You are on page 1of 33
KATA PENGANTAR Pertambahan jumnlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman Karakteristik sampah. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah Tingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik tanah, air maupun udara serta sosial ekonomi masyarakat. Dan ditenggarai berdampak terhadap perubahan iklim. Pengelolaan sampah di TPA merupakan bagian dari sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan di Kabupaten Buleleng, sesuai amanat Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa sistem yang digunakan di TPA adalah sanitary landfill paling lambat sampai tahun 2012, namun untuk TPA Bengkala telah dilaksanakan revitalisasi sejak tahun 2008 untuk system sanitary landfill, sehingga dengan sistem ini pengelolaan sampah di Kabupaten Buleleng terutama di TPA sudah memenuhi persyaratan. Semoga dengan informasi ini di harapkan semua pihak dapat mengetahui bahwa pengelolaan sampah di kabupaten Buleleng terutama di TPA telah sesuai dengan Konsep pembangunan secara umum yaitu pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berlandaskan falsafah Tri Hita Karana Penyusun SEKAPUR SIRIH Pada dasarnya tujuan pembangunan persampahan adalah bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Oleh karena pembangunan pada semua sektor harus berwawasan lingkungan dan berlandaskan falsafah Tri Hita Karana. Demikian halnya pembangunan di bidang kebersihan diharapkan dengan tersedianya peluang untuk menggarap potensi yang ada dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu potensi sampah yang ada di Kabupaten Buleleng mesti diberdayakan sesuai amanat Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, bahwa cara pandang terhadap sampah mesti dirubah dari paradigma lama ke paradigma baru yaitu sampah adalah merupakan sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomis, sehingga program Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten dapat bersinergi sesuai harapan. Buku ini yang berjudul Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Bengkala adalah merupakan informasi pengelolaan sampah di Kabupaten Buleleng yang dapat dipakai acuan dan pegangan dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan Jingkungan, sehingga sampah dapat bermanfaat bagi semua. Bupati Buleleng, Drs. PUTU BAGIADA, MM TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) BENGKALA Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) merupakan bagian akl kegiatan terpenting agar sampah tidak menjadi masalah dikemudian hari. dari proses pengelolaan sampah dan merupakan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Bengkala dengan luas 4,8 Ha yang dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang antara lain ; kantor, bengkel dan Ruang cuci kendaraan, garase Buldoser dan garase Escavator, bangunan Incenerator (pembakaran sampah) dan beberapa Blok/Shell untuk penimbunan sampah. Sampah yang ditimbun di TPA harus diproses untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap air, tanah dan udara, namun sebaliknya kita berharap sampah mempunyai manfaat . Kita kenal tiga sistem pengelolaan sampah di TPA yaitu ; Sistem Opendamping, Sistem Control Landfill dan Sistem Sanitary Landfill, dimana masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan. Undang-undang RI No, 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah menyatakan bahwa TPA harus menerapkan Sistem Sanitary Landfill atau minimal dengan Sistem Control Landfill, untuk itu Pemerintah Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan SATKER PPLP PU Provinsi Bali, Departemen PU/Direktorat Jendral Cipta Karya terhitung tahun 2007 hingga tahun 2010 merevitalisasi TPA Bengkala dengan Sistem Sanitary Landfill. Adapun tahapan revitalisasi TPA Bengkala adalah : Perencanaan revitalisasi dibagi menjadi 5 blok antara lain : a. Blok 1 dengan Iuas 8.504,76 m? ( 0,85 Ha) b. Blok 2 dengan luas 4.322,37 m?