You are on page 1of 11

DEMAND VS SUPPLY PROGRAM KESEHATAN REMAJA DI

PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING SURABAYA

DEMAND VS SUPPLY ADOLESCENT HEALTH PROGRAM IN PUSKESMAS


TANAH KALIKEDINDING SURABAYA

Kinanty Putri Sarweni, Rachmat Hargono


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
Email: nankisarweni@gmail.com

Abstract: Adolescence is a period of transition from children to adulthood. In the transitional period,
adolescents often face very complex and difficult issues to tackle on their own. Since 2003, Ministry of
Health (Kementerian Kesehatan) has developed a model of health services that is competing with Health
Care service for Youth (PKPR). Puskesmas Tanah Kalikedinding has promotive and preventive activities
especially related to adolescents. PKPR is certainly based on every need and demand of teenage cadres
around Tanah Kalikedinding area. The purpose of this study is to identify the needs and expectations of
adolescent cadres on youth health programs. This research past descriptive research using qualitative
approach. The research subjects consist of peer educator of Rumah Remaja, one of innovative program
of Puskesmas Tanah Kalikedinding which refer to adolescent reproductive health, Adolescent Posyandu
cadres, adolescent cadres in Al-Fitroh Pesantren and UKS cadres at SMAN 19 Surabaya. The number
of informants used in this study are 6 persons. Data collection was obtained directly from the study sites
using in-depth interview techniques and focus group discussions (FGDs) conducted by researchers
with related adolescent peer. The results showed that adolescents need activities that always provide
innovation, activities are not only curative but more on activities that are promotive and preventive such
as counseling teenage health, education, and socialization.

Keywords: adolescent, program, health, need, expectation

Abstrak: Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Pada
masa transisi, remaja sering menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi
sendiri. Sejak tahun 2003, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan kesehatan
yang disebut dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Puskesmas Tanah Kalikedinding
telah memiliki kegiatan yang bersifat promotif dan preventif khususnya berkaitan dengan remaja.
Kegiatan PKPR tentu didasarkan pada setiap kebutuhan dan keinginan dari remaja di sekitar wilayah
Tanah Kalikedinding. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan dan harapan kader
remaja terhadap program kesehatan remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari peer educator Rumah Remaja, yaitu
salah satu program inovasi Puskesmas Tanah Kalikedinding yang merujuk pada kesehatan reproduksi
remaja, kader Posyandu Remaja, kader remaja di Pondok Pesantren Al-Fitroh dan kader UKS di
SMAN 19 Surabaya. Jumlah informan yang digunakan pada penelitian ini ialah 6 orang kader remaja.
Pengumpulan data diperoleh langsung dari lokasi penelitian dengan menggunakan teknik wawancara
mendalam dan focus group discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dengan kader remaja terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja membutuhkan kegiatan yang selalu memberikan inovasi,
kegiatan tidak hanya bersifat kuratif namun lebih pada kegiatan yang bersifat promotive dan preventif
seperti penyuluhan kesehatan remaja, edukasi, dan sosialisasi.

Kata kunci: remaja, program, kesehatan, kebutuhan, ekspektasi

PENDAHULUAN 2007 menyebutkan bahwa di Indonesia


WHO mengemukakan bahwa remaja usia remaja sangat besar jumlahnya dimana
merupakan kelompok manusia yang persentase menunjukkan angka 27% dari
memiliki usia 10–19 tahun dan belum jumlah seluruh penduduk Indonesia.
menikah (Depkes RI, 2003). Riskesdas Menurut sensus penduduk Indonesia tahun
2010, menunjukkan bahwa kelompok usia

71
72 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 71–81

tersebut sebesar 30 persen dari populasi tidak menggunakan pelayanan kesehatan


penduduk di Indonesia. Penduduk remaja reproduksi yang ada dengan alasan ketakutan
jumlahnya meningkat dari 35 juta pada akan tidak terjamin kerahasiaannya dan
tahun 1980 menjadi lebih dari 42,4 juta khawatir akan dipersalahkan oleh petugas
tahun 2010 (BPS 2010). kesehatan.
Masa peralihan atau transisi dari usia Penanganan permasalahan remaja di
anak-anak menuju dewasa merupakan Indonesia telah diupayakan walau masih
masa remaja. Remaja sering menghadapi banyak kekurangannya. Strategi untuk
permasalahan yang kompleks dan sulit pada melaksanakan kebijakan kesehatan remaja
masa transisi. Adapun tiga risiko yang sering dilakukan oleh pemerintah melalui kerja
dihadapi oleh remaja erat kaitannya dengan sama lintas sektoral, pelayanan kesehatan
seksualitas dan dikelompokkan ke dalam dasar dan rujukannya, dan pola intervensi.
TRIAD KRR, yaitu kehamilan yang tidak Strategi ini tentu telah disesuaikan dengan
diinginkan, aborsi, dan terinfeksi penyakit kebutuhan tahapan proses tumbuh kembang
menular seksual, penyalahgunaan NAPZA remaja (Depkes RI, 2003).
serta HIV AIDS (BKKBN 2012). Data kunjungan di Puskesmas Tanah
Sementara itu, dari hasil beberapa Kalikedinding Surabaya menunjukkan
survey dari Kementerian Republik bahwa hingga bulan Juni 2016 remaja
Indonesia pada riset tahun 2014 dapat dengan usia 15-19 tahun lebih sering
diketahui bahwa pengetahuan remaja berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. tersebut dibandingkan dengan kategori usia
Remaja dihadapkan dengan masa sulit dalam yang lain. Jumlah remaja perempuan yang
perkembangan baik secara mental, sosial, berkunjung sebanyak 110 remaja sedangkan
dan kultural. Hal tersebut dapat dilihat laki-laki 120 remaja yang berkunjung
dari ketidakselarasan, gangguan emosi ke Puskesmas Tanah Kalikedinding
dan gangguan perilaku sebagai akibat dari Surabaya (Data Remaja Puskesmas Tanah
tekanan yang dialami oleh remaja. Adanya Kalikedinding, 2016).
ketidakselarasan dikarenakan perubahan- Pelayanan kesehatan yang diberikan
perubahan yang terjadi pada dirinya maupun di Puskesmas Tanah Kalikedinding
akibat perubahan lingkungan dan kehidupan menunjukkan bahwa angka pada remaja
social serta keluarga yang jarang mendukung perempuan maupun laki-laki yang
remaja tumbuh dan berkembang. berkunjung cukup signifikan, namun
Remaja juga terbatas aksesnya untuk di setiap bulannya dari bulan Januari-
mendapatkan pelayanan dan informasi yang Oktober 2016 mengalami fluktuasi tingkat
benar. Hal ini disebabkan karena faktor kunjungan (Data Remaja Puskesmas Tanah
lingkungan yang menyebabkan perilaku Kalikedinding, 2016).
berisiko pada remaja yang dapat mengancam
kemampuan remaja sebagai mata regenerasi
untuk eksistensi makhluk hidup manusia. Kunjungan Anak dan Remaja Bulan Juni 2016
Salah satunya ialah informasi yang 140

