You are on page 1of 10

JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.

2089-7669

IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) BERISIKO


MELAHIRKAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI PUSKESMAS GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

Siti Alifah Nur’aini 1) Wahyu Pujiastuti 3), Sri Widatiningsih 2),


astutidd@ymail.com

ABSTRACT

Malnutrition in pregnant women can lead to birth with low birth weight.
Based on the data in Garung Health Centerin 2013, the overall number of infants
with low birth weight (LBW) infants was 71 from 890 deliveries, while pregnant
women who suffer from Chronic Energy Deficiency(CED) as many as 85 people.
This research is ananalytic survey with case-control approach, the
population in this study were alllow birth weight babies in health centers Garung,
Wonosobo district in 2013 as many as 71 babies. Sample retrieval techniques used
in this study is simple random sampling technique, as many as 63 babies,
consisted of 63 low birth weight infants and 63 infants not low birth weight as a
control group.
The results showed the significance valueof p <0.05 is 0.000, indicating a
link pregnant women with chronic energy deficiency with low birth weight. RR:
14.712 which means pregnant women with Chronic Energy Deficiency (CED)
14.712 times greater risk of having a baby with low birth weight (LBW). The
analysis results are also obtained chi-square value is 0.000. The statement
indicates that the variables studied are strong relationships.
The results of this reseach are expected for pregnant women to antenatal
care their self as early as can to know their nutrition condition. For the midwives
in order to do examination of the upper arm circle continuesly and give
illumination about the nutrition of pregnant women,for further research to
examine factors associated with low birth weight (LBW) factors other than
pregnant women with chronic energy deficiency (CED), for example, the
incidence of anemia in pregnant women, the incidence of bleeding and maternal
parity.

Keywords: Risk Chronic Energy Deficiency, Low Birth Weight


2,3)
Lecturer of Magelang Midwifery Study Program of Semarang Health Ministry Health Politecnic
1)
Student of Third Diplom Magelang Midwifery Study Progr

65
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

Kesehatan Kabupaten Wonosobo


Ada berbagai faktor secara Tahun, 2012 )
teoritis yang mempengaruhi berat Berdasarkan data di Puskesmas
badan bayi baru lahir di samping Garung tahun 2013, jumlah kese-
faktor genetis, yaitu status gizi janin , luruhan ibu hamil KEK ada 85 orang
yang ditentukan antara lain oleh status ibu hamil (9,1 %). Angka kejadian
gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan BBLR ada 71 bayi dari 950 orang ibu
ini di pengaruhi pula oleh status gizi bersalin (7,5 %), dari 71 bayi tersebut
ibu pada waktu konsepsi yang di 48 bayi dilahirkan dari ibu dengan
pengaruhi oleh keadaan sosial dan riwayat KEK selama hamil dan
ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi selebihnya di lahirkan dari ibu dengan
ibu, jarak kehamilan jika yang di faktor predisposisi terjadinya BBLR
kandung bukan anak pertama. Status yang tidak diteliti oleh peneliti.
gizi ibu pada waktu melahirkan di (Puskesmas Garung, 2013).
tentukan berdasarkan keadaan kese- Ada berbagai faktor secara
hatan dan status gizi waktu konsepsi, teoritis yang mempengaruhi berat
juga berdasarkan keadaan sosial dan badan bayi baru lahir di samping
ekonomi waktu hamil, derajat kese- faktor genetis, yaitu status gizi janin ,
hatan fisik, asupan pangan dan pernah yang ditentukan antara lain oleh status
tidaknya terjangkit penyakit infeksi. gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan
(Arisman 2007) ini di pengaruhi pula oleh status gizi
Cara yang dapat digunakan ibu pada waktu konsepsi yang di
untuk mengetahui status gizi ibu hamil pengaruhi oleh keadaan sosial dan
antara lain memantau pertambahan ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi
berat selama hamil, mengukur Lingkar ibu, jarak kehamilan jika yang di
Lengan Atas (LILA), sedangkan kandung bukan anak pertama. Status
pengukuran Hb untuk mengetahui gizi ibu pada waktu melahirkan di
kondisi ibu apakah menderita anemia tentukan berdasarkan keadaan kese-
gizi. (Sibagariang, 2010). hatan dan status gizi waktu konsepsi,
AKB Kabupaten Wonosobo juga berdasarkan keadaan sosial dan
Tahun 2013 sebesar 171 (13,01) per ekonomi waktu hamil, derajat
1000 Kelahiran hidup, lebih rendah kesehatan fisik, asupan pangan dan
dibandingkan tahun 2012 yaitu 181 pernah tidaknya terjangkit penyakit
(13,1) per 1000 Kelahiran hidup. infeksi. (Arisman 2007)
Kematian bayi di kabupaten Wonosobo Cara yang dapat digunakan
tahun 2013 antara lain di sebabkan untuk mengetahui status gizi ibu hamil
karena BBLR sebesar 63 (36,8%), antara lain memantau pertambahan be-
asfiksia sebesar 39 (22,8%), pneumonia rat selama hamil, mengukur Lingkar
sebesar 12 (7,02%), aspirasi sebesar 11 Lengan Atas (LILA), sedangkan
(6,4%) dan lain-lain (3,5). pengukuran Hb untuk mengetahui kon-
Prosentase BBLR di Kabupaten disi ibu apakah menderita anemia gizi.
Wonosobo Tahun 2013 yaitu 708 (5,4 (Sibagariang, 2010).
%) dari 1000 kelahiran hidup, me- Ibu hamil membutuhkan energi
ngalami kenaikan di banding tahun dan protein lebih banyak dari biasanya,
2012 yaitu sebesar 425 (3,06%) dari kebutuhan protein minimal 60 gr/ hari .
1000 kelahiran hidup. ( Profil Hampir 70% protein di pakai untuk

