You are on page 1of 22
BUPATI GIANYAR PERTURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Menimbang Mengingat: ‘SANJIWANI GIANYAR BUPATI GIANYAR, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar adalah merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Gianyar yang sesuai Visi dan Misinya melayani masyarakat Kabupaten Gianyar dan sekitarnya yang membutuhkan jasa Rumah Sakit sebagai tempat Pelayanan Kesehatan, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar berdiri Tahun 1961, dan Tahun 1997 dinaikan Kelas Perawatanya menjadi Rumah Sakit Kelas C, sejak Tahun 2001 sebagai Rumah Sakit Kelas B non Pendidikan, dimana_struktur organisasi dan tata kerjanya mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar No.56 Tahun 2008, maka perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan peraturan internal rumah sakit dan peraturan internal staf medis; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c maka periu menetapkan Peraturan Bupati Gianyar tentang penetapan_peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar; Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I! dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat | Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1958 Nomor 422, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421), 10. “4 12, 13, 14, 15 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Ri Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas ‘Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4548), Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063), Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 153, Fambahan Lembaran Negara Republik’ donesia Nomor 5072); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik RI Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4502); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik RI Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4502); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik; Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Tehknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159.b/Menkes/Per/ll/1988 tentang Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 228/Menkes/SK/ i202 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772iMenkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws), 16 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di Rumah Sakit, 17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 398/Menkes/SK/V/1992 tentang Pedoman Organisasi dan tata Kerja Rumah Sakit; 18. Keputusan Bupati Gianyar Nomor 51 tahun 2002 tentang Penetapan RSUD Sanjiwani Kelas B Non Pendidikar 19. Keputusan Bupati Gianyar Nomor 437 tahun 2004, tanggal 22 Nopember 2004 tentang Pendelegasian Wewenang Urusan Kepegawaian di Bidang Kesehatan kepada Direktur RSUD Sanjwani Gianyar ; 20. Keputusan Bupati Gianyar Nomor 56 Tahun 2008 tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLUD) pada RSUD Sanjiwani Gianyar ; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN BUPATI GIANYAR TENTANG PENETAPAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR Di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan 1, Daerah adalah Daerah Kabupaten Gianyar 2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas — Iuasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang — undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Bupati adalah Bupati Gianyar. 4, Peraturan internal rumah sakit yang selanjutnya disebut PIRS adalah konstitusi yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit oleh Governing Board selanjutnya disebut Pemilik. 5. Pemilik Rumah Sakit adalah Pemerintah Kabupaten Gianyar yang lingkup tugas dan kewenangannya meliputi usaha rumah sakit, selanjutnya pemilik menunjuk perwakilan pemilik untuk menyelenggarakan dan mengelola rumah sakit. 6. Rumah Sakit Umum Daerah Sanijiwani Gianyar adalah sarana upaya kesehatan untuk _menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat pula dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga Kesehatan dan penelitian selanjutnya disebut Rumah Sakit. 7. Dewan Pengawas adalah badap yang melakukan pengawasan terhadap ‘operasional rumah sakit yang dibentuk dengan Keputusan Bupati atas usulan Direktur dengan keanggotaan yang memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. 8. Pengelola adalah Direktur beserta seluruh jajarannya yaitu pejabat struktural terdiri dari 1 orang Direktur, 3 orang Wakil Direktur, 6 orang Kepala Bidang, 18 Kepala Sub Bidang yang dalam jabatan struktural dipilin dan diangkat serta bertanggung jawab kepada Bupati Gianyar. 9. Direksi RSUD Sanjiwani Gianyar adalah pejabat pengelola rumah sakit yang terdiri dari Direktur, Wakil Direktur Pelayanan Medis, Wakil Direktur Penunjang Medis dan Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan. 10. Komite Medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua Kelompok Staf Medis Fungsional dan/atau yang mewakil 11, Staf Medik Fungsional adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerja puna waktu maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah sakit 12. Sub Komite adalah kelompok kerja di bawah Komite Medis yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus, yang anggotanya terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex officio. 