You are on page 1of 100
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Jalan Kolonel Sutarto No. 132 Surakarta Kode Pos 57126 Telp. (0271) 634634, Faximile (0271) 637 412, Email : rsmocwardigjatengprov.go.id Website : rsmoewardi.jatengprov.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Nomor : 188.4/\\.OFt/2020 TENTANG PEDOMAN KESIAPAN MENGHADAP! BENCANA. (HOSPITAL DISASTER PLAN) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Menimbang : a bahwa dalam rangka meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material dan jiwa, telah disusun Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. * Moewardi; b. bahwa Keputusan Direktur Nomor 188.4/11.092/2020 tentang Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Dr, Moewardi, tidak sesuai lagi dengan keadaan; c. _bahwa Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, dijadukan acuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari; d. bahwa sehubungan dengan huruf (a), (b) dan (c) di atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit; DOKUMEN MASTER Menetapkan KESATU KEDUA KEDUA KETIGA 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 856 Tahun 2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit; 9. Keputusan Gubernur Jawa Tengah _Nomor 821.2/14/2020 tanggal 20 Januari 2020 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk Dr. dr. Cahyono Hadi, Sp.0G-KFER _NIP. 196411161997031003 Pembina Utama Muda sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah. MEMUTUSKAN PEDOMAN KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA HOSPITAL DISASTER PLAN) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Mencabut Keputusan Direktur Nomor 188.4/11.092/2020 tentang Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi : Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan pelayanan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Surakarta Tanggal 20 November 2020 DIREKTUR RSUD Dr. MREWARDI PROVINSI JAWA TENGAH, er CAHYONO HADI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Jalan Kolne| Suri No, 182 Surakata Kodepos 57 128 Tlepon (0271) 624694 Fataiede (0271) 637412, Email its: sioawardjatengprev.gid PEDOMAN KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA (HOSPITAL DISASTER PLAN) RSUD Dr. MOEWARDI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI PROVINSI JAWA TENGAH 2020 SK DIREKTUR Pedoman XLesinpan Wenghadapi Beneana KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Hidayah Nya sehingga Buku Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana RSUD Dr Moewardi dapat tersusun. Kegawat daruratan dan bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja, sehingga komponen-komponen penting dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari tingkat pra rumah sakit, di rumah sakit serta rujukan intra rumah sakit sampai dengan rujukan rumah sakit. Kesiapan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu dapat mempersingkat waktu (respon time) dan penanganan korban gawat darurat dapat dilakukan dengan cepat, tepat cermat, dan sesuai stander. Rumah sakit memegang peranan penting dalam kesiapsiagaan penanganan korban gawat darurat dan bencana sehingga fasilitas kesehatan tersebut harus selalu siap menerima korban gawat darurat dan bencana yang membutuhkan pertolongan cepat dan tepat Pada keadaan tertentu rumah sakit juga dapat menjadi *korban" bencana itu sendiri seperti gempa bumi Rumah Sakit mengalami kedaruratan baik infrastruktur, tenaga, sarana, peralatan, dan lain sebagainya. Untuk itu semua sistem pada berbagai level di rumah sakit harus dipersiapkan dan siap siaga dalam menghadapi bencana dengan menyiapkan sumber daya, baik fasilitas maupun manusia. Setiap komponen dan unit teknis tersebut seharusnya memiliki perencanaan penyiagaan bencana yang terkoordinir dan tertulis, karena reaksi setiap komponen dan unit teknis dalam menghadapi bencana dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : jenis bencana/musibah dan jumlah korban harus ditangani, fasilitas, sumber daya manusia serta sistem rujukan yang harus dimiliki rumah sakit tersebut. Disusunnya buku pedoman penanganan Bencana Rumah Sakit / Manajemen Kedaruratan (Hospital Disaster Plan) untuk kesiapsiagaan RSUD Dr. Moewardi dalam menghadapi bencana,diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya. Surakarta, November 2020 Tim Penanganan Bencana RSDM Podoman Lesinpan WNenghadapi Bencava ill SK DIREKTUR KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI.. BAB. BAB. BAB. BAB. BAB. BAB. DAFTAR ISI | PENDAHULUAN A, Latar Belakang B.Tujuan Pedoman Siaga Bencana C.Ruang Lingkup . D.Pengertian E. Dasar Hukum Il PEMETAAN BENCANA (DISASTER MAPPING) A. Bencana Intern..... B.Bencana Ekstern ee See tetera C.Kemungkinan Bencana Di Rumah Sakit dan Di Wilayah Sekitar RS ....... 15 D.Kemungkinan Bencana Internal Rumah Sakit....-csscsosseseeneneeneneee 17 E,Kemungkinan Bencana Eksternal Rumah Sakit.. 18 Ill FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN RSUD Dr. MOEWARDL......... 19 A.Jumlah Ketenagaan di RSDM....-..... ‘ 19 B.Fasilitas yang ada di RSDM 19 C.Jenis Pelayanan Kesehatan di RSDM .. : 20 IV KESIAPSIAGAAN DAN TIM PENANGANAN BENCANA RSDM. A. Struktur Organisasi Tim Penanganan Bencana RSDM.. B. Uraian Tugas Tim Penanganan Bencana RSDM... V POS PENANGANAN BENCANA.. i A. POS PENGENDALI PENANGANAN BENCANA....... 38 POS PENGOLAHAN DATA. POS INFORMASI i POS LOGISTIK DAN DONASI....cnsennstnsnmnen . POS PENANGANAN JENAZAH...... 87 POS RELAWAN. POS PENCARIAN KELUARGA... ce sat este PENETAPAN AREA AMAN DAN RUANG AMAN....... 39 Io7moog VI SISTEM KOMUNIKASI PENANGANAN BENCANA DI RSDM ‘A. Komunikasi Internal .. eo ee B. Pusat Komunikasi Publik i ee ereemerenreey. | C. Garis Komunikasi Peer erect eet a1 D. Pengaturan Lalu Lintas. E. Aktivasi Sistem Penanganan Bencana. F. Tim Utama Penanganan Bencana. G. Peran Instansi Jejaring.... BAB. Vil PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT. A. Penanganan Korban 0. Pengelolaan Barang Milik Korban Pengelolaan Makanan Korban dan Petugas. Pengelolaan Tenaga Rumah Sakit. Pengendalian Korban Bencana dan Pengunjung wr... Koordinasi dengan Instansi Lain Pengelolaan Obat dan Bahan/Alat Habis Pakai Pengelolaan Volunteer (Relawan). Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Pengelolaan Donasi Pengelolaan Listrik, Telepon dan Air. Penanganan Keamanan Pengelolaan Informasi, Jumpa PERS Pengelolaan Media Pengelolaan Rekam Medis.... . Identifikasi KOrbaN ....snneenseennsennesen Pengelolaan Tamu / Kunjungan S. Pengelolaan Jenazah T. Evakuasi Korban Ke Luar Rumah Saki. BAB. Vill OPERASIONAL PENANGANAN BENCANA INTERNAL, DAN EKSTERNAL RSDM. A. Sistem Kode Darurat Di Rumah Sakit B, Penanganan Bencana Intemal Rumah Sakit pPOVOZErAL-TaA™MoOD C. Penanganan Bencana Eksternal dengan Korban Mendatangi RS D. Bencana Eksternal dengan Korban Massal di Lapangan. E. Mengirim Tim Medis Ke Daerah Bencana Jauh BAB. IX PEMULIHAN KEMBALI KE FUNGS! NORMAL A. Mengembalikan SDM Ke Tugas Pokoknya B. Mengembalikan Fungsi Organisasi Ke Fungsi Pokoknya. C. Penyusunan Laporan.... BAB. X SIMULASI BAB. XI PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Predoman Xesinpan Wenghadapi Beneava Vv 2, 42 43 AB 46 46 AT 47 48 oA oA oo 50 ae) 51 =) or) 52 ni2 53 8 54 BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyerakat, yang disebabkan baik oleh faktor alam dan / atau faktor non alam maupun faktor manusia. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam tersebut serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam. Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi (banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia,penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia). Bencana epidemi yang menular hingga lintas negara berubah menjadi pandemi sehingga perlu diwaspadai. Bencana pandemic sering disebabkan oleh penyakit infeksi Emerging dan Re-emerging (PINERE) atau new — emerging infectious diseases. Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah konflik. Hal ini menurut peran rumah sakit yang harus makin aktif sebagai ujung tombak dari pelayanan medik pada saat bencana juga sebagai mata rantai dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), dalam keadaan sehari-hari dan bencana. Seyogyanya pelayanan medik menjadi semakin cepat dan tepat, mulai dari pra rumah sakit ditempat kejadian berupa pertolongan pertama penderita gawat darurat dan rumah sakit termasuk pelayanan antar rumah sakit sebagai jaringan rujukannya bila membutuhkan pelayanan spesialistik RSUD Dr.Moewardi yang sudah biasa mengahapi emergency sehari-hari hanya cukup menambah kapasitas tempat tidur, peralatan, pengaturan petugas, ruang rawat, logistik medik dan non medik, serta sistem komunikasi yang baik akan memperlancar penanganan korban bencana Bencana yang sering terjadi di wilayah Surakarta. Sejak sekitar pertengahan tahun 2000, hampir setiap tahunnya Surakarta mengalami bani, puncaknya adalah saat banjir besar Desember 2007. Bencana itu membuat Pedoman Xesinpan Wenghadapi Bencana 1 Pemerintah Kota Solo mulai melakukan perbaikan sistem pembuangan air, perbaikan yang dilakukan dua tahun akhimya rampung tahun 2009 dan menciptakan solusi bagi bencana banjir. Selain itu secara lokasi Surakarta juga dekat dengan gunung berapi, sehingga pada letusan gunung merapi tahun 2010 yang lalu juga turut merasakan efeknya. Pada tahun 2006 terjadi bencana Tektonik yang ada di Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta Manajemen darurat dan/atau bencana harus dapat dilakukan oleh Rumah Sakit sehingga pada saat terjadi bencana, rumah sakit dapat diakses, dapat memberikan layanan kesehatan terhadap korban bencana dan berfungsi maksimum dengan infrastruktur yang sama sebelum terjadi bencana, selama bencana, dan segera setelah bencana (WHO,2015). Program manajemen bencana Rumah sakit mengarahkan perkembangan dan eksekusi kegiatan yang mampu memitigasi, mempersiapkan, merespon, dan pemulihan situasi dari suatu bencana. Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO) pada tangga 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus Kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). Pada tanggal 2 maret 2020, WHO Indonesia telah melaporkan 2 kasuu konfirmasi COVID-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapken COVID-19 sebagai pandemi. RSUD Dr. Moewardi sebagai pusat rujukan kesehatan dan salah satu rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan covid-19 untuk Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian Tenggara, disamping itu RSUD Dr.Moewardi mempunyai kegiatan sosial terkait bencana alam dan merupakan rumah sakit yang menjadi tempat rujukan bagi korban bencana massal yang terjadi di wilayah Surakarta dan sekitarya. Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan bencana eksternal (kegiatan sosial secara eksternal) yang sudah dilakukan oleh RSUD Dr.Moewardi adalah : 1. Kegiatan Sosial penanganan korban bencana Gempa Tektonik di Kabupaten Klaten Tahun 2006. 2. Kegiatan Sosial penanganan korban Bencana Banjir di Kota Surakarta Tahun 2007. Poedoman Zesinpan Wenghadapi Benenva 2 3. Kegiatan Sosial penanganan korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Klaten Tahun 2010. 4, Kagiatan Sosial penanganan bencana gempa di Aceh tahun 2017 5. Kegiatan Sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan ke korban banjir di Pacitan Tahun 2017 6. Kegiatan Sosial penanganan bencana Gempa bumi di Lombok tahun 2018 Dengan telah berpengalamannya RSUD Dr. Moewardi dalam kegiatan sosial penanganan korban bencana diharapkan mampu mengembangkan diri untuk lebih meningkatkan pelayanan medis lebih cepat dan tepat. RSUD Dr.Moewardi sebelun menentukan pedoman kesiapan menghadapi bancana maka langkah - langkah yang di lakukan adalah dengan cara: 1. Identifikasi ancaman bencana di dalam maupun di luar rumah sakit 2. Penilaian analisa risiko keadaan darurat yang berasal dari aktifitas (proses,operasional,peralatan) dan analisis kerentanan bencana terkait dengan bencana alam, teknologi, manusia, penyakitiwabah dan hazard material. 3. Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana bencana untuk menentukan skala Prioritas. 4, Pengendalian kondisi darurat atau bencana untuk menentukan skala prioritas. 5. Simulasi kondisi darurat bencana di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Bencana internal rumah sakit antara alain 1. Kedaruratan keamanan ada 8 kode kedaruratan yang telah ditetapkan yaitu pencurian,penculikan bayi ,ancaman bom Kedaruratan keselamatan yaitu : Kebakaran kedaruratan masal , ‘Tumpahan bahan dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Kegagalan peralatan medik dan non medik Kegagalan kelistrikan Kegagalan ketersediaan air Kegagalan sistem tata udara PrN OARON Mengahadapi bencana internal dan ekstemal di identifikasi menggunakan HVA (Hazard Vulnerability Assement Bencana sering terjadi tiba tiba tanpa bisa diprediksi. Sehingga sebaik- baik usaha penanggulangan adalah mempersiapkan diri semaksimal mungkin sebelum bencana itu datang. Merencanakan penanggulangan bencana saat bencana sudah terjadi adalah keterlambatan yang akan memakan korban jiwa dan harta benda yang mungkin sebenamya dapat dicegah, Pedoman XLesinpan Wenghadapi Benennn — 3 Dengan adanya bencana yang bisa terjadi di internal maupun eksternal yang dapat terjadi maka RSUD Dr .Moewardi harus menyusun dan memelihara rencana manajemen kedaruratan dan program mengahadapi bila terjadi kedaruratan komunitas,wabah dan bencana alam atau bencana lainya Pedoman perencanaan kesiapsiagaan bencana bagi rumah sakit tidaklah cukup secara tertulis, karena kesiapsigaan memerlukan pelatihan dan simulasi sehingga tidak terjadi kegagalan dalam penanganan kedaruratan masal yang terjadi di dalam maupun di uar rumah sakit.Selain itu dalam realisasinya harus pula ditetapkan adanya kerja sama dengan instansi — instansi terkait /unit kerja diluar rumah sakit (Pelayanan ambulans, bank darah, dinas kesehatan PMI, Media dan rumah sakit lainya, serta pelatihan berkali bagi staf rumah sakit sehingga staf fumah sakit mengetahui dan terbiasa dengan perencanaan dan pedoman yang dapat diterapkan. B. TUJUAN PEDOMAN SIAGA BENCANA. 4, Tujuan Umum Sebagai pedoman bagi manajemen RSUD Dr.Moewardi untuk dapat melaksanakan program penanggulangan bencana yang terjadi di dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah sakit serta meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi staf, pasien, pendamping pasien, Pengunjung, lingkungan rumah sakit yang dapat mengganggu operasional serta menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun mengancam financial dan citra rumah sakit 2. Tujuan khusus a. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RSUD Dr.Moewardi didalam mengambil keputusan terhadap masalah yang terjadi apa bila menghadapi bencana b. Sebagai acuan bagi seluruh staf Rumah Sakit agar dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana internal maupun eksternal c. Terlaksanya program kesiapan menghadapi bencana secara sistematis dan terarah C. Ruang Lingkup 1. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan kejadian. 2. Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tersebut. 3. Strategi komunikasi pada kejadian Petoman Xesiapan Wonghadapi Qeneana + 4, Pengelolaan sumberdaya waktu kejadian, termasuk sumber daya altematit, 5. Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan. 6. Kesiapsiagaan rumah dalam menghadapi bencana baik internal maupun bencana eksternal rumah sakit. 7. Kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana eksternal sebatas fungsi Rumah sakit yaitu menerima rujukan korban bencana dari luar 8, Identifikasi dan penugasan dan tanggung jawab staf pada waktu kejadian 9. Proses untuk mengelola keadaan darurat bila terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien. D.Pengertian 1. Darurat adalah suatu keadaan tidak normal / tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat / kegiatan yang cenderung membahayakan manusia, merusak peralatan/harta benda atau merusak lingkungan sekitarnya yang masih dapat ditangani oleh sumber daya internal rumah sakit. 2. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang tidak dapat ditangani sendiri oleh sumber daya internal Rumah Sakit 3. Penyakit Infeksi Emerging (PIE) adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi manusia untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru didalam satu populasi, ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru (re-emerging infectious disease) yang dapat berasal dari virus, bakteri dan parasit. Termasuk kelompok PIE adalah penyakit yang pernah terjadi disuatu daerah dimasa lalu, kemudian menurun atau telah dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat. Bentuk lainnya lagi adalah penyakit lama yang muncul dalam bentuk klinis yang baru, yang bisa jadi lebih parah atau fatal 4, Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 5. Penanggulangan krisis akibat bencana adalah serangkaian kegiatan bidang Kesehatan untuk mencegah, menjinakkan (mitigasi) ancaman/ bahaya yang berdampak pada aspek kesehatan masyarakat, menyiapsiagakan sumber daya Kesehatan, menanggapi kedaruratan kesehatan dan memulihkan (rehabilitasi), Podoman Zesiapnn Wenghadopi Benennn 5 serta membangun kembali (rekonstruksi) infrastruktur Kesehatan yang rusak akibat bencana secara lintas program dan lintas sektor. 6. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. 7. Manajemen SDM Kesehatan adalah serangkaian kegiatan perencanaan dan pendayagunaan tenaga yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan dalam melakuken upaya kesehatan. 