You are on page 1of 9

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 3 November 2012

ANALISIS DATA EKSPLORASI BIJIH NIKEL LATERIT UNTUK ESTIMASI


CADANGAN DAN PERANCANGAN PIT PADA PT. TIMAH EKSPLOMIN DI DESA
BALIARA KECAMATAN KABAENA BARAT KABUPATEN BOMBANA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Woro Sundari

Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui, - Kupang (NTT)
Email : worosundari@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted at KP PT. Timah Eksplomin that administrative lies at Baliara Village
Kabaena District Bombana Regency Tenggara Sulawesi Province. Mining methods are applied to PT. Timah
Eksplomin is selective mining, a mining method in which the separation between the overburden and ore directly
in the pit / quarry. The purpose of this research was to determine levels of reserves based on the distribution of
high grade and medium grade nickel laterite, determine the method of calculation of reserves and the quantity of
nickel laterite reserves in the study area and know the input-output for the design of the pit or pit design.
Mineable reserve calculation results based on% Ni with high grade values are 1.81 to 3.06, medium grade
and low grade from 1.65 to 1.78 0.52 to 1.31. Calculation of reserves each borehole using the area of influence to
the total volume is 390,000 tons and ore reserve calculations using Surpac is 314 796 tonnes. While the total
volume of overburden (OB) 1.095 million BCM. Striping ratio (SR) is 1:3. In the designing aspect of pit
parameters on the input-output Surpac is the coordinates x, y, z, topographic data and the spread of nickel (Ni).

Keywords : High grade. Medium grade dan Striping ratio

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di wilayah KP PT. Timah Eksplomin yang secara administratif terletak di Desa
Baliara Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode penambangan
yang diterapkan PT. Timah Eksplomin adalah selective mining, yaitu suatu metode penambangan dimana
dilakukan pemisahan antara overburden dan ore secara langsung di pit/tambang. Adapun tujuan dari kegiatan
penelitian ini adalah mengetahui besar cadangan berdasarkan distribusi kadar high grade dan medium grade dari
nikel laterit, menentukan metode perhitungan cadangan dan kuantitas cadangan nikel laterit di daerah studi dan
mengetahui input-output untuk desain pit atau perancangan pit. Hasil perhitungan cadangan tertambang
berdasarkan % Ni dengan nilai high grade adalah 1,81-3,06, medium grade 1,65-1,78 dan low grade 0,52-1,31.
Perhitungan cadangan tiap lubang bor menggunakan metode daerah pengaruh untuk total volume ore adalah
390.000 ton dan perhitungan cadangan menggunakan surpac adalah 314.796 ton. Sedangkan total volume
overburden (OB) 1.095.000 BCM. Striping ratio (SR) adalah 1:3. Dalam aspek perancangan pit parameter-
parameter input-output pada surpac adalah koordinat x, y, z, data-data topografi dan bentuk badan bijih.

Kata kunci : High grade. Medium grade dan Striping ratio

PENDAHULUAN
Nikel laterit merupakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena pada
masa sekarang dan masa akan datang kebutuhan nikel semakin meningkat (disamping dari kebutuhan
lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga mendorong minat pengusaha untuk membuka
pertambangan nikel). Nikel memiliki banyak kegunaan antara lain dalam pembuatan baja yang tahan
karat, bisa juga dipakai sebagai alat - alat laboratorium (Fisika dan Kimia), serta banyak lagi fungsi
lainnya, sehingga menarik sekali untuk dikelola. Nikel diperoleh dari endapan yang terbentuk akibat
proses oksidasi dan pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0.2-0.4 %. Jenis-jenis
mineral tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphibole. Umumnya ditemukan pada daerah
tropis, dikarenakan curah hujan yang mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi, drainase,
tenaga tektonik dan struktur geologi. Endapan merupakan bijih yang dihasilkan dari proses oksidasi
dan pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi.
PT. Timah Eksplomin merupakan salah satu perusahaan tambang nikel laterit yang
B-252
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

