You are on page 1of 5

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP PENURUNAN RESIKO NEUROPATI

PERIFER DENGAN SKOR DIABETIC NEUROPATHY EXAMINATION PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS SIBELA KOTA
SURAKARTA

Desy Indah Ratnawati, Insiyah


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract : Foot Gymnastics, Diabetic Neuropathy Examination Score. Peripheral


neuropathy is one of chronic complications frequently found in diabetes mellitus case.
The risks of the diabetic patient with peripheral neuropathy face included repeated
infection, refractory ulcer and finger and foot amputation. This condition requires an
easy and cheaper primary treatment, foot gymnastic. This research aimed to find out the
effect of foot gymnastic on the decreased peripheral neuropathy with diabetic
neuropathy examination score in patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas
(Public Health Center) Sibela in Surakarta City. The Research Methods could be used
design using quasy experiment design with one group method pre test – post test. The
samples are 30 participant of foot gymnastics at Puskesmas Sibela in February until
April 2015. This research use paired t test in order to know risk decrease of peripheral
neuropathy by diabetic neuropathy examination score. The results could from 30
respondents is obtained a mean diabetic examination neuropathy score before foot
gymnastics was 7,67 with a standard deviation of 2,63 and after foot gymnastics was
5,37 with a standard deviation of 2,632. From the paired t test analysis was obtained p
= 0,001 (p<0,05). Conclusion existence of influence foot gymnastic againts a decreased
risk of peripheral neuropathy based on diabetic neuropathy examination scores.
Suggestion for the next research measurement diabetic neuropathy examination scores
for 3 to 6 months to obtain optimal result.

Keywords: Foot Gymnastics, Diabetic Neuropathy Examination Score

Abstrak : Senam Kaki, Score Diabetic Neuropathy Examination. Neuropati perifer


merupakan salah satu komplikasi kronis yang sering ditemukan pada kasus diabetes
melitus. Risiko yang dihadapi pasien diabetes melitus dengan neuropati perifer adalah
infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh sembuh dan amputasi jari dan kaki. Kondisi
inilah yang menyebabkan perlunya perawatan primer yang mudah dan murah yaitu
senam kaki. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh senam kaki terhadap
penurunan resiko neuropati perifer dengan skor diabetic neuropathy examination pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Rancangan
penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan metode one group pre tes-
post test, sampel yang digunakan sebanyak 30 responden yang dilakukan senam kaki di
Puskesmas Sibela pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2015. Penelitian ini
menggunakan uji paired t test yang digunakan untuk mengetahui penurunan resiko
neuropati perifer berdasarkan skor diabetic neutopathy examination. Dari 30 responden
didapatkan hasil rerata skor DNE sebelum senam kaki adalah 7,67 dengan standar

86
Desy Indah Ratnawati, Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan 87

deviasi 2,496, sesudah senam kaki 5,37 dengan standar deviasi 2,632. Dari analisis uji
paired t test didapatkan p = 0,001 (p<0,05). Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya
pengaruh senam kaki terhadap penurunan resiko neuropati perifer berdasarkan skor
diabetic neuropathy examination. Untuk penelitian selanjutnya pengukuran skor
diabetic neuropathy examination selama 3 sampai 6 bulan untuk mendapatkan hasil
yang optimal.