13, Dokter adalah dokter umum dan dokter sepesialis yang memiliki jin praktek dibidang kedokteran dan yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medis di rumah ‘sakit. 14, Dokter Gigi adalah seorang tenaga medis yang memilki ijin praktek dibidang kedokteran gigi dan yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medis di rumah sakit. 15. Dokter Purna Waktu adalah dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan medis. 16. Dokter Paruh Waktu adalah dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan medis pada waktu tertentu yang disepakati bersama antara dokter dan dokter gigi bersama direktur. 17. Dokter Tamu adalah dokter yang karena keahiian atau reputasinya diundang oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan yang tidak atau belum dapat dilakukan oleh staf medis yang ada di Rumah Sakit atau untuk melaksanakan alin iimu pengetahuan dan teknologi. 48. Dokter Mitra adalah dokter yang direkrut oleh rumah sakit karena keahliannya, berkedudukan sejajar dengan rumah sakit, bertanggung jawab secata mandir dan bertanggung gugat secara proporsional sesuai kesepakatan atau ketentuan yang berlaku di Rumah Saki 19, Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, para medis keperawatan dan para medis non keperawatan. 20. Rapat Mingguan adalah rapat yang diselenggarakan rutin oleh pengelola setiap minggu untuk membahas permasalahan dan menyelesaikan permasalahan. 24, Rapat Khusus adalah rapat yang dilakukan oleh pemilik diluar jadwal rapat rutin untuk mengambil keputusan yang dianggap khusus. BAB II NAMA, ALAMAT KEDUDUKAN, MILIK DAN LOGO Pasal2 (1) Nama Rumah sakit adalah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR, selanjutnya disebut RSUD SANJIWANI GIANYAR. (2) Alamat di Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar. (3) RSUD SANJIWANI GIANYAR adalah milik Pemerintah Kabupaten Gianyar. (4) Logo RSUD Sanjiwani Gianyar adalah Ganesha yang berarti Pemimpin yang berpengetahuan tinggi dan dapat menyingkirkan segala rintangan untuk mencapai kebahagiaan dengan bentuk sebagai berikut (5) Filosofi Ganesha adalah a. memiliki kepala yang besar melambangkan lebih banyak menggunakan akal dalam memecahkan masalah. ‘b. Mata sipit berarti konsentrasi. c. Telinga besar bermakna mendengarkan ucapan-ucapan yang membersinkan jiwa serta menyerap pengetahuan d. Mematahkan satu gading sebagai lambang pengorbanan diri_ untuk menyelesaikan masalah yang merintangi kemajuan. ‘2. Mulut yang kecil bermakna mengontrol gerak mulut dan lidah. f. Belalai melambangkan efisiensi yang tinggi. g. Perut buncit melambangkan keseimbangan. fh. Memegang kapak bermakna penghancur rintangan dan sebagai lambang sifat ksattia, i, Tangan kiri Ganesha terdapat semangkuk manisan susu lambang kesenangan yang diperoleh setelah menghalau rintangan Tasbih perlambang sumber ilmu pengetahuan yang tiada habisnya Bunga teratai adalah lambang ilmu pengetahuan BAB Il MAKSUD DAN TUJUAN STATUTA. Pasal 3 (1) Maksudnya adalah untuk melindungi pasien dan pemberi pelayanan dari tindakan yang menyalahi aturan dan prosedur yang berlaku. (2) Tujuan statuta adalah: a. RSUD Sanjiwani Gianyar adalah merupakan institusi pelayanan kesehatan rujukan; b. Sebagai_ pedoman dasar yang harus ditaati oleh seluruh karyawan dalam menjalankan organisasi sesuai bidang tugas dan profesinya; ©. Sebagai_pertimbangan dalam membuat kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan organisasi; d. Sebagai suatu kekuatan hukum yang beriaku secara intemal dan wajib dipatuhi ‘oleh semua profesi yang ada dalam organisasi; dan . Memberikan jaminan kepada pasien tentang hak-haknya akan pelayanan yang profesional dan bermutu tinggi. BAB IV VISI_DAN MIS Pasal 4 (1) Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar adalah Menjadi terdepan dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan teknologi kesehatan berdasarkan Tri Hita Karana (2) Misi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar adalah a. Meningkatan mutu pelayanan kesehatan yang prima; b. Meningkatan pembelajaran dan penelitian; . Meningkatan pemberdayaan; dan d. Meningkatan kesejahteraan. BAB V FALSAFAH, TUJUAN STRATEGIS DAN NILALNILAI DASAR Pasal 5 (1) Falsafah rumah sakit merupakan nilai-nilai luhut yang diyakini oleh setiap petugas RSUD Sanjiwani Gianyar sebagai petunjuk dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada pasien/ masyarakat yang meliputi a. Pasien adalah aktivitas utama kami sebagai petugas rumah sakit b. Pasien adalah tujuan kami bekerja, oleh karena itu perhatian dan aktifitas akan kami curahkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. ¢. Pasien adalah informan yang potensial, melalui pelayanan dan penyuluhan Kesehatan yang tepat akan membantu