Professional Documents
Culture Documents
Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC Pada Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC Pada Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC
Pada Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
Dan Hiperaktivitas
Nanik
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract sensitivity. By knowing these limitations, it
is understandable why children with ADHD
By considering the impact of Attention have problems in behavior, social, cognitive,
Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) academic, and emotional. The limitations of
to the future children education, the ADHD children in actualizing their
exploration of intelligence test result charac‐ intelligence potency is related to the
teristic of children with ADHD is needed. disfunction of the right hemisphere.
The purpose of the explanation is to help
children with ADHD to cope their obstacle Keywords: Intelligence test, WISC, ADHD.
in actualizing their intelligence potency
through appropriate educational guidance. Gangguan Pemusatan Perhatian
Intelligence test result characteristic with Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention
Wechsler Intelligence Children Scale (WISC) Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD)
test is explored on 10 boys with ADHD aged ditandai dengan adanya gejala ketidak‐
6 – 12 years old in Surabaya. The data is mampuan anak untuk memusatkan
interpreted according to Glasser and perhatiannya pada sesuatu yang diha‐
Zimmerman, Ogdon Sattler, and Jose/ dapi, sehingga rentang perhatiannya
Goewens reference and is described with the
sangat buruk atau sangat singkat
additional data quantitatively. Children with
waktunya dibandingkan dengan anak‐
ADHD have low score in some WISC sub‐
anak lain yang seusianya. Gejala lain
tests. The rank of the scores from the lowest
yang menyertai adalah adanya tingkah
is object assembly, picture arrangement,
laku yang hiperaktif dan tingkah laku
information, comprehension, digit span, and
yang impulsif (Yusuf, 2000).
block design. The subtests reflect the limited
capacity of children with ADHD in visual Secara umum ciri anak dengan
motor coordination, visual perception GPPH memiliki aktivitas motorik lebih
organization, visual‐spatial relationship and dari rata‐rata anak seusianya, bila duduk
field dependence, sequence ability, planning tidak bisa diam, tidak bisa duduk lama,
ability, effects of uncertainty, and social
18 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 19
NANIK
20 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 21
NANIK
22 JURNAL PSIKOLOGI
JURNAL PSIKOLOGI
Tabel 1
Prediksi Hasil Subtes WISC yang akan Mendapatkan Skor Rendah pada Anak dengan GPPH
Subtes WISC
Inf. Compre. Arith. Similar. Digit S. Pic. Com. Pic. Arr. Block Des. Obj. Ass. Coding
Aspek Kecerdasan
Verbal working memory
Attending‐Concentration
Visual motor coordination
Visual perception organization
Visual‐spatial relationship & field dependence
Antisipasi masalah sosial
Ketrampilan sosial
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
23
NANIK
24 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
(av × nt) + (av × nr) (3) Tes WISC dan perlengkapan yang
X ideal =
2 mendukung, (4) Lembar observasi, (5)
(av × nt) − (av × nr) Alat pengumpul data pendukung
SD ideal =
6 (handycam), (6) pedoman interpretasi
Keterangan: hasil tes (Glasser dan Zimmerman,
Ogdon, Sattler dan Jose/Gouwens).
av = jumlah aitem
nt = nilai tertinggi untuk tiap aitem Teknik analisis data yang diguna‐
nr = nilai terendah untuk tiap butir kan dalam penelitian ini ialah teknik
analisis Sattler dan Jose/Gouwens, yaitu
(29 × 3) + (31 × 0)
X ideal = = 43.5 meliputi tahapan: (a) menyesuaikan skor
2 mentah tiap subtes dengan skor skala
(29 × 3) − (31 × 0) sesuai dengan tingkat usia anak pada
SD ideal = = 14.5
6 buku tabel skor, (b) menghitung skor
Setelah X dan SD ideal diketahui, skala total masing‐masing Tes Verbal dan
penulis dapat membuat pedoman Performance untuk mendapatkan skala
kriteria penggolongan tingkat perilaku IQ dari masing‐masing Tes Verbal dan
hiperaktivitas, sebagai berikut: Performance, (c) menghitung jumlah total
Sangat berat : skor skala Tes Verbal dan Tes Performance
untuk mendapatkan skala penuh (full
x > 43.5 + 1.8 SD = x > 70
scale) dan mendapatkan IQ penuh (full
Berat : IQ), (d) menghitung original IQ, (e)
43.5 + 0.6 SD < x ≤ 43.5 + 1.8 SD = membandingkan skala IQ Verbal dan IQ
52 < x ≤ 70 Performance, (f) membandingkan full IQ
dan original IQ, (g) mencari mean total
Sedang :
dan membuat profile individu, serta
43.5 – 0.6 SD < x ≤ 43.5 + 0.6 SD = menentukan tingkat rendah‐tingginya
35 < x ≤ 52 hasil setiap subtes, (h) membandingkan
Ringan : mean total dan mean dari setiap kategori
43.5 – 1.8 SD < x ≤ 43.5 ‐ 0.6 SD = yang diukur dari beberapa subtes WISC.
