You are on page 1of 7

Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020

Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD


e-ISSN: 2460-8475

PERAN LITERASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA


DI SEKOLAH DASAR

Dhina Cahya Rohim1 & Septina Rahmawati2


Universitas Muhammadiyah Kudus1&2
e-mail: dhinacahya@umkudus.ac.id1, septinarahmawati@umkudus.ac.id2

ABTRACT
Received : Agustus 2020 The purpose of this study was to determine the role of literacy activities,
obstacles and efforts made by the school in increasing reading interest in
Reviewed : Agustus 2020 elementary school students. This research is a qualitative research. The
research subjects were the principal, teachers and fourth grade students of
Accepted : September 2020 Kutoharjo 02 Elementary School. The technique of collecting data was through
interviews, observation and documentation. Based on the results of the
Published : September 2020 research it can be seen that 1) literacy activities play a role in increasing
students' reading interest, 2) obstacles in carrying out literacy activities in
schools include the lack of infrastructure, the methods applied are less varied
and the low discipline of students in the process of habituating literacy
activities, and 3 ) efforts made by the school to overcome these obstacles are by
providing socialization about literacy activities, adding facilities and holding
competition activities as a forum for students to actively participate.

Keywords: elementary school students, literacy, reading interest.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ni adalah untuk mengetahui peran kegiatan literasi, hambatan
dan usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa
sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian
adalah kepala sekolah, guru dan siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Kutoharjo
02. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil peneltian dapat dilihat bahwa 1) kegiatan literasi berperan
dalam meningkatkan minat membaca siswa, 2) hambatan dalam melaksanakan
kegiatan literasi di sekolah diantaranya adalah kurangnya saranaa prasarana,
metode yang diterapkan kurang variatif serta rendahnya kedisiplinan siswa
dalam proses pembiasaan kegiatan literasi, dan 3) usaha yang dilakukan pihak
sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan memberikan
sosialisasi mengenai kegiatan literasi, menambah sarana serta mengadakan
kegiatan perlombaan sebagai sarana partisipasi aktif siswa.

Kata Kunci: literasi, minat membaca, siswa sekolah dasar.

PENDAHULUAN pengetahuan yang dimiliki selalu berkaitan dengan


Di era pendidikan 4.0, minat baca siswa khususnya kegiatan membaca (Rohman, 2017).
siswa di level sekolah dasar perlu ditingkatkan(Wulanjani Hasil survey di permulaan tahun 2000 yang telah
& Anggraeni, 2019). Pesatnya kemajuan ilmu dilakukan oleh IEA (International Education
pengetahuan menuntut setiap siswa memiliki kemampuan Achievement) memperlihatkan bahwa anak – anak
baca dan tulis yang lebih, dengan tujuan agar siswa Indonesia memiliki kualitas membaca yang berada pada
memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk peringkat ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia,
dapat bersaing dan mengikuti perkembangan zaman. Afrika, Eropa dan Amerika (Rohman, 2017). Sehingga
Kemampuan membaca memiliki andil dan merupakan tidak heran jika indek kuaitas sumber daya manusia
salah satu penentu sukses tidaknya seseorang, hal ini Indonesia masih di bawah dibandingkan dengan negara
disebabkan karena semua akses innformasi dan ilmu tetangga linnya seperti Malaysia, Singapura, atau
Thailand.

