You are on page 1of 7

PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)

DENGAN APLIKASI PUPUK HAYATI PGPR

Hilwa Walida, Khairul Anwar dan Rudi Tomson Hutasoit


Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Labuhanbatu
Jln. SM. Raja No 126 A Aek Tapa Labuhanbatu Sumatera Utara
Email : hw2191@gmail.com

ABSTRACT

Efforts to increase corn production through intensification and extensification


are always accompanied by the use of fertilizers. The use of chemical fertilizers
in excess of the dose and carried out continuously can cause soil degradation.
The aim of this research was to know the effect of PGPR application on
germination and growth of maize crop (Zea mays L). This research was
conducted with 2 treatments ie soaking the seeds with water (control) and
soaking the seeds with PGPR biological fertilizer for 30 minutes. Each treatment
consisted of 25 replicates each planted in a polybag. The parameters observed
were germination, high velocity, number of leaves, and plant height. Sprout seed
maize with PGPR application of 86%, high velocity two days, the average
number of leaves in the eighth week after planting was 15 pieces, the average
height of the plant in the eighth week after planting was 150 cm. Sprout seed
maize on control of 70%, high velocity three days, the average number of leaves
in the eighth week after planting was 8 pieces, the average height of the plant in
the eighth week after planting was 100 cm. Based on the results known, the
application of PGPR give the effects on germination and growth of maize.

Keywords: Germination, Growth, Maize Plant, PGPR application

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan tanaman pangan Lampung. Produksi jagung Indonesia
penting selain gandum dan padi. Jagung tahun 2015 mencapai 19,61 juta ton.
merupakan sumber karbohidrat yang dapat Produksi jagung tersebut dinilai belum
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan mampu memenuhi kebutuhan permintaan
bahan baku industri. Jagung juga dapat jagung di Indonesia, sehingga pemerintah
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, berupaya untuk mengimpor jagung
sumber minyak nabati dan bahan baku sebanyak 16 juta ton di tahun 2015 (Biro
tepung jagung atau maizena. Tongkol Perencanaan Sekretariat Jendral
jagung dapat digunakan sebagai bahan Kementerian Pertanian, 2015).
baku pembuatan furfural yang digunakan Upaya memenuhi kebutuhan
dalam pembuatan plastik yang keras (Tim jagung di Indonesia dapat dilakukan tanpa
Karya Mandiri, 2010). harus mengimpor dari luar negeri.
Jagung merupakan tanaman pangan Beberapa upaya peningkatan produksi
potensial di Indonesia. Daerah produksi jagung yang dapat dilakukan dengan cara
jagung terbesar Indonesia terdapat di Jawa memperluas areal panen, meningkatkan
Timur dan Jawa Tengah. Kedua daerah ini produktivitas, mempertahankan stabilitas
mampu menghasilkan 5 juta ton jagung produksi dan menurunkan kehilangan.
per tahun, ditambah dengan beberapa Maruapey & Faesal (2010) menyatakan
daerah di Sumatera seperti Medan dan bahwa upaya peningkatan produktivitas

