You are on page 1of 7

Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap


Kemampuan Interaksi Sosial pada Lansia dengan Kesepian di
Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PSLU) Jember
(The Effects of Socialization Group Activity Therapy (SGAT)
toward Ability of Social Interaction of Elderly with
Loneliness at Nursing Home Jember)
Wahyu Elok Pambudi, Erti Ikhtiarini Dewi, Lantin Sulistyorini
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. Kampus Tegal Boto Jember 37 Telp./Fax. (0331) 323450
email: erti_i.psik@unej.ac.id

Abstract
Elderly are people who over the age of 60 years old. The aging process of elderly will reduce the
normal function of the body. This situation can make ability of social interaction being down and
elderly feel lonely. Socialization Group Activity Therapy (SGAT) aims to increase the social
relationship in the group gradually. The aim of this research was to analyze the effects of SGAT
toward ability of social interaction of elderly with loneliness at nursing home Jember. This research
used pre experimental method with one group pretest posttest design. There were 19 elderly who
participate as the samples of this research. The samples were taken by using purposive sampling
technique. The data were analyzed with dependent t-test, with the increasing of the average value
ability of social interaction was 14,11 (22.3 - 37.32). The ability of social interaction of elderly with
loneliness after getting SGAT was 94,7% had a good ability of social interaction. The result
showed that p value = 0,0005 (CI 95%). The conclusion is there were significant effects of SGAT
toward ability of social interaction of elderly with loneliness at nursing home Jember. This research
recommended the SGAT to increase the ability of social interaction of elderly with loneliness.

Keywords: Elderly with Loneliness, SGAT, Ability of Social Interaction

Abstrak
Lansia adalah seseorang yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Proses penuaan yang dialami
oleh lansia akan menyebabkan penurunan fungsi normal tubuh. Keadaan ini dapat
mengakibatkan penurunan kemampuan interaksi sosial dan menimbulkan perasaan kesepian
pada lansia. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) bertujuan untuk meningkatkan
hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh TAKS terhadap kemampuan interaksi sosial pada lansia dengan kesepian di Pelayanan
Sosial Lanjut Usia (PSLU) Jember. Desain penelitian ini adalah pre experimental dengan
rancangan one group pretest posttest. Sampel penelitian sebanyak 19 lansia dan menggunakan
teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji t dependen, dengan kenaikan nilai
rata-rata kemampuan interaksi sosial sebesar 14,11 (22,31 - 37,32). Kemampuan interaksi sosial
lansia dengan kesepian setelah TAKS adalah 94,7% memiliki kemampuan interaksi sosial baik.
Hasil ini menunjukkan nilai p = 0,0005 (CI 95%). Kesimpulan dari hasil penelitian adalah adanya
pengaruh yang sangat amat bermakna antara TAKS terhadap kemampuan interaksi sosial pada
lansia dengan kesepian di PSLU Jember. Rekomendasi penelitian ini adalah TAKS
direkomendasikan pada lansia dengan kesepian untuk meningkatkan kemampuan interaksi
sosialnya.

Kata Kunci: Lansia dengan Kesepian, TAKS, Kemampuan Interaksi Sosial

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 253


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Pendahuluan beragam mulai dari masalah fisik dan