( 0,43 Ha ) ¢. Blok 3 dengan luas 6.99,22 m? ( 0,67 Ha) d. Blok 4 dengan luas 7.483,69 m? (0,75 Ha) e. Blok Existing dengan luas 5.515,48 m?( 0,55 Ha) 1. Blok 2: «s Pembuatan sel (lubang sampah ) di blok 2 dan blok existing * pilaksanakan pada bulan April 2008 dan selesai dikerjakan pada bulan Desember 2008. ‘© Luas yang dibangun adalah 4:322,37 m? (0,43 Ha). «Daya tampungnya adalah 36.449,53 m * Blok ini telah dimanfaatkan mulai bulan April 2009 dan diperkirakan penuh pada bulan Mei 2010 R. © Biaya pembuatan blok ini adalah Rp. 3.265: 603.000,- ‘Sampahnya baru bisa dimanfaatkan untuk kompos adalah pada tahun 2015. 2. Blok 3: « Pembuatan sel (lubang sampah ) di blok 3 serta pembuatan bak penampungan air lindi. Taksanakan pada bulan April 2009 dan selesai dikerjakan pada bulan Desember 2009. = Luas yang dibangun adalah 6.699,22 m?( 0,67 Ha). «Daya tampungnya adalah 68.362,71 m’. * lok ini telah dimanfaatkan pada bulan Mei 2010 dan di erkirakan penuh pada bulan Mei 2012. = Sampahnya baru bisa dimanfaatkan untuk kompos adalah pada tahun 2016. « Biaya pembuatan blok ini adalah Rp. .266.489.000,- 3. Blok 4: s Pembuatan sel (lubang sampah ) pada blok 4. «© Dikerjakan pada bulan April 2010 dan selesai pada bulan Juli 2010. ¢ Luas yang dibangun adalah 7.483,69 m° (0,75 Ha ) «Daya tampungnya adalah 86.227,27 m ® Blok ini dimanfaatkan pada bulan Juni 2012 dan diperkirakan penuh pada bulan Juni 2014 « Biaya pembuatan blok ini adalah Rp. 5.000.000.000,- sid Rp. 6.000.000.000,- = Timbunan sampah baru bisa dimanfaatkan untuk kompos diperkirakan pada tahun 2019. Dengan penerapan Sistem Sanitary Landfill pada TPA Bengkala melalui kerjasama Pemerintah Kabupaten Buleleng dengan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral memanfaatkan sampah sebagai bahan alternatif untuk energi listrik. Adapun proses pemanfaatan sampah sebagai sumberdaya terbarukan adalah gas metana yang dikeluarkan dari timbunan sampah angkap dan disalurkan melalui pipa serta dimanfaatkan untuk menggerakkan Turbin yang akan menghasilkan daya listrik yang dapat bermanfaat bagi masyarakat disekitar TPA. Disamping itu dengan memanfaatkan gas metana untuk penggerak turbin listrik, maka kandungan gas metana dalam timbunan sampah akan berkurang schingga proses pemanfaatan timbunan sampah untuk kompos dapat dipercepat. Kesimpulan : 1. ‘TPA dengan system sanitary landfill, pencemaran terhadap air, tanah dan udara dapat di minimalkan. 2, Gas Metana (CH4) dapat di manfaatkan untuk energy terbarukan yaitu energy listrik. 3. Timbunan sampah pada masing-masing blok setelah berumur 5 (lima) tahun dapat di manfaatkan untuk kompos. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng Ir. Ida Bagus Ketut Swarjana Pembina Utama Muda Nip. 19551119 198603 1 008 KANTOR ~ BULL BENGKALA GARASE/EXCAPATOR _ GARASE/DAMP TRUCK 3 ag agin ie e a * ws BLOK. II SANITARY LAND FILL BLOK. III FULL SANITARY LAND FILE BLOK. IV SANITARY LAND FILL INSTALASI PENGOLAH LEACHATE BLOK. II SANITARY LAND FILE ry RO) an 08 Ve FULL SANITARY LAND FILL, We INSTALASI \ 3 PENGOLAH LEACHATE) ~~ INSTALASI PENGOLAH LEACHATE BLOK. IV SANITARY LAND FILL CADANGAN TANAH PENUTUP SAMPAFL

You might also like