You are on page 1of 7

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.

Agustus 2013

HUBUNGAN KONSUMSI FASTFOOD DENGAN


KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SD
DI KOTA MANADO

WINARSI DAMOPOLII
NELLY MAYULU
GRESTY MASI

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Winarsidamopolii@yahoo.co.id

Abstract: Obesity during childhood may be caused due to eating beyond need, lack of physical
activity, and because of the excessive influence of food advertising. Today's lifestyle can also
lead to obesity which is a trend likely to consume fast food or modern fast food such as burgers,
pizza, fries Frenc peneletian aims to determine the relationship of fast food consumption with the
incidence of obesity in primary school children in the city of Manado by using analytic survey
research methods by using a cross sectional design (cross-sectional), using a test using the chi-
square test (x2), at the 95% significance level (α 0,05). The results there is a relationship between
fast food consumption relationship with the incidence of obesity in primary school children in
the city of Manado with p = 0.024 conclusion Obesity prevalence in primary school children in
the city of Manado in 2013 were 44 males (32.4%) and 24 women people (17.6%) fast food
energy intake in children> average and 33.8% are obese and not obese at 23.5% There is a
relationship between fast food consumption with the incidence of obesity in primary school
children in the city of Manado p value = 0.024 suggestion Fast food is the cause of childhood
obesity in this study should be a concern for policy makers to pay more attention to eating habits
of children. The parents should be limiting children consume excessive amounts of snack foods
or foods high in calories but low in fiber (fast food and junk food), and teaches healthy life and
to get children exercising.
Keywords: fast food, obesity

Abstrak: Kegemukan saat anak-anak bisa disebabkan akibat makan melebihi kebutuhan,
kurangaktivitas fisik, dan karena pengaruh iklan makanan yang berlebihan. Gaya hidup masa
kini juga bisamenyebabkan kegemukan yaitu adanya kecenderungan suka mengkonsumsi makan
cepat saji ataufast food modern seperti burger, pizza, frenc fries peneletian bertujuan Untuk
mengetahui hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di Kota
Manado dengan menggunakan metode penelitian survei analitik dengan menggunakan
rancangan Cross sectional (potong lintang), dengan menggunakan uji menggunakan uji chi-
square (x2 ), pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil penelitian ada hubungan antara
hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Manado dengan
nilai p = 0,024 kesimpulan Prevalensi Obesitas pada anak SD di Kota Manado pada tahun 2013
adalah laki-laki 44 orang (32,4%) dan perempuan 24 orang (17,6%) Asupan energi fast food
pada anak > rata-rata dan mengalami obesitas sebesar 33,8% dan tidak mengalami obesitas

1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

sebesar 23,5% Terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada
Anak SD di kota Manado dengan nilai p = 0,024 saran Fast food yang menjadi penyebab
obesitas anak pada penelitian ini hendaknya menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan untuk
lebih memperhatikan kebiasaan makan anak. Pihak orang tua sebaiknya lebih membatasi anak
mengkonsumsi makanan camilan dalam jumlah berlebih atau makanan yang tinggi kalori namun
rendah serat (fast food dan junk food) serta mengajarkan hidup sehat dan membiasakan anak
berolah raga.
Kata kunci: fast food, obesitas