berlokasi di Desa Baliara Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi
Tenggara, telah melakukan kegiatan eksplorasi sejak tahun 2006 dan sekarang sudah mencapai
tahapan produksi. Metode penambangan yang diterapkan PT. Timah Eksplomin adalah selective
mining, yaitu suatu metode penambangan dimana dilakukan pemisahan antara overburden dan ore
secara langsung di pit/tambang.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis data eksplorasi tiap lubang bor untuk menentukan
besar cadangan berdasarkan distribusi high grade dan medium grade dari nikel laterit, perhitungan
cadangan dan menentukan parameter input untuk design pit atau perancangan pit berdasarkan data
bor.
Maksud dan manfaat penelitian ini adalah :
1. Mengetahui besar cadangan berdasarkan distribusi high grade dan medium grade dari nikel laterit.
2. Menentukan metode perhitungan cadangan dan kuantitas cadangan nikel laterit di daerah studi.
3. Mengetahui input-output untuk desain pit atau perancangan pit.

METODE
Genesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit, Proses pembentukan nikel laterit diawali dari
proses oksidasi dan pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini
banyak mengandung olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil
dan mudah mengalami proses pelapukan.
Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana
batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada
umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan
lateritik. Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan silika dari profil
laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk konsentrasi endapan
hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co.
Nikel laterit dapat dibagi menjadi beberapa zona. Profil nikel laterit dideskripsikan dan
diterangan oleh daya larut mineral dan kondisi aliran air tanah.
 Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
 Lapisan Limonit Berkadar Menengah (Medium grade limonit)
 Lapisan Bijih (Saprolit)
 Lapisan Batuan Dasar (Bedrock)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah:


 Batuan asal, adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit, batuan asalnya adalah batuan ultrabasa. Dalam hal ini pada batuan ultrabasa terdapat
elemen Ni yang paling banyak di antara batuan lainnya dan mempunyai mineral-mineral yang
paling mudah lapuk atau tidak stabil (seperti olivin dan piroksin), mempunyai komponen-
komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
 Iklim, adanya siklus musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan
penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan
sekaligus akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu
terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan
mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan. Dengan kondisi curah hujan tinggi pada
wilayah Kabaena selama enam bulan (Desember - Mei) akan mempercepat proses pelapukan
kimia dimana nikel laterit mudah terbentuk.
 Reagen-reagen kimia dan vegetasi, maksud dari reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan
senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung
CO2 memegang peranan penting di dalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus
menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah pH larutan. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan: Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar
pohon-pohonan, akumulasi air hujan akan lebih banyak, humus akan lebih tebal keadaan ini

B-253
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat
endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi.
 Topografi, keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan
mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau
pori-pori batuan. Akumulasi endapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai
kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak
daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.
 Struktur yang sangat dominan adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur
patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas (kemampuan batuan untuk
meloloskan air) dan permeabilitas (kemampuan batuan untuk menahan air) yang kecil sekali
sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih
memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.

