You are on page 1of 3

Judul

Densitas dan Bobot Jenis Bahan Pangan (Teh, Sirup, Kedelai Kuning, dan Kacang Hijau) dan Bulk
Density Bahan Pangan (Jagung dan Beras)
Tujuan
1. Menentukan densitas dan bobot jenis sirup dan teh
2. Menentukan densitas dan bobot jenis kedelai kuning dan kacang hijau
3. Menentukan bulk density jagung dan beras
Dasar Teori
Densitas merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas dari suatu bahan pangan.
Pengetahuan mengenai densitas dari suatu bahan pangan mutlak diperlukan dalam berbagai aspek
di dalam sistem pengolahan bahan pangan itu sendiri misalnya dalam proses separasi/pemisahan
dengan metode sentrifugasi atau sedimentasi, hingga dalam proses pneumatic and hydraulic
transport untuk bahan powder dan partikel.
Bahan-bahan yang berupa padatan dan cairan dianggap incompressible, sehingga adanya
perubahan suhu dan/atau tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap densitas dari kedua bahan
tersebut. Sedangkan untuk bahan-bahan berwujud gas, densitasnya amat dipengaruhi oleh kondisi
dan perubahan dari suhu serta tekanan dikarenakan gas merupakan materi yang compressible di
mana densitasnya akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan dan menurun seiring
dengan meningkatnya suhu. (Physical Properties of Foods, 2006)

Densitas suatu bahan dapat dihitung dengan membagi nilai massa dari bahan dengan nilai
volumenya. Dalam sistem internasional (SI), densitas memiliki satuan kg/m 3.

kg 3
ρ= (Physical Properties of Foods, 2006)
m

Dalam praktikum ini, perhitungan densitas dilakukan dengan bantuan beberapa alat yaitu
piknometer dan hidrometer.

Piknometer digunakan untuk menentukan bobot jenis dari suatu bahan (cair atau padat). Bobot
jenis sendiri didefinisikan sebagai massa bahan dibagi dengan volume air pada massa yang sama
dengan massa bahan, yang mana dapat dirumuskan:

W 3−W 1
SG= (untuk bahan cair)
W 2−W 1

Dengan W3 adalah massa piknometer berisi larutan, W2 adalah berat piknometer berisi air, dan
W 1 adalah berat piknometer kosong.

W 4−W 1 W 3−W 1
SG= × (untuk bahan butiran)
W 3−W 1−(W 5−W 4) W 2−W 1

Dengan W1 adalah berat piknometer kosong, W2 adalah berat piknometer berisi air, W3 adalah
berat piknometer berisi toluena, W 4 adalah berat piknometer berisi padatan, W 5 adalah berat
piknometer berisi toluena dan padatan.

Densitas suatu bahan memiliki hubungan dengan bobot jenis dari bahan itu sendiri. Hubungan
tersebut secara metematis dapat dituliskan sebagai:

ρL = (BJ)T x ρW (Physical Properties of Foods, 2006)


Keterangan

 ρL adalah densitas cairan pada suhu Tº


 (BJ)T adalah Bobot jenis cairan pada suhu Tº
 ρW adalah densitas air pada suhu Tº

Dalam praktikum ini dikenal juga istilah Bulk Density, yaitu densitas bahan bulk (meruah, berupa
butiran pertikel atau powder) dalam kondisi bahan berada dalam suatu wadah (dimana ada bagian-
bagian wadah yang berisi udara) dengan keadaan volume bahan dan udara didalamnya telah
mencapai kesetimbangan.

Secara matematis, bulk density dirumuskan sebagai:

massa
bulk density= (Physical Properties of Foods, 2006)
volume bulk

Metode Percobaan

A. Alat dan Bahan


 Alat
1. Piknometer
2. Gelas ukur 1500 ml
3. Hidrometer
4. Timbangan
5. Cawan Petri 105 ml
6. Botol jam 250 ml
7. Termometer

 Bahan
1. Sirup
2. Teh
3. Kacang hijau
4. Kedelai kuning
5. Aquades
6. Jagung
7. Beras ketan
B. Cara Kerja
1. Densitas dan bobot jenis bahan cair
a) Dengan Piknometer
Piknometer, yang telah dibersihkan dan dikeringkan, ditimbang dan
dicatat beratnya (W1). Aquades, yang telah diukur dan dicatat suhunya,
diisikan ke dalam piknometer hingga penuh kemudian piknometer
berisi aquades tersebut ditimbang kembali (W2) setelah sebelumnya
badan piknometer dikeringkan terlebih dahulu. Piknometer
dikosongkan dan dikeringkan untuk kemudian diisi dengan bahan, yang
telah diukur dan dicatat suhunya, kemudian ditimbang (W3). Bobot
jenis bahan dapat dihitung dengan rumusan:
W 3−W 1
SG=
W 2−W 1
Sedangkan densitas dapat dihitung dengan rumusan:
ρL = (BJ)T x ρW
metode tersebut dikerjakan untuk semua sampel bahan cair dan dicatat
dalam tabel.
b) Dengan Hidrometer
Setiap sampel bahan dimasukkan ke dalam gelas ukur 1500 ml. Sampel
dalam gelas ukur kemudian ditera dengan hidrometer untuk kemudian
dicatat dan dianalisis data yang didapatkan dari alat agar didapatkan
nilai densitas dan bobot jenis sampel tersebut. Metode tersebut
dikerjakan untuk semua sampel bahan cair.
2. Densitas dan bobot jenis bahan butiran
Piknometer, yang telah dibersihkan dan dikeringkan, ditimbang dan dicatat
beratnya (W1). Aquades, yang telah diukur dan dicatat suhunya, diisikan ke
dalam piknometer hingga penuh kemudian piknometer berisi aquades tersebut
ditimbang kembali (W2) setelah sebelumnya badan piknometer dikeringkan
terlebih dahulu. Piknometer dikosongkan dan dikeringkan untuk kemudian diisi
dengan toluena, yang telah diukur dan dicatat suhunya, kemudian ditimbang
(W3). Piknometer dikosongkan dan dikeringkan untuk kemudian diisi dengan
bahan, yang telah diukur dan dicatat suhunya, kemudian ditimbang (W4).
Tanpa mengosongkan piknometer, toluena diisikan ke dalam piknometer
hingga penuh untuk kemudian ditimbang (W5). Bobot jenis bahan dapat
diketahui dengan rumusan:
W 4−W 1 W 3−W 1
SG= ×
W 3−W 1− (W 5−W 4 ) W 2−W 1
Metode tersebut dilakukan untuk semua sampel padat.
3. Bulk density
Wadah kosong, yang akan digunakan, diukur berat dan volumenya. Kemudian
wadah tersebut diisi dengan bahan sampel hingga penuh (dinding wadah harus
diketuk-ketuk atau digoyang-goyang) untuk kemudian ditimbang dan dicatat
data berat dan dihitung volumenya. Bulk density dari bahan dapat diketahui
dengan rumus:
massa bahan
bulk density=
volume bulk

You might also like