You are on page 1of 18

DMDI (Dewan Masjid Digital Indonesia)

https://seruanmasjid.com

Khutbah Idul Adha 1442 H

KETAATAN TOTAL PADA


SYARIAT ALLAH

KHUTBAH PERTAMA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

٩ × ‫هللاُ أ ْكبَ ُر‬


‫ان‬
َ ‫س ْب َح‬
ُ ‫يرا َو‬ ِ ‫يرا َو ْال َح ْم ُد ِ ه‬
ً ِ‫ّلِل َكث‬ ً ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِب‬
‫ه‬
،ً‫صيال‬ِ َ ‫َّللا بُ ْك َرة ً َوأ‬
ِ‫ه‬

1|Page
‫ين‬‫ص َ‬ ‫َّللاُ َوالَ نَ ْعبُ ُد ِإاله ِإيهاهُ ُم ْخ ِل ِ‬ ‫الَ ِإلَهَ ِإالًّ ه‬
‫ون‪ ،‬الَ ِإلَهَ ِإاله ه‬
‫َّللاُ‬ ‫ين َولَ ْو َك ِرهَ ْال َكافِ ُر َ‬ ‫الد َ‬‫لَهُ ِ‬
‫ع ْب َدهُ َو َهزَ َم‬ ‫ص َر َ‬ ‫ص َدقَ َو ْع َدهُ َونَ َ‬ ‫َو ْح َدهُ َ‬
‫َّللاُ هللاُ أ ْكبَ ُر‪،‬‬ ‫اب َو ْح َدهُ‪ ،‬الَ ِإلَهَ ِإالًّ ه‬ ‫األ َ ْحزَ َ‬
‫هلل ْال َح ْمدُ‪.‬‬‫هللا أكبر َو ِ‬
‫ي َجعَ َل ْاليَ ْو َم ِعيْدا ً ِل ْل ُم ْس ِل ِمي َْن‪،‬‬ ‫هلل اله ِذ ْ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ ِ‬
‫غي ِْر األ ُ َمم‪،‬‬ ‫اح َدةٍ‪ِ ،‬م ْن َ‬ ‫َو َو هح َدنَا ِب ِع ْي ِد ِه َكأ ُ هم ٍة َو ِ‬
‫سانِ ِه َو ُه َو ذُو‬ ‫علَى َك َما ِل ِإ ْح َ‬ ‫َونَ ْش ُك ُرهُ َ‬
‫ْال َجالَ ِل َواْ ِإل ْكرا َ ِم‪.‬‬
‫أ َ ْش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِاله هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ‪،‬‬
‫الله ُه هم َما ِل َك ْال ُم ْل ِك تُؤْ ِتي ْال ُم ْل َك َمن تَشَاء‬
‫ع ْال ُم ْل َك ِم همن تَشَاء َوت ُ ِع ُّز َمن تَشَاء‬ ‫نز ُ‬ ‫َوت َ ِ‬
‫ى ُك ِل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫إ‬
‫ِ‬ ‫ْر‬
‫ُ‬ ‫ي‬‫خ‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫َوت ُ ِذ ُّل َمن ت َشَاء ِبيَ ِد َك‬

‫‪2|Page‬‬
‫ير َوأ َ ْش َه ُد ا َ هن ُم َح همدا ً َ‬
‫ع ْب ُدهُ‬ ‫ش ْي ٍء قَ ِد ٌ‬ ‫َ‬
‫س ْولُهُ‪.‬‬
‫َو َر ُ‬
‫طفَى‪،‬‬ ‫ص َ‬ ‫علَى َح ِب ْي ِبنا َ ال ُم ْ‬ ‫س ِل ْم َ‬‫ص ِل َو َ‬ ‫الَله ُه هم َ‬
‫سله َم‪ ،‬اله ِذي بَله َغ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلهى هللاُ َ‬ ‫ُم َح هم ٍد َ‬
‫ص َح األ ُ هم ْة‪،‬‬ ‫سالَ ْة‪َ ،‬وأ َ هدى األ َ َمان َْة‪َ ،‬ونَ َ‬ ‫الر َ‬ ‫ِ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن َدعا َ اِلَى ِ‬
‫هللا‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫َو َ‬
‫هللا َح هق ِجها َ ِد ِه‪.‬‬
‫ِب َد ْع َو ِت ِه‪َ ،‬وجا َ َه َد ِف ْي ِ‬
‫اض ُر ْو َن َر ِح َم ُك ُم هللاُ‪،‬‬ ‫أ َ هما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا أَيُّ َها ْال َح ِ‬
‫هللا‪ ،‬فَقَ ْد فَازَ‬ ‫ص ْي ِن ْي نَ ْف ِس ْي َو ِإيها ُك ْم ِبت َ ْق َوى ِ‬ ‫ا ُ ْو ِ‬
‫ْال ُمتهقُ ْو َن‪.‬‬
‫قَا َل هللاُ تَعَالَى ‪:‬‬
‫الر ِج ِيم‬
‫ان ه‬ ‫ط ِ‬ ‫ش ْي َ‬ ‫عوذُ ِب ه ِ‬
‫اّلِل ِم َن ال ه‬ ‫أَ ُ‬

