You are on page 1of 232
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018-2032 Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, a. bahwa dalam rangka menjamin pemenuhan hak setiap warga negara, yang salah satunya adalah melalui penyediaan kebutuhan pokok air minum sehari-hari, perlu dilakukan pengembangan sistem penyediaan air minum; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, perlu menetapkan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bondowoso Tahun 2018 - 2032 dengan Peraturan Bupati; 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1950, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Paraf Koordinasi Kepala Bappeda Diry Kabag. a 2.Undang-Undang,. iy -2- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Dacrah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; Paraf Koordinasi 10,Peraturan... Kepala Bappeda t DiruLPDAM | Kaba 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. -3- Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5802}; Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan Penyediaan Air Minum; Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang = Pembentukan — Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPUMN) 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; .Peraturan Menteri Pekerjaan| Umum —_Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 ; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031; Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso ‘Tahun 2010 Nomor 7 Seri E) ; Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 - 2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 Nomor 8 Seri B); 20.Peraturan... Paraf Koordinasi ‘Kepala Bappeda d Dirut PDAM [| Kabag. = GZ Menetapkan me. 20.Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 — 2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 Nomor 1 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 - 2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 Nomor 17 ); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA INDUK SISTEM. PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018-2032 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1 2. 3. Daerah adalah Kabupaten Bondowoso. Bupati adalah Bupati Bondowoso. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sumber Air, adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah. Air Baku untuk Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut Air Baku, adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Paraf Koordinasi 7 Air... Kepala Bappeda Dirut PDAM | Kabag. Hukum d. 14, Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegie 5+ Air Minum, adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci, peturasan, dan ibadah. Penyediaan air minum, adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan produktif. 10.Sistem Penyediaan Air Minum, yang selanjutnya disingkat SPAM, adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum. 11.Sistem Penyediaan Air Minum dengan Jaringan Perpipaan, adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum yang penyediaannya melalui perpipaan dan unit pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran umum dan hidran kebakaran. 12.Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan, yang selanjutnya disingkat SPAM BJP, adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisile dari prasarana dan sarana air minum. baik bersifat individual komunal, maupun komunal khusus yang penyediaannya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana dan tidak termasuk dalam SPAM. 13.Prasarana dan Sarana Air Minum, adalah prasarana dan sarana air minum yang merapakan satu kesatuan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan untuk SPAM. an dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat. 15. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang — meliputi pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan. [apts appa Paraf Koordinast 16.Pengelolaan. Dirut PDAM | Kabag. Hukum é 6- 16. Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta kelembagaan 17.Badan Usaha Milik Negara Penyelenggara SPAM, yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang dibentuk khusus untuk melakukan —_ kegiatan Penyelenggaraan SPAM yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara. 18.Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM, yang selanjutnya disebut BUMD adalah badan usaha yang dibentuk khusus untuk melakukan — kegiatan Penyelenggaraan SPAM yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. 19.Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara SPAM, yang selanjutnya disebut UPT adalah unit yang dibentuk khusus untuk melakukan sebagian _kegiatan Penyelenggaraan SPAM oleh Pemerintah Pusat yang bersifat mandiri untuk melaksanakan tugas tcknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi induknya. 20. Unit Pelaksana Teknis Dinas Penyelenggara SPAM, yang selanjutnya disebut UPTD, adalah unit yang dibentuk khusus untuk melakukan sebagian kegiatan Penyelenggaraan SPAM oleh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota. 21.Kelompok Masyarakat adalah kumpulan, himpunan, atau paguyuban yang dibentuk masyarakat sebagai partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 22.Pelanggan adalah masyarakat atau instansi yang terdaftar sebagai penerima layanan Air Minum dari BUMN, BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, 23.Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat| RTRW Kabupaten adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso yang mengatur siruktur dan pola tata ruang wilayah Kabupaten Bondowoso. Paraf Koordina: 24.Rencana... Kepala Bappeda DiryyPDAM | Kabag. Hukum 2. é -7- 24. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum disingkat RISPAM adalah rencana jangka panjang penyediaan air minum yang meliputi perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan Air Minum bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya; 25.Badan Usaha untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri yang selanjutnya disebut Badan Usaha adalah Badan Usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang bidang usaha pokoknya bukan merupakan usaha penyediaan Air Minum dan salah satu kegiatannya menyelenggarakan SPAM untuk kebutuhan sendiri di wilayah usahanya. 26.Standar Pelayanan Minimal adalah _ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang berhak diperoleh warga negara secara minimal. BAB IL MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 RISPAM Kabupaten Bondowoso yang disusun dengan memperhatikan rencana pengelolaan sumber daya air, Rencana Tata Ruang Wilayah, kebijakan dan strategi Penyelenggaraan SPAM, kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di daerah/wilayah setempat dan sckitarnya, dan kondisi kabupaten dan rencana pengembangannya dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah, penyelenggara SPAM dan para ahli dalam penyelenggaraan SPAM. Pasal 3 Tujuan RISPAM Kabupaten Bondowoso —_ adalah memberikan arahan kebijakan, program dan kegiatan pengembangan SPAM. Paraf Koordinasi BAB III Kepala Bappeda a — Be BAB III SISTEMATIKA RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Pasal 4 (1) RISPAM Kabupaten Bondowoso disusun dengan sistematika sebagai berikut: BABI PENDAHULUAN BABII KONDISI UMUM KABUPATEN BONDOWOSO BABII KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN BONDOWOSO BABIV STANDAR KRITERIA PERENCANAAN BABV PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BABVI POTENS! AIR BAKU BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN SPAM. BAB VIIIRENCANA PENDANAAN/ INVESTASI BABIX RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN (2) Penjabaran RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IV JANGKA WAKTU Pasal 5 (1) RISPAM Kabupaten Bondowoso ditetapkan untuk jangka waktu 15 (lima belas) tahun. (2) RISPAM Kabupaten Bondowoso yang telah ditetapkan dapat ditinjau ulang setiap 5 (lima) tahun dan dapat dirubah apabila terdapat hal-hal khusus dengan memperhatikan perkembangan yang terjadi (3) Peninjauan ulang RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan oleh Tim Kelompok Kerja yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Pasal 6 (1) Penyelenggaraan SPAM meliputi: a. pengembangan SPAM; dan b. pengelolaan SPAM. Paral Koordinasi (2)Pengembangan. Kepala Bappeda | DiruPDAM | Kabag. Hukum d 7 -9- (2) Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Pasal 7 (1) Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh: a. BUMN/BUMD; b. UPT/UPTD; c. Kelompok Masyarakat; dan/atau d. Badan Usaha. (2) Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat bekerjasama dengan badan usaha swasta. Pasal 8 Tujuan penyelenggaraan SPAM adalah mewujudkan : a. tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas air minum; b. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau; c. tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha; dan d. tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan Air Minum. BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN Pasal 9 Pembinaan terhadap BUMN, BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat dan Badan Usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang melaksanakan penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 10 Pengawasan dan pemantauan terhadap _pelaksanaan RISPAM dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan daerah melalui Tim Kelompok Kerja yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Paraf Koordinasi BAB VIL... Kepala Bappeda Dirut PDAM Kabag, Hokum WM L Peraturan Bupati ini diundangkan. Agar setiap pengundangan penempatannya Bondowoso. Diundangkan di Bondowoso orang -10- BAB VII PENUTUP Pasal 11 mulai berlaku pada _tanggal mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Bupati ini dengan dalam Berita Daerah Kabupaten Ditetapkan di Bondowoso, pada tanggal 20 pesempér 2017 BUPATI BONDOWS 60. fp — d AMIN SAID HUSNI HIDAYAT BERITA DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2017 NOMOR 7& Paraf Koordinasi Kepala Bappeda t PDAM, Kabag. Hukum BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR —TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018 - 2032 RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM iia WI Iv VL Vil VII Ix KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018 - 2032 PENDAHULUAN KONDISI UMUM KABUPATEN BONDOWOSO, KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN BONDOWOSO, STANDAR KRITERIA PERENCANAAN PROYEKSI KEBUTUHAN AIR POTENSI AIR BAKU RENCANA PENGEMBANGAN SPAM RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Paraf Koordinasi Kepala Bappeda | Dirut PDAM | Kabag. H 2 Z. Oe RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO. Demikian perencanaan pengembangan SPAM secara umum, bail untuk sistem jaringan perpipaan maupun bukan jatingan perpipaan schingga dapat menjadi salah satu pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso, PDAM dan penyelenggara air lainaya dalam mengembangkan SPAM. BUPATI BONDOWOSO bk a AMIN SAID HUSNI Paraf Koordinasi = DiryPDAl Kaba ? Bub IX: Rencana Pengembangan Kelenbagaan 1K-6 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA _INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018 - 2032 RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018 - 2032 BAB I PENDAHULUAN BAB 0 KONDISi UMUM KABUPATEN BONDOWOSO. BAB Ill KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN BONDOWOSO. BAB IV STANDAR KRITERIA PERENCANAAN BAB V_ PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BAB VE POTENSI AIR BAKU BAB VIL RENCANA PENGEMBANGAN SPAM. BAB Vill RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI BAB IX RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO BABI PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang, Ais merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga, perusahaan, instansi pelayanan publik, pertanian, peternakan dan sektor Iainnya. Air dapat bersifat komersial maupun non komersial. Pembangunan bidang sumber daya air pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses sccara adil kepada scluruh masyarakat untuk memperoleh air agar mampu hidup sehat, bersih dan produktif. Selain itu, pembangunan di bidang sumber daya air juga dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan air, mengingat semakin terbatasnya ketersediaan air, karena adanya kecenderungan penurunan volume atau debit sumber-sumber air. Sumberdaya ait sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbarui sebenarnya tidak akan pernah habis untuk digunakan. Hal ini dapat terjadi bila air digunakan masyarakat secara optimal, tidak berlebih-lebihan, Penggunaan air yang berlebihan dapat mengakibatkan keberadaan air semakin langka. Air dan sumberdaya ait di Indonesia akhir-akhir ini menjadi issue dan permasalahan kritis yang ditandai dengan terjadinya kelangkaan air di berbagai daetah terutama pada saat musim kemarau. Berbagai bencana yang dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk bencana banjit, kekeringan dan pencemaran yang tinggi tethadap air, tidak hanya disebabkan karena kejadian alam, namun juga karena ulah manusia sendiri yang tidak bijak dalam penggunaan air. Di Indonesia, petbandingan ketersediaan air dan kebutuhan air menunjukkan tidak adanya keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, yang memerlukan dukungan ketersedian air baik dari segi kuantitas dan kualitas, schingga sumberdaya air menjadi barang yang langka, Air dalam kebutuhan masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu air baku dan air minum. Air baku adalah air yang dapat berasal dati sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertente sebagai air baku untuk air minum. Sedangkan air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan, yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Bab I; Pendahuluan T-1 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Salah satu arah kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bondowoso adalah menyediakan infrastruktur (jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih, sanitasi dan energi) yang memadai, sejalan dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan, yaitu bahwa air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai manfaat serba guna dan dibutubkan manusia sepanjang masa, baik di bidang ekonomi sosial maupun budaya; dan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang tetkandung di dalamaya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmusan Rakyat secara adil dan merata, Pengaturan air dimaksud dalam UU No. 11 tahun 1974 adalah segala usaha untuk mengatur pembinaan seperti pemilikan, penguasaan, pengelolaan, penggunaan, pengusshaan, dan pengawasan atas air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya, guna mencapai manfaat yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup dan peri kehidupan Rakyat. Sementara untuk Tata Pengairan adalah susunan dan letak sumber-sumber ait dan atau bangunan-bangunan pengairan menurut ketentuan- ketentuan teknik pembinaanaya di suatu wilayah pengairan. Olch karena itu, Pembangunan Pengairan adalah segala usaha mengembangkan pemanfaatan air beserta sumber-sumbernya dengan perencanaan dan perencanaan teknis yang teratur dan serasi guna mencapai manfaat sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup dan peri kehidupan Rakyat. Implementasi Undang-Undang di atas, diperkuat dengan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (feknik) dan non fisik dati prasarana dan sarana air minum. Selanjutnya diperlukan pengembangan SPAM pada setiap wilayah, yakni kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, ‘manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. 1.1.4. Maksud, Tujuan, dan Sasaran 1. Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) merupakan tindaklanjut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso 2011-2031 yang mengamanatkan penyusunan RI-SPAM sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan sektoral di Kabupaten errs 1-2 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Bondowoso, khususnya perencanan penyediaan sir minum Kalrapaten Bondowoso yang terpadu dan menyeluruh. Peayusunan RI-SPAM dimaksudkan untuk merencanakan pengembangan SPAM secara umum, baik sistem dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan serta menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso, PDAM dan penyelenggara air minum lainnya dalam mengembangkan SPAM. 2. Tujuan ‘Tujuan penyusunan RI-SPAM adalah tersusunnya arahan kebijakan, program dan kegiatan pengembangan SPAM sebagai pedoman perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bondowoso dari tahun 2018 hingga tahun 2032 dalam suatu dokumen Rencana Induk pengembangan SPAM Kabupaten Bondowoso meliputi gambaran tethadap kebutuhan air baku, kelembagnan, rencana pembiayaan, rencana jaringan pipa utama, dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk jangka panjang. Selain itu adanya RI-SPAM dapat menjadi pedoman dalam pemberian izin prinsip hak guna air para penyelenggara air minum dari pemerintah. 3. Sasaran Adapun sasaran atau tahapan dalam penyusunan RI-SPAM adalah: a. Mengidentifikasi kebutuhan ait minum di Kabupaten Bondowoso; b. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM di ‘Kabupaten Bondowoso secara terpadu dan berkelanjutan. c. Merumuskan rekomendasi kebijakan dan program/kegiatan penyediaan air minum. kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso. . Memberikan masukan bagi pemerintah pusat dan provinsi dalam pengembangan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Bondowoso. 1.1.2. Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM ini dilaksanaken berdasarkan pada landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Peaataan Ruang; ‘Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; ‘Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; Undang-undang No. 11 ‘Tahun 1974 tentang Pengairan; Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum; yeep =r 3 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO_ 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoran ‘Tcknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeti No. 1 Tahun 2014 tentang Produk Hfukum Daerah; 8. Peraturan Menteri PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 9. Peraturan Menteri PU No. 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM; 10. Peraturan Menteti PU No. 12/PRT/M/2013 tentang Penghematan Penggunaan Air yang berasal dari Penyclenggara SPAM di lingkungan Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD; 11, Peraturan Menteri PU No. 7/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemberian Izin Penyelenggaraan Pengembangan SPAM oleh Badan Usaha dan Masyarakat untuk memenuhi kebutuban sendiis 12, Peraturan Menteti PU No. 18/PRT/M/2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pengembangan SPAM; 13. Peraturan Menteri PU No. 12/PRT/M/201) tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM 14, Peraturan Menteri PU No. 01/PRT/M/2010 tentang SPAM Bukan Jaringan Perpipaan 15. Peraturan Menteti PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan SPAM; 16. Peraturan Menteri PU No. 20/PRI/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM; 17. Surat Edaran Menteri PU Peraturan No. 4/SE/M/2015; 18. SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air; 19. SNT 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air; 20. SNI03-2414-1991 tentang Metode Pengukutan Debit Sungai dan Saluran Terbuka; 21, SNI06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air; 22. SNI19-1141-1989 tentang Cara Uji Subu; 23, SNIM-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air. 1.2. Lingkup Kegiatan 1.24. Lingkup Wilayah Perencanaan Wilayah perencanaan RI-SPAM adalah wilayah administrasi Kabupaten Bondowoso, mencakup 23 kecamatan, 209 desa dan 10 kelurahan. Bab I: Pendahuluan 1-4 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO. 13. Sistematika RI-SPAM ‘Adapun sistematika RI-SPAM Kabupaten Bondowoso sebagai berikut BabI Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, maksud tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bondowoso. Bab II Kondisi Umum Wilayah Perencanaan Bab ini menguraikan gambaran umum wilayah studi yang meliputi kondisi fisik dasat, penggunaan lahan, kondisi permukiman, kondisi sarana dan prasarana wilayah, seta kondisi sosial ekonomi serta budaya masyarakat Kabupaten Bondowoso. Bab III Kondisi Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten Bondowoso yang meliputi aspek teknis, permasalaban aspek teknis, skematik SPAM eksisting serta aspek non teknis (keuangan, SDM dan kelembagaan). BabIV Standar dan Kriteria Perencanaan Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar peagembangan SPAM yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air, kebutuhan air, kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk. BabV — Proyeksi Kebutuhan Air Bab ini menguraikan rencana pemanfaatan ruang dan permukiman, rencana dacrah, pelayanan, proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuban air minum di Kabupaten Bondowoso sampai dengan akhir periode perencanaan (Iahun 2032). Bab VI Potensi Air Baku Bab ini menguraikan poteasi sumber-sumber sir baku di wilayah Kabupaten Bondowoso yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM Kabupaten Bondowoso sampai dengan akhir petiode perencanaan (Tahun 2032) Bab VII Rencana Induk dan Pra Desain Pengembangan SPAM Bab ini menguraikan rencana pola ruang dan arahan pengembangan permukiman di Kabupaten Bondowoso, pengembangan daerah pelayanan, rencana pentahapan pengembangan dan skenario atau konsep pengembangan SPAM Kab Bondowoso. istem Penyediaan Air Minum Eksisting rms 1-5 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Bab VIII Analisis Keuangan Bab ini menjelaskan arahan kebutuban biaya investasi serta pola investasi yang dilakukan dengan pentahapan serta sumber pendanaan yang disesuaikan dengan prediksi kemampuan anggaran Pemerintah Kabupaten, serta kinerja PDAM/ BUMD/BLU penyelenggara air minum. Selain itu juga menjelaskan asumsi yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung tethadap perhitungan proyeksi finansial. Bab ini juga mencakup hasil perhitungan kelayakan finansial (termasuk analisisnya) dan besaran tarif. BabIX Pengembangan Kelembagaan Bab ini menjelaskan mengenai bentuk badan pengelole (pemerintah dan masyarakat) yang akan menangani SPAM; mencakup arahan pengembangan sumber daya manusia, baik jumlah maupun kualifikasinya; program pelatihan untuk mendukung pengelolaan SPAM; serta perjanjian kerjasama yang mungkin dilakukan. |= + Pendaluluan Ee 24, Kondisi Fisik Daerah BAB IL KONDISI UMUM WILAYAH PERENCANAAN RISPAM KABUPATEN BONDOWOSO Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian timur Provinsi Jawa ‘Timur berjarak sekitar 200 km dati ibukota Provinsi (Surabaya). Luas wilayah Kabupaten Bondowoso adalah 1.560,10 Km? atau sekitar 3,26% daci luas total Provinsi Jawa ‘Timur, yang terbagi menjadi 23 kecamatan, 10 kelurahan, 209 desa dan 1.339 dusua. ‘Gujugan = 1 46 “Tamanan = 9 31 Jambesari Ds 9 a Pujer - Ww 76 “Tlogosash p 10 o% ‘Sukosari = 4 20 ‘Sumber Wringin = 6 7 Tapen = 9 52 Wonosari = 12 72 “Tenggarang i iw 6 ‘Bondowoso 7 4 19 ‘Curahdami 1 i 100 Binakal 5 3 31 ‘Pakem’ = 8 a7 Wringin = 13 79 "Tegalampel 1 x 52 “Tamankrocok, : im 47 Klabang = i 47 Botolinggo = 8 95 Sempol = 6 34 Prajekan = m 34 Cenmee = 35 4 Jumiah 10 209) 1.339 Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam angka 2013, Sejak tahun 2016, Kecamatan Sempol berubah menjadi Kecamatan jen Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian antara 50-3.328 meter dpl, dengan rincian 3,27% berada pada ketinggian di bawah 100 m dpl, 49,11% berada pada ketinggian antara 100-500 m