17 < x ≤ 35
Sangat Ringan :
x ≤ 43.5 – 1.8 SD = x ≤ 17
JURNAL PSIKOLOGI 25
NANIK
Hasil
Tabel 2
Tingkat Perkembangan Aspek Kecerdasan Tes WISC
Subjek
A B C D E F G H I J
No Aspek
1 Information C+ ST R SR C‐ R R T R C‐
2 Comprehension C C C‐ C SR SR R C+ R R
3 Aritmetic R C R C ST T R T C‐ R
4 Similarities C‐ T R ST C+ R C+ T C C+
5 Digit Span R C R C+ C C R C‐ C+ R
6 Picture Completion T C R C C R T C C C‐
7 Picture Arrangement C‐ C+ SR SR R R R R R SR
8 Block Design R T R T C C T C‐ R R
9 Object Assembly R C SR R R SR SR SR SR SR
10 Coding C‐ T C T C T C T T R
Keterangan:
ST = Sangat Tinggi (Skor skala : ≥ 17) C‐ = Kurang Dari Cukup (Skor skala : 9)
T = Tinggi (Skor skala : 13 ‐ 16) R = Rendah (Skor skala : 5 ‐8)
C+ = Lebih Dari Cukup (Skor skala :12) SR = Sangat Rendah (Skor skala : 0 ‐ 4)
C = Cukup (Skor skala : 10 ‐ 11)
Tabel 3
Urutan Aspek Kecerdasan dari Peringkat Terendah ‐ Tertinggi
26 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
Dari tabel 2 dan 3 di atas subjek yang memiliki masalah dalam
menunjukkan bahwa aspek intelektual perkembangan taraf kecerdasannya.
sebagian besar subjek tergolong lemah
pada aspek Object Assembly dengan
Tabel 4
prosentase jumlah subjek 90% , Picture
Klasifikasi IQ Subjek
Arrangement dengan prosentase jumlah
subjek 80%, Information dengan prosen‐ Subjek Full IQ Klasifikasi IQ
tase jumlah subjek 70%, Comprehension A 91 Rata‐rata
dengan prosentase jumlah subjek 60% , B 118 Di atas rata‐rata
Digit Span dengan prosentase jumlah C 77 Borderline Mental Retarded
subjek 50% , dan Block Design dengan D 105 Rata‐rata
prosentase jumlah subjek 50%. E 97 Rata‐rata
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa F 85 Di bawah rata‐rata
sebagian besar subjek (50%) memiliki ta‐ G 93 Rata‐rata
raf kecerdasan di atas rata‐rata dan 10% H 103 Rata‐rata
subjek memiliki taraf kecerdasan di atas I 88 Di bawah rata‐rata
rata‐rata. Dengan demikian hanya 40% J 77 Borderline Mental Retarded
Tabel 5
Profil Verbal IQ , Performance IQ , Full IQ , dan Original IQ
Keterangan
Subjek V. IQ P. IQ F. IQ O. IQ
V.IQ > P. IQ P. IQ > V.IQ O. IQ > F. IQ F. IQ > O. IQ
Keterangan:
V.IQ = Verbal IQ F. IQ = Full IQ
P.IQ = Performance IQ O. IQ = Original IQ
* menunjukkan bahwa perbedaan antara V.IQ dan P.IQ perlu mendapatkan perhatian.
