You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No.

1
ISSN : 1978 - 0303

KAJIAN PENAMBAHAN GELATIN TERHADAP KEASAMAN, pH, DAYA IKAT


AIR DAN SINERESIS YOGURT

The Study on Gelatine Addition to Acidity, pH, Water Holding Capacity and Syneresis of
Yogurt

Manik Eirry Sawitri1, Abdul Manab1, Theresia Wahyu Lebdo Palupi2


1)
Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2)
Alumni Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

diterima 1 November 2007; diterima pasca revisi 12 Januari 2008


Layak diterbitkan 23 Februari 2008

ABSTRACT

The objective of this study to find out the effect of gelatine addition as a stabilizer on
acidity, pH, water holding capacity, and syneresis of yogurt. The material of these research
were yogurt made from skim milk with 14% of total solid, yogurt starter which combination of
Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus (1:1), and gelatine as a stabilizer.
The method was experiment using Randomized Block Design, which the factor was the
gelatine percentage (w/v) of 0 % (G0), 0.2% (G2), 0.4 % (G4), and 0.6 % (G6). The observed
variables were syneresis, water holding capacity, acidity, and pH. Data was subjected to
analysis of variance followed by Duncan s Multiple Range Test. The result of analysis
variance showed that the addition of gelatine did not gave a significant effect (P>0.05) on
acidity, significant effect (P<0.05) on pH and highly significant effect (P<0.01) on syneresis
and water holding capacity of yogurt. It was concluded that the addition of gelatine as a
stabilizer influences pH, water holding capacity and syneresis but gave no influence acidity of
yogurt. The addition of 0,6% gelatine as a stabilizer could produce yogurt with low syneresis,
high water holding capacity, and the normal pH.

Key words: Yogurt, gelatine, acidity, pH, water holding capacity, syneresis

PENDAHULUAN thermophillus dengan perbandingan 1:1,


dimana laktosa yang terkandung di dalam
Pengolahan susu banyak dilakukan susu dapat diubah menjadi asam laktat dan
untuk memperpanjang masa simpan dan pH turun hingga titik isoelektrik kasein
meningkatkan nilai gizinya. Salah satu (4,6) sehingga kasein terkoagulasi menjadi
upaya pengolahan susu adalah fermentasi. gel yang berwujud setengah padat, dan
Fermentasi merupakan metode pengolahan berasa asam (James, 1988; Zayas, 1997;
susu yang sederhana dan telah dikenal luas Anonimous, 2003). Yogurt banyak
oleh masyarakat. Produk susu fermentasi dikonsumsi dan dikembangkan di beberapa
yang telah banyak dikenal dan negara karena mempunyai banyak
dikembangkan di masyarakat adalah yogurt. kegunaan bagi kesehatan. Yogurt
Yogurt (dapat pula disebut sebagai merupakan minuman probiotik sekaligus
yogurt atau yogurt) merupakan salah satu mempunyai fungsi untuk mengurangi
produk susu fermentasi yang dilakukan oleh kolesterol, serta merupakan salah satu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus produk pencegah kanker usus besar.

35
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Probiotik merupakan mikroorganisme yang -- Ca2+ -- COO-) sehingga terjadi


