You are on page 1of 15
BEMBIS | Gagasan Pembangunan dari para Pengajar | UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi au Vinny, WCET) pn ean RUANG BUDAYA © Belibis Pustaka, 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang All rig ht reserved Penulis : Hendra, Zaki, Dodi, Fiqi, Erwin, Vinny, I, Mustanir, Imam Syukron, Syd Editor : Ahmad Ali Adhim Nata Letak ——: Rio Aldassuf Sampul : Tim Belibis Pustaka Penerbit dan Distributor : BELIBIS PUSTAKA Perum Kasongan Permai JI, Rembulan Blok C 106 Sewon, Bantul - Yogyakarta Telp. +628113399493 Email: redaksi@belibispustaka.com www.belibispustaka.com Cetakan I, Mei 2020 vi + 130 hlm, 21 x 14cm ISBN: 978-623-93494-3-| ; f i m Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini ke oe : it bentuk apapun secara elektronik maupun mekanis tanpa izin tertulis dari Pener! CV. Belibis Pustaka Group, KEBENARAN DALAM AGAMA VERSUS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (KAJIAN KONSEP TOLERANSI BERAGAMA) Oleh: DODI HARIANTO, M.Pd.1 egara Indonesia adalah negara majemuk yang mempunyai penduduk yang berbeda suku, adat, budaya dan agama. Seperti agama yang diakui di Indonesia, Islam 87,01%, Khatolik 2,91%, Protestan 6,96%, Hindu 1,69%, Budha 0,72, dan Kong Huchu 0,05%, aliran lainnya 0,13% dan tidak terdeteksi 0,4% (Nazmudin, 2017:31). Perbedaan agama sangat_ mempengaruhi kerukunan keberagmaan di Indonesia. Seperti di daerah Poso dan Papua (terjadi bentrok antara umat muslim dan kristiani). Dengan banyaknya agama yang diakui di onflik antar agama tebuka lebar. Indonesia kemungkinan muncul k Sebab masalah agama adalah masalah esensi dalam kehidupan dan keyakinan. Setiap agama mengklaim bahwa ajaran merekalah yang 35 paling benar/betul. Setiap individu (pemeluk agama) terdapat suatu kewajiban untuk mendakwahkan agama yang dianutnya dan itu diangeap suatu kebenaran, Seperti umat Islam diperintahkan untuk berdakwah/ mendakwahkan ran agama yang dianutnya dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik dan beragumentasilah bersama mereka dengan yang baik pula. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa tavala, “Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah_ yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah_ yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An- Nahi 125) (Departemen Agama:2007). Tidak ada satupun agama yang dapat menghindari dakwah/doktrinasi ajaran agamanya. Jika ia memiliki suatu kekuatan intelektual. menolak dakwah_berarti menolak kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan orang lain terhadap apa yang diklaim sebagai kebenaran agama (Setiawati, 2012:259-267). Kebenaran dalam Agama Setiap penganut agama, pasti menyakini bahwa agamanya yang benar, begitu juga dengan ajaran agama Islam, menyakini bahwa agama Islam yang benar, sebagaimana firman Allah SWT di dalam surah Ali Imran ayat 19 : ww &Woasids aii akin, ALY di ce span ¢ = ll J a 1) cotiel gall OB A I8 oa5 Bo eas i BUS A a, 36 Artinya + Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali Imran 19), Dari firman Allah ini sudah sangat nyata bahwasanya agama gang ditidhoi adalah agama Iskam, Dalam Tafsir ALWajiz/Syaikh prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili. Allah memberitakan, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sist Allah.” maksudnya, agama yang mand Allah tidak memiliki agama sclainnya dan tidak diterima sclainnya adalah, “Islam” (https://tafsi rweb.com), Namun, di satu sisi kita harus mengakui agama sebelum agama Islam datang, seperti dijelaskan dalam surah Al Baqarah ay: all D5, Gall gdh UB os u ai gh Su3e ails a Artinya: dan mereka yang