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 1


jagung sangat bergantung pada Pupuk kimia sudah sejak lama
kemampuan penyediaan dan penerapan digunakan oleh para petani di Indonesia.
teknologi sistem budidaya yang benar dan Hal ini menyebabkan ketergantungan
sesuai anjuran, diantaranya penggunaan petani akan pupuk kimia. Romli (2012)
benih varietas bermutu, pengaturan jarak menyatakan bahwa sekitar 66% dari 7 juta
tanam, pengairan, pemberantasan hama hektar lahan pertanian di Indonesia dalam
dan penyakit, serta penggunaan pupuk. kondisi kritis dimana kesuburan tanah
Upaya peningkatan produksi kurang dan lahan sangat bergantung pada
jagung melalui intensifikasi maupun pupuk kimia untuk memenuhi kebutuhan
ekstensifikasi selalu diiringi penggunaan unsur hara tanaman. Hal ini merupakan
pupuk. Pada prinsipnya, pemupukan masalah serius dan harus segera dicari
dilakukan secara berimbang sesuai solusinya.
kebutuhan tanaman dengan Plant Growth Promoting
mempertimbangkan kemampuan tanah Rhizobacteria (PGPR) merupakan mikroba
menyediakan hara secara alami, tanah yang terdapat pada akar tanaman
keberlanjutan sistem produksi, dan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
keuntungan yang memadai bagi petani tanaman dan perlindungan terhadap
(Sirappa & Razak, 2010). patogen tertentu (Van Loon, 2007). PGPR
Pupuk merupakan bahan kimia atau dapat meningkatkan pertumbuhan
organisme yang menyediakan unsur hara tanaman, sebagai pemacu atau perangsang
bagi tanaman baik secara langsung pertumbuhan (biostimulan) dengan
maupun tidak langsung. Tanah secara mensintesis dan mengatur konsentrasi
alami dapat menyediakan unsur hara yang berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon)
dibutuhkan oleh tanaman melalui kegiatan seperti IAA, giberelin, sitokinin, dan etilen
siklus hara. Kegiatan tersebut dalam lingkungan akar (Yolanda et al.,
menghasilkan berbagai unsur hara makro 2011). Informasi mengenai pengaruh
dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. penggunaan PGPR terhadap peningkatan
Semakin lama unsur hara tersebut semakin produktivitas jagung yang ramah
berkurang, sehingga kebutuhan tanaman lingkungan masih terbatas, sehingga
tidak lagi tercukupi. Hal tersebut membuat menarik penulis untuk melakukan
petani berinisiatif menambahkan pupuk penelitian ini.
anorganik atau pupuk kimia untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara tersebut 1.2 Tujuan Penelitian
(Romli, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk
Pupuk anorganik atau pupuk kimia mengetahui perkecambahan dan
seperti urea, NPK, KCL adalah hasil pertumbuhan tanaman jagung dengan
rekayasa industri secara kimia, fisik, dan aplikasi pupuk hayati PGPR.
biologi. Kandungan dalam pupuk kimia
bermacam-macam dan sebagian besar 1.3 Manfaat Penelitian
mengandung unsur pembawa. Unsur Penelitian ini diharapkan dapat
pembawa tersebut merupakan molekul menjadi bahan acuan dan referensi untuk
kimiawi yang diketahui berdampak buruk menjadikan pupuk hayati sebagai alternatif
bagi kesuburan tanah, merusak regenerasi pengganti pupuk kimia.
humus dan sebagian yang lainnya akan
hilang karena penguapan dan pencucian METODOLOGI PENELITIAN
yang terbawa oleh air hujan (run off). 2.1 Metode Penelitian
Penggunaan pupuk yang melebihi dosis Penelitian ini dilakukan dengan 2
dan dilakukan secara terus menerus tanpa perlakuan yaitu kontrol dan aplikasi pupuk
kontrol yang baik dapat menyebabkan hayati PGPR. Adapun satuan penelitian
degradasi tanah (Romli, 2012). yang digunakan dalam penelitian ini

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 2


adalah setiap perlakuan terdiri dari 25 tangan atau cangkul kecil, garpu sampah
ulangan yang masing – masing ditanam dan sebagainya.
dalam polybag dan diacak secara random.
Data hasil pengamatan diolah dengan 2.2.7 Parameter Yang Diukur
Microsoft Office Excel dan dianalisis 2.2.7.1. Daya Kecambah (%)
secara deskriptif. Parameter daya kecambah dihitung
dalam satuan persen dengan menghitung
2.2 Prosedur Penelitian jumlah biji yang berkecambah setiap hari.
2.2.1 Persiapan Lokasi Data tersebut dihitung berdasarkan rumus
Pengolahan lahan diawali dengan sebagai berikut (Suhaeti,1988) :
membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman
sebelumnya. Lahan kemudian diratakan
dan dilanjutkan dengan pembuatan plot
dan pagar pembatas untuk menghindari
hewan perusak tanaman.

