You are on page 1of 8

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2012-2016

Indri Hartiningrum1, Nurul Fitriyah2


1,2Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 601115
Alamat korespondensi: Indri Hartiningrum
Email: indri.hartiningrum05@yahoo.co.id

ABSTRACT
LBW classified as one of children health problems in Indonesia which impacts Infant Mortality Rate (IMR).
According to Riskesdas 2010, LBW in Indonesia was noted approximately 11,1%, while in East Java was noted
approximately 10,1%. This study aims for knowing a pattern of LBW on the 5 years latest in the East Java since
that LBW is regarded as the public health indicator because it affects bigger for the children’s life in further. This
study was descriptive research within quantitative approach using the secondary source from Health Profile of
East Java Province during 2012 until 2016. Based on this method, city has a large number of LBW patience are
Madiun (8.6%), Situbondo (5%) and Bondowoso (4.6%). Pattern of LBW cases in East Java were fluctuative and
did not change to better yet. In conclusion, 3 cities who have the high percentage number of LBW was caused an
illness during the women’s pregnant and the lack of knowledge about the nutrition proposition. It showed that the
program who done by the government for decreasing the number of LBW in East Java was not efficient yet, so, it
is needed an intervention in advance.

Keywords: LBW (Low Birth Weight), pregnant mother, mortality

ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan anak yang masih terjadi di Indonesia yaitu BBLR karena Angka Kematian Bayi
(AKB) sebagian besar disebabkan oleh BBLR. Berdasarkan Laporan Nasional Riskesdas tahun 2010 kejadian
BBLR di Indonesia sebesar 11,1% sedangkan Provinsi Jawa Timur juga mengalami kejadian BBLR yang cukup
tinggi yaitu sebesar 10,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren kejadian BBLR 5 tahun terakhir di
Provinsi Jawa Timur, melihat bahwa kejadian BBLR dianggap sebagai indikator kesehatan masyarakat karena
memiliki dampak besar bagi kehidupan anak di masa depan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder dari Laporan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
2012-2016. Berdasarkan analisa deskriptif Kabupaten/Kota dengan kejadian BBLR tinggi diantaranya yaitu Kota
Madiun (8,6%), Kabupaten Situbondo (5%) dan Kabupaten Bondowoso (4,6%). Tren Kejadian BBLR di Provinsi
Jawa Timur selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif dan belum menampakkan perubahan yang lebih baik.
Kesimpulannya adalah 3 Kabupaten/Kota memiliki persentase kejadian BBLR yang tinggi disebabkan karena
adanya gangguan/penyakit yang menyertai ibu hamil dan pengetahuan yang kurang mengenai asupan gizi. Hal
tersebut menunjukan bahwa program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan kejadian BBLR di Provinsi
Jawa Timur belum cukup efektif sehingga diperlukan intervensi lebih lanjut.
Kata kunci: BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), ibu hamil, kematian

Received: 19 Maret 2018 Published: 31 Desember 2018

PENDAHULUAN mengatakan bahwa sebesar 60–80% dari Angka


Kematian Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan
BBLR merupakan salah satu masalah
karena BBLR. BBLR memiliki risiko lebih
kesehatan yang memerlukan perhatian di
besar untuk mengalami morbiditas dan
berbagai negara terutama pada negara
mortalitas daripada bayi lahir yang memiliki
berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi
berat badan normal. Masa kehamilan yang
rendah. WHO (World Health Organization)
kurang dari 37 minggu dapat menyebabkan
mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang lahir
terjadinya komplikasi pada bayi karena
dengan berat ≤ 2500 gr. WHO
pertumbuhan organ-organ yang berada dalam
mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam,
tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang
yaitu BBLR (1500–2499 gram), BBLSR (1000-
terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin
1499 gram), BBLER (< 1000 gram). WHO juga