dpl, 19,75% pada ketinggian antara 500 -1.000 m dp! dan 27,87% berada pada ketinggian diatas 1.000 m dpl. Kabupaten Bondowoso tidak memiliki wilayah pesisir atau tidak berbatasan dengan pantai atau laut. Bab Il : Kondisi Umum Wilayah Perencanaan RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bondowoso ‘Sumber: RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 - 2031 Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-2 RISPAM KABUPATEN BONDOWOSO 21.1. Geografis Secara geografis wilayzh Kabupaten Bondowoso terletak pada koordinat antara 113°48'10" - 113°48'26" BT dan 7°50'10" - 7°56'41” LS. Kabupaten Bondowoso memiliki batas-batas wilayah dengan kabupaten sekitarnya sebagai berikut: > Scbelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo > Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi > Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jember > Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Probolinggo. Wilayah Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalan arteri primer atau jalur utama Pulau Jawa, baik jalur Pantura yang menghubungkan Banyuwangi — Situbondo ~ Probolinggo — Pasurvan — Surabaya, maupun jalur utama selatan yang menghubungkan Banyuwangi — Jember — Lumajang — Probolinggo — Pasuruan ~ Surabaya. Kabupaten Bondowoso hanya dilalui jalan provinsi (kolektor primer) antara Situbondo — Bondowoso — Jember atau sebaliknya. Kabupaten Bondowoso juga merupakan satu-satunya kabupaten di bagian timur Jawa Timur yang tidak memiliki geris pantai. Ditinjau dari ketinggiannya, hamparan wilayah Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian rata-rata sekitar 253 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan puncak tertinggi 3.328 meter dpl dan terendah 50 meter dpl. Hamparan tersebut dikelilingi oleh gugusan Pegunungan Kendeng Utara dengan puncak Gunung Raung, Gunung Jjen dan Gunung Widodaren di sebelah Timur, Pegunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Kilap dan Gunung Krincing di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Secara rinci Iuasan dan ketinggian wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. ‘Tabel 2.2 Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bondowoso 1_| 0-100 meter 50,94 321 2 | 100-500 meter 766,23 49,11 3 | 500 1.000 meter 308,10 19,75 4 > 1.000 meter 434,83 287 JUMLAH 1.560,10 100,00 Samber : RTRW Kabupaten Bondowoso 2011-2031 Daerah terluas berada pada ketinggian 100-500 m dpl, dengan 49,11% dari kescluruhan luas, daerah tersempit berada pada ketinggian 0 — 100 m dpl. Bab I: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-3 RESPAM KABUPATEN BONDOWOSO 2.1.2. Topografi Seluruh wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan daratan, dimana 44,4% wilayahnya mecupakan pegunungan dan perbukitan, 30,7% merupakan dataran rendah, dan 24,9% merupakan dataran tinggi. Kondisi permukaan tanah bervariasi namun sebagian besar memiliki derajat kemiringan cukup tinggi sebagaimana tabel berikut ini: ‘Yabel 2.3 Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Lereng 1 Date 190,83 12,23 2 Tandai (215%) 368,17 3642 3 ‘Agak Curam (15 — 409%) 304,70 19,53 4 ‘Sangat Curam (240%) 496,40 3182 {Jemlak 560,10 100,00 Sumber : RTRW Kabupaten Bondowoso 2011-2031 Menurut klasifikasi topografis wilayah, kelerengan Kabupaten Bondowoso bervariasi. Datar dengan kemiringan 0-2 % seluas 190,83 km2, landai (3-15%) schuas 568,17 km2, agak curam (16-40%) seluas 304,70 km2 dan sangat curam diatas 40% seluas 496,40 km2. Topografi lereng di wilayah Kabupaten Bondowoso dikelompokkan sebagai lereng landai. Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang cukup sejuk berkisar 20,4°C — 25,9°C dengan subu rata-rata 25,7'C, karena berada diantara pegumungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pegunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Berikut ini merupakan Peta Orientasi Kabupaten Bondowoso dalam wilayah Provinsi Jawa Timut. ‘Bab LI: Kondisi Unum Wilayah Perencanaan U-4 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Gambar 2.2. Peta Orientasi Kabupaten Bondowoso Wilayah Jawa Timur vauryawa = f — Sumber : RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 - 2031 ‘Bab I! : Kondisi Unrum Wilayah Perencanaan 1-5 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO 243. Geologi Menurut tinjauan geologis, stratigeafi wilayah Kabupaten Bondowoso disusun oleh batuan endapan vulkanik hasil gunung api kwarter 21,6% dan hasif gunung api kwarter muda 62,8%, yang banyak mengandung leusit, tufa dan batupasir (5,6%), endapan alluvium 8,5% dan fasies sedimen miosen 1,5% dengan komposisi ukuran dominan lempung, lanau, lanau berpasir dan pasir halus (+ 96,9%) dan ukuran pasir kasar, kerikil, kerakal dan bongkah (431%). Kabupaten Bondowoso merupakan rangksian zona fisiografis gunung api kuarter yang dikelompokkan dalam satu grup tersendiri sebagai Komplck Pegunungan Ringgit — Buser (Van Bemmelen, 1949), dengan dominasi endapan hasil aktivitas gunung api kwarter ‘muda dan sedimentasi dataran intermountain (Recent Volcanic Formation). Sebagian besar wilayah Kabupaten Bondowoso memiliki jenis tanah Regosol yaita seluas 78.286 Ha yang tersebar di 23 Kecamatan. Jenis tanah ini lussan terbesar terdapat di Kecamatan Tlogosari mencapai seluas 11.092 Ha. Tanah regosol merupakan tanah berbutir kasar berasal dati material vulkanik gunung berapi yang mengendap berupa abu dan pasir vulkanik yang merupakan areal pertanaman padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran. Sedangkan jenis tanah Andosol 32.859 Ha tersebar di 10 Kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Tjen seluas 16.811 Ha, vegetasi yang tumbuh berupa tanaman hutan bambu, dan rumput. Untuk jenis tanah Mediteran terdapat seluas 11.230 Ha tersebar di Kecamatan Tapen, Wringin, Tegalampel, Taman Krocok, Klabang, Botolinggo, Prajekan dan Cermee. Tanah mediteran berwarna antara merah sampai kecoklatan yang merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Jenis tanah mediteran merupakan bagian lahan subur di daerah kapur daripada jenis tanah kapur yang lainnya. Tanaman yang tumbuh berupa palawija, jati, tembakau, dan jambu mente. Jenis tanh Gromosol terdapat seluas 510 Ha hanya di wilayah Kecamatan Cermee. Gromosol adalah jenis tanah berwarna kelabu hitam berbentuk material halus berlempung. Jenis tanah ini bersifat subur dan merupakan areal pertanaman padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati Jenis tanah Litosol terdapat di Kecamatan Curahdami (1.800 Ha), Pakem (1.950 Ha) dan Klabang (1.150 Ha), Jenis tanah ini berbatu-batu dan berupa areal pertanaman rumput ternak, palawija, dan tanaman keras. Sedangkan untuk jenis tanah Latosol tersebar di 12 Kecamatan, total seluas 28.224 Ha yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Grujugan, Klabang, Cermee dan Sumber Wringio. Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-6 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO 214, — Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi Secara hidrologis, ada beberapa kawasan ketersediaan air tanah melimpah, namun pada kawasan yang lain terdapat kawasan yang sulit air (rawan kekeringan). 1. Air Permukaan Karakteristik sungai di Kabupaten Bondowoso pada umumnya adalah sungai dengan kkelerengan bantatan sungai yang curam karena merupakan wilayah pegunungan. Sementara waduk dan embung yang ada sebagian besar berfungsi irigasi. Secara umum, sempadan sungai, waduk dan embung rata-rata merupakan ruang terbuka hijau, kecuali pada kawasan perkotaan Bondowoso, yang telah mulai banyak tumbuh permukiman di bantaran sungai. Berikut adalah jenis-jenis air permukaan dan data sungai dan waduk yang ada di wilayah Kabupaten Bondowoso yang tercantum di tabel di bawah ini. ‘Tabel 2.4 Data Sungai di Kabupaten Bondowoso KSamy K. Curah Jer KPace KG K.Gebany KGryj KBany KBatula KKeda KBany KBigje K Babon KTerbs K kan KKa‘ KBlimbin, KSalak K-Pag Gunung KBluncos KPir K.CrBunder K Pats K Besuk KTaal KPakem KLeces KSbe Gadi KWringi KPso KPak Kacuny Bab I: Kondisi Unum Wilayah Perencanaan 1-7 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO 31_| K Bringin 4 5,20 1,10 68) Trigasi 32_|KGilie 3 6,60. 