You are on page 1of 4

Use of 

spinal anaesthesia in neonates and infants in Antananarivo,

Madagascar: a retrospective descriptive study

Harifetra M. R. Randriamizao1 , Aurélia Rakotondrainibe1,5* , Lova D. E. Razafndrabekoto2 , Prisca F.

Ravoaviarivelo3 , Andriambelo T. Rajaonera1 and Mamy L. Andriamanarivo4

SUMMARY
Objective: The aim of this study was to present the frst cases of spinal anesthesia, in newborns

and infants, preterm/ ex-prematures, in order to determine its feasibility and its potential

harmlessness, in Antananarivo—Madagascar. Indeed, spinal anesthesia is a low cost technique

and can limit respiratory complications, postoperative apnea a contrario with pediatric general

anesthesia which can lead to perioperative risks. Results: In a retrospective, descriptive, 7-year

(2013 to 2019) period study, conducted in the University Hospital Joseph Ravoahangy

Andrianavalona, 69 patients’ data fles planned to have spinal anesthesia were recorded. These

pediatric patients were predominantly male (sex ratio=2.8) and 37 [28–52] days old. The

smallest anesthetized child weighed 880 g; the youngest was 4 days old. Twenty-seven (27) of

them were premature and 20.3% presented respiratory diseases. They were mostly scheduled for

hernia repair (90%). Spinal anesthesia was performed, with a Gauge 25 Quincke spinal needle,

after 2 [1–2] attempts with hyperbaric bupivacaine of 4 [3.5–4] mg. Failure rate was 5.8%. The

heart rate was stable throughout perioperative period and no complications were observed.
1. Apa nama tes/modalitas diagnostik baru yang diuji pada penelitian ini?
Ini adalah studi retrospective, descriptive study. Protokol penelitian telah disetujui oleh
University Hospital Joseph Ravoahangy Andrianavalona and the Department of
Anesthesia and Resuscitation of the Faculty of Medicine of Antananarivo. Penelitian ini
dilakukan di kamar operasi CHU JRA, tahun 2013 sampai 2019.

2. Mengapa tes/modalitas diagnostik baru ini dibutuhkan dalam bidang anda?


Untuk menunjukkan kasus pertama dilakukan spinal anestesi pada neonatus dan bayi
dalama rangka menentukan kemungkinan kerugian dan keuntungannya.

3. Apakah studi ini menggunakan tes/modalitas standar emas yang menjadi standar pada
penelitian ini?
Ya. Jurnal ini menggunakan beberapa parameter sebagai berikut:
- Ini adalah studi retrospective, descriptive study. Protokol penelitian telah disetujui
oleh University Hospital Joseph Ravoahangy Andrianavalona and the Department of
Anesthesia and Resuscitation of the Faculty of Medicine of Antananarivo. Penelitian
ini dilakukan di kamar operasi CHU JRA, tahun 2013 sampai 2019.

- periode studi 7 tahun (2013 hingga 2019), dilakukan di Rumah Sakit Universitas

Joseph Ravoahangy Andrianavalona, 69 data pasien yang direncanakan akan

dilakukan anestesi spinal tercatat. Ini pasien anak sebagian besar adalah laki-laki

(rasio jenis kelamin = 2,8) dan berusia 37 [28-52] hari. Anak terkecil yang dibius

beratnya 880 gram; yang termuda berumur 4 hari. Dua puluh tujuh (27) di antaranya

prematur dan 20,3% menunjukkan penyakit pernapasan. Mereka sebagian besar

dijadwalkan untuk perbaikan hernia (90%). Anestesi spinal dilakukan, dengan Gauge

25 Jarum spinal Quincke, setelah 2 [1–2] percobaan dengan bupivakain hiperbarik 4

[3,5–4] mg. Tingkat kegagalan adalah 5,8%. Denyut jantung stabil selama periode

perioperatif dan tidak ada komplikasi yang diamati.