97
98 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No.2 Desember 2018: 97–104

rendah. Semakin rendah berat badan bayi, maka Restriction) merupakan hal yang penting karena
semakin penting untuk memantau tingkat kematian antara kedua kondisi tersebut
perkembangannya di minggu-minggu setelah berbeda secara signifikan (Astria, et.al., 2016).
kelahiran. Sutan, et.al., (2014) dalam penelitiannya
Berat bayi saat lahir merupakan penentu menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan
yang paling penting untuk menentukan peluang oleh beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi,
bertahan, pertumbuhan, dan perkembangan di umur, paritas, status ekonomi), riwayat
masa depannya. Ibu yang selalu menjaga kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR,
kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan aborsi), asuhan antenatal care yang buruk,
bergizi dan menerapkan gaya hidup yang baik keadaan janin. Wanita dengan status ekonomi
akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya rendah cenderung memiliki asupan makanan
ibu yang mengalami defisiensi gizi memiliki yang tidak memadai, sanitasi tempat tinggal
risiko untuk melahirkan BBLR. BBLR tidak yang buruk, dan kemampuan untuk mencari
hanya mencerminkan situasi kesehatan dan gizi, perawatan selama kehamilan yang kurang
namun juga menunjukkan tingkat kelangsungan sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
hidup, dan perkembangan psikososialnya. mereka (Perera & Manzur, 2014). Usia ibu ≤ 15
Bayi dengan BBLR memiliki risiko lebih tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan
tinggi mengalami kematian, keterlambatan bayi dengan berat rendah.
petumbuhan dan perkembangan selama masa Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
kanak-kanak dibandingkan dengan bayi yang mengetahui gambaran kejadian BBLR selama 5
tidak BBLR (Rajashree, 2015). Bayi BBLR tahun terakhir di Provinsi Jawa Timur.
memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan
hidup. Ketika mereka bertahan hidup, mereka
lebih rentan terhadap penyakit hingga mereka METODE PENELITIAN
dewasa. BBLR cenderung mengalami Penelitian ini merupakan penelitian
gangguan perkembangan kognitif, retardasi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
mental serta lebih mudah mengalami infeksi Penelitian bersifat non reaktif karena
yang dapat mengakibatkan kesakitan atau menggunakan data sekunder dari Laporan Profil
bahkan kematian. Dampak lain yang muncul Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012–
pada orang dewasa yang memiliki riwayat 2016.
BBLR yaitu beresiko menderita penyakit
degeneratif yang dapat menyebabkan beban
ekonomi individu dan masyarakat (Pramono, HASIL PENELITIAN
2009). Hasil olah statistik antara bayi lahir hidup
Berdasarkan data dari World Health dengan Kabupaten/Kota dalam lima tahun
Rangkings tahun 2014 dari 172 negara di dunia, terakhir (2012–2016) telah disajikan dalam
Indonesia menempati urutan ke 70 yang bentuk diagram batang yang dapat dilihat pada
memiliki presentase kematian akibat BBLR gambar 1. Bayi lahir hidup di Provinsi Jawa
tertinggi yaitu sebesar 10,69%. Tingkat Timur apabila ditotal selama 5 tahun terakhir
kelahiran di Indonesia pada tahun 2010 sebesar yaitu sebesar 2.971.951 jiwa. Kabupaten/Kota
4.371.800 dengan kejadian BBLR sebesar 15,5 yang memiliki angka bayi lahir hidup tertinggi
per 100 kelahiran hidup atau 675.700 kasus diantaranya yaitu Kota Surabaya (213.097
prematur dalam 1 tahun (WHO, 2013). Pada jiwa), Kabupaten Malang (206.204 jiwa) dan
tahun 2010, kejadian BBLR di Indonesia Kabupaten Jember (181.955 jiwa).
sebesar 11,1% sedangkan Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota yang memiliki angka bayi lahir
juga mengalami kejadian BBLR yang cukup hidup rendah diantaranya Kota Mojokerto
tinggi yaitu sebesar 10,1% (Kemenkes RI, (10.270 jiwa), Kota Blitar (10.632 jiwa), Kota
2010). Batu (15.606 jiwa).
BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu Hasil olah statistik antara kejadian BBLR
kelahiran prematur atau kelahiran saat usia dengan Kabupaten/Kota dalam 5 tahun terakhir
kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR yang biasa (2012–2016) telah disajikan dalam bentuk
disebut terganggunya pertumbuhan janin. diagram batang dan dapat dilihat pada gambar
BBLR dapat menyebabkan kesakitan bahkan 2. Kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur
kematian. Menetapkan penyebab BBLR antara apabila ditotal selama 5 tahun terakhir yaitu
prematur atau IUGR (Intra Uterine Growth sebesar 2,8%. Kabupaten/Kota dengan angka
Hartiningrum dan Fitriyah, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)... 99