Perancangan (design) adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang
rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya.
Perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan tambang yang
berkaitan dengan masalah-masalah geometrik. Pada umumnya ada dua tingkat rancangan yaitu:
 Rancangan konsep (conceptual design)
Suatu rancangan awal atau titik tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan
secara garis besar dan baru dipandang dari beberapa segi yang terpenting, kemudian akan
dikembangkan agar sesuai dengan keadaan nyata di lapangan.
 Rancangan rekayasa atau rekacipta (engineering design)
Suatu rancangan lanjutan dari rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan lengkap
berdasarkan data dan informasi hasil penelitian laboratorium serta literature dilengkapi
dengan hasil-hasil pemeriksaan keadaan lapangan.
Rancangan konsep pada umumnya digunakan untuk perhitungan teknis dan penentuan
urutan kegiatan sampai tahap study kelayakan, sedangkan rancangan rekayasa (rekacipta)
dipakai sebagai dasar acuan atau pegangan dari pelaksanaan kegiatan sebenarnya di lapangan
yang meliputi rancangan batas akhir tambang, tahapan penambangan, penjadwal produksi dan
material buangan (waste). Rancangan rekayasa tersebut biasanya juga diperjelas menjadi
rancangan bulanan, mingguan dan harian. Dalam pembuatan design pit, dimana terlebih
dahulu dibuat dasar pit dan menentukan ram atau jalan berdasarkan dua titik sesuai dengan
keadaan topografi dan bentuk badan bijih. Setelah dasar pitnya selesai dilanjutkan dengan
menentukan lebar berm 3 meter, tinggi bench 6 meter dan kemiringan 30 0. Pertimbangan
Ekonomis:
1. Perhitungan Kadar Batas (Cut Off Grade), Cut off grade merupakan kadar endapan bahan galian
terendah yang masih memberikan keuntungan apabila ditambang. Cut off grade inilah yang akan
menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan
mixing/blending.
2. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off Grade = BECOG)
 Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan nilai parameter yang
diinginkan (misalnya: berapa jumlah produk yang harus dijual) sedemikian rupa sehingga
pendapatan tepat sama dengan ongkos atau biaya yang dikeluarkan (keuntungan = nol).
 Dalam pertambangan, yang ingin kita ketahui adalah berapa kadar bijih yang menghasilkan
angka yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih tadi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk menambang serta memprosesnya. Kadar ini dikenal dengan nama kadar
batas pulang pokok atau break even cut-off grade.
3. Kadar Batas Proses

B-254
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

 Bila tingkat produksi dari pabrik pemrosesan bijih telah ditentukan, misalnya untuk pabrik
flotasi bijih sulfida, maka perhitungan cut-off grade harus memasukkan biaya-biaya umum
administrasi.
 Kadar batas ini kadang-kadang disebut kadar batas pengolahan (process cut-off), yakni kadar
terendah yang dapat menutupi biaya pengolahan langsung. Dalam operasi penambangan, jika
mempunyai pabrik pengolahan mill) dan tambang mengalami kekurangan bijih yang akut, maka
process cut-off ini biasanya merupakan kadar terendah yang masih dapat dipertimbangkan
untuk dikirimkan ke pabrik.
4. Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (Break Even Stripping Ratio)
 Nisbah pengupasan didefinisikan sebagai nisbah dari jumlah material penutup (waste) terhadap
jumlah material bijih (ore). Pada tambang bijih, nisbah ini biasanya dinyatakan dalam ton
bahan galian/ton ore.
Untuk geometri penambangan yang ditetapkan, nisbah pengupasan merupakan fungsi dari
kadar batas.
 Untuk menentukan pemilihan system penambangan yang akan diterapkan, tambang terbuka
(surface mine) atau tambang dalam/bawah tanah (underground mine), maka perlu dipelajari
nisbah pengupasan pulang pokok/impas (break even stripping ratio=BESR), yaitu
perbandingan biaya penambangan bawah tanah dengan biaya penambangan terbuka dalam
bentuk rumus:

Permodelan dan Estimasi Sumberdaya, Permodelan merupakan tahap awal untuk melakukan
estimasi kadar yang berlanjut ke estimasi sumberdaya. Hasil dari estimasi sumberdaya tersebut akan
dapat dijadikan sebagai cadangan jika memenuhi beberapa ketentuan. Metode perhitungan yang
digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Setelah perhitungan
sumberdaya selesai, yang harus dilakukan adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok
yang dibuat setelah proses permodelan.
Basis Data Komputer, pembuatan suatu model sumberdaya/cadangan yang representif dan
cukup detail tentunya membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dan waktu pengerjaan yang lama.
Dengan adanya teknologi komputer pada saat ini maka sangat membantu untuk mempermudah
pekerjaan tersebut dalam pengolahan, klasifikasi, dan interprestasi data. Data pada umumnya bisa
dipereoleh dari populasi cebakan bijih dengan cara pengeboran, surface, sampling, dan tunnel/stope
sampling dengan berbagai metode percontohan batuan.
Penelitian ini menghasilkan garis besar klasifikaasi sumberdaya bijih sebagai berikut :
1. Sumberdaya tereka (inferred reseurces), yaitu pada area-area yang telah dilakukan
pemboran/sampling dengan spasi yang lebih besar dari 50 m atau pada badan bijih yang sulit
dilakukan interprestasi antar section. Sumberdaya mineral yang dimana tonase, kadar dan
kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan rendah. Pada tahap ini dilakukan
asumsi dari fakta-fakta geologi yang ada, dan tidak ada verifikasi dari informasi geologi dan/atau
kemenerusan kadar. Informasi-informasi yang didapat dari lokasi outcrop, paritan, test-pit, lubang
bor dimana informasi yang didapat terbatas dan kualitasnya tidak pasti dan masih diragukan.
2. Sumberdaya terindikasi (indicated resources), yaitu apabila pemboran/sampling dilakukan dengan
jarak spasi 25-50 m dan pada badan bijih yang cukup tebal/strukturnya cukup jelas. Sumberdaya
mineral dimana tonase, densiti, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat
diestimasi dengan range dari reasonable sampai confidence. Estimasi didasarkan pada informasi
ekplorasi, sampling, dan hasil pengujian yang terkumpul melaui teknik-teknik tertentu yang terujih
dari lokasi pengambilan sample misalnya singkapan, trench (paritan), sumur uji (test pit) atau
lubang bor. Lokasi yang diteliti terlalu luas dibandingkan informasi-informasi yang dikumpulkan
sehingga tidak cukup untuk melakukan asumsi kemenerusannya.
3. Sumberdaya terukur (measured resources), yaitu apabila pemboran dilakukan pada jarak spasi
12,5-25 m. Sumberdaya mineral dimana tonase, kerapatan, bentuk, karasteristik fisik, kadar dan
kandungan mineral dapat diestimasikan dengan tingkat keyakinan yang tinggi. Estimasi didasarkan
pada informasi detail yang didapat dari kegiatan eksplorasi, sampling, dan data-data yang yang
dikumpulkan dari lokasi-lokasi singkapan, trench (paritan), sumur uji (test pit), lubang bukaan dan
B-255
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

lubang bor dan telah teruji dengan menggunakan teknik tertentu. Antar luas lokasi penelitian
dengan data-data yang dikumpulkan mempunyai relasi yang kuat sehingga cukup untuk
mengkomfirmasi kemenerusan geologi dan/atau kadar.

Aplikasi Perangkat Lunak Surpac, sSurpac merupakan salah satu perangkat lunak terpadu
yang dirancang khusus untuk industri pertambangan dan biasa digunakan untuk keperluan pengolahan,
database, analisis data eksplorasi, geologi, geokimia, mekanika batuan, pemetaan, pemodelan badan
bijih, perancangan tambang bawah tanah dan tambang terbuka serta perencanaan penjadwalan
produksi. Surpac mempunyai komitmen untuk memberikan solusi dalam setiap tahapan proses dalam
siklus Mine Planning baik untuk tambang terbuka (open pit mining), tambang bawah tanah
(undergraund mining), maupun industri mineral (quari). Perangkat lunak tersebut memiliki fasilitas
agar data hasil olahannya dapat diaplikasikan oleh perangkat lunak tambang lainnya. Perangkat ini
memiliki standar internasional dalam interprestasi keadaan geologi dan mineralisasi sehingga
resources dapat dianalisis, ditentukan, divisualisasikan serta dihitung dan selanjutnya menggunakan
kumpulan parameter penambangan didapat reserve. Selain itu perangkat ini menggunakan komponen
standar yang sesuai untuk membuat solusikomprehensif dalam aktifitas eksplorasi dan penambangan.
Metode Perhitungan Cadangan, cadangan merupakan bagian dari sumber daya yang
berdasarkan kelayakan ekonomi dan ditinjau dari berbagai aspek, bahan galian tersebut dapat
ditambang. Aspek yang menentukan kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi, teknologi,
(penambangan dan pengolahan) pemasaran, lingkungan, social, peratutan perundang-undangan dan
kebijaksanaan pemerintah. Metode perhitungan cadangan pada PT. Timah Eksplomin adalah
menggunakan metode daerah pengaruh. Dimana daerah pengaruh merupakan daerah kisaran sebaran
dari lubang bor, jika spasinya 50 meter maka pengaruh terhadap titik bor yang lain adalah 25 meter.
Menghitung cadangan dengan cara mempergunakan metoda daerah pengaruh
3
4
2 Metoda included dan extended area
1
5

