Professional Documents
Culture Documents
Keyword: Sweet Potatos, Anemia, Hemoglobin, Pregnancy
Keyword: Sweet Potatos, Anemia, Hemoglobin, Pregnancy
Email : my_ulep@yahoo.com
ABSTRACT
Background: Maternal Mortality Ratio is an important indicator to determine the degree of
public health. causes of maternal death in Indonesia is the most common cause of obstetric
direct and indirect maternal deaths due to hemorrhage, eclampsia, complications of abortion,
sepsis postpartum, obstructed, including anemia (Depkes RI, 2009). Semarang City Health
Office said that in 2015 the number of pregnant women who are anemic 3861/21 057 votes
(18.33%). According to data from the Genuk public health center in 2014 the number of
hemoglobin levels pregnant women examined 303 people with anemia pregnant women 131
votes (43.23%), while in 2015 the number of hemoglobin levels pregnant women examined
721 people with anemia pregnant women 358 votes (49.65%) so that in the last 2 years in
Genuk public health center an increase in maternal anemia (PHC profile Genuk, 2015).
Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of giving sweet
potato consumption to hemoglobin levels in third trimester pregnant women
Methods : This study uses quasi experiments or quasi experiments. The population of this
study were TM III pregnant women at the Genuk Health Center, Semarang City using total
sampling technique.
Result : The results showed that the consumption of sweet potatoes influential to increase the
hemoglobin level of pregnant women was indicated by p value 0,000.
Conclution: From the results of the study it is expected that midwives can improve health
services, especially to overcome anemia in pregnant women by providing health education
about the benefits of sweet potatoes as an alternative food ingredient that can increase
maternal hemoglobin levels and prevent anemia. Midwives can also encourage pregnant
women to consume Fe tablets as well as consume other food sources that contain iron, one of
them is by consuming sweet potatoes
1) :
lecturer at polytechnic the Ministry of Health in Semarang
2) :
Student diploma study program IV midwifery semarang
2
dan III atau kadar < 10,5 gr% pada dibutuhkan untuk mengidentifikasi
trimester II (Saifuddin, 2002). nutrient yang berperan dalam kasus
Anemia defisiensi besi pada ibu anemia. Anemia gizi dapat disebabkan
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan oleh berbagai macam nutrient penting
perkembangan janin atau bayi saat pada pembentukan hemoglobin.
kehamilan maupun setelahnya Defisiensi Fe yang umum terjadi di
(Kemenkes RI, 2015). Terjadinya dunia merupakan penyebab utama
anemia pada masa kehamilan karena terjadinya anemia gizi (Fatmah, 2011).
volume darah total ibu meningkat Kurangnya zat besi dalam
sekitar 30-50 % pada kehamilan makanan dapat mengakibatkan
tunggal dan 50% pada kehamilan anemia. (Proverawati dan asfuah,
kembar. Volume darah total 2009) sehingga ekstra zat besi
merupakan kombinasi volume plasma diperlukan pada kehamilan. Kebutuhan
yang meningkat 70% dan volume sel zat besi pada kehamilan dengan janin
darah merah yang juga meningkat 33% tunggal adalah 200-600 mg untuk
dari nilai sebelum hamil semua ini memenuhi peningkatan massa sel
menyebabkan hemodilusi yang telihat darah merah; 200-370 mg untuk janin
pada kadar hematocrit rendah yang yang bergantung pada berat lahirnya;
dikenal dengan anemia fisiologis pada 150-200 mg untuk kehilangan
kehamilan dan sering terjadi pada usia eksternal; 30-170 mg untuk tali pusat
kehamilan 24-32 minggu. Peningkatan dan plasenta; 90-310 mg untuk
volume darah total dimulai pada awal menggantikan darah yang hilang saat
trimester pertama yang kemudian melahirkan, sehingga untuk mengatasi
meningkat pesat hingga pertengahan kehilangan ini, ibu hamil memerlukan
kehamilan dan kemudian melambat rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari
hingga menjelang minggu ke 32 (Jordan, 2003).