kejadian BBLR yang relatif jauh dengan angka dari tahun 2012–2016 seperti yang telah
kejadian BBLR Provinsi Jawa Timur, disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 3.
diantaranya Kota Madiun (8,6%), Kabupaten Gambar 3 menunjukkan bahwa tren kejadian
Situbondo (5%), dan Kabupaten Bondowoso BBLR selama 5 tahun terakhir mengalami
(4,6%). Kabupaten/Kota yang memiliki angka fluktuatif dan mengalami penurunan yang
kejadian BBLR rendah, diantaranya Kabupaten signifikan pada tahun 2014 (3,3%) menjadi
Sidoarjo (1,2%), Kabupaten Bangkalan (1,4%), (0,3%) pada tahun 2015. Tahun 2016 kejadian
dan Kabupaten Lamongan (1,8%). BBLR mengalami peningkatan yang lebih besar
Berdasarkan data yang terdapat pada jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
laporan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar (3,6%). Tentunya hal tersebut
maka dilakukan pengolahan data kemudian sangat memprihatinkan melihat peningkatan
menganalisis data tersebut untuk mengetahui yang terjadi lebih dari 2 kali lipat dibandingkan
tren kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur tahun sebelumnya.

250000
BAYI LAHIR HIDUP

200000

150000

100000

50000

KABUPATEN/KOTA

Gambar 1. Bayi Lahir Hidup Selama 5 Tahun Terakhir Tahun 2012–2016 di Provinsi Jawa Timur

10,0
9,0
Bayi dengan BBLR (%)

8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
Blitar

Blitar

Batu
Ponorogo

Bondowoso
Situbondo
Malang

Magetan

Malang
Lumajang
Pacitan

Pamekasan
Jember

Madiun

Lamongan

Bangkalan
Ngawi

Probolinggo
Bojonegoro

Sampang

Sumenep

Madiun
Banyuwangi

Probolinggo

Sidoarjo

Jombang
Trenggalek

Kediri

Pasuruan

Mojokerto

Tuban

Kediri
Gresik

Pasuruan
Mojokerto

Surabaya
Nganjuk
Tulungagung

Kabupaten/Kota

Gambar 2. Kejadian BBLR Selama 5 Tahun Terakhir Tahun 2012–2016 di Provinsi Jawa Timur
100 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No.2 Desember 2018: 97–104

4
3,5
3
2,5
BBLR (%)

