You are on page 1of 6

PERBANDINGAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN

BERDASARKAN METODE DOUGLAS DAN TIME AND MOTION STUDY


(Comparison Of Nursing Staff Calculation Based on The Time And Motion Study And
Douglas Method)

Purwaningsih*, Khoridatul Bahiyah*, Margaretha Kewa Lamak*

ABSTRACT

Introduction: The increase of the quality of service requires human resource with good quality and
quantity. In health service, nursing staff need can be calculated by using many methods, such as Gillies
method, ratio method, nursing workshop method, Thailand and Philippine method, Nina method, and
Douglas method. Besides those six methods, nursing staff need can be calculated by calculating
worktime and workload. This method is called Time and Motion Study. Douglas method is used to
calculate nursing staff need at IRNA Bedah A Dr. Soetomo Hospital. The objective of this study was to
compare the calculation of nursing staff need using Douglas method and Time and Motion Study.
Method: This study used descriptive design with observational approach. Samples, taken by total
sampling, were 12 nurses at IRNA Bedah A Dr. Soetomo hospital for Time and Motion Study and all
patients at IRNA Bedah A. Data for Douglas method were collected by using classification of patient’s
dependence into 3 categories, i.e; self care, partial care, and total care. Data for Time and Motion
Study were collected by using observation of nurse’s activities and calculate nurse’s worktime and
nurse’s workload. The results showed that according to Douglas method, IRNA Bedah A needed 16
nurses, and according to Time and Motion Study, IRNA Bedah A needed 14 nurses. The mean of
patient’s dependence in one week was 13 patients with self care, 3 patients with partial care, and 4
patients with total care. Result: Total productive time of the nurses at IRNA Bedah A was 3.83 hours in
the morning, 2.37 hours in the afternoon, and 5.25 hours at night. Nurse’s workload at IRNA Bedah A
was 34.62%. Analysis: It can be concluded that calculation by using method Douglas shows that IRNA
Bedah A needs more nurses compared with calculation by using Time and Motion Study. Discussion:
Time and Motion Study is more effective than Douglas method to calculate nursing staff need. Most
patients at IRNA Bedah A is self care. Most nurse’s activity at IRNA Bedah A is non-productive activity.
Most of the nurse’s activities at IRNA Bedah A have done based on the standard of procedure. Nurse’s
workload at IRNA Bedah A is underload.

Keywords: nursing staff need, douglas method, time and motion study

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031)


5913257, E-mail: purwaningsih_ners@unair.ac.id

PENDAHULUAN organisasi, termasuk organisasi keperawatan,


Keberhasilan suatu organisasi salah satunya
Kegiatan pelayanan keperawatan ditentukan oleh kualitas sumber daya
bergantung pada kualitas dan kuantitas perawat manusianya. Hal ini berhubungan erat dengan
yang bertugas selama 24 jam di bangsal. bagaimana seorang pemimpin merencanakan
Diperlukan dukungan sumber daya manusia ketenagaan di unit kerjanya (Arwani, 2005).
yang mampu mengemban tugas dan Faktor ketenagaan keperawatan harus
mengadakan perubahan untuk meningkatkan dipertimbangkan, meliputi jenis tenaga
mutu pelayanan,. Perencanaan baik jumlah dan berdasarkan kemampuan dan jumlah tenaga
klasifikasi tenaga kerja, serta pendayagunaan keperawatan untuk dapat melakukan praktik
tenaga kerja sesuai dengan sistem pengelolaan keperawatan profesional, (Sitorus, 2006).
sangat dibutuhkan dalam pelayanan. yang ada Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM)
(Suarli, 2008). Perencanaan tenaga merupakan atau Human Resources Planning merupakan
salah satu fungsi utama seorang pemimpin fungsi pertama dan utama dari Manajemen

