You are on page 1of 34
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas-aktivitas intelektual yang muncul dari kecenderungan orang Arab muslim pada umumnya tertuju di bidang ilmu pengetahuan yang terfokus pada kajian teologi, hadits, figih, filologi, dan linguistik. Perhatian dan minat orang Arab Islam pada masa paling awal mulanya lahir karena motif keagamaan, yaitu berupa kebutuhan untuk memahami dan menjelaskan al-Qur’an yang kemudian menjadi landasan kajian teologis dan linguistik yang serius. ' Berkaitan dengan teologi atau filsafat, bangsa Arab menganggap bahwa ini merupakan pengetahuan dalam arti yang sebenarnya, sejauh hal itu bisa dipahami akal manusia. Secara khusus, nuansa filsafat mereka berakar pada tradisi filsafat Yunani. Bagi para pemikir muslim, filsafat pada dasamya adalah sebuah pencarian kebenaran akhir, sekaligus juga merupakan keyakinan, dan berakar pada kebutuhan praktis manusia, baik material maupun spiritual.” Dalam pemikiran Islam, teologi pada akhimya mengalami persoalan- persoalan yang biasanya dilatarbelakangi persoalan politik. Namun, di samping persoalan-persoalan politik, pokok soal yang menimbulkan kontroversi- kontroversi teologi paling awal adalah persoalan agama, yaitu tentang kehendak ' Philip K. Hitti, History of The Arabs (Jakarta: PT Serambi IImu Semesta, 2010), 492. 241i Mahdi Khan, Dasar-Dasar Filsafat Islam, Pengantar Ke Gerbang Pemikian, Penerjemah: ‘Subarkah (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), 9. raad AAUIUHAGHAT fiskwen gainlalod ated A det gamo anguinsbroovd bub iuvaum yas, hun dvinsed aadheinde-estisidA sbeq avdotres gawy ceuristoyiag urali geubid ii, urna wenmucmy shaq eoileure gneto Jeoie risb biter Aivivynit ab .igololir Ai vatibert .igolost nijad wniey newisycod Tito eevind tidsl egaslum lees geiteg seam sbac motel esa agibsiied gacg oe SO-ls asdesloinon eb immense Autms osrlutudsd sequal ' ingen gay Tirelugail net zigolos asiisd msenbnal sire ini gorisd quagnaynoen dit’, neynnd isleedit unin igotoo angab asiinhotl irawclaqib neid uni loc dhustye sn emwerorise ney ine cnaleb noudlstognoy aAaquisia delealit ietbou ebeq indsie! cdovem idticlit sensi cucudt emooe wsizunsm Isle dauder relabe ccrmzub abeq idtwdll caitewen viding owq ign incu? tedsted nob .ansidszod ro quota agui angitudye aiddn asisteded mehusnoq jue died pizsneen ai iq nuscluuded gba 4 imwlegran senisbis sbeq wolos) .mulel midi mais gniqense ib auc Abi? x, aloe iymmlatsdwrslib mennesid gag cslaoetsq Fizwvounwd nediudinese ane, Is07 doioq -Aitiiog nslsozan-nslsoeeq Asbnorod grsinst utis” sereys asleozaq delabs Inn gnilag igoloo) tesvertnod SCL (O10S .nlesms? will Pdmanraé T4 -reiwAaly elewh oa p-tuowe nt. qi * Honiafra0s4 saskininet gantsts SA vumngsel) Gould Whi! svaiGhetmenG saat ibrisM iLA £2 (4005 seninult tidrona4 :ynntbunes) lector bebas dan takdir.? Dari persoalan politis yang meningkat menjadi persoalan teologis ini kemudian menimbulkan polemik yang panjang dan mengakibatkan munculnya aliran-aliran dalam Islam seperti Murjiah, Qadariyah, Mu’tazilah, Khawarij. Dari aliran-aliran teologi dalam Islam tersebut, Mu’tazilah merupakan aliran yang populer. Beberapa alasan yang menyebabkan Mu’tazilah lebih popular di antaranya adalah karena sekte ini lebih dekat dengan penguasa seperti pada masa al-Ma’mun dari dinasti Abbasiyah di tahun 198-218 H/818-833 M. Khalifah ketujuh ini menjadikan teologi Mu’tazilah sebagai doktrin resmi negarannya. Para hakim harus melewati tes filsafat dan calon administrator harus mempunyai model pemikiran yang sama dengan Mu’tazilah untuk memenuhi syarat sebuah jabatan.* Hal Jain yang menyebabkan Mu’tazilah lebih popular adalah karena Mu’tazilah lebih berani berspekulasi filosofis dalam —_ pembahasan- pembahasannya, Maksudnya adalah mereka lebih banyak mengedepankan akal ketika membahas suatu permasalahan seperti permasalahan pelaku dosa besar. Dari keberanian Mu’tazilah dalam cara berfikirnya yang liberal, maka tidak mengherankan apabila aliran ini sering dikatakan sebagai kaum rasionalis Islam. > Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam, Penerjemah: R.Mulyadi Kertanegara (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), 8. i. ‘Tamim Anshary, Dari Puncak Baghdad, Sejarah Dunia Versi Islam (Jakarta: Zaman, 2012), * Harun Nasution, Teologi /slam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI Press, 1986), 38. nolsoziag, ibajnom ieduninen yrs, zitilog nnisozn t60 *ribde ash ended nededitegnon nob ganja yay dimslog nollueuinsm neibumed ini 2igolost sinticnt MG slutivolo!) shui insqor metal culsb antilicnatite «calsonuet jw nedsquriom cslixer'ni tudes: moje! susie igolov astils-neils fC anti idol sliscrulé