Professional Documents
Culture Documents
ID None
ID None
ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
THE PERFORMANCE OF BROILER REARING IN SYSTEM STAGE FLOOR AND
DOUBLE FLOOR
Muhammad Khairul Umam1, Heni Setyo Prayogi2 and V.M. Ani Nurgiartiningsih2
1
Student at Animal Production Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang.
2
Lecturer at Animal Production Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang.
Email :muhammadkhairulumam@gmail.com
ABSTRACT
This research was aimed to study the performance of broiler raising in this system.The
data of performance was obtained from 100 houses which divided into two equal of house
numbers (50 houses with stage floor system and 50 houses with double floor system). The
obtained data was analyzed using T-test (Independent samples T-test) to see the difference in
between. The result of this research showed that there were highly significant differences
(P<0.01) on final weight, body weight gain, FCR, and depletion of broiler raising in different
floor system. However, the different floor system did not contribute differences (P>0.05)on
feed consumption. The conclusion of this research was that the performance of broiler raising
at stage floor system has a better performance than those at double floor system.
Muhammad Khairul Umam1, Heni Setyo Prayogi2 dan V.M. Ani Nurgiartiningsih2
1
Mahasiswa Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang
2
Dosen Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang
Email: muhammadkhairulumam@gmail.com
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada penampilan produksi ayam
pedaging strain Cobb yang dipelihara pada kandang panggung dan kandang bertingkat.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam pedaging strain Cobb yang
dipelihara oleh 50 peternak kandang panggung dan 50 peternak kandang bertingkat.Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan, yaitu dengan membandingkan
penampilan produksi ayam pedaging yang dipelihara pada kandang panggung dan kandang
bertingkat yang dipanen pada umur 36 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan Uji T (Independent samples T-test). Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi konsumsi pakan, bobot panen, Pertambahan Bobot Badan (PBB), Feed
Conversion Ratio (FCR) dan deplesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem lantai
kandang panggung dan kandang bertingkat memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap bobot panen, PBB, FCR, dan deplesi. Sistem lantai kandang panggung dan
kandang bertingkat memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi
pakan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah penampilan produksi
ayam pedaging yang dipelihara pada kandang panggung lebih bagus dibandingkan dengan
kandang bertingkat.
2
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
3
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
Tabel 1. Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan, bobot panen, Pertambahan Bobot Badan
(PBB), Feed Conversion Ratio (FCR) dan deplesi.
Rataan dan SB
Variabel
K.Panggung K.Bertingkat
Rata-rata komsumsi pakan (kg/ekor) 3,33 ± 0,13 3,40 ± 0,27
**
Bobot panen (kg/ekor) 1,93 ± 0,08 1,80 ± 0,15
**
PBB (kg/ekor) 1,89 ± 0,08 1,76 ± 0,15
**
FCR 1,73 ± 0,01 1,87 ± 0,17
**
Deplesi (%) 4,54 ± 0,01 7,76 ± 0,04
Keterangan :** Menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
4
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
5
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
hormon tinggi yang pada akhirnya akan (2012) bahwa nilai FCR pada
mempengaruhi metabolisme. pemeliharaan ayam pedaging sangat
Hasil analisis menunjukkan perbedaan berkaitan dengan nilai ekonomi dan
yang sangat nyata (P<0,01) pada PBB, jumlah pakan yang lebih banyak tentunya
hasil rataan PBB pada kandang panggung akan mengurangi keuntungan yang
cenderung lebih tinggi dibandingkan didapatkan. Rao et al. (2002) menyatakan
kandang bertingkat. Hal ini berarti bahwa bahwa konsumsi pakan yang tinggi dan
PBB pada kandang panggung lebih bagus produksi yang rendah penyebab utama dari
dari pada kandang bertingkat. tingginya nilai FCR ayam pedaging.
Hasil analisis menunjukkan perbedaan
Pengaruh Sistem Lantai Kandang yang sangat nyata (P<0,01) pada FCR,
Panggung dan Kandang Bertingkat hasil rataan FCR pada kandang bertingkat
Terhadap Feed Conversion Ratio (FCR) cenderung lebih tinggi dibandingkan
Berdasarkan hasil uji T menunjukkan kandang panggung. Hal ini berarti bahwa
bahwa sistem lantai kandang yang berbeda FCR pada kandang panggung lebih bagus
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) dari pada kandang bertingkat.
terhadap FCR. Rataan FCR kandang
panggung sebesar 1,73, sedangkan pada Pengaruh Sistem Lantai Kandang
kandang bertingkat adalah sebesar 1,87. Panggung dan Kandang Bertingkat
FCR pada kandang bertingkat cenderung Terhadap Deplesi
lebih tinggi daripada FCR pada kandang Berdasarkan hasil uji T menunjukkan
panggung. Menurut Wijayanti (2011) bahwa sistem lantai kandang yang berbeda
bahwa tinggi rendahnya angka konversi berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
pakan disebabkan oleh adanya selisih yang terhadap deplesi. Rataan deplesi kandang
semakin besar atau kecil pada panggung sebesar 4,54%, sedangkan pada
perbandingan antara pakan yang kandang bertingkat adalah sebesar 7,76%.
dikonsumsi dengan pertambahan bobot Deplesi pada kandang bertingkat
badan yang dicapai. Ditambahkan oleh cenderung lebih tinggi daripada deplesi
Siregar (2005) bahwa konversi pakan pada kandang panggung.Menurut Hardini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (2003) bahwa angka kematian merupakan
genetik, bentuk pakan, temperatur, faktor penting dalam mengukur
lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, keberhasilan manajemen
dan jenis kelamin. pemeliharaan.Petrawati (2003)
Sirkulasi udara yang kurang baik menambahkan bahwa standar kematian
menyebabkan pengaruh yang kurang baik ayam selama periode pertumbuhan adalah
pada ternak. Perbaikan konversi pakan 5%.
mempunyai arti penting karena berkaitan Deplesi merupakan tingkat angka
dengan efisiensi biaya produksi.Nilai kematian dan culling dalam satu periode
konversi pakan yang tinggi menunjukkan pemeliharaan adapun faktor yang
bahwa efisiensi pemanfaatan pakan kurang menyebabkan angka kematian yaitu
baik, sebaliknya nilai koversi pakan yang lingkungan, genetik dan penyakit.Menurut
rendah menunjukkan bahwa makin banyak North et al. (2004) tingkat deplesi
pakan yang dimanfaatkan oleh ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor
(Bently, 2003).Ditambahkan oleh Risnajati diantaranya kebersihan lingkungan,
6
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
7
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87
8
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87