(Varney, 2007). Pemberian zat besi pada ibu
Perubahan hemodinamik hamil merupakan salah satu syarat
memudahkan sistem kardiovaskuler pelayanan kesehatan pada ibu hamil
pada ibu memenuhi kebutuhan janin untuk mencegah terjadinya anemia,
sambil mempertahankan status dimana jumlah suplemen zat besi
kardiovaskulernya sediri. Perubahan- yang diberikan selama kehamilan
perubahan ini disebabkan oleh ialah sebanyak 90 tablet (Fe3+). Zat
peningkatan kadar estrogen, besi merupakan mineral yang
progesterone, dan prostaglandin, dan dibutuhkan tubuh untuk membentuk
perubahan ini akan kembali normal sel darah merah (hemoglobin),
setelah kehamilan berakhir (Varney, pembentukan sel darah merah, zat
2007). besi juga berperan sebagai salah
Pencegahan dan pengobatan satu komponen dalam membentuk
anemia dapat ditentukan dengan mioglobin (protein yang membawa
memperhatikan faktor-faktor oksigen ke otot), kolagen (protein
penyebabnya, jika penyebabnya adalah yang terdapat pada tulang, tulang
masalah nutrisi, penilaian status gizi rawan, dan jaringan penyambung),
4
serta enzim. Zat besi juga berfungsi Daging umbi yang berwarna kuning,
dalam sistem pertahanan tubuh oranye hingga jingga menunjukkan
(Kemenkes RI, 2015). adanya beta-karoten yang berfungsi
Ubi jalar (Ipomoea Batatas) sebagai vitamin A didalam tubuh
adalah salah satu tanaman herbal yang manusia (Soenardi, 2009).
tumbuh menjalar didalam tanah dan Ubi jalar mengandung 4 mg zat
menghasilkan umbi (Murtiningsih, besi dalam 100 gram (Toruan, 2012),
2011). Dari tahun 1960-an penanaman sehingga penggunaan ubi jalar dapat
ubi jalar sudah meluas hampir di dikonsumsi ibu hamil yaitu dapat
semua provinsi di Indonesia. Pada meningkatkan kadar hemoglobin
tahun 1968, Indonesia merupakan dalam sel darah merah, dapat
Negara penghasil ubi jalar nomor mencegah dan mengobati anemia
empat terbesar di dunia karena karena kaya akan zat besi.
berbagai daerah menanam ubi jalar Tujuan penelitian ini untuk
(Rukmana, 2002). mengetahui pengaruh pemberian
Soenardi pada tahun 2009 konsumsi ubi jalar terhadap kadar
mengatakan bahwa ubi jalar salah satu hemoglobin pada ibu hamil trimester III.
palawija yang potensial dikembangkan
untuk penganekaragaman konsumsi METODE
pangan dan merupakan jenis umbi Penelitian ini menggunakan
yang relative tahan disimpan, semakin pendekatan kuantitatif, metode yang
lama disimpan rasanya bertambah digunakan dalam penelitian ini
manis. Sifat kimiawi dan efek adalah quasi experiment atau
farmakologis ubi jalar manis, dingin, eksperimen semu. Desain yang
astringent. digunakan dalam penelitian
Ubi jalar memiliki nilai gizi yang ini Pretest-Postest Design with
tinggi, kaya vitamin, dan mineral. Kontrol Group.
Dalam seratus gram ubi jalar Teknik sampling dalam penelitian ini
terkandung energi (123 kkal), protein adalah Purposive sampling. Populasi
(2,7 g), lemak (0.79 g), mineral penelitian ini adalah ibu hamil TM III
kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), besi di Puskesmas Genuk, Kota Semarang
(4 mg), vitamin B-1 (0.09 mg), vitamin dengan menggunakan teknik total
B-2 (0.32 mg), vitamin C (2-20 mg), sampling dengan jumlah responden
dan air (68,5%). Kandungan lemak sebanyak 44 responden yang terbagi
dalam ubi jalar cukup rendah (Toruan, menjadi 2 kelompok. Alat yang
2012). digunakan untuk mengumpulkan data
Macam macam umbi berdasakan dalam penelitian ini menggunakan alat
warna umbinya (Murtiningsih, 2011) pengukur hemoglobin digital mini
yaitu, ada ubi jalar warna ungu, screen dengan merek Hospitex. Alat
oranye, kuning, dan putih. Keunggulan yang digunakan untuk mengumpulkan
lain ubi jalar adalah warna dagingnya data dalam penelitian ini adalah Hb
yang beraneka ragam menunjukkan digital yang digunakan untuk
komponen bioaktif serta rasanya.
