You are on page 1of 19
BAB 11 KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM A. PENGERTIAN KURIKULUM Kata “kurikulum” mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan lebih kurang sejak satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856, Pada tahun itu kata kurikulum digunakan dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish, Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu sebagai berikut. 1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajati siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan. (Tafsir, 2007: 53) Pengertian tersebut menimbulkan paham bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam Proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah mata pelajaran (bidang studi) yang ditawarkan itulah yang disebut kurikulum, Kegiatan belajar, selain yang mempelajati 162 lImu Pendidikan |siam Dipindai dengan CamScanne Jajaran tersebut, tid: mata Pel y » tidak termasuk kurikul bagaimana kita ketahui, kegiatan belajar di evar jegiatan mempelajari mata pelajaran. Mempelajari mata ° 1 nye hanyalah salah satu kegiatan belajar di sekolah. pen Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran disekolah disebabkan adanya pandangan tradisional yan; mengatakan bahwa kurikulum memang hanya rencana aes Pandangan tradisional ini sebenarnya tidak terlalu salah, snerel membedakan kegiatan belajar kurikuler dan kegiatan belajar ekstrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan kurikuler ialah kegiatan belajar untuk mempelajari mata pelajaran wajib, sedangkan kegiatan belajar kokurikuler dan ekstrakurikuler disebut mereka sebagai kegiatan penyerta. Praktik kimia, fisika, atau biologi, kunjungan ke museum untuk pelajaran sejarah misalnya, dipandang mereka sebagai kokurikuler (penyerta kegiatan belajar bidang studi). Apabila kegiatan itu tidak berfungsi sebagai penyerta, seperti pramuka dan olahraga (di luar bidang studi olahraga), maka yang ini disebut kegiatan di luar kurikulum (kegiatan ekstrakurikuler). Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekadar tencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang aktual dan nyata, yaitu yang aktual terjadi di sekolah dalam proses belajar. Di dalam pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat memberikan pengalaman belajar, atau dapat dianggap sebagai pengalaman belajar, seperti berkebun, olahraga, pramuka, dan pergaulan, dan beberapa kegiatan lainnya di luar bidang studi yang dipelajari- Semuanya merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat- Pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalamap belajar itulah kurikulum. saxyturn Pendiikan slam nan 11 Kul 163 Dipindai dengan CamScanne int kurikulum adalah pengalaman belajay, ain! erpengaruh dala Jaman belajar yang banyak bers i la im, SEE Te sa tidak hanya mempelajari ai , i lomol swasaan anak, tida ja sama dalam kelc ee lingkungan sekolah, kerja sama lalam kelompok, al di lingkungs jsik, dan lain-lain, juga merupakan Atas dasar ini, mak interak interaksi dengan lingkungan fi pengalaman belajar. Bera ak dari pengertian kurikulum a ters a sekolah dapat dianggap sebagai inna a one - dalam bentuk mini. Dan memang Soa ae ° f ein meneropong masy: rakat, teroponglah sekolal a rn eal sekolah penuh disiplin maka masyarakat tersebut lapat per irakan akan seperti itu. Apabila sekolah penuh dengan penipuan, maka penipuan itu juga akan terdapat di dalam masyarakat, demikian selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas maka isi kurikulum sangat luas. Hilda Taba mencoba merinci isi kurikulum. Menurutnya, isi kurikulum yang sangat luas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu tujuan, isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi. Pembagian ini diikuti oleh Ralph W. Tyler. Oleh karena itu, apabila seseorang ingin membuat atau menilai kurikulum, perhatiannya tentu tertuju pada empat pertanyaan berikut. 