berfungsi untuk membantu meningkatkan penghambatan interaksi hidrofobik pada
metabolisme mikroorganisme asli yang molekul nonpolar atau melekul yang
hidup di dalam saluran pencernaan mempunyai gugus nonpolar yang menyatu
(intestinal flora). Probiotik pada yogurt; karena proses pengasaman (Srinivasan
khususnya bakteri Lactobacilli, dapat 1997). Interaksi elektrostatik diduga juga
mencegah peningkatan kolesterol di dalam dapat menghambat terjadinya ikatan
darah dengan cara mengasimilasi kolesterol hidrogen antara molekul kasein dan
kemudian menyimpannya di dalam tubuh molekul asam laktat kerena adanya gelatin
sehingga kolesterol tersebut tidak dapat yang berfungsi sebagai jembatan antara
terserap oleh serum darah. Bakteri molekul kasein dan molekul asam laktat
Lactobacilli juga dapat mencegah tersebut.
terjadinya kanker usus besar dengan cara Pengkajian terhadap gelatin
mengurangi konsentrasi senyawa diperlukan untuk mengetahui konsentrasi
karsinogen senyawa prokarsinogen atau optimum gelatin yang ditambahkan ke
enzim penghasil senyawa karsinogen pada dalam yogurt. Konsentrasi optimum gelatin
saluran. Yogurt juga mampu menguraikan diharapkan dapat menghasilkan jumlah
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa interaksi elektrostatik antara gelatin dan
sehingga residu laktosa pada usus menurun, molekul kasein yang dapat
dan yogurt dapat dikonsumsi penderita mempertahankan daya ikat air dan
Lactose intolenat. menurunkan risiko sineresis yogurt.
Pada proses pembuatan yogurt,
terjadi peningkatan jumlah total asam yang METODE PENELITIAN
memicu penurunan pH hingga sekitar pH
isoelektrik kasein (4,6) sehingga terjadi Materi yang digunakan dalam
penurunan daya ikat air, hal ini penelitian ini adalah yogurt berbahan dasar
mengakibatkan yogurt rentan terhadap susu skim yang ditambah gelatin, kultur
sineresis, yaitu kerusakan fisik berupa yogurt merupakan kombinasi antara
terpisahnya cairan whey dari gel. Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
Penurunan daya ikat air dan thermophilus dengan imbangan 1:1. Bahan
sineresis dapat diatasi dengan cara lain yang dipergunakan antara lain larutan
menambahkan bahan penstabil berupa NaOH 0,1, indicator PP, buffer pH 7, dan
hidrokoloid atau polimer yang larut air ke larutan buffer pH 4.
dalam yogurt, misalnya gelatin. Gelatin Peralatan yang digunakan antara
merupakan protein yang dapat dikonsumsi lain erlenmeyer, tabung sentrifus, pipet
dan mengandung semua asam amino thermometer, buret, pH meter Schott
esensial, kecuali tryptophan dan cystine Gerate, sentrifus DSC 158, timbangan
(Imeson, 1992). Gelatin kering analitik Mettler AJ150, autoclave HL-30
mengandung 84-86 % protein, 8-12 % air Ae (HL-36 Ae), oven Memmert UM/DM
dan 2-4 % mineral. Penambahan gelatin ke 100-800, dan penangas air Schuttel Type
dalam yogurt optimum pada konsentrasi SW 20.
0,25 % hingga 0,5 %. Penggunaan gelatin Metode penelitian yang digunakan
yang berlebihan dapat menyebabkan adalah percobaan dengan Rancangan Acak
timbulnya tekstur kasar dan menggumpal Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan,
(Tamime dan Robinso, 1989). yaitu yogurt tanpa penambahan gelatin
Gelatin dapat meningkatkan daya (G0), yogurt yang ditambah 0,2 % gelatin
ikat air dengan cara melalui interaksi (G2), yogurt yang ditambah 0,4 % gelatin
elektrostatik dengan molekul kasein (COO- (G4), dan yogurt yang ditambah 0,6 %

36
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

gelatin (G6), setiap perlakuan diulang 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