50
6

Bila spesifikasi gravity dari bijih


= daerah pengaruh titik satu dapat diukur (S1)
(V%) = S1 x t1 x k1 = misalnya Ni 1
t 1= ketebalan endapan bijih pada titik 1 tonnage bijih = S1 x t1 x k1 x 1,5 (tonnage %)
S1= daerah pengaruh

Metoda included area - cadangan dihitung di dalam batas-batas yang ada (pola
penyampelan bujur sangkar = sisi x sisi

Teknik Pengumpulan Data, metode yang dilakukan tidak langsung yaitu secara pengolahan
data sekunder. Data dari lapangan diolah dan dianalisis menghasilkan kesimpulan berupa output
berbentuk model dan tabulasi berdasarkan informasi data tersebut.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Studi Literatur dilakukan sebelum dan selama penelitian.
b. Pengamatan Lapangan yaitu : data-data bor, data curah hujan, data kondisi topografi dan geografi
daerah penelitian , Lokasi kuasa pertambangan serta kondisi geologi daerah penelitian

Pengolahan dan Analisis Data, dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif.. Pengolahan data
secara kuantitatif : Pengolahan data yang dilakukan data aktual dari lapangan dan
diinterpretasikan dengan angka. Pengolahan data secara kualitatif :dilakukan pada model endapan
B-256
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

nikel laterit dan data-data sekunder lainnya seperti peta topografi dan peta sebaran titik lubang bor
(collar, geologi dan survey).
Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian adalah analisis
matematis utamanya terhadap analisis data eksplorasi tiap lubang bor untuk menentukan besar
cadangan berdasarkan distribusi atas high grade dan medium grade dari nikel laterit, perhitungan
cadangan dan menentukan parameter input untuk design pit atau perancangan pit berdasarkan data bor.
Dimana data diolah dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel (Microsoft Excel) yaitu data mentah
dari lapangan diolah dan diinput kedalam program surpac yaitu berupa data collar, survey dan geologi

Gambar 1. Diagram alir penelitian


PEMBAHASAN
Dalam perhitungan cadangan tertambang dilihat dari analisis data bor dan sesuai dengan
standar dengan harga pasaran yaitu high grade >=1,8, medium grade >=1,6<=1,79 dan low grade
<1,59. Perhitungan cadangan tertambang ada 2 tahap antara lain:
 1,3%-1,59 untuk disimpan (menanti permintaan pasar)
 1,6% ke atas dijual dipasaran

Gambar 2. Grafik % Ni berdasarkan nilai high Gambar 3. Grafik % Ni berdasarkan nilai high
grade, medium grade, dan low grade grade, medium grade, dan low grade

Berdasarkan grafik %Ni tiap lubang bor maka dapat diketahui kadar Ni secara high grade
(1,81-3,06), medium grade (1,65-1,78) dan low grade (0,52-1,31).
Perhitungan cadangan tertambang berdasarkan grafik dan nilai HG, MG dan LG tiap Hole ID dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Berdasarkan grafik hubungan antara %Ni, %Fe dan % Si diatas kadar Ni antara 1.81-3,06,
kadar Fe antara 1.0-18,71 dan kadar Si berkisar antara 1.0-26,69. Endapan Fe yang bersenyawa
dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, keadaan endapan tidak stabil,
sedangkan nikel (Ni) akan tetap tertinggal didalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang
masuk kedalam tanah terus berlangsung. Fe akan tertinggal di zona limonit sebagai konsentrasi residu.