PENDAHULUAN Prevalensi obesitas pada anak usia 6


Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan sampai 8 tahun di Rusia adalah 10%, di Cina
ekonomi telah menciptakan suatu 3.4% dan di Inggris 10-17%, bergantung
lingkungan dengan gaya hidup cenderung pada umur dan jenis kelamin. Penelitian
sadentari dan pola makan yang enak yang yang dilakukan di Malaysia akhir-akhir ini
tinngi kalori dan lemak. Kelebihan asupan menunjukkan bahwa prevalensi obesitas
energi disimpan dalam jaringan lemak, lama mencapai 6,6% untuk kelompok umur 7
kelamaan akan mengakibatkan terjadinya tahun dan menjadi 13.8% pada kelompok
obesitas (Mahdia, 2004). umur 10 tahun. Prevalensi obesitas pada
Obesitas terjadi disebabkan banyak anak umur 6-14 tahun di Jepang berkisar
faktor.Faktor utamanya adalah ketidak antara 5% sampai dengan 11% (Anggraini,
seimbangan asupanenergi dengan 2008)
keluaranenergi. Di Indonesia, akibat dari Data yang dikumpulkan Himpunan
perkembangan teknologi dan sosial ekonomi Obesitas Indonesia (2008) berdasarkan data
terjadi perubahan pola makan dari pola dan Departemen Kesehatan pada tahun 1993
makan tradisional ke pola makan barat jumlah penderita obesitas meningkat
seperti fast food yang banyak mengandung menjadi 6,3% untuk anak laki-laki dan 8%
kalori, lemak dan kolesterol (Mahdiah, untuk anak perempuan. Data baru yang
2004) dikumpulkan oleh Himpunan Obesitas
Obesitas pad a anak sampai kini masih Indonesia yakni tahun 2008 menunjukkan
merupakan masalah, hal ini disebabkan oleh bahwa prevalensi obesitas untuk anak-anak
etiologinya yang kompleks dan multi pada sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia
faktor.Penanganan obesitas anak haruslah adalah 12% menderita obesitas dan 9%
terpadu antara semua aspek etiologi.Semakin kegemukan dari 1.730 anak (Zulfa, 2011).
dini penanganan obesitas pada anak akan Dikota Manado berdasarkan hasil
memberikan hasil yang lebih baik. penelitian dengan sampel sebanyak 2835
Penanganan obesitas pada a nak lebih sulit dari siswa SLTP terdapat 35,71% obesitas pada
pada obesitas dewasa. Pengaturan makan
usia 11 – 12 tahun dan 64,29% obesitas pada
untuk penurunan berat badan anak harus
usia 13-15 tahun. Dengan distribusi
memperhatikan bahwa anak masih dalam
proses tumbuh dan berkemba ng. Anjuran prevalensi obesitas terbanyak pada
makanan untuk mendapatkan berat badan
perempuan sekitar 50,71 % sedangkan pada
yang stabil atau turun secara bertahap harus laki-laki sebanyak 49,29 % (Basuki, 2005).
mencukupi keb utuhan semua zat gizi Para ahli percaya jika kecenderugan ini
meskipun seringkali anak mempunyai jenis terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar
makanan yang disukai atau tak disukai 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan
sehingga membatasi variasi makanan yang berat badan dan lebih dari 700 juta akan
dapat dikonsumsi (Mahdiah, 2004). obesitas. Skala masalah obesitas memiliki

2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

sejumlah kosekuensi serius bagi individu akan semakin mendekatkan pada risiko
dan sistem kesehatan pemerintah (Soeria, penyakit kronis serius seperti diabetes,
2013) penyakit jantung dan arthritis ( Husein,
Berdasarkan data market size 2012).
dibeberapa sektor Industri di Indonesia Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(SWA 01/XXIII/Februari 2008) Pada tahun oleh Mahdiah et al ( 2004)Remaja SLTP
2008 pertumbuhan industrimakanan di kota lebih banyak mengkonsumsi jenis
Indonesia mencapai 19,4% hal ini fast food karenarestoran atau counter fast
mengindikasikan bahwakonsumen makanan food di kota menyediakan menu yang lebih
fast food semakin meningkat setiap banyak dan variatif dibandingkan di desa
tahunnya. Dari datasurvey ACNielsen online (Dwi, 2012)
customer tahun 2007 mendapatkan hasil Penelitian Harimurti (2008)
bahwa28% masyarakat Indonesia menyebutkan bahwa peningkatan jumlah
mengonsumsifast food minimal satu Obesitas pada anak saat ini karena anak-
minggusekali 33% diantaranya anak lebih senang mengkonsumsi fast food
mengonsumsi saat makan siang. modern yang dapat dikategorikan junk food,
Tidak mengherankan jika Indonesia menjadi karena lebih banyak mengandung energi dan
negara ke 10 yang paling sedikit serat (Zulfa, 2011).
banyak masyarakatnya
mengonsumsi makanan fast food (Dwi, METODE PENELITIAN
2012) Penelitian ini adalah penelitian survei
Efek makanan cepat saji terhadap tubuh analitik dengan menggunakan rancangan
yakni dapat mempengaruhi tingkat energi case control, untuk menganalisis asupan
tubuh. Junk food tidak mengandung nutrisi energi sebagai faktor risiko terjadinya
yang dibutuhkan tubuh agar tetap obesitas. Dimana peneliti menggunakan
sehat.Sebagai hasilnya, anda mungkin pendekatan retrospective,dimana efek
merasa lelah dan kekurangan energi yang diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor
anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas risiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada
sehari-hari. Tingginya tingkat gula dalam waktu yang lalu yang digambarkan sebagai
makanan cepat saji membuat metabolisme berikut :
tidak terkendali, ketika makan gula halus,
pankreas mengeluarkan insulin dalam
jumlah yang tinggi untuk mencegah Faktor Risiko +
lonjakan berbahaya dalam kadar gula Retrospektif
darahkarena makanan cepat saji dan junk efek + (kasus)
food tidak mengandung jumlah protein dan Faktor Risiko -
karbohidrat yang cukup dan baik, kadar gula populasi
darah akan turun secara tiba-tiba setelah Faktor Risiko +
makan, hal ini membuat merasa mudah sampel
marah-marah, lelah," jelasnya.Junk food Retrospektif
berkontribusi terhadap kinerja buruk dan efek -
obesitas, Junk food juga mengandung Faktor Risiko -
sejumlah besar lemak, dan sebagai lemak (kontrol)
terakumulasi dalam tubuh. Pengkonsumsi
akan bertambah berat badannya dan bisa
menjadi obesitas. Berat lebih yang terjadi Gambar .1. Skema penelitian kasus kontrol