66
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

pertumbuhan janin. Protein di gunakan Hasil penelitian dan pembahasan


untuk membangun badan janin dari Penelitian ini dilakukan di wila-
sebesar sel menjadi 3500 gr. Protein yah Puskesmas Garung yang memba-
juga di gunakan untuk membuat ari ari wahi 14 desa dan 1 kelurahan, Keca-
serta pembuatan cairan ketuban. Ari-ari matan Garung, Kabupaten Wonosobo.
berfungsi untuk menunjang, meme- Puskesmas Garung terletak di sebelah
lihara dan menyalurkan makanan bagi utara Kabupaten Wonosobo. Sebelah
bayi sedangkan cairan ketuban tempat utara berbatasan dengan kecamatan
berlindung janin ,Asupan protein yang kejajar, sebelah barat dan selatan ber-
sangat rendah dalam makanan ibu batasan dengan kecamatan Mojotengah,
hamil berpengaruh terhadap berat dan sebelah timur berbatasan dengan
panjang janin yang kelak akan di kecamatan Kretek.
lahirka (Moehji, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, BBLR
maka penulis tertarik mengambil judul Jumlah sampel sebesar 63 bayi
“Hubungan Kejadian Resiko Keku- BBLR sebagai kelompok kasus dan 63
rangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil bayi tdak BBLR sebagai kelompok
Dengan Bayi Berat Badan Lahir kontrol.
Rendah Di Puskesmas Garung Kabupa- Berat Badan Lahir Rendah
ten Wonosobo Tahun 2013“, dan me- (BBLR) adalah bayi dengan berat
narik bagi peneliti untuk meneliti lebih badan di bawah 2500 gr pada saat lahir
jauh masalah tersebut, khususnya di tanpa memandang masa kehamilan
wilayah Puskesmas Garung Kabupaten (Proverawati, 2010). Sedangkan menu-
Wonosobo. rut Soetjiningsih, ibu yang menderita
kurang gizi kronis akan melahirkan
METODE PENELITIA bayi dengan berat badan lahir rendah
Jenis penelitian ini adalah survey (BBLR), vitalitas yang rendah dan
analitik, pendekatan yang di pakai kematian yang tinggi, lebih-lebih jika
adalah case control, populasi dalam ibu tadi menderita anemi (soetjiningsih,
penelitian ini adalah seluruh bayi 2006).
dengan BBLR sejumlah 71 dan seluruh Menurut Supariasa BBLR bisa
bayi dengan tidak BBLR seju-mlah 879 dipengaruhi oleh beberapa faktor, dian-
sebagai kelompok kontrol di wilayah taranya adalah : umur ibu, jarak keha-
kerja Puskesmas Garung yang terjadi milan, paritas, status gizi ibu hamil.
dari Januari – Desember 2013. Berat Badan Lahir Rendah
Tehnik pemilihan sampel mem- (BBLR) adalah bayi dengan berat
pergunakan tehnik simple random sam- badan di bawah 2500 gr pada saat lahir
pling. Jumlah sampel kasus dalam pe- tanpa memandang masa kehamilan
nelitian ini adalah 63 dan jumlah sam- (Proverawati, 2010). Sedangkan menu-
pel kontrol diambil 1:1 sehingga jum- rut Soetjiningsih, ibu yang menderita
lah sampel kontrol juga sejumlah 63. kurang gizi kronis akan melahirkan
Uji statistik yang digunakan bayi dengan berat badan lahir rendah
adalah uji korelasi chi square dengan (BBLR), vitalitas yang rendah dan
interpretasi hasil pada nilai r, p, arah kematian yang tinggi, lebih-lebih jika
hubungan dan besarnya risiko ibu tadi menderita anemi (soetjiningsih,
diinterpretasikan berdasarkan nilai RR. 2006).