beriman kepada kitab (cll Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (QS. Ali Imran: 4). Ayat di atas mengajarkan kepada kita bahwa ada agama lain sebelum Islam datang, dan itu harus kita yakini, sebagai bentuk iman seorang muslim. Setiap agama menyakini kebenaran, keyakinan tentang benar itu didasarkan kepada Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Dalam tataran sosiologis. klaim kebenaran berubah menjadi simbol agama yang dipahami secara subyektif personal oleh setiap pemeluk agama. Nampaknya, setiap orang memang sulit melepaskan kerangka (frame) subyektivitas ketika keyakinan jj berhadapan dengan keyakinan lain” yang berbeda, padi ad ; ; fe Jamiah, nau seliap manusta mustahil menempatkan rkontradiksi satu sama lain dalam hatinya, sekalipu dua hal yang saling bel ena itu, setiap penganut agama tidak harus memaksakan Oleh ki inklusivismenya pada orang Jain, yang menurut kita eksklusif (Ghazali, 201 3:294-295). Hugh Godard, seorang, Kristian’ yang ahli teologi Islam di Nottingham University Ingeris, sebagaimana dikutip oleh Budhy Munawar Rahman memberikan contoh bahwa “Hubungan Kristen dan Islam kemudian berkembang menjadi kesalahpahaman, bahkan menimbulkan suasana saling menjadi ancaman di antara Jalah suatu kondisi berlakunya “standar ganda” (double keduanya, ten maupun Islam selalu menerapkan standars)”. Orang-orang Kei dar yang berbeda untuk dirinya, sedangkan terhadap standar- agama lain mereka memakai standar lain. yang lebih bersifat realistis dan_historis. Misalnya, dalam masalah teologi, ada standar yang menimbulkan masalah klaim kebenaran: “agama kita adalah agama yang paling sejati karena berasal dari Tuhan, sedangkan agama lain hanyalah konstruksi manusia. Agama lain mungkin juga berasal dari Tuhan tapi telah dirusak, dipalsukan oleh manusia”. Dalam sejarah, standar ganda ini biasanya dipakai untuk menghakimi agama lain dalam derajat keabsahan teologis di bawah agamanya, Lewat standar ganda inilah, kita menyaksikan munculnya prasangka-prasangka teologis yang selanjutnya ates, suasana hubungan antar umat beragama. Kebenaran jalam agama adalah kebenaran tauhid dalam artian agama yang diyakini. Suatu keyakinan tidak ide sme ‘amaratakan 38 dengan keyskinan orang lain, Islam tetap berkeyakina keyakinannya —sendiri, sedangkan non Ilan ver vn dengan keyakinannya_ sendiri, Kebenaran agama Sin aa kebenaran bahwa manusia adalah manusia sebagai sku soi (Nazmudin, 2017:24), yang berinteraksi antar sesama makhluk (ciptaan tuhan). Ini berarti ilmu sosial dalam kehidupan yang perlu ditanamkan, dikembangkan dan diperdalamkan schingga nilai- nilai agama (hubungan) dapat memperkuat rasa kerukunan antar umat beragama. Scbagai contoh sifat gotongroyong, tenggangrasa, jujur, dan lain-lain. Toleransi Antar Umat Beragama Secara etimologis, toleransi berasal dari bahasa Inggris, toleration, dilndonesiakan menjadi toleransi. Dalam bahasa Arab disebut alfasamuh, yang berarti, antara lain, sikap tenggang rasa, teposeliro, dan sikap membiarkan. Sedangkan secara terminologis, toleransi adalah sikap membiarkan orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan kepentingannya. Bila disebut toleransi antarumat a adalah bahwa masing-masing umat beragama, maka_artiny: a kondusif bagi umat an dan menjaga suasan; akan ibadah dan ajaran agamanya tanpa yang dimaksudkan oleh Islam. beragama membiark: agama lain untuk melaksan dihalangi-halangi. Inilah toleransi Ada beberapa dasar teologis yang secara lan in akhlak toleransi Islam (Jamrah, sung maupun tidak langsung mengandung pes? 2015:186). Tolerance is the ability and willingness of person and ary of the Fi ight