psikologis. Masalah kesehatan fisik yang
Lansia adalah seseorang yang telah dialami lansia di PSLU Jember seperti
mencapai usia 60 tahun ke atas. Jumlah lansia di hipertensi, rematoid artritis, gatal-gatal, infeksi
Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. saluran nafas, diare, diabetes, gangguan
Jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai penglihatan, fraktur, stroke, dan lain
30-40 juta pada tahun 2020 sehingga Indonesia sebagainya. Masalah psikologis yang dialami
menduduki peringkat ke empat di dunia. lansia di PSLU Jember juga beragam, yaitu
Persentase jumlah populasi lansia pada tahun demensia, status emosional yang kurang baik
2000 sebesar 7,18% dari seluruh penduduk di seperti mudah marah, cemburu, mudah
Indonesia. Angka ini meningkat menjadi 7,56% tersinggung, sering bertengkar dengan sesama
pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi lansia, dan kesepian.
7,58% dari seluruh penduduk di Indonesia. Hasil wawancara dengan lansia dan
Peningkatan jumlah lansia akan berdampak pada pengurus PSLU diketahui masalah interaksi
perubahan transisi epidemiologi yaitu sosial yang dialami lansia disebabkan karena
peningkatan angka kesakitan karena penyakit lansia masih kurang menunjukkan rasa
degeneratif [1]. kebersamaan sesama lansia. Masalah
Proses penuaan yang dialami oleh lansia interaksi sosial yang terjadi dapat membuat
akan menyebabkan penurunan fungsi normal lansia merasa sendiri dan kesepian. Perasaan
tubuh. Hal ini membuat seorang lansia lebih kesepian yang dialami lansia di PSLU Jember
berisiko terhadap masalah kesehatan, baik ditunjukkan dengan seringnya lansia
secara biologis maupun psikologis [2]. Keadaan ditemukan melamun dan merenung sendirian.
ini dapat menyebabkan kemampuan interaksi Upaya-upaya yang dilakukan PSLU Jember
sosial pada lansia mengalami penurunan. dalam mengurangi perasaan kesepian pada
Penurunan kemampuan interaksi sosial pada lansia dengan memberikan kegiatan-kegiatan
lansia akan berdampak buruk karena partisipasi rutin untuk meningkatkan interaksi sosialnya.
sosial dan hubungan interpersonal merupakan TAKS belum pernah dilakukan di PSLU
bagian yang cukup penting untuk kesehatan fisik, Jember sebelumnya.
mental, dan emosional bagi lansia [3]. Berdasarkan pada uraian permasalahan
Penurunan kemampuan interaksi sosial tersebut peneliti tertarik untuk melakukan suatu
dapat memunculkan perasaan kesepian pada penelitian untuk mengetahui “apakah ada
lansia. Kesepian adalah suatu rasa pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan terhadap kemampuan interaksi sosial pada
keinginan atau kebutuhan untuk melakukan lebih lansia dengan kesepian di PSLU Jember”.
banyak kontak dengan orang lain [4]. Keadaan- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
keadaan tersebut lebih mudah dialami oleh lansia pengaruh TAKS terhadap kemampuan
yang tinggal di panti jompo atau di PSLU interaksi sosial pada lansia dengan kesepian di
(Pelayanan Sosial Lanjut Usia), karena lansia PSLU Jember.
tersebut memiliki sistem dukungan yang lebih
terbatas dan kesempatan untuk berinteraksi
dengan lingkungan luar yang lebih sedikit Metode Penelitian
daripada lansia yang tinggal bersama keluarga di Penelitian ini menggunakan desain
komunitas [5]. penelitian pre eksperimental dengan
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi rancangan penelitian one group pretest
(TAKS) adalah suatu upaya memfasilitasi posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan semua lansia yang tinggal di PSLU Jember
masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk yang berjumlah 140 lansia. Jumlah sampel
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
secara bertahap [6]. TAKS membantu lansia 19 lansia. Teknik sampling yang digunakan
untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang yaitu purposive sampling. Penelitian ini
ada disekitarnya. Pemberian TAKS pada lansia dilaksanakan di PSLU Jember. Waktu
yang mengalami kesepian di PSLU diharapkan Penelitian dilakukan pada bulan November
dapat meningkatkan kemampuan interaksi 2014 sampai dengan Mei 2015. Waktu
sosialnya. penelitian ini dihitung mulai dari pembuatan
Hasil studi pendahuluan diketahui masalah proposal sampai penyusunan laporan dan
kesehatan yang dialami lansia di PSLU Jember publikasi penelitian.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 254


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Teknik pengumpulan data dalam penelitian (68,4%), berpendidikan SD/tidak bersekolah


