You are on page 1of 3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MEROEKABARAT No.8 | TEL. : 3811306, 05008, 3818269, 3447017 | TLX : 3844492, 9458540, sanzasd JAKARTA 10110 at, + 4213, 4227, 4209, 4195 Fax + 98117a6, 2045890, 2507576 Nomor —: #P.10/#/@/ tp-6 dakaria, J2 ter 206 Kiasifikasi Lampiran Kepada Perinal : Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Yth, 1, Para Kepala Unit Pelaksana Teknis di Pemancangan Tiang Pancang Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku Kuasa Pengguna Anggaran 2. Para Pejabat_Pembuat Komitmen Belanja Modal Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut TEMPAT 1. Berdasarkan Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah beserta perubahannya, dan Peraturen Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, salah satu tugas dan kewenangan KPA dan PPK adalah adalah memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran, serta menyusun laporan kevangan dan kinerja sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan; 2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pengadaan, pengangkutan, penumpukkan, dan pemancangan tiang pancang untuk pembangunan fasiltas pelabuhan laut, saudara diminta untuk mengikuti ketentuan sebagai berikut : a) Pekerjaan pengadaan tiang pancang walib disertai dengan : 1) Delivery Order Pengadaan tiang pancang; 2). Sertiikat tiang pancang dari pabrik yang terdiri dari a. Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta Type Of Pile, Length Of Pile, Yield Strength, Radiograph, Tensile Dan Impact untuk tiang pancang baja; b. Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta Type Of Pile, Length Of Pile, Concrete Area, Bending Moment (Crack & {timste), Nominal Weigth, Allowable Axial Load untuk ang pancang ton; b) Pekerjaan penumpukkan dan pengangkutan tiang pancang wajib dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 41) Pekejaen pengecatan secara betkala wai dlakukan untuk melindungi fiang ppancang yang belum terpancang dari pengaruh cuca dan lingkungan yang korosif 2) Penumpukkan tiang pancang tidak boleh dilakukan lebih dar! 3 (tiga) susun; 3) Penumpukkan tiang pancang ager dikelompokkan berdasarkan diameter tiang, panjang tiang, dan ketebalan tiang; 4) Tumpukkan tiang pancang waiib diberi alas balok penumpu dengan ukuran minimal (10 x 10) cm2 yang diletakkan setiap jarak 4 (empat) meter sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tanah; 5) Tumpukkan tiang pancang wajib sedemikian rupa sehingga tiang pancang terlindung dari pengeruh cuaca dan lingkungan yang korosif; 6) Pengangkaten tiang pancang wajib dilakukan dengan jarak minimal antara kepala tiang dengan titk angker adalah 1/3 (satu per tiga) dari panjang tiang; Ic) PeKerjaamsees soon quae] © "Mentaati Peraturan Pelayaran Bevarti Mendukung Ferciptanya Kesclamatan Bekayar" °) Pekerjaan pemancangan tiang pancang wajib dilakukan dengan ketentuan sebagal berikut : 1) Pekerjaan pemancangan hanya dapat dilakukan setelah dilaksanakannya pekerjaan persiapan pemancangan yang terdiri dari: ‘a. Pekerjaan bathimetri dan pemetaan ulang untuk mengevaluasi kesesuaian antara gambar rencana dengan kondisi lapangan; b. Pekerjaan deep boring ulang (khusus pada pemancangan struktur baru) untuk mengevaluasi kesesuaian antara data penyelidikan tanah lapangan pada dokumen perencanaan dengan kondisi lapangan; 2) Berat Hammer minimal yang digunakan untuk pekerjaan pemancangan walib disesuaikan dengan perhitungan Formula Hiley yaitu sebesar setengah dari berat total tiang pancang per tt ditambah 800 (enam ratus) kilogram (W = 0,5 P + 600 Kg); 3) Konfigurasi penyambungan tiang pancang baja agar disesualkan dengan gambar desain rencana dan kondisi lapangan dengan memprioritaskan ‘semua sambungan tiang pancang berada di bawah seabed: 4) Proses penyambungan tiang pancang baja agar dilakukan dengan 3 (tiga) lapis pengelasan; 5) Perlengkapan Keamanan dan Keselamatan Kerja (heim, safety boot, dll) Wajib dikenakan selama pelaksanaan pekerjaan pemiancangan; 6) Pada setiap titik pemancangan wajid dilakukan pencatatan terhadap koordinat tik pancang, kedalaman pemancangan tiang pancang, serta kemiringan