67
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

Menurut Supariasa BBLR bisa pembuluh darah. Anemia fisiolo-gik


dipengaruhi oleh beberapa faktor, dian- pada BBLR di sebabkan oleh supresi
taranya adalah: umur ibu, jarak keha- eritropoesis pasca lahir, perse-diaan
milan, paritas, status gizi ibu hamil. besi janin yang sedikit, serta bertambah
BBLR berisiko untuk mengalami besarnya volume darah sebagai akibat
berbagai macam penyulit, meliputi pertumbuhan yang relative lebih cepat.
gangguan metabolik seperti halnya (Proverawati, 2010).
hipotermia yang terjadi hanya karena Kerja ginjal yang masih belum
sedikit lemak tubuh dan sistem penga- matang, produksi urine yang masih
turan suhu tubuh pada bayi baru lahir sedikit, tidak sanggup mengurangi
belum matang., hipoglikemia dimana kelebihan air tubuh dan elektrolit dari
gula darah berfungsi sebagai makanan badan dengan akibat mudah terjadi
otak dan membawa oksigen ke otak. edema dan asidosis metabolik. (Prove-
Jika asupan glukosa kurang , akibatnya rawati, 2010 )
sel-sel saraf di otak mati dan mempe- Distensi Abdomen dimana kela-
ngaruhi kecerdasan bayi kelak. (Prove- inan yang berkaitan dengan usus bayi.
rawati, 2010). Distaensi abdomen akibat dari moti-
Masalah selanjutnya adalah pada litas usus berkurang, volume lambung
pemberian ASI disebabkan karena berkurang, sehingga waktu pengo-
ukuran tubuh bayi BBLR kecil, kurang songan bertambah, daya untuk men-
energi, lemah, lambungnya kecil dan cernakan dan mengabsorbsi lemak
tidak dapat menghisap. (Proverawati, juga berkurang. (Proverawati ,2010 )
2010 ) Saluran pencernaan pada bayi
BBLR berisiko mengalami gang- BBLR belum berfungsi sempurna
guan imunitas dimana daya tahan tubuh sehingga penyerapan makanan dengan
terhadap infeksi berkurang karena lemah atau kirang baik. (Provera-
rendahnya kadar ig G maupun gamma wati,2010)
globulin. Bayi prematur relatif belum
sanggup membentuk antibody dan daya Kekurangan energi kronik (KEK)
fagositosis serta reaksi terhadap infeksi Berdasarkan tabulasi data, dari
belum baik. (Prove-rawati, 2010 ) total 126 ibu hamil diketahui 85
Kejang juga dapat terjadi pada (67,5%) ibu mengalami resiko keku-
BBLR, ikterus dapat muncul sebagai rangan energi kronik dan 41(32,5%)
ikterus fisiologis maupun phatologis. ibu tidak mengalami Resiko kekurang-
Gangguan Pernafasan meliputi sindro- an energi kronik.
ma gangguan pernapasan, asfik-sia dan Kekurangan Energi Kronik
apneu periodik. (KEK) adalah keadaan dimana seorang
Yang juga sangat berbahaya ada- mengalami kekurangan gizi (kalori dan
lah gangguan sistem peredaran darah, protein) yang berlangsung lama atau
dimana perdarahan pada neonatus menahun. Seseorang dikatakan mende-
mungkin dapat di sebabkan karena rita resikoKEK bilamana LILA (Ling-
kekurangan faktor pembekuan darah kar lengan atas) < 23,5cm.
dan faktor fungsi pembekuan darah LILA adalah suatu cara untuk
abnormal atau menurun, gang-guan mengetahui risiko kekurangan energi
trombosit, misalnya : trom-bositopenia, kronik (KEK) wanita usia subur terma-
trombositopati dan gang-guan suk remaja putri. Pengukuran LILA