nuddedy sno youre mens equtsdsd aluqoq se invese neaugriog naysiob iidyb ibdat ini obs noon A defsbs ezamans ib reluqoq 1 FER-B1BH BIS-BOF aurlss ib degizodl/ teenib fb auen’BM-ls ses ebony aver on Hob ingedee dulisus ull igolest osdil ink rlujsnod detitecl al antl rotticinirche noes nub melt aot ise vlont awe ended ons") segoesingon idunsiin Auten tise eM oo Ab cena yey sustidimeg lobor ir-gasqmem * gustade), dsud tow 72 snaed dalebe wslugoq didyl deliveru asddeds qo gany ciel Isl cavnionned tplsb —eitoeolit iesludoqered —inwisd —didel—delixes' uM IAs nednsqubognom dscand didel clvrarn di lobe szibuedaN! syannenedion awaad weob wAsloq nndsleecnan, iaque ruleleesrmer utsue eoredeer silitd Usbit sila levedil grsy samiditred iso coslob delinst'uM acinseded ieG “vnglel ilscoizet usd ingsdse nslspsdil, yetiro2 int antile sliduqs nvdnstodyasmn mpwt censdel) sugueinsd ibsylut 4. lnnsprsn9% soulel wiyrli\ deewige. ecuble'l bie © 4 {880} T nteunt| dnote? bobo ®t usu idl ogmodanA caieae't £21 solos moines nuts * BE (0821 2200 ASLOS secernS sera) woe ie TU unadely wouptinn dt pahuank, dowiy?. wwull-woGlh youth Pada pokok ajarannya, Mu’tazilah menetapkan suatu pandangan dasar dalam metode berfikimya berupa memposisikan akal pikiran terlebih dahulu, kemudian baru disesuaikan dengan Nash Qur’an dan Sunnah. Dasar-dasar pemikiran Mu’ tazilah dirumuskan dalam dua bagian inti, yaitu “ Inna Allaha wahid....Wa innahu al-‘adlu fi qadha ‘ihi al-rahim bi khalgihi” (sesungguhnya Allah Maha Esa.....dan Maha Adil dalam setiap keputusan serta penyayang kepada semua makhluk-Nya). Sedangkan konsep pemikiran Mu’tazilah yang lain adalah “al-mabadi' al-khamsah” (lima konsep pokok).’ Banyak teori yang telah dikemukakan untuk mengungkap tentang kapan pastinya lahimya gerakan ini dan siapa yang pertama kali menamai gerakan ini dengan sebutan Mu’tazilah. Tentunya sulit untuk memastikan kapan lahimya gerakan ini karena hampir setiap buku yang membahas aliran Mu’tazilah memiliki versinnya sendiri-sendiri berkaitan dengan sejarah kelahiran dan penamaannya. Namun penulis mengikuti pendapat yang secara umum menjelaskan bahwa Mu’tazilah lahir di Basrah pada masa kekuasaan dinasti Umayyah. Menurut Sirajuddin Abbas, aliran Mu’tazilah tumbuh pada masa khalifah Mu’awiyah, kemudian melibatkan diri dalam pemikiran Islam pada masa khalifah Abbasiyah dalam waktu yang cukup lama, yaitu 300 tahun pada abad permulaan Islam.* H. Abu Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam (Solo: CV. Ramdhani, 1991), 74. " Nashr Hamid Abu Zaid, Menalar Firman Tuhan (Bandung: Mizan, 2003), 24. * Sirajuddin Abas, /'tikad Ahli Sunnah Wal Jama'ah (Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1984), 173. moles wer negnubrog wine dvdqsionsie dhulisat' ah .xganmwis dodoq aba wud sbotom anibuinsd wolutleb didshot nuitisier isd amlizizugerram aspired oxen Inert Geb ap uO ee'4 egisb suedisuzsaib ried win ini asized sub casleb aplesmunib dslises ut? nevidicrsg wesb-16260 ind id vite ali nelpop i lbp’-ho uthoid oT... bite ndpiih onal shoe nezutuged quitse cnsleb libA elit’ ooh. oA otal dsllé. eanluggaue se) Laity uy alulddecn sisrmse ubaqed guseeqiuq antidiciog qoetod a: Glodog qoen| sail) ” dysest-lw"thoduie-ly” elebs nisl gnsy dslisar uM arqed gaemeet qedgauerore Auiow oodstutedil dilot yasy, host Anvas€t ini nsdiavy tern ‘ind este gasy oqniz nib ini aelsig symidel penitence siiidel neqed aedizemom dite ve syuniet lbtiver'ulé moiudse grab delineruié amile ecelsd-rect yae. ndud qeitee tiqraed srvtil ini nsdereg ish oiidstod dowio: aged dd nibave-iibave a cnnizisy pilimoe cums ernsee yore ieqabnog ttudignoms aimueuy umes 6 crinwsrennoq ianib nececuded geen 6 ib vided dutiseruM carded nsdestojgrse sesmt ebsq dudiws delixeruM cotile eddA nibbujsié ius th reo) ebsq cele nunidinon misk.b itih nedtedilom asibyeed devine’uM: detiledts sbeq culo O0€ mii seccus! qudus gnee uplse cnlab degiecldA dtilerdl ses * rule asslurriog bods: AT 10Q Jnnidbmes V9 zoto2) wolad wweliA dawsiz? .tlo9A wed udA HP BE (2008 .nssii Wh bi isl? bienul adden © AEST (BRL atevicheT eden sanedaty de nana tell Haste? SHE Acai Sand A aibbujgi2” weanlenr€l) ws ante wh Pada umumnya sejarah Mu’tazilah diawali dari cerita seorang guru dan muridnya yang berbeda pendapat tentang permasalahan seseorang yang melakukan dosa besar apakah masih disebut muslim atau kafir. Perbedaan pendapat antara guru dan murid ini merupakan cerita yang paling populer berkaitan dengan sejarah penamaan Mu’tazilah. Namun terdapat penjelasan berbeda dalam buku Enksiklopedia Imam Syafi'i karya Ahmad Nahrawi, bahwa pendapat terkenal tentang penamaan golongan Mu’tazilah itu lemah dikarenakan beberapa alasan, yaitu: (1) pindahnya Wasil dan ‘Amr dari satu halagah menuju sudut masjid bukan merupakan hal penting yang dapat dijadikan sebagai alasan penamaan suatu golongan; (2) adannya versi riwayat yang berbeda-beda mengenai kejadian pemisahan diri itu; (3) Mu’tazilah adalah nama suatu golongan yang memiliki dasar-dasar pemikiran tersendiri dan bukan sekedar pemisahan diri dari suatu majelis ke majelis lainnya.” Berkaitan dengan kata al-Mu’tazilah, kata ini pernah digunakan untuk menyebut sekelompok sahabat Nabi yang menjauhkan diri dari pertikaian antara golongan Ali bin Abi Thalib di satu pihak dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan di pihak lain pada perang Siffin pada tahun 37 H/656 M. Mereka menghindarkan diri dari tersebarnya fitnah di kalangan kaum muslim. Dalam buku Sejarah Pemikiran Islam dijelaskan bahwa kaum muslim yang tidak mau membai’at Ali bin Abi Thalib, padahal mereka bukan pula pendukung Ustman bin Affan, juga ° Ahmad Nahrawi Abdus Salam Al-Indunisi, Ensiklopedia Imam Syaft', Biografi Dan Pemikran Mazhab Figh Terbesar Sepanjang Masa (Jakarta: PT Mizan Publika), 109. toby gasiow rth fsb ileweib deliset'ulé demise ayn obo gnny gnsiev2s¢ cudalicitmog ganiis) Ieqabeoq ebsdied yniz eznbiurn ansbodiot aitnal usm ciilann qwdsib risen dedeys weed seob cdudotom reluqog yaileq yous oitss mndequien int biue ind uw suaee ieqebneq nszcloinoq ingot) nur sulisci'uM nents dowjse nugnsb netinsiod sveiled ives berds sewed ¥ tye? worl viboaolaedwl udud mslsb sboctod nedsnsusdily decnol wii delixsyuté angoolog nosing yastist Isodiot isqabnoq ujunom duyalos wine fish amA* sb lies’ werebniq (1) astisy .nsesle sqeisded avels ingadsa andibaiib toqab yaw nung teil asdnquram risdsd bizar whi sbod-nbediod yuuy ieswin iaoy scanebe (2) :angnolog usu sesrsn9q uisue cent delebs detixe'ul (€) :imi fib nerlszimoq nsibsiol innognom vabsive nedud ash iibnses) nmidinaq wnecb-nenb idilimor gary aegnolog “oe cantisl eilojsm od eilyjsin uisue ine hnib sere ec19ey Jutnu sedenugih demo ini sted leliset ule gis osgneb nptissre€l in sexeteu nisin diniog noddusinora yan ¢ ide tederlue doqmoledce sudaysaen ib musctue id. cid recive até aeb Asdiq ute. ib diledT id’, nid iA, nsynolog twhmbnidgnsas sAswlA MM Ag0d1 VE auras sboq rifi@ gasieq sbag nisl Asitiq thywsio% dud mals silver ewed negated ib deci eymsdeziat eb iib A tw isdront ei Acbis gang milan sued wyaded ndantoiib wus woilinnss\ sgu) ngTA nid armel ynudulnsq alu nedud stororn Iorisboq diledT iA, aid ih Thee? waned wihonidies A scinubul tA caste? eubd A tvenlet bond A 201 did nusi, 14 sarily sooth sumiuneyse aneodAsT Ap” dia sachin work t “Ssunas disebut sebagai kaum al-Mu’tazilah Karena mereka menjauhkan diri dari membai’at Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa penggunaan kata “Al-Mu’tazilah” dalam hal seperti ini adalah masalah politik dan bukanlah masalah agama atau agidah.'” Masih dalam buku karya Amin, dalam buku tersebut djelaskan bahwa al- Mu’tazilah juga dipakai untuk menunjuk suatu kelompok pendukung Ali yang menjauhi politik, bahkan menjauhkan diri dari masyarakat dengan kompensasi positif menekuni ilmu dan ibadah di masjid atau rumah-rumah di masa ketika Hasan bin Abi Thalib menyerahkan tampuk kekuasaan (khalifah) kepada Umayyah pada sekitar tahun 42 H/661 M. atau yang biasa dikenal dengan peristiwa ‘Amul Jama‘ah (tahun kesatuan) .'' Memang sulit untuk menjelaskan terkait dengan penamaan Mu’tazilah. Namun yang perlu diingat adalah perdebatan antara murid dan gurunya itu merupakan perdebatan pertama kali dalam masalah aqidah. Awalnya memang tampak kurang penting, tapi dari segi substansi dan etika, dan seiring dengan berlalunnya zaman, inti dari perdebatan tersebut merupakan suatu ilmu yang menjadi ciri golongan Mu’tazilah. Di samping itu, kejadian itu bukan peristiwa biasa yang berlalu begitu saja. Tapi, adannya perpindahan itu melahirkan pemikiran-pemikiran baru di bidang akidah Islam yang dianggap membahayakan, Adapun adanya versi riwayat yang berbeda-beda mengenai ' M. Amin Nurdin dan Afifi Fauzi Abbas, Sejarah Pemikiran Islam (Jakarta: Amzah, 2012), 53-54. " Ibid, 53-54. neh nib neddusinoe Aviom vested delivisul/-le musd isgeds: sudszil, wadnd gnotnib teqeb .nuudiqnb aeyesG i idA aid iA ts*isdmom dlitilog dolsesm dilube ini inoqer tel rastob “deliser ele etet neemggneq "" dnbips vets sinsye delsesm delnedud anh ls swrisd nrdeclsib sudvetot wdud mole sins. e¢wed ulud molsb dieal gngy ilA gaulubasg toqmolsd uisue dujnurore auscar inaqib nuvi ratiseruM ienenoginod aeynob iden ces fel 25 nndducingn nedded lion, idusiprors di sb gent indorsed titicog Limein ib demurtedicaurt vate bite ib eet id nest sbeqed (letileday sesemutod duqeini nsAders