1,50 1,8 | __Trigasi 33_| KJera 7 470 0st 22,775 | Trigasi 34 | KGol 3 8,80 3,0 4.275 | Trigast 35_| KLamparan 16 6,90 2.70 2035 [_Trigasi 36_| KPakel 7 2,70 0.11 21 | Isigasi 37_| KTole ii 240 O12 6875 | Irigast 38_| KRajapati 4 3,30 O17 875 | __Trigast 39_| Kemuningan 6 5,50) 1,10 13,25 |__Trigasit 40_| KKemisi 6 4,70 O38 475 | __Trigast 41_| K.CrPakel 3 6,20 0, 10,625 | Trigast #2 | KCRGlidung 25 6,80 1,20 3,895 | __Teigasi 43_| K.Celngas 2 6,10 028 4,75] Teigasi 44 | K.CeTraktakan 3 6,30 2,80 1,75 | Trigasi 45_| K-Balut 27 8,80 2,80 2695 | __Irigasi 46_| KBalut 7 10,10 5.20 4,65 |___Trigasi 47_| KPakisan 95 11,20 430 95,25 | __Trigasi 48 | KTlogo 7 6.20 150 21,9 | Teigasi 49 | KDawulan Gedang | 275 7.30 0, 8,62 | Teigasi 50_| KSbr.Gunung 18 5.20 2.10 9,625 | Trigasi 51_| K-Pancoran 55 6.40 0.97 2,737 | Trigasi 52_| K.Gubri 9 5.80 2.20 93,68 | _Irigasi 33_| Pembuang TgLEs 3 7.20 3,10 2,925 | __Trigasi 34 | KSbr.Bire a 6.20 2,10 6,625 | __Trigasi 35 | K-Mandiro 45 6.10 O51 11375 | __Teigasi 56_| K-Pakem 1 12.70 3,80 1,87 |__Teigasi 37_| KPutih 15 10.30 3.70 1,37 [_Trigasi 58 | Kj 35 13.60 4.20 6575 Trigasi 359_ | K-Kumbang Sungu 135 5.80 1,20 283 | __Trigasi 60_| K-Thogo 2 7.90 0.33 387 | __Trigast G1_| KPurnomoe i 4.10 Ott 2] Keigasi 2_| KJambe Wunge 5 8.20 1,20 375 | __Teigasi 63_| KTaman 2 5.90 1,30 3,87 |___Trigasi 64 _| KSukojati 15 7.80 4,30 437] _Irigasi 65_| KPakis 9 6.20 2.10 9,32 | _Irigasi 66_| KSbr Polo 1 6.10 0,92 0,625 | _Trigasi 67_| KKendel 35 7.80 210 9] Teigasi 68_| KGadingan 2 8.10 1,60. 2 | __Trigasi 69 | KPatemon 6 5.60 1,20 23,825 | Trigasi 70_| K-Basar 3 6.90 032 237 | Isigasi 7A_| KBluwo 35 7.30 2.10 2.99 | Trigasi 72_| K-Palangan 15 6.70 0,87 2.42 | Trigast 73_| K-Palangan 2 5.50. G2t 23 | Isigasi 74_| KSalak 1 5.10 097 4,05 | _Isigasi 73_| KTancak 15 430 0,32 2,25 | Trigasi 76_| KKitra 15 5.20 075 0,67 | Trigast 71_| KDawuhan 1 4.20 0,32 2,18 | Irigasi 78_| KSentul 13 3.20 0.12 35] _Irigast 79_| K-Tenggarang. 65 8.40 1,20 31,95 Trigasi 80_| KKecik 6 3.80 0,66 15,75 | __Trigasi Bab IT: Kondisi Urman Wilayah Perencanaan W-8 81_| Klngas 8.90 150 2.62) Isigasi 82_| K-Arsinah 5.60 0.75 5,92 Trigasi 85_| K-Arpiah 35 4.50 021 13,47 |__Trigasit 84_| Kekrasake 10 8.40 1.20 1287 |___Teigast 85_| KGaru 8 7.40 0,32 13375 | __Isigast 86_| K-Pringkils 10 4.90 0,33 4,025 | Isigasi 87_| K-Mangis 5 6.20 1,90 5115) Teigasi 88_| K. Sdokambang 4 7.90 0.43 8448 __Inigasi 89_| K-Nangkaan 4 4.90 0.34 13,375 |__Tnigast 90_| K-Kijing 35 6.40 O77 2.67 |___rigasi 91_[K'Semonggoh 25 8.20 1,20 1155 |__Tsipasi 92_| K-Ringgono 6 11.20 3,10 83 | _Trigasi 93_| K-Keasake 3 7.80 140 38,5) Teigasi 94_[K.CeLemba 2 4.50 1,10 35 | Trigasi 95_ | K.CeLembu BS 9.20 10 337 | Trigasi 96 K.CrLembu 7 6.30 O8t 9.42 {Teast 97_| K-Lembu Celeng 4 9.70 1.40 21,9 | Trigasi 98_| K-Binakal 6 5.20 1,10 16 | __Teigasi 99_| KLibian 9 7.90 0,61 75| _Teigasi 100 | KRaja 3 8.80 2,50 26,15 |___Trigasi 101 | K.Umbul 13 5.20 0,89 23,95 | __Trigasi 102 | KWringin Kura 75 4.50 O87 465 | Trizasi 103 | KAndung 3 3.70 0.67 130,75 | __Trigasi 104 | K.Gigirsapi 25 7.70 0.43 3,65 | Trigasi 105 | K.Batukundang 45 7.40 1.20 67 | Teigasi 106 | K-Batuampar 6 490 1,10 235 | __Irigasi 107 | K.Ardisaeng 2 6.80 0.78 1,7 | Trigasi 108 | KAntokan 4 7.30 032 437 | Teast 109 | KSbr. Tengah 2 5.50 0,82 45 | __Irigasi 110 | K-SbeRanting 45 4.80 0.54 245 | Trigasi 111 | K-Krungung 15 0.40. 0,00 47,3] Teigasi 112 [ K-Kolbuk 5 4.80 021 10,15 | Trigasi 113. | K-Patirana 10 4.80 1,20 31,8 Trigasi 114 | K Gunung Pising 45 7.10 30, 2125 |___Irigast 115 | KLembunglaci 3 430 0.23 667 | __Trigasi 116 | K-Lembunglaci 25 5.60 0,78 5,25 | __Irigasi 117 | KSeatong 2 3.90 0.2t 243 | Trigasi 118 | K-Clangap 6 5.20 1,10 3375 |__Teigasi 119 | K.Blimbing 6 3.70 0,22 34 | Trigasi 120 | K.Batekan 3 5.20 0286 375 |__Irigasi 121 | K.Bluncong 15 4.20 0,89 1,95 | rigasi 122 | KTekok 8 2.40 Ot 8 | __Trigast 123 | K Pace 25 3.50 O91 725 | Teigasi 124 | KTanjuk 85 5.80 0,88 18,825 | Irigasi 125 [K-Taman 8 6.50 1,10 125 | Trigasi 126 | Kpring Jagung, 55 4.70 on 15|__Trigasi 127 | KJuaran 3 3.60 0,21 275 | Inigasi 128 | K-Darin 15 4.70 O14 0,87 | Irigasi 129 | K-Gunungsar 10 2.80 | 05 16 | __Trigasi Sumber : Dinas Pengairan 2013 Bab Il: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan m-9 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO, Jumlah waduk di Kabupaten Bondowoso sebanyak 20 waduk, yang difungsikan sebagai penampungan air di musim hujan dan digunakan untuk pengaican pertanian, karena pada saat musim kemarau waduk mengalami kekeringan. Adapun nama waduk, lokasi dan Iuas waduk yang ada di Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut. ‘Tabel 2.5 Data Waduk Kabupaten Bondowoso 1_| Waduk Klabang 2 | Waduk Mandiro ‘Mandiro Tegalampet 5377 | 8,066 3__| Waduk Tegalampel Tegalampel | Tegalampel 9,674 | 14,512 4 | Waduk Krasak Selolembu (Curahdami 4377 | 7.453 5_| Waduk Selolembu Selolembu ‘Curahdami 4966 |__7.410 6_| Waduk Karang Anyar “Tegalampel | Tegalampel 5248 |__ 7,888 7_| Waduls Sekarputih Sekarputih ‘Tegalampel 769 [4,154 8_| Waduk Kabuaran Kabuaran Grujugan 4,600 | 6,900 9 [ Waduk Weingin Weingin ‘Weingin 7,250 | 10,875 10 | Waduk Sumber Taman | Klabang ‘Tegalampel 7,100 [10,650 11_| Waduk Gibang, Gibang ‘Grujugan 6,679 | 10,019 12_| Waduk Sukokerto Sukokerto Pujer 4,000 | 6,000 13_[Waduk Wonokusumo | Wonokusumo | Sukosaei 12,038 | 18,057 14_| Waduk Botolinggo Botolinggo | Botolingzo 6,550 [9,825 15_| Waduk Bercak Bercak ‘Cermee 9,231 [14,672 16_| Waduk Pecalongan Pecalongan | Sukosari 10,667 | 16,004 17_| Waduk Resek Kemixi Tamanan 7,001 | 10,510 18_| Waduk Kemuningan Kemuningan | Tamanan 18,014 | 27,081 19 | Waduk Sulingwetan Sulingwetan | Cermee 14,892 | 19,782 20 | Waduk Rentang 6167 | __ 9,247 Sumber : Dinas Pengairan, 2014 2. Air Tanah Akuifer adalah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi batuan geologi yang permeable baile yang terkonsolidasi (misalnya lempung) maupun yang tidak terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat membawa ait (atau air dapat diambil) dalam jumlah (kuantitas) yang ckonomis. Potensi air tanah yang terbanyak jumlahnya terdapat di daerah Kecamatan Grujugan dan Kecamatan Tamanan. Pada setiap desa dapat ditemukan potensi air tanah dengan jumlah rata-rata per liter/detik-aya hampir sama mencapai 2,5 — 10 It/dt. Sedangkan daerah yang. tidak punya potensi air tanah terdapat di daerah Wringin dan Pakem, ditemukan 3 sampai Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-10 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO. 7 desa yang tidak punya potensi air tanah, Untuk lebih jelas dapat melihat tabel potensi air tanah per desa Kabupaten Bondowoso berikut ini. Tabel 2.6 Potensi Air Tanah Per Desa di Kabupaten Bondowoso Potensi Air Tanah No | Kecamatan Desa >4 | 20-40 | 10-20 | 2840 | <25 | Tidak Lt/Dt | L4/De | La/De| La/De | LyDe | Ada T | Wringin Kg ‘Ardi ‘Shr Dumpyor (Gading Sari Pakem Patemon Pel Gadingsan Binakal ‘Sumbersara Kem ‘Barston jeruk Sok-Sok ‘Bendelan ‘Sumber Teng jetis ‘Pakuwesi Ki Pet ‘Penambangin ‘Curahpoh Curahdamni Poncopati ‘Sumbersuko Locate Selolembu ‘Sumber Salake ‘Karang Anyar Bab Il: Kondisi Umum Wilayah Perencariaan I-11 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO ‘Potensi Air Tanah 10-20 | 2540] <25 | Tidak Le/De | La/De | Le/De | Ada >40 | 2040 Lt/Dt | Lt/De Pakuniran Gun “Tamanan_ ‘Kemirian ‘Kasang Melok Sukosasi Wonosuko Kaliany She Kem ‘Sumber Anom, ‘Koncer Kidl ‘Sumber Salam Pel ‘Kesemek TLojajar Bab IT : Kondisi Unum Wilayah Perencanaan UR ‘Potensi Air Tanah No] Kecamatan Desa >% | 2040 | 1020 | 2500 | <25 ] Tidak Lt/De | Le/De | Le/De | Le/Dt | L/D Ada Kaine v Bataan v1 Gebang v Dawulan T Tengearang, v "Tangs! Kulon Y_-¥ Koncer Darul Aman T ‘Sumber: Dinas Pengairan Kab. Bondowoso Tahun 2013 Data tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pengaian Kabupaten Bondowoso, data potensi air tanah hanya terdapat pada 10 wilayah Kecamatan se- Kabupaten Bondowoso. Selain itu, potensi sungai, waduk dan potensi air tanah, untuk perencanaan SPAM Kabupaten Bondowoso juga dapat dilakukan dengan melihat pada pacameter iklim meliputi tipe iklim dan suhu udara, dan curah hujan. 