68
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

tidak dapat digunakan untuk memantau Beberapa faktor yang mem-


perubahan status gizi dalam jangka pengaruhi status gizi ibu hamil meliputi
pendek. Status gizi yang buruk ( KEK ) umur, diman lebih muda seorang
sebelum dan selama kehamilan akan wanita yang hamil, lebih banyak energi
menyebabkan ibu melahirkan bayi yang diperlikan. ( Sibagariang, 2010 )
dengan berat badan lahir rendah. Di Berat badan yang lebih ataupun
samping itu, akan mengakibatkan kurang dari pada berat badan rata-rata
anemia pada bayi baru lahir, mudah untuk umur tertentu merupakan faktor
terinfeksi, abortus, terhambat pertum- untuk menentukan jumlah zat makanan
buhan otak janin. ( Supariasa, 2008 ) yang harus di berikan agar kehamilan-
Status gizi yang buruk sebe- nya berjalan lancar. Jika ibu kekurang-
lum dan selama kehamilan akan an gizi, pertambahannya hanya 7-8 kg
menyebabkan ibu melahirkan bayi de- dengan akibat akan melahirkan bayi
ngan berat badan lahir rendah. Disam- dangan BBLR. ( Sibagariang, 2010 )
ping itu, akan mengakibatkan anemia Dengan adanya perbedaan suhu
pada bayi baru lahir, mudah terinfeksi, antara tubuh dan lingkungan, maka
abortus dan terhambat pertumbuhan tubuh melepaskan sebagian panasnya
otak janin (Supariasa.2008). yang harus di ganti dengan hasil
Wanita yang menderita mal- metabolisme tubuh. Maka lebih besar
nutrisi sebelum hamil atau selama perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
minggu pertama kehamilan cenderung berarti lebih besar pula masukan energi
melahirkan bayi yang menderita keru- yang diperlukan. (Sibagariang, 2011).
sakan otak dan sumsum tulang karena Setiap aktifitas memerlukan
saraf pusat sangat peka pada 2 –5 energi, makin banyak aktifitas yang
minggu pertama. Ibu penderita malnu- dilakukan makin banyak energi yang di
trisi sepanjang minggu terakhir keha- perlukan tubuh.
milan akan melahirkan bayi dengan Pada kondisi ini asupan energi
berat badan lahir rendah (< 2500 gr) tidak boleh dilupakan. Ibu hamil
karena jaringan lamak banyak di dianjurkan mengkonsumsi tablet yang
timbun selama trimester III. (Aris- mengandung zat besi atau makanan
man,2009 ) yang mengandung zat besi seperti :
Kekurangan Energi Kronik hati, bayam, dan sebagainya. (Sibaga-
(KEK) disebabkan oleh masukan ma- riang, 2010).
kanan yang tidak adekuat, gangguan Ibu hamil harus mengkonsumsi
pencernaan atau absorbsi protein dan kalori paling sedikit 3000 kalori setiap
kalori yang tidak adekuat karena hari. Ibu hamil harus memeriksakan
kebutuhan gizi selama hamil meningkat kehamilannya kepada petugas kesehat-
untuk memenuhi gizi ibu dan janin an paling sedikit empat kali selama
yang dikandungnya. masa kehamilannya. (Sibagariang, 2010 ).
Hasil penelitian menunjukkan Hubungan Kejadian Resiko KEK
bahwa sebagian besar ibu hamil dengan BBLR
mengalami resiko kekurangan energi
kronik yaitu 85 orang ( 67,5 %), se- Tabel 1.1.
Tabulasi silang antara variabel
dangkan untuk ibu hamil tidak keku-
kejadian resiko KEK dengan
rangan energi kronik sejumlah 41orang BBLR
( 32,5% ). Keja Berat Badan Lahir Total