** menunjukkan bahwa perbedaan antara F.IQ dan O.IQ perlu mendapatkan perhatian.
JURNAL PSIKOLOGI 27
NANIK
28 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
Dari tabel 5. di atas menunjukkan dengan kemampuan visual motor
bahwa di antara 70% subjek yang coordination, visual perception organi‐
memiliki V. IQ lebih tinggi dari P. IQ zation, visual‐spatial relationship & field
terdapat 50% subjek yang memiliki dependence.
perbedaan menonjol antara V. IQ dan P. 2. Penyelesaian tugas ini dibatasi oleh
IQ (≥ 10 point dan mendekati 10 point). waktu, sehingga bisa dilihat bagai‐
Tabel 5. juga menunjukkan bahwa mana antisipasi subjek dalam peren‐
di antara 80% subjek yang memiliki O. canaan, problem solving dan meng‐
IQ lebih tinggi dari F. IQ terdapat 50% hadapi situasi yang tidak pasti.
subjek yang memiliki perbedaan 3. Penyelesaian tugas ini juga dapat
menonjol antara O. IQ dan F. IQ (≥ 10 melihat bagaimana respon sosial
point). subjek dan antisipasi sosialnya.
Dari tabel 6 di atas menunjukkan
bahwa ada beberapa keterbatasan
Diskusi
kemampuan yang dialami oleh
sebagaian besar atau keseluruhan subjek Tabel 2 – 3 menunjukkan bahwa
ialah visual motor coordination, visual hampir keseluruhan atau sebagian besar
perceptual organization, visual‐spatial rela‐ subjek memiliki keterbatasan menonjol
tionships and field dependence, sequencing peringkat pertama pada sub tes Object
ability, planning ability, effects of uncer‐ Assembly, peringkat kedua pada sub tes
tainty, dan social sensitivity. Picture Arrangement, peringkat ketiga
pada sub tes Information, peringkat
Tabel 7 menunjukkan bahwa kese‐
keempat pada sub tes Comprehension.
luruhan subjek tampak mengalami
Keterbatasan lain yang dimiliki sebagian
keterbatasan cara kerja yang sangat
besar subjek ialah Digit Span dan Block
menonjol dalam subtes Object Assembly.
Design. Interpretasi terhadap keterba‐
Penulis melakukan pengamatan tasan pada sub tes Object Assembly ialah
secara khusus pada subjek ketika hampir keseluruhan subjek (Glasser &
mengerjakan beberapa subtes WISC (tes Zimmerman, 1967 dan Ogdon, 1984):
Performance), yaitu: Picture Completion,
1. Mengalami keterbatasan dalam
Block Design, Picture Arrangement, Object
kesanggupan berencana.
Assembly, dan Coding. Cara kerja subjek
selama menyelesaikan tes performance 2. Fleksibelitas terbatas dalam
menjadi hal yang perlu diperhatikan kemampuan pemecahan masalah.
karena berbagai pertimbangan, yaitu: 3. Mengalami gangguan perception and
1. Beberapa subtes performance visual motor (apabila Picture Com‐
berkaitan dengan pengukuran fungsi pletion baik berarti hanya gangguan
spatial span, dan spatial working visual motor) sehinggga koordinasi
memory, yaitu yang berhubungan jari dan mata kurang.
JURNAL PSIKOLOGI 29
NANIK
Tabel 7
Catatan Pengamatan terhadap Cara Kerja Tes Performance WISC
1 Picture Secara keseluruhan respon yang diberikan setiap subjek baik, mereka
Completion tergolong cukup spontan.
2 Block Design Separuh dari subjek terlihat mengalami kesulitan menemukan
hubungan antara pola gambar dengan pola balok. Separuh subjek
yang lain terlihat tidak mengalami kesulitan untuk mengikuti pola.
3 Picture Reaksi ketika menyusun cukup spontan namun hampir keseluruhan
Arrangement subjek kurang mampu memahami gambar dan urutan kejadian
dengan tepat sehingga dalam bercerita tidak komprehensif, tidak
kaya, dan ada kejadian yang diabaikan atau disalahartikan..
4 Object Hampir keseluruhan subjek benar‐benar mengalami kesulitan yang
Assembly paling menonjol selama mengerjakan subtes ini. Mereka membutuh‐
kan waktu yang lama untuk memperhatikan hubungan antara keping
yang satu dengan yang lain. Mereka bekerja secara trial and error, tidak
teliti dalam mengamati potongan garis pada setiap keping atau bentuk
potongan keping. Sebenarnya mereka tahu bentuk keseluruhan nanti
menjadi bentuk apa. Sayangnya dalam bekerja mereka tidak terencana
dengan baik.
5 Coding Secara keseluruhan respon yang diberikan setiap subjek baik, mereka
tidak mengalami kesulitan karena setiap saat bisa menulis simbol
sambil melihat.