2
1,5
1
0,5
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun

Tren Kejadian BBLR

Gambar 3. Tren Kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012–2016

PEMBAHASAN Penyebab tingginya BBLR di 3


Kabupaten/Kota di Jawa Timur sejalan dengan
Kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur
hasil penelitian Merzaila (2012) yang
Hasil olah statistik yang terdapat pada mengatakan bahwa ibu hamil yang mengalami
grafik diatas menunjukkan bahwa dari 38 anemia berisiko 4 kali lebih besar untuk
Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang memiliki melahirkan BBLR. Kejadian anemia yang
angka bayi lahir hidup tertinggi yaitu Kota dialami ibu hamil akan meningkat seiring
Surabaya, Kabupaten Malang, dan Kabupaten bertambahnya usia kehamilan. Hal tersebut
Jember. Sedangkan pada gambar 2 dapat terjadi karena terdapat
menunjukkan bahwa dari 38 Kabupaten/Kota di ketidakseimbangan antara jumlah plasma darah
Jawa Timur yang memiliki persentase tinggi dan sel darah merah yang terdapat pada tubuh
kejadian BBLR diantaranya adalah Kota ibu hamil. Ketidakseimbangan tersebut dapat
Madiun, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten dilihat dari turunnya kadar hemoglobin (Hb).
Bondowoso. Berdasarkan Laporan Profil Saat usia kehamilan memasuki trimester 3 maka
Kesehatan dari Kota Madiun, Kabupaten tubuh membutuhkan asupan zat besi yang lebih
Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso pada banyak karena pada saat tersebut janin
tahun 2015 dan 2014 tersebut penyebab mengalami pertumbuhan yang lebih cepat,
kejadian BBLR memiliki kesamaan yaitu sehingga apabila terjadi ketidakseimbangan
disebabkan karena adanya suatu gangguan atau dalam tubuh yang ditandai oleh rendahnya
penyakit yang menyertai ibu hamil seperti kadar Hb maka akan berpengaruh pada jalannya
anemia, Kekurangan Energi Kronis (KEK), pre- oksigen dalam rahim kemudian merusak
eklamsia/eklamsia, gemelli (kehamilan ganda) kondisi intrauterin tertutama plasenta sehingga
dan lainnya sehingga mengakibatkan bayi lahir terlihat tidak sebagaimana mestinya yang dapat
sebelum waktunya dengan berat kurang dari menyebabkan terganggunya perkembangan
2500 gram. Pendidikan bagi ibu hamil tentang janin sehingga ibu melahirkan anak dengan
gizi seimbang, perawatan bayi dengan BBLR, BBLR. Hb pada ibu hamil dikatakan rendah
menyusui bayi secara eksklusif diberikan pada apabila <11g (Kalady, et.al., 2016). Wijaya
waktu pelaksanaan kelas ibu hamil ditujukan (2013) juga menjelaskan bahwa ibu yang
untuk menekan angka kematian bayi oleh menderita anemia saat hamil mempunyai
karena BBLR. Pemberian asupan gizi pada peluang sebesar 9,778 kali untuk melahirkan
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) perlu di anak dengan BBLR. Asupan nutrisi yang baik
sosialisasikan dan lebih ditingkatkan selama kehamilan dapat mencegah terjadinya
pelaksanaannya pada masyarakat guna anemia pada ibu hamil. Apabila selama masa
kelangsungan hidup bayi agar menjadi generasi kehamilan ibu tidak mengalami anemia,
yang sehat dan cerdas (Kemenkes RI, 2017). metabolisme tubuh dapat bekerja secara optimal
Hartiningrum dan Fitriyah, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)... 101