B-257
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

Tabel 1. Perhitungan cadangan tertambang %Ni Tabel 2. Perhitungan cadangan tertambang


berdasarkan nilai HG, MG dan LG %Ni,%Fe dan %Si

Perhitungan lamanya penambangan


 Medium grade >=1.6 dan <=1.79
- Total cadangan: 122.500 ton
- Estimasi total cadangan IUP: 612.500 ton
- Target produksi: 50.000/bulan

Lamanya penambangan =
 cadanganIUP 
612.500ton = 12,25 bulan  12,25 = 1,02 tahun
target produksi 50.000 ton/bulan 12
 High grade >=1,8
- Total cadangan: 267.500 ton
- Estimasi total cadangan IUP: 1.337.500 ton
- Target produksi: 50.000/bulan
Lamanya penambanga n =
 cadanganIU P 
1.337.500ton = 26,75 bulan
target produksi 50.000 ton/bulan
26,75 = 2,21 tahun

12
Hasil estimasi mineral nikel pada peneliitian ini diklasifikasikan ke dalam sumberdaya
terukur dan juga dapat dikatakan sebagai sumberdaya ekonomis dengan memasukkan unsur nilai Cut
Off Grade yang tersusun dalam beberapa skenario. Secara umum jika suatu sumberdaya sudah terlibat
unsur nilai Cut Off Grade bisa dikatakan sebagai klasifikasi cadangan. Secara lebih spesifik,
klasifikasi sumberdaya yang digunakan pada penaksiran bijih nikel pada Blok Alfa bisa didasarkan
pada klasifikasi yang sesuai yaitu :
 Sumberdaya tereka (inferred reseurces), yaitu pada area-area yang telah dilakukan
pemboran/sampling dengan spasi yang lebih besar dari 50 m atau pada badan bijih yang sulit
dilakukan interprestasi antar section.
 Sumberdaya terindikasi (indicated resources), yaitu apabila pemboran/sampling dilakukan dengan
jarak spasi 25-50 m dan pada badan bijih yang cukup tebal/strukturnya cukup jelas.
 Sumberdaya terukur (measured resources), yaitu apabila pemboran dilakukan pada jarak spasi
12,5-25 m. Sumberdaya mineral dimana tonase, kerapatan, bentuk, karasteristik fisik, kadar dan
kandungan mineral dapat diestimasikan dengan tingkat keyakinan yang tinggi.

B-258
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

Analisis Cadangan Berdasarkan Data Bor, perhitungan cadangan di PT.Timah Eksplomin


menggunakan metode daerah pengaruh yaitu metode included area (cadangan dihitung di dalam batas-
batas yang ada, pola penyampelan bujur sangkar = sisi x sisi).

50 m

Gambar 4. Metode Included Area

Perhitungan cadangan nikel laterit di daerah penelitian dilakukan berdasarkan pada data
yang diperoleh dari pemboran eksplorasi. Data-data pemboran tersebut akan dianalisis sesuai dengan
kadar nikel baik secara high grade, medium grade dan low grade sehingga dapat mengetahui volume
total ore dan overburden (OB). Dari hasil perhitungan cadangan tiap lubang bor untuk total volume
ore adalah 390.000 ton dan total volume OB (overburden) 1.095.000 BCM maka striping ratio (SR)
adalah 1:3.
Perhitungan Cadangan Menggunakan Program Surpac, perhitungan volume Ore
- Pada Volume 1 : Surface area: 47124 : Volume : 164156
- Pada Volume 2 ; Surface area: 58723 ; Volume : 134372
- Pada Volume 3 ; Surface area: 7688 ; Volume : 6481
- Pada Volume 4 ; Surface area: 4410 ; Volume : 9787
Jadi, total volume Ore tiap Hole ID adalah: 314.796 x 1 = 314.796 ton.