69
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

dian batnya pertumbuhan otak janin, bayi


KEK BBLR Tidak BBLR
baru lahir mudah terinfeksi (Supariasa
F % F % F %2008).
KEK 61 96,8 2 38,1 85 67,5
4 %
Kondisi anak yang lahir dari ibu
yang kekurangan gizi akan mudah
Tidak 2 3,2 3 61,9 41 32,5
KEK 9 %terkena penyakin infeksi. Keadaan ini
biasanya ditandai dengan berat dan
63 100 6 100 12 100%
3 6 tinggi badan yang kurang optimal.
Keadaan ini berbeda dengan negara-
p-value : 0,000 RR: 14,712 negara maju seprti di jepang, dimana
status gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan dalam kondisi baik, sehing-
Berdasarkan tabel 4.3 dapat ga menghasilkan anak dengan potensi
diketahui bahwa kejadian BBLR lebih pertumbuhan anak yang prima karena
banyak terjadi pada ibu hamil yang ststus gizi ibu baik (Supariasa 2008).
resikoKEK sejumlah 61 (96,8 %) di- Kekurangan gizi pada ibu
bandingkan dengan ibu hamil yang hamil dapat mempengaruhi proses per-
tidak KEK sejumlah 2 (3,2%). Keja- tumbuhan janin dan dapat menimbul-
dian tidak BBLR lebih banyak terjadi kan abortus, bayi lahir mati, kematian
pada ibu hamil yang tidak KEK neonatal, cacat bawaan, anemia pada
sejumlah 39 (61,9%) dibandingkan bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam
dengan ibu hamil yang resiko KEK kandungan), lahir dengan berat badan
sejumlah 24 (38,1%). lahir rendah. Cara yang dapat digu-
Analisis hubungan kejadian nakan untuk mengetahui status gizi ibu
resiko kekurangan energi kronik pada hamil antara lain memantau pertam-
ibu hamil dengan bayi berat badan lahir bahan berat badan selama hamil,
rendah diperoleh hasil nilai Chi-Square mengukur lingkar lengan atas (LILA),
dengan p-value: 0,000, RR:14,712 dan mengukur kadar Hb. Pengukuran
dengan demikian dapat disimpulkan LILA dimaksudkan untuk mengetahui
bahwa terdapat hubungan kejadian apakah seseorang menderita Kurang
resiko kekurangan energi kronik pada Energi Kronik (KEK), sedangkan pe-
ibu hamil dengan bayi berat badan lahir ngukuran Hb untuk mengetahui kondisi
rendah. Hasil penelitian ini sesuai ibu apakah menderita anemia gizi.
dengan teori Supariasa (2008) yang (Ellya Sibagariang, 2010).
mengatakan status gizi yang buruk Pemantauan status gizi ibu hamil
(KEK) sebelum dan selama kehamilan dapat dilakukan dengan melihat pe-
akan menyebabkan ibu melahirkan bayi nambahan berat badan selama kehamil-
dengan berat badan lahir rendah. an. Kenaikan berat badan juga dijadi-
Status gizi ibu hamil pada waktu kan indikator kesehatan ibu dan janin
pembuahan dan selama hamil dapat (Sulistyoningsih, 2011).
mempengaruhi pertumbuhan janin yg Hasil penelitian menunjukkan
sedang di kandung. Apabila status gizi bahwa kejadian BBLR lebih banyak
ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan terjadi pada ibu hamil resiko KEK
selama kehamilan akan menyebabkan sejumlah 61 (96,8 %) dibandingkan
berat badan lahir rendah (BBLR). Di- dengan ibu hamil yang tidak KEK
samping itu, menga-kibatkan terham- sejumlah 2 (3,2%). Kejadian tidak