1, Apa tujuan Pengajaran? Di sini Pengajaran diartikan dalam Pengertian yang luas (inti pengalaman di sekolah ialah belajar). 2. Pengalaman belajar apa yang disiapkan untuk mencapai tujuan? Bagaimana pengalaman belajar itu dilaksanakan? 4. Bagaimana menentukan bahwa tujuan tel i i 01 Sh Juan telah tercapai? (Tafsir, Jika demikian, kurikul ‘um sangat penting d idi karena tujuan-tujuan hid # dalam pendidikan UP yang diyakini dalam masyarakat 164 imu Pendidikan Isiam Dipindai dengan CamScanne gebenarannya dapat dicapai melalui s dalam pengertian itu. Demikian juga dalam mengukur pencapaian tujuan-tujuan kita; apabila tujuan hidup kita ternyata banyak melenceng dalam. Pencapaiannya, maka hal yang harus dilakukan adalah segera merevisi kurikulum yang ditempuh dalam pelaksanaan pendidikan kita. Dalam pengertian vam ini, kurikulum adalah alat atau jalan untuk mencapai tujuan hidup peser u ta didik, yang juga merupakan tujuan hidup masyarakat secara umum. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa suatu kurikulum terdiri atas beberapa kom: ponen, yaitu tujuan, isi, metode atau proses belajar-mengajar, dan evaluasi. eR Setiap komponen dalam kurikulum tersebut sebenarnya saling berkaitan, bahkan masing-masing merupakan bagian integral dari kurikulum itu sendiri. Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam proses belajar mengajar. Tujuan itu mula-mula bersifat umum. Dalam operasinya tujuan tersebut harus dibagi menjadi bagian-bagian yang kecil. Bagian-bagian tersebut dicapai hari demi hari dalam Proses belajar mengajar. Kemudian tujuan yang kecil-kecil itu dirumuskan dalam Tencana pengajaran (lesson plan) yang Sering disebue Persiapan : : ditulis di dalam persiapan mengajar itu disebut gajar. Tujuan yang itu tujuan anak belajar (peser i jaran yang sebenamya, ta tujuan Pengajaral yang an tersebut mengarahkan perbuatan belajar Sic), Selenjutaya, Fol eserta didik dan guru. Mengajar yang dilakukan p -<; menunjukkan materi proses belajay Adapun an eb barus relevan dengan tujuan mengajar. Materi Oe dirumuskan. Oleh karena itu, terdapae Pengajaran yang tela’ dalam suatu proses belajar Mengajar, isi (materi) tertentl © belajar mengajat tersebut? Meman, Apa saja isi or oeyarakan bahwa isi proses tersebut adalah sangat mudah me Islam 165 ~ te Dandidikar Dipindai dengan CamScanne sesuai tujuan yang hendak dicapai. Namun, dalam Praktiknya tidaklah semudah itu, dipeflukan pakar yang benar-benar ahli dalam merencanakan isi proses belajar mengajar Jika tujuan Pengajaran ialah agar peserta didik dapat menendang bola dengan benar, tenty isi proses belajar mengajarnya adalah hal menendang bola; Apabila tujuan yang hendak dicapai ialah agar peserta didik memahami art Surah Al-Fatihah, maka isi proses tersebut tentulah mengetengah- kan terjemahan Surah Al-Fatihah. Praktik merancang bahan pengajaran seperti itu bukanlah perkara mudah. Harus dicermati, mata pelajaran apa saja yang perlu diberikan di sekolah tersebut? Apakah matematika, korespondensi, geografi, atau mata pelajaran lain perlu juga diajarkan? Apakah diperlukan pengajaran tentang pramuka, palang merah remaja (PMR), dan semacamnya? Apakah dalam lembaga pendidikan seperti di pesantren perlu diajarkan filsafat atau tidak? Dan bagaimana pula pembelajaran di perguruan tinggi semacam ITB, apakah perlu diberikan mata kuliah tasawuf? Hal tersebut tentu tidaklah sesederhana mengatakannya, diperlukan suatu keahlian untuk itu. Komponen proses belajar mengajar mempertimbangkan kegiatan peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar, peserta didik sebaiknya tidak dibiarkan sendirian karena hasil belajar yang akan dicapai peserta didik tersebut biasanya kurang maksimal. Karena itulah para ahli menyebut proses belajar