Kata Kunci : Senam Kaki, Score Diabetic Neuropathy Examination

PENDAHULUAN sedikitnya 279,3 juta orang mengalami


Diabetes Melitus merupakan diabetes. Insiden akan meningkat dua kali
penyakit sillent killer yang ditandai lipat pada tahun 2030 menjadi 366 juta
dengan peningkatan kadar glukosa darah jiwa. Di Indonesia, pada tahun 2000-an,
dan kegagalan sekresi insulin atau penduduk yang berusia diatas 20 tahun
penggunaan insulin dalam metabolisme adalah 125 juta jiwa. Jika prevalensi
yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi kejadian DM 4.6 %, maka jumlah pasien
atau ketidak adekuatan penggunaan DM 5.6 juta jiwa. Berdasarkan pola
insulin dalam metabolisme tersebut pertambahan penduduk seperti ini,
menimbulkan gejala hiperglikemia, diperkirakan awal tahun 2020 jumlah
sehingga untuk mempertahankan glukosa penduduk Indonesia yang berusia di atas
darah yang stabil membutuhkan terapi 20 tahun sekitar 178 juta jiwa dan
insulin atau obat pemacu sekresi insulin diasumsikan akan terjadi kenaikan
(Soegondo, 2013). prevalensi kejadian DM sekitar 8,2 juta
Secara klinis terdapat dua tipe jiwa (Diabetes Atlas 2000 dalam Sudoyo,
diabetes, yaitu DM tipe 1 yang disebabkan 2009).
kurangnya insulin secara absolute akibat Seiring dengan peningkatan
autoimun dan DM tipe 2 yang merupakan jumlah penderita DM, maka komplikasi
kasus terbanyak (90-95% dari seluruh yang terjadi juga semakin meningkat,
kasus diabetes) yang umumnya diantaranya adalah retinopathy, penyakit
mempunyai latar belakang kelainan jantung, nephropati, luka kaki diabetes,
diawali dengan resistensi insulin dan neuropathy. Neuropati adalah salah
(American council on exercise, 2001; satu komplikasi kronik diabetes yang
Smeltzer & Bare, 2008). paling ditakuti. Manifestasi klinis
Diabetes melitus tipe 2 neuropathy perifer dapat berupa gangguan
berlangsung lambat (selama bertahun – fungsi sensorik. Biasanya terdapat gejala
tahun) dan progresif, sehingga berjalan kehilangan fungsi yang disertai dengan
tanpa terdeteksi karena gejala yang kekebasan, tremor, dan abnormalitas cara
dialami pasien sering bersifat ringan berjalan dan gangguan fungsi motorik
seperti kelelahan, iritabilitas, poliuria, yang ditandai dengan kehilangan fungsi.
polidipsi, dan luka yang lama sembuh Gejalanya seperti kelemahan, kelelahan,
(Smeltzer & Bare, 2008). terasa berat, kelainan gaya berjalan, kram,
Prevalensi diabetes semakin tremor, kesemutan dan bengkak.
meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia Neuropathy perifer merupakan masalah
(WHO) menyatakan pada tahun 2010 yang kompleks dan menjadi alasan
88 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