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

Berdasarkan hasil PISA 2009 dinyatakan bahwa siswa serta masyarakat. Kesiapan juga dapat berupa
siswa Indonesia ada pada peringkat ke 57 dengan kesiapan system pendukung seperti partisipasi
perolehan skor 396 dimana skor rata – rata OECD 493, masyarakat, dukungan lembaga, dan perangkat kebiijakan
sedangkan hasil PISA 2012 memperlihatkan bahwa siswa yang relevan.
Indonesia berada pada peringkat ke 64 dengan skor 396 Pelaksanaan gerakan literasi sekolah terdiri dari 3
dimana skor rata-rata OECD 496 dengan jumlah negara tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan
yang berpartisipasi dalam pisa 2009 dan 2012 sebanyak dan tahap pembelajaran (Dharma, 2013). Tahap
65 negara (Hidayah, 2017). Dengan berdasar pada data pembiasaan, merupakan tahap penumbuhan minat baca
tersebut dapat dinyatakan bahwa praktik pelaksanaan melalui kegiatan 15 menit membaca. Pada tahap ini
pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia belum sekolah dapat menyiapkan buku – buku dongeng atau
menunjukkan bahwa sekolah berfungsi menjadi sebuah cerita rakyat yang dapat meningkatkan minat baca siswa
organisasi belajar yang berusaha mewujudkan tujuan agar di sekolah. Tahap pengembangan, merupakan tahap
semua warga sekolah terampil membaca guna mendukung peningkatan kemampuan literasi melalui kegiatan
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. menanggapi buku pengayaan. Tahap ini bertujuan untuk
Dengan melihat kondisi tersebut makka mengembangkan proses kecakapan dalam literasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan misalnya membaca buku bacaan dengan intonasi yang
mengembangkan sebuah gerakan membaca dalam wadah tepat, menulis cerita dan mendiskusikan suatu bahan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang melibatkan semua cerita. Tahap pembelajaran yaitu tahap meningkatkan
pemangku kepentingan di bidang pendidikan. GLS yang kemampuan literasi pada setiap mata pelajaran melalui
ditetappkan melalui Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun penggunaan buku pengayaan dan strategi membaca untuk
2013 ini bertujuan agar membantu siswa dalam setiap mata pelajaran. Pada tahap ini, sekolah
meningkatkan budaya membaca dan menulis di menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan yang
lingkungan sekolah maupun luar sekolah. bertujuan untuk meningkatkan serta mempertahankan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan minat baca siswa melalui buku-buku pelajaran
suatu usaha yang dilaksanakan secara menyeluruh dan misalnya seperti mengadakan kegiatan permainan dalam
berkesinambungan serta berkelanjutan guna mewujudkan pembelajaran yang kaya akan teks yang berguna agar
sekolah menjadi organisasi pembelajar yang memiliki siswa mampu mempertahankan minat bacannya.
warga literat sepanjang hayat dengan melibatkan Minat merupakan kecenderungan untuk dan
masyarakat (Sadli & Saadati, 2019). Salah satu tujuan dari menyukai beberapa kegiatan, jika seseorang berminat
gerakan literasi sekolah ini adalah meningkatkan terhadap suatu kegiatan maka dia akan memperhatikan
kesadaran siswa bahwa membaca itu sangat penting dan mengikuti kegiatan tersebut dengan senang
serta membawa wawasan yang lebih luas (Dharma, 2013). (Hendrayanti, 2018). Minat membaca adalah kekuatan
Pemerintah menetapkan gerakan literasi sekolah yang mendorong anak agar mereka tertarik,
sejak tahun 2016. GLS dapat menjadi sarana untuk memperhatikan dan senang pada kegiatan membaca
mengenal, memahami, dan ilmu yang diperoleh siswa di sehingga mereka mau melakukan kegiatan membaca atas
sekolah. Melalui gerakan literasi siswa juga dapat kemauan sendiri (Hendrayanti, 2018).
mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan sehari - Sekolah merupakan suatu lembaga yang
hari. Program gerakan literasi ini juga mampu bertanggung jawab mewujudkan budaya baca yang
menguatkan gerakan penumbuhan budi pekerti seperti merupakan bagian penting dalam kegiatan belajar.
tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. sekolah harus bisa memfasilitasi berbagai sarana yang
Program kegiatan tersebut salah satunya adalah kegiatan dapat meningkatkan minat baca siswa yaitu dengan
15 menit membaca buku yang bukan merupakan buku memanfaatkan perpustakaan sekolah. Melalui membaca
pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Materi bacaan peserta didik dapat memperluas wawasan, mempertajam
berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, gagasan, dan meningkatkan kreativitas (Salma &
nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap Mudzanatun, 2019).
perekembangan siswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
Pelaksanaan GLS di sekolah dasar dilakukan minat baca pada anak, anatara lain keluarga dan
secara bertahap. Hal ini dipertimbangkan sesuai dengan lingkungan di luar (Pradana, 2020). Rendahnya minat
konsisi dan kesiapan sekolah. Kesiapan ini meliputi baca disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
kesiapan fisik sekolah berupa sarana prasarana literasi dan mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas
kesiapan warga sekolah yang terdiri dari guru, orang tua, terpustakaan (Pradana, 2020). Dampak negatif dari