dengan proses belajar mengajar karena meman; gabungan kegiatan peserta didik b tidak dapat terpisahkan. Mutu d: ditentukan oleh kemampuan gu ig proses tersebut merupakan elajar dan guru mengajar yang alam proses tersebut akan banyak ru (pendidik)-nya. Proses belajar Mengajar adalah kegiatan dalam mencapaitujuan. | es ini sering disebut sebagai metode mencapai tujuan. Mutu proses belajar mengajar banyak sekali bergantung pada kemampuan guru aes imu Pendidikan Islam Dipindai dengan CamScanne dalam menguasai dan men; etapa - vaitu teori psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan, metodolon nenasian metode belajar, Penggunaan alat Pengajaran, dan serine tralia bidang ini betkembang Pesat di Barat, Hal cersebut bisa dilthae dar semakin majunya teknologi dalam bidang pendidikan. Kecenderungannya jalah gury lca semakin hanyak diganti oleh mesin. Teoti-teorj dalam Pengajatan engin mesin (teaching machine) memperlibatkan kecend, Penggantian guru oleh mesin gaplikasikan, bel keilmuan, ialah apakah dalam pendi menggantikan peran guru, tugas guru yang dapat diga ‘ yang perlu diwaspadai dikan Islam teaching machine dapat Jika ya, bagia n-bagian Manakah dari ntikan oleh teknologi tersebut. Adapun komponen keempat atau evaluasi, kurikuler berupa penilaian (assessment) untuk me; persen tujuan dari proses belajar Mengajar dapat di cara melakukan penilaiannya? Sains khusus yal hal ini dinamakan teknik evaluasi yang tampal mengenai hal ini masih belum banyak ditulis oleh para abli pendidikan di kalangan muslim. Dalam teknik evaluasi, hasil penilaian tersebut biasanya berupa angka yang dinyatakan sebagai tolok ukur kompetensi Peserta didik. B PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Adapun Prinsip- Prinsip kurikulum pendidikan Islam menurut Mujib (2006: 131-133 ) adalah sebagai berikut. L. Prinsip yang berorientasi pad: a tujuan. “Al-umitr bi magdshidiha” metupakan adagium ushuliy ah yang berimplikasi pada aktivitas 16; - - anne 82011 Kuikulum Pendidikan isiam Dipindai dengan GamSc: Is 168 kurikulum yang terarah, sehingga ae pendidikan Yang tersusun sebelumnya dapat tercapal. H samping itu, Pety adanya persiapan khusus bagi para penye a Pendidikan untuk menetapkan tujuan-tujuan yang harus ficapai oleh peserta didik seiring dengan tugas manusia sebagai hamba dan khalifah Allah 38. ~ Prinsip relevansi. Implikasinya adalah mengusulkan agar kurikulum yang ditetapkan harus dibentuk sedemikian Tupa, schingga tuntutan pendidikan dengan kurikulum tersebut dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan masyarakat, serta tuntutan vertikal dalam mengemban nilai- nilai ilahi sebagai rahmatan li al-’alamin. Prinsip efisiensi dan efektivitas. Implikasinya adalah mengusul- kan agar kegiatan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai dan memenuhi harapan serta membuahkan hasil sebanyaknya. Islam mengajarkan agar seorang muslim menghargai waktu sebaik-baiknya (QS. Al- "Ashr (103): 1, Adh-Dhuha (93): 1, AL-Lail (92): 1, Asy-Syams (91): 1-9), sehingga tidak ada hari libur untuk beraktivitas (QS. Al-Jumu’ah (62): 9-10), serta menghargai tenaga dan aktivitas manusia. Baik tidaknya seseorang ditentukan oleh nilai kerjanya (QS. An-Najm (53): 39-40). Di samping itu, Islam juga mengajarkan agar seseorang sedapatnya menggunakan hartanya sesederhana mungkin, tidak boros, dan tidak menggunakannya untuk sesuatu yang kurang bermanfaat (mubadgir). (QS. Al Isr’ (17): 26-27). Prinsip fleksibilitas Program. Implikasinya adalah kurikulum disusun begitu luwes, sehingga mampu disesuaikan dengan Situasi setempat, waktu dan kondisi yang berkembang, tanp# lImu Pendidikan sia" Dipindai dengan CamScanne mengubah tujuan pendidikan Yang diinginkan, Pri hanya dilihat dari salah Satu faktor tetapi juga dilihat dari cotalitas ekosistem Kurikuly » baik yang berkenaan