penderita diabetes melitus menjalani Mojosongo didapatkan jumlah pasien 110


perawatan. Jika masalah neuropathy orang yang menderita diabetes melitus
perifer tidak segera di atasi maka akan tipe 2 yang belum pernah dilakukan
menyebabkan kelumpuhan dan kaki senam kaki. Jadi untuk mencegah
diabetic, sehingga pasien membutuhkan terjadinya neuropathy perifer harus
perawatan di rumah sakit (Soegondo, dilakukan senam kaki untuk menurunkan
2013). resiko tersebut.
Neuropathy perifer dapat dicegah Berdasarkan fenomena tersebut
hanya pada bentuk – bentuk dimana peneliti tertarik untuk melakukan
penyakit yang mendasarinya dapat penelitian dengan judul “Pengaruh Senam
dicegah. Hal hal yang dapat dilakukan Kaki Terhadap Penurunan Resiko
seseorang untuk pencegahan diantaranya Terjadinya Neuropathy Perifer Dengan
adalah vaksinasi terhadap penyakit – Skor Diabetic Neuropathy Examination”.
penyakit yang dapat menyebabkan
neuropathy perifer seperti polio dan METODE PENELITIAN
difteri (ADA, 2011). Selain menggunakan Desain penelitian ini adalah
vaksinasi, neuropathy perifer dapat Deskriptif kuantitatif dengan pengukuran
dicegah dengan edukasi, perencanaan skor DNE sebelum senam kaki dan
makan (diet), pengobatan medis, sesudah senam kaki pada responden yang
pemantauan, dan latihan jasmani mengalami diabetes melitus tipe 2.
(Syahbudin, 2002, dalam Suyono, 2005). Rancangan penelitian dapat dilihat dalam
Tindakan pencegahan tersebut yang paling skema sebagai berikut :
efektif dan berpengaruh terhadap
neuropathy perifer adalah melakukan
latihan jasmani salah satunya yaitu senam Skema 1.
kaki. Senam kaki dapat membantu pasien
untuk memperbaiki masalah sirkulasi Skor DNE
aliran darah kaki. Biasanya penderita
diabetes yang sudah lama cenderung
memiliki masalah sirkulasi yang lebih Senam Kaki
serius karena kerusakan aliran darah yang
melalui arteri lebih kecil, hal ini
menambah kerentanan terhadap luka luka Skor DNE
di kaki yang memerlukan waktu yang
lama untuk di sembuhkan dan bahaya
terkena infeksi. Bila dilakukan deteksi HASIL PENELITIAN
dini dan pengobatan yang adekuat akan Analisis statistik univariat
dapat mengurangi kejadian infeksi akibat bertujuan untuk mendiskripsikan
neuropathy perifer. Ironisnya evaluasi karakteristik masing – masing variabel
dini dan penanganan yang adekuat di yang diteliti. Hasil analisis statistik
rumah sakit tidak optimal (Soegondo, univariat sebagai berikut :
2013).
Dari laporan studi pendahuluan
yang peneliti lakukan di Puskesmas Sibela
Desy Indah Ratnawati, Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan 89

1. Karakteristik Responden mengetahui ada tidaknya perbedaan Skor


Jenis Kelamin dan Umur DNE saat awal (pre) dan saat akhir
penelitian (post) pada kelompok,
Tabel 1 dilakukan analisis inferensial dengan
Karakteristik Subyek Penelitian menggunakan uji paired t test.
No Karakteristik Kelompok Sebelum data dianalisis dengan uji
Perlakuan Paired t test, terlebih dahulu dilakukan uji
1 Jumlah Subyek 30 subyek
normalitas untuk memastikan untuk
2 Umur
a. Mean 60,77 memastikan bahwa data berdistribusi
b. SD 8,63 normal. Pada penelitian ini, hasil uji
3 Jenis Kelamin normalitas (uji Shapiro-Wilk) terhadap
a.Laki laki 12 orang ( 40%) data nilai Skor DNE kelompok perlakuan
b. Perempuan 18 orang (60%)
senam kaki.
Dari tabel 1 diatas karakteristik Hasil uji beda Skor DNE sebelum
subyek penelitian diketahui berjumlah 20 & sesudah menggunakan senam kaki pada
orang. Umur rata rata 60,77 dengan SD kelompok perlakuan 3 bulan
8,63. Subyek penelitian terdiri dari 18 menggunakan uji Paired t test, didapatkan
orang perempuan (60%) dan 12 orang laki hasil p = 0,00 (p < 0,05), ini berarti
laki (40%). pemakaian uji t tes ada pengaruh yang
signifikan
2. Distribusi Rata – rata Skor DNE Untuk mengetahui yang paling
Sebelum dan Sesudah Senam Kaki berpengaruh diantara skor sebelum dan
sesudah dari selisih mean derajat pre dan
Tabel 2 post. Selisih mean yang didapatkan adalah
Distribusi Rata rata Skor DNE 2,30 dengan standar deviasi 4,56.Dengan
Variabel N Mean P value
Skor 30 7,67
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
DNE pengaruh senam kaki terhadap penurunan
Sebelum resiko neuropati perifer pada pasien
Senam diabetes melitus tipe 2.
Kaki 0,00
Skor 30 5,37
DNE PEMBAHASAN
Sesudah Pada analisis univariat diketahui
Senam bahwa subyek penelitian ini berumur
Kaki antara 45 hingga 81 tahun dengan umur
Berdasarkan tabel 2, dipaparkan rata rata 60,77 tahun dan paling sering
Nilai rearata sebelum perlakuan 7,67 dan terjadi adalah perempuan.
sesudah perlakuan 5,37. Dari hasil Menurut Helmanu K & Ulfa
tersebut terdapat perbedaan nilai yang Nurrahmani (2014), pada penderita
menunjukkan makna yang signifikan yang diabetes, gula darah yang meningkat
berarti penurunan resiko neuropati. dalam jangka waktu lama akan
Penurunan resiko neuropati diukur menyebabkan kelainan saraf yang disebut
dengan Skor Diabetic Neuropathy dengan neuropati dan kelainan pembuluh
Examination pada kelompok perlakuan darah. Keadaan ini mengakibatkan rasa
sebelum dan sesudah senam kaki. Untuk terhadap rangsang sakit menurun,
90 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