1. Tipe Tdim dan suhu udara Lokasi Kabupaten Bondowoso berada di sekitar garis Khatulistiwa sehingga secara langsung mempengaruhi kondisi iklim. Wilayah Kabupaten Bondowoso termasuk dacrah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai dengan Oktober dan musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan Mei. Tercatat suhu rata-tata berkisar antara 27°C hingga 30°C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 62% hingga 69%. 2. Curah Hujan Berdasarkan data Bondowoso Dalam Angka Tahun 2013, Curah hujan rata-rata tahunan_ di wilayah Kabupaten Bondowoso berada pada bulan Oktober sampai Desember, dan bulan Januari hingga April. Curah hujan rata-rata di Kabupaten Bondowoso sebesar 4.215,25 mm/Tahun dan lama hujan rata-rta 264 hasi/Tahun. Curah hujan rata-rata minimum terjadi pada bulan Agustus-September, sedangkan rata-rata curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari. Curah hujan tertinggi terjadi di daerah Kecamatan Grujugan dengan rata-rata hari curah hujan 264,60 dan Kecamatan Pakem dengan rata-rata hari curah hujan 253,33. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di daerah Kecamatan Cermee dengan rata-rata hari curah hujan 81,14 dan Kecamatan Prajekan rata-rata hari curah hujan 94,57. Bab I: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-13 ‘Tabel 2.7 Curah Hujan di Kabupaten Bondowoso RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO 1 | Maesan ‘Maesan. 397] 35 [saa] | 20] 55] 10] of 0] iz] tos] 204] 2030] 203,00 2 | Grojugan ‘Grujugan soa] 173] 17st | 7] 30] a| of 0; 66 | 90) 285 | 1288 | 128,80, ‘Wonosasi It 3e4| 280 | 308| a7 | 78| 17 0] of 0; 116] 140) 343 | 1688 | 187,56, ‘Clangkap 795 432 si6| i36| 49] ai] 6| 0] 0] 156] 235) 360 | 2646 | 264,00, 3_| Tamanan “Tamanan 53] a2] sai {59 a1] a2] 9, of 0] 53] 98) 306174 | __178.40, + | Pujet Sukokerto 403 332[ 299 193[ 80] | 5] o| 0] io] t49 | 2721893 | 189,30, Rejayan 362] ana 137 | 46 [128] to[ of of oy 38] 32) 165 [1203 |__193,67 ‘Marking Wetan 439207 [245 | 2 | 0 4] o| o| 0] | _91] 72] ta05 | 150,63 3 | Togomae Pakisan. Si] 206[ 333] 326[ 88] 26, 1[ o| 0] 2] 909, 300 | 2082] 208,20, “Tlogosar 300, 105 [308] 255 too] 4i|_o| o| 0] ios] 343} 268] 203 | 224,78 | Tenggarang | Kesemek 358] 3396{ 167|117| 52] 35] of of 0] sv] 32) toi] 1255] _139,44 7_| Sukosart Sumber Gading sei, 209273 ts| st] 49] 4{ of 0] s¢| 275) 4191943 | 194,30 Pinang Pabit 484/210] 271 | 332] 91] 28] of oO] 0] 4] 119) 3851984 | 220,48 | Tapen Jew 339) an {at7| 19 i350] _22| of of o| 48] 2i1) 268] 1615] 179,48 Taal 336 284 | 218/11 | 128] 30| of 0] 0] 48] 203, 266] 1614 | __179.35, 3 | Wonosas Wonosaril am; _1e2[t47{_ar2{_ | t5{ of oo] 12] ie 200194 [152,67 ‘Wonosrojo aor| a7 oat toa] st] 3] of of of | tos |e [ta [tse TO _| Bondowoso Benteal (K Pengaivan) aa] 255 [aoat [tos] i5( of of 0, tio) 13 | as4[ i501 | 176,78 Ti_| Curahdami | Silolembu 3e7| 38 | 20| 73] 109] 2a, 0] o] 0] | 136) 3e4[ 1738] 193,11 Ancar 33] 186,186] wae[ Sof ato 0y sa] fas [as | 57,56 12_| Waingin ‘Waingin 72] 364[ 512] 113] to 9] o| o| 0] | too] 103] 20a] 226,89 Blimbing 365, sti] 391 | 30] 77] 58 of of of so] 117 |_281 [1980 | 220,00 13 _| Pakem She Dumpyong S46 393| 331 | 208 2] 99 of 0] o| 2] 28275 | 2on0 | 253,35, 14 | Tegalampel | Klabang, wo s72[ sis] 52] 57] of of of of sa] 39[ 199 [1525 | 190.63 15_| Klabang Glendengan 303] 138 236[ 28 sot i9[ of of o| 10] woz] 20 | 1112 [12356 Pring 337] _ts2[ too 22[45{ of of of of 7{ 106] 208 | tor [127,13 ‘Bluacong 202] 110 [184] s4[ 38] of 0] of o| o| 52] 166 896 [128,00 16 | Pajekan Prajekan aa| i390 [ 308 asf a7{ ait of of of 4{ tie] 196[ tar | a Talep 223} s6[ toa? 2} 39{ of of of o| o| | _133 662 | 94,57 ‘Kalpol 355[ 45[ sf af of of of of of o| 49] 199 | ois | 169,67 T7_| Cemec Cemmee 23, arf esti] asf of of of of of 568] 81,14 Suling Wetan 268[_44[ anit ist of of of o| of of a 31 | 105,17 Ramban Wetan 125| 14 [_264[ _22[ oo] 75] o[ o| o| o| #3 12 775 | _ 110,71 Pandan 155, 30] tas[ so] of 0] o| of o| o[ of] 125 545 | 109,00 Bercak 302, _92[—ai7|__s5[ of [ o[ o| of 0 of 55 ‘40 | 140,00 Juma 909 | 7271 | 924 | sot | i968 | si2| 59] 0] o| 1739] 4iz6| 754 | 50583 4.215,25 Sumber: Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2013 Bab IT : Kondisi Umum Wilayah Perencanaan U-14 RL-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Gambar 2.3. Peta Geologi Wilayah Kabupaten Bondowoso KAS. BANYUWANGI ‘Sumber : RTRW Kabupaten Bondowoso 2011-2031 Bab It: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan U-15 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Gambar 2.4. Peta Curah Hujan Wilayah Bondowoso KAB, JEMBER KAB, BANYUWANG! ETA CURAM HUJAN, \WiLAvAH KABUPATEN BONDOWOAO Fretted ten ci Sumber : RTRW Kabupaten Bondowoso 2011-2031 Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-16 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO 2.2, Sarana dan Prasarana 2.2, Air Limbah Pengelolaan limbah cair di Kabupaten Bordowoso belum dapat ditangani secara baik, hal ini dikarenakan pemerintah daerah belum mampu memberikan fasilitas pengolahan air limbah domestik secara komunal untuk melayani kebutuhan pengolahan limbah cair yang dihasilkan oleh penduduk. Sedangkan untuk pihak swasta, antara lain PG. Prajekan mampu ‘melaksanakan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari pabrik mereka senditi sedangkan beberapa perusahaan usaha, antara lain industri sumpit, masih membuang limbah cainya ke sungai, Jasa pelayanan pengelolaan limbah khususnya limbah rumah tangga yang ditangani swasta sampai saat ini belum terdata, Kondisi sistem air limbah di Kabupaten Bondowoso dibagi dalam 2 bagian yaitu : 1. Air limbah di Kawasan Perkotaan Pada air limbah di kawasan perkotaan kondisi pola dan penggunaan sebagai berikut : 2. Pada saluran air limbah domestik (rumah tangga) masih menggunakan fungsi sahuran drainase dan saluran itigasi sebagai saluran pembuang air limbah yang meliputi sisa air mandi, sisa air cuci dan air dapur. b. Sedangkan sistem air limbah untuk tinja dengan menggunakan sistem Septic tank pribadi ¢. Dikarenakan kepadatan permukiman dan penduduk belum rapat, maka ada sebagian (atau sebagian besar) masyarakat di kawasan Perkotaan Bondowoso menggunakan sistem pengelolaan air limbah on-site ste. 2. Air limbah di Kawasan Perdesaan a. Pada saluran air limbah domestik (cumah tangga) masih menggunakan fungsi saluran drainase dan saluran irigasi sebagai saluran pembuang air limbah yang meliputi sisa air mandi, sisa air cuci dan sir dapur. b, Saluran air limbah domestik yang lainnya sebagian masyarakat menggunakan cara tersenditi dalam membuang air limbah domestik di sebelah belakang dan samping rumah/pekarangan. Sistem pengolahan air limbah setempat adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan yang pengelolzannya disclesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti: jamban leher angsa, cubluk, tangki septik dan paket pengolahan skala kecil. ‘Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan u-17 ‘Tabel 2.8.Akses Jamban Kabupaten Bondowoso 1 19.804 1.6267 6.279 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Bondowoso 2 | Curshdami 9.135 2.901 7.800 3_| Tegalampel 8248 2.898 6.238 4 | Tenggarang 12.112 5.656 6.059 3 | Wringin 3974 5.365 9.949 6 | Pakem 7785 2.787 6.708 7 _| Binakal 3.185 2.252 3.879 8_|Tamanan 11.359 3.112 10.465 9 | Maesan 14.497 4.504 12.669 10_| Grajugan 10.830 3.323 8.235 11_| Jambesari 11.197 3.523 9.052 12_| Tlogosasi 15.592 9.522 5.503 13_| Pujer 13.155 4927 10.884 14 | Wonosari 13.267 3.863 10.345 15_| Sukosari 5.366 1.801 3.867 16_| Sumberwringin 11.354 3.702 8.887 17_| Tapen. 