of the small group inwhich the general public to be rity-which is the basic they live in the rules defined by the major 39 smocracy ioteransi dala Kemampuan an hema, ‘atin meaning of de num untuk miewaspadal Hak Ketone rn arakat UW orang dan masyé kecil di mana mereka hidup dalam aturan yang ditentukan oleh mayoritas - Yang merupakan makina dasar demokrasi) (Sahat, dj, 2018:117). tentang toleransi, Islam menyakini dan Pandangan teologi agama seba ketentuan Allah kepada mengakui realita perbedaan diri setiap manusia, bahwa setiap indiv idu secara bathiniah Memang + kecenderungan berbeda, fermasuk dakim menentukay adikan suatu keyakinan, Allah yong memili dan memilih agama yang dij menciptakan dan atau tidak memaksa manusia harus seragam dan bersatu dalam satu agama, melainkan memberikan_ kebebasan ng saling berbeda, usia untuk menentukan pilihan ya kepada man 118, Q.S. Yunus ayat seperti yang tercantum dalam surah Hud ayat 99, dan Q.S. Kahfi ayat 29: Artinya: Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (Q.S. Hud, 1: 118). Artinya: Jikalaw Tacha menghendaki, tentulah beriman semua orang yang berada di muka bumi senuuanya. Make apakah kamu hendak memaksa manusia supaya merekamenjadi orang- orang beriman selurulnya? (QS. Yunus, 10: 99). Artinya: Dan katakanlah: Kebenaran itu: datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah dia beriman dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir...QS- Kahfi, 18: 29). Komitmen untuk kebebasan dalam menentukan dan memilih 40 vama ini semakin terang de ae in lerang dan tegas dikemukakan oleh Allah SW ‘akan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an surah A] Baqarah ayat 256 ‘at 256: Artinya: Tidak ada paksaan untuk mem Emel luk agama (Islam). osungguhinya te jelas Sestngguimya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang osat. Karena itu barangs, . wee {u barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan heriman kepada Allah, maka seungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.S. al-Bagarah, 2: Kebebasan tanpa paksaan dalam = memeluk agama_ ini, diterangkan oleh M. Quraish Shihab, hanya berhubungan dengan kebebasan memilih agama Islam atau lainnya, Bahkan kalau seseorang sudah menentukan pilihan kepada agama Islam, maka tidak ada kebebasan memilih lagi, dia harus patuh dan tunduk menjalankan ajaran Islam_ secara kaffah, Islam kaffah, bukan lagi kebebasan memilih melaksanakan sebagian ajaran dan tidak ajaran agama. Demikian kekeliruan melaksanakan sebagian a, yang berkata bahwa dia bebas mau sebagai orang Islam, misalny taat atau tidak, karena tidak ada paksaan dalam beragama Islam (Shihab, 1992:368). Surah Al Bagarah ayat 256 ini, sekali lagi menerangkan dalam konteks seseorang bebas menentukan dan memilih agama yang akan dijadikan keyakinannya, bukan bebas memilih antara sanakan sebagian ajaran agama yang telah mau atau tidak melak menjadi konsekuensi terhadap sebabnya, yakininya, dapat balasan berupa pahala dan menjadi pilihan. Itulah : seperti agama Islam _setiap pilihan agama yang di setiap ketaatan dalam Islam men 4l pelanggaran mendapat balasanberupa sanksi. Kebebasan beragama dijamin dalam Islam, dua hal : dibuktikan secara nyata oleh Nabi Muhammad Sallallahu alain ketika membangun masy arakatnya terdiri dari beragam suku, dan wassalam. arakat Islam di Madinah yang ketika itu masy; beragam agama. Paling tidak, dari segi agama di sana dijumpaj yaitu: penganut paganism (penyembah berhala), empat kelompok, a Yahudi, Kelompok Nasrani, dan kelompok — pengikut agam: kelompok Muslim yang terbagi dua golongan: Anshar (penduduk asli) dan Muhajirin ( dipraktikkan