kali. Variabel yang diuji meliputi
Keasaman menggunakan metode titrasi Keasaman Yogurt
(Atherton dan Newlander, 1981), pH (Van Hasil analisis ragam menunjukkan
den Berg, 1987), Daya Ikat Air (Hasan, bahwa tingkat penambahan gelatin
Frank, Schmidt, dan Shalabi (1996), mempunyai pengaruh yang tidak berbeda
Sineresis (Harwalkar dan Kalab (1981). nyata (P>0,05) terhadap keasaman yogurt.
Proses pembuatan yoghurt disajikan pada Rataan keasaman yogurt (%) disajikan pada
Gambar 1. Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Susu skim bubuk
perlakuan G0 dan G2 menghasilkan rataan
keasaman sebesar 0,85 % yang merupakan
nilai tertinggi sedangkan perlakuan G4 dan
G6 menghasilkan rataan keasaman yang
Dilarutkan dengan air (14% BK (b/v)) lebih rendah yaitu 0,84%, hal ini berarti
bahwa semakin tinggi tingkat penambahan
gelatin akan berakibat menurunnya
keasaman yogurt. Nilai keasaman yogurt
Gelatin: 0,2; 0,85% masih memenuhi standart menurut
0,4; 0,6%
Eckles et al. (1980); Buckles et al. (1987);
(b/v) dan Jay (1992) yaitu 0,85 % hingga 0,90 %
namun nilai keasaman yogurt 0,84 %
Pasteurisasi (72 C 15 menit) berada sedikit di bawah standart tersebut.

Tabel 1. Keasaman yogurt


Perlakuan Keasaman (%)
Penurunan suhu hingga
43 C G0 0,85
G2 0,85
Inokulasi G4 0,84
starter 4% G6 0,84

Inkubasi (43 C 4
Semakin tinggi tingkat penambahan
gelatin akan berakibat menurunnya
keasaman yogurt namun dengan kisaran
angka yang relatif tidak berbeda jauh.
Keasaman yogurt disebabkan adanya
Uji keasaman,
Yogurt pH, daya ikat pemecahan laktosa oleh bakteri asam laktat,
air dan sineresis dan keasaman yogurt dapat diukur dengna
cara titrasi. Atherton dan Newlander (1981)
Gambar 1. Diagram alir prosedur menyatakan bahwa keasaman yogurt dapat
pembuatan yogurt diukur dengan cara titrasi dengan
Data keasaman, pH, daya ikat air, menggunakan larutan alkali (NaOH) 0,1 N.
dan sineresis yogurt dianalisis hasil titrasi yang terukur menunjukkan
menggunakan metode analisis varian dan konsentrasi asam yang terkandung di dalam
apabila terdapat hasil yang berbeda nyata yogurt. Eckles et al. (1980) menambahkan
maka dilanjutkan dengan Uji Jarak bahwa suasana asam pada yogurt
Berganda Duncan. disebabkan adanya metabolisme laktosa

