You are on page 1of 5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17 JL.MEDAN MERDEKA BARAT. | TEL. i 9811906, 50008, 12269, o447O17 | TLX « ans4son,axs0540 anczeco JAKARTA 10130 Pst, 4218 227, 4200, 199 Fan 9o11708, 945600, 9507576 Nomor PPIO/ 2 (15 OP-le Jakarta, 20 te, 2OlG Klasifikasi Lampiran + Kepada Perihal : Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Yth, 4, Para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan —Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 2. Para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Belanja Modal Pembangunan Fasiltas Pelabuhan Laut di TEMPAT Pembetonan 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah beserta perubahannya, salah satu tugas dan kewenangan KPA dan PPK adalah memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian pela ksanaan kegiatan dan anggaran, serta menyusun laporan Keuangan dan kinerja sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pembetonan yang meliputi bekisting, pembesian dan pengecoran pada pembangunan fasiltas pelabuhan laut, Saudara diminta untuk mengikuti ketentuan sebagai berikut a. Berdasarkan SNI-03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, telah dipersyaratkan pembatasan mutu beton struktural minimum untuk proteksi tulangan dari korosi pada beton yang terpapar kelembaban dan sumber Klorida eksternal dari bahan kimia, garam, air asin, air atau percikan dari sumber — sumber tersebut. Serta memperhatikan tas lokasi pekerjaan pada kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan laut maka mutu beton struktural minimum yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut : 1) Untuk pembangunan di daerah dengan aksesibilitas baik sehingga memungkinkan untuk pelaksanaen pekerjaan pengecoran dengan ready ‘mix, mutu beton struktural minimum yang dipersyaratkan adalah fo’ 36 MPa =K-430; 2) Untuk pembangunan di daerah dengan aksesibilitas yang kurang baik sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan pengecoran dengan ready mix maka mutu beton struktural minimum yang dipersyaratkan adalah sebesar fc’ 29 MPa = K-350 ; 3) Untuk pembangunan di daerah dengan aksesibilitas yang kurang baik sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan pengecoran dengan ready mix dan memiliki keterbatasan material dengan kuaiitas baik maka mutu beton struktural minimum yang dipersyaratkan adalah sebesar fc’ 25 MPa.= K-300; Ib. Pengadaan ... Mode! Takeh 02 Uerlaali: Perateran Play aran Berarli Mendukung Tereiglanya Keselamalan Berlaysn.” b. Pengadaan material untuk pekerjaan pembetonan wajib dilengkapi dengan uj tarik baja tulangan, sertfikat baja tulangan dari pabrikan dan hasil uji laboratorium batu split dari supplier dengan ketentuan : 1) 2) 3) Agregat Beton @) Agregat halus atau pasir harus berbutir keras, bersih dari kotoran- kotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan dan bersudut tajam; b) Susunan pembagian butir halus harus memenuhi persyaratan Prosentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan di atas. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton; ©) Agregat kasar adalah batu pecah (Split) dengan ukuran maksimum 3 om yang mempunyai bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori; d) Batu pecah diperoleh dari batu yang keras, bersih serta bebas dari kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan mutu beton maupun baja; Baja Tulangan a) Mutu tulangan yang digunakan agar mengikuti aturan sebagai berikut ~ Tulangan baja diameter 2 D 13 mm menggunakan tulangan ulir BJTD ~ Tulangan baja diameter < @ 12 mm menggunakan tulangan polos BUTP 24; 6) Penyimpanan atau penumpukkan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar dari pengotoran minyak, udara lembab, lingkungan yang menyebabkan baja berkarat dan Jain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan sesudah pembengkokkan. ©) Baja tulangan citumpuk di atas balok-balok Kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah. Semen a) Jenis Semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah semen portland type Il atau V; b) Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan lembab udara serta tanah, semen ditumpuk di dalamnya diatas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi penumpukkan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek. c) Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelumnya. Semen yang mulai mengeras atau Semen yang umumya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkannya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang bersifat struktural dan harus segera dikeluarkan dari proyek. 4) Air 4) AirKerja Al yang dipakai untuk adukan beton, dan adukan spesi harus bersih, bebas at organik atupun zat anorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum. 5) Bekisting @) Kyu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu kelas Il; ) Ukuran tebal papan bekisting minimal 7 cm dan toleransi perbedaan minimal +2 mm. Bila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal 12 mm. Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai. ©) Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayu yang lebih baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan: d) Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetaken beton serta memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton, ©, Pelaksanaan pekerjaan bekisting wajib memperhatikan ketentuan antara lain 1) Bekisting harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa untuk menghasilkan sambungan-sambungan kedap air dan permukaan licin merata, Bekisting mempunyai kekakuan cukup dan kekuatan mencegeh perubahan terhadap tekanan dari beton dan beban-beban lain yang tiba-tiba terhadap kegiatan Pembangunan termasuk pengaruh gerakan-gerakan selama pengecoran beton; 2) Bekisting untuk bagian-bagian pekerjaan yang tinggi harus mempunyai satu sisi yang tetap terbuka dimana nantinya akan ditutup sesuai dengan kemajuan pekerjaan pengecoran yang dicapai, 3) Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar kembali tanpa merusak beton; 4) Baut-baut dan kelengkapan lainnya yang dipakai dalam pekerjaan bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga ~memudahkan untuk pembongkarannya sampai suatu kedalaman paling sedikit 30 mm dari bidang permukaan tanpa merusak beton dan juga setelah dicabut, bekas lobang-lobang yang ditinggalkan berukuran sekecil mungkin, jika diperlukan maka ditutup dengan pengecoran; 5) Bekisting dapat dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang ada. Kekuatan ini harus dibuktiken dengan hasil pemeriksaan benda ui 6) Apabila dalam hal ini ada jaminan bahwa setelah bekisting dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak akan melampaui 50% dari beban rencana total, maka pembongkaran bekisting dapat dilakukan_ a) Sisi balok : 3 hari b) Penyangga pelat : 7 hari ©) Penyangga balok : 16 hari d) Penyangga balok kantilever : 20 hari ) Untuk pembongkaran bekisting vertikal yang dilakukan kurang dari 7 hari setelah pengecoran maka harus diterapkan perawatan beton yang sesuai dengan seketika. /d, Pelaksanaan d. Pelaksanaan pekerjaan pembesian wajib memperhatikan ketentuan antara lain 1) 2) 3) 4) Tulangan harus ditempatkan dengan posisi sesuai rencana dan dijaga jarak antar tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan selimut beton 5 cm hingga 8 om sesuai dengan gambar desain; Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa untuk memastikan penempatannya, kebersihan dan perbaikan bilamana peru. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti. Khusus untuk selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan penutup beton tidak kurang dari yang diisyaratkan; Toleransi pada pemasangan tulangan adalah sebagai berikut a) Terhadap kedudukan tulangan pelat : # 50 mm; b) Terhadap kedudukan sengkang, lilitan spiral dan ikatan lainnya : + 25 mm; ©) Terhadap kedudukan ukuran konstruksi Kurang dari 60 cm : 6 mm; 4) Terhadap kedudukan ukuran konstruksi lebihdari 60 om : 12 mm; @. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran wajib memperhatiken ketentuan antara lain : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Waid dilaksanakannya perencanaan mix design (rancang campur beton) yang dilakukan paling lambat 28 hari sebelum mulai pengadukan beton untuk yang pertama kali; Jika diperiukan adanya modifikasi sifat dan karakteristik beton maka dalam pekerjaan pembetonan dapat ditambahkan campuran addlive dan admixture seperti fly ash, silica fume, rice husk ash, dan lain-lain dengan komposisi yang proporsional dan telah diperhitungkan sehingga tingkat porositas beton dapat tetap terkontrol; \Waji dilakukan dengan tes uji kuat tekan beton dan slump test pengecoran beton; Toleransi nilai slump beton disesuaikan dengan jenis kontruksi serta standar yang diacu; Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m dan tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak disuatu tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan; Beton yang telah selesai dicor harus dilakukan perawatan (curing) yaitu perlindungan beton terhadap hujan dan panas matahari sera kerusakan- kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras. Pelaksanaan perawatan (curing) beton antara lain dengan cara menutupinya dengan karung basah, pasir basah atau menggenanginya dengan air sampai basah atau cairan khusus curing. Pelaksanaan perawatan (curing) beton diperlukan bila : beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai bahan-bahan pembantu lainnya harus dilakukan perawatan/curing beton selama minimum 7 hari atau sampai saat dimana kekuatan betonnya mencapai 70% dari kekuatan minimum kubus test beton dari macam yang sama dan berumur 28 hati; Untuk pekerjaan pengecoran yang mempunyai volume lebih dari 60 m%, harus dibuat 1 benda uji setiap 5 m°, dengan minimum 1 benda uji berupa silinder atau kubus beton setiap harinya dimana benda uji tersebut mempunyai sifat-sifat sama dengan konstruksi beton yang diwakilinya. Benda uj tersebut harus diberi keterangan lokasi dan tanggal pengecoran; 10) Pelaksana ... Tembusan : ‘Menteri Perhubungan; ‘Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; NIP. 49631111 199103 2.001 Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan; Direktur Jenderal Perhubungan Laut; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Para Kepala Otoritas Pelabuhan Utama, Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas | NOeReONa 10) Saat umur beton telah mencapai 28 hari, wajib dilakukan pegujian beton inti/core aril Pelaksana Kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Konirakior Pelaksana) wajib bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan pembetonan. Untuk kondisi dimana hasil pekerjaan pembetonan tidak memenuhi persyaratan akibat pelaksanaan yang tidak sesuai dengan ketentuan maka hasil pekerjaan pembetonan tersebut wajib untuk dibongkar dan diganti dengan beton yang memenuhi syarat tanpa ada penambahan pembayaran. Selanjutnya KPA dan PPK diperintahkan menyampaikan Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Pembetonan ini kepada Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana pada kegiatannya masing-masing untuk dapat disepakati bersama serta dituangkan pada Berita Acara Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian dan pelaksanaannya. An. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT “-DIREKTUR KEPELABUHANAN _Pelaksana\Harian ~ Lad SNOE WIHANDANI Pembina TK. | (IV/b)

You might also like