4. Adanya kemungkinan kerusakan 1. Memiliki sikap impulsif dan ketram‐
otak, khususnya pada belahan otak pilan sosial yang terbatas.
kanan (right hemisphere). 2. Mengalami gangguan dalam peng‐
5. Kecenderungan hiperaktif. amatan.
6. Cara kerja tidak sistematis. 3. Ada kecenderungan menunda kegiat‐
7. Orientasi lebih ke arah berpikir an.
konkrit. 4. Bila disertai dengan skor Block
Interpretasi terhadap keterbatasan Design rendah, ada kemungkinan
pada sub tes Picture Arrangement ialah problem organis, khususnya belahan
hampir keseluruhan subjek (Glasser & otak kanan (right hemisphere) atau
Zimmerman, 1967 dan Ogdon, 1984): diffuse disfunctioning.
30 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 31
NANIK
32 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
Tabel 8
Identifikasi Right Hemisphere Disfunction
Subjek
No A B C D E F G H I J
Aspek
1 IQ V > IQ P (∆ = ± / ≥ 10 point) √ √ √ √ √
2 Skor Rendah Digit Span R C R C+ C C R C‐ C+ R
3 Skor Rendah Picture Arra‐ngement C‐ C+ SR SR R R R R R SR
4 Skor Rendah Block Design R T R T C C T C‐ R R
5 Skor Rendah Object Assem‐bly R C SR R R SR SR SR SR SR
JURNAL PSIKOLOGI 33
NANIK
Anak yang mengalami gangguan buku cerita tanpa gambar, dan tidak
pada fungsi otak kanan memiliki bertahan lama berkonsentrasi untuk
problem‐problem perkembangan spe‐ membaca. Selanjutnya mereka juga
sifik dalam matematika, tulisan tangan mengalami kesulitan belajar matematika,
(handwriting) dan pemikiran sosial (social terutama yang berhubungan dengan
cognitive). Tabel 9 di bawah ini adalah soal cerita.
kutipan problem anak dengan karak‐ Setelah mempelajari karakteristik
teristik right hemisphere learning disorders hasil tes WISC pada subjek dan uraian
(Pennington & Denckla, 1991). interpretasinya, kondisi subjek sungguh
Dengan memperhatikan penjelasan memprihatinkan dan mereka bisa
dari Pennington & Denckla (1991) dapat terancam untuk mengalami kondisi
disimpulkan bahwa sebagian besar sebagaimana yang dikemukakan oleh
subjek memiliki karakteristik right Parker, 1992. Bisa dipahami pula bahwa
hemisphere learning disorders. Mereka subjek mengalami hambatan dalam
seringkali tertinggal ketika menulis atau merealisasikan potensi kecerdasannya,
mencatat dan akhirnya tidak selesai yaitu: prestasi akademiknya di bawah
mengerjakan tugasnya di sekolah. Selain rata‐rata atau tidak optimal dibanding‐
itu cukup sering dijumpai bahwa tulisan kan taraf kecerdasannya. Hal ini karena
mereka tidak lengkap, ada huruf berbagai keterbatasan yang dimilikinya
tertentu atau angka tertentu yang hilang menghambat diri anak dalam menye‐
atau ada kata/kalimat yang terlewati. suaikan diri terhadap tuntutan belajar di
Bahkan mereka juga bisa mengalami sekolah.
salah melihat atau membaca tanda baca Bantuan penanganan yang dibutuh‐
(+, ‐ , : , dan x), kata dan kalimat. kan subjek tentu saja meliputi program
Sebagian besar di antara mereka penatalaksanaan multimodal sebagai‐
memiliki bentuk tulisan tangan yang mana yang dinyatakan oleh Saputro,
jelek dan dikeluhkan oleh guru mereka 2001 dan maupun terapi nutrisi. Selain
karena sulit dibaca. Mereka seperti itu diperlukan pula bantuan pena‐
mengalami gangguan disleksia. Akibat‐ nganan khusus yang berkaitan dengan
nya mereka cenderung malas mencatat, proses bimbingan belajarnya. Orangtua
membaca buku‐buku pelajaran atau
Tabel 9
Right hemisphere learning disorders
Primary Spesific problems in math/handwriting/art
Correlated Problems in social cognition, attention, conceptual skills
Secondary Opposition to written work, spelling problems, depression, social withdrawal.
Artifactual Dyslexia
34 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 35
NANIK
36 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 37
NANIK
38 JURNAL PSIKOLOGI
PENELUSURAN KARAKTERISTIK HASIL TES INTELIGENSI WISC
JURNAL PSIKOLOGI 39