merugikan yang mudah diakses, hal 120

ini terjadi seiring dengan pesatnya arus 100

informasi melalui berbagai media cetak


80

60
dan elektronik. Meskipun banyak informasi
40
yang bersifat positif, namun sering kali
20
informasi yang diberikan tidak dapat 0
dipertanggungjawabkan misalnya karena Umur 6-9 th Umur 10-14 th Umur 15-19 th

kurang lengkap, tidak tepat, tidak benar dan Laki-laki Perempuan

menjerumuskan. Faktor lain dari kurangnya


Gambar 1. Cakupan kunjungan anak dan
akses remaja terhadap informasi tentang
remaja di Puskesmas Tanah
kesehatan reproduksi adalah hambatan
Kalikedinding (Sumber:
sosial dan kultural. Senderaowitz (1999)
D a t a P u s k e s m a s Ta n a h
menyatakan bahwa remaja cenderung
Kalikedinding)
Kinanty Putri S. dan Rachmat H., Demand vs Supply Program… 73

dari pelayanan kesehatan peduli remaja.


Pelayanan Kesehatan Remaja Usia Sekolah
Program ini lebih banyak bergerak dalam
160
140 pemberian informasi tentang kesehatan
120 remaja melalui wadah seperti Karang
100
80
Taruna, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), atau
60 organisasi kader remaja yang dibentuk oleh
40 Puskesmas. Pemberian pelayanan kesehatan
20
0
remaja dilaksanakan sesuai keinginan dan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt kebutuhan remaja. (Depkes RI, 2014)
Laki-laki Perempuan Puskesmas Tanah Kalikedinding telah
memiliki kegiatan yang bersifat promotif
Gambar 2. Cakupan pelayanan kesehatan dan preventif khususnya berkaitan dengan
remaja usia sekolah tahun remaja. Upaya yang dilakukan Puskesmas
2016 di Puskesmas Tanah adalah langkah untuk meningkatkan
Kalikedinding (Sumber: derajat kesehatan remaja di sekitar wilayah
D a t a P u s k e s m a s Ta n a h Tanah Kalikedinding. Kegiatan Pelayanan
Kalikedinding) Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) tentu
didasarkan pada setiap kebutuhan dan
keinginan dari remaja. PKPR di luar gedung
Satu hal yang dianggap dapat meliputi kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah
mempengaruhi derajat kesehatan (UKS), Rumah Remaja, dan Posyandu
masyarakat di lingkungan sekitar ialah Remaja. Oleh karena itu, penulis tertarik
adanya pembentukan kader kesehatan untuk melakukan “Identifikasi Kebutuhan
(Sistiarani, 2013). Pemerintah memiliki dan Harapan Kader Remaja Terhadap
upaya mewujudkan remaja sehat yaitu Program Kesehatan Remaja Di Puskesmas
dengan terbentuknya Program Pelayanan Tanah Kalikedinding Surabaya”
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Program Program kesehatan remaja saat ini lebih
ini dapat dilaksanakan di Puskesmas, Rumah banyak bergerak dalam pemberian informasi.
Sakit atau sentra-sentra dimana remaja Pemberian pelayanan khusus kepada remaja
berkumpul seperti mall (Depkes, 2005). melalui perlakuan khusus yang disesuaikan
Dalam pelaksanaan PKPR di Puskesmas, dengan keinginan, selera, dan kebutuhan
remaja diberikan pelayanan khusus melalui remaja belum dilaksanakan. Dengan
perlakuan khusus yang disesuaikan dengan demikian, remaja perlu dilibatkan secara
keinginan, selera dan kebutuhan remaja. aktif dalam perencanaan, pelaksanaan,
Secara khusus, program PKPR bertujuan dan penilaian pelayanan. Ide dan tindak
untuk meningkatkan penyediaan pelayanan nyata remaja akan lebih mengena dalam
kesehatan remaja yang berkualitas, perencanaan dan pelaksanaan pelayanan
meningkatkan pemanfaatan layanan karena mereka mengerti kebutuhan mereka.
Puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan (Depkes RI, 2003) Oleh karena itu, penting
pelayanan kesehatan, meningkatkan halnya pada penelitian ini untuk mengetahui
pengetahuan dan keterampilan remaja apa kebutuhan remaja saat ini terhadap
dalam pencegahan masalah kesehatan dan program kesehatan remaja disesuaikan
meningkatkan keterlibatan remaja dalam dengan program-program yang telah
upaya kesehatan dengan pembentukan disediakan pemerintah.
kader.
Model pelayanan kesehatan remaja
yang disebut dengan Pelayanan Kesehatan METODE
Peduli Remaja (PKPR) telah dikembangkan Penelitian ini merupakan penelitian
oleh Kementerian Kesehatan RI sejak tahun deskriptif dengan menggunakan pendekatan
2003. Pelayanan konseling dan peningkatan kualitatif. Penggalian data dilakukan
kemampuan remaja dalam menerapkan dengan menggunakan metode in depth
Pendidikan dan Keterampilan Hidup interview kepada sumber informan dengan
Sehat (PKHS) adalah beberapa ciri khas pertanyaan seputar harapan dan kebutuhan
74 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 71–81