com diledT ida ragnsh Inevlib sesid grey vets If 1do'H Sb cudet wlidve icy doweyoontd *" (eupesd nuit) wy arn Wit.” switeineq aeliser'M. msc trot oisdaslsinsin duty ailue gascnoh wii sycuwg nb bhus iain netsdstse dalobs tnyaiib wleq gas. sume soamon evilewA dabips delsenm cutsh ied instioq matsdobrog nlequrorn in grab atttisn ash tity mph ienstedy 292 fish for gating yews Jones gnie Um nieve nedequiom tudome muisdobyo; heb fini .vsnmey 2 cuuistied swriteiiog sietud wii nsibsiod asi gniqmine iC datists uM: apgaolog ii9 ibsinset nshideln mi ondcbniqisg azaanks igs tise wiiysd ulshod yasy secid geggnsib yay isle dubidle yn th ned nuvsidirmoq-astidirnog ienognorn abod-sbodied weny amyevey jews senebe ougubA .nedeyudedmen FSHOE wnsarA ceric) woke wards hiewsise ondth isto LA ab aibwit aim Je Wa, dete bid kejadian pemisahan diri, maka hal itu tidak mengurangi esensi dari pokok permasalahan. Mu’tazilah merupakan gerakan keagamaan semata-mata, tidak pemah membentuk pasukan, dan tidak pernah menghunus pedang.'? Mu’tazilah pada mulannya adalah kelompok keagamaan yang tidak bersinggungan dengan politik, tidak seperti Syi’ah dan Khawarij. Namun dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, kelompok ini melibatkan diri dalam masalah-masalah politik. Lalu berbicara tentang masalah kepemimpinan (imamah), syarat-syarat pemimpin, dan sebagainya.”? Menengok pada sejarah masa keemasan Islam, tercatat pada masa Klasik (650-1250 M), daerah kekuasaan Islam berkembang dengan pesatnya, selain itu kemajuan perkembangan intelektual juga sangat membanggakan. Masa itu banyak melahirkan ulama’-ulama’ besar yang salah satunnya adalah pemuka- pemuka Mu’tazilah. Pemuka-pemuka Mu’tazilah yang sezaman dengan Abbasiyah di kala itu di antaranya adalah Abu Huzail al-’Allaf (135 H/753 M- 131 1/748 M), al- Nazhzham (185 H/801 M-231 H/846 M), al-Jahiz Abu Usman bin Bahr (869 M), al-Juba’i (w. 303 H/916 M), Bisyr bin al-Mu’tamar (w. 210 "A. Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 2 (Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003), 294. ® Nahrawi, Imam Syafi’i, 109. “Harun Nasution, Pembaharuan Dalm Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1992). dodog isb ixnora ignsmynoi debit mi tal ede inib nndecinoq asibsiod rusitslnesstn9q deroq dsbit .ciem-siierse ouersgsod nedetyy acdequren dylivet ult sbeq delixsuM ““unsboq eunurignom demeq Asbit nab .noduenq duinsdinocn Jisilog nsynsb aagnnyyniasd Acbis gnirz axeiniayrsd doqmolod delebs eqrnsse [obit sb indgnia Vinalor gos, wider aoleb cums jiu.med A neh let ulel Avtifog retsencri-tist asin sunleh itil andisdilyma ini Aoqinolel .teqvo ich siqeimyy toe cis 2 Ulememni) aoniqenimaqod delaesr gastne} snide © pyaingadse alizslA c che Intivit intel awvestrasd vanes divicige abeq Fogronsl 4 wii sinter .symueoq nogneb yiadineded mutel aaczeuded detosb .(M 0281-020) uti reo acdeggardmern snyune gui feurdstoini ase aedmoodtioq neviecod -sdumiog delebs ecamutse delue yey sead “omelu-“srasly aedhidslom Asn eggnob nsmexs? gas deliserul sdumoq-sdumo'l ‘elise uM. edurnoq AA FETT ZED) VIA finsul ud dalebe ecarws-to ib uti eled ib dnyieedd onmetJ ud sidtela (IV Ob811 ESM. 1084 281) enaelvelsalé lp WV, BEV TEL OLS 2) wees ulels nid vezi (1A OTOH €06 77) i’sdul-ls (Mi @o8) ale nid idslex2 AS hee (2008. ane eneuki 1A pda 7 conedsl) © euotel sonsesbonsA wo shows COL A Rowe sunset Jims vis? aad inluGS maurmnslorine') nomen cinBH (2801 gasanisl ply :erudsl) whysD wO morriws'l te H/826 M), dan lainnya.'® Banyaknya tokoh yang lahir di masa Abbasiyah ini menandai perkembangan Mu’tazilah pada masa itu. Pada masa al-Ma’mun (198 H/818-218 H/833 M). segala macam kebijakan politik ada di tangan mereka, karena kekuasaan negara di bawah pengaruhnya. Khalifah al-Ma’mun sangat tertarik dengan Mu’tazilah, karena memberikan kebebasan penuh pada akal. Oleh karena itu banyak orang Mu’tazilah yang diangkat sebagai orang-orang dekat Kkhalifah. Dengan demikian, Mu’tazilah memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan pemikirannya di istana Baghdad dan khalifah pun mendukung segala macam pemikiran Mu’tazilah, Hingga akhimya Mu’tazilah ditetapkan menjadi akidah resmi negara. Pengaruh Mu’tazilah sangat kuat serta memiliki otoritas penuh untuk melarang atau memerintah. Bahkan Mu’tazilah membolehkan adu argumen dan dalil diganti dengan adu pedang dan fisik. Salah satu tokoh Mu’tazilah pada waktu itu adalah ‘Tsumamah bin al-Asyras dan Ahmad bin Abu Du’ad.' Dari kedekatan Mu’tazilah dengan penguasa Abbasiyah periode awal dan ditambah juga dengan adannya tokoh-tokoh Mu’tazilah yang memegang jabatan dalam pemerintahan, hal ini menunjukkan bahwa gerakan ini tumbuh subur pada masa Abbasiyah. Melihat