11413 6.761 5.879 18_| Klabang 6.563 9.45 5.978 19__| Prajekan 8.662 3.349 5.894 20_| Cermee 15.614 8.795 7871 21_| Sempol 3.458 2714 1.028 22 | Botolinggo 10.127 3.895 7127 23_| Taman Krocok 5.496 2.180 5.984 Jumlah KK Total 244.193 105.042 166.580 Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2014 Sejak tahun 2016, Kecamatan Sempol berubah menjadi Kecamatan Tjen 2.2.2, Persampahan Permasalahan persampahan pada umumnya adalah semakin bertambahnya produksi sampah yang tidak diimbangi dengan kapasitas sistem pengelolaan yang memadai. Pengelolaan sampah di Kabupaten Bondowoso secara umum telah mengembangkan 2 (dua) konsep dasar yaitu sistem on-site (diolah dalam lokasi timbulan) dan sistem offsite (diangkut ke tempat pemrosesan sampah) 1. Sistem Pengelolaan On-site, merupakan sistem pembuangan sampah dengan cara dibuang di lokasi sekitar tempat tinggal (tempat produksi), yang biasanya dilakukan dengan dibakar atau ditimbun (Aomposting). Sistem ini sesuai untuk kawasan petmukiman perdesaan dan kurang sesuai pada kawasan permukiman padat atau perkotaan karena Jahan yang tersedia terbatas, dan dapat mencemari lingkungan, dimana pada proses Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan 1-18 RESPAM KABUPATEN BONDOWOSO_ penimbunan menimbulkan bau busuk, atau asap pada proses pembbakaran, Sistem ini ‘memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut: a. Keunggulan: mudah, praktis, dan efektif dalam pengelolasnnya; tidak memerlukan Jahan khusus untuk pengumpulannya dan tidak memerlukan peralatan tertenta (gerobak, truk, atau container sampab); serta tidak membutuhkan biaya yang mahal. b, Kelemahan: tidak sesuai untuk lingkungan yang padat penduduk; menimbulkan pencemaran lingkungan (dalam proses penimbunan ataupun pembakaran); hanya bisa diterapkan untuk sampah rumah tanggs yang volumenya tidak terlalu banyak dan hanya untuk bahan organik. 2, Sistem Pengelolaan Of-Si#e, merupakan sistem pengelolaan sampah dengan mengangkut sampah dasi lokasi sumbernya dan melakukan pemrosesan di tempat tertentu, sebagaimana diagram di bawah ini: ‘Dalam operasionalnya sistem ini memerlukan sarana dan prasarana pendukung, antara hain: a. Tong Sampah (keranjang/tempat sampah atau in sampah) sebagai sarana pengumpulan sampah di lokasi sumber sampah. b. Gerobak Sampah atau Gerobak Motor Sampah untuk memindabkan sampah keluar lokasi sumbernya. c. Tranfer Depo dan atau Tempat Penampungan Sementara (IPS), yang dapat berupa bak permanen maupun kontainer. d. ‘Truk Sampah (truk kontainet) berupa Arm-Rol! dan Dump-Truck untuk mengangkut sampah dari Tranfer Depo atau TPS ke Tempat Pemrosesan Akhir. ¢. ‘Tempat Pemrosesan Akhir (IPA) sebagai lokasi akhir pembuangan sampah yang selanjutnya diolah dengan metode tertentu. Sistem ini telah dilaksanakan pada kawasan perkotaan Bondowoso dan kawasan sekitar pasar di beberapa perkotaan kecamatan, yaitu Maesan, Wonosati, Prajekan dan Tamanan. Adapun TPA berlokasi di Desa Paguan Kecamatan Taman Krocok, seluas 2,067 ha dengan sistem pengolahan sampah open dumping ‘Bab IT: Kondisi Unum Wilayah Perencanaan u-19 RISPAM KABUPATEN BONDOWOSO. 2.2.3, Drainase Sistem pembuangan/drainase merupskan sarana untuk menangani masilah genangan dan banjir di lingkungan permukiman yang diakibatkan air buangan limbah rumah tanga dan air hujan, agar kawasan permukiman terbcbas dari ancaman genangan dan berbagai penyakit serta meningkatkan kualitas permukiman menjadi lebih bersih dan sehat, Sistem drainase yang buruk masih dijampai di beberapa kawasan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan, akibatnya masih terjadi kerawanan genangan di beberapa lokasi permukiman perkotaan dan di kawasan perdesaan uang secara topografi kurang menguntungkan bagi sistem drainase alamiah. Diperlukan pembangunan saluran drainase permanen pada kawasan prioritas penanganan genangan dan banjit. Drainase merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumaya, baik berupa air hujan, air limbah maupun ait kotor Jainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permmuksan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Jaringan drainase meliputi selurub alur air, baik alur alam maupun alur buatan, yang bermuara di sungai atau muata di laut. Arahan penanganan drainase suatu vilayah dapat merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRI/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Kondisi eksisting sistem drainase di Kabupaten Bondowoso sebagian besar masih ‘memiliki fungsi ganda (multi fangsi), yait selain fungsi pembuangan air hujan, pada umumaya juga dimanfaatkan untuk saluran pembuangan limbah cair rumah tanga, bahkan juga menjadi satu dengan saluran irigasi. Mempethatikan hal ini maka dipertukan koordinasi yang intensif dan keterpaduan dalam penanganan sistem drainase. Rencana sistem jaringan drainase di Kabupaten Bondowoso meliputi pengelolaan saluran drainase primer, sekunder dan tersizr, dan arahan pengembangan sistem drainase sebagai berikut: 1, Rencana pengelolaan sistem drainase yang terdapat di Kabupaten Bondowoso, meliputi arahan: a. Mengutamakan sistem gravitasi atau pola aliran alamiah. Db. Saluran primer, yaitu sungai-sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Bondowoso, khususnya Sungai Sarapean, Deluwang dan Kalipahit sebagai oukt (buangan) utama. c. Saluran sekunder, yaitu saluran yang berfungsi mengumpulkan dan meneruskan ait Bab Il: Kondisi Unum Wilayah Perencanaan 1-20 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO Juapan dari saluran tersier (dari permukiman penduduk) ke sakoran primer (sungai alami). Saluran sekunder ini terditi dari anak-anak sungai Sampean dan Deluwang, serta saluran permanen yang dibuat secara khusus. Salumn tersier merupakan jaringan drainase yang terdapat pada kawasan permukiman penduduk serta fasilitas pendukungnya (fasilitas umum, sosial dan komersial). 2. Adapun arahan pengembangan sistem drainase di Kabupaten Bondowoso, sebagai berikut: Drainase Primer, meliputi: 1) Penyusunan rencana induk sistem dmainase wilayah Kabupaten, dan rencana penanganan sistem drainase pada kawasan tertentu yang rawan banjir; 2) Memantapkan saluran drainase primer dengan pembangunan saluran drainase yang memperhatikan kontur wilayah, dengan arm buangan mengikuti pola aliran Sungai Sampean, Sungai Deluwang dan Sungai Kalipahit; Drainase Sekunder berupa pembuatan saluran dmainase sckunder tersenditi pada kawasan industri, perdagangan, perkantoran, dan pariwisata, yang tezhubung ke saluran primer, sehingga tidak menganggu saluran drainase permukiman; Drainase Tersier, meliputi: 1) Pembuatan saluran drainase tersier_ yang layak pada __-kawasan permukiman dan sepanjang sisi jalan; 2) Mengoptimalkan daya resap air ke dalam tanah untuk mengurangi beban saluran drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada kawasan-kawasan tertentu; dan 3) Koordinasi pengelolaan saluran drainase khususnya pada saluran drainase permanen di kawasan perkotaan, baik yang terbuka maupun tertutup. Keberhasilan sistem drainase wilayah diindikasikan dengan tidak adanya genangan dan banjir sebagaimana Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pekerjaan umum dan penataan ruang khusus drainase, yaitu: persentase penduduk yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota schingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun. 22.4 Irigasi Sungai yang tersebar di wilayah Kabupaten Bondowoso memiliki potensi besar sebagai input air baku irigasi. Prasarana pengairan/irigasi di Kabupaten Bondowoso telah Bab IT : Kondisi Umum Wilayah Perencanaan H-21 RISPAM KABUPATEN BONDOWOSO Gibangun sejak masa kolonial dan tetap terpetihara baik hingya saa. ini, Sistem