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

perkembangan teknologi gadget dapat mengurangi membaca dan menulis siswa sekolah, (2) meningkatkan
kebersamaan dan interaksi serta komunikasi secara kakpasitas warga dan lingkungan sekolah yang literat, (3)
langsung antar individu. Peserta didik lebih tertarik membuat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan
untuk bermain game online melalui gadgetdaripada untuk belajar, dan (4) menjaga keberlangsungan proses
membaca buku. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya pembelajaran dengan pengadaan berbagai macam buku
minat peserta didik untuk membaca (Pradana, 2020). bacaan serta penggunaan strategi membaca yang
Hasil observasi penulis di sekolah dasar diperoleh bervariasi (Widayoko, H, & Muhardjito, 2018).
fakta bahwa rendahnya minat baca siswa juga dipengaruhi
oleh rendahnya minat siswa untuk berkunjung ke Prinsip Pelaksanaan Literasi Sekolah
perpustakaan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak ada Pelaksanaan literasi sekolah berdasarkan pada
waktu untuk sekedar membaca di perpustakaan. Saat prinsip sebagai berikut (Budiharto et al., 2018).
istirahat, siswa cenderung bermain di kelas bersama 1. Pengembangan literasi dilakukan sesuai tahap
teman – temannya dibandingkan meluangkan waktu untuk perkembangan anak
pergi ke perpustakaan. Dengan memahami tahap perkembangan peserta didik,
Berdasarkan uraian di atas, maka muncul upaya dapat memudahkan dalam pemilihan strategi
dalam meningkatkan minat membaca bagi siswa sekolah melaksanakan kegiatan literasi yang baik mulai dari
dasar melalui program gerakan literasi sekolah. Oleh tahap pembiasaan, pengembangan maupun
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran sesuai kebutuhan.
peran literasi, hambatan serta usaha yang dilakukan 2. Program literasi yang baik bersifat berimbang
sekolah dalam peningkatan minat baca siswa sekolah Dengan penerapan program literasi berimbang dapat
dasar. dikatakan bahwa sekolah telah menyadari bahwa
setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda.
TIJAUAN PUSTAKA Sehingga strategi membaca dapat disesuiakan dengan
Literasi Sekolah jenjang masing – masing. Program literasi dapat
Literasi adalah kemampuan mengakses, dilaksanakan dengan pemanfaatan buku bacaan yang
memahami dan menggunakan sesuatu dengan tepat banyak teksnya seperti buku karya sastra atau dongeng
melalui kegiatan membaca, menulis, menyimak atau untuk anak – anak.
berbicara (Budiharto, Triyono, & Suparman, 2018). 3. Terintegrasi dengan kurikulum
Pendapat lain mennyatakan bahwa Literasi adalah Pelaksanaan setiap program literasi di sekolah menjadi
keahlian yang berhubungan dengan kegiatan membaca, tanggung jawab guru karena setiap mata pelajaran
menulis, dan berfikir yang berfokus untuk peningkatan membutuhkan membaca dan menulis. Sehingga guru
kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif juga perlu meningkatkan kemampuan literasi agar
dan inovatif (Suyono, Harsiati, & Wulandari, 2017). dapat mengintegrasikan program kegiatan literasi
Literasi bukan hanya sekedar membaca dan menulis tetapi dengan kurikulum di setiap mata pelajaran.
meliputi keterampilan berfikir kritis memanfaatkan 4. Kapanpun melakukan kegiatan membaca dan menulis
sumber pengetahuan yang berbentuk cetak, visual, Kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan
maupun digital. dalam bentuk apapun dan kapanpun dapat dilakukan
Salah satu program yang dijalankan pemerintah oleh siswa. Bentuk tulisan dapat berupa puisi, cerita
adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang bertujuan pendek atau komik sesuai dengan imajinasi masing –
untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa yang masing siswa. Buku bacaan tidak hanya berupa buku
diintegrasikan dengan kurikulum pembelajaran (Mutia, pelajaran melainkan dapat berupa buku dongeng atau
Atmazaki, & Nursaid, 2018). Upaya pemerintah dalam jenis lain yang dapat dibaca sewaktu – waktu jika ada
meningkatkan kemampuan literasi adalah dengan waktu luang.
mengeluarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 5. Literasi mengembangkan budaya lisan
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kegiatan iterasi yang terlaksana dengan baik
Setiap sekolah pada setiap jenjang wajib diharapkan dapat menumbuhkan perkembangan lisan
menerapkan GLS sebagai usaha untuk meningkatkan yang tepat. Kegiatan lisan ini misalnya diskusi,
minat membaca dan sekolah sebagai pusat pembelajaran keterampilan membaca pusi atau keterampilaan
juga diharapkan dapat menjadi pusat tumbuhnya motivasi bercerita. Peserta didik dilatih untuk dapat berbicara
belajar sepanjang hayat (Hastuti & Lestari, 2018). Tujuan dan menyampaikan gagasan serta menghargai adanya
GLS adalah (1) menumbuh kembangkan budaya literasi perbedaan pendapat. Keterampilan ini dapat