70
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

BBLR lebih banyak terjadi pada ibu nya kepada petugas kesehatan paling
hamil yang tidak KEK sejumlah 39 sedikit empat kali selama masa keha-
(61,9%) dibandingkan dengan ibu milannya.
hamil yang KEK sejumlah 24 (38,1%)., Hasil penelitian juga menun-
hal tersebut menunjukkan bahwa tidak jukkan terdapat 2 orang (3,2 %) ibu
semua ibu hamil KEK melahirkan bayi hamil tidak KEK yang melahirkan bayi
dengan BBLR menurut Sibagariang BBLR, hal ini dapat disebabkan oleh
keadaan janin di dalam rahim di- berbagai macam faktor dian-taranya
pengaruhi oleh berbagai macam faktor, adalah faktor lingkungan yang meliputi
antara lain: umur, berat badan, suhu kebersihan dan kesehatan lingkungan
lingkungan, aktivitas, status kesehatan, karena hal itu sangat berpengaruh
kebiasaan dan pandangan wanita dengan kesehatan ibu ha-mil dan faktor
terhadap makanan. ekonomi sosial karena semakin tinggi
Umur, lebih muda seorang ekonomi seseorang se-makin tinggi
wanita yang hamil, lebih banyak energi pula daya beli seseorang terhadap
yang diperlukan.Berat badan yang konsumsi makanannya.
lebih ataupun kurang dari pada berat Jumlah ibu hamil tidak KEK
badan rata-rata untuk umur tertentu yang melahirkan bayi tidak BBLR
merupakan faktor untuk menentukan sebanyak 39 orang (61,9 %) hal ini
jumlah zat makanan yang harus di menunjukkan bahwa kebutuhan gizi
berikan agar kehamilannya berjalan selama hamil meningkat karena selain
lancar. Jika ibu kekurangan gizi, per- diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tambahannya hanya 7-8 kg dengan gizi ibu hamil juga diperlukan untuk
akibat akan melahirkan bayi dangan janin yang dikandungnya. Pemenuhan
BBLR. Suhu Lingkungan, dengan ada- gizi selama hamil juga diperlukan
nya perbedaan suhu antara tubuh dan untuk persiapan ASI serta tumbuh
lingkungan, maka tubuh melepaskan kembang bayi. (Sulistyoningsih, 2011).
sebagian panasnya yang harus di ganti Umur ibu erat kaitannya dengan
dengan hasil metabolisme tubuh. Maka bayi lahir. Kehamilan dibawah 20
lebih besar perbedaan suhu tubuh dan tahun merupakan kehamilan berisiko
lingkungan berarti lebih besar pula tinggi, 2-4 kali lebih tinggi diban-
masukan energi yang diperlukan. Akti- dingkan dengan kehamilan wanita yang
fitas, setiap aktifitas memerlukan cukup umur. Pada umur yang masih
energi, makin banyak aktifitas yang muda, perkembangan organ-organ re-
dilakukan makin banyak energi yang di produksi dan fungsi fisiologinya belum
perlukan tubuh.Status Kesehatan, pada optimal. Selain itu emosi dan kejiwa-
kondisi ini asupan energi tidak boleh anya belum cukup matang, sehingga
dilupakan. Ibu hamil dianjurkan meng- pada saat kehamilan ibu tersebut belum
konsumsi tablet yang mengandung zat dapat menanggapi kehamilanya secara
besi atau makanan yang mengandung sempurna dan sering terjadi kompli-
zat besi seperti : hati, bayam, dan kasi. Selain itu semakin muda ibu
sebagainya.Kebiasaan dan pandangan hamil maka anak yang dilahirkan
wanita terhadap makanan, ibu hamil semakin ringan.
harus mengkonsumsi kalori paling Meski kehamilan dibawah umur
sedikit 3000 kalori setiap hari. Ibu sangat berisiko tetapi kehamilan diatas
hamil harus memeriksakan kehamilan- umur 35 tahun juga tidak dianjurkan,