37
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

oleh bakteri asam laktat sehingga timbul yogurt dan Hasil Uji Jarak Berganda
rasa asam dan pengendapan kasein. Duncan disajikan pada Tabel 2.
Nilai keasaman yogurt yang
menurun disebabkan karena terjadi Tabel 2. pH yogurt
penurunan jumlah total asam yang Perlakuan pH
dihasilkan oleh bakteri kultur yang G0 4,48a
mengalami penghambatan aktifitas G2 4,49ab
fermentasi oleh gelatin. Speer (1998) G4 4,51bc
menyatakan bahwa gelatin merupakan G6 4,52c
bahan penstabil yang bersifat hidrofilik, Keterangan : Notasi yang berbeda menunjukkan
yaitu dapat menyerap air pada bahan perbedaan pengaruh yang tidak berbeda
nyata (P<0,05)
pangan sehingga ketersediaan air sebagai
media pertumbuhan mikroorganisme
Tabel 2 menunjukkan bahwa
berkurang dan aktifitas air yang menunjang
perlakuan G0 menghasilkan rataan pH
proses pengedaran nutrisi secara difusi
sebesar 4,48 yang merupakan nilai terendah
maupun enzimatik menurun, hal ini
sedangkan perlakuan G2, G4, dan G6
mengakibatkan bakteri asam laktat
menghasilkan rataan pH yang semakin
kekurangan air, nutrisi, dan energi untuk
tinggi, hal ini berarti bahwa semakin tinggi
memfermentasi laktosa menjadi asam
tingkat penambahan gelatin mengakibatkan
laktat.
meningkatnya pH yogurt. Nilai pH 4,48 dan
Gelatin juga merupakan bahan
4,49 masih memenuhi standart pH yogurt
penstabil yang bersifat netral nonpolar yang
menurut Eckles et al. (1980); Atherton dan
tidak dapat melepaskan atau menerima
Newlander (1981); serta Hegenbart (1995)
proton sehingga keberadaannya tidak
yaitu 4 hingga 4,5 sedangkan nilai pH 4,51
mempengaruhi nonpolar mempunyai
dan 4,52 berada sedikit di atas standart
struktur kimia yang tertutup ,yaitu tidak
tersebut. Wilkinson (2000) dan Buckle et
memiliki gugus fungsional basa dalam
al. (1989) menambahkan bahwa pada
rantai sampingnya sehingga tidak dapat
umumnya yogurt mempunyai nilai pH pada
menerima atau melepaskan proton dan tidak
kisaran 4,0 hingga 4,6 yang diperoleh dari
mempengaruhi keasaman yogurt. Gelatin
proses fermentasi menggunakan kultur
sebagai ion netral nonpolar juga memiliki
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus
sifat tidak dapat membentuk ikatan
thermophilus dengan inkubasi pada suhu
hidrogen dengan air karena gugus
43 C (3 jam)
fungsional gelatin terdiri dari rantai cabang
Semakin tinggi tingkat penambahan
yang tidak dapat membentuk ikatan
gelatin berakibat meningkatnya nilai pH
hidrogen dengan air. Gelatin merupakan
yogurt. Peningkatan nilai pH yogurt
hidrogen netral non polar sehingga
disebabkan karena terjadi penurunan jumlah
keberadaanya yidak mempengaruhi
ion H+ yang dipicu oleh penurunan jumlah
keasaman yogurt. Tjahjadi, dkk. (2002)
total asam. Konsentrasi asam yang
menyatakan bahwa bahan penstabil,
terkandung di dalam produk fermentasi
misalnya gelatin, tidak berpengaruh
mempengaruhi nilai pH konsentrasi ion
terhadap keasaman yogurt.
hidrogen asam laktat akan diikuti dengan
meningkatnya konsentrasi ion hidrogen
pH Yogurt
sehingga nilai pH menurun, atau sebaliknya
Hasil analisis ragam menunjukkan
(Atherton dan Newlander, 1981). Tjahjadi
bahwa tingkat penambahan gelatin
(2002) menambahkan bahwa penambahan
mempunyai pengaruh yang berbeda nyata
bahan penstabil, misalnya gelatin, tidak
(P<0,05) terhadap pH yogurt. Rataan pH
berpengaruh terhadap pH yogurt.