197
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 197-202

Sumber Daya Manusia (MSDM). Tanpa Pada penelitian ini akan


rencana , kontrol tidak dapat dilakukan, dan membandingkan hasil penghitungan kebutuhan
tanpa kontrol, pelaksanaan rencana baik atau tenaga keperawatan berdasarkan metode
tidak, tidak dapat diketahui (Hasibuan, 2008). Douglas dan Time and Motion Study di ruang
Kekurangan tenaga perawat di dalam negeri IRNA Bedah A RSUD Dr. Soetomo karena
merupakan alasan utama suatu negara perawat di ruang IRNA Bedah A RSUD Dr.
menerima tenaga dari luar negeri. Di AS, Soetomo menggunakan metode Douglas untuk
misalnya, pada 2005 mengalami kekurangan menentukan kebutuhan tenaga perawat. Selain
150.000 perawat, pada 2010 jumlah tersebut itu, kepala ruang IRNA Bedah A juga
diperkirakan menjadi 275.000, pada 2015 menuturkan bahwa ruang IRNA Bedah A
sejumlah 507.000, dan pada 2020 diperkirakan hanya mengetahui beberapa metode saja untuk
mencapai 808.000 perawat (Hapsari, 2006). menghitung kebutuhan tenaga perawat. Maka
Penghitungan kebutuhan personel yang dari itu peneliti ingin membandingkan hasil
tepat, akan lebih mudah melakukan koordinasi, penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
mempermudah pekerjaan, terhindar dari dengan metode yang lain yaitu Time and
kekurangan atau kelebihan tenaga, serta Motion Study yang lebih sering digunakan
menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja. untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja di
Kekurangan tenaga dapat menyebabkan industri manufaktur. Kedua metode ini sama-
kejengkelan, ketidakpastian dan kebingungan sama dapat digunakan untuk menghitung
pada tenaga keperawatan. kebutuhan tenaga keperawatan. Namun kedua
Beberapa metode yang dapat digunakan metode ini memiliki perbedaan yaitu metode
untuk menghitung kebutuhan tenaga Douglas digunakan untuk menghitung
keperawatan yaitu metode Gillies, metode kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan
rasio, metode lokakarya keperawatan, metode tingkat ketergantungan pasien yaitu self care,
Thailand dan Filipina, metode Nina, dan partial care, dan total care, sedangkan Time
metode Douglas. Penghitungan kebutuhan and Motion Study digunakan untuk