remaja terhadap PKPR di Puskesmas Tanah program, seperti menjadi penanggung jawab
Kalikedinding. Subjek penelitian terdiri dari konseling, sekretaris, pengurus inti dan
peer educator Rumah Remaja, yaitu salah anggota aktif.
satu program inovasi Puskesmas Tanah Penelitian ini menjadi kan kader
Kalikedinding yang merujuk pada kesehatan remaja sebagai informan dikarenakan kader
reproduksi remaja, kader Posyandu Remaja, memiliki peranan penting di antara teman-
kader remaja di Pondok Pesantren Al-Fitroh temannya yang lain yaitu sebagai peer yang
dan kader UKS di SMAN 19 Surabaya. dilatih untuk menangani masalah-masalah
Jumlah informan yang digunakan pada kesehatan perseorangan maupun kelompok
penelitian ini adalah 6 orang kader kesehatan (WHO, 1995). Apabila dihubungkan dengan
remaja yang pada setiap kategori subjek tujuan penelitian ini ialah peran kader
penelitian diwakilkan oleh 1 orang kader. memiliki pengaruh dengan setiap jawaban
Informan dipilih secara purposive, yaitu yang ia berikan karena kader-kader tersebut
sesuai dengan karakteristik yang ditentukan mempunyai keterlibatan secara langsung
oleh peneliti. Karakteristik yang dimaksud dan memahami dengan benar setiap program
ialah remaja yang menjadi kader di wilayah kesehatan yang mereka lakukan.
Tanah Kalikedinding, berusia 15–24 tahun, Kader dipilih berdasarkan kondisi
dan dapat memberikan informasi kepada yang berbeda-beda. Kader Rumah Remaja
peneliti. Pengumpulan data diperoleh dipilih berdasarkan keaktifan anggota
langsung dari lokasi penelitian dengan dan lamanya ia menjadi anggota Rumah
menggunakan teknik wawancara mendalam Remaja. Pemilihan tersebut juga bersifat
dan focus group discussion (FGD) yang sukarela. Berikut pernyataan dari ZN selaku
dilakukan oleh peneliti dengan kader penanggungjawab konseling Rumah Remaja
remaja terkait. Sedangkan pengolahan yang keterlibatannya menjadi anggota sejak
data penelitian dilakukan dengan prinsip tahun 2011.
berproses secara analisa deskriptif (content “Karena aku udah sejak lama sih disini,
analysis). dari awal pembentukan Rumah Remaja
tahun 2011 dulu, jadinya aku harus
jadi salah satu peer buat teman-teman.
HASIL PENELITIAN
Anggota-anggota lama itu diusahakan
Berdasarkan data hasil penelitian jadi kader karena mereka yang tahu
diketahui bahwa jumlah kader kesehatan betul mengenai Rumah Remaja” (ZN,
remaja di wilayah Tanah Kalikedinding 21 tahun)
Surabaya yang menjadi informan penelitian
Berbeda halnya dengan AZR, kader
ini adalah 6 orang.
UKS SMAN 19 Surabaya, responden
Informan penelitian pada Tabel 1.
menyatakan bahwa kader UKS dipilih
dikategorikan berdasarkan kelompok
berdasarkan atas kesukarelaan siswa yang
tatanan program kesehatan remaja yang
bersedia menjadi kader untuk mewakili
berbeda yaitu dari Posyandu Remaja, UKS,
setiap kelas mereka masing-masing. AZR
Poskestren dan Rumah Remaja. Beberapa
mengaku bahwa tidak ada keterpaksaan
program yang telah disebutkan tersebut
dirinya untuk menjadi kader. Berikut
adalah program kesehatan remaja yang
pernyataan yang diungkapan AZR melalui
diaplikasikan di luar gedung Puskesmas
kuotasi di bawah ini.
Tanah Kalikedinding dan menjadi kegiatan
“Saya mengajukan sendiri sih mbak,
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
soalnya kan saya juga anggota PMR
dengan sasaran remaja itu sendiri sebagai
jadi saya rasa saya cukup mampu
provider maupun user. Tabel 1 menunjukkan
memberikan edukasi ke teman-teman
informan yang diwawancarai sebanyak
yang lain” (AZR, 17 tahun)
6 orang dengan sebagian besar berjenis
kelamin perempuan (84%), memiliki rentang Sedangkan menurut LF (19 tahun)
umur antara 16–21 tahun, berpendidikan yang juga sebagai kader di Pos Kesehatan
SMP–SMA, dan rata-rata posisi mereka Pesantren Al-Fithrah, mengungkapkan
memiliki kedudukan penting dalam setiap bahwa menjadi kader adalah sebuah
Kinanty Putri S. dan Rachmat H., Demand vs Supply Program… 75