Parameter Input untuk Design Pit atau Perancangan Pit, parameter Input untuk Perhitungan
Cadangan (Volume). Basis data assay dan data informasi geologi adalah data-data dasar
didalam proses permodelan dan estimasi sumberdaya bijih. Vertifikasi data merupakan hal yang
penting dilakukan.kesalahan minor pada satu nilai individual dapat memberikan effect terhadap
penghalusan korelasi, analisis statistik parameter ataupun geoststistik. Vertifikasi data dilakukan
sebelum dan sesudah model dibuat, namun sebelum dilakukan perhitungan sumberdaya.
Parameter Input untuk Pembuatan Badan Bijih (Ore Body) dan Design Pit, Pembuatan
Badan Bijih (Ore Body). Parameter-parameter input untuk permodelan adalah koordinat x, y, z,
penyebaran nikel (Ni) dan data-data topografi untuk melakukan pembuatan suatu badan bijih.
Permodelan dan estimasi sumberdaya blok Alfa dilakukan dalam dua tahap utama yaitu pertama
permodelan badan bijih nikel kemudian dilanjutkan ke tahap estimasi sumberdaya dengan
menggunakan metode inverse distance power.
Dalam proses permodelan badan bijih, dilakukan korelasi-korelasi dari setiap
section/penampang bor yang dimiliki zona yang sama. Korelasi-korelasi tersebut secara 3 dimensi
kemudian dihubungkan dengan ireframe/kerangka bijih. Korelasi dan wireframe tersebut disesuaikan
dengan kondisi topografi sehingga model yang dihasilkan menjadi smooth atau tidak saling overlap.
Kemudian terdapat beberapa daerah yang langsung ke horizon saprolit. Kemungkinan pada daerah ini
terjadi proses geologi seperti erosi atau proses alam lainnya.

Gambar 5. Badan bijih Gambar 6. Salah Satu Contoh Design Pit

B-259
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 3 November 2012

Pembuatan Design pit, dalam pembuatan design pit, dimana terlebih dahulu dibuat dasar pit
dan menentukan ram atau jalan berdasarkan dua titik sesuai dengan keadaan topografi dan bentuk
badan bijih. Setelah dasar pitnya selesai dilanjutkan dengan menentukan lebar berm 3 meter, tinggi
bench 6 meter dan kemiringan 300.

Gambar 7. Design pit dengan sudut pandang 450 Gambar 8. Contour, badan bijih dan design pit

KESIMPULAN
 Berdasarkan analisis statistik (varians) yang meliputi kadar ekplorasi, ketebalan dan total
kedalaman lapisan nikel maka cadangan tertambang dengan harga pasaran : high grade Ni
berkisar 1,81-3,06 dan medium grade Ni berkisar antara 1,65-1,78.
 Berdasarkan bentuk ore endapan nikel hasil korelasi badan bijih menggunakan surpac,
perhitungan cadangan dilakukan dengan dua cara yaitu metode daerah pengaruh dan hasil
perhitungan cadangan endapan nikel
Menggunakan deaerah pengaruh adalah : Kadar Ni >=1.6<= 1.79 dengan Cut Off Grade rata-rata 1,70,
volume total Ore: 122.500 ton, Kadar Ni >=1.8 dengan Cut Off Grade rata-rata 2,00 , volume total
Ore: 267.500 ton ,Volume total OB 1.095.000 BCM dan SR 1:3
 Hasil perhitungan cadangan endapan nikel menggunakan surpac menentukan total volume ore
adalah 314.796 ton. Perbedaan total volume ore antara kedua cara perhitungan diatas, dimana
daarah pengaruh cadangannya dihitungan dalam batas-batas yang ada, masih memperkirakan area.
surpac menginterpretasi grade tiap hole dan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
 Berdasarkan hasil pengukuran elevasi menggunakan GPS (Global Positioning System) dan TS
(Total Station) maka diperoleh parameter-parameter input-output yaitu koordinat x, y, z. Untuk
merancang pit dalam penelitian menggunakan parameter input dan bentuk ore dari surpac.

DAFTAR PUSTAKA
Darijanto, T, 1985.”Endapan Nikel, Cobalt Dan Chorm Laterite Gebe Indonesia”, Jurusan
Tambang Institut Teknologi Bandung Institut For Mineralogie And Langerstattenlehre,
RWTH Achen, Bandung
Mann Francis, et all, 2003. “Estimation Of Mineral Resources And Mineral Reserves”, Best Practice
Guidelnies, CIM Council

B-260

You might also like