih dari 1x setiap hari. Hal ini cadangan energi yang terdapat di dalam
menyebabkan soft drink menjadi tubuh dan disimpan dalam otot terpakai.
kegemaran remaja di Bolaang Mongondow Keadaan ini jika berlanjut dapat
Utara. Soft drink/minuman berkarbonasi mengakibatkan menurunnya prestasi
memang menjadi favorit yang kian populer, belajar, juga dapat menyebabkan
namun asam benzoat dan natrium benzoat menurunnya produktivitas kerja.
yang terkandung di dalamnya dapat Kekurangan asupan energi ini apabila
menyebabkan penyempitan saraf, berlangsung dalam jangka waktu yang
kerusakan ginjal,hingga kanker dalam efek cukup lama, akan mengakibatkan
jangka panjang.27 Tingginya kalori dan gula menurunnya berat badan dan keadaan
di dalam soft drink menyebabkan jenis kekurangan gizi yang lain. Penurunan berat
minuman ini juga bertanggung jawab badan yang berlanjut akan menyebabkan
terhadap kelebihan asupan energi yang gizi kurang yang akan berakibat
dapat berujung pada obesitas. Hal ini terhambatnya proses tumbuh kembang.
sejalan dengan penelitian pada remaja SMP Dampak lain yang dapat timbul adalah
di Yogyakarta yang remajanya sering tinggi badan yang tidak mencapai ukuran
mengkonsumsi softdrink.28 Pola makan normal dan mudah terkena penyakit
yang tidak seimbang seperti makan infeksi. Sedangkan konsumsi energi yang
makanan tinggi protein, tinggi lemak, dan berlebihan akan mengakibatkan kenaikan
tinggi karbohidrat, terutama karbohidrat berat badan dan apabila terus berlanjut
murni dan disertai asupan serat yang maka akan menyebabkan kegemukan dan
rendah dapat mempengaruhi kadar resiko penyakit degeneratif.1,29
lipoprotein, trigliserida, dan juga kolestrol Energi dalam tubuh dapat timbul
dalam darah. karena proses pembakaran makronutrien
seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Kecukupan Asupan Zat Gizi Karena itu, agar energi dapat tercukupi
Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu mengkonsumsi berbagai macam
remaja yang belum mencukupi kebutuhan makanan yang sehat dan seimbang.
energi sebesar 97,5%. Sisanya 2,5% remaja Makanan seimbang yang di anjurkan
memiliki tingkat kecukupan yang baik. Hal adalah makanan yang terdiri atas sumber
ini menunjukkan bahwa asupan energi zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie,
remaja di daerah penelitian sebagian besar ubi/singkong, tepung-tepungan, gula, dan
masih belum tercukupi. Hasil ini ditunjang sebagainya. Selain itu harus terdiri dari
oleh data survei tahun 2014 yang sumber zat pembangun misalnya ikan,
menunjukkan sebesar 18,68% penduduk telur, daging, susu, kacang, tahu, tempe,
Indonesia berada pada tingkat sangat rawan dan sebagainya. Makanan juga harus terdiri
pangan dimana jumlah konsumsi penduduk dari sumber zat pengatur yaitu berbagai
adalah <70% AKG. Hasil riset kesehatan jenis sayur-sayuran dan buah-buahan.30,31
dasar tahun 2013 juga menyebutkan bahwa WHO menganjurkan rata-rata konsumsi
sebanyak 54,5% remaja mengkonsumsi energi makanan sehari adalah 10-15%
energi di bawah kebutuhan.11,23 Hasil energi berasal dari protein, 15-30% dari lemak,
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
dan 55-75% dari karbohidrat.1 Sumber protein adalah ikan, daging sapi,
Berdasarkan hasil penelitian, remaja daging ayam, dan kacang-kacangan.
memiliki asupan karbohidrat yang sangat Makanan bersumber karbohidrat lebih
kurang. Hal ini dikarenakan umumnya mudah di dapat bagi sebagian masyarakat.