5
Sebagian besar besi dalam bentuk ferri (hemoksigenase) dan besi dibebaskan.
direduksi menjadi bentuk ferro. Hal ini Besi-hem dan nonhem kemudian
terjadi dalam suasana asam di dalam melewati alur yang sama dan
lambung dengan adanya HCl dan meninggalkan sel mukosa dalam
vitamin C yang terdapat di dalam bentuk yang sama dengan
makanan (Almatsier, 2004). menggunakan alat angkut yang sama.
Absorpsi terutama terjadi di Absorpsi besi-hem tidak banyak
bagian atas usus halus (duodenum) dipengaruhi oleh komposisi makanan
dengan bantuan alat angkut protein dan sekresi saluran cerna serta oleh
khusus. Ada dua jenis alat angkut status besi seseorang. Besi-hem hanya
protein di dalam sel mukosa usus halus merupakan bagian kecil dari besi yang
yang membantu penyerapan besi, yaitu diperoleh dari makanan (kurang lebih
transferin dan feritin. Transferin, 5% dari besi total makanan), terutama
protein yang disintesis di dalam hati, di Indonesia, namun yang dapat
terdapat dalam dua bentuk. Transferin diabsorpsi dapat mencapai 25%,
mukosa mengangkut besi dari saluran sedangkan nonhem hanya 5%. Agar
cerna ke dalam sel mukosa dan dapat diabsorpsi, besi nonhem di
memindahkannya ke transferin dalam usus halus harus berada dalam
reseptor yang ada di dalam sel mukosa. bentuk terlarut. Besi nonhem diionisasi
Transferin mukosa kemudian kembali oleh asam lambung, direduksi menjadi
ke rongga saluran cerna untuk bentuk ferro dan dilarutkan ke dalam
mengikat besi lain, sedangkan cairan pelarut seperti asam askorbat,
transferin reseptor mengangkut besi gula dan asam amino yang
melalui darah ke semua jaringan mengandung sulfur. Pada suasana pH
tubuh. Dua ion ferri diikatkan pada hingga 7 di dalam duodenum, sebagian
transferin untuk dibawa ke jaringan- besar besi dalam bentuk ferri akan
jaringan tubuh. Banyaknya reseptor mengendap, kecuali dalam keadaan
transferin yang terdapat pada membran terlarut seperti disebutkan di atas. Besi
sel bergantung pada kebutuhan tiap fero lebih mudah larut pada pH, oleh
sel. Kekurangan besi pertama dapat karna itu dapat diabsorpsi (Almatsier,
dilihat pada tingkat kejenuhan 2004).
transferin (Almatsier, 2004).
Besi dalam makanan terdapat SIMPULAN
dalam bentuk besi-hem seperti terdapat Kadar hemoglobin ibu hamil
dalam hemoglobin dan mioglobin sebelum diberikan intervensi pada
makanan hewani (daging, hati, ikan, kelompok intervensi rata-rata 10.8545
susu, yoghurt), dan besi non-hem dan pada kelompok kontrol rata-rata
dalam makanan nabati (kacang 10.4636 dengan sebagian besar
kacangan, sayuran warna hijau). Besi- mengalami anemia ringan sebanyak 13
hem diabsorpsi ke dalam sel mukosa responden (59%) dan sesudah
sebagai kompleks porfirin utuh. Cincin mengkonsumsi ubi jalar menjadi
porfirin di dalam sel mukosa kemudian normal sebanyak 18 responden
dipecah oleh enzim khusus (81,9%).
9