3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Penelitian ini dilaksanakan di kota Pengumpulan data terdiri dari tahap


Manado, yang terdiri dari SD Inpres 68,SD pertama melakukan koordinasi dengan
Negeri Malalayang, SD Negeri Winangun, sekolah tempat penelitian dan pengurusan
SD Cokroaminoto, SD Negeri 11, SD surat izin. Melakukan studi pendahuluan
Katholik 12 dan SD Negeri 02. Waktu (skrining awal) untuk penentuan prevalensi,
penelitian ini di laksanakan selama bulan dengan melakukan pengukuran antropometri
Juni 2013. (berat badan dan tinggi badan)
Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan timbangan injak Electronic
seluruh murid sekolah dasar dari kelas 1 Personal Scale merk camri dengan tingkat
sampai kelas 5 yang berada di 8 SD yang ketelitian 0,1 kg, dan alat pengukur tinggi
dijadikan tempat penelitian. badan (Microtoise) berkapasitas panjang 200
Sampel merupakan bagian dari populasi cm dengan ketelitian 0,01 cm, kemudian
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari dilakukan pengkajian status gizinya.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Pengukuran berat badan dilakukan sebelum
(Hidayat, 2010). Sampel pada penelitian ini makan. Responden menggunakan pakaian
terdiri 68 murid yang obes (kasus) dan 68 biasa, isi kantong dikeluarkan, tidak
murid yang tidak obes (kontrol). menggunakan sepatu dan kaos kaki,
Yang masuk dalan Kriteria Inklusi timbangan diletakkan pada permukaan yang
untuk menjadi sampel penelitian adalah keras dan rata, tekan kotak disisi kanan
sebagai berikut: Berusia 6-12 tahun, kotak angka untuk menyalakan timbangan,
Berdomisili di kota Manado, Bersedia tunggu sampai angka 0,0 muncul, responden
menjadi subjek penelitian, sedangkan yang berdiri di atas timbangan pada bagian tengah
termasuk dalam kategori Kriteria Eksklusi dengan beratnya tersebar merata pada kedua
yaitu Siswa yang kurus. kaki, pandangan lurus ke depan dan jangan
Teknik pengambilan sampel, yaitu memilih bergerak-gerak. Baca berat badan pada
sampel yang obes dengan cara terlebih tampilan dan catatlah hasilnya dengan
dahulu melakukan penilaian klinis yang ketepatan 0,1 kg dan kapasitas 120kg.
tampak obes kemudian dilakukan Langkah-langkah mengukur tinggi
pengukuran antropometri untuk menentukan badan : Alas kaki responden dilepas, berdiri
kriteria obes. Untuk kontrol dipilih siswa tegak, kaki rapat, lutut lurus. Tumit, pantat,
yang tidak obes (normal) pada sekolah yang bahu menyentuh dinding vertikal,
sama dengan melakukan matching terhadap pandangan lurus ke depan serta tangan lepas
umur dan jenis kelamin. Pemilihan sampel disamping badan dengan telapak tangan
dilakukan secara kuota sampling hingga menghadap paha. Responden menarik napas
terpenuhi jumlah besar sampel yang panjang dan berdiri tegak tanpa mengangkat
dibutuhkan. tumit untuk menegakkan tulang belakang,
Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis bahu harus tetap santai. Microtoise ditarik
data yang dipakai yaitu Data Primer yaitu sampai menyentuh ujung kepala, pegang
data yang menyangkut karakteristik subyek secara horizontal. Pengukuran tinggi badan
penelitian, data tentang orang tua,tingkat diambil pada saat menarik nafas maksimum,
sosial ekonomi keluarga, serta data yang dengan mata pengukur sejajar dengan alat
memuat aktivitas fisik. Data Sekunder, yaitu penunjuk angka untuk menghindari
Data sekunder, yaitu data tentang jumlah kesalahan penglihatan, Tinggi badan dicatat
sekolah, alamat sekolah dan jumlah siswa, dengan ketelitian 0,1cm, Data umum
yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan karakteristik responden dikumpulkan
Kebudayaan Kota Manado. melalui metode wawancara responden