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

digunakan untuk merangsang keterampilan berfikir motivasi siswa untuk membaca buku – buku selain buku
kritis siswa. mata pelajaran, hal ini dapat dilakukan oleh lembaga
6. Literasi perlu mengembangkan kesadaran pendidikan terutama guru; (2) kurangnya dorongan orang
keberagaman tua kepada anak untuk membeli buku, mereka lebih
Melalui literasi, siswa dan semua warga sekolah tertarik untuk membeli mainan sehingga tidak memahami
berlatih untuk menghargai perbedaaan. Buku – buku jenis buku yang sesuai dengan perkembangan usia manak;
tentang keberagaman budaya juga dapat ditambahkan (3) harga buku yang terlalu mahal membuat daya
sebagai bahan bacaan agar dapat mengetahui beli menurun sehingga kemauan membaca juga menurun;
pentingnya menghargai keberagaman. (4) berkurangnya pengarang buku, penerjemah atau
penyadur yang disebabbkan oleh rendahnya royalty yang
Tahap Pelaksanaan GLS diterima; (5) jumlah perpustakaan umum yang masih
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilaksanakan terlalu sedikit; (6) perpustakaan di masjid atau tempat –
dalam tiga tahapan yaitu pembiasaan, pengembangan dan tempat lain yang belum terkelola dengan baik (Kasiyun,
pembelajaran (Budiharto et al., 2018). Tahap pembiasaan 2015).
merupakan kegiatan penumbuhan minat baca siswa
melalui kegiatan membaca 15 menit. Tahap METODE
pengembangan merupakan tahap peningkatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku kegiatan literasi, hambatan dan usaha yang dilakukan
pengayaan. Kegiatan membaca pada tahap ini diikuti sekolah dalam peningkatan minat membaca siswa sekolah
dengan kegiatan tindak lanjut dimana peserta didik dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
disorong untuk menunjukkan kegiatan produktif secara deskriptif dengan subjek penelitian adalah kepala sekolah,
lisan maupun tulisan. Tahap ketiga adalah tahap guru dan siswa kelas 4 SD Negeri Kutoharjo 02. Teknik
pembelajaran yaitu tahap peningkatan kemampuan literasi pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
pada setiap mata pelajaran melalui penggunaan buku dokumentasi. Teknik analisi data meliputi pengumpulan
pengayaan dan strategi membaca di setiap mata pelajaran. data (data collection), reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan simpulan (conclution).
Minat Membaca Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
Minat merupakan kecenderungan atau didiskripsikan dan dianalisis.
kecenderungan hati yang tingggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu (Hendrayanti, 2018). Sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
menurut kamus besar Bahasa Indonesia membaca Peran Kegiatan Literasi di SD Negeri Kutoharjo 02
diartikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa Observasi dilakukan pada siswa kelas IV SD
yang tertulis dengan melisankan atau hanyaa dalam hati. Negeri Kutoharjo 02 Tahun Ajaran 2019/2020 yang
Sedangkan minat membaca merupakan kekuatan terdiri dari 28 siswa. Berdasarkan hasil observasi
pendorong agar anak tertarik, memperhatikan dan senang diperoleh data bahwa kegiatan literasi yang dilaksanakan
dengan kegiatan membaca sehingga mereka mau di SD Negeri Kutoharjo 02 masih pada tahap pembiasaan
melakukan kegiatan tersebut dengan senag hati atas yaitu kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran
kemauan sendiri (Maharani, Laksono, & Sukartiningsih, dimulai. Jenis buku yang dibaca adalah buku cerita, buku
2017). pengetahuan dan ada pula yang membaca buku pelajaran.
Jika siswa membaca sesuatu tanpa memiliki minat Pada awal pelaksanaan kegiatan ini banyak siswa yang
baca yang tinggi maka kegiatan membaca tersebut tidak tidak terrtarik karena mereka terbiasa bermain dengan
akan dilakukan dengan sepenuh hati tetapi jika membaca temannya dibandingkan membaca buku. Butuh watu yang
dilakukan dengan keinginannya sendiri maka siswa cukup lama bagi guru untuk membiasakan siswa
tersebut akan membaca dengan sepenuh hati (Ruslan & melaksanakan kegiatan tersebut.
Wibayanti, 2019). Pendorong bangkitnya minat baca Guru menugaskan setiap siswa untuk membawa
adalah kemampuan membaca, dan pendorong bagi sattu buku cerita maupun buku lain yang relevan untuk
tumbuhnya budaya baca adalah kebiasaan membaca. dibaca dan dikumpulkan di sekolah. Buku disusun rapi
Minat baca yang dikembangkan sejak dini dapat dijadikan dalam sebuah rak dan di atur sedemikian rupa sehingga
landasan bagi berkembangnya budaya baca. terbentuk sebuah sudut baca. Sudut baca merupakan sudut
Beberapa factor yang mempengaruhi rendahnya yang ada di kelas dan dilengkapi dengan koleksi buku
minat baca siswa diantaranya yaitu (1) kurangnya untuk menarik dan menumbuhkan minat membaca siswa