dan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan seringkali lebih rendah daripada kehamilan
dapat terpenuhi untuk menghindari terjadinya tunggal karena persalinan yang terjadi sebelum
BBLR. cukup bulan. Uterus yang mengalami
Kebutuhan energi dan protein yang tidak penegangan berlebihan biasanya karena
tercukupi pada ibu hamil dapat mengakibatkan besarnya janin, adanya 2 plasenta, serta air
terjadinya KEK. Ibu hamil yang mengalami ketuban yang berlebih sehingga dapat
KEK berisiko melahirkan anak dengan BBLR menyebabkan terjadinya persalinan 3 minggu
dari pada ibu yang tidak mengalami KEK. KEK sebelum cukup bulan. Ketidaknyamanan fisik
juga merupakan penyebab tidak langsung seperti pembengkakan pada kaki, sesak nafas,
kematian ibu. Ibu hamil yang memiliki Lingkar anemia, punggung terasa sakit, dan plasenta
Lengan Atas (LILA) < 23,5cm, sebaiknya previa dapat terjadi pada ibu yang mengalami
diberikan makanan tambahan karena beresiko kehamilan ganda sehingga dibutuhkan
mengalami KEK (Kemenkes RI, 2017). Hal ini perawatan yang lebih intensif. Pada kehamilan
karena ibu hamil yang kekurangan energi tidak ganda ibu membutuhkan nutrisi yang tinggi.
memiliki simpanan zat gizi untuk menyuplai Jika terjadi kekurangan nutrisi maka
kebutuhan fisiologi kehamilan seperti kelainan pertumbuhan janin akan terhambat (Ladewig,
pada hormon dan volume darah untuk janin 2013). Fadlun & Achmad (2011)
sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin mengemukakan bahwa kehamilan kembar lebih
dapat terganggu sehingga lahir dengan BBLR. berisiko untuk mengalami gangguan seperti
Perlunya penyuluhan terkait penyakit KEK penegangan uterus yang berlebihan yang
pada ibu-ibu yang baru menikah supaya lebih disebabkan karena besarnya ukuran janin,
memperhatikan kondisi fisiknya sebelumnya terdapatnya dua plasenta dan air ketuban yang
hamil seperti asupan gizi yang terpenuhi dan berlebihan sehingga menyebabkan kelahiran
memiliki LILA yang cukup. Ibu yang memiliki prematur. Hal tersebut menunjukkan bahwa
LILA < 23,5 cm disarankan untuk kehamilan kembar (gemeli) lebih berisiko
meningkatkan asupan gizi serta menunda mengalami BBLR daripada kehamilan tunggal.
kehamilannya terlebih dahulu supaya risiko Peran seorang wanita terutama Ibu sangat
untuk melahirkan BBLR rendah. Ibu hamil penting dalam menjaga, memperhatikan dan
yang telah mengalami KEK sebaiknya merawat kesehatan keluarganya seperti
disarankan untuk meningkatkan asupan gizi menyiapkan makanan bergizi setiap hari,
dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi bertanggung jawab terhadap kebersihan rumah
kalori dan protein (Suryati, 2014). Penelitian serta menciptakan pola hidup sehat baik secara
Darmayanti (2015) menjelaskan bahwa ibu jasmani, rohani maupun sosial. Terutama pada
hamil yang menderita KEK memiliki peluang masa 1000 HPK, bagi wanita yang tengah
sebesar 2,8 kali untuk melahirkan bayi dengan mempersiapkan kehamilan, penting bagi
berat badan rendah. mereka untuk mengetahui tentang gizi
Berdasarkan laporan profil kesehatan dari 3 seimbang mulai dari awal kehamilan sampai
kabupaten/kota telah ditemukan kejadian anak usia dua tahun agar bayi lahir sehat serta
BBLR yang disebabkan oleh preeklamsi pada terhindar dari kejadian BBLR (Widyastuti,
ibu hamil. Ibu dengan preeklamsi akan et.al., 2009). Kerjasama kedua orang tua supaya
mengalami perubahan fisiologi diantaranya dapat menciptakan pola hidup yang sehat sangat
plasenta dan uterus yang mengalami perubahan diperlukan.
dimana aliran darah yang menurun pada Kabupaten/Kota yang memiliki persentase
plasenta dapat menyebabkan terganggunya rendah kejadian BBLR adalah Kabupaten
fungsi plasenta. Plasenta yang tidak berfungsi Sidoarjo, Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten
sebagaimana mestinya dapat menyebabkan Lamongan. Berdasarkan Laporan Profil
janin kekurangan gizi sehingga memiliki resiko Kesehatan dari 3 Kabupaten/Kota tersebut,
untuk lahir dengan berat badan rendah (BBLR) kejadian BBLR rendah disebabkan karena
(Lapidus, 2010). meningkatnya cakupan pelayanan antenatal
Gemelli atau kehamilan ganda merupakan care dan status gizi ibu hamil yang baik. Hal
masalah kesehatan yang memiliki risiko tinggi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah
terhadap kelangsungan hidup ibu dan bayi. menyadari bahwa pentingnya memperhatikan
Kehamilan ganda dapat menyebabkan kebutuhan gizi selama hamil serta melakukan
tingginya kejadian IUGR (Intra Uterine Growth pemeriksaan antenatal care secara teratur. Hal
Restriction). Berat badan kehamilan kembar tersebut juga tidak lepas dari kerja keras dari
102 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No.2 Desember 2018: 97–104