remaja mengkonsumsi sumber karbohidrat Sumber makanan pokok seperti nasi,
yang tidak bervariasi dan dalam jumlah singkong, jagung, dan kentang.15-17
yang sedikit. Jumlah yang sedikit ini sangat Di daerah penelitian, mayoritas
disayangkan karena pada periode remaja pekerjaan mengandalkan sektor pertanian
dibutuhkan asupan yang banyak untuk sehingga untuk makanan yang bersumber
mengimbangi pertumbuhan dan perkem- karbohidrat lebih banyak tersedia dan lebih
bangan yang pesat.1,7 Oleh sebab itu jika mudah diperoleh.20 Kekurangan asupan
sumber karbohidrat tidak sesuai dengan protein juga banyak terdapat pada
kecukupan, maka kontribusinya untuk masyarakat sosio-ekonomi rendah.1 Hal ini
energi juga akan tergolong kurang. Asupan dapat ditunjang dengan kondisi ekonomi di
energi dan karbohidrat saling berhubungan daerah penelitian yang serupa.14
karena karbohidrat merupakan sumber Kekurangan protein akan berdampak
energi utama terbesar.1 Sebesar 75% total terhadap pertumbuhan yang kurang baik,
energi diperoleh dari karbohidrat. daya tahan tubuh menurun, lebih rentan
Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan terhadap penyakit, serta daya kreativitas
pokok yang bervariasi setiap harinya. dan daya kerja merosot.16
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama Konsumsi protein yang baik adalah
sehari dianjurkan agar makan secara teratur yang dapat memenuhi kebutuhan asam
3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau amino esensial yaitu asam amino yang
makan pagi, makan siang dan makan tidak dapat disintesa didalam tubuh dan
malam. Untuk menghindarkan remaja harus diperoleh dari makanan. Protein
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat hewani memiliki kualitas yang lebih baik
dan tidak bergizi maka dianjurkan agar dibanding protein nabati karena komposisi
selalu makan bersama keluarga. Sarapan asam amino lebih komplit dan asam amino
setiap hari juga penting oleh karena mereka esensial yang lebih banyak. Berbagai
sedang tumbuh dan mengalami sumber protein hewani dan nabati
perkembangan otak yang sangat tergantung mempunyai kandungan protein yang
pada asupan makanan secara teratur.18 berbeda jumlahnya dan komposisi asam
Berdasarkan tingkat kecukupan amino yang berbeda pula. Oleh karena itu
protein, hasil penelitian terbanyak adalah mengonsumsi protein juga dilakukan
asupan protein yang sangat kurang. Asupan bervariasi. Dianjurkan konsumsi protein
yang sangat kurang disebabkan oleh hewani sekitar 30% dan nabati 70%. Ikan
konsumsi protein yang rendah dan jumlah selain sebagai sumber protein juga sumber
yang sedikit berdasarkan hasil recall yang asam lemak tidak jenuh dan sumber
dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil mikronutrien. Konsumsi ikan dianjurkan
yang menunjukkan bahan makanan hewani lebih banyak daripada konsumsi daging.18
kaya akan protein bermutu tinggi hanya Konsumsi tempe sekitar 100gram
mencakup 18,4% konsumsi rata-rata (4potong sedang) per hari cukup untuk
penduduk Indonesia.1 Ditinjau dari fungsi mempertahankan tubuh tetap sehat dan
gizinya, protein berfungsi untuk kolesterol terkontrol dengan baik.
pertumbuhan maupun pemeliharaan Dianjurkan juga mengkonsumsi daging
jaringan yang rusak terpakai atau aus.16 unggas (misalnya ayam, bebek,burung
Proporsi energi yang diperoleh dari protein puyuh, burungdara) selain sebagai sumber
berkisar antara 10%-15% dari total energi protein juga sumber zat besi yang
makanan. Makanan yang berasal dari berkualitas sehingga sangat bagus bagi
protein termasuk lebih mahal dibandingkan masa pertumbuhan. Namun ada hal yang
dengan makanan bersumber karbohidrat. harus diperhatikan bahwa daging juga
Mokoginta, Budiarso, Manampiring: Gambaran pola asupan...