8. Tim Reaksi Cepat adalah tim yang sesegera mungkin bergerak ke lokasi bencana setelah ada informasi kejadian bencana untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban 9. Tim Penilaian Cepat Kesehatan (Rapid Health Assessment, RHA) adalah tim yang dapat diberangkatkan bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul untuk menilai kondisi dan kebutuhan pelayanan kesehatan. 10. Tim Bantuan Kesehatan adalah tim yang diberangkatkan untuk menangani masalah kesehatan berdasarkan laporan Tim RHA. 10. Public Safety Center (PSC) adalah pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegawatdaruratan, termasuk pelayanan medis yang dapat dihubungi dalam waktu_ singkat dimanapun berada. PSC merupakan ujung tombak pelayanan, yang bertujuan untuk mendapatkan respons cepat (quick esponse) terutama pelayanan prarumah sakit. 14. Tenaga disaster victim identification (DVI) adalah tenaga yang bertugas melakukan pengenalan kembali jati diri korban yang timbul akibat bencana 12. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. 13. Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakuken untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna 14, Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. 15. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat uar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi Pedoman Xesiapan Wenghadapi Beneana 6 kimia, bioterorisme dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar ke lintas wilayah atau lintas negara. 16. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risikobencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana 17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan Risiko bencana adalah potensi Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. 18. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. 19. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik ataumasyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. 20. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 21. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupatiNvalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 22. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan BNPB, adalah lembaga pemerintah nondepartemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan 23. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat BPBD, adalah badan pemerintah daerah yang melakukan _penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah E, DASAR HUKUM 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Undang - Undang praktek kedokteran no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran 4, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pedoman Xesinpan Wenghadapi Benenna 7 10. 1. 12, 13, 14, 15, 16. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular Undang — Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid - 19) Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid — 19) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID - 19) Keputusan Menkes RI Nomor. 28/Menkes/SK/VI/1993 tentang Pembentuka Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencan di setiap Rumah Sakit Keputusan Menkes RI Nomor: 28/Menkes/SK/V/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana Keputusan Menkes RI Nomor: 205/Menkes/SKIIII/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permintaan dan Pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit Rujukan saat bencana Keputusan Menkes RI Nomor: 876/Menkes/SK/XI/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan Lain. Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2016, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Permenkes RI Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Pasien Memberikan Informasi Yang Jujur, Lengkap, dan Akurat. Podoman Zesinpan Wenghadapi Beneana 8 BAB II PEMETAAN BENCANA (DISASTER MAPPING) Peta kemungkinan — kemungkinan bencana / disaster yang bisa terjadi di wilayah sekitar Rumah Dr. Moewardi. Yang termasuk dalam kategori bencana / disaster di rumah sakit : A. BENCANA INTERNAL Bencana yang berasal dari internal rumah sakit dan menimpa rumah sakit dengan segala obyek vitalnya yaitu : pasien, pegawai, material dan dokumen, Beberapa kondisi darurat yang terjadi di Rumah Sakit antara lain 1. Kedaruratan keselamatan dan keamanan (demonstrasi / huru hara, penculikan bayi, kekerasan dalam rumah sakit dan risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi gedung) 2. Tumpahan bahan dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Kegagalan peralatan medik dan non medik 4. Kedaruratan utiitas Rumah sakit meliputi kegagalan kelistrikan, kegagalan ketersediaan air, kegagalan informasi teknologi / IT, dan kegagalan sistem tata udara 5. Outbreak / wabah / pandemi penyakit Kondisi darurat di Rumah Sakit dapat berkembang menjadi bencana apabila tidak dapat ditangani oleh sumber daya internal Rumah Sakit B, BENCANA EKSTERNAL Bencana yang berasal dari luar rumah sakit yang dalam waktu singkat mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata — rata keadaan biasa sehingga memerlukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya, Pedoman Lesinpan Wenghadopi Beneann 9 HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL HUN 2020 kaiser KEJADIAN BENCANA ALAM TAHUI me DAMPAK = (LUAS KEJADIAN - MITIGASI) Kes0ia BeNCANA | PROBABILITA xesienn | RESPON TERNAL | RESPON EXTERNAL Probabitas akan triad NILA Bada t 2 ‘Angin Topan ! Angin 2 Puting Bebung rea Badal Besar a Hujan Sas ° 3 ——. > = oe ernpa Bum 2 CGelomibang Air Pasang ° = 2 pop 2 : 3 0 Volesre/gunung males] 3 2 Epidemic/Wabah_ 3 es AVERAGE SCORE | _149 aa Fetoman Lesinpnn ‘TDenghedapi RACH PROBRSLITY*SEVERTY ——*| [0,15 0,40 0,38 HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL, TECHNOLOGIC EVENTS 2020 ‘SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION) Ie nf 1 1 i 2 