nabi juga te Pendatang). Kebebasan beragama yang cermin dalam Piagam Madinah Pasal 25, menyatakan secara tegas: “bagi orang-orang Yahudi agama mereka dan bagi orang-orang Islam agama mereka”. Pasal ini menjamin kebebasan beragama bagi segenap penduduk Madinah yang berbeda-beda agamanya Setiawati, 2012:259—267). Bagaimana kenyataan historis, misalnya. Khalifah Abu Bakar mengerahkan kekuatan militer untuk memerangi orang-orang Islam yang murtad dan menolak membayar zakat sepeninggal Rasulullah, yang terkenal dengan sebutan Perang Riddah. Tidak boleh ada seorang muslim menolak atau tidak mau melaksanakan syariat Islam dengan alasan tidak ada paksaan dalam beragama. Sekali seseorang yang sudah menyatakan beragama Islam, maka selamanya ia harus taat menjalankan Islam. Seorane muslij menolak melaksanakan ajaran Islam dengan wee fee ae tidak boleh ada paksaan dapat dituduh telah eee ne atau penistaan terhadap Islam dan, karenanya — aie diberi hukuman dan sanksi (Shihab, 1992:368), , woo “ vie Hubungan antara agama Islam dengan agama samawi yang Jain sebelum Islam datang, yaitu. Yahudi dan Nasrani, Islam memiliki dasar dan perspektil teologis tersendiri. Teologi Islam mencgaskan bahwa semua Nabi dan Rasul Allah, dari Nabi Adam Alaihissalam sampai Nabi Muhammad Sallahu alaihi wassalam, membawa akidah tauhidiah (satu tuhan), Dengan prinsip teologis yang demikian, maka Islam mengimani keberadaan para Nabi dan Rasul scbelum Muhammad, dari Nabi Adam sampai Nabi Isa. Demikian pula Islam mempercayai kitab-kitab (Injil dan Taurat) yang diturunkan oleh Allah sebelum kitab al-Qur‘an. Percaya dan beriman kepada para Nabi dan Rasul, kitab-kitab suci sebelum Nabi Muhammad Sallahu alaihi wassalam, adalah termasuk rukun iman dalam Islam. Islam mempunyai pandangan tentang kedua agama samawi dan umatnya ini bagaikan saudara kandung, sama-sama berasal dari jalan keturunan yang sama dari bapak para nabi, Ibrahim Alaihissalam. \slam tidak boleh memandang Yahudi dan Nasrani sebagai musuh, melainkan sebagai saudara. Demikian kedudukan agama samawi (Yahudi dan Nasrani), di dalam Islam, sebagai suatu kedudukan yang sama di mata Allah Subhanahu wa ta’ala. Berdasarkan pandangan dasar kita sebagai umat Islam, maka dalam interaksi dan komunikasi kita dengan penganut agama samawi, umat Islam wajib mengajak mereka agar kembali kepada titik persamaan, yaitu mengajak kepada aqidah tauhid, bukan mencari-cari sisi perbedaan dan pertentangan. Ketika seruan atau dakwah secara persuasif ini tidak disambut dengan baik, maka umat Islam hanya meminta kepada orang-orang yang di luar Islam, 43 q ati eksistensi umat islam, men, in. menghormal en, mengakui da mana dinyat atakan Oleh a, bahwa kam! adalah orang islam, sebagain Qur’an: , Ke - Hai Ahli Kitab, marilah berpe, Artinya: Katakanlah: Hat 4 : "etn natu kalimat yang tidak ada perselisihan antarg Hy k i kepada St ahwa tidak kita sembah kecuali Allah ar tidak fig dan kamu b persekutukan Dia dengan sesualupunt dan tidak pula sebagian kitg menjadikan sebagian yang lain se! kanlah kepada mereka: Saksikanlgj, agai tuhan selain Allah, Jika mereka berpaling maka kata bahwa kami adalah orang-orang Yang berserah diri kepada Allah (Q.S. Ali Imran, 3: 64). Di dalam ayat lain. Allah mengingatkan muslimin agar jangan berdebat dengan Al al Kitab kecuali dengan cara yang paling baik: Artinya: Dan janganlah kamu berdebat dengan Alli al-Kitab, melainkan dengan cara vang paling baik, kecuali dengan orang. orang yang zhalim di antara mereka, dan katakanlah: Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu, dan kami hanya kepada-Nya berserah diri (Q.S. al-Angkabut,29: 46). Dari