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

(Pradana, 2020). Sudut baca ini dimaksudkan agar Hambatan Pelaksanaan Kegitan Literasi
menjadi tempat yang mampu menarik siswa sebagai Hambatan yang dialami pihak sekolah dalam
tempat berkumpul dan saling bertukar buku bacaan yang melaksanakan kegiatan literasi adalah hambatan yang
dibawa oleh masing – masing siswa. Dengan demikian masih bias diperbaiki yaitu proses pembiasaan membaca
diharapkan minat membaca siswa dapat meningkat. siswa yang masih perlu diperbanyak, siswa cenderung
Dalam pelaksanaannya, pembiasaan literasi dilaksanakan kurang disiplin pada kegiatan pembiasaan membaca 15
setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Perpustakaan menit sebelum pembelajaran dimulai kaarena mereka
dengan kondisi yang bersih, rapid an berisi buku – buku terbiasa bermain dengan teman - temannya. Selain itu
menarik juga mampu meningkatkan minat membaca juga penerapan metode yang digunakan guru dalam
siswa. Selain kegiatan tersebut, perpustakaan juga melaksanakan kegiatan literasi agar lebih variatif
menjadi alternatif lain dalam melaksanakan kegiatan sehingga siswa tertarik untuk melakukan kegiatan
pembiasaan literasi di sekolah. membaca. kurangnya sarana prasarana berupa
Pada kegiatan pembiasaan ini guru juga melakukan ketersediaan buku – buku yang menarik juga menjadi
variasi kegiatan literasi. Setelah membaca 15 menit, guru kendala dalam pelaksanaan kegiatan literasi.
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
cerita yang sudah dibaca. Sesekli guru meminta siswa Usaha untuk Mengatasi Hambatan Kegiatan Literasi
membaca dalam hati sebuah cerita, kemudian siswa diberi Ada beberapa usaha yang dilakukan pihak sekolah
kesempatan untuk menceritakan kembali isi bacaan di dalam mengatasi hambatan pelaksanaan kegiatan literasi
depan kelas. Inovasi ini dilakukan untuk meningkatkan di sekolah. Yang pertama yaitu menambah sarana
minat membaca siswa. prasaraana berupa pengadaan buku – buku yang menarik
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru minat membaca siswa. Buku yang disediakan di
diperoleh hasil bahwa siswa sangat senang dengan perpustakaan bias berupa buku dongeng atau cerita rakyat
kegiatan literasi ini. Adanya kegiatan membaca yang dan bukan hanya buku pelajaran. Dengan demikian
dilaksanakan setiap hari membawa dampak positif bagi motivasi siswa untuk membaca dapat meningkat.
siswa. Dampak positif ini berupa peningkatan minat Pengadaan buku ini dapat dilakukan sekolah melalu
membaca siswa terutama buku – buku non pelajaran. Hal alokasi dari dana bantuan operasional sekolah (BOS)
ini disertai dengan meningkatnya rasa percaya diri siswa ataupun melalui kerjasama dengan orang tua siswa.
yang mampu berpendapat maupun bercerita di depan Langkah kedua yang dilakukan pihak sekolah
kelas. adalah melakukan sosialisasi yang lebih intens kepada
Kegiatan literasi di SD Negeri Kutoharjo 02 ini semua siswa tentang adanya kegiatan literasi terutama
telah terlaksana dengan baik dan memiliki peran dalam tahap pembiasaan membaca 15 menit sebelum
meningkatkan minat membaca siswa. Hal ini dapat dilihat pembelajaran dimulai. Setelah sarana terpenuhi, maka
dari semangat dan antusias siswa dalam membaca buku kegiatan pembiasaan membaca ini perlu dilaksanakan
serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi dengan dengan disiplin agar mampu menumbuhkan motivasi dan
mendatanggi perpustakaan. Semangat membaca siswa, minat siswa dalam membaca. Dengan metode yang
ketertarikan untuk membaca dan keinginan mencari menarik, siswa diajak untuk menceritakan kembali isi
sumber bacaan lebih baik. Hanya saja kesadaran siswa bacaan dan pesan apa yang terkandung di dalamnya, guru
dan kemauan memanfaatkan waktu luang untuk membaca dapat memberikan stimulus berupa pertanyaan –
masih dalam kategori cukup. Namun demikian, secara pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang mereka
keseluruhan dengan adanya kegiatan literasi ini dapat baca. Sekolah melakukan pengawasan dalam pelaksanaan
dikatakan bahwa minat membaca siswa masih dalam kegiatan pembiasaan literasi dengan menyediakan jurnal
kategori baik. membaca. Jurnal membaca ini dibuat untuk mengawasi
Literasi secara tidak langsung memotivassi siswa dan mengetahui buku apa yang dibaca siswa.
untuk tertarik pada kegiatan membaca. Dari kegiataan ini, Langkah ketiga yang dilakukan pihak sekolah
siswa tertarik ikut kegiatan lomba menulis, bercerita atau adalah dengan mengadakan berbagai lomba sebagai
membaca yang diselenggarakan oleh sekolah dengan rasa wadah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
tanggung jawab yang tinggi. Literasi mampu memberi literasi. Jenis lomba yang dilakukan antara lain lomba
manfaat bagi siswa misalnya menambah wawasan, membaca dan menulis puisi, lomba pidato, lomba
memudahkan dalam membaca dan memahami materi berkisah, lomba madding serta lomba menulis cerpen.
yang sedang dipelajari. Pelaksanaan lomba dapat divariasi sesuai dengan
kebutuhan dan alokasi anggaran yang ada. Waktu