38
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

fermentasi akan mengalami pelepasan


Daya Ikat Air Yogurt molekul air karena adanya aktifitas
Hasil analisis ragam menunjukkan denaturasi protein oleh pH rendah sehingga
bahwa tingkat penambahan gelatin daya ikat airnya menurun. Beberapa hal
memberikan pengaruh yang sangat berbeda yang mempengaruhi daya ikat air yogurt,
nyata (P<0,01) terhadap daya ikat air diantaranya adalah pH. Kondisi lingkungan
yogurt. Rataan daya ikat air yogurt dan yang asam hingga kisaran pH isoelektrik
Hasil Uji Jarak Berganda Duncan disajikan menyebabkan penurunan muatan ion kasein
pada Tabel 3. sehingga misel kasein tidak stabil,
teragregasi menjadi asam amino sederhana
Tabel 3. Daya ikat air yogurt dan mengendap, dan daya ikat airnya
Perlakuan Daya Ikat Air (%) menurun (Hegenbart 1995; Anonimous,
G0 41,6447a 1999). Fennema (1996) menambahkan
G2 50,6569ab bahwa kasein yang berada pada lingkungan
G4 58,7310b dengan kisaran pH isoelektrik akan
G6 71,5964c membentuk suatu sistem pengikatan
Keterangan : Notasi yang berbeda menunjukkan pengaruh molekul air yang lebih lemah dibandingkan
yang sangat berbeda nyata yogurt (P<0,01) ketika kasein berada pada lingkungan
dengan pH normal. Molekul air tertahan di
Tabel 3 menunjukkan bahwa dalam fase semi padatan karena adanya
perlakuan G6 menghasilkan rataan daya ikatan hidrogen (C == H) antara molekul air
ikat air tertinggi yaitu sebesar 71,5964 %, dengan grup amida protein (N -- H), dan
sedangkan perlakuan G4, G2, dan G0 interaksi antara molekul air dengan grup
menghasilkan rataan daya ikat air yang ionik untuk membentuk struktur hidrasi
semakin rendah, hal ini berarti bahwa yang terdiri dari ikatan hidrogen antar
semakin tinggi konsentrasi gelatin yang molekul air.
ditambahkan maka semakin tinggi pula Penambahan gelatin sebagai bahan
daya ikat air yogurt yang dihasilkan. penstabil dapat meningkatkan daya ikat air
Gelatin dapat meningkatkan daya ikat air yogurt dengan cara mempengaruhi muatan
yogurt dengan cara mencegah terjadinya ion kasein. Menurut Decker (2001),
ikatan hidrogen antara molekul kasein dan molekul kasein mengalami perubahan
asam laktat dan meningkatkan sifat muatan ion dari negatif ke positif karena
hidrofilik protein. Fennema (1976) dan berinteraksi dengan gelatin pada saat pH
Hegenbart (1995) menyatakan bahwa yogurt mencapai titik isoelektrik kasein
penambahan bahan penstabil; misalnya sehingga kasein dan asam laktat tidak dapat
gelatin, dapat menghambat ikatan hidrogen saling berikatan karena memiliki muatan
antara molekul kasein dan molekul asam ion yang sama. Hegenbart (1995)
laktat dan mempertahankan pengikatan menambahkan bahwa gelatin sebagai bahan
molekul air oleh molekul protein. penstabil juga dapat meningkatkan daya
Daya ikat air yogurt memiliki ikat air yogurt dengan cara mencegah
kemiringan (slope) yang positif, dimana terjadinya ikatan hidrogen antara molekul
semakin tinggi konsentrasi gelatin yang kasein antara molekul kasein dan asam
ditambahkan maka daya ikat air juga laktat, serta memicu terjadinya perubahan
mengalami peningkatan. Nilai daya ikat air muatan ion kasein dan mempertahankan
tersebut relatif tinggi pada yogurt yang ikatan antar molekul protein sehingga
mempunyai rata-rata keasaman 0,84% kecenderungan molekul kasein yang
hingga 0,85% dan rata-rata pH 4,48 hingga bermuatan negatif untuk berikatan dengan
4,52; mengingat pada umumnya prosuk molekul asam laktat yang bermuatan positif