perubahan kekuatan motorik sehingga DAFTAR RUJUKAN


timbul perubahan tekanan pada telapak American Diabetes Association. (2011).
kaki. Keringat juga berkurang sehingga Diabetes Ready Reference For
kulit menjadi kering dan dapat Nurse Practitioners. Edisi : 3.
memudahkan menimbulkan luka. Wolfs- Dorf.
Kelainan pembuluh darah (penyempitan) Helmanu, K & Ulfa, N. (2014). Stop
menyebabkan adanya bagian kaki yang Diabetes, Hipertensi, Kolesterol
suplai darahnya berkurang (iskemia) Tinggi, Jantung Koroner. Edisi : 1.
sehingga kelainan – kelainan tersebut ISBN : 97860214307.
lebih sukar dikelola dan susah sembuh. Logerfo, LJ. (2002). Diabetic Foot And
Pada kondisi neuropati pembuluh Vascular Complication. Edisi : 5.
darah besar tungkai seringkali terjadi USA: Elseiver Saunders.
komplikasi. Kelainan ini disebabkan oleh Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus;
penebalan dinding pembuluh darah besar Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenal
atau yang lazim disebut aterosklerosis. Gejala, Mengenanggulangi Dan
Dengan penebalan tersebut, aliran darah Mencegah Komplikasi. Edisi : 1.
tungkai dan kaki menjadi tidak lancar dan Jakarta : Pustaka Populer Obor.
berkurang sehingga menimbulkan Suyono, S. (2005). Diabetes Mellitus ;
beberapa keluhan seperti kaki terasa Mekanisme Dasar Dan
dingin, kram otot tungkai, dan kulit Pengelolaan Yang Rasional. Edisi
kering. Keadaan ini juga sering didapati : 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
bersamaan dengan komplikasi neuropati. Waspadi, S. (2006). Kaki Diabetes. Edisi :
Neuropati berperan pada komplikasi ini IV. Jakarta : EGC.
terutama adalah neuropati pada kaki yang Widhiarso, W. (2012). Uji Normaltas.
menyebabkan mati rasa (baal). Mati rasa Diunduh Dalam:
menyebabkan penderitanya tidak akan http//widhiarso.staff.ugm.ac.id
merasakan apa apa walaupun kakinya Pada Tanggal 10 Januari 2015 Jam
terluka parah. Jika tidak cepat diatasi, 10.00 WIB.
apalagi kemasukan kuman (infeksi), maka
kaki yang luka tersebut bisa menjadi
borok parah dan bisa terancam
diamputasi. Oleh karena itu, penderita
diabetes sangat dianjurkan melakukan
senam kaki dengan teratur.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa ada pengaruh senam kaki
(p=0,000<0,05), artinya setelah dilakukan
senam kaki selama 3 bulan ternyata terjadi
penurunan Skor DNE pada pasien
diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
Sibela.

You might also like