4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

dengan mengunakan kuesioner, Data Analisis Data yang dipakai dalam


aktivitas fisik dikumpulkan melalui penelitian ini yaitu Analisis Univariat untuk
kuesioner baku,dengan cara wawancara mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi
lansung dengan menggunakan Global masing-masing variabel yang diteliti.
Physical Activity Questionaire (GPAQ). Adapun tujuan dari analisis univariat ini
Data umum tentang karakteristik responden yaitu untuk memperlihatkan/menjelaskan
dikumpulkan melalui wawancara dengan distribusi data dari variabel yang terlibat
menggunakan kuesioner identitas responden. dalam penelitian Analisis bivariat untuk
Data status gizi untuk kelompok obesitas mengetahui hubungan akti vitas fisik dengan
dan tidak obesitas dikumpulkan dengan kejadian obesitas pada anak SD di Kota
melakukan pengukuran tinggi badan dan Manado, menggunakan uji chi-square (x2 ),
berat badan. Berat badan diukur pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05).
menggunakan timbangan berat badan merek Karena rancangan penelitian ini adalah
Camry dengan ketelitian 0,1 kg dengan studi kasus kontrol untuk melihat faktor
kapasitas 120 kg. Tinggi badan diukur risiko, maka di lakukan perhitungan Odds
dengan menggunaka Microtoise merek Seca Ratio (OR). Dengan mengetahui besarnya
dengan ketelitian 0,1 cm dengan kapasitas OR, dapat di estimasi pengaruh dari faktor
200 cm. Untuk data akti vitas fisik, risiko yang di teliti. Etika penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan Global bertujuan untuk menjaga kerahasiaan
Physical Activity Questionaire (GPAQ), identitas responden akan kemungkinan
Tabel Standar Antropometri Penilaian Status terjadinya ancaman terhadap responden.
Gizi Anak berdasarkan SK Menteri Masalah etika terutama ditekankan pada :
Kesehatan RI Nomor: Informed Consent (Lembar persetujuan
1995/Menkes/XXI/2010 dengan kriteria menjadi responden), Anonimity (tanpa
obesitas > 2 SD. nama), Confidentialy (kerahasiaan).
Pengolahan dan Analisis Data yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai HASIL dan PEMBAHASAN
berikut Data yang telah terkumpul Tabel 1. Rata-rata asupan energi fast food
selanjutnya dilakukan pengolahan data Status Responden Rata-rata SD
melalui tahap sebagai berikut: Editing Obes 280,44 256,42
Tidak Obes 87,53 10,61
(Pemeriksaan kembali), Koding
Sumber: Data Primer, 2013
(Pengkodean), Proccessing (Proses/entri
data), dan Cleaning (pembersihan data).
Tabel 1. menunjukkan rata-rata asupan
Pengolahan data untuk masing-masing
energi fast food dari responden terdistribusi
variabel adalah sebagai berikut: Data
obes sebesar 280,44±256,42, sedangkan
obesitas ditentukan dengan cara pengukuran
tidak obes 87,53±10,61.
anthropometri dengan menggunakan indeks
BB/TB dengan penilaian IMT dengan
menggunakan tabel Tabel Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI
Nomor: 1995/Menkes/XXI/2010 dengan
kriteria obesitas > 2 SD. Data konsumsi
makanan untuk mengetahui asupan energi
diolah dengan menggunakan komputer
program Nutri survey.