2.2.2 Pengisian Polybag


Tanah yang digunakan sebagai Keterangan:
media tanam harus dibersihkan dahulu dari ni = Jumlah benih yang berkecambah pada
sisa akar dan batu-batuan. Tanah yang hari ke- i
digunakan yaitu tanah lapisan topsoil. N = Jumlah benih yang diuji
Polybag diisi dengan media tanah dan
selanjutnya disusun secara acak. 2.2.7.2. Kecepatan Berkecambah (hari)
Kecepatan berkecambah dihitung
2.2.3 Perendaman Benih dalam satuan hari dengan menghitung
Sebanyak 50 g Rhizomax jumlah biji yang berkecambah setiap hari.
dilarutkan dalam 5 liter air. Benih Data tersebut dihitung berdasarkan rumus
direndam selama 30 menit di dalam larutan sebagai berikut (Suhaeti,1988):
tersebut dan selanjutnya benih siap
ditanam.

2.2.4 Penanaman
Penanaman bibit dilakukan dengan
pembuatan lubang tanam dengan
menggunakan kayu atau jari tangan.
Sebanyak 2 bibit ditanam per polybag
untuk mengantisipasi apabila terdapat bibit Keterangan :
yang tidak tumbuh. ni = Jumlah benih yang berkecambah pada
hari ke- i
2.2.5 Penyiraman hi = Jumlah hari yang diperlukan untuk
Penyiraman dilakukan setiap hari mencapai jumlah kecambah ke ni
pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan gembor. Jika hujan turun 2.2.7.3. Tinggi Tanaman (cm)
dan keadaan tanah cukup basah atau terlalu Pengukuran tinggi tanaman
lembab maka penyiraman tidak dilakukan. dilakukan dengan interval 2 minggu sekali
setelah tanam hingga akhir penelitian.
2.2.6 Penyiangan Pengukuran tinggi dimulai dari dasar tanah
Penyiangan gulma dilakukan 2 sampai bagian tanaman yang tertinggi
minggu sekali. Penyiangan pada tanaman dilakukan pada semua sampel dengan
jagung yang masih muda biasanya dengan menggunakan meteran.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 3


2.2.7.4. Jumlah Daun (helai) Berdasarkan Gambar 1 dapat
Daun yang dihitung adalah daun diketahui bahwa persentase harian
pertama sampai daun terakhir yang telah perkecambahan dengan aplikasi PGPR
membuka sempurna, termasuk daun yang menunjukkan pertambahan yang signifikan
gugur. Pengukuran dilakukan setelah di hari ke 4 masa perkecambahan,
tanaman berumur 6 minggu dengan sedangkan kontrol membutuhkan waktu
interval 2 minggu sekali hingga akhir satu hari lebih banyak untuk menunjukkan
penelitian. pertambahan yang signifikan yaitu di hari
ke 5. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN perhitungan kecepatan berkecambah yang
3.1 Perkecambahan Benih Jagung ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian antara data tersebut diketahui bahwa perendaman
benih jagung yang direndam dengan air benih dengan pupuk hayati PGPR mampu
(kontrol) dan yang direndam dengan mempercepat waktu berkecambah selama
pupuk hayati PGPR (perlakuan) selama 30 1 hari dibandingkan dengan kontrol, yaitu
menit, menunjukkan perbedaan hasil yang hari ke 4 pada aplikasi PGPR dan hari ke 5
berbeda pada parameter pengamatan daya pada kontrol.
kecambah dan kecepatan berkecambah. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hasil penelitian tersebut disajikan pada telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Tabel 1 berikut. aplikasi pupuk hayati PGPR memberikan
Tabel 1. Daya Kecambah dan Kecepatan dampak positif terhadap perkecambahan
Berkecambah Benih Jagung pada parameter daya kecambah dan
Kecepatan kecepatan berkecambah. Hal tersebut
Daya
Sampel Berkecambah disebabkan oleh kemampuan isolat bakteri
Kecambah (%)
(hari) PGPR memproduksi fitohormon yang
Kontrol 70 5
dapat meningkatkan dan mempercepat
PGPR 86 4
perkecambahan, yaitu giberelin. Maguire
Berdasarkan Tabel 1 dapat
(1976) menyatakan bahwa pada umumnya,
diketahui bahwa daya kecambah benih
asam absisat dan fenol berperan sebagai
jagung dengan aplikasi pupuk hayati
penghambat perkecambahan sedangkan
PGPR sebesar 86%, sedangkan pada
asam giberelin merangsang dan
kontrol hanya memiliki daya kecambah
mendorong perkecambahan.
sebesar 70%. Sebanyak 43 benih dari 50
Menurut Krisnamoorthy (1981),
benih sampel percobaan yang direndam
hormon giberelin berperan sebagai
dengan pupuk hayati PGPR dapat
katalisator dalam perubahan pati menjadi
berkecambah dengan baik. Adapun pada
glukosa yang oleh benih digunakan untuk
kontrol hanya 35 benih jagung dari 50
pertumbuhan dan perkembangan embrio
sampel percobaan yang dapat
menjadi kecambah. Hormon giberelin
berkecambah dengan baik dalam batas
berperan dalam pembentangan dan
waktu 6 hari pengamatan.
pembelahan sel, pemecahan dormansi biji
dapat berkecambah, mobilisasi endosperm
cadangan selama pertumbuhan awal
embrio, pemecahan dormansi tunas,
pertumbuhan dan perpanjangan batang,
perkembangan bunga dan buah, sehingga
tumbuh memanjang (Wattimena, 1992).
Spaepen et al (2009) menyatakan
bahwa PGPR mampu menghasilkan
hormon tumbuhan seperti auksin, giberelin
Gambar 1.Perkecambahan Harian Benih
Jagung. dan sitokinin. Hal tersebut tentunya akan