Tabel 1. Karakteristik Kader Remaja berdasarkan Kategori Informan, Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan Terakhir dan Jabatan
Jenis Pendidikan
Kategori Informan Umur Jabatan
Kelamin Terakhir
Kader Rumah Remaja 21 P SMA Penanggung Jawab
Konseling Rumah Remaja
Kader Rumah Remaja 20 P SMA Sekretaris Rumah Remaja
Kader UKS SMAN 19 Surabaya 17 P SMP Pengurus inti
Kader UKS SMAN 19 Surabaya 16 P SMP Anggota
Kader Posyandu Remaja 19 L SMA Anggota aktif
Kader Poskestren Al-Fitroh 19 P SMP Anggota aktif
Sumber: Data primer penelitian

keharusan apabila telah memasuki jenjang Pemerintah terhadap remaja adalah


SMA di Pondok Pesantren, karena jenjang dicanangkannya pembentukan PKPR tingkat
Pendidikan tersebut adalah jenjang yang Puskesmas tahun 2003. Prinsip dari PKPR
paling tinggi, sehingga mampu memberikan adalah dapat terakses oleh semua golongan
edukasi yang cukup bagi teman-temannya remaja, dapat diterima, layak, efektif, dan
yang lain. efisien.
“Saya udah SMA kelas IX mbak, jadiya Selama ini program Pelayanan
sekalian jadikader juga disini. Soalnya Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
yang paling tua. Selain itu saya juga telah dilaksanakan oleh Puskesmas
menjadi ustadzah disini” (LF, 19 Tanah Kalikedinding Surabaya dimana
tahun) penyelenggaraannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di wilayah kerja tersebut.
Dari beberapa pernyataan LF dapat
Pengembangan standar yang dapat menjamin
disimpulkan bahwa rekrutmen menjadi
mutu PKPR diterapkan secara terukur,
kader kesehatan remaja didasarkan pada
merata, dan ajeg. Proses pengembangan
keinginan kader informan sendiri dan tidak
standar ini dilakukan melalui beberapa
ada unsur keterpaksaan. Selain itu juga
langkah yang dibutuhkan sesuai dengan
menjadi sebuah keharusan bagi mereka
Standar Nasional PKPR. Standar Nasional
apabila mereka telah memasuki jenjang
PKPR adalah dokumen tertulis yang
Pendidikan yang lebih tinggi dari anggota
berisi berbagai persyaratan mutu PKPR,
program kesehatan remaja yang lainnya.
yang meliputi persyaratan mutu masukan
Pusat pengembangan kesehatan
(input), proses, maupun luaran (output).
masyarakat atau yang biasa dikenal
Standar Nasional PKPR dikembangkan
dengan sebutan Puskesmas memilki peran
untuk digunakan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara
mengarahkan dan menilai mutu PKPR.
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
Jadi pada dasarnya Standar Nasional PKPR
di wilayah kerjanya dalam bentuk Upaya
adalah pedoman pengendalian mutu yang
Keseheatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
digunakan oleh fasilitas kesehatan untuk
Puskesmas Tanah Kalikedinding merupakan
meningkatkan dan menjamin mutu PKPR
fasilitas kesehatan tingkat pertama di
yang telah dilaksanakan. Untuk dapat
wilayah kelurahan Tanah Kalikedinding
menggunakan standar ini, pertama-tama
Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya.
fasilitas kesehatan harus terlebih dahulu
Berdasarkan data Profil Puskesmas Tanah
mampu melaksanakan PKPR. PKPR menjadi
Kalikedinding tahun 2017, jumlah penduduk
salah satu program unggulan di Puskesmas
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Kalikedinding, sebab program ini
tersebut adalah sebanyak 52.555 jiwa.
memiliki banyak tugas pokok dan fungsi
Adapun dari jumlah tersebut sebanyak
(tupoksi) kegiatan yang dilaksanakan. PKPR
9881 orang (18%) adalah penduduk dalam
di Puskesmas tersebut telah menjalankan
usia remaja. Salah satu bentuk perhatian
76 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 71–81

