Professional Documents
Culture Documents
Kelompok:
1. Arini Dwi Mardiana 093244018
2. Erma Luky Nastiti 093244019
3. Arisma Gading Prasojo 093244020
4. Mita Kusuma Dewi 093244021
5. Wariska Dwiyanti 093244022
6. Ika Dewi Kristiana 093244023
Gastrulasi ikan Teleost (Danio rerio) diawali pada akhir blastulasi, ditandai dengan
pembelahan sel yang semakin lambat sedangkan pergerakan sel semakin terlihat jelas (Kane dan
Kimmel 1993, dalam Risnani). Pada tahap gastrulasi tiga daerah sel dapat dibedakan, yaitu:
1. Yolk Syncytial Layer (YSL)/lapisan sinsitial kuning telur.
YSL terbentuk pada siklus sel kesembilan atau kesepuluh, ketika sel-sel berada di tepi
vegetal blastoderm dengan yolk (kuning telur) yang mendasarinya. Fusi dari kedua sel ini
menghasilkan lingkaran inti dalam pada sitoplasma yolk yang berada tepat di bawah
blastoderm. Kemudian, blastoderm vegetally berkembang mengelilingi yolk, beberapa
yolk inti syncytial akan bergerak di bawah blastoderm untuk membentuk YSL internal,
dan beberapa inti yang lain akan bergerak vegetally untuk membentuk YSL eksternal.
YSL berperan penting untuk mengarahkan beberapa gerakan sel gastrulasi.
2. EVL (Enveloping Layer)/ lapisan yang menyelimuti
Lapisan sel ini dibedakan pada transisi midblastula yang terdiri dari sel yang paling
dangkal dari blastoderm, yang membentuk lapisan epitel yang tebal dan tunggal. EVL
nantinya akan menjadi periderm, sebuah pelindung yang menutupi ekstra embrionik yang
sloughed off selama perkembangan.
3. Lapisan sel dalam
Lapisan sel ini terdapat antara EVL dan YSL. Lapisan ini membentuk embrio yang tepat.
(Kimmel dan Warga 1987; Helde et al. 1994). Sel blastoderm diperbaiki sebelum
gastrulasi dimulai. Pada saat ini, sel-sel di daerah tertentu embrio menimbulkan jaringan
tertentu yang memungkinkan sebuah peta nasib yang akan dibuat (Kimmel et al 1990).
Gerakan sel gastrulasi ikan pertama adalah epiboly sel blastoderm dari kuning telur. Kemudian,
sel-sel ini bergerak di atas permukaan kuning telur dan menyelubungi sepenuhnya Gerakan ini
bukan dikarenakan gerakan pelan dari blastomer. Sebaliknya, gerakan ini disediakan oleh YSL
sendiri untuk memperluas sitoplasma kutub animal dari yolk (kuning kuning telur). EVL erat
bergabung dengan YSL dan bergerak pelan. Sel-sel yang terdalam dari blastoderm kemudian
mengisi ruang antara YSL dan EVL sebagai proses epiboly. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
memutuskan ikatan antara YSL dan EVL. Saat proses ini selesai, EVL dan YSL melanjutkan
perluasannya mengelilingi sel yolk (Trinkaus 1984, 1992). Perluasan dari YSL bergantung dari
jaringan mikrotubulus dalam YSL dan radiasi atau obat yang menghambatan polimerasi dari
tubulin hambatan epiboli (Strahle and Jesuthasan 1993; Solnica-Krezel and Driever 1994).
Gambar 2. Pergerakan sel selama gastrulasi dari ikan Rerio Teleost Danio
(A) Blastoderm dengan penyempurnaan 30% dari epiboly (sekitar 4,7 jam), (B) Formasi
dari hypoblast, keduanya dilakukan secara involution sel pada margin epibolizing blastoderm
atau oleh delamination sel dari epiblast (6 jam), (C) Mendekati daerah marginal. (D)
Penyempurnaan 90% epiboly (9 jam), mesoderm dapat terlihat mengelilingi yolk, diantara
ectoderm dan endoderm. (E) Gastrulasi sempurna (10.3 jam). (Driever 1995; Langeland and
Kimmel 1997).
Setelah sel blastoderm menyelubungi kira-kira separuh dari sel yolk, deep layer akan
mengalami penebalan. Deep layer berisi sel-sel superficial yang membentuk satu lapisan yaitu
epiblas. Beberapa sel superficial di daerah dorsal dan ventral mengalami gerakan morfogenik
yang akhirnya akan membentuk hipoblas. Ada dua pendapat terbentuknya hipoblas. Pertama
yaitu hipoblas dibentuk melalui involusi dari sel superficial ke arah kutub animal. Involusi ini
dimulai pada bagian dorsal dan ventral. Pendapat yang kedua, sel superficial ingresi membentuk
suatu lapisan baru yaitu hipoblas. Sel superficial sisanya yaitu yang tidak mengalami gerskan
morfogenik akan membentuk lapisan mesendoderm (precursor untukmesoderm dan endoderm).