ini menggunakan kuesioner karakteristik sebanyak 13 orang (68,4%), lebih banyak
responden dan kuesioner kemampuan interaksi memiliki riwayat bekerja dibandingkan tidak
sosial, serta untuk screening responden bekerja dengan status pekerjaan terbanyak
menggunakan kuesioner kesepian yang diadopsi adalah wiraswasta sebanyak 7 orang (36,8%),
dari UCLA Lonliness Scale dan Mini Mental State status perkawinan janda/duda sebanyak 13
Examination (MMSE). Data dianalisis dengan (68,4%), sudah tinggal di panti dalam kurun
menggunakan uji t dependent dengan derajat waktu 0-5 tahun sebanyak 14 orang (73,7%),
kepercayaan 95% (α=0,05). dan sebagian besar mengalami kesepian
ringan sebanyak 14 orang (73,7%)
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden Kemampuan Interaksi Sosial Sebelum
Tabel 1. Analisis karakteristik usia lansia dengan TAKS
kesepian di PSLU Jember Tabel 3. Kemampuan interaksi sosial lansia
Min- 95% dengan kesepian sebelum diberikan
Karakteristik n Mean SD
Mak CI TAKS
Usia 65,32- Min- 95%
19 67,84 5,23 60-74 Karakteristik n Mean SD
(Tahun) 70,36 Mak CI
Kemampuan
18- 21,51-
Tabel 1 menunjukkan usia rata-rata interaksi 19 22,31 3,53
31 24,92
responden penelitian adalah 67,84 tahun dengan sosial
standar deviasi 5,23. Usia termuda 60 tahun dan Hasil analisis tabel 3 menunjukkan nilai
usia tertua 74 tahun. Hasil nilai kepercayaan rata-rata kemampuan interaksi sosial lansia
menunjukkan 95% diyakini rata-rata usia lansia sebelum diberikan TAKS adalah 22,31
dengan kesepian berada pada rentang 65,32 (kemampuan interaksi sosial cukup) dengan
tahun sampai dengan 70,36 tahun. nilai standar deviasi 3,53. Nilai terendah 18
dan nilai tertinggi 31. Hasil nilai kepercayaan
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik jenis 95% diyakini rata-rata kemampuan interaksi
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status sosial lansia dengan kesepian berada pada
perkawinan, lama tinggal, dan status rentang 21,51 sampai dengan 24,92.
kesepian lansia di PSLU Jember
Karakteristik Frekuensi Persentase Kemampuan Interaksi Sosial Sesudah
(n=19) (%) TAKS
1. Jenis kelamin Tabel 4. Kemampuan interaksi sosial lansia
a. Laki-laki 6 31,6 dengan kesepian sesudah diberikan
b. Perempuan 13 68,4 TAKS
2. Pendidikan Min- 95%
a. SD/tidak sekolah 13 68,4 Karakteristik n Mean SD
Mak CI
b. SMP 2 10,5 Kemampuan
c. SMA 4 21,1 3,1 31- 35,77-
interaksi 19 37,32
3. Pekerjaan 9 43 38,86
sosial
a. Tidak bekerja 5 26,3 Hasil analisis tabel 4 menunjukkan rata-
b. Petani 1 5,3 rata nilai kemampuan interaksi sosial lansia
c. Wiraswasta 7 36,8
sesudah diberikan TAKS adalah 37,32
d. Lainnya 6 31,6
4. Status kawin
(kemampuan interaksi sosial baik) dengan nilai
a. Kawin 6 31,6 standar deviasi 3,198. Nilai terendah 31 dan
b. Janda/duda 13 68,4 nilai tertinggi 43. Hasil nilai kepercayaan 95%
5. Lama tinggal diyakini rata-rata kemampuan interaksi sosial
a. 0-5 tahun 14 73,7 lansia dengan kesepian berada pada rentang
b. 6-10 tahun 2 10,5 35,77 sampai dengan 38,86.
c. >10 tahun 3 15,8
6. Status Kesepian
a. Kesepian ringan 14 73,7
b. Kesepian sedang 5 26,3

Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden


berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 255


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Pengaruh TAKS terhadap Kemampuan 13 orang (68,4%). Pendidikan merupakan


Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian di salah satu faktor predisposisi sosial budaya
PSLU Jember untuk terjadinya masalah psikologis [12].
Tabel 5. Analisis pengaruh TAKS terhadap Faktor pendidikan mempengaruhi kemampuan
kemampuan interaksi sosial lansia seseorang untuk menyelesaikan masalah yang
dengan kesepian di PSLU Jember dihadapi [13]. Semakin tinggi tingkat
Variabel
N
Mea SD 95% p pendidikan seorang lansia maka semakin
n CI value banyak pengalaman hidup yang dilaluinya
Sebelum 23,21 3,537 21,51- sehingga akan lebih siap dalam menghadapi
TAKS 24,92 masalah yang terjadi.
19 0,0005
Sesudah 37,32 3,198 35,77- Lansia yang menjadi responden
TAKS 38,86
penelitian lebih banyak memiliki riwayat
bekerja dibandingkan tidak bekerja dengan
Hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan
status pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta
terdapat perbedaan nilai kemampuan interaksi
sebanyak 7 orang (36,8%). Pada masa lansia,
sosial lansia setelah TAKS ditunjukkan dengan
seorang individu akan mengalami beberapa
kenaikan nilai rata-rata kemampuan interaksi
kehilangan salah satunya adalah pekerjaan
sosial dari 23,21 (kemampuan interaksi sosial
dan lansia memerlukan dukungan orang lain
cukup) menjadi 37,32 (kemampuan interaksi
dalam menghadapi kehilangan [14]. Hurlock
sosial baik). Hasil uji statistik dengan dependent
menyatakan tugas perkembangan lansia salah
t-test didapatkan nilai p = 0,0005 (CI 95%).
satunya adalah menyesuaikan diri dengan
masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
Pembahasan (income) [2]. Lansia yang memiliki pekerjaan
Karakteristik Responden dengan penghasilan yang baik, akan membuat
Rata-rata usia responden penelitian adalah lansia memiliki kemampuan untuk mencukupi
67,84 tahun. Seseorang dikatakan sudah menjadi kebutuhannya sendiri termasuk kebutuhan
lansia apabila mencapai usia 60 tahun ke atas untuk melakukan interaksi dengan orang lain.
[7]. Lansia dengan usia 70 tahun ke atas memiliki Status perkawinan responden yang
risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah paling banyak adalah janda/duda yaitu
kesehatan baik fisik maupun psikologisnya [8]. sebanyak 13 orang (68,4%). Burnside, Duvall,
Proses penuaaan yang dialami lansia dan Havighurat menyatakan lansia memiliki
menyebabkan penurunan fungsi tubuh secara tugas perkembangan khusus yang terdiri dari
menyeluruh sehingga membuat status kesehatan tujuh kategori utama salah satunya adalah
lansia semakin menurun [9]. Keadaan ini akan menyesuaikan dengan kematian pasangan
berdampak pada kemampuan lansia dalam [11]. Individu yang mengalami perceraian atau
berinteraksi. tidak memiliki pasangan termasuk kelompok
Mayoritas jenis kelamin responden adalah risiko tinggi mengalami masalah psikologis
perempuan sebanyak 13 orang (68,4%). [12]. Lansia yang memiliki pasangan hidup,
Penelitian yang dilakukan oleh Juniarti tentang memungkinkan untuk meringankan masalah
gambaran kesepian lansia yang tinggal di panti, psikologisnya dan lansia harus bisa
menunjukkan 76% lansia yang mengalami menyesuaikan diri mengenai kehilangan
kesepian adalah lansia perempuan [10]. Keadaan pasangan hidup.
sistem muskuloskeletal pada lansia akan Lansia yang menjadi responden
mengalami penurunan struktur dan fungsinya [8]. penelitian mayoritas sudah tinggal di PSLU
Laju demineralisasi tulang terjadi lebih besar selama 0-5 tahun sebanyak 14 orang (73,7%).
pada wanita yang menopause daripada pria Lansia yang tinggal di panti mendapatkan
lansia [11]. Kemampuan mobilisasi lansia yang kesempatan untuk berinteraksi dengan
terus menurun akibat sistem muskuloskeletal lingkungan luar lebih terbatas daripada lansia
yang terus mengalami penurunan akan yang tinggal di komunitas. Semakin sedikit
menyebabkan kemampuan lansia untuk kesempatan lansia untuk bertemu dan
melakukan kontak dan komunikasi dengan orang berinteraksi dengan orang lain akan
lain mengalami hambatan, sehingga kemampuan berdampak pada semakin besar lansia untuk
interaksi sosial lansia juga akan mengalami mengalami perasaan kesepian [15]. Semakin
penurunan. lama seorang lansia tinggal di panti maka
Status pendidikan SD/tidak sekolah keadaan-keadaan tersebut akan sering
memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak dialami.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 256