petugas kesehatan yang telah melakukan 2015). Pengetahuan yang rendah cenderung
penyuluhan terhadap masyarakat tentang memiliki kebiasaan atau pola hidup yang buruk
pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal seperti makan makanan yang tidak bergizi,
care dan pentingnya memperhatikan asupan memeriksakan kehamilan hanya apabila ada
gizi saat kehamilan. keluhan, mencari dan memilih penolong
persalinan yang murah seperti ke dukun tanpa
Tren Kejadian BBLR di Provinsi Jawa mengetahui akibat dari pertolongan persalinan
Timur yang menggunakan alat tidak steril. Sebaliknya,
Selama masa kehamilan, ibu harus pengetahuan yang tinggi dapat menunjang
memeriksakan kehamilannya secara teratur perilaku hidup sehat. Pengetahuan sangat
pada fasilitas kesehatan terdekat supaya dapat diperlukan dalam semua hal terutama kesehatan
memantau perkembangan janin sehingga dapat karena pengetahuan adalah sebuah proses
melahirkan bayi yang sehat baik secara jasmani dalam mencapai suatu perilaku kesehatan.
maupun rohani. Peraturan Menteri Kesehatan Notoadmodjo (2010) mengatakan bahwa
RI Nomor 97 Tahun 2014 yang mengemukakan perubahan perilaku atau tindakan tersebut
bahwa selama masa kehamilan, seorang ibu dilihat berdasarkan pengetahuan dan kesadaran
harus memperoleh pelayanan antenatal minimal melalui pengalaman yang dilalui sehingga
4 kali dengan rincian masing-masing 1 kali pada diharapkan menjadi pembelajaran untuk lebih
usia kehamilan memasuki trimester I dan baik kedepannya. Hal tersebut menunjukkan
trimester II, kemudian 2 kali pada trimester III. bahwa pentingnya pengetahuan seseorang
Hasil statistik pada tabel 2 menunjukkan bahwa mengenai masalah kesehatan terutama BBLR.
tren kejadian BBLR tahun 2012-2016 Hambatan lain yang masih terjadi dalam
mengalami fluktuatif. Terjadi peningkatan pada upaya menurunkan angka kejadian BBLR yaitu
tahun 2015 dimana persentase kejadian BBLR kurangnya dukungan dan partisipasi tenaga
sebesar 0,3% menjadi sebesar 3,6% pada tahun kesehatan karena banyak yang tidak mematuhi
2016. Tren peningkatan yang terjadi setiap SOP. Dukungan dan partisipasi yang kurang
tahun dapat berdampak pada terjadinya disebabkan karena belum semua tenaga
peningkatan angka kesakitan dan angka kesehatan mengikuti pelatihan mengenai
kematian neonatal di Provinsi Jawa Timur. manajemen BBLR (Dinkes Kabupaten
Perlunya suatu kebijakan yang efektif supaya Situbondo, 2015). Pelatihan mengenai
dapat menurunkan angka kejadian BBLR. managemen BBLR bagi tenaga kesehatan dapat
Hambatan yang masih ditemukan pada memberikan banyak dampak positif terutama
lapangan saat melakukan upaya penurunan bila pelatihan tersebut diadakan secara teratur.
angka kejadian BBLR adalah perilaku Tenaga kesehatan menjadi lebih kompeten
masyarakat setempat yang tidak mendukung dalam menangani kasus BBLR. Ibu yang
upaya penurunan angka kejadian BBLR seperti memiliki bayi dengan kondisi BBLR tentunya
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan memerlukan dukungan orang sekitar terutama
(antenatal care) secara rutin. Cakupan K4 dukungan tenaga kesehatan dalam merawat
selama 6 tahun terakhir hanya sebesar 73%- bayi terutama masa awal setelah persalinan.
80,44% yang artinya belum pernah mencapai Dukungan yang dapat diberikan oleh tenaga
target nasional yaitu sebesar 94% (Dinkes kesehatan yaitu dukungan edukasi seperti cara
Kabupaten Situbondo, 2015). Antenatal Care merawat bayi yang mengalami BBLR,
berperan penting dalam mencegah dan dukungan emosional seperti memberikan
mendeteksi komplikasi yang terjadi terhadap semangat dan motivasi supaya ibu tidak putus
ibu dan bayi termasuk resiko BBLR. Pelayanan asa atau khawatir dalam merawat bayinya, dan
antenal care merupakan salah satu program dukungan sarana prasarana seperti alat khusus
kesehatan masyarakat khususnya program KIA yang digunakan untuk bayi yang mengalami
(Aja, 2014). Apabila BBLR tidak mendapat BBLR. Mendapat dukungan oleh orang sekitar
penanganan dengan benar maka dapat akan membuat si ibu menjadi lebih percaya diri
berpengaruh pada pertumbuhan dan dalam merawat anak.
perkembangan kognitifnya di masa depan. Hambatan lain yang menyebabkan
Pengetahuan masyarakat yang rendah tingginya angka kejadian BBLR yaitu perilaku
tentang bayi risiko tinggi tertutama BBLR juga dan budaya dari masyarakat setempat yang
menjadi hambatan untuk menurunkan angka tidak mendukung upaya penurunan AKB
kejadian BBLR (Dinkes Kabupaten Situbondo, seperti pengambilan keputusan yang terlambat
Hartiningrum dan Fitriyah, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)... 103

