You are on page 1of 134
WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN WALIKOTA BITUNG NOMOR 24 TAHUN 2020 TENTANG BESARAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN, Menimbang Mengingat DI WILAYAH KOTA BITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BITUNG, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 79 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pasal 60 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pajak Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Besaran Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Wilayah Kota Bitung; i Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1990 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3421); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan _—Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum -Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); . Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Bitung Tahun 2017 Nomor 4); . Peraturan Walikota Bitung Nomor 6 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Penentuan Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kota Bitung (Berita Daerah Kota Bitung Tahun 2020 Nomor 6); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG BESARAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KOTA BITUNG. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan : 1. 2 3. 4. on 12, 13, ). Objek Pajak adalah Bumi dan/atau Bangunan yang Daerah adalah Kota Bitung. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Bitung. Walikota adalah Walikota Bitung. Badan Pendapatan Daerah, yang selanjutnya disebut BAPENDA adalah perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan daerah. Kepala BAPENDA adalah kepala BAPENDA Kota Bitung. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya disingkat PBB-P2 adalah Pajak atas Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatken oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pendalaman dan/atau laut. dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan ‘pertambangan. . Objek Pajak Perairan adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman Indonesia yang masuk ke dalam wilayah Kota. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas. Bangunan. Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan aru atau NJOP Pengganti. 14, 15. QQ) (2) (3) QQ (2) 3) Klasifikasi NJOP adalah pengelompokan nilai jual rata-rata atas permukaan bumi berupa tanah dan/atau bangunan yang digunakan sebagai pedoman untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang. Daftar Biaya Komponen Bangunan, yang selanjutnya disingkat DBKB adalah daftar yang dibuat untuk memudahkan perhitungan nilai bangunan berdasarkan pendekatan biaya yang terdiri dari biaya komponen utama dan/atau biaya komponen material bangunan dan biaya Komponen fasilitas bangunan. BAB II PENETAPAN NJOP Pasal 2 Besarnya NJOP sebagai dasar pengenaan PBB-P2 ditetapkan untuk masing-masing Kelurahan dengan memperhatikan Perkembangan Wilayah dan/atau usulan Pemerintah Kelurahan. Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan laporan harga rata-rata objek pajak bumi di setiap wilayah kelurahan yang disampaikan masing-masing kelurahan setiap tahun pajak. Ketentuan mengenai usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Keputusan Walikota tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Pasal 3 Penetapan NJOP dapat dilakukan setiap tahun bagi daerah tertentu yang perkembangan pembangunannya mengakibatkan kenaikan NJOP yang cukup besar. Perkembangan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain dengan berjalannya program Kawasan Ekonomi Khusus, International Hub Port dan berbagai program pembangunan lainnya serta seluruh pembangunan fasilitas pendukung program tersebut seperti Proyek jalan tol Manado-Bitung. Penetapan NJOP Bumi sebagai dasar Pengenaan