kegiatannya sesuai dengan Standar Nasional mengingat bahwa seharusnya kegiatan


PKPR yang dikeluarkan oleh Kementerian promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes tidak harus dilakukan di dalam gedung saja,
RI) sebagai pedoman. Hal ini dibuktikan melainkan di luar gedung juga, Karena
dengan adanya pelayanan di dalam gedung masih banyak sasaran remaja di luar yang
dan di luar gedung. Pelayanan dalam gedung perlu mendapatkan Komunikasi, Informasi,
lebih ditekankan pada Upaya Pelayanan dan Edukasi (KIE) serta intervensi.
Perorangan (UKP) yaitu dengan konseling Kader-kader remaja pada setiap
di Poli Psikologi dan pemeriksaan kesehatan program PKPR ini dapat dikategorikan
secara medis. menjadi kelompok user dan provider.
Sedangkan Upaya Kesehatan Mereka adalah pengguna sekaligus
Masyarakat (UKM) pada PKPR di pemberi pelayanan untuk teman-teman
Puskesmas Tanah Kalikedinding dilakukan sebayanya. Kader memiliki peran dan
di luar gedung. Kegiatan-kegiatan tersebut pengaruh penting dalam meningkatkan
antara lain UKS, Posyandu Remaja, dan kesehatan remaja. Program PKPR di Tanah
Rumah Remaja. Pada implementasinya, Kalikedinding sudah tersedia sejak lama dan
ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan sudah dimanfaatkan oleh remaja-remaja di
rutin. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) sekitar. Seiring dengan berjalannya waktu
mempunyai petugas khusus dan memiliki perlu adanya evaluasi mengenai program
jadwal rutin. Sasaran dari UKS yaitu PKPR di Puskesmas Tanah Kalikedinding.
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Evaluasi dapat dilihat melalui bagaimana
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah pelaksanaan program itu sendiri dan hal
Atas (SMA) di wilayah binaan Puskesmas yang paling penting ialah apa yang menjadi
Tanah Kalikedinding. Puskesmas memiliki kebutuhan dan harapan remaja terhadap
2 UKS binaan di SMPN 15 Surabaya dan program PKPR.
di SMAN 19 Surabaya. Sekolah tersebut Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
mendapatkan predikat UKS terbaik dan adalah salah satu program PKPR di tingkat
UKS percontohan di wilayah Kelurahan pendidikan formal dengan sasaran remaja
Tanah Kalikedinding dan Kecamatan usia sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
Kenjeran. Hal ini menjadi prestasi yang baik dengan kader UKS di SMAN 19 Surabaya
bagi pemerintah daerah setempat khususnya diketahui bahwa apa yang mereka butuhkan
UPTD Puskesmas Tanah Kalikedinding. saat ini terhadap kegiatan UKS selain
Selain itu, terdapat kegiatan PKPR pemeriksaan kesehatan rutin ialah adanya
lainnya di luar gedung yang termasuk dalam penyuluhan kesehatan yang bertemakan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat reproduksi remaja. Ia juga berpendapat
(UKBM) yaitu posyandu remaja dan bahwa kesehatan reproduksi sudah -bukan
Rumah Remaja. Pada implementasinya, dua hal yang tabu bagi remaja se-usia mereka
kegiatan ini saling memiliki keterkaitan. bahkan mereka wajib mengetahuinya
Kegiatan tersebut memiliki sasaran remaja agar dapat menjadi bekal pengetahuan
umum di wilayah Tanah Kalikedinding. dikedepannya.
Namun, dari hasil wawancara kepada Selain itu pendapat berbeda diutarakan
petugas dan observasi, baik kegiatan oleh salah satu kader UKS yang menyatakan
posyandu remaja dan Rumah Remaja belum bahwa para kader-kader ini adalah garda
berjalan optimal. Banyak faktor determinan utama untuk meningkatkan pengetahuan
yang menjadi penghambat kegiatan-kegiatan dan kesadaran teman-teman sebayanya.
ini, seperti Sumber Daya Manusia (SDM) Oleh karena itu mereka menginginkan
yang kurang dari sisi petugas dikarenakan adanya pembinaan kader yang rutin,
petugas hanya satu orang. Selain itu SDM diberikan materi-materi mengenai
dari sasaran cukup sulit dipertemukan, kesehatan remaja agar mereka dapat
jadwal pelaksanaan kegiatan yang tidak dengan mudah memberikan edukasi kepada
pasti, anggaran dana kegiatan minim, dan teman sebayanya. Secara tersirat kader
banyak faktor lainnya. Hal ini menjadi menginginkan dibentuknya konselor sebaya
bahan evaluasi yang harus diperhatikan yang berfungsi melakukan konseling untuk
Kinanty Putri S. dan Rachmat H., Demand vs Supply Program… 77