dengan ; perkembangan Peseta didik (kecerdasan kemampuan, dan pengetahuan yang diperolehy, Metode mengajar yang digunakan fasilitas yang tersedia, serta lingkungan yang ™mempengaruhinya, 4 brinaprnesg att va adalah mengupayakan : n ™anusia seutuhn, a, Manusia yan, mampu mengintegrasikan antara fakultas dilirden abate ae serta manusia yang dapat Menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat. Di samping itu, Pengupayaan kurikulum tersebut menghasilkan peserta didik yang mampu Menguasai ilmu-ilmu qur'ani (din Allah) dan imu-iimy kawni (sunnah Allah) yang bertujuan untuk mencari ridha Allah 3g, Prinsip ini dilakukan dengan cara memadukan semua komponen kurikulum tanpa adanya Pemenggalan satu dengan lainnya. Prinsip kontinuitas (istiqamah). Im, susunan kurikulum yang terdi insip ini tidak plikasinya adalah bagaimana ti dari bagian yang berke- kegiatan kurikulum lainnya, baik secara vertikal jenj an, tahapan), maupun secara horizontal. Prinsip sinkronisme. Implikasinya adalah bagaimana suatu kurikulum dapat seira ma, searah, dan setujuan, serta jangan an kurikulum lain yang menghambat, wanan, atau mematikan kegiatan lai » Prinsip objektivitas. Im tetsebur dilakuk obj Sampai terjadi kegiat: berla . plikasinya adalah adanya Kurikulum an melalui tuntutan kebenaran ilmiah yang jektif, dengan mengesampingkan pengaruh-pengaruh emosi Yang irasional, (QS. Al-Ma’idah: 8) 169 : ne! Babty urikulum Pendidikan islam Dipindai dengan CamSca 9. Prinsip demokratis. Implikasinya adalah pelaksanaan kurikuly harus dilakukan secara demokrasi. Artinya, saling mengery, memahami keadaan dan situasi tiap-tiap subjek dan objek kurikulum. Segala tindakan sebaiknya dilakukan melaly musyawarah untuk mufakat, sehingga kegiatan itu didukung bersama dan apabila terjadi kegagalan maka tidak menyalahkan satu dengan yang lain. 10. Prinsip analisis kegiatan. Prinsip ini mengandung tuntutan agar kurikulum dikonstruksikan melalui proses analisis isibahan Mata pelajaran, serta analisis tingkah laku yang sesuai dengan materi pelajaran. 11. Prinsip individualisasi. Prinsip kurikulum yang memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, inteligensi, bakat, serta kelebihan dan kekurangannya. 12. Prinsip pendidikan seumur hidup. Konsep ini diterapkan dalam kurikulum mengingat keutuhan potensi subjek manusia sebagai subjek yang berkembang dan perlunya keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subjek yang sadar akan nilai (yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidup). (Tim Depag RI, 1979: 18). Semua hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya belajar yang berkesinambungan. Seperangkat kegiatan kurikulum sedapatnya harus memberikan sumbangsih yang bersifat dinamis tethadap berbagai kebutuhan yang diinginkan oleh Peserta didik dan masyarakat umumnya. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan selalu berubah dan berkembang, sehingga tuntutan kurikulum harus bersifat fucuristik, Allah 3 dan rasul-Nya melandasi prinsip tersebut dengan firman-Nya: ae imu Pendidikan Ista Dipindai dengan CamScanne Bi sAVbie25 50h “an sembahlah Tithanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (aial)”. QS. AL-Hijr: 99), dan “Maka janganlah kamu mati kecuali dalam (masih) memeluk agama Islam” (QS. Al-Bagarah (2): 132), dan hadis Nabi 3: 2 SN aah ge da EI “Carilah ilmu mulai dari buaian sampai pada liang lahat” (Al-Hadis). Menurut Asy-Syaibani (1979: 519-522), prinsip utama dalam kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut. a Berorientasi pada Islam, termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Adapun kegiatan kurikulum yang baik berupa falsafah, tujuan, metode, prosedur, cara melakukan, dan hubungan-hubungan yang berlaku di lembaga harus berdasarkan Islam. Prinsip menyeluruh (syumuliyyah) baik dalam tujuan maupun isi