1 o ° ‘Gangqun pada a 2 cee eee Compress Air (Udara Tekan ae aeeet i Gagal Sistem informasi Rumah Sekt 1 1 2 2 a a 4 ° a 2 = a 1 3 3 1 3 1 1 ‘AVERAGE SCORE, 1188 142 1,50 2a 7108 24 7a “Threat inereases vith percentage Gat PRaRETT "Bees PROBABILIT a Pedoman Lesinpan VWenghadapi Beneana — 11 HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL, KEJADIAN TERKAIT MANUSIA TAHUN 2020 DAMPAK = (LUAS KEJADIAN - MITIGAS!) PROBABILITAS| KeLADIAN cereal eaeraain mone ee eas va oes dicen peated Ep - - ff (medisfinteksius) Terrorism, Biological Situasi iP Penecutikan Bay) Penyanderaan ‘Tawuranihura hare Demo /Aksi Tenaga Kerja Kasus Forensik 1 1 ° 2 1 1 1 3 1 1 1.20 210 0,90 2,00 4.10 1.50 4,50 “Threat increases with percentage. RISK = PROBABILITY = SEVERITY 0,22 0,40 0,56 Pedoman Lesinpan Wenghadapi Bencana 12 HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL KEJADIAN TERKAIT HAZMAT TAHUN 2020 DAMPAK = (BESAR KEJADIAN - MITIGASI) KEJADIAN Probabilitas terfadt Waktu, Efektifitas, ‘suber daya “Tumpahan /terpapar 83 | Kecelakaan Tumpahan B3 skaia Kecil (From historic events at your MC with <5 victims) “Penanganan Tumpahan B3 lebar sid Sedang Penanganan Tumpahan Luas/Banyak 2 pene 2 7 AEE Terrorism, Radiologic AVERAGE 241 1,44 1,44 “Threat increases with percentage. RISK = PROBABILITY * SEVERITY 10,14 0,30 0,48 ay ‘SUMMARY OF MEDICAL CENTER HAZARDS ANALYSIS . KAISER PERMANENTE 2 2 : 3 sis z 2 5 z z s & i Q 2 i Probability 0,40 0,63 0,40 0,30 Severity 0,48 Hazard Specific Relative Risk to Medical Center eee ge 1004 S020 | Natural Technological Human Hazmat Probability and Severity of Hazards to Medical Center Probabity Severiy Dari keempat hazard tersebut technologi hazard memiliki resiko tertinggi yaitu 0,25 dengan nilai probability 0,53 dan nilai severity 0,48. Pedoman Xesiapan YHenghadapi Beneana 14 C. KEMUNGKINAN BENCANA YANG BISA TERJADI DI RUMAH SAKIT DAN DI WILAYAH SEKITAR RUMAH SAKIT Kemungkinan bencana yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah sekitar rumah sakit Dr. Moewardi ditentukan dengan menggunakan Hazard and Vulnerability Assessment (HVA). Hazard Vulnerability Analysis (HVA) adalah bahaya / resiko yang mungkin terjadi dan merugikan secara materi dan non materi dan berdampak terhadap manusia, property, bisnis, kesiapan dan kemampuan serta respon internal dan external yang dapat dilakukan. Untuk analilsa HVA terdiri dari: 4. Natural Hazard Bahaya yang di sebabkan oleh natural hazard/bencana alam yang memiliki nilai risiko tertinggi sampai dengan terendah yaitu NO PERISTIWA % RISIKO 7 a 3 / Kebakaran 56% 4 | Flood /banjir (musibah) 44% 5 | Tomado / Angin Topan 4% 6 | Kekeringan Kemarau 33% 7 | Landslide / Tanah Longsor 24% 8 | Earthquake/Gempa Bumi 22% 9 | Badai Besar 20% 40 | Hurricane/ Badai 17% 2. Technologi Hazard Bencana yang disebabkan oleh Technologi Hazard (bahaya Tehnologi) yang memiliki nilai risiko tertinggi sampai dengan rendah yaitu : NO PERISTIWA %RISIKO 1 eters nerator Zet) 2 (ecu latcw ecu tenn) EMMI Fire, intemal (Kebakaran) 4 | Fuel Shortage (Kekurangan Bahan Bakar) 41% 5 | Water Failure (Gangguan Suplay Air) 37% 6 | Terpapar Hazmat 33% 7 | Gangguan Transportasi Ambulance 30% 8 | HVAC Failure (Kegagalan Sistem Tata Udara) 26% 9 | Gangguan Pada Alat Medis 24% Pedoman Xesinpan Wenghadopi Beneann — 15 10 | Medical Gas Failure (Kegagalan Gas Medis) 22% Medis) 11 | Gagal Sistem Informasi Rumah Sakit 20% 42 | Steam Boiler Failure (Kegagalan Uap Panas) 19% ~| 43 | Communications Failure (Kegagalan 17% Komunikasi) 14 | Structural Damage (Kerusakan Struktur) 15% 16 | Flood, Internal (Banjir Internal) 13% 16 | Gangguan Saluran Air 1% 17 | Compress Air (Gangguan udara tekan) o% 18 |Fire Alarm Failure (Kegagalan Alarm 7% Kebakaran) 79 | Medical Vacuum Failure (Kegagalan Vakum &% 2 Human Hazard resiko tertinggi sampai dengan yang rendah yaitu : Bencana yang di sebabkan oleh Human hazard / Manusia yang memiliki nilai NO PERISTIWA RISIKO 3 | Civil Disturbance (Gangguan Massal) / Tawuran /| 22% Huru hara Bomb Threat (Ancaman Bom) 20% 5 [Mass Casualty Incident, _ medical/infectious 19% (Kecelakaan Massal) Infeksius / medis 6 | Terrorism, Biological 17% 7 | Hostage Situation (Situasi Penyanderaan) 13% 8 _ | Forensic Admission (Penerimaan Forensik) 1% 9 | Labor Action (Demo Buruh) 9% 70 | Situasi VIP 0% 4. Hazardous Material Bencana yang disebabkan oleh bahaya material B3 yang memiliki nilai resiko bahaya tertinggi sampai dengan yang terendah adalah : NO PERISTIWA %RISIKO Pedoman Lesiapan Venghadapi Bencana 16 3 | Small Sized Internal Spill (Tumpahan B3 skala kecil| 26% Internal) 4 |Medium Sized Internal Spill (Tumpahan B3 Skala; 13% sedang) D. Kemungkinan Bencana Internal Rumah Sakit, NO PERISTIWA %RISIKO exci 4 Infant Abduction (Penculikan Bayi) 4 [eee eet tie ara 5 _ | Fire, Internal (Kebakaran di Rumah Sakit) 6 _ | Fuel Shortage (Kekurangan Bahan Bakar) a% 7 | Gangguan Suplay Air/ Kedaruratan Air 37% ® _ | Gangguan Transportasi ambulance 30% 9 _ | Insiden masal / Kecelakaan Lalu lintas, 30% 7 | HVAC Failure (Kegagalan Tata Udara) 26% 8 | Gangguan Alat Meds 24% 9 | Tawuran 7 Huru Hara 22% 10 | Gagal sistem Informasi Rumah Sakit 20% 77 | Ancaman Bom 20% 12 | Gangguan Steam Boiler 19% 13 _| Insiden Masal (Medis/infeksius) 19% 14 | Communications Failure (Kegagalan Komunikasi) 17% 15 | Terrorism, Biological 17% 16 | Structural Damage (Kerusakan Struktur 15% 17 | Flood, Internal (Banjir) intemal 13% 18 | Kasus Forensik 11% 49 | Gangguan Saluran Air 11% 20 | Gangguan Udara Tekan 9% 21 | Fire Alarm Failure (Kegagalan Alarm Kebakaran) T% 22 | Medical Vacum Failure (Kegagalan Vakum Medis) 8% Pedoman Lesiapan YHenghadapi Bencana 17 Dari hasil analisa HVA tersebut kemungkinan bencana internal yang dapat terjadi di rumah sakit yaitu 1. Kegagalan Generator Set (Genzet) dengan nilai prosentasi risiko sebesar 67% 2. Kegagalan listrik