‫‪3|Page‬‬
‫ٱح ُكم بَ ۡينَ ُهم ِب َما ٓ أَنزَ َل ه‬
‫ٱّلِلُ َو َال تَت ه ِب ۡع‬ ۡ ‫َوأ َ ِن‬
ِ ۡ‫وك َع ۢن بَع‬
‫ض‬ َ ُ‫ٱحذَ ۡر ُه ۡم أَن يَ ۡفتِن‬ ۡ ‫أ َ ۡه َوآ َء ُه ۡم َو‬
‫َما ٓ أَنزَ َل ه‬
.‫ٱّلِلُ ِإلَ ۡي َك‬

‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬


Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Hari ini adalah hari raya bagi umat Islam. Pada hari ini pula,
umat Islam dari berbagai penjuru dunia melakukan ibadah haji di
Tanah Suci. Selain mereka, disyariatkan mengerjakan shalat ‘id dan
menyembelih hewan kurban.
Idul Adha sekarang ini kita rayakan masih dalam kondisi
pandemi yang belum berakhir. Tingkat yang terinfeksi virus makin
meningkat, dan penanganan makin tidak jelas arahnya. Demikian
juga dengan ketidak-kepercayaan publik yang makin tinggi akibat
salah urus sejak awal. Pada level keimanan, kita wajib mengimani
bahwa Allah sajalah yang kuasa menghidupkan dan mematikan
manusia. Semuanya ada dalam genggaman Allah, baik sakit maupun
kesembuhan, baik kebaikan maupun keburukan.
Orang beriman juga harus meyakini bahwa semua hal
termasuk musibah datangnya dari Allah. Oleh karena itu, Allahlah

4|Page
tempat meminta segala sesuatu. Saat ditimpa musibah, setiap
muslim wajib bersabar. Semua urusan ia serahkan kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ‫صيبَ ٍة ِإ هال ِبإِ ْذ ِن ه‬


ۗ ‫ٱّلِل‬ ِ ‫اب ِمن ُّم‬ َ ‫ص‬ َ َ ‫« َما ٓ أ‬
‫ٱّلِل يَ ْه ِد قَ ْلبَهُۥ ۚ َو ه‬
َ ‫ٱّلِلُ ِب ُك ِل‬
‫ش ْى ٍء‬ ِ ‫َو َمن يُؤْ ِم ۢن ِب ه‬
»‫ع ِلي ٌم‬
َ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. at-Taghabun: 11).

Pada saat ditimpa musibah, kaum muslimin harus bertobat,


meningkatkan ibadah, banyak berdoa, dan melaksanakan berbagai
amalan nafilah lainnya sebagai bentuk taqarrub kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Sekarang ini adalah momen untuk kembali
kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya, baik secara
personal maupun kolektif. Wujud taubat adalah dengan taat atas
semua ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana yang
dicontohkan dalam peristiwa monumental, ketaatan Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail ‘Alaihimassalam.

5|Page
‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Di hari ‘Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1442 H ini, kita mengenang
kembali peristiwa agung pengorbanan Nabi Ibrahim dalam menaati
perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyembelih putranya,
Ismail. Bagi Nabi Ibrahim, Ismail adalah buah hati, harapan dan
kecintaannya, yang telah lama didambakan. Namun di tengah rasa
bahagia itu, turunlah perintah Allah kepadanya untuk menyembelih
putra kesayangannya itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ي ِإ ِني أ َ َرى‬
‫ي قَا َل يَابُنَ ه‬َ ‫ع‬
ْ ‫س‬
‫ه‬ ‫ال‬ ُ ‫ه‬َ ‫ع‬‫م‬َ َ
‫غ‬ َ ‫ل‬َ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫ه‬ َ ‫«فَل‬
»‫ظ ْر َماذَا ت َ َرى‬ ُ ‫فِي ْال َمن َِام أَنِي أ َ ْذبَ ُح َك فَا ْن‬
“Maka tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: hai anakku, sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmu” (QS. ash-Shaffat: 102).