cakupan dan jangkauan bagi masyarakat iuas; dan d. Kepuasan pasien adalah tujuan kami. (2) Tujuan strategis: a. melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat Gianyar, masyarakat Bali dan manca negara; b. melaksanakan’ pelayanan rawat jalan, gawat darurat, rawat inap dan pelayanan operasi; c, melaksanakan pelayanan rujukan dari Puskesmas, Rumah Sakit, dokter swasta, RS swasta, klik swasta dan lainnya, melaksanakan pelayanan gawat darurat 24 jam dan pelayanan ambulance; fe. melaksanakan lokus pendidikan dokter Unversitas Warmadewa dan jejaring Pendidikan fakultas kedokteran Universitas Udayana, pelatihan (Diklat RS) dan melaksanakan pendidikan D3 Keperawatan; f melaksanakan pelayanan administrasi yang cepat dan akurat dengan teknik Computerized Billing System ( CBS ) yang terintegrasi ke seluruh unit layanan rumah sakit, g. melaksanakan pelayanan informasi yang ramah, cepat dan tepat; h. meningkatkan pendapatan rumah sakit: dan meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit, 2 (3) Nilai-nilai dasar rumah sakit adalah: a. Kehormatan (Respect) : Pertimbangan dan penghargaan kepada semua orang, b. Kejujuran (Honesty) : Kebenaran dan kesungguhan dalam segala hal yang diucapkan, dikerjakan, akuntabel dan transparan; Keunggulan (Excelent) : Janji untuk melakukan yang terbaik setiap saat, Partisipasi (Participation) : Kemauan untuk menyumbang ide-ide yang baru dan menerima perubahan kearah yang lebin baik; e. Persatuan (Unity) : Mengutamakan kerjasama tim dan saling berbagi: Keamanan dan Kenyamanan : Adanya rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan kegiatan; dan a. Cepat dan Tepat (Quick & Right). ge BAB VI FUNGS| DAN KEGIATAN Pasal 6 Pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar dengan status Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan adalah : a. Rawat Jalan merupakan pelayanan medis sekunder (secunder health care) yang terdiri dari : 1. Poliklinik Umum oleh dokter umum; dan 2. Poliklinik Spesialis oleh dokter spesialis kecuali berhalangan dapat diganti oleh residen atau dokter umum dengan seijin Ketua Komite Medik Fungsional melalui ketua Staf Medik Fungsional. Sedangkan untuk pelayanan yang diberikan oleh dokter tamu harus mendapat jin Ketua Staf Medik Fungsional yang bersangkutan, 3. Polikiinik sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 dan angka 2 terdiri dari Konsultasi Gizi; Poliklinik Psikologi; Poliklinik Kandungan dan Kebidanan; Poliklinik Bedah; Poliklinik Anak; : Poliklinik Penyakit Dalam; Poliklinik Telinga Hidung dan Tenggorokan; Poliklinik Mata; Poliklinik Tumbuh Kembang; Poliklinik Paru; Poliklinik Kulit dan Kelamin; Poliklinik Jiwa (Psikiatri) |. Polikinik Syaraf (Neurologi); Poliklinik Rehabilitasi Medis; dan Poliklinik VCT. epacrr-se-pancD 4. Poliklinik Gigi oleh dokter gigi dan dokter gigi spesialis, b. Rawat Inap metiputi dari: 1. Berdasarkan kelas perawatan rawat inap a. Kelas Ill; b. Kelas Il; . Kelas |; dan d. Kelas VIP( utama, madyatama, dan mahottama). 2. Berdasarkan jenis penyakit a. Penyakit Dalam; b. Kebidanan dan Kandungan; c. Bedah; d. Anak; e. Neuralogi, THT: g. Jiwa; h. Mata; i. Kulit Kelamin; j. Gigi dan Mulut; dan k. Paru, . Pelayanan Gawat Darurat. d. Pelayanan Bedah e. Perawatan Intensif 4.Intensif Care Unit (ICU) 2.Neonatus Intensif Care Unit (NICU) Unit Hemodialisa; {. Pelayanan khusus yang meliput a.Unit Hemodal b.Unit Endoscopy & Colonoscopy; dan «. Isolasi flu burung, g. Pelayanan Penunjang Medis di RSUD Sanjiwani Gianyar meliput: Radiologi; Farmasi, Laboratorium; Gizi, CSSD; Binatu; dan , Pemulasaraan Jenazah, Nogsens BAB VII MANAJEMEN Pasal 7 (1) Susunan organisasi dan pedoman tugas pokok dan fungsi manajemen ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar dan Peraturan Bupati Gianyar Nomor 29 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar. (2) Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan corporate govemance dan clinical ance. (3) Staf Klinik bertanggungjawab atas Pelaksanaan Clinical Governance. BAB Vill DEWAN PENGAWAS Bagian Kesatu Pembentukan Dewan Pengawas Pasal 8 (1) Dewan Pengawas pengangkatannya dengan keputusan Bupati atas usulan Direktur. (2) Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 5 lima) orang dan paling sedikit 3 (liga) orang, serta seorang diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas. Bagian Kedua Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas Pasal 9 (1) Dewan Pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah Sakit yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dewan Pengawas berkewajiban : a. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai Rencana Bisnis dan ‘Anggaran yang diusulkan oleh Direktur, b, mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit dan memberikan pendapat serta saran kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan Rumah Sakit; c._memberikan nasehat kepada Direksi dalam melaksanakan pengelolaan Rumah Sakit d, melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Direksi Rumah Sakit, @, memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja; dan f melaporkan kepada Bupati tentang kinerja Rumah Sakit Bagian Ketiga Keanggotaan Dewan Pengawas Pasal 10 (1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur a. pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berkaitan dengan kegiatan Rumah Sakit; b. pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan . tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Rumah Sakit. (2)Pengangkatan Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Direksi, (8) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Dewan Pengawas, yaitu a. memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan Rumah Sakit, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; b, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pemah menjadi anggota Direksi atau Komisaris, atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah; dan ‘©, mempunyai kompetensi dalam bidang menajemen keuangan, sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publi. Bagian Keempat Masa Jabatan Dewan Pengawas Pasal 11 (1) Masa jabatan Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. (2) Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir. (3) Pemberhentian Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila a. meninggal dunia; . berhalangan tetap selama tiga (3) bulan berturut-turut dan atau mengalami cacat fisik dan atau mental; «. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan bai 4. tidak melaksanakan ketentuan Perundang-undangan; e. terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit, atau . dipidana penjara berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas Rumah Sakit (4) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di tetapkan dengan Keputusan Bupati. Sekretaris Dewan Pengawas Pasal 12 (1) Bupati_ dapat mengangkat sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas. (2) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan Pengawas. BAB IX PEJABAT PENGELOLA RUMAH SAKIT Bagian Kesatu Komposisi Pejabat Pengelola Pasal 13, Pejabat Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertanggungjawab terhadap kinerja operasional Rumah Sakit yang terdiri atas a. Direktur, bb. disebut Wadir Administrasi Umum & Keuangan; dan . Wadir Pelayanan Medis dan Wadir Penunjang Medis. Pasal 14 Direktur bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah terhadap operasional dan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar. Pasal 15 ‘Semua Pejabat Pengelola bertanggungjawab kepada Direktur sesuai bidang, tugas dan tanggungjawabnya. Bagian Kedua Pengangkatan Pejabat Pengelola Pasal 16 (1) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. (2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keablian berupa Pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam tugas jabatan. (3) Kebutuhan praitik bisnis yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kesesuaian antara Kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi sesual kemampuan keuangan Rumah Sakit (4) Pejabat Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Bupati. Bagian Ketiga Persyaratan menjadi Direktur dan Wakil Direktur Pasal 17 ‘Syarat untuk dapat diangkat menjadi Direktur adalah : seorang tenaga medis yang memenuhi kri kepemimpinan dan pengalaman di bidang pengelolaan Rumah Sakit; berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemandirian Rumah Sakit, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan yang dinyatakan pail; berstatus Pegawai Negeri Sipil dan atau Non Pegawai Negeri Sipil, bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan untuk menjalankan praktik bisnis yang sehat di Rumah Sakit dan bersedia untuk diaudit oleh pihak independen; dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi Direktur yang berstatus Pegawai Negeri Sipil integritas, Pasal 18 Syarat untuk dapat diangkat menjadi Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan adalah ‘a. memenuhi kriteria Keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di b. ©. Bagian umum, keuangan dan/ atau akuntansi, berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan Pelayanan Umum dan usaha guna kemandirian keuangan; mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan umum dan administrasi Rumah Sakit; mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pemegang keuangan perusahaan yang dinyatakan pailt; berstatus PNS; bersedia membuat surat pemyataan kesanggupan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan umum serta_mampu menjalankan prinsip pengelolaan keuangan yang sehat di Rumah Sakit; dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian. Pasal 19 Syarat untuk dapat diangkat menjadi Wakil Direktur Pelayanan adalah : seorang tenaga mi yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang pelayanan kesehatan, berkelakuan baik dan memiliki dé si untuk mengembangkan pelayanan yang profesional; ‘mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan Rumah Sakit; berstatus PNS