Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Widiharto (F1B008066)
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang masuk dalm kategori
negara agraris. Tanah Indonesia yang subur sangatlah memungkinkan sebagai
lahan pertanian. Sehingga banyak penduduk negeri ini yang bermata pencaharian
sebagi petani. Pemerintah melalui kementrian pertaniannya jugta mempunyai
target untuk dapat mencapai hasil yangf maksimal di bidang pertanian, yaitu
dengan tercapainya ketahanan pangan nasional atau bahkan sampai terwujudnya
surplus beras nasional. Cita-cita pemerintah tersebut memang sangatlah wajar
ketika dibandingkan dengan tanah Indonesia yang sangat luas dan subur.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan secara nasional, maka diperlukan
adanya pembangunan. Pembangunan merupakan hal yang harus dilakukan oleh
suatu negara dalam mewujudkan kemakmuran masyarakat. Pembangunan ini
identik dengan masalah perekonomian yang tidak lepas dari masalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan hal yang sangat kompleks dan sulit sekali untuk diukur
dan sering terjadi di negara-negara berkembang atau negara Dunia Ketiga (tak
terkecuali Indonesia). Indonesia secara ekonomi didominasi oleh sektor pertanian
yang identik dengan wilayah pedesaan.
Di Indonesia sebenarnya banyak sekali potensi desa yang bisa menambah
pendapatan daerah dan pendapatan negara, tetapi letak pedesaan yang terpencil
dan fasilitas distribusi yang tidak lancar menyebabkan pedesaan tidak dapat
memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah dan pendapatan negara dalam
rangka mensukseskan pelaksanaan pembangunan nasional. Kondisi masyarakat
yang seperti itu, setiap pelaksanaan pembangunan perlu adanya perencanaan
karena kebutuhan pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang tersedia.
Melalui perencanaan ini dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien
dan efektif dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya
yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada.
“Perencanaan pembangunan pada umumnya harus memiliki, mengetahui,
dan memperhitungkan beberapa unsur pokok, yaitu : tujuan akhir yang
dikehendaki, sasaran-sasaran dan prioritas yang mewujudkannya (yang
mencerminkan pemilihan berbagai alternatif), jangka waktu mencapai
sasaran-sasaran tersebut, masalah-masalah yang dihadapi, modal dan
sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya, kebijaksanaan-
kebijaksanaan untuk melaksanakannya, orang, organisasi, atau badan
pelaksananya, mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya (dalam Kartasamita, 1997 : 49)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka perumuan masalah yang penulis ambil
adalah “ Bagaimakah Strategi pembangunan pertanian di Kabupaten Banyumas?”
C. Manfaat
a Secara Teoritis
Penulisan ini berguna untuk memperkaya ilmu administrasi negara
dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dari masa ke masa
seiring dengan kemajuan zaman.
b. Secara Praktis
Penulisan ini berguna sebagai masukan/ sebagai pertimbangan
pemerintah dalam rangka membuat kebijakan selanjutnya terutama
dalam melaksanakan program pembangunan pertanian di Kabupaten
Banyumas perlu memperhatikan adanya perencanaan sebagai salah
satu fungsi manajemen.
D. Informan
1. Bapak Suwarseno
Jabatan : Kasi (Kepala Seksi ) Padi Palawija
Alamat Kantor : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Banyumas
Jl. Prof. Soeharso Telp/Fax (0281) 641069 (Kompleks
Gor Satria) Purwokerto 53114
2. Bapak Nurdi
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Sunan Bonang, Desa Tambak Sogra Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Banyumas
A. Teori Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan
logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi
komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
* Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia
membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat
kehidupan.
* Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak
ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi
menganggap dilakukan "untuk bebas".
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya
menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa
tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita
dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita
dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun
paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek
ekologi, masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau
psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan
ekonomi berkembang bersama.
A. Kesimpulan
1. Kabupaten Banyumas mempunyai potensi yang besar untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Potensi ini selain factor alam yang memang sangat
besar dan potensi posisi yang strategis juga potensi pertanian yang besar
pula.
2. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang.
Ekologi sangat mempengaruhi proses pembangunan pertanian di
Kabuparten Banyumas.
3. Usaha untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, selayaknya dan
seharusnya memperhatikan lingkungan pertanian yang ada. Pemerintah
dan petani diharapkan jangan sampai mengotori bahkan merusak
lingkungan.
B. Saran
1. SDM dalam suatu pembangunan pertanian harus di organisasikan secara
tepat untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh.
2. Proses penyuluhan yang di berikan Dinas Pertanian haruslah diperhatikan
dalam pencapain keefektifitan kinerja Petani
3. Penjagaan terhadap lingkungan agar tidak tercemar harus selalu di
perhatikan, jangan sampai dengan dalih meningkatkan hasil produksi
pertanian kemudian melaksanakan segala cara tanpa memperhatikan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Fakih, Mansoer, 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Insist
Press, Yogyakarta.
Islamy, M. Irfan, 1988, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara
Cetakan Ketiga, Bina Aksara, Jakarta.
Kartasasmita, Ginandjar, 1997, Administrasi Pembangunan Perkembangan
Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia, Pustaka LP3ES, Jakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1987, Perencanaan Pembangunan Cetakan Kesepuluh,
Hajimasagung, Jakarta.
Wahab, Solichin Abdul, 1990, Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara, Rineka
Cipta, Jakarta.
Winardi, 1983, Asas-asas Manajemen, Alumni, Bandung.
Sumber Lain :
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas
Bappeda Kabupaten Banyumas
UU RI No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
http://www.banyumaskab.go.id diakses tanggal 21 Desember 2010
http://www.blogger.com diakses tanggal 21 Desember 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi diakses tanggal 21 Desember 2010
NO KECAMATAN PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI
PADI 2007 PADI 2008 PADI 2009
(Ton) (Ton) (Ton)
1 LUMBIR 10.515 10.772 13.537
2 WANGON 15.550 17.767 18.447
3 JATILAWANG 19.404 19.754 19.608
4 RAWALO 16.096 16.865 14.353
5 KEBASEN 9.735 11.050 10.358
6 KEMRANJEN 19.381 19.454 20.204
7 SUMPIUH 15.657 16.971 18.793
8 TAMBAK 16.979 20.859 21.632
9 SOMAGEDE 5.227 5.673 6.173
10 KALIBAGOR 9.977 8.783 13.092
11 BANYUMAS 5.469 6.360 6.342
12 PATIKRAJA 14.751 15.392 20.720
13 PURWOJATI 11.258 12.070 14.112
14 AJIBARANG 15.109 14.709 16.274
15 GUMELAR 11.930 10.470 9.766
16 PEKUNCEEN 15.412 19.340 22.322
17 CILONGOK 24.372 21.849 17.844
18 KARANGLEWAS 10.728 9.641 3.647
19 SOKARAJA 11.725 12.371 11.160
20 KEMBARAN 12.692 13.114 11.070
21 SUMBANG 18.854 20.823 26.110
22 BATURADEN 16.176 16.739 22.717
23 KEDUNGBANTEN 15.847 17.014 19.025
G
24 PWT SELATAN 2.227 2.616 1.879
25 PWT BARAT 2.308 2.663 2.139
26 PWT TIMUR 1.374 1.799 1.650
27 PWT UTARA 2.840 3.133 3.140