prasarana irigasi yang ada melayani wilayah Kabupaten Bondowoso dan sebagian wilayah Kabupaten Situbondo (daetah layanan Bendung Sampean Baru). Persebaran saluran irigasi saat ini dan Keberadaan sungai serta anak sungai, merupakan potensi besar dalam pengembangan dan peningkatan pelayanan irigasi yang pada akhimya meningkatkan hasil produksi pangan. Sistem irigasi teknis sudah terdapat di hampir seluruh kawasan pertanian di Kabupaten Bondowoso, ecuali di Kecamatan Fen, Secara umum masalah pelayanan irigesi di wilayah Kabupaten Bondowoso adalah tingkat pelayanan yang belum merata, schingga produktivitas lahan di masing-masing wilayah berbeda-beda. Kebutuhan biaya pemeliharaan dan peningkatan jatingan sangat besar. Adanya fungsi ganda jaringan irigasi yang sekaligus sebagai saluran drainase di beberapa kawasan menjadi masalah bagi optimalisasi sistem irigasi, Keberlanjutan pembangunan prasarana itigasi masih terkendala keterbatasan dana, dan umur bangunan yang relatif tua. Masih banyak lahan beririgasi semi teknis dan non teknis, serta lahan potensial pengembangan sawah bara yang memerlukan peningkatan jaringan irigasi. Secara prinsip upaya peningkatan pelayanan irigasi dapat dilakukan dengan mengembangkan alternatif| sumber air baku baru (pengembangan embung dan waduk dari sir permukaan/sungai, dan pemanfaatan air tanah), serta dengan perluasan jaringan irigasi (termasuk peningkatan jaringan irigasi sedethana atau setengah teknis menjadi irigasi teknis). Diperiukan pula penertiban ruang sempadan irigasi yaitu kawasan sepanjang kanan-kiri saluran irigasi primer dan sekunder, baik itigasi bertanggul maupun tidak. Kawasan ini bermanfaat untuk pelestarian saluran irigasi, baik dati sisi kualitas air maupun manfaat luasan area yang dilayani. Perbaikan irigasi semi teknis dan non teknis menjadi irigasi teknis juga perlu dilanjutkan, serta pelarangan permukiman atau kegiatan lain di sempadan itigasi, bahkan bangunan di atas saluran itigasi. 2.2.5 Sarana Perekonomian 1. Pertanian Pertanian menjadi sektor yang paling berpengaruh tezhidap PDRB Kabupaten Bondowoso. Usaha pertanian masyarakat tidak hanya tanaman pangan berupa padi, jagung, ubi kayu dan kedelai, tetapi juga tanaman hortikultura dan rempah. Las pertanaman Padi di Kabupaten Bondowoso seluas 54.473 ha yang tersebar di 22 dari 23 Ikecamatan dengan produksi sebesar 306.984,52 ton/Tahun. Luas pertanaman Jagung di Kabupaten Bondowoso seluas 37.100 ha yang tersebar di 23 dari 23 kecamatan dengan produksi sebesar 141.075,12 ton/Tahun. Luas pertanaman Ubikayu di Kabupaten Bondowoso seluas 6.552 ha yang tersebar di 18 dari 23 kecamatan dengan produksi Bab IT: Kondisi Umum Wilayah Perencanaan U2 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO sebesar 121.076,10 ton/Tahun, Luas pertanaman Kedelai di Kabupaten Bondowoso seluas 824 ha yang tersebar di 14 dari 23 kecamatan, diantaranya di Kecamatan Cermee, ‘Tamanan, Tenggarang, Tlogosati dan Wonosari, dengan produksi sebesar 1.089,68 ton/Tabun. 2. Perkebunan Kondisi topografi Kabupaten Bondowoso sebagian besar (47,62%) berada ada ketinggian diatas ketinggian 500 meter dpl yang berpotensi bagi pengembangan perkebunan. Perkebunan telah dikembangkan sejak masa kolonial dengan komoditas utama kopi, tebu, dan kakao. Selain dikembangkan olch PTPN, perkebunan juga diusahakan oleh masyarakat secara mandiri maupun magersari dengan Perhutani. Komoditas yang potensial dikembangkan adalah kopi, kelapa, tebu, tembakau, kakao, jarak, cengkeh, dsb. ‘Luas pettanaman kopi arabika (perkebunan rakyat dan perkebunan besar) di Kabupaten Bondowoso seluas 4.695 ha yang tersebar di 5 dari 23 kecamatan diantaranya di Kecamatan Pakem, Sumberwringin dan Maesan, dengan produksi sebesar 9.219 ton/Tahun. Luas pertanaman tebu di Kabupaten Bondowoso seluas 4.224,21 ha yang tersebar di 15 dari 23 kecamatan, diantaranya di Kecamatan Tapen, Tamanan, Tlogosati, Sukosari, dan Wonosari, dengun produksi sebesar 33.157,93 ton/Tahun. Luas pertanaman kelapa di Kabupaten Bondowoso seluas 2.150,04 ha yang tersebar di 21 dari 23 kecamatan dengan produksi sebesar 1.908,86 ton/Tahun. Luas pertanaman Tembakau (Virginia dan Kasturi) di Kabupaten Bondowoso seluas 1.137,5 ha yang tersebar di 14 dari 23 kecamatan, diantaranya Kecamatan Pujer, Tlogosari, Tenggarang, Maesan, Grujugan dan Wonosari, dengan produksi sebesar 3.569,81 ton/Tahun, 3. Kehutanan Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki nilai ekonomis atau dikelola untuk usaha ekonomi selain fungsi ekologis. Secara umum, lokasi hutan produksi berada di bawah kawasan hutan lindung. Berdasarkan aspek pengelolanya, hutan produksi di Kabupaten Bondowoso dibedakan atas kawasan hutan produksi yang, dikelola Perhutani, dan hutan produksi milik masyatakat atau dikenal dengan hutan rakyat. Hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani merupakan areal hutan negara yang terepister sebagai kawasan hutan dalam wewenang KPH Bondowoso. Jenis hutan yang dibudidayakan adalah hutan pinus dan hutan jati. Sebagian besar kawasan hutan Perhutani berada di lereng Pegunungan Hyang, Pegunungan Kendeng dan Gunung Pendusa (utara). Pada beberapa kawasan dapat dikembangkan konsep pengelolaan hutan negara dengan pemberdayaan masyarakat lokal dengan sistem tumpangsari dengan ‘Bab Il: Kondisi Umm Wilayah Perencanaan W-23 RI-SPAM KABUPATEN BONDOWOSO. memberdayakan masyarakat sekitar hutan, Hutan rakyat merupakan kawasan hutan produksi yang status pengelolaan lahannya oleh masyarakat dan dibudidayakan untuk peningkatan kesejahteraan, Keberadaan hutan rakyat dapat berfiingsi sebagai lahan produktif namun harus dikelola dengan tidak mengganggu fungsi penyangga secata umum. Potensi kayu dari butan rakyat yang dapat mendorong perkembangan perekonomian Kabupaten Bondowoso, adalah kayu jati dan sengon. Areal tanaman Jati rakyat di Kabupaten Bondowoso seluas 782,90 ha yang tersebar di 4 ari 23 kecamatan yaitu di Kecamatan Prajekan, Tagen, Grujugan dan Pakem dengan ptoduksi sebesar 12.967,50 m3/Tahun. Sedangkan areal tanaman Sengon rakyat di Kabupaten Bondowoso seluas 11.079,36 ba antara lain di Kecamatan Sumberwringin, ‘Tapen, Pakem, Klabang dan Botolinggo dengan produksi sekitar 29.079,18 m3/Tahun. 4. Peternakan ‘Ternak besar, kecil dan unggas cukup besar jumlahnya di Kabupaten Bondowoso. Kebanyakan peternakan ini dikelola secara perorangin dan terdapat hampir di selurah Kecamatan, Antusias masyarakat yang besar terhadap peternakan menjadikan perkembangan peternakan ini cukup dinamis. Potensi peternakan yang dapat mendorong perkembangan perekonomian Kabupaten Bondowoso, adalah kambing, domba, ayam potong, ayam petelor dan ayam buras. Di Kabupaten Bondowoso jumlah populasi ayam buras sebanyak 772.474 ekor, jumlah populasi ayam potong sebanyak 184.754 ckor, jumlah populasi domba scbanyak 44.943 ekor, jumlah populasi kambing sebanyak 30.728 ekor, yang masing-masing tersebar di 23 kecamatan. Sedangkan jumlah populasi ayam petelor sebanyak 133.763 ckor yang tersebar di 8 dari 23 kecamatan, diantaranya di Kecamatan Tamanan dan Curahdami. Pola pengelolaan temak pada umumaya masih tradisional dan merupakan usaha sampingan selain bertani (lokasi ternak menyatu deagan permukiman). Hal ini awan techadap terjadinya gangguan kesehatan penduduk dan wabah penyakit yang perantaranya hewan ternak. Diperlukan model penataan kandang temak dan kawasan petemakan, serta pengembangan jenis ternak unggulan yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomis yang lebih tinggi. 5. Perikanan Perikanan yang telah berkembang di Kabupaten Bondowoso adalah perikanan air tawar, . Produksi perikanan darat mencapai 824,0451 ton yang tersebar di 19 dari 23 kecamatan, diantaranya dengan jenis ikan: mujahir, lele, gurami, nila, tombro dan lain Kecamatan Wonosari, Grujugan, Pujer, Tenggarang, dan Tamanan, Budidaya jenis ikan Bab IT Kondisi Unum Wilayah Perencanaan 1-24

You might also like