4. Apakah tes yang diuji bersifat kuantitatif (continuous) atau kualitatif (dichotomous)?
Kuantitatif

5. Apa saja parameter yang digunakan untuk menguji validitas dalam studi ini? (misalnya:
sensitivitas, spesifisitas, LR, Predictive value, ROC analysis). Dan cantumkan beberapa
hasil uji parameter tersebut yang menurut anda penting.
Penyajian data variabel continue dieskpresikan dalam bentuk median [interkuartil
25%-75% dan variabel kategori dalam frekuensi. Anestesi spinal dalam penelitian ini dilakukan
bahwan pada usia yang sangat mudah (27 prematur) dan pasien dengan berat badan rendah, dan
14 anak memiliki riwayat penyakit pernapasan. Anestesi spinal terutama diindikasikan ketika
anestesi umum menimbulkan risiko tinggi. Operasi berlangsung 27.5 [17,5-40.0] menit dan
sebagian besar adalah perbaikan hernia dengan durasi kurang dari 90 menit. Hal ini serupa
dengan penelitian Ela dkk (27 -78 menit) dan lebih singkat dari penelitian Frumiento dkk (15-130
menit).
Anestesi dilakukan dalam posisi duduk atau posisi lateral di persimpangan antara garis
yang menghubungkan titik tertinggi dari kedua krista iliaka (garis Tufer) dan sumbu vertebral,
dengan jarum spinal Quincke 80mm-G25. Pendekatan garis tengah ini paling banyak digunakan
pada SA anak kecil dalam posisi lateral atau duduk. Jarum 25G seperti whitacre (menghindari
nyeri kepala pasca pungsi lumbal) atau jarum spinal neonates 25G direkomendasikan. Bupivakain
hiperbarik 0.5% digunakan dengan dosis 4 [3,5-4]. Anestesi local yang paling sering digunakan
adalah tetracaine 0,5 % dan bupivacaine 0,5% bertahan 90-120 menit. Bupivacaine hiperbarik
(0,5%) terbanyak digunakan dengan dosis 0.3-1 mg/kg.
Peserta pelatihan anestesi memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda secara signifikan
dibanding dengan ahli anestesi (83% berbanding 98,9%); tingkat kegagalan 28% dan resiko
anestesi spinal 0,63%-0,8% jika tidak dilatih. Keberhasilan pungsi lumbal adalah 97,1% dan
keberhasilan SA adalah 94,2%. Karena skor Bromage tidak dapat dinilai di antara populasi
pediatric ini, maka keberhasilan anestesi spinal diperkirakan didasarkan pada hilangnya gerakan
kaki secara tiba-tiba sementara tonus lengan normal dan/atau relaksasi sfingter anal. SA
menyebabkan lebih sedikit kejadian bradikardia, apneu, desaturasi, bantuan pernapasan
pascaoperasi disbanding GA; oksigenasi dan ventilasi umumnya tidak terganggu bahkan pada
pasien dengan resiko tinggi. Dalam penelitian ini, tidak ada komplikasi perioperative yang
diamati.
6. Berdasarkan hasil pengukuran parameter diatas oleh peneliti, bagaimana kesimpulan anda
terhadap tes baru yang diuji pada penelitian ini?
Anestesi spinal merupakan gold standar untuk operasi perut bagian bawah dan
ekstremitas bawah dengan durasi kurang dari 90 menit terutama pada pasien dengan
hernia. Anestesi spinal adalah alternative yang aman dan dapat digunakan pada pasien
anak dengan usia yang sangat muda dan bahkan dengan berat badan yang rendah serta
pasien dengan masalah respirasi dimana intubasi trakea harus dihindari (dysplasia
bronkopulmoner atau penyakit pernapasan lainnya) serta populasi yang beresiko tinggi
mengalami apneu pasca operasi terutama jika anestesi umum dilakukan.. Anestesi spinal
dapat mengurangi atau menghindari kejadian bradikardia, apneu, desaturasi, kebutuhan
bantuan pernapasan pascaoperasi disbanding GA, gangguan oksigenasi dan ventilasi serta
komplikasi pernapasan yang minimal. Namun teknik ini harus dilakukan oleh ahli
anestesi ataupun mereka yang sudah terlatih dengan baik.

You might also like