You are on page 1of 32

PENYIMPAN BENIH

inisi
k benih mencapai matang fisiologis sampai benih ditanam pada musim yang
a di lain tahun (muism yang berlainan dalam tahun yang sama)
yimpanan pada tanaman, diwadah simpan, digudang, dan saat transit (daerah
ra produksi ke daerah lain).
uan
emperpanjang periode II dalam konsep viabilitas benih (Steinbaurer, 195
egan menghindarkan terjadi kemunduran fisiologis benih yang sudah mencap
or maksimum pada saat masak fisiologis
elestarian benih dari sesuatu jenis tanaman
ntuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan sepanjang mun
ntuk menjamin persediaan benih bermutu untuk suatu program penanaman
perlukan
disi simpan yang baik:
engurangi metabolisme benih
enjauhkan serangga, jamur, dan penyakit
engurangi kemunduran benih
mbaran umum penyimpanan yang baik:
mpan benih pada suhu serandah mungkin yang tidak murusak benih
mpan benih pada kadar air serendah mungkin yang tidak merusak benih
langkan sebanyak mungkin penyakit sebelum disimpan
ndungi benih dari penyakit selama penyimpanan
mpan benih ortodox dengan kadar air rendah dalam tempat kedap udara
mpan benih rekalsitran dalam bahan yang dapat dilewati udara tetapi menah
embapan
mpan ditempat gelap
KEMUNDURAN BENIH SELAMA PERIODE
SIMPAN
enih mengalami kemunduran selama waktu penyimpanan walaupun disimpan dalam
ndisi penyimpaan optimum (Roberts, 1972)
enih-benih yang tua mempunyai abrasi kromosom yang tinggi (Navashin dalam Ro
82)
brasi kromosom selama kemunduran benih dipengaruhi oleh suhu, kelembaban,
sigen sehingga penyebab akumulasi abrasi kromosom dan penurunan viabilitas
ielson dalam Roberts, 1972)
jala kemunduran benih (Abdul Baki dan Anderson, 1972)
1. Gejala fisiologis yaitu perubahan warna benih, perkecambahan lambat, kurang
eransi terhadap lingkungan perkecambahan yang suboptimal, kurang toleransi
hadap kondisi simpan yang kurang baik, pertumbuhan bibit lemah, lebih peka terh
diasi dan jumlah kecambah abnormal meningkat
2. Gejala biokimia yaitu perubahan dalam respirasi, aktifitas enzim, permeabi
embran, persediaan makanan, laju sintesis, dan kromosom

enyebab kemunduran (Croker dan Barton, 1957):


Degenerasi enzim
Habis bahan cadangan makanan
Hilangnya kemampuan kombinasi molekul-molekul protein membentuk
protoplasma yang aktif
Koagulasi protein embrio
Degenerasi inti sel
Akumulasi hasil metabolisme beracun
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYIMPAN BENIH
• Faktor dalam
– Jenis atau golongan benih
– Viabilitas awal benih
– Kadar air benih
• Faktor luar
– Temperatur
– Kelembaban
– Gas di sekitar benih
– Mikroorganisme
FAKTOR DALAM
1. JENIS ATAU GOLONGAN BENIH
Mikrobiotik < 3 tahun

Jenis atau
golongan Mesobiotik 3-15 tahun
benih
15-100
Makrobiotik
tahun
(Owen (1956) dalam Sutopo (2012))
2. VIABILITAS AWAL BENIH
Masak Viabilitas
Viabilitas awal
Fisiologis maksimum

Benih yang akan disimpan haru


bertitik tolak dari viabilitas awa
yang semaksimum mungkin
untuk dapat mencapai waktu
simpan yang lama
karena,viabilitas awal akan
mengalami kemunduran dan
tidak dapat dihentikan lajunya
(Sutopo, 2012).
CARA MEMPEROLEH VIABILITAS
AWAL YANG BAIK
Sehat

Viabilitas awal
Cukup masak
yang baik

Dipanen saat
cuaca kering
3. KADAR AIR BENIH

Kadar air tinggi Daya simpan pendek

Benih Kehilangan
Kadar air rendah viabilitas/kemampuan
(Higroskopis) berkecambah

Benih dapat
Kadar air tepat disimpan jangka
panjang
Menurut Harrington (1972) dalam Sutopo (2012), menyatakan bahwa
setiap kenaikan kadar air benih 1% maka umur benih akan menjadi
setengahnya. Sedangkan, setiap penurunan kadar air 1% maka akan
melipatgandakan masa simpan benih tanpa kehilangan viabilitasnya.
Tabel 1. Hasil Percobaan Bass (1953) Hubungan Kadar Air dan
Viabilitas Serta Daya Simpan Benih Kentucky Blue Grass
Benih Kadar air (%) Viabilitas (%) Keterangan

