SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
ional
al tercan'
! tum dalam Pasal 29 UUD 1945, ayat 1 yang berbunyi:*’
egara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Ju ayat 2 berbunyi:
ara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
anya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan
aannya itu.
a dalam konteks Islam jelas terkait dengan sejarah panjang
an agama Islam berkembang di wilayah Indonesia. Sejak
alka ke Indonesia pada abad ke-1/7, Islam terus berkembang
ik hingga penganutnya mencapai posisi mayoritas mutlak. Tidak
4, dalam penyebaran penganut Islam secara global, Indonesia
ara dengan penduduk Muslim paling besar sedunia.
dengan penempatan agama sebagai dasar negara, maka dalam
ikan pun, agama menjadi faktor yang sangat penting pula.
terlihat melalui UUD 45, Pasal 31 ayat 3:
t ahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
alam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
memajukan ilmu. pengetahuan dan teknologi dengan mee
i-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan Per adaban
iahteraan umat manusia.
inna er tang dalam UUD tersebut dijabat!
, a Jam berbagai tingkatan.
ai peraturan dan ketentuan da
ean adalah dari
em eros CaSearetSEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Di antara yang paling relevan dalam kaitan pembahasan sekarang adalah
UUNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang.
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Di bawah ini akan
ditelusuri sejumlah bagian dari dua undang-undang tersebut yang relevan
dengan kedudukan pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional
smenempatkan agama sebagai bagian
JU 20/2003, Pasal
Kedua undang-undang di ata:
dari prinsip penyelenggaraan pendidikan. Di dalam U
4, ayat (1), tercantum sebagai berikut:
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan sera
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Prinsip yang sama juga dijelaskan dalam UU 12/2012, pasal 6 huruf
a, sebagai berikut:
idi inggi di an prinsip: a. pencarian
Pend a nladersash deol anal
serta tidak diskriminatif dengan ‘menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai agama, nilai budaya, ‘kemajemukan, persatuan, dan kesatuan
bangsa.
Pasal 8, ayat (1) dan (2) kembalimemberi penegasan keterkaitan antara
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai-nilai agama, sebagai berikut:
am penyelenggaraan Pendidikan dan pengembangan Ilmu
ae aa Teknologi berlaku kebebasan. akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan. (2) Pengembangan ilmu
engetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Sivitas Akademika melalui pembelajaran dan/atau
penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan
‘umat manusia.
Untuk mengupayakan penanaman nilai-nilai agama tersebut maka
sistem pendidikan nasional mewajibkan bahwa dalam penyusunan kurikulum
pendidikan harus memperhatikan faktor agama iman dan takwa serta
akhlak mulia. Hal ini ditegaskan dalam UU 20/2003 pasal 36 ayat (3),
sebagai berikut:
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka——
~ SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Negara Kesatuan Republik Indonesi
y lonesia dei
Siam ieend lengan memperhatikan:
pb. peningkatan akhlak mulia; ;
c. peningkatan potensi, kecerdasa i
Sl, san, dan minat a
d. keragaman potensi daerah dan rbiglainet ea
e, tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f tuntutan dunia kerja; ‘
& perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j._ persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Oleh karenanya, maka Pendidikan Agama wajib menjadi bagian dari
jurikulun pendidikan nasional pada semua jenis dan tingkatan. Hal ini
secara jelas dituangkan dalam UU 20/2003 pasal 37 ayat (1) dan (2),
serta UU 12/2012 pasal 35 ayat (3). Posisi agama dalam struktur keilmuan
yang dikembangkan oleh pendidikan Nasional Indonesia juga dipertegas
oleh posisinya sebagai salah satu rumpun imu yang enam. Ini dapat dilihat
dalam UU 12/2012 pasal 10 yang berbunyi sebagai berikut:
huan dan Teknologi merupakan kumpulan
(2) Rumpun Ilmu Pengetal
dan ranting Ilmu Pengetahuan yang’ disusun
sejumlah pohon, cabang
secara sistematis.