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Status kesepian yang paling banyak disebabkan karena proses penuaan yang
dialami oleh responden penelitian adalah terjadi pada lansia yang mengakibatkan
kesepian ringan sebanyak 14 orang (73,7%). penurunan fungsi tubuh lansia secara umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Juniarti tentang Interaksi sosial berperan sangat penting
gambaran jenis dan tingkat kesepian pada lansia terhadap status kesehatan lansia. Salah satu
di panti didapatkan mayoritas lansia mengalami terapi yang dapat meningkatkan kemampuan
kesepian ringan sebanyak 66 orang (69,5%) [10]. interaksi lansia adalah terapi aktivitas
Kesepian adalah suatu rasa ketidaknyamanan kelompok sosialisasi (TAKS)
yang berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan
untuk melakukan lebih banyak kontak dengan Kemampuan Interaksi Sosial Sesudah
orang lain [16]. Kesepian dapat dipicu karena TAKS
kurangnya kesempatan seseorang untuk bertemu Hasil penelitian terkait status
dan berinteraksi dengan orang lain yang kurang kemampuan interaksi sosial lansia setelah
[15]. Keadaan ini sering dialami oleh lansia yang diberikan TAKS menunjukkan 18 orang
tinggal di PSLU Jember. Kondisi ini dapat (94,7%) dikategorikan memiliki kemampuan
membuat lansia yang tinggal di panti lebih interaksi sosial baik dan sebanyak 1 orang
berisiko untuk mengalami perasaan kesepian. (5,3%) yang dikategorikan memiliki
kemampuan interaksi sosial cukup, serta tidak
Kemampuan Interaksi Sosial Sebelum TAKS didapatkan lansia yang dikategorikan memiliki
Hasil penelitian terkait kemampuan kemampuan interaksi sosial kurang. Hasil ini
interaksi sosial lansia sebelum TAKS menggambarkan sebagian besar lansia
menunjukkan nilai rata-rata kemampuan interaksi memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik
sosial lansia sebelum diberikan TAKS adalah setelah diberikan TAKS.
22,31 (kemampuan interaksi sosial cukup). Terapi aktivitas kelompok (TAK)
Kemampuan interaksi sosial yang telah merupakan salah satu terapi yang bertujuan
dikategorikan menunjukkan seluruh lansia yang meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,
menjadi responden penelitian memiliki bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku
kemampuan interaksi sosial cukup, dan lansia [8]. TAKS merupakan salah satu upaya dengan
yang menjadi responden tidak ada yang memiliki cara memfasilitasi kemampuan sosialisasi
kemampuan interaksi sosial kurang dan baik. sejumlah klien dengan masalah hubungan
Kemampuan interaksi sosial seseorang sosial, yang bertujuan meningkatkan hubungan
dapat dipengaruhi oleh berbagai hambatan yang sosial dalam kelompok secara bertahap [6].
terjadi. Hambatan dalam interaksi sosial Hasil penelitian tersebut didukung oleh
disebabkan karena kuantitas pertukaran sosial penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
yang tidak memadai atau berlebih serta Muzayyin tentang perbedaan kemampuan
ketidakefektifan kualitas pertukaran sosial. bersosialisasi sebelum dan sesudah dilakukan
Seseorang dapat dikatakan mengalami hambatan TAKS. Kemampuan bersosialisasi sesudah
dalam interaksi sosial ketika merasa tidak TAKS mengalami peningkatan dari
nyaman pada situasi sosial dan tidak mampu kemampuan bersosialisasi sebelum mendapat
untuk menerima rasa keterikatan sosial yang TAKS [19]. Hasil ini menunjukkan bahwa
memuaskan [17]. pemberian TAKS dapat meningkatkan
Lansia yang tingal di PSLU Jember kemampuan bersosialisasi pada individu yang
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan mendapatkan TAKS.
lingkungan luar lebih sedikit. Lansia lebih banyak Pemberian TAKS pada lansia kesepian
beraktivitas dan bersosialisasi di dalam panti. dapat melatih lansia untuk melakukan
Keadaan ini membuat interaksi sosial lansia kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
hanya terbatas pada lingkungan dalam panti. kemampuan lansia untuk membangun
Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Setelah mengikuti
interaksi sosial lansia, karena semakin sedikit TAKS, lansia akan mendapatkan keterampilan
kesempatan lansia untuk melakukan kontak dan untuk berinteraksi sosial dan dapat digunakan
komunikasi dengan orang lain maka kesempatan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
untuk melakukan interaksi sosial semakin sedikit meningkatkan kemampuan interaksi sosial
pula. Interaksi sosial dapat terjadi apabila lansia.
memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial
(social-contact) dan komunikasi [18].
Keterbatasan lansia dalam berinteraksi dapat