71
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

sangat berbahaya. Mengingat mulai Pada umumnya, ibu hamil de-


usia ini sering muncul penyakit seperti ngan kondisi kesehatan yang baik
hipertensi, tumor jinak pada rahim, dengan sistem reproduksi yang normal
atau penyakit degeneratif pada per- tidak sering menderita sakit dan tidak
sendian tulang belakang dan panggul. ada gangguan gizi pada masa pra hamil
Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 maupun pada saat hamil akan meng-
tahun ini yakni bila ibu mengidap hasilkan bayi yang lebih besar dan
penyakit diatas ditakutkan bayi lahir lebih sehat daripada ibu-ibu yang
dengan membawa kelainan. Dalam kondisinya tidak seperti itu.
proses persalinan sendiri, kehamilan di Ibu yang menderita kurang gizi
usia lebih ini akan menghadapi kronis akan melahirkan BBLR, vitalitas
kesulitan akibat lemahnya kontraksi yang rendah dan kematian yang tinggi
rahim. Mengingat bahwa faktor umum lebih-lebih jika ibu tada menderita
memegang peranan penting terhadap anemi. (Sotjiningsih, 2011)
derajad kesehatan dan kesejahteraan Salah satu cara untuk menge-
ibu hamil serta bayi maka sebaiknya tahui status gizi pada ibu hamil dengan
merencanakan kehamlian pada usia 20- menggunakan pemeriksaan antropome-
30 tahun. (Supariasa, 2008) tri dengan mengukur berat badan
Menurut anjuran yang dikeluar- sebelum hamil tinggi badan indeks
kan oleh BKKBN jarak yang ideal masa tubuh, dan lingkar lengan atas
adalah 2 tahun atau lebih karena jarak atau LILA, cara tersebut merupakan
kelahiran yang pendek akan menyebab- cara sederhana yang mudah dikerjakan
kan seorang ibu belum cukup untuk siapa saja, tetapi tidak bisa dipakai
memulihkan kondisi tubuhnya setelah untuk memantau status gizi dalm
melahirkan sebelumnya ini merupakan jangka pendek, namun cara ini dapat
faktor penyebab kelemahan dan kema- digunakan dalam deteksi dini dan
tian ibu serta bayi yang dilahirkan. ( menapis resiko BBLR.
Supariasa, 2008) Penialaian yang baik untuk ibu
Paritas dikatakan tinggi bila hamil dengan pengukuran lingkar
seorang wanita melahirkan anak ke lengan atas atau LILA, karena pada
empat atau lebih seorang yang sudah wanita hamil dengan malnutrisi ka-
mempunyai anak tiga atau lebih dan dang-kadang menunjukan oedem tetapi
terjadi kehamilan lagi keadaan kese- ini jarang terjadi pada lengan atas.
hatanya akan mulai menurun sering Standar LILA di Indonesia bila LILA <
mengalami anemia atau kurang darah 23,5 cm ibu tersebut berisiko KEK dan
terjadi pendarahan lewat vagina dan diperkirakan akan melahirkan BBLR. (
bayi letak sungsang ataupun lintang. Supariasa,2008 ).
Pertumbuhan janin dalam kan- Kebutuhan gizi ibu hamil pada
dungan merupakan hasil interaksi setiap trimester berbeda, hal ini
antara potensi genetik dan lingkungan disesuaikan dengan pertumbuhan dan
intra uterin. Perubahan anatomi dan perkembangan janin serta kesehatan
fisiologi yang terjadi pada tubuh ibu ibu. Pemenuhan kebutuhan gizi pada
selama kehamilan bertujuan untuk trimester pertama lebih mengutamakan
menciptakan lingkungan yang nyaman kualitas dari pada kuantitas. Hal ini
bagi pertumbuhan janin. (Soetjining- dikarenakan pada masa ini sedang
sih,2006) terjadi pembentukan sistem saraf, otak,