5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Tabel 2. Hubungan Konsumsi Fast Food anak-anak lebih senang mengkonsumsi fast
Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak food modern yang dapat dikategorikan junk
Ener obesita Tidak P O CI 95% food, karena lebih banyak mengandung
gi s obesita R energi dan sedikit serat (Zulfa, 2011)
fast s
food
Banyaknya anak yang ,mengalami
n % N % Low Upp
er er kegemukan secara klinis dan lokasi sekolah
>rat 4 yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan
a 6 67, 3 47, restoran-restoran khususnya restoran fast
rata 6 2 1 0,0 2,3 1,17 4,72 food. Selain itu adanya menu jajanan berupa
≤ 2 5 2 0
rata
fast food di kantin sekolah serta pengaruh
2 32, 3 52,
- 2 4 6 9 negatif yang muncul akibat mengkonsumsi
rata fast food secara berlebihan
Sumber: Data Primer, 2013 Hasil analisis antara hubungan
konsumsi fast food dengan kejadian obesitas
Berdasarkan tabel 5.9 mengenai pada anak terlihat bahwa responden yang
hubungan konsumsi fast food dengan mengkonsumsi energi fast food> rata-rata
kejadian obesitas pada anak terlihat bahwa dan mengalami obesitas berjumlah 46
responden yang mengkonsumsi energi fast responden (33,8%) dan tidak mengalami
food> rata-rata (280,444) dan mengalami obesitas berjumlah 32 responden (23,5%)
obesitas berjumlah 46 responden (33,8%) sedangkan responden yang mengkonsumsi
dan tidak mengalami obesitas berjumlah 32 energi fast food ≤ rata-rata dan mengalam
responden (23,5%) sedangkan responden obesitas berjumlah 22 responden (16,5%)
yang mengkonsumsi energi fast food ≤ rata- dan tidak mengalami obesitas berjumlah 36
rata dan mengalam obesitas berjumlah 22 responden (26,5%) kemudian dilakukan
responden (16,5%) dan tidak mengalami ujiChi Square (X2) pada tingkat kepercayaan
obesitas berjumlah 36 responden (26,5%) 95% menunjukkan nilai p=0,024. Nilai p ini
Hasil uji Chi Square (X2) pada tingkat lebih kecil dari nilai α = 0,05, hal ini
kepercayaan 95% menunjukkan nilai menunjukkan bahwa terdapat hubungan
p=0,024. Nilai p ini lebih kecil dari nilai α = antara konsumsi fast food dengan terjadinya
0,05, menunjukkan bahwa terdapat obesitas pada anak SD di Kota Manado
hubungan antara konsumsi fast food dengan Hal ini sejalan dengan pendapat
terjadinya obesitas. Agustridani (2007) yang menyatakan fast
Kegemukan saat anak-anak bisa foodmerupakan makanan siap saji yang
disebabkan akibat makan melebihi mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan
kebutuhan, kurang aktivitas fisik, dan karena rendah serat.Konsumsi yang tinggi terhadap
pengaruh iklan makanan yang berlebihan. fast food (makanan sip saji) dapat
Gaya hidup masa kini juga bisa menyebabkan terjadinya gizilebih atau
menyebabkan kegemukan yaitu adanya kegemukan karena kandungan dari fast food
kecenderungan suka mengkonsumsi makan tersebut. (Zulfa, 2011)
cepat saji atau fast food modern seperti Pendapat lain yang dikemukakan oleh
burger, pizza, frenc fries dan lainnya yang Khosman (2004) Fast food adalah makanan
mengandung lemak dan kalori tinggi namun bergizi tinggi yang dapat menyebabkan
kurang serat, vitamin dan mineral. kegemukan atau obesitas terhadap anak-
Penelitian Harimurti (2008) anak yang mengkonsumsi makanan siap saji
menyebutkan bahwa peningkatan jumlah atau fast food selain itu fast food dapat
Obesitas pada anak anak saat ini karena menyebabkan penyakit jantung,