tenaga keperawatan dapat juga dilakukan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan
berdasarkan penggunaan waktu kerja dan berdasarkan penggunaan waktu kerja untuk
beban kerja yaitu dengan Time and Motion melakukan kegiatan produktif (kegiatan
Study. Peneliti memilih ruang IRNA Bedah A langsung, kegiatan tak langsung, dan
RSUD Dr. Soetomo karena menurut para pengajaran kesehatan) dan kegiatan non-
perawat di ruang IRNA Bedah A, ruangan ini produktif (kegiatan pribadi dan sela waktu).
mengalami kekurangan tenaga keperawatan Peneliti berharap dengan dilakukannya
sehingga belum mampu untuk melakukan penelitian ini, maka dapat menjadi bahan
Model Asuhan Keperawatan Profesional pertimbangan dalam menentukan kebutuhan
(MAKP). tenaga keperawatan yang tepat.
Ruang IRNA Bedah A RSUD Dr.
Soetomo memiliki tenaga keperawatan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
sebanyak 15 orang yang terdiri dari seorang
kepala ruangan, wakil kepala ruangan, dan Penelitian ini merupakan penelitian
tigabelas orang perawat. Kapasitas ruangan ini deskriptif melalui pendekatan observasional
sebesar 38 pasien dan ruang IRNA Bedah A yaitu peneliti menjelaskan penggunaan waktu
memiliki spesifikasi yang tidak dimiliki oleh oleh tenaga keperawatan di ruang IRNA Bedah
ruang bedah lain yaitu ruang IRNA Bedah A A RSUD Dr. Soetomo dengan mengobservasi
dibagi menjadi tiga ruangan yaitu ruangan kegiatan tenaga keperawatan di ruang IRNA
elektif, UPI umum, dan UPI torak. Ruang Bedah A RSUD Dr. Soetomo yang meliputi
elektif berisi pasien dengan kasus bedah antara kegiatan produktif (kegiatan langsung,
lain bedah orthopedi, onkologi, kasus digestif kegiatan tak langsung, dan pengajaran
anak dan dewasa, urologi, bedah plastik, dan kesehatan) dan kegiatan non-produktif
lain-lain yang masih dalam rencana operasi. (kegiatan pribadi dan sela waktu) selama shift
Sedangkan UPI umum berisi pasien anak dan pagi, sore, dan malam.
dewasa post operasi dengan kasus bedah. Populasi dalam penelitian ini adalah
Sedangkan UPI torak berisi pasien anak dan semua pasien yang dirawat dan perawat
dewasa dengan kasus jantung. pelaksana yang bertugas pada shift pagi, sore,
dan malam di ruang IRNA Bedah A RSUD Dr.
198
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Purwaningsih)