teman sebayanya yang lain. Pelaksanaan di setiap RW di Kelurahan Tanah


konseling bersama teman dapat membuat Kalikedinding dengan melibatkan remaja
remaja menjadi semakin terbuka terhadap karang taruna dan remaja di sekitarnya.
kesehatannya. Pernyataan diatas dapat Salah satu kader posyandu remaja
ditunjukkan dari hasil wawancara berikut berpendapat bahwa sebaiknya kegiatan
ini: posyandu remaja ada jadwal rutin dan
“Selain pemeriksaan kesehatan khusus supaya remaja dapat menyesuaikan
seharusnya juga diberikan penyuluhan dengan kegiatan mereka masing-masing
tentang kesehatan khususnya kesehatan sehingga dengan begitu kehadiran remaja
remaja jadi ada bekal tambahan buat menjadi banyak.
remaja sekolah” (LS. 16 tahun) Inovasi dari kegiatan yang monoton
juga sangat dibutuhkan oleh remaja. Remaja
“Mungkin lebih ditingkatkan lagi
menginginkan ada kegiatan baru yang
pembinaan buat kader UKS nya, kalau
kreatif yang dapat menarik minat dari remaja
perlu ada wadah buat konseling sesama
setempat. Apabila sebelumnya kegiatan
teman” (AZR, 17 tahun)
hanya berfokus pada kegiatan yang bersifat
Kebutuhan dan harapan remaja pos kuratif seperti pemeriksaan kesehatan, maka
kesehatan pesantren (poskestren) serupa remaja juga menginginkan kegiatan yang
juga diutarakan melalui salah satu kader bersifat promotive dan preventif, seperti
poskestren bahwa mereka menginginkan penyuluhan kesehatan remaja, edukasi
adanya pembentukan dan pembinaan dengan cara yang seru, sharing bersama
konselor sebaya supaya bisa menjadi peer mengenai permasalahan remaja saat ini,
educator dan membantu memecahkan dan lain sebagainya. Walaupun hanya
permasalahan bagi teman-temannya. Berikut seminar dan penyuluhan, Hal ini dibuktikan
kuotasi wawancara dengan kader poskestren dengan cuplikan wawancara bersama kader
Al-Fitroh. posyandu remaja sebagai berikut.
“Kalau disini (poskestren) penyuluhan “Kalau bisa ada jadwal rutin biar
sudah sering sih, kadang dari anak-anak bisa menyesuaikan dengan
puskesmas kadang dari luar juga. kegiatan masing-masing, jadi banyak
Mungkin lebih ke pendekatan secara yang datang” (SYF, 19 tahun)
personal aja, biar kalau ada yang
“Ada kegiatan yang baru dan nggak itu
curhat bisa enak” (LF, 19 tahun)
itu aja” (SYF, 19 tahun)
Puskesmas Tanah Kalikedinding
Berdasarkan hasil wawancara
Surabaya memiliki UKS binaan yang
bersama kader Rumah Remaja, didapatkan
terdapat di SMAN 19 Surabaya dan di
pernyataan melalui kuotasi sebagai berikut.
SMPN 15 Surabaya. Hanya 2 institusi
“Saya rasanya sih dari kita itu kurang
pendidikan tersebut yang selama ini
diperencanaannya. Karena kadang
menjadi fokus utama kegiatan UKS di
tidak ada time line yang jelas” (ZN,
Tanah Kalikedinding, Karena telah memiliki
21 tahun)
banyak prestasi seperti pernah menjuarai
perlombaan UKS Teladan dan Percontohan “Harapannya RR jadi banyak
se-Kota Surabaya. Namun di sisi lain, masih anggotanya, nggak anak-anak itu aja,
banyak sekolah-sekolah di wilayah tersebut kegiatannya lebih inovatif, dan lebih
yang juga ingin mendapatkan perhatian sering melakukan sosialisasi biar nggak
lebih terhadap UKSnya. Dan bukan hanya dibilang vacuum” (ID, 20 tahun)
UKS yang memang sudah menjadi unggulan
Rumah Remaja adalah salah satu
saja. Karena sekolah-sekolah yang belum
program inovasi dari Puskesmas yang berdiri
terjamah Pendidikan kesehatannya masih
sejak tahun 2011. Program ini muncul
sangat membutuhkan pembinaan lebih guna
karena adanya kebutuhan dari remaja sekitar
meningkatkan derajat kesehatan siswa dan
Tanah Kalikedinding yang membutuhkan
warga sekolahnya.
wadah untuk mengaspirasikan kegiatan
Posyandu remaja adalah program
mereka menuju arah positif. Pernyataan
kesehatan untuk remaja yang dilaksanakan
78 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 71–81

hasil wawancara diatas dapat disimpulkan mengembangkan diri, menjadi peer


bahwa menurut mereka Rumah Remaja bagi teman-teman sebayanya, dan ingin
masih belum matang dalam hal perencanaan berprestasi terhadap apa yang mereka
kegiatan. Timeline yang dibuat pun masih lakukan. Dorongan ini disebut kebutuhan
tidak jelas. Sehingga hal tersebut berdampak akan prestasi. Orang-orang dengan prestasi
pada kegiatan yang akan mereka lakukan. tinggi cenderung mencari situasi-situasi
Harapan lain juga disampaikan kader dimana dapat memperoleh tanggung
Rumah Remaja mengenai kegiatan yang jawab pribadi untuk menemukan berbagai
inovatif. Keinginan mereka adalah adanya penyelesaian problem. Tidak ada unsur
kegiatan baru di setiap tahun, yang tidak keterpaksaan dalam keterlibatan kader,
sekedar meniru dan mengulang kegiatan di mereka murni atas dasar kemauan mereka
tahun sebelumnya, sehingga dapat menarik sendiri. Selain itu, keinginan mereka untuk
remaja lain untuk bergabung. Selain itu, memiliki hubungan-hubungan persahabatan
Rumah Remaja juga perlu adanya sosialisasi kepada teman sebayanya secara dekat yang
ke publik secara rutin, baik sosialisasi menjadi kebutuhan kader remaja.
mengenai Rumah Remaja hingga melakukan Berbeda halnya dengan kader Rumah
penyuluhan dan edukasi ke remaja di luar Remaja, selain atas dasar sukarela,
Rumah Remaja. Hal tersebut bermaksud menjadi kader adalah sebuah kewajiban
agar Rumah Remaja tidak terkesan dan keutamaan bagi remaja yang memiliki
vacuum. frekuensi keikutsertaan yang cukup lama
Keterlibatan remaja adalah salah satu diprogram kesehatan tersebut. Sehingga
kriteria PKPR (Depkes RI, 2003). Kelompok remaja tersebut memiliki cukup wewenang
ini merupakan pihak yang diharapkan dan pengalaman untuk menjadi kader bagi
mendapatkan manfaat atau hasil positif teman-teman sebayanya. Hal tersebut dengan
terhadap implementasi program PKPR di adanya keinginan untuk memiliki dampak,
Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya. pengaruh, dan kontrol terhadap orang-orang
Adanya peer atau biasa disebut sebagai lain. Orang-orang dengan kebutuhan akan
kader juga menjadi pengaruh terhadap kekuasaan yang tinggi selalu menikmati
kesehatan remaja. Kader kesehatan remaja tugas-tugas untuk mempengaruhi orang-
ialah beberapa remaja yang ditunjuk sebagai orang lain, lebih menyukai ditempatkan
perwakilan dari remaja lainnya guna ikut dalam situasi kompetitif, berorientasi
melaksanakan sebagian pelayanan kesehatan status, dan cenderung lebih memperhatikan
terhadap diri sendiri, keluarga, teman prestise dan pengaruh terhadap orang-orang
sebaya pada khususnya dan lingkungan lain daripada hasil kerja yang efektif (Mc
pada umumnya (Undang-Undang Nomor Clelland, 2003).
23 Tahun 1992). Kader kesehatan remaja Analisis Kebutuhan Remaja terhadap
memiliki pengetahuan tentang kesehatan Program Kesehatan Remaja di Puskesmas
remaja yang mau membantu bersama-sama Tanah Kalikedinding Surabaya.
memecahkan masalah kesehatan remaja Di Indonesia, Puskesmas merupakan
sebayanya. unit penanggungjawab penyelenggaraan
Kader remaja pada setiap program upaya kesehatan masyarakat untuk jenjang
PKPR Puskesmas Tanah Kalikedinding tingkat pertama. Pada saat ini puskesmas
memiliki peran dan fungsi masing- telah didirikan di hampir seluruh pelosok
masing. Keikutsertaan mereka menjadi tanah air. Berdasarkan Keputusan Menteri
kader dapat dilihat dari tujuan awal dan Kesehatan Tahun 2004, disebutkan bahwa
kebutuhan mereka. Menurut McClelland Puskesmas memiliki fungsi diantaranya
(2003), terdapat tiga jenis kebutuhan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,
dalam diri manusia terhadap suatu hal, pusat penggerak pembangunan berwawasan
yaitu kebutuhan akan prestasi, kekuasaan, kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan
dan kelompok pertemanan. Berdasarkan strata pertama baik seorangan maupun
dari hasil wawancara, keterlibatan kader masyarakat.
remaja dari berbagai program ialah Kepemilikan peran pada Puskesmas
mereka membutuhkan wadah untuk menjadi hal yang strategis sebagai upaya
Kinanty Putri S. dan Rachmat H., Demand vs Supply Program… 79