atau Non PNS; bersedia membuat surat pemyataan kesanggupan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di Rumah Sakit; dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi yang berasal dari PNS. Pasal 20 ‘Syarat untuk dapat diangkat menjadi Wakil Direktur Penunjang adalah seorang tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang pelayanan kesehatan; berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan pelayanan yang profesional; i mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan Rumah Sakit; berstatus PNS atau Non PNS; . bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di Rumah Sakit; dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi yang berasal dari PNS. Bagian Keempat Pengangkatan dan Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur Pasal 21 (1) Direktur dan Wakil Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Gianyar. (2) Direktur dan Wakil Direktur dapat diberhentikan karena e-eaegn mengundurkan iri atas permintaan sendiri meninggal dunia; berhalangan secara tetap selama 6 (enam) bulan berturut-turut; tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik; melanggar misi, kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan; mengundurkan diri karena alasan yang patut; atau dipidana penjara berdasarkan putusan tetap lembaga peraditan Karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara 5 (ima) tahun dan atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas Rumah Sakit. Bagian Kelima Tugas Pokok dan Fungsi Direktur dan Wakil Direktur Pasal 22 ‘Tugas pokok dan fungsi Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar dan Wakil Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar sesuai Peraturan Bupati Gianyar Nomor 29 Tahun 2008. Pasal 23 Kewenangan Direktur sesuai ketentuan Peraturan Perundang - Undang yang berfaku meliputi a b c. memberikan perlindungan kepada dokter dengan memberi jaminan asuransi tanggung-gugat profesional; menetapkan kebijakan operasional rumah sakit, menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap rumah sakit, mengangkat dan memberhentikan pegawai rumah sakit sesuai peraturan Perundang-undangan; @, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai rumah sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. memberikan penghargaan kepada pegawai, karyawan dan profesional yang berprestasi tanpa atau dengan sejumlah uang yang besamya tidak melebihi ketentuan yang berlaku, 9g. memberikan sanksi yang bersifat mendidik sesuai dengan peraturan yang berlaku; : ‘h. mengusuikan pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dibawah direktur kepada Bup: i. mendatangkan ahii, profesional konsultan atau lembaga independen menakala diperiukan; j. menetapkan organisasi pelaksar tugas masing-masing; k, menandatangani perjanjian dengan pihak tain untuk jenis perjanjian yang bersifat teknis operasional pelayanan; |. mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di bawahnya; dan m. meminta’ pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua pejabat pengelola dibawah direktur. dan organisasi pendukung dengan uraian BAB X KOMITE MEDIK Bagian Kesatu Pasal 24 (1) Komite medik dibentuk guna membantu rumah sakit dalam mengawal mutu layanan kesehatan berbasis Keselamatan Pasien dibentuk Komite Medik dan merupakan wadah profesional di Rumah Sakit yang memiliki otoritas tertinggi dalam organisasi staf medis. (2) Pembentukan Komite Medik ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan masa kerja selama 3 (tiga) tahun, berkedudukan di bawah serta bertanggungjawab kepada Direktur. Bagian Kedua ‘Susunan, Fungsi, Tugas, Tanggungjawab dan Kewenangan Pasal 25 ‘Susunan Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar terdiri atas: Ketua, yang dijabat oleh Dokter yang di pilih oleh Staf Medik Fungsional; Wakil Ketua, yang dijabat oleh Dokter yang dipilih oleh Staf Medik Fungsional; Sekretaris, yang oleh Ketua Komite Medik; Bendahara, yang dipilin oleh Ketua Komite Medik; dan Anggota, yang terdiri dari semua Ketua Kelompok Staf Medis atau yang mewakil paecp Pasal 26 Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah (steering) dalam pemberian pelayanan medik, yang rinciannya adalah sebagai berikut : ‘a. memberikan saran pertimbangan kepada Direktur, b. mengkoordinasikan atau mengarahkan kegiatan pelayanan medik; c._menangani hal-hal berkaitan dengan ethical performance; dan d. menyusun Kebijakan pelayanan medik sebagai standar yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh staf mecik. Pasal 27 ‘Tugas Komite Medik adalah ‘a. membantu Direktur menyusun standar pelayanan medik dan memantau pelaksanaannya; b. membina etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi; ¢. mengatur kewenangan Klinik masing-masing Kelompok Staf Medik; d. membantu Direktur menyusun Peraturan Pola Tata Kelola Staf Medik (Medical Staff Bylaws) serta memantau pelaksanaannya; @. membantu Direktur menyusun kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan medikolegat; melakukan koordinasi