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

pelaksanaannya biasanya pada kegiatan jeda tengah Hendrayanti, A. (2018). Peningkatan Minat Baca Dan
semester atau kegiatan akhir semester. Kegiatan Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas
perlombaan ini diharapkan dapat memicu semangat dan Rendah Melalui Penggunaan Reading Corner.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 17(3), 235–248.
motivasi siswa dalam membaca.
Hidayah, A. (2017). Jurnal Penelitian dan Penalaran (
THE INFORMATION LITERACY ) TIPE THE
SIMPULAN DAN SARAN
BIG6. Pena, 4, 623–635.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 1)
kegiatan literasi di SD Negeri Kutoharjo 02 berperan Kasiyun, S. (2015). Jurnal Pena Indonesia (JPI) Jurnal
dalam meningkatkan minat membaca siswa, 2) hambatan Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya.
Jurnal Pena Indonesia, 1(1), 80–95. Retrieved
pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan literasi di
from asean
sekolah yaitu kurangnya saranaa prasarana, metode yang
diterapkan kurang variatif serta rendahnya kedisiplinan Maharani, O. D., Laksono, K., & Sukartiningsih, W.
(2017). Minat Baca Anak-Anak Di Kampoeng
siswa dalam proses pembiasaan kegiatan literasi, dan 3)
Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review
usaha yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan Dan
memberikan sosialisasi mengenai kegiatan literasi, Hasil Penelitian, 3(1), 320.
menambah sarana seperti pengadaan buku – buku yang https://doi.org/10.26740/jrpd.v3n1.p320-328
menarik minat serta mengadakan kegiatan lomba sebagai
Mutia, P., Atmazaki, & Nursaid. (2018). Implementasi
wadah siswa untuk berpartisipasi aktif. aktivitas literasi di sma negeri batusangkar. Jurnal
Saran agar kegiatan literasi dapat berperan dalam Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(3),
meningkatkan minat baca siswa adalah guru sebaiknya 257–266.
menggunakan metode yang variatif dalam pelaksanaan Pradana, F. A. P. (2020). Pengaruh Budaya Literasi
literasi. metode ini dapat meningkatkan motivasi siswa Sekolah Melalui Pemanfaatan Sudut Baca
dalam melaksanakan kegiatan literasi. selain itu Terhadap Minat Membaca Siswa di Sekolah
pemanfaatan buku – buku yang menarik seperti buku Dasar. JURNAL PENDIDIKAN DAN
dongeng atau cerita rakyat bisa dimanfaatkan untuk KONSELING, 1(2).
membantu merangsang pembiasaan siswa dalam Rohman, S. (2017). Membangun Budaya Membaca Pada
melaksanakan kegiatan literasi. siswa agar lebih disiplin Anak Melalui Program Gerakan Literasi Sekolah.
selama proses kegiatan berlangsung sehingga proses Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 4(1),
