You are on page 1of 4

Xerophthalmia

Kata Xerophthalmia berasal dari bahasa Yunani yang berarti mata gagal
memproduksi air mata atau dikenal sebagai mata kering (dryeyes). [Xeros
= kering; ophthalmos = mata].
Xerophthalmia berhubungan dengan:
• penyakit sistemik seperti sindrom Sjogren, SLE (systemic lupus
erythematosus), rheumatoid arthritis, skleroderma, sarkoidosis,
amiloidosis, dan hipotiroidisme.
• Defisiensi vitamin A
• Penggunaan beberapa jenis obat-obatan termasuk antihistamin,
dekongestan nasal, obat penenang dan obat anti depresi.
Kita akan membahas yang disebabkan oleh defisiensi vitamin A,
sedangkan penyebab yang lain akan merujuk pada tata laksana kausatif
dan simptomatik yang sesuai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada defisiensi vitamin A:
• Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan gangguan respons imun
(meningkatkan risiko serangan, keparahan, akan suatu infeksi) dan
dapat menyebabkan xerophthalmia, yang dapat berkembang menjadi
kebutaan total jika dibiarkan tanpa perawatan.
• Defisiensi vitamin A dan xerophthalmia umumnya terjadi pada anak-
anak (khususnya yang menderita malnutrisi atau campak) dan wanita
hamil di daerah endemik. Defisiensi vitamin A dapat dicegah dengan
pemberian retinol secara sistematis.
Tanda-tanda klinis (menurut klasifikasi WHO)
• Tanda awal adalah hemeralopia atau buta senja (night blindess) =
tampak anak tidak dapat melihat pada pencahayaan yang redup,
dapat membentur benda-benda sekitar dan/atau kecepatan berjalan
menurun.
• Tanda lain yang muncul secara bertahap:
○ Xerosis Konjungtival: konjungtiva menjadi kering, menumpul,
menebal, berkerut dan tidak sensitif.
○ Bintik Bitot: Berupa patch keabuan pada bagian konjungtiva
bulbar yang tampak dari luar, seringkali pada kedua mata,
merupakan tanda spesifik namun tidak selalu ada. (lihat
gambar)
○ Xesoris Korneal: kornea menjadi kering, menumpul dan kasar.

○ Tampak ulkus kornea, dengan adanya risiko infeksi sekunder.

○ Keratomalasia adalah tanda terakhir dan paling parah dari


xerophthalmia, ditandai dengan pelunakan kornea, diikuti
dengan perforasi bola mata dan kebutaan permanen.

Terapi
Mengenali gejala awal dan segera melakukan terapi adalah hal yang
sangat mendasar guna mencegah komplikasi-komplikasi yang lebih parah.
Pandangan dapat diselamatkan jika memenuhi keadaan ulserasi di bawah
sepertiga luas kornea dan tidak mempengaruhi pupil. Walau defisiensi
telah mengarah ke keratomalasia dan hilangnya daya pandang yang tidak
dapat dikembalikan, namun terapi masih layak diberikan, dengan tujuan
menyelamat mata yang satunya dan jiwa pasien.
Retinol (Vitamin A) PO
• Tanpa memperhatikan stadium klinis:

○ Anak-anak dari 6 hingga 11 bulan (atau di bawah 8 kg):


100.000 IU sekali sehari pada H1, H2 dan H8
○ Anak-anak di atas 1 tahun (di atas 8 kg): 200.000 IU sekali
sehari pada H1, H2 dan H8
○ Dewasa (kecuali wanita hamil): 200.000 IU sekali sehari pada
H1, H2 dan H8
○ Bayi di bawah 6 bulan: 50.000 IU sekali sehari pada H1, H2 dan
H8 jika diperlukan. Bagaimana pun defisiensi vitamin A sangat
jarang pada bayi yang memperoleh ASI.
• Pada ibu hamil, terapi bervariasi tergantung stadium penyakit:

○ Rabun senja atau bintik bitot: 10.000 IU sekali seminggu untuk


setidaknya 4 minggu. Jangan melebihi dosis ini (potensial risiko
teratogenik).
○ Jika kornea terlibat, risiko kebutaan lebih berat daripada risiko
teratogenik. Berikan 200.000 IU sekali sehari pada H1, H2
dan H8.
• Lesi-lesi kornea merupakan kedaruratan medis. Sebagai tambahan
untuk pemberian vitamin A secepatnya, terapi lokal, sebagaimana
untuk konjungtivitis bakterial diperlukan.
Pencegahan
• Pemberian retinol PO secara sistematis pada anak-anak yang
menderita campak (satu dosis pada H1, H2 dan H8) atau malnutrisi
(dosis tunggal).
• Pada area-area di mana defisiensi vitamin A umum:
○ Suplemen retinol rutin:
 Anak-anak 6 – 11 bulan: 100.000 IU dosis tunggal setiap 4
–6 bulan.
 Anak-anak 1 – 5 tahun: 200.000 IU dosis tunggal setiap 4 –
6 bulan.
 Ibu setelah melahirkan anak: 200.000 IU dosis tunggal
dalam jarak 1 bulan pasca persalinan.
○ Konsumsi makanan kaya vitamin A (buah-buahan, sayuran,
wortel, daging, hati, susu, telur).
○ Konsumsi makanan yang diperkaya vitamin A.

You might also like