(Dinkes Kabupaten Situbondo, 2015). Selain itu sejak dini sehingga dapat menurunkan angka
masih adanya kepercayaan masyarakat terhadap kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi
orang yang dituakan. Hasil penelitian Khasanah terutama kejadian BBLR.
(2011) menyatakan bahwa disadari atau tidak,
faktor kepercayaan budaya setempat serta
pengetahuan masyarakat seperti pantangan DAFTAR PUSTAKA
perilaku yang tidak boleh dilakukan saat hamil Aja, N. 2014. Hubungan Kunjungan
(kepercayaan mengenai wanita hamil yang Pemeriksaan Kehamilan K4 dengan
duduk di pintu rumah akan susah melahirkan) Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota
maupun makanan yang tidak boleh dimakan Ternate. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
saat hamil (memakan ikan dapat menyebabkan Astria, Y., Christopher, S.S., Benedicta, M.S.,
ASI menjadi amis) atau kebiasaan lain dapat Felix, F.W., Rinawati, R. 2016. Low Birth
memberikan dampak bagi kesehatan ibu dan Weight Profiles at H. Boejasin Hospital
janin baik dampak positif maupun negatif. South Borneo, Indonesia in 2010–2012.
Kepercayaan pantang terhadap makanan yang Paediatrica Indonesiana, [e-journal] 56 (3):
sebenarnya dibutuhkan bagi ibu hamil dapat pp. 155–161.
menyebabkan ibu kehilangan zat gizi yang Darmayanti, L. 2015. Hubungan antara Status
berkualitas serta beresiko untuk timbulnya KEK dan Status Anemia dengan Kejadian
berbagai penyakit seperti anemia, KEK dan lain BBLR pada Ibu Hamil Usia Remaja (Studi
sebagainya. Status ekonomi juga berperan di Wilayah Kerja Puskesmas Cerme
penting terhadap pengetahuan dan informasi Kabupaten Bondowoso). Skripsi.
yang didapat dalam menghadapi kehamilan. Universitas Jember.
Dinkes Kabupaten Bondowoso. 2016. Profil
Kesehatan Kabupaten Bondowoso 2015.
SIMPULAN DAN SARAN Bondowoso: Dinas Kesehatan Kabupaten
Simpulan Bondowoso.
Dinkes Kabupaten Situbondo. 2015. Profil
Kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur
Kesehatan Kabupaten Situbondo 2014.
dalam 5 tahun terakhir yaitu sebesar 2,8%.
Situbondo: Dinas Kesehatan Kabupaten
Kabupaten/Kota yang kejadian BBLRnya jauh
Situbondo.
dari rata-rata, diantaranya Kota Madiun (8,6%),
Dinkes Kota Madiun. 2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Situbondo (5%), dan Kabupaten
Kota Madiun 2015. Madiun: Dinas
Bondowoso (4,6%). Berdasarkan Laporan
Kesehatan Kota Madiun.
Profil Kesehatan dari 3 Kabupaten/Kota
Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2013. Profil
tersebut menyatakan bahwa angka kejadian
Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012.
BBLR yang tinggi disebabkan karena adanya
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
gangguan atau penyakit yang menyertai ibu
Timur.
hamil seperti anemia, gemelli,
Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2014. Profil
preeklamsi/eklamsi dan lainnya. Tren Kejadian
Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2013.
BBLR di Provinsi Jawa Timur dalam 5 tahun
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
terakhir mengalami fluktuatif dan belum
Timur.
menampakkan perubahan yang lebih baik.
Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2015. Profil
Terjadi peningkatan pada tahun 2015 dimana
Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014.
persentase kejadian BBLR sebesar 0,3%
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
menjadi sebesar 3,6% pada tahun 2016.
Timur.
Saran Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2016. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2015.
Pemerintah perlu mengadakan pelatihan- Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
pelatihan mengenai managemen BBLR secara Timur.
rutin kepada tenaga kesehatan untuk Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2017. Profil
meningkatkan kompetensi para tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2016.
kesehatan. Tenaga Kesehatan perlu Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
meningkatkan cakupan kunjungan pemeriksaan Timur.
kehamilan (antenatal care) supaya dapat Fadlun, Achmad, F. 2011. Asuhan Kebidanan
mengurangi risiko komplikasi pada ibu hamil Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
104 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No.2 Desember 2018: 97–104