Soetomo. Teknik sampling yang digunakan shift pagi, sore, dan malam. Hasil yang
total sampling yaitu dengan memakai seluruh didapat, ruang IRNA Bedah A membutuhkan
populasi dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti 14 orang tenaga perawat agar mencapai beban
menggunakan dua macam instrumen yaitu kerja ideal yaitu 80%.
lembar klasifikasi pasien dan lembar daftar
kegiatan perawat. terdiri dari self care, partial PEMBAHASAN
care dan total care. Kegiatan perawat
dibedakan menjadi kegiatan produktif dan non Metode Douglas merupakan salah satu cara
produktif. penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan mengklasifikasikan pasien berdasarkan
HASIL PENELITIAN tingkat ketergantungan self care, partial care,
dan total care. Sistem klasifikasi pasien ini
Berdasarkan pengamatan peneliti berdasarkan pada jumlah dan kompleksitas
selama 1 minggu, pasien di ruang IRNA Bedah syarat perawatan pasien. Pasien
A sebagian besar memiliki tingkat dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan
ketergantungan self care dan dirawat di ruang mereka pada pemberi perawatan atau sesuai
elektif. Pasien di ruang elektif sebagian besar dengan waktu pemberian perawatan dan
merupakan pasien yang sedang menunggu kemampuan yang diperlukan untuk
acara operasi dan tindakan keperawatan yang memberikan perawatan. Dengan hanya
dilakukan di ruangan ini antara lain injeksi per mengetahui diagnosa suatu kelompok pasien
bolus, hanya beberapa pasien menjalani tidak dapat memberikan pengertian yang jelas
pengobatan kemoterapi dan terpasang infus. mengenai beban kerja. Kebutuhan jumlah
Pasien dengan tingkat ketergantungan self care perawat yang tidak tentu ini dipengaruhi oleh
membutuhkan perawatan 1-2 jam per hari dan banyak sedikitnya pasien yang dirawat yang
masih bisa melakukan kegiatan pribadi, kecuali memiliki tingkat ketergantungan berbeda-beda.
minum obat harus tetap ditunggui, agar tidak Penghitungan kebutuhan tenaga
salah obat. Pasien masih bisa mandi sendiri, perawat di ruang IRNA Bedah A berdasarkan
makan sendiri atau melakukan kebutuhan metode Douglas tentunya tidak dapat dijadikan
pribadi lainnya, jadi tak terlalu banyak waktu patokan sepenuhnya, karena jumlah pasien di
yang dibutuhkan untuk melayaninya. ruang IRNA Bedah A berubah-ubah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disebabkan ruang IRNA Bedah A, khususnya
pada shift pagi, sore, dan malam, kegiatan ruang UPI umum dan UPI torak, adalah
perawat lebih banyak pada kegiatan non- ruangan transisi. Bila keadaan pasien pasca
produktif daripada kegiatan produktif yang operasi telah stabil, maka pasien dapat
hanya 34,62%. dipindahkan ke ruang elektif atau ke ruangan
Penghitungan kebutuhan tenaga lain sesuai dengan kasus penyakitnya.
keperawatan berdasarkan metode Douglas di Penghitungan kebutuhan tenaga
ruang IRNA Bedah A RSUD Dr. Soetomo perawat dengan metode Time and Motion
dilakukan dengan mengategorikan pasien Study dilakukan dengan mengamati dan
berdasarkan tingkat ketergantungan self care, mengikuti dengan cermat tentang kegiatan
partial care, dan total care per hari selama 7 yang dilakukan oleh perawat yang sedang kita
hari kemudian dihitung rata-rata jumlah tenaga amati. Penelitian dengan Time and Motion
keperawatan yang dibutuhkan. Hasil yang Study dapat digunakan untuk evaluasi tingkat
diperoleh jumlah kebutuhan tenaga perawat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang
adalah sebanyak 16 orang. bersifat keahlian. Melalui penggunaan teknik
Penghitungan kebutuhan tenaga ini kita dapat mengetahui waktu jam kerja
keperawatan di IRNA Bedah A RSUD Dr. sebenarnya yang digunakan untuk setiap
Soetomo dengan metode time and motion study kelompok kegiatan selama sehari-hari
didasarkan pada kegiatan perawat selama shift pengamatan, sehingga kita dapat mengetahui
pagi, sore dan malam. Kegiatan tersebut proporsi untuk kerja langsung, kegiatan tidak
meliputi kegiatan produktif yaitu kegiatan langsung, kegiatan yang relevan, kegiatan
langsung, kegiatan tak langsung dan pribadi, dan kegiatan lainnya. Personel
pengajaran kesehatan. Kegiatan non-produktif bukanlah unit pengamatan, tetapi kegiatan-
yaitu kegiatan pribadi dan sela waktu pada kegiatan yang dilakukan menjadi unit