kandungannya. Prinsip keseimbangan (tawazun) antara tujuan dan kandungan kurikulum. Prinsip interaksi (ittishdliyyah) antara kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat. Prinsip pemeliharaan (wig@yah) antara perbedaan-perbedaan individu. Prinsip perkembangan (tanmiyyah) dan perubahan (taghayyur) seiring dengan tuntutan yang ada dengan tidak mengabaikan nilai-nilai absolut ilahiyyah. Prinsip integritas (muwahhadah) antara mata pelajaran, penga- laman, dan aktivitas kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, Masyarakat, dan tuntutan zaman, serta tempat peserta didik berada. Dipindai dengan CamScanne Fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sebagai, 1) alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh h; . ve ‘atapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan; 2) pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan; 3) fungsi kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan; 4) Standardisasi dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada caturwulan, semester, maupun pada tingkat pendidikan tertentu. C. ISI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Syarat-syarat yang perlu diajukan dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut. 1. Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.’ 2. Adanya relevansi dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah 4% dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan. 3, Disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik. 4. Perlunya membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan memiliki fungsi pragmatis, sehingga mereka mempunyai keterampilan-keterampilan yang riil. 5. Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi, dan terlepas dari segala kontradiksi antara materi satu dengan mateti lainnya. ara lImu Pendidikan sa" Dipindai dengan CamScanne 6. Materi yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah all}: “ an-Masalal yang mutakhir, yang sedang dibicarakan, dan relevan den a tujuan negara setempat. gan 7, Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan perbedaan masing-masing individu. g, Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik. 9, Memperhatikan aspek-aspek sosial, misalnya dakwah Islamiyah. 10, Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga menjadikan kesempurnaan jiwanya. 11. Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti mem- berikan waktu istirahat dan refreshing untuk menikmati suatu kesenian. 12. Adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. (An- Nahlawi, 1979: 177-179 dan Asy-Syaibani, 1987: 173-186). Setelah syarat-syarat tersebut dipenuli, disusunlah isi kurikulum pendidikan Islam. Ibnu Khaldun, sebagaimana yang dikutip oleh AL-Abrasyi (1969: 285-287), membagi isi kurikulum pendidikan Islam dengan dua tingkatan, yaitu sebagai berikut. a. Tingkatan pemula (manhgj ibtida’i) Materi kurikulum pemula difokuskan pada pembelajaran Alquran dan As-Sunnah. Ibnu Khaldun memandang bahwa Alquran merupakan asal agama, sumber berbagai ilmu pengetahuan, dan asas pelaksana pendidikan Islam. Di samping itu, mengingat isi up materi penanaman akidah dan keimanan pada Alquran menca memuat akhlak mulia, dan pembinaan jiwa peserta didik, sert@ a Pribadi menuju perilaku yang positif, 173 Bab 11 Kurikulum Pendidikan sam Dipindai dengan CamScanne! j ‘ali) i tatas (manhaj a k jnj mempunyai dua kualifikasi; Pertama, ilmy. and an dzatnya sendiri, seperti ilmu syariah imu kalam, ilmu bumi, dan ilmy Kurikulum tingk ‘ kai eng: ilmu yang berkaitan deng , afsir, hadis, Raf ek ni am yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan avar beckan dengan dzatnya sendiri. Misalnya ilmu bahasa ukal (linguistik), ilmu matematika, dan ilmu mantiq (logika). Ibnu Khaldun kemudian membagi ilmu dengan tiga kategori, yaitu sebagai berikut. 