eksistensi Mu’tazilah pada awal kemunculannya hingga akhir kehancurannya banyaklah menimbulkan pro-kontra__sehingga _ banyak "5 Nina, Dkk, Ensiklopedi Islam Jilid: V (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2005), 97. ' Nahrawi, Imam Syafi'i, 111. ini devieeddA sasm ib sidsi gray dodo) syndeqasé “ aynnisl oob 0M O¢8\H usi seein ebcq delisnr' uM negnsdimia:tieg isbnenon edciidoA magne eleyse (M COT O1c-812 of 201) aun’ G =I sesrn bie saat oq raved Hb ou comand vivabd sloreen bgnet ib abs Aitilor agar nucle detiled al otro ertiicd ulin’ ul) magne dims ise! gasy dilivet'uhA goeto frond wwii eesual AIO. Ids shaq duns anesdsded dilise ul wnsidicnots ayo Ail mdob guse-yneto inyudye mdgnesibs snetei ib scarusidineg asdgasdregaom Auicn sod nploqrnesd Hills dsliscr tA a Linea nnose slags gudubsst auq ristiledd sb bx urlgeel duiege:4 .megen innavt slobide ibsinom asdquiotib dalises'uM necidds nygniFl unis yaotelym anew dus; anthoi idilimem nse ioud ingase slelivia ul Unsgil lilsb ash reruygi: ube asddslodmom celixet' uM npilds cdeinivorrecr dsiebs uti videw sheg deliserul4 dodot wise delse i sb gnabor sbi 1 “hey ud A aid beewi/, eb eerie Adds cid docrpeiue'T nb been, shokiog divgieed’, wasugnoq asgish dislicat ub netnobod ett neindsi, yoegsron youre duiivel"u, dodul-odor syanebs uj tedenasits pannab fi sbey tue oud int coder nvedted nsddujaunoe ini isd nedsintivoiisg lel ale iesdd/- nam aidds sygail syansluonutrod Iswe sbnq dolixst'uM ieusteiedo isdiloM, deqaed uggnidee cunod-orq nmltudiimon deLezasd — mgnntswoneitod £0 (2008 ova0lt meV uneel anitell “TT corals U An cull Asqplbian ACL sala TLE & ins sos ivanneladt menimbulkan pertanyaan seperti halnya mengapa Mu’tazilah bisa berkembang pada masa dinasti Abbasiyah, mengapa Mu’tazilah sering kali dekat dengan penguasa, hingga mengapa aktifitas Mu’tazilah diberhentikan dan bahkan dari pengikut sekte ini banyak yang diburu dan dibunuh, Untuk menjawab Pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka penulis akan menjelaskannya dengan cara merangkai sejarah Mu’tazilah yang meliputi masa perkembangannya, kejayaan dan keruntuhan gerakan keagamaan tersebut yang terfokus pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Abbas al-Saffah hingga Ja’far al-Mutawakkil Alallah, menjadi sebuah karya ilmiah berupa skripsi. . Rumusan Masalah Rumusan masalah dimaksudkan agar skripsi ini lebih bersifat ilmiah dan sistematis, maka perlu batasan-batasan masalah agar apa yang disampaikan tidak keluar dari apa yang akan disampaikan. Permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah latar belakang munculnya Mu’tazilah ? 2. Bagaimanakah perkembangan Mu’tazilah pada masa awal Abbasiyah, yaitu pada masa Abdul Abbas al-Saffah hingga Ja’far al-Mutawakkil Alallah pada tahun 132 H/750-274 H/861 M2 3. Apa faktor-faktor perkembangan Mu’tazilah pada masa Abbasiyah awal ? gasdmodied seid dali YUM aqagnom syed insqee assynetiog ondludmingoe anyrab scsleb led yninge dnlisaruM sqsgnom slovieeddA iesnib seem sbsq ib csdded nob nsdimnthedily deliver ul ‘nde sqsgnom egurid .cecwgnoq dewnjnom Aun’) tunudib ash uudib gase Asgusd ini oblve swdignog fins naansb seaasdentojnorn neds ailunog sds Indes) assynctoq-nsngnsso neszeisd syanngnsdmshoy sec ingilom gaoy delisel uM dewige iwlyemon sane obeq auiéte une, tudser) asermyied sindsrog aorlvinigd ash leblsvonivele Wiel cggnid define eeddA lubdA delet A aseetninornse ieqitde squnod ditenli sued dewdse ibuigtont stella dsloesMi oseomus1 sb seimti istied didol ini iaqivle wys owdbuedemib deleece nsewmus dsbit avdinqmneib ynsy sq ys ralueni nezstad-anzcisd ulvoq soln zinersteie avdisqmozil onde grey ace tub ruled undiiod ingedy> asdeuronstib in! neiilonod asdslseserrs4 C doliser uN. 5 ztuocum gredelod tstel dsdeaseisgsd 1 levied? Ina sear sbsq dalisis"uM aegadmodro dedemamisgs lidde valle wt ol. 8: defiee. 3 endd A Iubd A, sasin abn uti OM TORMEETS-O2T\H CFT nudes sbeq dolial A doyieeddA seam obuq deliser'yM: angasdmsdreq topkst-ronlst aq ¢ laws C. Tujuan Penelitian Penelitian ini difokuskan pada alur sejarah Mu’tazilah pada masa khalifah Abbasiyah Abdul Abbas al-Saffah Hingga Ja’far al- Mutawakkil untuk menggali informasi tentang sejarah perkembangan dan kontribusinya. ‘Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui latarbelakang lahimya Mu’tazilah. 2. Untuk mengetahui perkembangan Mu’tazilah pada masa khalifah Abdul Abbas al-Saffah hingga khalifah Ja’far al-Mutawakkil Alallah pada tahun 132 H/750-274 H/861 M. 3. Untuk mengetahui factor-faktor perkembangan Mu’tazilah pada masa khalifah Abdul Abbas al-Saffah hingga Khalifa Ja’far al-Mutawakkil Alallah. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademis a. Dibarapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika. b. Untuk melengkapi persyaratan akademis guna mendapatkan gelar sarjana di bidang Sejarah dan Peradaban Islam di IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis, seluruh rangkaian hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan sejarah yang didapat neititonod anejsT ‘tiled seers sbeq di wile, shaq wleudetib int noutlons ilogynsin dius ids uot? tet’ oyu g asddé lulid A ile dasdd/. di wen woint ienoricai ininod mob angae deroston dsieis deluby sisilonsg vost emuid tbeigtom grey auasbA tulixer’ uN. seeridel gmdslod utal iudetogearn sista’) Ihde detiindal sence choy dolisnyuM® angnedmssroq iusloroyno Avia qudet shsg dellslA fide rmut-le ill dutilod! cggaid dstts apacls A 108sH BUE-O2TH CEL seem absq letscial neynsdinsdraq totdsteolost indstognom dui 6 WAdowwuts-ls ast sl detiledd nish elt h sels eaddA Jubsé dctilerla diilitl, agiiiloas'l nannwgoa imobalA npsrmingy At dirmobads muctideb ieyucae swdibsiib weyh ini asitilong asAqewsdil Lidimobsds esiivie ‘eed nsuoe medibciib Aut srugisd aney aeleg amMegatnarn su aicrobndle net ca iqndgastom obsint) loqin nenue VIAL ib muslal cadiberd nsbdoiniv enecbid ib ssi pyedene, inte acarusgot .£ tequb asdqmudib mbitonog tial smindgant ddvwive cilunoq iy 6 Isqbib yasy dsiwise asurilisd iayntit nsrecuyneg cudequunemeds didsl 10 selama mengikuti program-program perkuliahan Sejarah dan Peradaban Islam. E. Pendekatan Dan Kerangka Teori Mv’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam Islam yang pernah berkembang pada masa Abbasiyah awal terutama pada masa khalifah al-Ma’mun ketika model pemikiran Mu’tazilah yang berbau filsafat Yunani ini dijadikan sebagai doktrin resmi negara. Perkembangan Mu’tazilah pada masa ini bisa di- tandai dengan banyaknya tokoh-tokoh Mu’tazilah yang lahir pada masa ini, kemudian adanya kedekatan yang lebih intim dengan khalifah dari masa ke masa, ajaran atau doktrinya menyebar luas tidak hanya di Irak, tapi juga di luar Irak. Berbicara tentang Mu’tazilah, secara tidak langsung akan berhubungan dengan Abbasiyah, karena dinasti ini merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Mu’tazilah untuk melancarkan gerakannya. Respon positif dari khalifah- khalifah Abbasiyah merupakan salah satu nilai penting bagi perkembangan Mu’tazilah pada masa itu. Adapun perkembangan yang dimaksud disini adalah perkembangan yang fokus pada pemikiran masing-masing tokoh Mu’tazilah. Ketika tokoh tertua Mu’tazilah Wasil bin Atha’ mengemukakan pendapatnya tentang mengambil bentuk peniadaan sifat-sifat Tuhan dalam arti bahwa apa-apa yang disebut sifat Tuhan sebenamya bukanlah sifat yang mempunyai wujud tersendiri di luar 2dat Tuhan, tetapi sifat yang merupakan esensi Tuhan. Ajaran ini dirasa belum matang dalam pemikiran Wasil, tetapi kemudian disempurnakan or ash isis? nutisilusiog msigen-meyoiy iwdignom umalve sick nedabere nosT Agana aeG ostedobasd dsmeq gee ¢metel msleb igoloss astils wine dates wderurtoen dolinns ul sum’ eV-ls detiled! carn sbeq erusinet love de giacld A sesm ubeq gnedmodtod nsilibsiib ini inery'? ste2lft uechod gave dolives'ulé astidimsg tole edinvd -ib seid ini ran sbsq delisey'uM negnadinssho eigen imeot mindob ingsdve ini naam bp videl yony rlelises'uM dodoslodor semdsyned ringneb isbnat seam a seen ish detiledd negeob muni didal ane, ostetebed synebs asibumod Aten apul ib ngut iqut del ib eguned Asbit enul and2znem szaiidob usta nexcis vduched uke gaegnn! dubit sweos2 aslissi'uM: gasinat cinpida€l nednnuyib yous tale vive dalne andecrorn ind Hesnib armed Aeviesddé, aegis -tlslilestd iueb Visizoq aoqeoAt .eznnsdsieg ndtesaslors Auiny daliser'ub4 rdolo nngnsdesdrer, iged grins islin utez dain: aeduquiom dmgienddA dititela Aicby inieib buedemib yase nagundesiheg muqebA wii eee cbeq cut \es"UN, deliss!'ul/ dodot yrizsmeyniecm cuidimsg slaq aude grey canyandetedron symeqebasq acdsdusiognom “até nid lieeW dilisnt’yM surter dodot silite7 aqe-sqs svnnd ine rslsb medi stewie nasbsinog Autiod lidmogeort yasstist bujuvr incauqerom grey nAie dolasdud vemsnsdee anduT inti udeeib grey asi casita T enor nedoqinemn gue, wig iqew) .anduT ibs vaul ib hibasaror asdemuqmeib asibumed iqstt lies W omidlirieg mutul gnsiem caulod sestib ini n oleh pengikut-pengikutnya seperti Abu Huzail. Hal semacam ini terus terjadi antara satu tokoh Mu’tazilah dengan tokoh lainnya. Dasar-dasar pemikiran di atas, penulis pandang cukup untuk dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga dalam studi ini dapat mendeskripsikan, menganalisis perkembangan Mu’tazilah pada masa awal Abbasiyah. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbicara tentang perkembangan Mu’tazilah dari waktu ke waktu yang terfokus pada masa awal Abbasiyah. Maka dalam penyajian hasil penelitian, penulis akan menggunakan pendekatan kronologis (diakronis) atau merangkai peristiwa berdasarkan runtutan waktu. Penggunaan pendekatan diakronis ini, diharapkan dapat digunakan untuk mengungkap perkembangan Mu’ tazilah dari waktu ke waktu. Secara filosofis sejarah pada hakekatnya adalah kelangsungan dan perubahan (a process of continuity and change). Kelangsungan dalam dimensi waktu dan perubahan dalam dimensi peristiwa, akan tetapi esensi dari hakikat sejarah adalah perubahan. Begitupun tidak ada pengecualian dengan dinamika perkembangan Mu’tazilah. Pada masannya Mu’tazilah pastilah mengalami keberlangsungan dan perubahan. Maka untuk menganalisa perkembangan Mu’tazilah pada masa awal Abbasiyah ini penulis menggunakan teori continuity and change (Kesinambungan dan perubahan). Sebagaimana penjelasan John Obert Voll, mengkaji perkembangan suatu kelompok maupun individu, tidak a passe att iexull joe nensdignsq-tusligaag ¢lolo .adnnis! dodot isynsb dels ul dodod utse sistas: asdibsiib dummy quar apchene, eilurion saute iL. aiciblimaq wae requ int iby, cle wygnidoe ini ieqivda ngeilunaq ich asus Ina seein shiq dalixcs’uM negesdmodtor cicileneynom .imdiaqtvtesbront Ae ciandd, reborn anatiet eiwsicied gry bilonaq nelequtom ini asisilyrto4 SALW sierizedd A inn: sane sbsq eter uldew 9d utdee tsb doliser'uM ceacdobasq amdenugzeom node diluno, swiitonog Heed sdipznag eruleb urd.a astute notucnbred enixcineq iedgastan aie inousiby zigotorord duiny acdsnugib isgsh sedqmedit. ini zinovdsib asistobaoq nssrmyges whan od uss eb delisey uM aegnedmsdioq qudgiurysen ye. Lb ugnuegnslyd duittn Zolil sus witidsted nbnq mise 2 iaoonib mile argictanckel (yams lass “pinto Yo 2osoq p) ssdleduteg seid heb ienges ier neds: evteiee seaseib ruish aededuteq seb unlew adimenits urgrisb acihsnoegisy nbe Asbin uct 1 .aseledinsy rlsisbs lets: imolsgoor idelitenq detiver'sté ecnnnesm bel apliseuM angendersshoq andiestog weiloneyrom lun gach astloduesg nob negaueynshodod Qiuniwos i109! nBdsauyznont eiluneg ini deviendd A Iss neon sbsq dolises’ uM aufol nseslojaeq sinicysds? andedroq niab crmyrudmseiesd) ogni a Asbit .ubivibai nuquin doqmolod wisu: negandensdi ijpalgnom tloV redO 12 bisa terlepas dari kerangka “continuity and change”.'’ Adapun continuity di sini menurut Zamakhsyari Dhofier dikatakan bahwa _kesinambungan berkelanjutan/perubahan berkelanjutan merupakan perubahan yang terjadi yang bersifat tambal sulam.'* Tambal sulam di sini saya artikan sebagai hal-hal yang masih baik, tepat dan relevan akan dipertahankan karena akan menjadi nilai atau menunjukkan jati diri. Sementara sesuatu yang tidak sesuai lagi, yang tidak tepat lagi zamannya, mesti dilakukan perubahan. = Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah dilakukan tentang Mu’tazilah adalah sebagai berikut: 1. Skripsi karya Mu’min mahasiswa Fakultas Adab jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang berjudul “Mu’tazilah (Perkembangan Pemikiran Pada Masa al-Ma’mun, 813-833 M).” Skripsi ini ditulis pada tahun 2000. Dalam pembahasannya, Mu’min menjelaskan keberadaan Mu’tazilah yang terfokus pada masa khalifah al-Ma’mun ketika menjadikan faham Mu’tazilah sebagai ideologi negara. 2. Skripsi karya Nurul Fatihah mahasiswi Fakultas Ushuludin yang berjudul “Ajaran Ushulul Khamsah Aliran Mu’tazilah (tinjauan keadilan Tuhan menurut an-Nazhzham)”. Skripsi ini ditulis pada tahun 1997, fokus ~~ John Obert Voll, Politik Islam: Kelangsungan dan Perubahan di Dunia Modern, Penerjemah: Ajat Sudrajat (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), 19. 8 Zamakbsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3S, 1982), 176. st inig ib-fivwsiwos augebA‘“oguurls Wawa stuns” sdyrustod feb enqulie) weid nngaudinenizod ceeded apletedid toiled asyerlduensS uur goog ibehst gave nuledinog andsquram antigsldied nadackoq\astuinstodod inie ib snusluz Isdeust “erolue Indenes stirsd goes hil-led ingader ncdins 1 uot islin ibsinora nede crv) asdnedenoqib nods agrsiot nsb Joqst lind dies ieqot Aebit gue .igel iaues. Anbit yn.ir wees esinome? .inib ins) sddlujqueeces ostedursg oedudslib ize .eqanerass igel sludabroT asitilonsd 1 ingadoe dolls rlelisey'ulé ganttot oodudelily rlebue grey asitilonot cnuolited neh dewive agai debs. esiludel sweiendsm nis ult wed ieqnde 1 sbheF nvctidinot npygascinod4) doliser uM" lubujisd yasy mola) nedsbsto4 rasleG) O00 nudes buy oibutth tnt iaqind® “UM Fe8-£18 car’ sMels 28M anlds yaey deliseeM: anebstoded undes!sinomt aim’ uMe qrumccdsrtecra ingudse dolivey'uM crud acclibsinsia waited cucn’sMels rletilodd nese bo siagon igolosbi guest