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 4


meningkatkan daya kecambah dan 3.2.2. Jumlah Daun
kecepatan berkecambah bila dibandingkan Hasil pengukuran pada parameter
hanya dengan aplikasi perendaman air. jumlah helai daun menunjukkan bahwa
Salamiah & Wahdah (2015) juga perlakuan pemberian pupuk hayati PGPR
menyatakan hal yang sama bahwa PGPR memberikan pengaruh terhadap rata-rata
dapat memproduksi hormon-hormon jumlah daun yang tumbuh pada tanaman
seperti auksin, IAA, giberelin, sitokinin, jagung. Berdasarkan Gambar 3 terlihat
dan etilen. bahwa rata-rata jumlah helai daun pada
tanaman jagung dengan aplikasi pupuk
3.2. Pertumbuhan Tanaman Jagung hayati PGPR di minggu keempat yaitu
3.2.1 Tinggi Tanaman sebanyak 11,56 helai sedangkan pada
Hasil pengukuran pada parameter kontrol hanya sebanyak 7,88 helai.
tinggi tanaman menunjukkan bahwa
perlakuan pemberian pupuk hayati PGPR
memberikan pengaruh terhadap rata-rata
tinggi tanaman jagung. Berdasarkan
Gambar 2, dapat diketahui bahwa rata-rata
tinggi tanaman dengan pemberian pupuk
hayati PGPR memiliki rata-rata yang
berbeda dibandingkan kontrol mulai dari
minggu pertama setelah tanam.

Gambar 3. Rata-Rata Jumlah Daun Jagung


Pada Minggu Kedelapan Setelah
Tanam

Berdasarkan hasil penelitian


diketahui bahwa pengaplikasian pupuk
hayati PGPR memberikan dampak positif
terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Pertumbuhan tanaman jagung menjadi
lebih tinggi dan jumlah helai daun menjadi
Gambar 2. Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung lebih banyak dibanding tanaman kontrol.
Thakuria et al. (2004) menyatakan bahwa
Adapun dari minggu kedua hingga inokulasi isolat PGPR jenis Bacillus sp.
minggu kedelapan setelah tanam, rata-rata pada bibit padi dapat meningkatkan
tinggi tanaman jagung sudah menunjukkan pertumbuhan dan produksi padi hingga
perbedaan hampir sebesar 2 kali lipat yaitu 43%, sedangkan inokulasi isolat PGPR
pada kontrol sebesar 25 cm sedangkan jenis P. fluorescens meningkatkan
pada aplikasi PGPR dapat mencapai 50 produksi hingga 100% .
cm. Pada minggu keempat, rata-rata tinggi PGPR dapat meningkatkan kualitas
tanaman pada kontrol sebesar 60 cm pertumbuhan tanaman karena dapat
sedangkan pada perlakuan dengan PGPR memproduksi hormon pertumbuhan,
sebesar 80 cm. Pada minggu keenam, rata- memfiksasi nitrogen dari udara untuk
rata tinggi tanaman di kontrol sebesar 80 meningkatkan ketersedian nitrogen tanah,
cm sedangkan pada perlakuan dengan menghasilkan osmoprotektan pada kondisi
PGPR sebesar 100 cm. Di minggu cekaman kekeringan dan menghasilkan
kedelapan, rata-rata tinggi tanaman kontrol osmolit tertentu yang dapat membunuh
sebesar 100 cm sedangkan pada perlakuan patogen tanaman di tanah (Kloepper,
dengan PGPR sebesar 150 cm. 1993). Salamiah & Wahdah (2015) juga