peningkatan taraf kesehatan masyarakat pemberi pelayanan kesehatan baik instansi


dengan fungsi memberikan pelayanan maupun Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan terdepan, termasuk untuk remaja. nya. Dengan adanya kebutuhan dan
Permasalahan yang dihadapi remaja saat harapan remaja yang telah diulas pada hasil
ini semakin berkembang luas, sehingga penelitian, maka dapat dikatakan bahwa
memerlukan perhatian lebih. Salah satu remaja sebagian besar menginginkan
program yang dicanangkan oleh pemerintah provider haruslah dapat menjawab persoalan
adalah dengan pembentukan program remaja, dan itu bisa dilakukan apabila
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja provider juga dekat dengan remaja. Kader
(PKPR). Pelayanan Kesehatan Peduli kesehatan remaja adalah jawaban sementara
Remaja (PKPR) merupakan pelayanan dari harapan mereka, karena kader remaja
kesehatan yang ditujukan dan dapat ialah orang yang tidak terlalu jauh usianya
dijangkau oleh remaja, menyenangkan, dari remaja sehingga persoalan yang ada
menerima remaja dengan tangan terbuka, bisa didekati secara empati.
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, Kebutuhan remaja mengenai
peka akan kebutuhan terkait dengan program kesehatan remaja ialah mereka
kesehatannya serta efektif dan efisien dalam menginginkan adanya kegiatan yang
memenuhi kebutuhan tersebut (DepKes inovatif, kreatif, tidak monoton dan selalu
RI, 2005). Dengan semakin banyaknya baru. Supaya dapat menarik perhatian
permasalahan yang dihadapi remaja, remaja untuk terus meningkatkan derajat
program ini seharusnya menjadi prioritas kesehatan mereka. Selain itu, kegiatan yang
utama dalam pengembangan program kerja dilakukan juga tidak hanya seputar kegiatan
Puskesmas. medis atau cenderung bersifat kuratif.
Hasil menunjukkan bahwa selama Menurut WHO, pengertian kesehatan
ini bentuk kegiatan yang dilakukan oleh secara luas tidak hanya meliputi namun juga
Puskesmas Tanah Kalikedinding terkait meliputi aspek mental dan sosial. Remaja
pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja menginginkan adanya peningkatan kegiatan
(KRR) dalam PKPR sudah sesuai dengan yang bersifat promotive dan preventif.
pedoman Depkes RI tentang pelayanan Kegiatan yang seperti itu dapat dilakukan
kesehatan remaja. Telah dilakukan pula dengan penyuluhan, sosialisasi, pemberian
pengembangan program inovasi dibuktikan edukasi atau Pendidikan. Pendidikan
dengan adanya program Rumah Remaja kesehatan merupakan segala suatu upaya
sejak tahun 2011. Dengan demikian yang direncanakan untuk mempengaruhi
Puskesmas sudah melakukan pengembangan orang lain, baik individu, kelompok, atau
untuk kegiatan atau inovasi untuk masyarakat, sehinga mereka melakukan
meningkatkan cakupan pelayanan KRR. apa yang diharapkan untuk memelihara dan
Respons remaja terhadap pelayanan meningkatkan kesehatan yang kondusif dari
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).
yang diselenggarakan Puskesmas Tanah Maka daripada itu, besar harapan dan
Kalikedinding cukup tinggi. Hal ini keinginan para remaja terhadap kegiatan
dibuktikan dengan angka keterlibatan remaja PKPR ini untuk meningkatkan derajat
yang tinggi pada setiap program PKPR yang kesehatan remaja.
diselenggarakan oleh Puskesmas. Namun
masih besar harapan dan keinginan remaja,
KESIMPULAN
yang dalam hal ini diwakili oleh kader,
terhadap kegiatan-kegiatan yang berkaitan Keterlibatan remaja menjadi hal yang
dengan program PKPR, yaitu UKS, penting dalam kesehatan remaja. Kelompok
Poskestren, Posyandu Remaja, dan Rumah ini merupakan pihak yang diharapkan
Remaja. Kebutuhan remaja akan layanan mendapatkan manfaat atau hasil positif
kesehatan reproduksi akan berbanding lurus terhadap implementasi program PKPR di
dengan kesiapan para provider. (Widjanarko, Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya.
1999) Bagi remaja provider, ini amatlah Adanya peer atau biasa disebut sebagai
penting. Provider yang dimaksud adalah kader juga menjadi pengaruh terhadap
80 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 71–81