(2) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknolo;
pada ayat (1) terdiri atas:
rumpun ilmu agama;
n ilmu humaniora;
gi sebagaimana dimaksud
rumpw)
rumpun ilmu sosial;
rumpun ilmu alam;
rumpun ilmu formal; dan
rumpun ilmu terapan-
mpar sp
Oleh karena agama dan nilai-nilai keagamaan dipandang sebagai
. penting maka undang-undang tentang pendidikan menetapkan
behwa Indonesia mengenal adanya. jenis pendidikan keagamaan. Hal
itegaskan dalam UU 20/2003 pase! 15, yang berbunyi sebagai berikut:SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Kemudian pada UU 20/2003 pasal 18, ayat (3) disebutkan bahwa
madrasah aliyah adalah merupakan salah satu bentuk_ pendidikan menengah:
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Adapun tentang pendidikan keagamaan diatur dalam pasal 30,
yang terdiri atas 4 ayat, sebagai berikut:
(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/
atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesual dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
3) Pendidikan keagamaan dapat’ diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal.
(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
Di dalam UU 12/2012 pendidikan tinggi keagamaan diberikan satu
pasal khusus, yakni pasal 30, dengan tiga ayat, sebagai berikut:
(1) Pemerintah atau masyarakat dapat menyelenggarakan pendidikan
keagamaan.
(2) Pendidikan tinggi keagamaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi,
dan dapat berbentuk ma‘had ‘aly, pasraman, seminari, dan bentuk
lain yang sejenis. ( i
(8) Ketentuan lebih lanjut mens i iii i ramaan
igenai pendidikan tinge} i
dengan Peraturan Pemerintah, mere a
Pengelolaan pendidikan kea:
é \gamaan (termasuk di dalamnya pendidikan
Islam) dilaksanakan oleh Kementerian Agama secara koordinatif denga™a ————_ SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
cerian om dan Kebudayaan serta Kementerian Riset Teknolog
pendidikan Tinggi, sesuai dengan jenis dan tingkatan pendidi kan
ini misalnya dapat dilihat melalu UU 20/2003 a 36 an TREY
012 pasal 7 ayat (4). .
Untuk mendukung pelaksanaan pendidikan Islam maka di dalam
“i Kementerian Agama disediakan sebuah unit khusus setingkat
pirektorat Jenderal (Dirjen), yakni Direktorat Jenderal Pendidikan Is-
Jam. Direktorat Jenderal ini kemudian membawahi empat Direktorat
yang menangani pendidikan Islam, sebagai berikut:
a. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
b, Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah.
¢, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
d. Direktorat Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan data dilaman Kementerian Agama’ RI, dilndonesia terdapat
57/Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN), yang terdiri atas 11 Universitas
Islam Negeri, 26 Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan 20 Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Begitupun data ini sangat dinamis
mengingat derasnya proses alih status di kalangan PTKIN saat ini. Disisi
lain terdapat pula 703 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta, yang
terdiriatas 56 Institut, 603 ‘Sekolah Tinggi, dan 100 Fakultas Agama Islam.
Adapun madrasah, maka jumlahnya mencapai 78.744, yang terdiri
atas3,888 Madrasah Negeri dan 74.859 Madrasah Swasta. Jumlah lembaga
pendidikan diniyah mencapai 76.683. Pondok pesantren tercatat sejumlah
21.921 unitdan Lembaga Pendidikan Alquran mencapai 135.503. ‘Adapun guru
ao dantenaga kependidikan dilingkungan madrasah mencapai 835.406 orang.
& i atas jelas menunjukkan besarnya sistem pendidikan Islam
erasi di Indonesia. Dengan sistem yang sedemikian besar maka
an bahwa kontribusinya pun terhadap bangsa adalah juga
ula dicatatkan bahwa belakangan ini, lembaga-lembaga
enis dan tingkatan sedang mengalami
4 likan Islam pada semua j ; ;
mm ga yang positifdan semakin mendapat apresiasi dari masyarakat.
——
hrtps//:kemenag.go.id, diakses pada 21 Mei 2018.