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 5


menyatakan bahwa isolat PGPR sebagai 1. Aplikasi pupuk hayati PGPR
pemacu pertumbuhan tanaman padi memberikan dampak positif terhadap
berkaitan erat dengan kandungan hormon perkecambahan tanaman jagung.
tumbuh yang dihasilkan oleh rizobakteri. 2. Aplikasi pupuk hayati PGPR
Hormon-hormon tersebut seperti auksin, memberikan dampak positif terhadap
IAA, giberelin, sitokinin, dan etilen. Selain pertumbuhan tanaman jagung pada
hormon-hormon tersebut, juga dapat parameter tinggi tanaman dan jumlah
dikaitkan dengan beberapa karakter daun.
penting yang dihasilkan oleh rizobakteri
dalam meningkatkan pertumbuhan, seperti 4.2 Saran
kemampuan dalam memfiksasi N, Perlu penelitian lanjutan dengan
melarutkan unsur fosfat, serta kemampuan memperbanyak jumlah tanaman, parameter
dalam mendegradasi dan menggunakan dan perlakuan dosis sehingga dapat
sejumlah besar senyawa organik maupun diketahui dosis yang lebih tepat untuk
anorganik yang akan berinteraksi dengan meningkatkan perkecambahan dan
tanaman dan berasosiasi dalam rizosfer. pertumbuhan tanaman jagung dan tanaman
Peranan PGPR dalam lainnya.
meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman diduga ada hubungannya dengan DAFTAR PUSTAKA
kemampuan mensintesis hormon tumbuh. Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal
Isolat Bacillus sp. dilaporkan mampu Kementrian Pertanian. 2015. Rencana
mensintesis asam indolasetat (IAA) Strategis Kementrian Pertanian 2015-
(Thakuria et al., 2004) dan giberelin (Joo 2019. Jakarta: Kementrian Pertanian
et al., 2004). Sedangkan, isolat P. Republik Indonesia
fluorescens selain menghasilkan IAA
(Thakuria et al., 2004; Pattern & Glick, Garcia de Salamone IE, Nelson LM. 2004.
2002) juga menghasilkan sitokinin (Garcia Effects of cytokinin-producing
& Nelson, 2004). Pseudomonas PGPR strains on
Beberapa PGPR penghasil ACC tobacco callus growth.
deaminase selain terbukti mampu
Glick BR, Penrose DM. 2006. Plant
mengurangi pengaruh negatif etilen bagi
Surface Microbiology. The Use of
pertumbuhan tanaman, juga memiliki
ACC, Deaminase-Containing Plant
kemampuan lain seperti melindungi
Growth-Promoting Bacteria to Protect
tanaman dari berbagai cekaman
Plants Against the Deleterious Effects
lingkungan (genangan) dan memfasilitasi
of Ethylene. Springer-Verlag. Berlin
produksi senyawa organik volatil untuk
Heidelberg.
fitoremediasi tanah-tanah tercemar logam
berat (Glick & Penrose, 2006). Hasil Joo GJ, Kim YM, Lee KIJ, Song S, Rhee
penelitian Kausar & Shahzad (2006) dan IK. 2004. Growth promotion of red
Zahir et al. (2008), menunjukkan bahwa pepper seedlings and the production of
ACC deaminase yang dihasilkan oleh gibberellins by Bacillus cereus,
PGPR dan diinokulasikan pada benih Bacillus macroides, Bacillus pumilus.
jagung potensial memacu pertumbuhan Biotechnol. Letters. 26: 487-491.
tanaman.
Kausar R, Shahzad SM. 2006. Effect of
KESIMPULAN DAN SARAN ACC-deaminase Containing
4.1. Kesimpulan Rhizobacteria on growth promotion of
Dari hasil penelitian, dapat ditarik maize under salinity stress. J. Agri.
kesimpulan bahwa : Soc. Sci. 2(4): 216-218.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 6