pembiasaan kegigatan literasi dapat berjalan dengan baik. 151–174.
Jika tahap pembiasaan berjalan dengan baik harapannya Ruslan, & Wibayanti, S. H. (2019). Pentingnya
akan memberikan dampak positif pada tahap Meningkatkan Minat Baca Siswa. Prosiding
pengembangan dan tahap pembelajaran sehingga minat Seminar Nasional Pendidikan Program
membaca siswa dapat meningkat. Pascasarjana Universitas PGRI Palembang 12
JANUARI 2019, 767–775.

DAFTAR PUSTAKA Sadli, M., & Saadati, B. A. (2019). Analisis


Budiharto, Triyono, & Suparman. (2018). Literasi Pengembangan Budaya Literasi Dalam
Sekolah Sebagai Upaya Penciptaan Masyarakat Meningkatkan Minat Membaca Siswa Di Sekolah
Pebelajar Yang Berdampak Pada Peningkatan Dasar. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan
Kualitas Pendidikan. Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Pembelajaran Dasar, 6(2), 151–164.
Dan Kependidikan, 5(1), 153–166. https://doi.org/10.24042/terampil.v6i2.4829

Dharma, K. B. (2013). Implementasi Gerakan Literasi Salma, A., & Mudzanatun. (2019). Analisis Gerakan
Sekolah dalam Menumbuhkan Minat Membaca Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa
SIswa di Sekolah Dasar. Journal of Chemical Siswa Sekolah Dasar. MIMBAR PGSD Undiksha,
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. 122–127. Retrieved from
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 http://www.mendeley.com/research/analisis-
gerakan-literasi-sekolah-terhadap-minat-baca-
Hastuti, S., & Lestari, N. A. (2018). Gerakan Literasi siswa-siswa-sekolah-dasar
Sekolah: Implementasi Tahap Pembiasaan Dan
Pengembangan Literasi Di Sd Sukorejo Kediri. Suyono, Harsiati, T., & Wulandari, I. S. (2017).
Jurnal Basataka (JBT), 1(2), 29–34. Implementasi gerakan literasi sekolah pada
https://doi.org/10.36277/basataka.v1i2.34 pembelajaran tematik di sekolah dasar. Suyono
Titik Harsiati Ika Sari Wulandari Universitas,
26(2), 116–123.

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475

Widayoko, A., H, S. K., & Muhardjito, M. (2018). Wulanjani, A. Ni., & Anggraeni, C. W. (2019).
Analisis Program Implementasi Gerakan Literasi Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan
Sekolah (Gls) Dengan Pendekatan Goal-Based Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar.
Evaluation. Jurnal Tatsqif, 16(1), 78–92. Proceeding of Biology Education, 3(1), 26–31.
https://doi.org/10.20414/jtq.v16i1.134 https://doi.org/10.21009/pbe.3-1.4

Copyright@ 2020 Jurnal Review Pendidikan Dasar


Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian

You might also like