54 80 30oC (45 jam)

Kentucky 44 100 45oC (36 jam)*


bluegrass
11 100 50oC (45 jam)
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP
LAMA WAKTU SIMPAN
Benih Kadar air (%) Lama simpan

14% < 3 bulan


kedelai
9% 12 bulan

Benih kedelai dengan kandungan air 14% tidak tahan disimpan lebih lama dari tiga bulan pada
temperatur udara 85F (30°C), tetapi bila kandungan airnya diturunkan sampai 9% pada kondisi
yang sama maka benih kedelai tersebut mampu mempertahankan viabilitasnya selama setahun
penuh.
Tabel 1. Kandungan air benih beberapa jenis tanaman pada saat panen
dan untuk penyimpanan 1 tahun dan 5 tahun

Jenis tanaman Kadar air benih Kadar air benih untuk penyimpanan (%)
saat panen (%)
1 tahun 5 tahun
Jagung 14-30 13 11
Sorgum 10-20 12 10-11
Padi 16-24 14 -
Kedelai 20 11 10
FAKTOR LUAR
1. TEMPERATUR
Bagaimana
pengaruh
temperatur Berapa
terhadap temperatur
penyimpanan optimum untuk
benih? penyimpanan
benih jangka
panjang?
Apa
hubungan
nya dengan
viabilitas
benih?
Temperatur yang terlalu tinggi pada saat
penyimpanan dapat membahayakan dan
mengakibatkan kerusakan pada benih.

Hal tersebut menyebabkan protoplasma dari


embrio dapat mati akibat keringnya sebagian atau
seluruh benih.

Temperatur yang tinggi akan memperbesar


terjadinya penguapan zat cair dari dalam benih
hingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan
kemampuan untuk berkecambah (Sutopo, 2012).
Temperatur optimum untuk penyimpanan benih jangka
panjang terletak antara 0o-32oF (–18 – 0oC) (Sutopo,
2012).

Benih akan lebih efektif apabila disimpan pada


temperatur rendah daripada temperatur tinggi. Hal
tersebut dikarenakan semakin rendah temperatur maka
kemunduran viabilitas benih dapat semakin dikurangi,
sedangkan semakin tinggi temperatur akan semakin
meningkat laju kemunduran viabilitas benih (Sutopo,
2012).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMPERATUR
DALAM TEMPAT PENYIMPANAN BENIH YAITU:

PENGARUH
PENGARUH TIDAK
LANGSUNG LANGSUNG
2. KELEMBABAN
Bagaimana pengaruh Apa itu kelembapan nisbi?
kelembaban terhadap Berapakah kelembaban yang cukup
penyimpanan benih? baik untuk mempertahankan
viabilitas benih?
Salah satu sifat yang dimiliki oleh benih adalah higrokopis
sehingga menyebabkannya selalu mengadakan kesetimbangan
dengan udara disekitarnya.

Apabila kandungan air dalam benih rendah sedangkan


kelembaban udara di sekitar benih tinggi maka akan
mengakibatkan terjadinya penyerapan air oleh benih dan
penurunan kelembaban udara sekitar benih sampai tercapai
tekanan yang seimbang.

Akan tetapi, bila kandungan air dalam benih tinggi dan


kelembaban udaranya rendah dapat menyebabkan penguapan
air dari dalam benih dan mempertinggi kelembaban udara di
sekitar benih (Sutopo, 2012).
Kelembapan nisbi menunjukkan
persentase jumlah uap air yang
sesungguhnya ada di udara
terhadap jumlah uap air yang
mampu ditahan oleh uap air
tersebut pada suhu yang sama
(Justice dan Bass, 1978).

Bagi kebanyakan jenis benih kelembaban


nisbi antara 50 – 60% temperatur antara
32 – 50°F ( 0o – 10'C) adalah cukup baik
untuk mempertahankan viabilitas benih
paling tidak untuk jangka waktu
penyimpanan selama setahun (Sutopo,
2012).
3. GAS DI SEKITAR BENIH
Bagaimana
pengaruh gas Benih yang memiliki kadar air di bawah 10%
akan mampu bertahan lebih lama, apabila
yang ada di CO2 pada udara di sekeliling benih
sekitar benih? tersebut kenyataannya lebih tinggi daaripada
O2 pada udara itu.