PBB-P2 sebagaimana tercantum dalam Lampiran IA, Lampiran I.B, Lampiran I.C, Lampiran I.D, Lampiran LE, Lampiran LF, Lampiran 1G, Lampiran 1H Peraturan Walikota ini. Pasal 4 DBKB sebagai dasar perhitungan nilai bangunan digunakan sebagai dasar penetapan NJOP Bangunan adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran IL Peraturan Walikota ini, Pasal 5 (1) NUOP Perairan dapat digunakan dalam Penilaian Objek Pajak Khusus dan Non Standar di Wilayah Kota Bitung. (2) Besarnya NJOP Perairan sebagaimana dimaksud pada angka (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian dan Subjek PBB-P2. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bitung. Ditetapkan di Bitung pada tanggal 25 Februari 2020 Diundangkan di Bitung ggal 25 Februari 2020 BERIT DAERAH KOTA BITUNG TAHUN 2020 NOMOR 24 UATMPIRAN LA PERATURAN WALIKOTA BITUNG NOMOR —:24 TAHUN 2020 TANGGAL =: 24 FEBRUARI 2020 TENTANG :BESARAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI WILAYAH KOTA BITUNG BESARAN NJOP DI KECAMATAN MATUARI IMATUARI 001 _|UL. S.H. SARUNDAJANG 426.000 - 501.000] 464.000. 002 |LINGKUNGAN V 223.000 = 262.000] 243.000 PERUM DHEA PERMATA INDAH 262.000 - 308.000| 285.000 003 [JL PIERRE TENDEAN LK.I 262.000 - 308.000| 285.000 JUL. A.P, TANGKUDUNG JL. DENDENGAN = |JL. EFRAIM LENGKONG 114.000 - 142,600 | 128.000 573.000 - 655.000] 614.000 114.000 = 142.000 | 128.000 223.000 - 262.000| 243.000 _114.000 = 142.000 [128.000 262.000 - 308.000 | 285.000 114.000 = 142.000 | 128.000 31.000 - 41.000 36.000 223.000 - 262.000 243.000 JL. J. SUMAMPOUW JSL. J.K. LENGKONG OL. KNPT 114.000 - 142.000 | 128.000 i = es 223.000 - 262.000] 243.000 _|SL. MANEMBO-NEMBO _| 114.000 = 742.000 | 128.000 223,000 - 262.000 | 243.000 SL. PATUNG KUDA _ 114.000 ~~ 142,000 | 128.000 “| 114,000 =~ 142.000 | 128.000 : 17.000 = _23.000| 20.000 JL. PIERE TENDEAN z | 573.000 - _655.000| 614.000 Z 114,000 = 142,000 | 128.000 é | 573.000 - 655.000 614.000 faa /[5U.SH. SARUNDAJANG ‘| 426.000 ~~ 501.000 | 464.000 AH 223.000 - 262.000] 243.000 | a AK 083 31,000 = 41.000| 36.000 fees = aM |__078 114,000 - 142.000] 128.000 z Z aP_ [080 | 73.000 - 91.000] 82.000 ___|SL-WA LENGKONG AG | 078 _|_ 114.000 - 142.000] 128.000 ]KAMPUNG JENGKI AN 085 17.000 = 23.000| 20.000] KEBUN AG 078 114.000 - 142.000” 128.000 IKEBUN PAROROSEN AK 083 31.000 - 41.000] 36.000 je LINGK V LORONG KUBUR AG 078 114,000 - 142.000 | 128.000 LINGKUNGAN i AB 077 142.000 = 178.000| 160.000 ae AC 074 262.000 - 308.000| 285.000 - a“ AF 069 573.000 - 655.000 | 614.000 s AG 078 114.000 - 142.000] 128.000 a AH 075 223.000 - 262.000] 243.000 AL 082 | 41.000 -_58.000| 48.000 iets AK 083 31.000 - 41.000] 36.000 z AL 083 31.000 = 41.000| 36.000 _[LINGKUNGANT AH 075 223,000 - 262.000] 243.000 LINGKUNGAN IT a aC 074 262.000 = 308.000] 285.000 AG 078 114,000 - 142,000] 128,000 a AH 075 223.000 - _262.000| 243.000 LINGKUNGAN I AC 074 262.000 - 308.000] 285.000 LINGKUNGAN IV AG 078 114,000 = 142.000] 128.000 LINGKUNGAN V AG 078 114,000 = 142.000 | 128.000 /PERUM BUMI PERMATA HIJAU AC 074 262.000 - 308.000 285.000 AH 075 223.000 - _262.000| 243.000 AL 082 41.000 = 55.000| 48.000 PERUM MANEMBO-NEMBO Am_| 078 114,000 = 142,000 | 128.000 004 [5L. C. ROMPIS AT 076 178.000 - 223,000] 200.000 JL. DIEN AD 076 178,000 - 223.000] 200.000 JL. DUMAIS AH 075 223.000 = 262.000| 243.000 JL. BFRAIM LENGKONG AF 069 573.000 - _655.000| 614.000 _ : a AH 075 223.000 - 262,000] 243.000 JSL. FRANKY MANUMPATO. 07 142,000 - 178.000] 160.000 [___‘[JL. KALONA 075 | 223.000 - 262.000] 243.000 a. 076 178.000 - 223.000 | [JL. KANDIJOH a 076 178.000 - 223.000 SL. S.H. SARUNDAJANG __o7 426.000 - 501.000 __|sL. SUNDAH 083 "31.000 - 41.000 jae JL. TENDEKI AK 083 31.000 = 41.000| 36,000 JL. WEMPI LENGKONG AH 075 223.000 - _262.000| 243.000 fn 2 083 31.000 = 41.000| 36,000] /i

You might also like