Kloepper JW. 1993. Plant growth Maluku. Prosiding Pekan Serealia
promoting rhizobacteria as biological Nasional : 277-286.
control agents. p. 255-274. In F.B.
Meeting, Jr. (Ed.). Soil Spaepen S, Vanderleyden J, Okon Y.
MicrobialEcology, Applications in 2009. Plant Growth Promoting
Agricultural and Environmental Actions of Rhizobacteria. ADV Botl
Management. Marcel Dekker, Inc. Res. 51: 283-320.
New York.
Suhaeti T. 1988. Metode Pengujian dan
Krisnamoorthy HN. 1981. Plant growth Perawatan Mutu Benih. Bogor: Pusat
subtances including applications in Penelitian dan Pengembangan Hutan
agriculture. Tata Mc. Graw Hill, dan Proyek Pendidikan dan Latihan
Publishing Co. Ltd., New York. 50 Dalam Rangka PengIndonesiaan
Tenaga Kerja Pengusahaan Hutan.
Maguire JD. 1976. Seed Dormancy. In:
Advances in Research and Thakuria DN, Talukdar C, Goswami C,
Technology of Seeds. Part 2. Hazarika S, Boro RC, Khan MR.
Wageningen: Center for Agricultural 2004. Characterization and screening
Publishing and Documentation. of bacteria from rhizosphere of rice
grown in acidic soils of Assam.
Maruapey A & Faesal. 2010. Pengaruh Current Sci 86: 978-985.
Pemberian Pupuk KCL terhadap
pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut Tim Karya Mandiri. 2010. Pedoman
(Zea mays certain L). Prosiding Bertanam Jagung. Bandung: Nuansa
Pekan Serealia Nasional. Aulia.

Pattern CL, Glick BR. 2002. Role of Van Loon LC. 2007. Plant Responses To
Pseudomonas putida indole acetic Plant Growth-Promoting-
acid in development of the the plant Rhizobacteria. Eur J Plant Pathol.
root system. Appl Environ Microbiol 119:243-254.
68: 3795 – 3801.
Wattimena. 1992. Bioteknologi Tanaman.
Romli M. 2012. Dampak Negatif Pupuk Laboratorium Kultur Jaringan
Kimia Terhadap Kesuburan Tanah. Tanaman, IPB, Bogor.
Makalah Seminar. Program Studi
Yolanda EMG, Hernandez DJ, Hernandez
Holtikultura Jurusan Budidaya
CA, Esparza MAM, Cristales MB,
Tanaman Pangan Politeknik Negeri
RamirezLF, Contreras RDM & Rojas
Lampung.
JM. 2011. Growth Response of Maize
Salamiah & Wahdah R. 2015. Plantlets Inoculated With
Pemanfaatan Plant Growth Promoting Enterobacter spp., as a Model for
Rhizobacteria (PGPR) Alternative Agriculture. Revista
dalampengendalian penyakit tungro Argentina de Microbiologia. Vol.4(3).
pada padi lokal Kalimantan Selatan. 287-293.
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.
Zahir ZA, Munir A, Asghar HN,
1(6), 1448-1456.
Shaharoona B, Arshad M. 2008.
Sirappa MP & Razak N. 2010. Effectiveness of rhizobacteria
Peningkatan Produktivitas Jagung containing ACC deaminase for growth
melalui Pemberian Pupuk N, P, K, dan promotion of peas (Pisum sativum)
Pupuk Kandang Pada Lahan Kering di under drought conditions. J Microbiol
Biotechnol 18:958–963.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 1 Mei 2017 7

You might also like