nibuludeS siludel cwaiasdec dediwl low eecd ieqnde .o asduT colilsod neusinis) delissrul4 neilA deemed A Iulurle) cuswiA” lubujed vudot XPCT must sbeq eilutib ini fale (medsiseV-ns urusrecct lsrnsizans4 swalo\. viautl i wostorirno4 wos ongeuregnoleA cimulel Silos JloV tedO afol OF (C001 zest inoll neitiT sansdnygo"?) isiptbue tis awnsT Hin gestions’ vali woftodC hiezerdemsS OTE Ler 2241 ately yibilt nngasiru.4 13 pembahasanya adalah menjelaskan pemikiran salah satu tokoh Mu’tazilah yang berkaitan dengan paham keadilan Tuhan menurut an- Nazhzham, 3. Skripsi karya Muhadjir mahasiswa Fakultas Adab jurusan Sejarah Kebudayaan Islam yang berjudul “Mu’tazilah (Studi Tentang Pemikiran dan Gerakan Keagamaanya)”. Skripsi ini ditulis pada tahun 1993. Dalam pembahasannya, Muhadjir menjelaskan tentang ajaran-ajaran Mu’tazilah dan gerakan-gerakan Mu’tazilah dalam menghadapi tantangan-tantangan yang datang dari luar. 4, Skripsi karya Muhammad Muniruddin, mahasiswa Fakultas Ushuludin yang berjudul “Kemarahan Tuhan Dalam Perspektif Mu’tazilah dan Asy’ariyah”, Skripsi ini ditulis pada tahun 1998. Dalam skripsinnya, saudara Munir fokus pada studi komparatif antara pendapat kaum Mu’tazilah dan Asy’ariyah dalam menjelaskan permasalahan kemarahan/siksaan tuhan. 5. Skripsi karya Ariyanto, mahasiswa Fakultas Syariah jurusan Siyasah Jinayah yang berjudul “Pemikiran Tentang Abl-Sunnah Dan Mu’tazilah Tentang Imamah (Studi Komparatif)”. Skripsi ini ditulis pada tahun 2001. Dalam skripsinnya, Ariyanto menjelaskan tentang fenomena imamah yang terjadi saat ini dikaitkan dengan perbandingan pendapat antara Mu’tazilah dan ahl-Sunnah dalam hal tersebut. 6. Skripsi karya Ahmad Wara, mahasiswa Fakultas Adab jurusan Bahasa dan Sastra Arab yang berjudul “Pertumbuhan Mu’tazilah Dalam Perkembangan Imu Balaghah”. Skripsi ini ditulis pada tahun 2002. Dalam skripsinnya, saudara et gnoy dalivet"uM dodot ine. ack ninidion.g andeclyigivi delcos weasesitsdeoq, anvilsdss¥

int noitilong nnilst wuqebs. illo? liddowetuM ls wits saynill Judinsd melsb nplenugidib yan ted? eich nsluqeignoq wen aiteiwoH 1 rwasl! ud + seonmumsib asbaute reéew? celiac ini asitilonog \wwlnpnls) suntel igolood lt moti than qiani qin eh-\ li’ seal vast O “etoril iT F qilidd cuilwen! ly Welw wiericantel-tn miarulatdyA anh diwivt ids? A bobilygnd dns ta cnet cine oiwerZ cuwH nel wwti¥-\ we WMA inpiestleé@-eA 2 wolel cnisl-nicl ash ampsivsnd weilonk bowie? anilhamill ola igolosT asluygaugnsn avon slum teusise cnitiloieq dulnbs ini asitiloneg nasil -wdud aston inislor comudob-aomudob andsd acyneb mdudslib steb -sqanisl eb dstedsent ismug wud in teh reads ditt tulelons vodeue nedezdeod wots (devise ditinl) iesdilineV pho. rediasa npiisod upte eolitnsio Isrlilemn) mraieds AA crveint Asbis 2iluned int led cuslicl “Gedmwe essilidibsvl tsdilsm) modo dished sooiel motnt suquert motde disd asdrnue qsberltet iendiliney asdluclslomn alti nedvdolon lui ednidgnumse Asbit yey Asis, msecradrstadd 16 Sehingga penulis hanya melakukan pemilihan terhadap sumber-sumber yang terkumpul. 3. Interpretasi atau penafsiran.”” Interpretasi yang dikemukakan di sini ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan sedangkan sintesis adalah menyatukan. Yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah menguraikan sejumlah fakta yang diperoleh, kemudian menyatukan fakta- fakta dari beberapa sumber yang ditemukan dalam interpretasi yang menyeluruh, Dalam hal ini penulis menguraikan tentang kronologis sejarah perjalanan Mu’tazilah dari masa perkembangan hingga masa kemundurannya yang terfokus pada masa Abdul Abbas al-Saffah hingga Ja’far al-Mutawakkil Allallah tahun 132 H/750 M-274 H/861 M. 4. Historiografi.”* Merupakan bentuk penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian sejarah yang menekankan aspek kronologis.* * Ibid, 73. ® Ibid, 76. *Mbid, 72. ar grey redmwerodmure qeberss nsdilimsy acdudslorn synod eilunoq agynirloe luge sub tbs inia ib aside dscaodib gan iastorpornl “runing uote iastorqroil nodyusboe cndimugnon inetd zieilinl zie ash cieilens wine mason rie delsbe ini ieqivle mele) nedudet eilunog gas’ .asduisyaom delebe -sldet asduisyaoe asibumod loloroqib gney obki ralinuise aediewynorn gone iamerpoini malo nmdumstih gue, rodmue eqmeded fish will dinsive zigolonon! gasinod asdiswynsm zilunog ini ted csls@ lunule zaorn ses id ugnadmodioq wasn tanb dsliset'uM —nenelajroq sggaidl diMs2-le endd/s tubdA wesc absq audit! grey syanswbaumed cM FORH TEM O2TMH SEF nwuelst calli A Tiblewnt Mls 10" neicqsloq usin muteqemeq .nseiluneq duinyd nedlsquisM “ Aetgoiorill gas dewsise nuiilsioq isyndoe apdudslib delet gaz asitiloneq lies igolonord Asqes asdnsdortscn

You might also like