Professional Documents
Culture Documents
Cell) : Rachmat Surya D, Edi Pramono, Ryan Crysandi, Hartini
Cell) : Rachmat Surya D, Edi Pramono, Ryan Crysandi, Hartini
1
Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Surakarta
*Korespondensi: rachmat_juadul@yahoo.com
Abstract
Keywords: Cation exchange capacity, chitosan vanilin, natural zeolite, polymer electolite
membrane, sulfonated polystyrene
𝑠𝑤𝑒𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑔𝑟𝑒
𝑊 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑊 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 Gambar 1. Spektrum IR Polistirena Limbah
= dan Polistirena Limbah
𝑊 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 Tersulfonasi (PST)
× 100%
Analisis FTIR
b. Karakterisasi Polistirena Tersulfonasi
Analisa spektra FT-IR diperoleh dari Pada spektra PST muncul spektra
pengukuran menggunakan alat IRPrestige- baru yaitu pada panjang gelombang 1180,44
21 SHIMADZU dengan plat KBr. Range cm-1 dan 1246,02 cm-1 yang menunjukkan
bilangan gelombang dari 4000-400 cm-1 adanya vibrasi dari gugus fungsi O=S=O
dengan resolusi 4 cm-1. yang simetris. Menurut literatur, gugus
sulfonat berada pada rentang 1000 dan 1400
cm-1. Disamping itu, adanya spektra baru
PST pada panjang gelombang 528 cm-1
menunjukkan bahwa gugus sulfonat yang Sintesis dan karakterisasi Kitosan
masuk pada polistirena menempati posisi Vanilin
para. Kitosan vanilin sebagai hasil reaksi
Smitha (2003) melaporkan bahwa dari kitosan dan vanilin menghasilkan suatu
masuknya sulfonat pada posisi para ditandai padatan kuning kecoklatan. Vanilin
dengan adanya spektra baru pada serapan mengandung gugus fenol yang bersifat asam
sekitar 520 cm-1. akan mengakibatkan polimer mudah untuk
melepas ion H+. Kemudahan polimer untuk
Analisis Kapasitas Tukar Kation (KTK), melepaskan ion H+ memberikan sifat
Rendemen, dan Swelling Degree (SD) konduktifitas ionik dan menyebabkan
PST polimer kitosan-vanilin bermuatan. Sifat
konduktifitas ionik yang disumbangkan oleh
Kapasitas Tukar Kation (KTK) gugus fenolik memungkinkan pemanfaatan
adalah ukuran kemampuan suatu bahan kitosan-vanilin sebagai polimer penukar
dalam menukarkan kation dalam gugus kation atau membran elektrolit.
fungsi dengan kation yang ditambahkan
untuk mengganti kation-kation pada suatu
KV
material. Membran polimer elektrolit yang
digunakan dalam fuel cell memiliki KTK
yang cukup tinggi, karena dengan KTK Kitosan
tinggi maka kemampuan untuk
menghantarkan kation akan semakin besar.
Pada PST mengandung gugus sulfonat yang vanilin
terprotonasi (~SO3H) sehingga mudah untuk
melepas H+.
Semakin banyak gugus sulfonat
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
yang ditambahkan dalam rantai polimer A
maka sifat kapasitas ionik semakin
meningkat. Pada kitosan vanilin, vanilin Gambar 2. Perbandingan Spektra IR
memiliki gugus OH fenolik yang mudah Vanilin, kitosan, dan kitosan vanilin
melepaskan H +. Analisa rendemen
digunakan untuk mengetahui kelarutan dari
material. PST dengan penambahan asetil Pada Gambar 2 menunjukkan
sulfat 10 mmol diberi kode PST 10, PST perbandingan spektra kitosan dan kitosan
dengan penambahan asetil sulfat sebanyak vanilin.Munculnya puncak C=N pada
20 mmol diberi kode PST 20 dan seterusnya. bilangan gelombang 1641,42 cm-1 tidak
Hasil analisa nilai KTK dan rendemen dari berbeda jauh dari penelitian Taphakorn
PST dengan variasi sulfonasi dapat dilihat (2006) dan Riham (2011) yang mendapatkan
pada Gambar 4. serapan gugus C=N (imina) pada bilangan
Gambar 4 menunjukkan bahwa gelombang 1635 cm-1 dan 1632 cm-1. Selain
semakin banyak gugus sulfonat yang serapan C=N, hilangnya serapan C=O
dihasilkan, maka KTK akan semakin besar. aldehid vanillin pada 1666,50 cm-1 yang
sulfonat yang lebih banyak mengakibatkan menunjukkan bahwa material kitosan
kelarutan PST meningkat karena adanya termodifikasi vanilin telah berhasil
gugus ~SO3H yang bersifat polar dan larut disintesis.
didalam akuades yang bersifat polar saat
dilakukan isolasi. Sehingga rendemen yang
dihasilkan relatif lebih kecil. Pembuatan
membran komposit menggunakan PST 30
karena PST 30 memiliki KTK relatif tinggi
yaitu 1,039 meq/gr dengan rendemen yang
cukup tinggi yaitu 93,03% jika dibanding
PST 40.
KTK membran. Hasil menunjukkan pada
komposisi zeolit 2 % memiliki nilai KTK
yang paling tinggi yaitu 1,268817204
meq/gr dan pada penambahan lebih dari 4 %
terjadi penurunan nilai KTK, hal ini
dimungkinkan sebaran material membran
tidak merata dibandingkan dengan
penambahan 3% zeolit. Sehingga nilai KTK
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
1.5 100
Nilai KTK (meq/gr)
95 KTK/(meq/g
rendemen (%)
1 r)
90
85 Rendemen
0.5 (%)
80
0 75
PST 10 PST 20 PST 30 PST 40
Gambar 1. Hubungan antara rendemen dan KTK Pada Variasi konsentrasi Penambahan Asetil
Sulfat
1.5 60
Swelling Degree( %)
1 40
Swelling
0 0 Degree
Zeolit 0 % Zeolit 1 % Zeolit 2 % Zeolit 3 % Zeolit 4 %
Gambar 5. KTK dan rendemen membran komposit dengan variasi penambahan zeolit alam
80
80
60
massa (%)
massa (%)
60
zeolit 0%
40
zeolit 3%
zeolit 4 % PEG 0%
40
PEG 2%
20
PEG 4 %
20 PEG 8%
0
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9. Morfologi membran (a) komposit zeolit 0%, (b) zeolit 2% , (c) zeolit 3%, (d) PEG
6%