Kalady, M.A., Sunilbala, K., Y. Tomba, S., Perera, K.P.N., Manzur, K. 2014. Socio-
Nabakishore, S., Iainehskhem, L.M., Syarif, Economic and Nutritional Determinants of
A. 2016. Effect of Maternal Anemia on Birth Low Birth Weight in India. North American
Weight of Term Babies in A Tertiary Care Journal of Medical Sciences, [e-journal] 6
Hospital, Manipur. IOSR Journal of Dental (7): pp. 302–308.
and Medical Sciences, [e-journal] 15 (12), Pramono, S. 2009. Risk Factor Occurrence Low
Ver. VI: pp. 39–41. Birth Weight According Social
Kemenkes RI. 2010. Laporan Nasional Riset Determinant, Economic, and Demographic
Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Indonesia. Health System Research Bulletin.
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Rajashree, K. 2015. Study on the Factors
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Associated with Low Birth Weight among
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Newborns Delivered in a Tertiary-Care
Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Hospital, Shimoga, Karnataka.
Kementerian Kesehatan Republik International Journal of Medical Science
Indonesia. and Public Health, [e-journal] 4 (9): pp.
Khasanah, N. 2011. Dampak Persepsi Budaya 1287–1290.
terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu dan Suryati. 2014. Faktor-Faktor yang
Anak di Indonesia. Muwazah, [e-journal] 3 Mempengaruhi Kejadian BBLR di Wilayah
(2): pp. 487–492. Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun 2013.
Ladewig, W.P. 2013. Asuhan Keperawatan Ibu Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, [e-
pada Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit journal] 8 (2): pp. 72–78.
Buku Kedokteran EGC. Sutan, R., Mazlina, M., Aimi, N.M., Azmi,
Lapidus, A.M. 2010. Effects of Preeclamsia on M.T. 2014. Determinant of Low Birth
the Mother, Fetus, and Child. Review Article Weight Infants: A Matched Case Control
in Gynecology Forum, 4 (1). Study. Open Journal of Preventive
Merzaila, N. 2012. Determinan Kejadian Berat Medicine, [e-journal] 4 (3): pp. 91–99.
Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Wijaya, R.S. 2013. Hubungan Anemia pada Ibu
Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Belitung Tahun 2010-2011. Skripsi. Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah
Universitas Indonesia. Raden Mattaher Jambi Periode 19 April-31
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Mei 2013. Artikel Ilmiah. Universitas Jambi.
Teori & Aplikasi Edisi Revisi 2010. Jakarta: Widyastuti, Y., Anita, R., Yuliasti, E.P. 2009.
Rineka Cipta. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 tahun Fitramaya.
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa WHO. 2013. Materi Pembelajaran Kesehatan
Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan Masa Ibu & Anak. Edukia 2013.
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan WHO. 2014. Low Bitrh Weight. [online]
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan http://www.worldlifeexpentancy.com/cause
Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian -of-death/low-birth-weight/by-country/.
Kesehatan Republik Indonesia.

You might also like