39
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

melalui ikatan hidrogen dapat dicegah. 0,85 % rata-rata pH antara 4,48 hingga
Fennema (1976) menyatakan bahwa 4,52, serta rata-rata daya ikat air sebesar
penambahan bahan penstabil menyebabkan 41,6447 % hingga 71,5964 %. Yogurt yang
peningkatan sifat hidrofilik protein mempunyai pH disekitar nilai pH
sehingga kemampuannya untuk mengikat isoelektrik kasein mempunyai daya ikat air
air meningkat. yang lebih lemah dibandingkan pH normal.
Ikatan hidrogen antara molekul air dan
Sineresis Yogurt molekul protein melemah dan pori-pori di
Hasil analisis ragam menunjukkan antara molekul kasein melonggar sehingga
bahwa tingkat penambahan gelatin dapat dilalui oleh molekul air bebas
mempunyai pengaruh yang sangat berbeda (Fennema, 1996). Sineresis dapat dikurangi
nyata (P<0,01) terhadap sineresis yogurt. dengan cara menambahkan gelatin
Rataan sineresis yogurt dan Hasil Uji Jarak meskipun pH yogurt mendekati titik
Berganda Duncan disajikan pada Tabel 4. isoelektrik kasein.
Tamime dan Robinson (1989) serta
Tabel 4. Sineresis yogurt Hettiarachchy dan Zielgler (1994)
Perlakuan Sineresis (%) menyatakan bahwa gelatin mampu
G0 0,0074a membentuk ikatan peptida dengan kasein
G2 0,0128 a dan mencegah terjadinya ikatan hidrogen
G4 0,0201 bc antara kasein yang bermuatan negatif dan
G6 0,0223 c asam laktat yang bermuatan positif yang
Keterangan : Notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda terjadi pada suasana asam, yang dapat
sangat nyata (P<0,01) mengakibatkan protein terkoagulasi dan
menurunnya daya ikat air serta memacu
Tabel 4 menunjukkan bahwa timbulnya sineresis. Zayas (1997)
perlakuan G6 menghasilkan rataan sineresis menambahkan bahwa molekul air dapat
yang terendah yaitu sebesar 0,0074 %, tertahan didalam struktur tiga dimensi gel
sedangkan perlakuan G4, G2, dan G0 protein (sekitar 10 gram air per gram
menghasilkan rataan sineresis yang protein), di dalam struktur tersebut terjadi
semakin tinggi, hal ini berarti bahwa ikatan hidrogen antara molekul air dengan
semakin tinggi konsentrasi gelatin yang grup polar, atau antara moleku air dengan
ditambahkan maka sineresis yogurt yang group ionik melalui interaksi dipolar,
dihasilkan akan semakin rendah. Gelatin dimana kedua interaksi tersebut merupakan
merupakan bahan penstabil yang bersifat interaksi penyimpanan molekul air. Ikatan
untuk mengurangi sineresis serta sebagai hidrogen yang terjadi mungkin sangat
bahan pengikat air dengan cara lemah karena molekul air dalam tingkatan
meningkatkan sifat hidrofilik protein tersebut berfungsi sebagai donor sekaligus
(Goodman, 1991; Fennema, 1996). aseptor hidrogen.
Sineresis yogurt mempunyai Gelatin juga berfungsi untuk
kemiringan (slope) negatif, dengan kata lain mencegah interaksi antara kasein dengan
bahwa semakin tinggi konsentrasi gelatin asam laktat dengan cara mengubah muatan
yang ditambahkan ke dalam yogurt maka ionnya. Kasein mengalami perubahan
tingkat sineresis yang terjadi semakin muatan ion dari negatif ke positif karena
rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi berinteraksi dengan gelatin pada saat pH
sineresis yogurt, antara lain adalah yogurt mencapai titik isoelectrik sehingga
keasaman dan pH, serta daya ikat air. kasein dan asam laktat tidak dapat saling
Yogurt pada penelitian mempunyai nilai berikatan karena memiliki muatan ion yang
rata-rata keasaman antara 0,84% hingga sama dan molekul kasein dapat tetap saling