199
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 197-202

pengamatan yang menjadi obyek penelitian. stabil, pasien dipindahkan ke ruangan lain
Sehingga bisa dilihat beban kerja yang kita disesuaikan dengan kasus bedahn dan dapat
amati. Pengukuran waktu kerja dengan Time juga dipindahkan ke ruang elektif. Sebaliknya,
and Motion Study dilakukan dengan metode jika keadaan pasien yang dirawat di ruang
jam henti (stop-watch time study). elektif tiba-tiba memburuk (umumnya pasien
Metode jam henti (stop-watch time dengan tingkat ketergantungan partial care)
study) sangat tepat diaplikasikan untuk maka dapat dipindah ke ruang UPI umum untuk
pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat mendapatkan observasi yang lebih ketat
dan berulang-ulang. Berdasar hasil pengukuran dibandingkan sebelumnya pada saat pasien
maka akan diperoleh waktu baku untuk dirawat di ruang elektif.
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mana waktu ini akan dipergunakan sebagai pada shift pagi, sore, dan malam, kegiatan
standar penyelesaian pekerjaan bagi semua perawat lebih banyak pada kegiatan non-
pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan produktif daripada kegiatan produktif yang
yang sama seperti itu. Hasil penghitungan hanya 34,62%. Produktivitas tenaga kerja tidak
kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan mungkin mencapai 100%, karena adanya faktor
Time and Motion Study di ruang IRNA Bedah kelelahan dan kejenuhan dari tenaga kerja
A menunjukkan bahwa jumlah perawat yang tersebut sebesar 15%, sehingga waktu kerja
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan produktifnya hanya 85%. Tenaga kerja
penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan dianggap produktif bila mampu menyelesaikan
berdasarkan metode Douglas. Hal ini dapat 80% dari beban tugasnya. Operator akan sering
disebabkan karena penghitungan dengan Time menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-
and Motion Study didasarkan pada penggunaan waktu khusus untuk keperluan seperti personel
waktu kerja produktif perawat. Hal ini needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan
menyebabkan meskipun pasien yang dirawat lain yang diluar kontrolnya. Penggunaan waktu
banyak, tetapi jika perawat belum optimal kerja produktif yang rendah ini dapat
dalam menggunakan waktu kerja produktif, disebabkan karena tindakan perawat yang
maka jumlah yang akan dihasilkan akan kecil. biasanya dilakukan pada jam tertentu seperti
Maka dari itu, jumlah waktu perawat untuk injeksi dan rawat luka yang dilakukan antara
berinteraksi dengan pasien sangat berpengaruh jam 8.30 sampai jam 11.00. Selain itu, pada
terhadap jumlah kebutuhan tenaga perawat. saat dilakukan penelitian, jumlah pasien yang
Pasien di ruang IRNA Bedah A sedang dirawat di ruang IRNA Bedah A sedikit,
sebagian besar memiliki tingkat ketergantungan terutama di ruang UPI umum dan UPI torak
self care dan dirawat di ruang elektif. Pasien yang biasanya banyak terdapat pasien dengan
dengan tingkat ketergantungan self care tingkat ketergantungan partial care dan total
membutuhkan perawatan 1-2 jam per hari. care sehingga membutuhkan jam perawatan
Kriteria pasien self care menurut Douglas yang lebih banyak. Hal lain yang menyebabkan
(1992) dalam Sitorus (2006) yaitu kebersihan waktu kerja produktif yang rendah yaitu adanya
diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri; mahasiswa keperawatan yang sedang praktik
makan dan minum dilakukan sendiri; ambulasi sehingga pekerjaan perawat menjadi lebih
dengan pengawasan; observasi tanda-tanda ringan.
vital dilakukan setiap shift; pengobatan Kegiatan perawat pada shift pagi, sore,
minimal dengan status psikologis stabil. dan malam di ruang IRNA Bedah A terutama
Besarnya jumlah pasien dengan tingkat kegiatan langsung, sebagian besar telah
ketergantungan self care di ruang IRNA Bedah memenuhi SOP yang telah ditetapkan oleh
A dapat disebabkan karena kapasitas di ruang bidang keperawatan RSUD Dr. Soetomo. Tidak
elektif sebesar 20 orang dan pasien yang semua tindakan di ruang IRNA Bedah A
dirawat sebagian besar adalah pasien yang mempunyai SOP. Beberapa tindakan di ruang
kondisinya telah stabil setelah operasi dan IRNA Bedah A yang mempunyai SOP dan
pasien yang sedang menunggu acara operasi sering dilakukan antara lain injeksi, rawat luka,
dan sifatnya menetap. memasang infus, mengukur tekanan darah, dan
Berbeda dengan ruang UPI umum dan mengambil sampel darah. Namun, ada juga
UPI torak yang masing-masing berkapasitas 10 beberapa tindakan yang tidak sesuai dengan
dan 8 orang dan merupakan pasien pasca SOP antara lain penerimaan pasien baru.
operasi sehingga jika keadaan pasien telah Kegiatan penerimaan pasien baru dilakukan
200
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Purwaningsih)