ayat di atas sangat jelas sikap umat Islam terhadap agama di luar Islam (Yahudi dan Nasrani). Islam percaya dan beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Isa. Islam mengimani keberadaan Kitab Suci Taurat dan Injil, disebabkan kedua nabi mulia ini pada hakekatnya juga membawa ajaran Islam, akidah tauhidiah (mengesakan Allah). Sekarang umat di luar Islam boleh bertany® bagaimana Yahudi dan Nasrani, apakah mereka mengakui kerasulat Nabi ‘abi Muhammad dan mengakui kebenaran Kitab Suci al-Qur‘an? 44 aliknya, muslimin sangat memuliakan Nabi Musa dan I . a sa dan Is; Demikian, Agama a , 8 Islam Sangat_menjunjung tinggi serta mnengharuskan akhlak toleransi Islami a , alam hubungan a gan antaragama dan kemanusiaan, baik terhad sama ap umat ag; ama wahyu maupun agama nonwahyu. Begitu pula agama Kri - ten dikenal istilah credenta dan agenda, Credenta mengacu pada apa yang diimani atau dipereayai, yang dapat diungkapkan melalui peng; 8 akuan iman dan konfensi. Sedangkan agenda menunjukkan pada perilaku dan sikap etis serta moral yang dikerjakan berdasarkan credenta, Konsep teologi kristen ini juga dimiliki oleh agama agama lain, (iman, Islam, dan ikhsan dalam Islam) (Ismail, 2010:175). Pada intinya setiap agama membawa misi perdamaian dan toleransi untuk kesejahteraan manusia di muka bumi. Karena agama adalah pondasi/sebuah peraturan kehidupan dunia menuju akhirat. Toleransi antar umat beragama tidak membatasi rasa tanggungjawab orang Islam untuk membina keharmonisan antar umat beragama dengan umat lainnya atas nama_ kepentingan bersama. Muslimin tidak boleh me agamanya dilecehkan; wmat ehkan agama lain, tapi juga tidak mengkompromi apabila , Islam akan selalu siap dan setuju dengan perbedaan/agree in a identitas dan aj ang berlainan keyakinan hanya di 1, selam aran Islam dihormati. Umat disagreement, se Islam menginginkan kepada pihak y: aksikan dan nan masyarakat heterogen kui bahwa kami adalah satu yang utama, yakni meny' naian dan keruku jud apabil an menghormati keberadaan ain berakidah dan umat muslim. Kedar dan banyak agama hanya terwuy ; mengakui de a ada toleransi, Toleransi berarti setiap agama mau an umat agama yang I agama lain, membiark 45 beribadal indikator umat beragama 4 rukun d 46 h menurut an damai penuh dengan tolersnsi, ajaran agamanya alau kepercayaary manny a » Sicha an dapat hidup berdampia \ BAN sg a? Ging Daftar Pustaka pepartemen Agama. 2007. A? Quran dan Terjemahannya Semarang: Karya Toha. Ghazali, Adeng Muchtar, 2013, Teologi Kerukunan Beragama dalam Islam..Jurnal Analisis, Vol. XU,No, (2). Hal.:294—295 https:/Mafsirweb.com/115 l-sura -ali-imran-ayat-19.html Ismail, Arifuddin, 2010. Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama (fenomena Keagamaan di Jawa ‘Tengah, Bali dan Kalimantan Barat). Jurnal Analisa. Vol, XVI. No. (02). Hal.:175. Jamvah, Suryan A. 2015. Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam. Jurnal Ushuluddin. Vol, 23 No. (2). Hal.:186. Nazmudin. 2017, Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam membangun keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Journal Of Government and civil Society. Vol. 1. No, (1). Hal.:24. Sahal, Muhammad dkk. 2018. Tolerance in Multicultural Education: A Theoretical Concept. Internasional Journal of multicultural and Multireligious Understanding, Vol. 5. No. (A). Hal.:117. Dakwah dalam Perfektif kwah Tabligh. Setiawati, Nur. 2012. Tantangan Kerukunan Antar Umat Bergama. Jurnal Dal Vol. 13. No. (2). Hal.:259-267 1992. Membumikan al-Qur‘an Fungsi dan Shihab, M. Quraish. m Kehidupan Masyarakat. Bandung: Peran Wahyu dalam Mizan. 47

You might also like