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 257


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Pengaruh TAKS terhadap Kemampuan berkomunikasi, saling memperhatikan,


Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian di memberikan tanggapan terhadap orang lain,
PSLU Jember mengekspresikan ide, dan menerima stimulus
Hasil analisis data penelitian menunjukkan eksternal yang berasal dari lingkungan.
terdapat perbedaan nilai kemampuan interaksi TAKS adalah salah satu intervensi
sosial lansia sebelum dan sesudah diberikan keperawatan yang efektif untuk meningkatkan
TAKS. Perubahan nilai rata-rata kemampuan kemampuan klien berinteraksi sosial [22].
interaksi sebelum TAKS sebanyak 23,21 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(kemampuan interaksi sosial cukup) dan sesudah Muzayyin tentang perbedaan kemampuan
TAKS sebanyak 37,32 (kemampuan interaksi bersosialisasi sebelum dan sesudah dilakukan
sosial baik), yang berarti pemberian TAKS TAKS pada pasien isolasi menunjukkan ada
berpengaruh terhadap kemampuan interaksi perbedaan kemampuan bersosialisasi sebelum
sosial lansia dengan kesepian. Hasil uji statistik dan sesudah dilakukan TAKS dengan p =
dengan dependent t-test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05). TAKS yang diberikan efektif
0,0005 (CI 95%) yang berarti terdapat pengaruh untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
pemberian TAKS terhadap kemampuan interaksi pada pasien dengan masalah isolasi sosial
sosial lansia dengan kesepian. Nilai p = 0,0005 [19]. Pemberian TAKS memungkinkan klien
(CI 95%) menunjukkan tingkat kemaknaan hasil saling mendukung, belajar menjalin hubungan
amat sangat bermakna. Kesimpulan dari interpersonal, merasakan kebersamaan dan
pernyataan tersebut adalah Ha diterima dan dapat memberikan masukan terhadap
membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan pengalaman masing-masing klien, sehingga
antara TAKS terhadap kemampuan interaksi akan meningkatkan kemampuan bersosialisasi
sosial lansia dengan kesepian di PSLU Jember. dengan orang lain yang ada disekitarnya [23].
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Peningkatan kemampuan bersosialisasi pada
teori yang menyatakan terapi aktivitas kelompok lansia dengan kesepian di PSLU Jember
sosialisasi membantu klien untuk melakukan terjadi karena TAKS dilakukan agar lansia
sosialisasi dengan individu yang ada disekitar mampu mengekspresikan perasaan dan
klien. Terapi ini memfasilitasi psikoterapi untuk latihan perilaku dalam berhubungan dengan
memantau dan meningkatkan hubungan orang lain yang ada disetiap sesi-sesi TAKS.
interpersonal, memberi tanggapan terhadap
orang lain, mengekspresikan ide dan tukar Simpulan dan Saran
persepsi, dan menerima stimulus eksternal yang Kesimpulan dari hasil penelitian adalah
berasal dari lingkungan [6]. terdapat pengaruh yang signifikan antara
Hasil penelitian tersebut didukung oleh TAKS terhadap kemampuan interaksi sosial
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hasriana pada lansia dengan kesepian di PSLU Jember
bahwa TAKS dapat meningkatkan kemampuan (p value = 0,0005 (CI 95%)). Hasil ini
bersosialisasi klien dengan masalah isolasi sosial menunjukkan TAKS dapat di diberikan pada
dengan nila p = 0,000 yang berarti sangat amat lansia dengan kesepian yang tinggal di PSLU
bermakna [20]. Penelitian selanjutnya yang atau panti untuk meningkatkan kemampuan
dilakukan oleh Akbar dengan hasil terdapat interaksi sosialnya.
pengaruh yang sangat bermakna dari pemberian Saran yang direkomendasi oleh peneliti
TAKS terhadap peningkatan konsep diri pada adalah TAKS dapat diterapkan oleh petugas
lansia [21]. sosial atau perawat panti untuk diberikan pada
TAKS terdiri dari tujuh sesi yaitu lansia dengan kesepian untuk meningkatkan
memperkenalkan diri, berkenalan dengan orang kemampuan interaksi sosialnya. Bagi para
lain, bercakap-cakap, berbincang tentang topik peneliti selanjutnya diharapkan dapat
tertentu, berbincang tentang masalah pribadi mengembangkan penelitian mengenai TAKS
yang dialami, bekerjasama, dan berpendapat terhadap variabel kualitas hidup pada lansia
tentang manfaat dari TAKS [6]. Sesi-sesi dalam dengan kesepian.
TAKS terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan lansia dalam Ucapan Terima Kasih
bersosialisasi dan membina hubungan yang baik
dengan sesama lansia dan lingkungan sekitar. Penulis menyampaikan terima kasih
Pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi kepada responden penelitian, semua staff
melatih individu untuk meningkatkan hubungan PSLU Jember, yang membantu peneliti dalam
interpersonal antar anggota kelompok, melaksanakan penelitian.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 258


Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian…

Daftar Pustaka Universitas Indonesia; 2011.


[1] Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. [14] Riyadi, Purwanto. Asuhan keperawatan
Gambaran kesehatan lanjut usia di jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
Indonesia. Artikel. Pusat Data Kementerian [15] Carpenito LJ. Diagnosis keperawatan:
Kesehatan RI; 2013. aplikasi pada praktik klinis. Alih bahasa,
[2] Azizah LM. Keperawatan lanjut usia. Kustini Semarwati Kadar; editor edisi
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. bahasa Indonesia, Eka Anisa Mardella,
[3] Anida. Memahami kesepian. [Internet]. Meining Issuryanti; Ed 9. Jakarta: EGC;
2010.Diambil tanggal 12 Desember 2014 2009.
dari http://www.scribd.com/doc [16] Herdman TH. Diagnosis keperawatan:
[4] Herdman TH. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014.
definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Jakarta: EGC; 2012.
EGC; 2012. [17] Wilkinson JM, Ahern NR. Buku saku
[5] Hayati S. Pengaruh dukungan sosial diagnosis keperawatan: diagnosis
terhadap kesepian pada lansia. Skripsi. NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera NOC. Jakarta: EGC; 2011.
Utara; 2010. [18] Noorkasiani, Heryati, Ismail R. Sosiologi
[6] Keliat BA, Akemat. Keperawatan jiwa: keperawatan. Jakarta: EGC; 2009.
terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC; [19] Muzayyin, Wakhid A, Susilo T.
2004. Perbedaan kemampuan bersosialisasi
[7] Efendi F, Makhfudli. Keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
kesehatan komunitas: teori dan praktik aktifitas kelompok sosialisasi pada
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba pasien isolasi sosial di RSJ. Prof. Dr.
Medika; 2009. Soeroyo Magelang. Prosiding Konferensi
[8] Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Nasional II PPNI Jawa Tengah; 2014.
Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia [20] Hasriana, Nur M, Anggraini S. Pengaruh
lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Medika. 2008. terhadap kemampuan bersosialisasi
[9] Tamher S, Noorkasiani. Kesehatan usia pada klien isolasi sosial menarik diri di
lanjut. dengan pendekatan asuhan Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; Sulawesi Selatan. Volume 2 Nomor 6
2009. Tahun 2013 ISSN: 2302-1721. Makasar;
[10] Juniarti N, Eka S, Damayanti A. Gambaran 2013.
jenis dan tingkat kesepian pada lansia di [21] Akbar, Herman, Ilyas. Pengaruh terapi
Balai Panti Sosial Tresna Werdha aktivitas kelompok (sosialisasi) terhadap
Pakutandang Ciparay Bandung. Jurnal peningkatan konsep diri pada klien
penelitian. Fakultas Ilmu Keperawatan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Universitas Padjadjaran; 2008. Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Volume 4
[11] Potter PA, Perry AG. Fundamental Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721.
keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Makasar; 2014.
Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005. [22] Yosep I. Keperawatan jiwa. Bandung:
[12] Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku PT Refika Aditama; 2007.
keperawatan jiwa. Jakarta: EGC; 2007. [23] Videbeck S L. Buku ajar keperawatan
[13] Masithoh AR. Pengaruh latihan jiwa. Jakarta: EGC; 2008.
keterampilan sosial terhadap kemampuan
sosialisasi pada lansia dengan kesepian di
Panti Wredha Kabupaten Semarang. Tesis.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.2), Mei, 2017 259

You might also like