Akan tetapi, Benih yang memiliki kadar air


di atas 14% akan lebih pendek umurnya, hal
tersebut dikarenakan uap air di sekeliling
benih itu akan menurunkan O2 -nya dan
menaikkan CO2 pada udara tersebut
(Kartasapoetra, 2003).
4. AKTIVITAS MIKROORGANISME

Menurut Halim (1965) dalam Sutopo (2012) ada dua macam


cendawan yang menyerang benih yaitu:

Cendawan di dalam
Cendawan Lapangan
tempat penyimpanan

Menyerang benih sebelum


dipanen atau sesudah Menyerang benih pada
panen pada waktu menanti waktu penyimpanan.
proses pengeringan
Terdapat beberapa jenis hama
Beberapa contoh cendawan
dan patogen di dalam tempat
lapangan antara lain Alternaria penyimpanan benih antara lain:
sp., Cladosporium sp.,
Helminthosporium sp., Fusarium 1. Cendawan, seperti
sp. Aspergillus flavus, Penicillium
sp.
2. Bakteri, seperti
Pseudomonas glycine
3. Virus, seperti Common
mosaic dan Tobacco ring-spot
4. Hama, seperti tikus,
Calandra sp., Corcyra
cephalonica Staint, Ephestia
cautella Walker, Rhyzopertha
dominica E.
5. CAHAYA

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang


dapat mempengaruhi penyimapan benih.

Harrington (1972) dalam Justice dan Bass


(1978) menujukkan, bahwa sinar ultra violet
matahari dapat menurunkan masa hidup benih
sebelum dipanen dan mempercepat
kemundurat benih simpan.
HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KELEMBABAN
RELATIF UDARA PADA SUHU TERTENTU

Menurut Copeland (1977) dalam Kartasapoetra (2003), benih itu higroskopis sehingga dapat
membiarkan kadar airnya berada dalam keseimbangan dengan tiap kelembaban relatif udara,
keseimbangan mana dicapai apabila benih tidak ada kecenderungan untuk menyerap atau
melepaskan air lagi.
Grafik 1. Keseimbangan Higroskopis

Berdasarkan Grafik 1 di atas diketahui hubungan antara persentase kandungan air


benih dan kelembaban relatif yaitu berbanding lurus. Semakin tinggi kelembaban
relatif, maka semakin tinggi persentase kandungan air benih. Grafik 1 di atas juga
menunjukkan keadaan benih untuk penyimpanan dalam berbagai fase diantaranya:
• Grafik di atas juga menunjukkan keadaan benih untuk penyimpanan dalam berbagai fase diantaranya:
• A. Fase 1
• Dalam fase ini kadar air benih dan kelembaban relatif bernilai rendah. Air diikat dalam benih, sebagai
bahan kimia dan kehilangan air benih dapat disebabkan luka pada benih tersebut.
• B. Fase 2
• Dalam bagian atas fase ini kadar air benih yang tinggi pada kelembaban yang relatif tinggi sangat
mudah dikurangi atau dihilangkan yaitu dengan pengeringan (perlu diketahui bahwa air pada bagian
atas pada fase, ini merupakan penyebab deteriorasition atau kemunduran benih selama disimpan).
Sedangkan, air pada bagian bawah dari fase ini merupakan air yang demikian erat diikatnya oleh
benih, sehingga sulit untuk dihilangkan.
• C. Fase 3
• Dalam fase ini kanduangan air tinggi dan kelembaban sangat tinggi, air tidak diikat oleh benih. Hal ini
menyebabkan benih mudah mengalami kemunduran (Kartasapoetra, 2003).
KESIMPULAN

1. Penyimpanan benih dilakukan dengan tujuan penggunaan benih di waktu mendatang.


2. Faktor yang memepengaruhi penyimpanan benih meliputi faktor dalam dan faktor luar yang
saling berhubungan.
3. Setiap benih memiliki daya simpan yang berbeda-beda tergantung faktor dalam dan faktor
luar
DAFTAR PUSTAKA
Bass, L.N. 1953. Relationships of Temperature, Time and Moisture Content to the
viability of seed of Kentucky Bluegrass. Lowa Acad Sci. Proc. 60: 86-88.

Copeland, L.O. 1997. Principles od Seed Sciences and Technology. Burgess publ.
Comp. USA. hlm-.

Harrington, J.F. 1972. Seed Storage and Longevity. Illus. New York. hlm
145-157.

Halim, A. 1965. Penyimpanan palawija khususnya cerealia dan kacang-


kacangan. Penerbit. Kota. hlm 10-16.

Justice, O.L., dan N. Bass. 1978. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. PT


RajaGrafindo Persada. Jakarta. hlm 36, 65-70.

Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum. PT Rineka Cipta. Jakarta. hlm 108-111

Sutopo, L. 2012. Teknologi Benih. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. hlm 179-196.


TERIMA KASIH

You might also like