dengan Wakil Direktur Pelayanan dalam melaksanakan Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas Kelompok Staf Medik; 9g. meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis; h. melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medik; dan i, memberikan laporan kegiatan kepada Direktur. Pasal 28 Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur meliputi hal-hal yang berkaitan dengan : ‘a. mutu pelayanan medik; b. pembinaan etik kedokteran; dan ©. pengembangan profesi medik. Pasal 29 Guna metaksanakan tugas dan tanggungjawabnya maka kepada Komite Medis diberikan kewenangan a. memberikan usulan rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis; b. memberikan pertimbangan _rencana__pengadaan, penggunaan_ dan pemeliharaan alat medis dan penunjang medis serta pengembangan Pelayanan; monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis; monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran; membina etika dan membantu mengatur kewenangan klinis; ‘membentuk tim klinis lintas profesi; dan memberikan rekomendasi kerjasama antar institusi e@>pao Pasal 30 (1) Persyaratan menjadi Ketua Komite Medis fungsional adalah: a. mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya; b. menguasai segi iimu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan dampak yang luas; peka terhadap perkembangan kerumah-sakitan; bersifat terbuka, bijaksana dan jujur, mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di lingkungan profesinya; 1 mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang tinggi; dan 9. pemah menjabat sebagai ketua Staf Medik Fungsional dilingkungan RSUD ‘Sanjiwani Gianyar. (3) Ketua Komite Medis Fungsional ditetapkan dengan Keputusan Direktur. pap Pasal 31 Pemberhentian Perangkat komite medik fungsional dan staf medik fungsional karena atas permintaan sendiri dan disetujui oleh anggota, berakhir masa jabatannya dan tidak terpilih kembali terkena hukuman disiplin oleh Majelis Hakim Kedokteran; dijatuhi hukuman pidana dan telah mendapat putusan tetap oleh pengadilan negeri sekurang-kurangnya 5 tahun; dan apabila ketua berhalangan maka 1(satu) orang perangkat dan atau anggota dapat ditunjuk untuk menggantkan dalam melaksanakan tugas sementara berdasarkan musyawarah anggota, eacge Pasal 32 Komite Medis dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sub Komite, yang terdiri dari a. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis; b. Sub Komite Kredensial; dan ¢. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi. Pasal 33 (1) Pembentukan Sub Komite ditetapkan oleh Direktur atas usulan Ketua Korite Medis setelah memperoleh kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medis. (2) Masa Kerja Sub Korite selama 3 (tiga) tahun, Pasal 34 ‘Susunan organisasi Sub Komite terdiri dari a. Ketua; b. Wakil Ketua; ¢. Sekretaris; dan d. Anggota yang diangkat dari unsur staf medis. Pasal 35 ‘Sub Komite mempunyai kegiatan sebagai berikut : ‘a. menyusun kebijakan dan prosedur kerja; dan b. membuat laporan berkala dan laporan tahunan yang berisi evaluasi selama setahun disertai rekomendasi untuk tahun anggaran berikutnya. Pasal 36 Tiap-tiap Sub Komite bertanggungjawab kepada Komite Medis mengenai pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Bagian Ketiga Rapat-Rapat Pasal 37 (1) Rapat Komite Medis Fungsional terdiri dari a. rapat rutin bulanan, dilakukan minimal sekali setiap bulan; ». rapat rutin bersama semua Kelompok Staf Medis dan atau dengan semua staf medis dilakukan minimal sekali setiap bulan; ¢. rapat_bersama Direktur dan Wakil Direktur Pelayanan dilakukan minimal sekal setiap bulan; d.rapat khusus, dilakukan sewaktuwaktu guna membahas masalah yang sifatnya sangat urgen; dan . rapat tahunan, diselenggarakan sekali setiap tahun. (2) Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medis atau Wakil Ketua dalam hal Ketua tidak hadir atau oleh salah satu dari anggota yang hadir dalam hal Ketua dan Wakil Ketua Komite Medis tidak hadir. (3) Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan kepada setiap anggota harus cilampiri salinan hasit rapat rutin sebelumnya. Pasal 38 Setiap rapat khusus dan rapat tahunan waiib dihadiri oleh Direktur, Wakil Direktur Pelayanan dan pinak-pihak lain yang ditentukan oleh Ketua Komite Medis. Pasal 39 (1) Keputusan rapat Kelompok Staf Medis dan atau Komite Medis didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan pemungutan suara. (2) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua atau Wakil Ketua berwenang untuk menyelenggarakan pemungutan suara ulang. (3) Perhitungan suara hanyalah berasal dari anggota Komite Medis yang hadir. Bagian Keempat Staf Medis Fungsional Pasal 40 (1) Staf Medis Fungsional adalah kelompok Dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. (2) Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan imu pengetahuan dan teknologi kedokteran (3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medis fungsional menggunakan pendekatan tim dengan tenaga