kesehatan remaja. Program PKPR di Listyaningrum, R. 2008. Perencanaan


Puskesmas sudah ada sejak tahun 2003 dan Promosi Kesehatan. Terdapat di dretno_
telah diterapkan di Tanah Kalikedinding listyaningrum.staff.gunadarma.ac.id/.../6_
dengan sasaran utama ialah remaja sekitar. PERE [diakses 3 Januari 2017].
Walaupun telah lama diterapkan, namun Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2015.
remaja sebagai pengguna pelayanan “Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun
memiliki harapan dan kebutuhan terhadap 2015”.
program tersebut. Departemen Kesehatan RI. 2003. Materi
Kader remaja di wilayah Tanah Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli
Kalikedinding menginginkan ada inovasi remaja. Jakarta.
kegiatan di setiap tahunnya, yaitu Anonim. Pusat Informasi dan konseling
berupa tema yang selalu up to date yang Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-
disesuaikan dengan permasalahan kesehatan KRR) diakses pada 26 Desember 2016
remaja saat ini. Hal tersebut diharapkan pada situs https://www.k4health.org/
agar remaja tidak bosan dengan kegiatan sites/default/files/Bagian_II_Program_
yang sifatnya monoton. Selain itu, kegiatan Pemerintah_PIK-KRR.pdf.
yang diimplementasikan juga harus bersifat Badan Pusat Statistik, Hasil Sensus Penduduk
preventif dan promotif. Kegiatan preventif tahun 2010.
dan promotif dapat diaplikasikan melalui Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN,
penyuluhan kesehatan yang dikemas Departemen Kesehatan dan Macro
dengan berbagai games, sosialisasi dari Internasional; Survei Kesehatan
remaja untuk remaja dan oleh remaja itu Reproduksi Remaja tahun 2007,
sendiri, serta edukasi seputar KRR dengan Jakarta.
melibatkan fasilitator yang komunikatif. Badan Pusat Statistik (BPS) dan ORC Macro.
Oleh karena itu, sudah selayaknya 2003. Survei Demografi dan Kesehatan
Puskesmas Tanah Kalikedinding selaku Indonesia 2007. Calverton, Maryland,
fasilitas kesehatan masyarakat pada wilayah USA: BPS and ORC Macro
tersebut meningkatkan program PKPR BKKBN. 2006. Komunikasi, Informasi dan
sesuai kebutuhan dan harapan dari remaja Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja:
sekitar. Jakarta.
BKKBN. 2012. Ada Apa dengan Remaja.
In: brief, P (ed.) KAJIAN PROFIL
DAFTAR PUSTAKA
PENDUDUK REMAJA (10-24 THN).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Jakarta.
tentang Kesehatan Pasal 17. Depkes RI. 2014. Pedoman Pelayanan
Muthmainnah. 2013. Analisis Stakeholder Kesehatan Peduli Remaja. Jakarta.
Remaja terhadap Implementasi PKPR Farida, N. 2011. Thesis Rumah Remaja
di Kota Semarang. Jurnal Promkes vol.1 sebagai Model Model Pemberdayaan
no.2 Desember 2013: 170-183. K e s e h a t a n R e p ro d u k s i R e m a j a :
BKKBN. 2010. “Pendataan Perilaku Remaja Universitas Airlangga Surabaya.
dan Aktivitas Saat Berpacaran.”. Farida, N., 2011. Rumah Remaja sebagai
BPS. 2010. “Sensus Penduduk Indonesia Model Model Pemberdayaan Kesehatan
2010.”. Reproduksi Remaja. Jurnal Promkes, Vol.
Notoadmojo, S. 2012. Promosi Kesehatan 1, No. 2 Desember 2014: 153–162.
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineke Puskesmas Tanah Kalikedinding. 2016. Data
Cipta. Distribusi Pelayanan Kesehatan pada
Maleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Remaja. Surabaya.
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, McClelland, D.C. (1987). Human Motivation.
hal. 3. New York: Cambridge University Press.
Kinanty Putri S. dan Rachmat H., Demand vs Supply Program… 81

Arsani, N.L.K, dkk. 2013. Peranan Program Negeri 10 Denpasar [WWW Document].
PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli URL ojs.unud.ac.id/index.php/coping/
Remaja) terhadap Kesehatan Reproduksi article/download/10811/12681 (accessed
Remaja di Kecamatan Buleleng, Jurnal 4.30.15).
Ilmu Sosial dan Humaniora. Vol.2. No.1 Friskarin, K., dan Manalu, H.S.P. 2016.
April 2013 ISSN: 2303-298. Implementasi Program Pelayanan
Sari, Utami, S. 2015. Pengaruh Peer Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di
Education terhadap Perilaku Personal Tingkat Puskesmas DKI Jakarta. Jurnal
Hygiene Genetalia dalam Pencegahan Ekologi Kesehatan Vol. 15 No. 1, Juni
Kanker Serviks pada Remaja Putri di SMP 2016: 66–75.

You might also like