dengan nilai prosentasi risiko sebesar 61% 3. Tumpahan B3 Skala kecil nilai prosentasi risiko sebesar 56% 4, Penculikan Bayi dengan nilai prosentasi risiko sebesar 50% 5. Paparan Radiasi dengan nilai prosentasi risiko sebesar 48% E, Kemungkinan Bencana Ekternal Rumah Sakit NO PERISTIWA % RISIKO 4 2 3 | Wild Fire / Kebakaran disekitar RSDM 56% 4 | Flood / banjir (musibah) 44% 5 | Tomado/ Angin Topan 41% 6 | Kekeringan / Kemarau 33% 7 | Landslide / Tanah Longsor 24% 8 | Earthquake/Gempa Bumi 22% 9 | Badai Besar 20% 10 | Hurricane/ Badai 17% Pedoman Xesiapan WYenghedopi Benen — 18 B. ll FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN RSUD. Dr. MOEWARDI Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut RSUD Dr. Moewardi adalah rumah sakit kelas A yang menyelenggarakan pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit dari pelayanan dasar sampai dengan sub spesialistik dan merupakan rumah sakit rujukan terakhir dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 740, dengan perincian sebagai berikut 1. Kelas 3 : 518 tempat tidur 2. Kelas 2 2119 tempat tidur 3. Kelas 1 125 tempat tidur 4. Kelas VIP 119 tempat tidur 5. WIP : 4 tempat tidur A. Jumlah Ketenagaan di RSUD Dr,Moewardi sbb : 1. Petugas Medis — : 230 Orang Petugas Paramadis : 1095 Orang Petugas Penunjang : 398 Orang 2 3. 4, Petugas Administrasi : 571 Orang 5. Pejabat Struktural : 38 Orang F: B. s lain yang ada di RSUD Dr. Moewardi sbb : 1. Kamar Operasi 2 (Dua) IBS dan OK IGD 2. Kamar Operasi Gawat Darurat : 2 (Dua) Kamar 3. Intensive Care Unit : 3 (Tiga) Ruang Perawatan 4, High Care Unit 7 (Tuju) Ruang Perawatan 5. Paediatrics Intensive Care Unit 1 (Satu) Ruang Rawat Inap 6. Neonatal Intensive Care Unit 1 (Satu) Ruang Rawat Inap 7. Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (Satu) Lokasi gedung Aster 8. Instalasi Ginjal (Hemodialisa, CAPD) & Hipertensi : 1 (Satu) Temapat 9. Feld bed 10. Ambulans 14 (Sebelas) mobil 11. Fasilitas Komunikasi (HT) : 7 buah 12. Perawatan Jenazah 4 TT dan 2 kulkas penyimpan jenazah Poedoman Lesiapan VHenghadapi Bencann 19) C. Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan di RSUD Dr. Moewardi adalah sebagai berikut: . Pelayanan Spesialis Bedah Umum Pelayanan Spesialis Bedah Orthopedi Pelayanan Spesialis Bedah Cardio Vaskuler Pelayanan Spesialis Bedah Digestif Pelayanan Spesialis Bedah Plastik . Pelayanan Spesialis Bedah Urologi . Pelayanan Spesialis Bedah Syaraf SeNOARONA Pelayanan Spesialis Bedah Anak 9. Pelayanan Spesialis Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 10. Pelayanan Spesialis THT 11. Pelayanan Spesialis Kesehatan Anak 12. Pelayanan Spesialis Mata 13. Pelayanan Spesialis Paru 14. Pelayanan Spesialis Kesehatan Kulit dan Kelamin 15. Pelayanan Spesialis Saraf 16. Pelayanan Kesehatan Jiwa/Psikiatri 17. Pelayanan Spesialis Gigi dan Mulut 18. Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam 19. Pelayanan Anestesiologi dan terapi Itensif 20. Pelayanan Spesialis Obstetri dan Ginetologi 21. Pelayanan Spesialis Jantung Terpadu 22. Pelayanan Spesialis Radiologi 23. Pelayanan Spesialis Patologi Klinik 24, Pelayanan Spesialis Rehabilitasi Medik 25. Pelayanan Spesialis Kebidanan dan Kandungan 26. Pelayanan Diagnostik Elektro Medik D. Adapun jenis pelayanan yang diberikan adalah sebagai berikut: Pelayanan spesialis dan sub spesialis rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan Jantung dan Kardiovaskuler Pelayanan HIV /AIDS (VCT) Pelayanan Onkologi Terpadu Pelayanan TB-DOTS/MDR Pelayanan Hemodialisa dan CAPD NOaRON o> Pelayanan Home Care Pedoman Lesiapan VWenghadapi Bencann 20 8, Pelayanan Medical Check up 9. Klinik Geriatr 10. Klinik Nyeri 44. Stroke Unit 42. Klinik Infertilitas 13. Klinik Akupuntur 14. Klinik Laktasi 15. Klinik Obesitas 16. Pelayanan HCU dan ODC 17. Hearing Center Unit pelayanan RSDM mempunyai 27 instalasi baik sebagai instalasi yang langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupun instalasi pendukung pelayanan, yaitu: Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Inap Paviliun Cendana Instalasi Rawat Inap Mawar Instalasi Rawat Inap Melati Instalasi Rawat Inap Anggrek Instalasi Rawat Jalan Reguler Instalasi Perawatan Intensif Instalasi Pelayanan Ginjal dan Hipertensi 9. Instalasi Bedah Sentral ONOHRON SA 10. Instalasi Pelayanen Jantung Terpadu 14. Instalasi Farmasi 12. Instalasi Radiologi 13, Instalasi Radioterapi 14. Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal 15. Instalasi Gizi 16. Instalasi Laundry 17. Instalasi Pusat Sterilisasi Peralatan (CSSD) 18. Instalasi Sanitasi 49. Instalasi Rehabilitasi Medik 20. Instalasi Pemeliharaan Fasilitas Non Medik 21. Instalasi Pemeliharaan Fasilitas Medik 22. Instalasi Rekam Medik 23. Instalasi Laboratorium Klinik 24. Instalasi Patologi Anatomi Pedoman Yesiapan Wenghadapi Bencann — 21 25. Instalasi Mikrobiologi Klinik 26. Instalasi Pengelola Data Elektronik 27. Instalasi Pengelola Aset Tetap Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi memiliki visi dan misi, adapun visi dan misi rumah sakit umum Dr. Moewardi adalah Visi RSUD Dr. Moewardi Rumah Sakit Terkemuka Berkelas Dunia Misi RSUD Dr. Moewardi 4. Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan sumber daya manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme manajemen pelayanan. 