Terhadap perintah itu, Nabi Ibrahim mengedepankan


kecintaan yang tinggi yakni kecintaan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan menyingkirkan kecintaan yang rendah, yakni kecintaan
kepada anak, harta, dan dunia.

6|Page
Perintah amat berat itu pun disambut oleh Ismail ‘Alaihissalam
dengan penuh kesabaran. Ismail pun mengukuhkan keteguhan jiwa
ayahandanya dengan mengatakan:

ِ َ‫«قَا َل يَا أَب‬


َ ‫ت ا ْفعَ ْل َما تُؤْ َم ُر‬
‫ست َ ِج ُدنِي ِإ ْن‬
»‫ين‬ َ ‫صا ِب ِر‬
‫َّللاُ ِم َن ال ه‬
‫شَا َء ه‬
“Wahai Ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu,
Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar” (QS. ash-Shaffat: 102)

‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬


Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut seharusnya
menjadi teladan bagi kita saat ini. Tidak hanya teladan dalam
pelaksanaan ibadah haji dan ibadah qurban, namun juga teladan
dalam berjuang dan berkorban demi terwujudnya ketaatan kepada
hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala secara kaffah. Ketaatan
total pada syariat Allah tanpa syarat dan tanpa tapi. Sungguh, kini
banyak hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diabaikan,
khususnya syariah Islam yang berkaitan dengan pengaturan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seperti dalam bidang
pemerintahan, ekonomi, sosial, hukum pidana, pendidikan, politik
luar negeri dan sebagainya.

7|Page
Teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihimassalam itu,
sungguh sangat berarti bagi kita dalam menjalankan perintah Allah
untuk menerapkan syariah-Nya secara kaffah. Termasuk kewajiban
memutuskan perkara dengan hukum-Nya sebagaimana ditegaskan
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:

‫ٱح ُكم بَ ۡينَ ُهم ِب َما ٓ أَنزَ َل ه‬


‫ٱّلِلُ َو َال تَت ه ِب ۡع‬ ۡ ‫« َوأ َ ِن‬
‫ض‬ ِ ۡ‫وك َع ۢن بَع‬ َ ُ‫ٱحذَ ۡر ُه ۡم أَن يَ ۡف ِتن‬ۡ ‫أ َ ۡه َوآ َء ُه ۡم َو‬
‫َما ٓ أَنزَ َل ه‬
»‫ٱّلِلُ ِإلَ ۡي َك‬
“Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu.” (QS. al-Maidah: 49)

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk memutuskan perkara
dengan apa yang diturunkan-Nya. Perintah tersebut juga berlaku
bagi kita, umat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mafhum dari ayat
ini, hendaknya umat Islam mewujudkan seorang hakim (penguasa)
sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah.

8|Page
‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Di Indonesia, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang
ini, rakyat makin terhimpit kemiskinan, harga-harga kebutuhan
pokok terus membumbung tinggi, sembako rencana akan dikenai
pajak, pendidikan mahal tapi kualitasnya rendah, layanan kesehatan
makin mahal, budaya barat yang merusak semakin marak, hukum
perundangan seperti UU Omnibus Law yang untungkan korporasi
dilegalkan, dan korupsi kian merajalela. Termasuk korupsi Bansos
Covid-19. Sungguh sangat memalukan. Korupsi ini melibatkan tiga
pilar demokrasi sekaligus yakni yudikatif, legislatif, dan eksekutif. Ini
bukti yang ke sekian kalinya bahwa sistem ini melahirkan korupsi.
Sungguh, pangkal keterpurukan ini bersumber pada satu hal
yakni penyimpangan terhadap aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketidaktaatan kita pada syariat Allah. Secara kolektif, umat masih
berpaling dari Al-Qur’an. Keadaan itu telah diterangkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. Thaha 124:

ً ‫شة‬
َ ‫عن ِذ ْك ِري فَإ ِ هن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫ض‬ َ ‫« َو َم ْن أ َ ْع َر‬
»‫ش ُرهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة أ َ ْع َمى‬
ُ ‫ضنكا ً َون َْح‬ َ
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya
baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia
pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta…”. (QS. Thaha: 124)
9|Page
Menurut Imam Ibnu Katsir makna “berpaling dari peringatan-
Ku” adalah: menyalahi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan
kepada Rasul-Ku, melupakannya dan mengambil petunjuk dari
selainnya (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, V/323).
Sedangkan penghidupan yang sempit tidak lain adalah
kehidupan yang semakin melarat, miskin, sengsara, menderita,
terjajah, teraniaya, tertindas dan sebagainya, sebagaimana yang
terjadi di negeri-negeri muslim sekarang.

‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬


Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Kondisi tersebut tak boleh berlangsung terlalu lama lagi. Umat
Islam harus mewujudkan ketaatan penuh dengan penerapan
syariah Islam secara kaffah, sebagaimana yang diinginkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala melalui firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 208:

‫ين آ َمنُواْ ا ْد ُخلُواْ ِفي ال ِس ْل ِم‬


َ ‫«يَا أَيُّ َها اله ِذ‬
‫ان ِإنههُ لَ ُك ْم‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ ‫ت ال ه‬ ِ ‫ط َوا‬ُ ‫َكآفهةً َوالَ تَت ه ِبعُواْ ُخ‬
»‫ين‬ ٌ ‫عد ٌُّو ُّم ِب‬
َ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam
secara keseluruhannya, dan janganlah kalian menuruti langkah-

10 | P a g e
langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.
(QS. Al-Baqarah: 208)

Penerapan syariat sebagai wujud ketaatan total kepada Allah


Ta’ala mengharuskan adanya pemimpin yang adil yang menerapkan
sistem yang adil pula, yakni sistem Islam. Kepemimpinan Islam
seperti itu juga berfungsi sebagai penjaga (hâris) bagi kaum
muslimin, baik agama, darah, harta, maupun kehormatan mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫اإل َما ُم ُجنهةٌ يُقَات َ ُل ِم ْن َو َرائِ ِه َويُتهقَى‬


ِ ‫« َو ِإنه َما‬
»‫ِب ِه‬
“Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, di belakangnya
orang-orang berperang, dan kepadanya orang-orang mencari
perlindungan.” (HR. Bukhari-Muslim).
Imam an-Nawawi menyatakan, hadits itu bermakna bahwa
Imam merupakan benteng/tameng karena ia melindungi umat dari
serangan musuh terhadap kaum muslimin, memelihara hubungan
kaum muslimin satu sama lain dan menjaga kekayaan kaum
muslimin.

‫ وهلل الحمد‬٣× ‫هللا أكبر‬


Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh

11 | P a g e
Spirit sami’nâ wa atha’nâ sebagaimana yang ditunjukkan oleh
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihimassalam jelas membutuhkan
pengorbanan. Dalam konteks ini, kita patut bertanya pada diri kita
sendiri: sejauh manakah pengorbanan kita dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, melaksanakan
kewajiban penerapan syariah Islam, dan memutuskan perkara
dengan apa yang telah Allah turunkan?
Jika kini kita bersegera, dan dengan ringan memenuhi
perintah berkurban, padahal itu menurut jumhur fukaha hukumnya
sunnah, maka semestinya kita lebih bersegera, dan dengan lebih
ringan menerapkan syariah Allah sebagai wujud ketaatan kepada-
Nya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala segera menurunkan
pertolongan-Nya kepada kaum muslimin. Semoga pula kita
termasuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah, dan berkorban penuh
keikhlasan dalam rangka mewujudkan kehidupan Islam. Hasbunal-
Lâh wa ni’mal wakîl ni’ma al-mawlâ wa ni’ma al-nashîr, lâ haula wa lâ
quwwata illa bil-Lâh.