profesi terkait. Pasal 41 ‘Semua Dokter yang melaksanakan praktik kedokteran di unit-unit pelayanan rumah sakit, termasuk unit-unit pelayanan yang melakukan kerjasama operasional dengan rumah sakit, wajib menjadi anggota staf medis fungsional Pasal 42 (1) Dalam melaksanakan tugas staf medis fungsional dikelompokkan sesuai bidang spesialisasi/ keahliannya atau menurut cara lain berdasarkan pertimbangan khusus. (2) Setiap kelompok staf medis fungsional minimal terdiri atas 2 (dua) orang dokter dengan bidang keahlian yang sama. (3) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak maka dapat dibentuk kelompok staf medis fungsional yang ter dengan keahlian berbeda dengan memperhatikan kemiripan disiplin ilmu atau tugas dan Kewenangannya, Pasal 43 Fungsi staf medis Rumah Sakit adalah sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis. Pasal 44 Tugas staf medis fungsional rumah sakit adalah: ‘a. melaksanakan kegiatan profesi yang komprehensif meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatf, b. membuat rekam medis sesuai fakta, tepat waktu dan akurat, cc. meningkatkan kemampuan profesi_ melalui program pendidikan atau pelatinan berkelanjutan; d. menjaga agar kualitas pelayanan sesuai standar profesi, standar pelayanan medis, dan etika kedokteran (sesuai dengan pedoman audit medis); dan fe. menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan pemantauan indikator mutu klinik Pasal 45 ‘Tanggungjawab Kelompok Staf Medis fungsional rumah sakit adalah a. memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medis Fungsional kepada Direktur terhadap permohonan penempatan dokter baru di rumah sakit untuk mendapatkan Surat Keputusan; b. melakukan evaluasi atas tampilan kinerja praktik dokter berdasarkan data yang komprehensif; ¢. memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medis Fungsional kepada Direktur terhadap permohonan penempatan ulang dokter di rumah sakit untuk mendapatkan Surat Keputusan Direktur; 4. memberikan kesempatan kepada para dokter untuk mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan; ft memberikan masukan melalui Ketua Komite Medis Fungsional kepada Direktur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktik kedokteran; melakukan perbaikan standar prosedur operasional serta dokumen-dokumen yang terkait minimal 3 tahun sekali; dan memberikan laporan secara teratur minimal sekali setiap tahun melalui Ketua Komite Medis Fungsional kepada Direktur atau Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Penunjang Medik tentang hasil pemantauan indikator mutu Klinik, evaluasi kinerja praktik Klinis, pelaksanaan program pengembangan staf, dan lain-lain yang dianggap pertu. Pasal 46 Kewajiban Kelompok Staf Medis Fungsional rumah sakit adalah b. © ‘menyusun standar operasional prosedur pelayanan medis, meliputi bidang administrasi, manajerial dan bidang pelayanan medis; menyusun indikator mutu Klinis; dan menyusun pembagian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya sesuai dengan ketentuan. Pasal 47 Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medis fungsional: a. b. °. 4. e. kelompok Staf Medis dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggotanya; ketua Kelompok Staf Medis dapat dijabat oleh Dokter Organik atau Dokter Mitra; Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medis diatur dengan mekanisme yang disusun ‘oleh Komite Medis dengan persetujuan Direktur; ketua Kelompok Staf Medis ditetapkan dengan keputusan Direktur, dan masa bakti Ketua Kelompok Staf Medis adalah minimal 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih Kembali untuk 1 (satu) kali periode berikutnya berturutturut. Pasal 48 ‘Staf Medik Fungsional Bedah; Staf Medik Fungsional Kebidanan dan Kandungan; ‘Staf Medik Fungsional Anak; ‘Staf Medik Fungsional Penyakit Dalam; ‘Staf Medik Fungsional Gigi dan Mulut; ‘Staf Medik Fungsional Neuro Psikiatry; ‘Staf Medik Fungsional THT; dan ‘Staf Medik Fungsional Anaestesi/ Reanimasi Bagian Kelima Tata Cara Pelayanan Medis Pasal 49 Jam kerja/ dina: a. visite dokter : untuk Kelas Ill sampai dengan kelas VIP oleh dokter spesialis, pada masing-masing SMF yang bertugas di RSUD Sanjiwani Gianyar kecuall pada hari tertentu sesual dengan kesepakatan pada masing-masing SMF ‘dapat di Visite oleh dokter umum dari anggota SMF; b. visite dokter i kelas Ill dapat dilimpahkan kepada Dokter umum/ Residen; ¢. visite dokter tamu di kelas Ill sampai dengan VIP dibenarkan apabila ada kontrak kerja dengan rumah sakit dan telah mendapat persetujuan dari Komite Medik Fungsional; dan d. visite dokter tamu diperbolehkan untuk mendapat second opinion setelah mendapat persetujuan dari Komote Medik Fungsional. luar jam kerja: a. visite dokter dikelas Ill sampai dengan dikelas VIP oleh dokter spesialis yang bertugas di RSUD Sanjiwani Gianyar kecuali ada pelimpahan wewenang sesuai dengan kesepakatan pada masing-masing SMF dapat di visite oleh dokter umum; b. visite dokter dikelas Ill sampai dengan dikelas VIP dapat dilimpahkan