Kedua mekanisme ini mungkin terjadi dalam satu spesies tetapi mekanisme involusi akan
lebih dominan. Perkembangan selanjutnya, epiboli tetap berlangsung sehingga EVL, epiblas dan
hipoblas melingkupi hampir seluruh yolk. Akibat dari epoboli ini, yolk akhirnya berbentuk bulat.
Epiblas berkembang menjadi ectoderm, hipoblas menjadi mesoderm, diantara mesoderm dan
endoderm terdapat lapisan mesendoderm yang menjadi precursor. Artinya lapisan ini dapat
membantu penebalan mesoderm maupun endoderm. Kemudian sel dari epiblas dan hipoblas
berinteraksi ke sisi dorsal yang selanjutnya membentuk penebalan local yang disebut dengan
pelindung atau perisai embrio. Lapisan pelindung embrio ini memiliki fungsi yang sama dengan
bibir blastopor dorsal pada amfibi.
Gambar3. Konvergen Ekstensi pada Ikan Rerio Teleost Danio (A) Penampang dorsal dari
pergerakan konvergen dan ekstensi selama gastrulasi. Penyebaran epiboly, blastoderm di atas
yolk; involution atau ingression melanjutkan hypoblast; convergence and extension membawa
hypoblast and sel epiblas ke sisi dorsal untuk menjadi pelindung embrio. Di dalam pelindung
embrio, pembentangan intercalation mesoderm punggung kearah kutub animal. (B) Ekstensi-
Konvergensi dari dorsal mesoderm menampakkan ekspresi sel gen, gen ini adalah ekspresi dari
sel notochord (C) Ekstensi- konvergensi dari paraksial mesoderm sel. (Langeland and Kimmel
1997)
Bersamaan dengan epiboli dan involusi tadi, juga berlangsung konvergen ekstensi.
Konvergen ekstensi ini terjadi pada sel-sel dalam lapisan epiblas dan hipoblas bagian dorsal yolk
khususnya di daerah perisai embrio. Sel-sel ini menyebar sepanjang bagian anterior dan
posterior. Penyebaran ini membentuk suatu lapisan yang sempit tetapi panjang sehingga pada
yolk dapat terlihat seperti terdapat pembentukan sumbu padahal sumbu tersebut adalah hasil dari
konvergen ekstensi dari epiblas dan hipoblas. Konvergen ekstensi ini pada perkembangan
selanjutnya akan menjadi sirip dorsal. Jadi, dari gastrulasi ini terbentuklah ektoderm, mesoderm
dan endoderm. pada gastrulasi ikan ini terdapat tiga gerakan morfogenik yaitu epiboli, involusi
dan konvergen ekstensi.
Gastrulasi Ikan Lancelet
Glastrula pada ikan Lancelet terjadi dengan adanya gerakan invaginasi dari permukaan
blastula ke dalam blastosol, secara epiboli (gambar a). Kemudian terbentuk dua lapis sel, yaitu
ectoderm dan endoderm (gambar b). Bentuk gastrula yang semula seperti piring, dan kemudian
sel bergerak mendalam (invaginasi) sehingga calon embrio berbentuk seperti mangkuk yang
disebut dengan gastrula. Selanjutnya terjadi pembukaan oleh gerakan migrasi sel, sehingga
terbentuk rongga archenteron. Tempat terbukanya archenteron disebut blastophore (gambar c).
a b
c d e f
Pada proses gastrulasi, kutub vegetal (ditandai oleh sebuah titik di ) mengalami gerakan
invaginasi karena tekanan mekanik dari perluasan ektoderm (panah di a dan c), berakhir dengan
hasil di f, di mana ektoderm mengelilingi mesodermis dan endodermis, dan sebuah lubang kecil
(pb; blastopori) . Blastophore ini nantinya akan berkembang dan berfungsi menjadi anus (dan
rongga nya menjadi rongga dalam tubuh / saluran pencernaan). Mulut akan terbentuk
belakangan, yaitu ketika pembentukan rongga berlanjut hingga terbentulah lubang kedua di sisi
lawan dari lubang blastopore ini.
Perbedaan Gastrulasi ikan Teleost dan Lancelet
Kelompok:
1. Arini Dwi Mardiana 093244018
2. Erma Luky Nastiti 093244019
3. Arisma Gading Prasojo 093244020
4. Mita Kusuma Dewi 093244021
5. Wariska Dwiyanti 093244022
6. Ika Dewi Kristiana 093244023