[]

12 | P a g e
‫آن اْلعَ ِظي ِْم‪،‬‬‫ار َك هللا ِلي َولَ ُك ْم ِفى اْلقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ت َوال ِذ ْك ِر‬ ‫َونَفَعَنِي َو ِإيها ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم َن ْاْليَا ِ‬
‫ْال َح ِك ِيم َوتَقَبه َل هللاُ ِمنها َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ َو ِإنههُ‬
‫س ِم ْي ُع العَ ِل ْي ُم‪َ ،‬وأَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا‬ ‫ُه َو ال ه‬
‫هللا العَ ِظي َْم ِإنههُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
‫فَأ ْست َ ْغ ِف ُر َ‬
‫الر ِحيْم‪.‬‬
‫ه‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫هللاُ أ ْكبَ ُر × ‪٧‬‬


‫ان‬‫س ْب َح َ‬ ‫يرا َو ُ‬ ‫ّلِل َكثِ ً‬‫يرا َو ْال َح ْم ُد ِ ه ِ‬ ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِب ً‬
‫ه‬
‫صيالً‪ ،‬الَ ِإلَهَ ِإالًّ ه‬
‫َّللاُ َوالَ نَ ْعبُ ُد‬ ‫َّللا بُ ْك َرة ً َوأ َ ِ‬
‫هِ‬
‫ين َولَ ْو َك ِرهَ‬ ‫الد َ‬ ‫ين لَهُ ِ‬ ‫ص َ‬ ‫ِإاله ِإيهاهُ ُم ْخ ِل ِ‬
‫ص َدقَ‬‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫و‬
‫ُ َ‬ ‫َّللا‬
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ال‬‫إ‬
‫ِ ِ‬‫َ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ل‬‫إ‬ ‫َ‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫ون‬
‫َ‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫‪13 | P a g e‬‬
‫ع ْب َدهُ َو َهزَ َم األ َ ْحزَ َ‬
‫اب‬ ‫ص َر َ‬ ‫َو ْع َدهُ َونَ َ‬
‫َو ْح َدهُ‪،‬‬
‫َّللاُ‪ ،‬هللاُ أ ْكبَ ُر‪ ،‬هللا أكبر َو ِ‬
‫هلل‬ ‫الَ ِإلَهَ ِإالًّ ه‬
‫ْال َح ْمدُ‪.‬‬
‫لى‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ُّ‬
‫ش‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ه‬‫ِ‬ ‫ن‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫إ‬
‫َ ِ‬‫لى‬ ‫ع‬‫َ‬ ‫ِ‬
‫هلل‬ ‫د‬‫ُ‬ ‫م‬ ‫ْ‬ ‫ح‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫اَ‬
‫ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِالَهَ ِإاله هللاُ‬
‫س ِي َدنَا‬
‫أن َ‬ ‫َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد ه‬
‫إلى‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫ع‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫د‬‫ه‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْول‬ ‫ُم َح همدًا َ‬
‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوا ِن ِه‪ .‬الل ُه هم َ‬ ‫ِر ْ‬
‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‪.‬‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫ِو َ‬

‫اس اِتهقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر‬ ‫أ َ هما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النه ُ‬


‫هللا أ َ َم َر ُك ْم‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫ع هما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ‬ ‫َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬

‫‪14 | P a g e‬‬
‫ِبأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه‬
‫س ِب َح ِة ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ هن َ‬
‫هللا‬ ‫ْال ُم َ‬
‫لى النه ِبى يآ اَيُّ َها اله ِذي َْن‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صل‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه هم‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬‫آ َمنُ ْوا َ‬
‫علَ ْي ِه‬‫صلهى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫َ‬
‫س ِي ِدنا َ ُم َح هم ٍد َو َعلَى‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِل ْم َو َ‬‫َو َ‬
‫س ِل َك َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ هر ِبي َْن‬ ‫ا َ ْن ِبيآ ِئ َك َو ُر ُ‬
‫الرا ِش ِدي َْن أ َ ِبى‬ ‫اء ه‬ ‫ع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ض الل ُه هم َ‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫ع ْن بَ ِقيه ِة‬ ‫علي َو َ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتها ِب ِعي َْن َوتَا ِب ِعي التها ِب ِعي َْن لَ ُه ْم‬ ‫ال ه‬
‫عنها َمعَ ُه ْم‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الدي ِْن َو ْ‬ ‫ان اِلَى يَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫ِبا ِْح َ‬
‫اح ِمي َْن‪.‬‬ ‫الر ِ‬‫ِب َر ْح َمتِ َك يَا أ َ ْر َح َم ه‬