kepada Dokter umum / residen jaga; dan ¢. visite dokter tamu di kelas il! sampai dengan di Kelas VIP dibenarkan apabila ada kontrak Kerja dengan rumah sakit dan telah disetujui oleh Komite Medik Fungsional. (3. Dokter jaga spesialis a laporan pada dokter spesialis jaga melalui telepon ( on call) dan dokter spesialis dinaruskan datang apabila penderita memerlukan tindakan medis, spesialistik yang apabila tidak dilaksanakan akan mengancam jiwa penderita; b. instruksi dari dokter spesialis harus dicatat dengan jelas disertai waktu/ jam instruksi dalam rekam medis penderita; c. pelimpahan tindakan medis spesialistk kepada dokter umum (dokter jaga) tetap merupakan tanggung jawab dokter spesialis yang memberi instruksi melalui alat komunikasi; dan 4. dokter spesialis jaga dapat melaksanakan tindakan pemberian obat secara oral maupun IM/IV untuk menyelamatkan jiwa penderita pada kasus emergency tanpa persetujuan bila penderita tidak ada pendamping keluarga Bagian Keenam Rekam Medis Pasal 50 (1) Setiap dokter yang bertugas di RSUD.Sanjiwani Gianyar dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan di Rawat Jalan , bangsal rawat inap, Instalasi bedah sentral, Instalasi Gawat darurat maupun di ruang khusus lainnya (ICU, NICU dan lain lain) harus mengisi berkas Rekam medik Rawat Inap atau Rawat Jalan/ Rawat darurat (2) Rekam Medik sebagaimana dimaksud ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan. (3) Setiap pengisian rekam medik harus diberi nama,waktu dan tanda tangan/ paraf dokter / dokter gigi yang memberi pelayanan atau tindakan medik (4) Rekam medis berpasangan dengan informed consent untuk membenarkan adanya tindakan medis (medica! intervention) terhadap pasien kecuali ada refusal consent (menolak persetujuan), Bagian Ketujuh Persetujuan Tindakan Medik Kedokteran (Informed Consent ) Pasal 51 (1) Persetujuan tindakan medik kedokteran (Informed Consent) merupakan Pernyataan persetujuan pasien dalam hal akan dilakukan tindakan medik terhadap pasien. (2) Pengadaan persetujuan tindakan medik Kedokteran (informed consent) merupakan wajib hukum Kesehatan yang beraspek hukum intemasional dan nasional, balk dari norma piagam intemasional/ dekalrasi internasional maupun norma perundang-undangan, Lex Spesiaiis. (3) Persetujuan sebagaimana pada ayat (1) diberi setelah pasien mendapat enjelasan lengkap yang sekurang kurangnya mencakup: a. diagnosis dan tata cara tindakan mecik; tujuan tindakan medik yang ditakukan: ¢. alternatif tindakan lain dan resikonya 4. resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan . prognosis terhadap tindakan yang dilakukan (4) Persetujuan sebagai mana dimaksud pada ayat (3) dapat diberi secara lisan ‘maupun tertulis, (5) Untuk tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis pada format yg telah disediakan oleh RSUD.Sanjiwani Gianyar dan ditanda tangani olen dokter/dokter gigi yang member tindakan dan pasien. (6) Fungsi persetujuan tindakan medik kedokteran (Informed Consent) dan menolak persetujuan (Refusal Consent) adalah hak pribadi pasien kecuali pasien tidak sadar, atau dibawah umur tertentu, atau tindakan medis beresiko tinggi dapat iwakili atau didampingi orang lain, Bagian Kedelapan Pengaduan Pasal 52 Pengaduan atas adanya dugaan pelanggaran disiplin, kesalahan tindakan medis (medical error) dan medical malpraktice dokter dan dokter gigi dalam menjalankan tugas di RSUD Sanjiwani Gianyar ditangani oleh Direksi rumah sakit melalui Komite Medik Fungsional dan Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Bagian Kesembilan Perfindungan Hukum Kesehatan Pasal 53 (1) Hukum kesehatan adalah bersifat Lex Spesialis yang mengandung perlindungan hukum untuk pelayanan kesehatan tethadap tugas profesi kesehatan, pasien dan institusi/ sarana kesehatan. (2) Memuat norma hukum dan sanksi hukum Kesehatan dalam berbagai aspek Kesehatan, diantaranya terdapat aspek Wajib Hukum yang harus dipatuhi dan Standar Profesi Kesehatan sebagai tolok ukur baik atau buruknya pelayanan Kesehatan dalam masyarakat. () Konflik kepentingan para pinak dapat berwujud Medical Error dan Medical Malpractice merupakan suatu sengketa dalam hubungannya dengan profesi Kesehatan harus dapat diselesaikan melalui Peradilan Profesi bukan Peradilan Umum (PN). BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 54 Pada saat peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan intemal Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar (Hospital by Law) Tahun 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 55 Peraturan Bupati ini mulai bertaku pada tanggal diundangkan ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita Daerah Kabupaten Gianyar. Ditetapkan di Gianyar pada tanggal 2 Nopember 2011 BUPATI GIANYAR, 7 yJoKoKA ARTHA ARDHANA SUKAWATI Pr Diundangkan di Gianyar pada tanggal 2 Nopember 2011 ‘SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR, COKORDA GDE PUTRA NINDIA, BERITA DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2011 NOMOR 38

You might also like