2. Menyediakan wahana pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang bersinergi dengan mutu layanan Motto / Jargon RSUD Dr. Moewardi Kami senang melayani anda dengan cepat, tepat, nyaman dan mudah, Di wilayah kota Surakarta terdapat 17 Puskesmas dan 17 Rumah Sakit, di mana masing-masing mempunyai sekurang-kurangnya 1 orang dokter umum dengan settifikasi ATLS dan ACLS serta 2 Orang perawat dengan sertifikasi PPGD. Ketiga puluh tiga sarana pelayanan kesehatan tersebut sekurang-kurangnya mempunyai 1 mobil ambulans yang dapat difungsikan sebagai ambulans gawat darurat. Pedoman Lesiapan VHenghadapi Bencana 22 BABIV KESIAPSIAGAAN DAN TIM PENANGANAN BENCANA RSUD Dr. MOEWARDI Dalam penanganan bencana yang terjadi, rumah sakit siap melakukan penanganan pasien termasuk kesiapan system untuk mendukung proses penanganan tersebut. System ini disusun berupa diberlakukannya struktur organisasi saat aktivasi system penanganan bencana oleh rumah sakit. Persiapan_ untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifxan posko komando sebagai sentral aktiitas selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses penanganan korban di RSUD Dr. moewardi Dalam rangka kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu, RSUD Dr. Moewardi telah membentuk Tim Penanganan Bencana. Tim ini disusun berupa diberlakukanya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem penanganan bencana oleh rumah sakit. Persiapan untuk dibangunya posko baik berupa tenda maupun pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan beneana, diaktifkanya Posko Komando sebagai sentral aktifasi selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses penanganan korban di RSUD Dr.Moewardi Pedoman Lesiapan Wenghadapi Bencana 23 A. STRUKTUR ORGANISASI TIM PENANGANAN BENCANA RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI PO reNascnar | MEM eran ENGINES ‘ca. Sub Bag Humas Pestoman Xesinpan WHenghadapi Bencana 24 B. URAIAN TUGAS ANGGOTA TIM PENANGANAN BENCANA RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI Uraian tugas yang dimaksud disini adalah tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap personal dalam sistem penanganan bencana di rumah sakit sesuai dengan struktur yang telah disusun. Struktur ini diaktitkan saat terjadinya situasi bencana baik dalam rumah sakit maupun penanganan koran bencana diluar rumah sakit 1. Penasehat atau Penanggung Jawab Tim Penanganan Bencana Rumah Sakit Dr. Moewardi Dijabat Oleh Direktur a. Bertanggung Jawab Kepada Gubernur, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Prov.Jateng dan Bupati /Walikota se Provinsi Jateng (yang terkena musibah). b. Bertanggung Jawab Untuk : Mengatur Pelaksana dan pengelolaan penanggulangan bencana dan korban bencana di rumah sakit. ©. Tugasnya adalah 1) Memberikan arahan kepada Ketua Tim Bencana mengenai kebijakan yang akan dilaksanakan untuk pengelolaan penanganan korban. 2) Melaporkan proses penanganan bencana kepada Gubernur dan Dinas Kesehatan Prov.Jateng. 3) Memberikan briefing kepada ketua tim bencana, 4) Memberikan Informasi terkait proses penanganan bencana kepada pihak lain diluar Rumah Sakit 5) Mendampingi kunjungan tamu Kenegaraan, tamu Pemerintahan Pusat dan Provinsi, 6) Mengkordinasikan sumber daya, bantuan SDM dan Fasilitas dari internal rumah sakit/dari luar rumah sakit. 7) Mengkoordinasikan permintaan bantuan dalam negeri dan luar negeri 8) Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana rumah sakit. 9) Bertanggung jawab dalam tanggap darurat dan pemulihan. 2. Ketua Tim Bencana RSUD Dr. Moewardi diJabat oleh Wakil Direktur Umum a. Bertanggung jawab kepada : Penasehat atau Direktur Rumah Sakit Pedoman Xesinpan Wenghadapi Bencana 25 b. Bertanggung Jawab untuk : 1) Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan bencana 2) Bertanggung jawab dalam tanggap darurat dan pemulihan c. Tugasnya adalah : 1) Merencanakan dan mengendalikan dukungan pelayanan medik dan management support bagi korban bencana. 2) Mengkoordinir penugasan tenaga medis rumah sakit untuk membantu kelancaran pelayanan korban bencana. 3)Memberikan laporan kepada Komandan Rumah Sakit Dr. Moewardi terkait proses pelayanan medis. 4) Memastikan proses penanganan korban dan pendukungnya terlaksana dan tersedia sesuai kebutuhan. 5) Melakukan koordinasi secara vertikal (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tk | dan Il / BPBD) dan horisontal (rumah sakit jejaring, PMI, dll) di sekitarnya. 6) Menyiapkan area penampungan korban (cidera, meninggal, dan pengungsi) di lapangan. 7) Bekerja sama dengan instelasi terkait untuk menyediakan air bersih, jamban dan sanitasi lingkungan, 8) Mengkoordinir Ketugasan seluruh Sub Unit Pelayanan berikut a) Kamar Operasi b) Ruang Perawatan Ibu dan Anak ¢) Ruang Rawat Intensif d) Ruang Rawat Inap €) Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik Darurat f) Fasilitas Medik g) Perawatan Jenazah 3. Pelaksana Operasional dijabat oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis a. Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim Bencana b. Bertanggung jawab untuk : Memastikan ketersediaan sumber daya pendukung untuk pelaksanaan penanganan korban. c. Tugasnya adalah : 1) Menganalisa informasi yang diterima 2) Melakukan identifikasi kemampuan yang tersedia 3) Melakukan pengelolaan sumber daya Pedoman Lesinpan YWenghadapi Beneana 26 4)Memberikan pelayanan medis (triage, pertolongan_pertama, identifikasi korban, stabilisasi korban cedera) 5) Menyiapkan tim evakuasi dan transportasi (ambulance) 6) Menyiapkan area penampungan korban (cidera, meninggal, dan pengungsi) di lapangan, termasuk penyediaan air bersih 4. Ketua Tim Perencanaan / SDM dijabat oleh Kepala Bagian Perencanaan a. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Siaga Bencana b. Bertanggung jawab untuk : Bertanggung jawab terhadap ketersediaan SDM c. Tugasnya adalah : Patient Tracking dan Informasi pasien 5. Tim K3RS dijabat oleh Ketua Tim K3RS a. Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim Siaga Bencana b. Bertanggung jawab untuk : 1) Keselamatan kerja memonitor respon rumah sakit dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi darurat 2) Memastikan keselamatan semua sumber daya manusia yang sedang bertugas 3) Mengidentifikasi, melakukan evaluasi dan memecahkan masalah keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan struktur bangunan c. Tugasnya adalah a, Menentukan potensi bahaya keselamatan yang membahayakan pasien, karyawan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit. b. Mengidentifikasi Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan oleh karyawan berdasarkan potensi bahaya saat terjadi kondisi darurat dan / atau bencana c. Melakukan Koordinasi dengan Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) dan mengaktifkan Tim rawat jalan, tim rawat inap, tim rawat intensif, tim kamar operasi, tim rawat khusus, tim penunjang medis, tim evakuasi radiasi, tim evakuasi KLB / wabah dan tim forensik serta departemen medik untuk kesiapan pelayanan pasien bila terjadi darurat bencana Predoman Lesinpan Yenghadapi Bencana 27 d. Mendata kapasitas medis yang berupa jumlah dokter, perawat dan bidan, kapasitas rawat jalan, kapasitas rawat inap, kapasitas ICU, kapasitas alat kedokteran, kapasitas alat kedokteran, kapasitas alat kesehatan dan APD untuk tim medis. e. Berkoordinasi dengan koordinator manajemen operasional dalam menentukan alternatif lokasi untuk tambahan rumah sakit darurat. 6. Tim Logistik dijabat oleh Kepala Bagian Sekretariat a. Bertanggung Jawab kepada : Ketua Tim Siaga Bencana b, Bertanggung jawab untuk Merencanakan dan mengadakan seluruh kebutuhan logistik dan ketersediaan _fasiltas (peralatan medis, APD, BHP, Obat-Obatan, Makanan & Minuman, Linen, dan lain-lain), penyediaan informasi dan operasional dalam penanganan bencana c. Tugasnya adalah : 1)Merencanakan den mengadakan seluruh kebutuhan dalam penanganan bencana. 2) Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistik. 3) Menindak lanjuti bantuan logistik dari instansi terkait dan donatur. 4) Memastikan terpenuhinya penyediaan sarana transportasi_ untuk tim, korban bencana, dan yang memerlukan, kebersihan lingkungan dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas. 5)Memastikan berfungsinya gedung dan alat-alat_beserta pemeliharaannya 6) Bertanggung jawab pada ketersediaan dan kesiapan komunikasi internal maupun eksternal. 7) Menyiapkan area untuk isolasi dan dekontaminasi (bila diperlukan). 8) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistik. 7. Ketua Divisi Keuangan dijabat oleh Wakil Direktur Keuangan a. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Siaga Bencana b. Bertanggung jawab untuk : Mengelola keuangan baik dari sumber APBN, APBD,BLUD maupun dari donatur. c. Tugasnya adalah : 1) Merencanakan, mobilisasi dan mengevaluasi pengelolaan keuangan untuk menunjang keperluan penanganen bencana Kesiapan VWenghadapi Benenna 28 2) Melakukan koordinasi kerja dengan tim perencanaan serta tim pengadaan terkait pengelolaan dana bencana, 3) Melaporkan pengelolaan keuangan baik bersumber APBN, APBD maupun donatur kepada Ketua Management Support 4) Merencanakan anggaran penyiagaan penanganan bencana (pelatihan, penyiapan alat, obat — obatan dil) 5) Melakukan administrasi keuangan pada saat penanganen bencana 6) Melakukan pengadaan barang (pembelian yang diperlukan) 7) Menyelesaikan kompensasi bagi petugas (bila tersedia) dan klaim pembiayaan korban bencana 8. Ketua Medical Support / Penasehat Medis dijabat oleh Wakil Direktur Pelayanan a. Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim Siaga Bencana b. Bertanggung Jawab untuk 1) Menangani langsung pengaturan pelayanan korban bencana baik yang pra rumah sakit maupun yang datang ke rumah sakit secara terpadu. 2) Pengendalian penanganan korban bencana hidup dan mati c. Tugasnya adalah 1) Mengendalikan penanganan korban hidup 2) Mengendalikan penanganan korban mati 3) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tim medic dan forensik 4) Mengatur pelayanan triase, label, rambu — rambu, resusitasi dan stabilisasi bagi korban bencana yang datang di IGD 5) Mengatur penanganan yang membutuhkan tindakan segera, tindakan tunda, dan tindakan minor. 6) Mengatur penanganan terapi definitif di kamar operasi darurat, di kamar bersalin darurat dan di ruang perawatan darurat dengan berkoordinasi dengan Kepala Unit Keperawatan serta Kepala Pelayanan Medis. 7) Menyiapkan prosedur — prosedur khusus dalam melaksanakan dukungan medis 8) Melaporkan proses penanganan korban hidup dan korban mati kepada Komandan Bencana. 9) Mengkoordinir proses evakuasi korban ke luar Rumah Sakit. 10) Memberikan briefing kepada tim pra — hospital dan intra hospital Prdoman Lesinpan Wenghadapi Beneana 29 11) Mengatur pengiriman pelayanan Ambulance Gawat Darurat untuk korban bencana yang ada dilapangan yang bertugas untuk melakukan triase, resusitasi, stabilisasi dan evakuasi bersama dengan unit-unit pelayanan yang lain 12) Menyampaikan laporan proses pelaksanaan penanganan korban dan evakuasi korban (data kegiatan) kepada ketua tim siaga bencana 9. Pelayanan Penunjang dijabat oleh Kepala bidang Penunjang. a. Bertanggung Jawab kepada : Ketua tim siaga bencana b, Bertanggung Jawab untuk : Menyediakan dan pelaksanaan pelayanan penunjang c. Tugasnya adalah 1) Mengkoordinir kesiapan penunjang 2)Menjamin kesiapan operasional penunjang dan pendukung pelayanan korban bencana. 3) Mengkoordinir ketugasan seluruh Sub Unit Pelayanan berikut a) Instalasi Laboratorium b) Instalasi Radiologi ©) Instalasi Farmasi d) Instalasi Rekam Medik e) Instalasi Sterilisasi Sentral/CSSD f)_ Instalasi Laundry 9) Instalasi Gizi 4) Menyiapkan dukungan konseling dan surveillance pasca bencana. 5) Menyiapkan rencana mobilisasi pasien keluar Rumah Sakit 6) Melaporkan pelaksanaan pelayanan penunjang kepada ketua tim siaga bencana 10. Ketua Unit Pengadaan/Perencanaan dijabat oleh Kepala Bidang Akutansi dan Verifikasi a. Bertanggung jawab kepada : Ketua Divisi Keuangan b. Bertanggung jawab untuk : Mengkoordinasikan perencanaan anggaran untuk kelancaran pelayanan terhadap korban bencana c. Tugasnya adalah 1) Menyusun anggaran untuk operasional pelayanan terhadap korban bencana Poetomen Xesinpan ¥Denghndapi Gganemne 30

You might also like