1) Imu-ilmu nagliyah, yaitu ilmu yang diambil dari Alquran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Seperti ilmu fiqh untuk mengetahui kewajiban-kewajiban beribadah; ilmu tafsir untuk mengetahui maksud-maksud Alquran; ilmu ushul fiqh untuk meng-istimbath- kan hukum berdasarkan Alquran dan As-Sunnah,, serta ilmu- ilmu lainnya. 2) Imu-ilmu aqliyah, yaitu ilmu yang diambil dari daya pikiran manusia, seperti ilmu filsafat, ilmu-ilmu mantiq (logika), ilmu bumi, ilmu kalam, ilmu teknik, ilmu matematika, ilmu kimia, dan ilmu fisika. 3) Ilmu-ilmu lisan (linguistik), seperti ilmu nahwu, ilmu bayan, ilmu adab (sastra). (Abd Al-Amir Syams Ad-Din, 1984: 107, dan Saad Mursi Ahmad dan Sa’id Ismail Ali, 1974: 134-136). Al-Ghazali dalam (Sulaiman, 1964: 28) membagi isi kurikulum pendidikan Islam dengan empat kelompok dengan memper- timbangkan jenis, dan kebutuhan ilmu itu sendiri, yaitu a. ilmu-ilmu Alquran dan ilmu-j mu-ilmu , misalnya ilmu figh, As-Sunnah, tafsir, dan sebagainya; ners b. ilmu-ilmub A , dan’ ‘low spun sebagai alat untuk mempelajari ilmu Alqura 174 limu Pendidikan sa" Dipindai dengan CamScanne é ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, seperti ilmu kedokteran, matematika, industri, pertanian, teknologi, dan sebagainya; g._ ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat. Klasifikasi isi kurikulum tersebut berpijak pada klasifikasi ilmu pengetahuan dengan tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Ilmu pengetahuan menurut kuantitas yang mempelajari a. Ilmu fardhw ‘ain, yaitu ilmu yang harus diketahui oleh setiap muslim yang bersumber dari Kitab Allah. b. Ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu yang cukup dipelajari oleh sebagian orang muslim, seperti ilmu yang berkaitan dengan masalah duniawi, misalnya ilmu hitung, kedokteran, teknik pertanian, industri, dan sebagainya. 2. Ilmu pengetahuan menurut fungsinya a. Ilmu tercela (madzmumah), yaitu ilmu yang tidak berguna untuk masalah dunia dan masalah akhirar, serta mendatang- kan kerusakan, misalnya ilmu sihir, nujum, dan perdukunan. b. Imuterpuji (mahmudah), yaitu ilmu-ilmu agama yang dapat a dan menghindarkan hal-hal yang buruk, menyucikan jiw vn dapat mendekatkan diri manusia kepada serta ilmu yang Allah 3. Ilmu terpuji dalam batas-batas tertentu, dan tidak boleh cutis ra mendalam, karena akan mendatangkan Ci ad) seper imu filsafat. (Saad Mursi Ahmad dan Sa’id Ismail Ali, 1974: 128) - Selanjutnya, Al-Ghazali membagi ilmu model inj kepada elanj , lima macam, yaitu 5 | 1) " : raga (riyadhiyahs sepertiilmu teknik, matematika, dan olahrag: organisasi; 175 Rak aa eee Daneticikan 1Sta™ a Dipindai dengan CamScanne 2) ilmu logika (manthiq) yang digunakan untuk men datang kan pemahaman dan bukti dari dalil syar‘i; 3) ilmu teologi (uluhiyah), yaitu ilmu yang digunakan unt memperbincangkan Tuhan, seperti ilmu kalam; 4) ilmualam (thab'iyyah), yaitu ilmu yang digunakan menge. tahui sifat-sifat jasmani, seperti psikologi dan sebagainya, 5) ilmu politik dan rekayasa untuk kepentingan kemaslahatan dunia. (Sulaiman: 24-25) 3. Ilmu pengetahuan menurut sumbernya a. Ilmu syar'iyyah, yaitu ilmu-ilmu yang didapat dari wahyu ilahi dan sabda Nabi 3. b. Ilmu ‘agliyyah, yaitu ilmu yang berasal dari akal pikiran setelah mengadakan eksperimen dan akulturasi. Konferensi di Islamabad 11 menghasilkan keputusan bahwaisi kurikulum terbagi atas dua macam, yaitu parennial (naqliyah) dan acquired (aqliyah). Parennial diterima melalui wahyu yang terdapat pada Alquran dan As-Sunnah, sedangkan acquired diperoleh melalui imajinasi dan pengalaman indra. (Langgulung, 1989: 201) Adapun rinciannya sebagai berikut. 1. Grup parennial, yaitu ilmu Alquran, meliputi qira’at, hifzh, tafsir, sunnah, sirah, tauhid, fiqh, ushul fiqh, bahasa Alquran (baik fonologi, sintaksis, maupun semantik). 