tiang pancang sesuai dengan gambar desain rencana dan spesifikasi teknis rencana; 7) Kalendering walib dilakukan untuk setiap titk pancang dan dilakukan perhitungan daya dukung tiang pancang sesuai dengan Formula Hiley : 2W.H w 4 Re —g+k_ * wep * 3 8) Untuk setiap 10 (sepuluh) titk pemancangan wajib dilaksanakan PDA test untuk sehingga didapatkan daya dukung tiang panceng: 9) Apabila daya dukung tiang pancang berdasarkan Formula Hiley dan PDA test lebih kecil dari daya dukung tiang pancang yang disyaratkan di dalam dokumen studi SID/DED dan spesifikasi teknis rencana, pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib segera melapor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktorat Kepelabuhanan pada kesempatan pertama; 10) Pemotongan tiang pancang yang telah terpancang wajib dilakukan pada elevasi pemotongan yang sesual dengan mempertimbangkan kesestiaian gambar desain rencana dengan hasil pengukuran pasang surut serta bathimetri dan pemetaan ulang; Pada kondisi kedalaman pemancangan telah dilakukan sesuai dengan gambar Tencana namun penetrasi pada 10 (sepuluh) pukulan terakhir masih lebih besar dari 250 mm, maka tiang pancang yang terpancang tersebut wajib didiamkan selama 2 x 24 jam untuk kemudian dilakukan PDA test dilengkapi dokumentasi berupa foto dan video saat pemancangan. Hasil PDA test wajib digunakan oleh polaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) untuk mengambil langkah sebagai berikut 1) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebin besar atau sama dengan daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada spesifikasi teknis dan dokumen SIDIDED, maka pekerjaan perancangan dihentikan pada kedalaman tersebut dan Hasil kelendering, PDA test, serta foto dan video pemancangan waiib dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq, Direktur Kepelabuhanan; 2) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebih kecil deri daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada spesifikasi teknis dan dokumen SID/DED, pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib melapor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktur Kepelabuhanan pada kesempatan pertama sebelum memutuskan untuk menambah kedalaman Pemancangan tiang pancang; je) Pelaksana.. ¢) Pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan pemancangan, Seluruh Tiang Pancang yang telah terpancang wajib dicabut dan dipancang ulang sesuai dengan gambar desain dengan biaya pekerjaan pemancangan ulang menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran melalui anggaran proyek apabila terjadi kesalahan pemancangan akibat kelalaian pelaksana kegiatan antara lain sebagai berikut : 1) Deviasi koordinat pemancangan tiang pancang lebih besar dari 0,5 @ (setengah dari diameter tiang pancang); 2) Deviasi kemiringan bidang pemancangan tiang pancang lebih besar dari 25% (dua puluh lima persen); 3) Deviasi kemiringan ruang pemancangan tiang pancang lebih besar dari 7° (tujuh derajat); 4) Deviasi kedalaman seabed pada suatu titik pancang lebih besar dari 1,5 (satu setengah) meter atau deviasi kedalaman seabed dapat menyebabkan konstruksi tersebut tidak lagi dapat mengakomodir beban operasional dan beban gempa berdasarkan pemodelan dan perhitungan struktur; ) Untuk kondisi dimana ditakukan penambahan kedalaman pemancangan tiang Pancang tanpa pelaksanaan PDA test terlebin dahulu dan / atau tanpa ersetujuan dari Direktur Kepelabuhanan. Pembayaran biaya tambahan pekerjaan pemancangan dan material tiang pancang menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran melalui anggaran proyek; 3. Demikian disampakkan, untuk menjed! perbatian dan peleksanaanrya, é ree ee ‘ 2 (extant NQERAL PERHUBUNGAN LAUT IREKT YR ‘ret seam at Tembusan ML. ‘Menteri Perhubungan; Pembina Tk.I (IV/b) . Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; NIP. 19681129 199403 1 002 Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan; |. Direktur Jenderal Perhubungan Laut; 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; . Para Kepala Otoritas Pelabuhan Utama; . Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas { Negaens

You might also like