6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

penyumbatan pembuluh darah dan DAFTAR PUSTAKA


sebaginya. Fast food dianggap negativ Anggraini, S. (2008). Faktor Risiko Obesitas
karenaketidak seimbangannya, hal ini Pada Anak Di Kota Bogor.
dengan mudah bisa dilihat dari besarnya http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle1
porsi daging ayam ataubarger yang disajikan 23456789/2828/A08san2.pdf?sequence
(Zulfa, 2011) =5
Anak yang obes cenderung memiliki
kebiasaan pola makan berlebih serta Anonymous. 2004. Obesitas Mengancam
mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih Anak-anak. [terhubungberkala].
banyak setiap kalinya. Anak yang obes www.kompas.com.
sangat menyukai aktivitas makan. Anak
makan lebih banyak daripada kebutuhan Basuki A, Manampiring, E.A., Tompunu M.
energi sesungguhnya yang mereka (2005). Hubungan Asupan Energi dengan
butuhkan. Mengunyah makanan dalam kejadian Obesitas Pada Remaja Sekolah
jumlah yang sama dalam sehari dapat Menengah Pertama di Kota Manado. Media
menyebabkan sistem enzim tubuhuntuk Kesehatan, 1 (2): 62-66.
menggunakan energi lebih efesien dan
akhirnya disimpan menjadi lemak Dwi, A (2012). Bab 1 Pendahuluan.
(Anonymous 2007). http://id.scribd.com/doc/92233148/Prop
Fast food atau ready-to-eat-food jadi osal-KTI.
pilihan utama orang tua yang sibuk atau
konsumsi ketika menghabiskan waktu Zulfa, F. (2011). Hubungan Kebiasaan
bersama keluarga pada masyarakat modern. Konsumsi Fass Food Moderen Dengan
Hal ini disebabkan karena pengolahannya Status Gizi.
yang cenderung cepat karena menggunakan http://journal.unsil.ac.id/jurnal/prosidin
tenaga mesin, terlihat bersih karena g/9/9fitri_14.pdf.pdf.
penjamahnya adalah mesin, restoran yang
mudah ditemukan serta karena pelayanannya Husein, S. (2012). Junk food Berkontribusi
yang selalu sedia setiap saat, bagaimanapun terhadap Kinerja Buruk dan
cara pemesanannya. Obesitas.http://sumsel.tribunnews.com/m/in
dex.php/2013/02/27/junk-
SIMPULAN foodberkontribusi-terhadap-kinerja-
Berdasarkan hasil penelitian yang buruk-dan-obesitas.
dilakukan mengenai analisis riwayat orang
tua sebagai faktor resiko obesitas pada anak Mahdiah. 2004. Prevalensi obesitas dan
sd di kota manado dapat disimpulkan hubungan konsumsi Fast Food dengan
sebagai berikut: Terdapat hubungan antara kejadian obesitas pada remaja SLTP Kota
konsumsi fast food dengan kejadian obesitas dan Desa di daerah Istimewa
pada Anak SD di kota Manado. Anak yang Yogyakarta.http://etd.ugm.ac.id/index.php?
mempunyai asupan energi konsumsi fast mod=penelitian_detail&sub=Penelitian
food diatas rata-rata asupan anak tidak obes Detail&act=view&typ=html&buku_id=
berisiko 2,35 kali lebih besar untuk menjadi 24492&obyek_id=4
obes dibandingkan anak yang mempunyai Soeria, A. (2013). 101 Resep Ampuh
asupan dibawah rata-rata asupan anak tidak Sembuhkan Asam Urat Hipertensi Dan
obes. Obesitas. Yogyakarta: Araksa.

You might also like