72
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

jantung dan organ reproduksi janin. Antopometri BBL di Puskesmas Boyo-


Pemenuhan kebutuhan gizi pada lali Kabupaten Boyolali dengan hasil
trimester II dan III, selain memper- LILA Bumil TM III berhubungan
hatikan kualitas juga harus terpenuhi dengan BBL (r: 0,312, p : 0,14).
secara kuantitas. (Sulistyoningsih, 2011)
Bahan pangan yang digunakan SIMPULAN
harus meliputi enam kelompok, yaitu Berdasarkan jenis dan desain
makanan yang mengandung protein penelitian case control yang telah
(hewani dan nabati), susu dan olahan- ditetapkan pada Bab III, jumlah
nya, roti dan bebijian, buah dan sayur pengambilan sampel bayi dengan BB-
yang kaya akan vitamin C, sayuran LR sebanyak 63 orang (50 %) sebagai
berwarna hijau tua, buah dan sayur kelompok kasus. Demikian pula untuk
lain. Jika keenam bahan makananini bayi tidak BBLR sebanyak 63 orang
digunakan, seluruh zat gizi yang (50 %) sebagai kelompok kontrol.
dibutuhkan oleh ibu hamil akan Sebagian besar ibu hamil menga-
terpenuhi, kecuali zat besi dan asam lami resiko kejadian KEK 85 (67,5%).
folat. ( Arisman, 2009 ) Berdasarkan uji statistik Chi-Squa-
Wanita yang menderita mal- re diperoleh nilai p-Value: 0,000 yang
nutrisi sebelum hamil atau selama menunjukkan bahwa ada hubungan
minggu pertama kehamilan cenderung antara Kejadian resiko KEK dan
melahirkan bayi yang menderita ke- BBLR. Nilai RR: 14,712, yang berarti
rusakan otak dan sumsum tulang ibu hamil resiko KEK beresiko 14,712
karena saraf pusat sangat peka pada 2– kali lebih besar melahirkan bayi
5 minggu pertama. Ibu penderita dengan BBLR dibandingkan dengan
malnutrisi sepanjang minggu terakhir ibu hamil yang tidak KEK.
kehamilan akan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (< SARAN
2500 gr) karena jaringan lamak banyak Pada ibu hamil disarankan
di timbun selama trimester III. untuk memeriksakan diri sedini
(Arisman,2009 ) mungkin untuk mengetahui status gizi
Salah satu cara untuk menilai terutama di masa awal kehamilan
kualitas bayi adalah dengan mengukur supaya dapat mengurangi resiko terja-
berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu dinya kelahiran bayi dengan berat
hamil akan melahirkan bayi yang sehat badan lahir rendah dan selama masa
bila tingkat kesehatan dan gizinya kehamilan sebaiknya selalu meng-
berada pada kondisi yang baik. Namun, konsumsi makanan sesuai kebutuhan
sampai saat ini masih banyak ibu hamil gizi ibu hamil.
yang mengalami masalah gizi khusus- Pada bidan disarankan hendak-
nya gizi kurang seperti Kurang Energi nya melakukan pemeriksaan LILA
Kronik (KEK) dan anemia gizi. (Siba- secara rutin kepada semua ibu hamil,
gariang, 2010). terutama ibu hamil yang pertama kali
Penelitian ini sesuai dengan memeriksakan keha-milannya untuk
penelitian yang di lakukan sebelumnya mengetahui status gizi pada ibu hamil
oleh Sri Widowati tahun 2008 yang tersebut, bidan juga diharapkan
berjudul Hubungan Antopometri Uku- meningkatkan kuantitas dan kualitas
ran LILA Ibu Hamil TM III dengan penyuluhan - penyuluhan yang berhu-

73
JURNAL KEBIDANAN Vol.5 No. 9. April 2016 ISSN.2089-7669

bungan dengan nutrisi pada ibu hamil Mochji, S. (2003). Ilmu Gizi II. Jakarta:
guna mencegah terjadinya kelahiran Papas Sinar Sinanti Bhatara
bayi dengan berat badan lahir rendah.
Dinas kesehatan diharapkan Proverawati, A. (2010). Berat Badan
untuk mengevaluasi dan memberikan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
binaan kepada puskesmas agar puskes- Medika
mas dapat lebih meningkatkan pelayan-
Puskesmas Garung. (2012). Laporan
an kesehatan terutama pada ibu hamil,
KIA
baik dari pemeriksaan maupun dalam
bentuk penyuluhan kesehatan, sehingga Saifudin, AB. (2002) Buku Panduan
masyarakat lebih paham mengenai gizi Praktis Pelayanan Kesehatan
pada ibu hamil diharapkan dapat menu- Maternal dan Neonatal, Jakarta,
runkan kejadian persalinan bayi dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
berat badan lahir rendah di kabupaten Prawiharjo
Wonosobo.
Sibagirang, E. (2010) Gizi Dalam
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
Trans Info Media
Badan Pusat Statistik. (2007). Survei
Demografi Kesehatan Indo-nesia. Soetjiningsih. (2006). Tumbuh Kem-
Jakarta bang Anak. Jakarta: EGC

Dahlan, M. Sopiyudin (2010). Statistik Sugiono. (2010). Statistika Untuk Pe-


untuk kedokteran dan kese-hatan. nelitian. Bandung : Alfabeta
Jakarta : Salemba Medika
Sulistyoningsih, Haryani. (2011). Gizi
Depkes RI. (2005). Pedoman Penggu- untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
naan alat ukur LILA. Jakarta: Jakarta: Graha Ilmu
Depkes RI
Supariasa, IDN. (2008). Penelitian
Dinas Kesehatan Wonosobo. (2011). Status Gizi. Jakarta : EGC
Profil kesehatan Kabupaten
Wonosobo
Gibson. (2005). Pengertian Status
Gizi. http.Indonesian-health. com.
diakses pada tanggal 15 Oktober
2013
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2011). Profil Kesehatan
indonesia 2010. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Lubis, Zulhaida. (2003). Status Gizi Ibu
Hamil serta pengaruhnya terhadap
bayi yang dilahirkan. Jakarta:
EGC

74

You might also like