belum sampai pada tahap orientasi ruangan dan Pada saat jumlah pasien banyak tentunya akan
perawat yang bertanggungjawab. Standar menyita waktu perawat lebih banyak
Operasional Prosedur ialah pedoman atau tata dibandingkan pada saat jumlah pasien sedikit.
cara bagi tenaga keperawatan dalam Hal ini yang terjadi di ruang IRNA Bedah A
memberikan asuhan keperawatan yang pada saat penelitian, BOR rata-rata selama 1
paripurna. minggu ialah 52,26%. Nilai BOR ini
Tujuan umum ditetapkannya SOP oleh kemungkinan juga dapat mempengaruhi beban
bidang keperawatan RSUD Dr. Soetomo yaitu kerja perawat dalam melaksanakan tugasnya
dengan adanya SOP, diharapkan agar semua selain jumlah perawat yang bertanggungjawab
tenaga pelaksana keperawatan dapat terhadap pasien.
memberikan asuhan keperawatan yang
paripurna kepada individu, keluarga, dan SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya yaitu
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar pasien Simpulan
(makan, minum, oksigen), dapat melakukan
tindakan keperawatan yang menyeluruh dan Hasil penghitungan kebutuhan tenaga
benar, dan dapat melakukan atau keperawatan di ruang IRNA Bedah A
mengoperasikan alat serta perawatannya berdasarkan metode Douglas menunjukkan
dengan benar. Telah dilakukannya sebagian bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan lebih
besar tindakan perawat sesuai dengan SOP banyak dibandingkan dengan penghitungan
menunjukkan bahwa perawat telah menjadikan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan
SOP sebagai pedoman dalam melakukan Time and Motion Study. Metode Time and
tindakan kepada pasien. Untuk kegiatan Motion Study lebih efektif untuk diterapkan
penerimaan pasien baru yang belum sesuai dalam penghitungan kebutuhan tenaga
dengan SOP kemungkinan dapat disebabkan keperawatan di ruang IRNA Bedah A
karena kebiasaan dari perawat untuk melakukan dibandingkan dengan metode Douglas.
penerimaan pasien baru yang belum sampai
pada tahap orientasi ruangan dan perawat yang Saran
bertanggungjawab.
Beban kerja di ruang IRNA Bedah A Berdasar hasil penelitian, maka
yaitu sebesar 34,62%. Nilai beban kerja ini peneliti memberi saran : 1) metode Time and
didapatkan dari waktu kerja (waktu riil) yang Motion Study dapat digunakan untuk
digunakan untuk melakukan kegiatan produktif menentukan kebutuhan jumlah tenaga
dari keseluruhan waktu kerja. Menurut keperawatan di ruang IRNA Bedah A dengan
Lungberg (1999) dalam Pudjirahardjo (2003) melakukan observasi lebih lama dan 2) kepala
yang dikutip oleh Gunawan (2006), seseorang ruangan dapat mencoba untuk memodifikasi
dalam bekerja akan berfungsi secara optimal rotasi atau jadwal dinas perawat yang sudah ada
apabila kondisi beban kerja adalah ideal atau berdasarkan beban kerja untuk tiap shift agar
moderate dan kurang maksimal apabila dalam perawat yang dinas untuk tiap shift dapat
kondisi underload dan overload. Dengan menggunakan waktu kerja dengan lebih
ketentuan overload bila beban kerja > 90% dari produktif
total waktu kerja, moderate atau ideal bila 85-
90% dari total waktu kerja, dan underload bila KEPUSTAKAAN
<85% dari total waktu kerja. Berdasarkan
standar beban kerja yang ada, maka beban kerja Arwani, Heru Supriyanto. 2005. Manajemen
perawat di ruang IRNA Bedah A termasuk Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.
underload atau beban kerja rendah. Rendahnya Hapsari, Elsi Dwi, 2006. Menyiapkan Perawat
beban kerja di ruang IRNA Bedah A dapat yang Siap Berkompetisi di Era Pasar
disebabkan karena adanya mahasiswa Global, (online), (http://www.inovasi-
keperawatan yang sedang praktik di ruang online.ca/final_research/ogc/pdf/obrien
IRNA Bedah A sehingga pekerjaan perawat _final.pdf, diakses tanggal 2 Juli 2009,
menjadi lebih ringan. Selain itu, diduga jumlah jam 23.11 WIB).
pasien yang dirawat di ruang IRNA Bedah A Hasibuan, H., 2008. Manajemen Sumber Daya
juga turut mempengaruhi beban kerja perawat. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

201
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 197-202

Sitorus, Ratna, 2006. Model Praktik Suarli, S & Yanyan Bahtiar, 2008. Manajemen
Keperawatan Profesional di Rumah Keperawatan dengan Pendekatan
Sakit: Penataan Truktur dan Proses Praktis. Jakarta: Erlangga.
(Sistem) Pemberian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta:
EGC.

202

You might also like