2. Grup acquired, yaitu a. seni (imajinatif), meliputi seni Islam arsitektur, bahasa, dan sebagainya; b. seni intelek, meliputi pengetahuan sosial, kesusastraa™ filsafat, pendidika in, ekonomi, politik, sejarah, peradaban 4 8 timu Pencisan Dipindai dengan CamScanne Islam, ilmu bumi, sosiologi, linguistik, psikologi, antropologi, dan sebagainya. ilmu murni, meliputi engineering dan teknologi, ilmu kedokteran, pertanian, kehutanan, dan sebagainya. d._ilmu praktik (practical science), meliputi ilmu perdagangan, ilmu administrasi, ilmu perpustakaan, ilmu kerumah- tanggaan, ilmu komunikasi, dan sebagainya. (Ali Ashraf, 1989: 116) Isi kurikulum yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, masih mencerminkan dikotomi keilmuan dan masih membeda- bedakan ilmu dari Allah dan ilmu produk manusia. Padahal, dalam epistemologi Islam dinyatakan bahwa semua ilmu merupakan produk Allah semata, sedangkan manusia hanya menginter- pretasikannya (QS. ALKabfi (18): 109 dan AL-Isra’ (710: 85). Schubungan dengan itu, perlu diperhatikan ayat berikut ini. SiS BSG EEE pebl gs gi g tik iyyfe s seit faye Og 2 Fb sary, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungeuhnya Di: ia menyaksikan segala seswatu? (QS, Fushshilat (41): 53) " Dalam ayat tersebut terkandung tiga isi kurikulum pendidi Islam (Mujib, 2006: 153-154), yaitu sebagai berikut. ee 1. Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”’ “ y . Rumusan isi kurileulum yang berkaitan dengan ketuhanan, mengenai zat, Bab 11 Kurikulum Pendidikan Islam 177 Dipindai dengan CamScanne Jasinya tethadap manusia q. ; an-Nya, dan relasin . an ion — Bagian ini melipuci imu kalam,ilmu metas, alam nu fiqh, ilmu akhlak (tasawuf) , ilmu-ilmu tentan, ise an dan As-Sunnah (tafsir, mushthalah, linguistik, Ushy| fab, dan sebagainya). Isi kurikulum int berpijak pada Wwahyy Allah $6. 2. Isikurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”, Rumusan : isi kurikulum yang berkaitan dengan perilaku manusia, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk berbudaya dan makhluk berakal. Bagian ini meliputi ilmy politik, ekonomi, kebudayaan, sosiologi, antropologi, sejarah, linguistik, seni, arsitek, filsafat, psikologi, paedagogi, biologi, kedokteran, perdagangan, komunikasi, administrasi, matematika, dan sebagainya. Isi kurikulum ini berpijak pada ayat-ayat anfusi. 3. Isikurikulum yang berorientasi pada “kealaman”. Rumusan isi kurikulum yang berkaitan dengan fenomena alam semesta sebagai makhluk yang diamanatkan dan untuk kepentingan manusia. Bagian ini meliputi ilmu fisika, kimia, pertanian, perhutanan, perikanan, farmasi, astronomi, Tuang angkasa, geologi, geofisika, botani, zoologi, biogenetik, dan sebagainya. Isi kurikulum ini berpijak pada ayat-ayat afaqi. Ketiga bagian isi kurikulum tersebut disajikan dengan terpadu (integrated Approach), tanpa adanya pemisahan, misalnya apabila membicarakan Tuhan dan sifat-Nya, akan berkaitan pula dengan telasi Tuhan dengan manusia dan alam semesta. Membicaraka" ‘Alek toca Penjelasan tawhid fi ash-shifat (mengesek*" alam sifat-Nya) juga menjelaskan pula bagaimana manus 178 imu Pencian 9 Dipindai dengan CamScanne aperilaku seperti perilaku Tuhannya, baik tethadap sesama asia maupun pada alam semesta. Jika Allah 3 memiliki cinta ang inklusif (Ar-Rahman) dan cinta eksklusif (Ar-Rahim), maka ganusia pun harus demikian. Dengan demikian, isi kurikulum resebut akan membicarakan hakikat Tuhan, manusia, dan alam semesta. Dipindai dengan CamScanne spovitaku seperti perilaku Tuhannya, baik terhadap sesama ganusia maupun pada alam semesta. Jika Allah 3¢ memiliki cinta and inklusif (Ar-Rahman) dan cinta eksklusif (Ar-Rahim), maka ganusia pun harus demikian. Dengan demikian, isi kurikulum rersebut akan membicarakan hakikat Tuhan, manusia, dan alam mest Dipindai dengan CamScanne

You might also like