40
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

berikatan dengan molekul kasein lainnya terjemahan Hari Purnomo dan


dan dengan molekul air di sekitarnya, dan Adiono. UI Press.
membentuk struktur tiga dimensi protein Decker, K.J. 2001. The Dominant Culture:
(Decker,2001) Yogurt for The Masses.
Sineresis yogurt juga dipengaruhi www.foodscie/fst/3107/yogurt.pdf
oleh kandungan protein bahan baku dan Eckles, C.H., Comb W.B. and H. Macy.
bahan tambahan,Skim bubuk yang 1980. Milk and Milk Products. Tata
digunakan pada penelitian mengandung MCGraw Hill Publisher Company.
protein sebesar 27,727 % dan gelatin yang New York.
digunakan mengandung protein 59,734 %. Fennema, O.R. 1996. Pronciples of Food
Wilkinson (2000) menyatakan bahwa Science Part 1. Food Chemistry
peningkatan kandungan pada susu dapat Incorporation. New York.
meningkatkan kekokohan gel dan Goodman, 1991. Gelatine Uses in The
Viskositas serta menurunkan tingkat Dairy Product.
sineresis. www.gelatine.co.za/dairy.html
Harwalkar V. R. and M. Kalab, 1981.
KESIMPULAN Effect of Acidulant and
Temperature on Microstructure,
Penambahan gelatin tidak Fiemness, and Susceptibility to
berpengaruh terhadap keasaman yogurt Syneresis of Skim Milk Gels in
namun berpengaruh terhadap pH, daya ikat Hess, S.D., R.F. Roberts and G.R.
air, dan sineresi yogurt . Yogurt dengan Ziegler, 1997. Rheology Properties
penambahan 0,6 % gelatin memiliki daya of Nonfat Yogurt Stabilized Using
ikat air tertinggi dan tingkat sineresis yang L. debrueckii ssp. Bulgaricus
terendah. Producing Exopolysaccharide or
Disarankan menggunakan gelatin Using Commercial Stabilizer
pada konsentrasi 0,6% untuk menghasilkan Systems. J. Dairy Science vol
yogurt dengan daya ikat air tertinggi dan 78:2624-2628.
tingkat sineresis terendah . Hasan, A.N., J.F. Frank, K.A. Schmidt, and
S.I. Shalabi. 1996. Textural
DAFTAR PUSTAKA Properties of Yogurt Made With
Encapsulated Nonropy Lactic
Anonimous. 1999. Dairy Chemistry and Cultures. Departement of Food
Physics. Science and Technology. The
http://www.hyperdictionary.com/dic University of Georgia, Athens.
tionary Hegenbart, S.1995. Beyond Cultural
_________. 2003. Yogurt, Plain, Skim Tradition.
Milk. www.foodproductdesign.com/archiv
www.doggieconnection.com/recipe/ e/1995/0895DE.html-20k
info/yogurt_plain_skim_milk.html.8 Hettiarachchy, S. Navam and G.R Zielgler.
7k. 1994. Basic Symposium Series
Atherton H.V. and J.A. Newlander, 1981. Protein Funcyionality in Food
Chemistry and Testing Dairy System Marcell Dekker Inc.
Products. The Avi Publishing Imeson, A. 1992. Thickening and Gelling
Company Inc. Connecticut. Agent for Food. Blackie Academic
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet, M. and Professional. London.
Wooton. 1989. Ilmu Pangan-

41
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2008, Hal 35-42 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

James, M. J. 1988. Modern Food Van den Berg, J.C.T. 1987. Petunjuk Uji
Microbiology- second edition. Laboratorium dalam Kursus Singkat
Detroit, Michigan. Tentang Mutu Air Susu dan Produk
Jay, J. 1992. Modern Food Microbiology- Susu- Terjemahan Masdiana CH.
Fourt edition. Chapman and Hall. Padaga. Kerjasam Nuffic dan
London Program Studi Teknologi Hasil
Speer, E. 1998. Milk and Dairy Product Ternak Fakultas Peternakan
Technology. Marcell Dekker Inc. Universitas Brawijaya. Malang.
New York. Wilkinson, M. 2000. Improving the
Tamime A.Y. and R.K. Robinson. 1989. Quality of Yogurt.
Yogurt- Science and Technology. www.teagascie/research/reports/dair
Pergamon Press Ltd. England. yproduction/4615/eopr-4615.htm-
Tjahjadi, C, Debby M. S, dan Fifiani. 2002. 22k.
Makalah Seminar Nasional PATPI: Zayas, J.F. 1997. Functionality of Protein in
Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Food. Springer. Verlag, Berlin,
Bahan Penstabil terhadap Heidelberg. New York.
Karakteristik Set Yogurt Dari
Susu Skim. Jurusan Teknologi
Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Padjadjaran. Bandung

42

You might also like