‫‪15 | P a g e‬‬
‫ت‬‫ا َلل ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِني َْن َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت اَالَ ْحيآء ِم ْن ُه ْم‬ ‫َواْل ُم ْس ِل ِمي َْن َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ت الل ُه هم أ َ ِع هز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِمي َْن‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫ص ْر ِعبَا َد َك‬ ‫الش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْن ُ‬ ‫َوأ َ ِذ هل ِ‬
‫اخذُ ْل‬ ‫الدي َْن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫اْل ُم َو ِح ِديهةَ َوا ْن ُ‬
‫الدي ِْن‬ ‫َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِمي َْن َو َد ِم ْر أ َ ْع َدا َء ِ‬
‫الدي ِْن‪ .‬الل ُه هم ا ْدفَ ْع‬ ‫َوا ْع ِل َك ِل َما ِت َك ِإلَى يَ ْو ِم ِ‬
‫الزالَ ِز َل َواْ ِلم َح َن‬ ‫عنها اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو ه‬ ‫َ‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َح َن َما َ‬ ‫َو ُ‬
‫سائِ ِر‬ ‫صةً َو َ‬ ‫ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيها خآ ه‬ ‫ط َن َ‬ ‫بَ َ‬
‫ب اْلعَالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫ان اْل ُم ْس ِل ِمي َْن عآ همةً يَا َر ه‬ ‫اْلبُ ِ‬
‫د‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬
‫ْلخ َرةِ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫َربهنَا آتِنا َ ِفى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ظلَ ْمنَا‬ ‫ار‪َ .‬ربهنَا َ‬ ‫اب النه ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫‪16 | P a g e‬‬
‫اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون هَن‬
‫سنَا َو ْ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫ِم َن اْلخَا ِس ِري َْن‪.‬‬

‫ب َو ُم ْه ِز َم اْأل َ ْحزَ ا ِ‬
‫ب‬ ‫اَلله ُه هم يَا ُم ْن ِـز َل ْال ِكتَا ِ‬
‫اِ ْه ِز ِم اْليَ ُه ْو َد َوا َ ْع َوانَ ُه ْم َو َ‬
‫ص ِل ْي ِب ِيي َْن‬
‫س َما ِل ِيي َْن َواِ ْخ َوانَ ُه ْم‬‫ار ُه ْم َو َرأْ ُ‬ ‫ص َ‬ ‫َوا َ ْن َ‬
‫ع ُه ْم‪.‬‬ ‫شيُ ْو ِع ِيي َْن َوا َ ْشيَا َ‬ ‫َواِ ْش ِت َرا ِك ِيي َْن َو ُ‬
‫سنَةً َوفِي اْ ِ‬
‫ْلخ َرةِ‬ ‫َربهنَا آتِنَا ِفي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ان َر ِب َك‬ ‫س ْب َح َ‬ ‫ار‪َ ،‬و ُ‬ ‫اب النه ِ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫علَى‬ ‫سالَ ٌم َ‬ ‫صفُ ْو َن َو َ‬ ‫ع هما يَ ِ‬ ‫ب ْال ِع هزةِ َ‬ ‫َر ِ‬
‫ب ْالعَالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫هلل َر ِ‬‫س ِلي َْن َو ْال َح ْم ُد ِ‬ ‫ْال ُم ْر َ‬

‫‪17 | P a g e‬‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ان‬ ‫س‬ ‫ح‬‫ْ‬ ‫إل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫هللا يَأ ُ ُ ِ َ ِ َ ِ َ ِ‬
‫د‬ ‫ع‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ر‬ ‫م‬ ‫هللا ! ِإ هن َ‬ ‫ِعبَا َد ِ‬
‫ع ِن اْلفَ ْح ِ‬
‫شآء‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ْتآء ِذي ا‬
‫َو ِإي ِ‬
‫ظ ُك ْم لَعَله ُك ْم تَذَ هك ُر ْو َن‬ ‫َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫هللا اْلعَ ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ‬
‫َوا ْذ ُك ُروا َ‬
‫هللا أ َ ْكبَ ْر‪.‬‬
‫لى ِنعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ‬‫ع َ‬ ‫َ‬

‫هلل ْال َح ْمدُ‪.‬‬


‫هللاُ أ َ ْكبَ ْر هللاُ أ َ ْكبَ ْر هللاُ أ َ ْكبَ ْر َو ِ‬

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫‪18 | P a g e‬‬

You might also like