You are on page 1of 14

JURNAL PIKOM

(Penelitian Komunikasi dan Pembangunan) Vol. 18 No. 2 Desember 2017

PEMANFAATAN MEDIA TRADISIONAL SEBAGAI SARANA


PENYEBARAN INFORMASI PUBLIK BAGI MASYARAKAT
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
(Studi Kasus Pada Grup Kesenian Cermin Teater di Kabupaten Serdang Bedagai)

UTILIZATION OF THE TRADITIONAL MEDIA AS A MEANS OF PUBLIC


INFORMATION DISSEMINATION FOR PEOPLE SERDANG BEDAGAI
(Case Study at Cermin Theater Arts Group in Serdang Bedagai District)

Arifuddin
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan
Jalan Tombak Nomor 31 Medan
arif012@kominfo.go.id

Diterima : 17 Januari 2017 Direvisi : 8 November 2017 Disetujui : 9 November 2017

ABSTRACT
The utilization of traditional media in local arts performances in Serdang Bedagai (Sergai) Regency still
plays a very important role in disseminating public information, especially for people in rural areas. This
study aims to evaluate the utilization of traditional media as a means of public information dissemination for
the people of Sergai, types of the traditional art are displayed, and the messages conveyed in the
dissemination of information to the people of Sergai. This research uses a case study method with qualitative
approach. Key informants consist of six people from the general public who utilize the traditional media
Cermin Theater Arts Group Sergai, managers and actors/players from the group, and Secretariat of Public
Relations Division of Sergai. The data in this study is analyzed using Miles and Huberman. The result of this
research shows that the traditional media/folk Cermin Theater Arts Group of Sergai is utilized as the
entertainment medium born in the society supported and appreciated by the Government of Sergai, and is
also utilized as a means of information dissemination used by the government of Sergai to convey
development programs including information dissemination for the Sergai community.

Keywords: Media Traditional, Public Information, Serdang Bedagai District

ABSTRAK
Pemanfaatan media tradisional seni pertunjukan rakyat di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) masih sangat
besar peranannya dalam penyebaran informasi publik kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang
berdomisili di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan media tradisional
sebagai sarana penyebaran informasi publik bagi masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai, jenis/bentuk
kesenian tradisional yang ditampilkan, dan pesan-pesan yang disampaikan dalam penyebaran informasi
kepada masyarakat Sergai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode penelitian
ini menggunakan studi kasus. Informan kunci berjumlah enam orang, yaitu masyarakat umum yang
memanfaatkan media tradisional Grup Cermin Teater Kabupaten Serdang Bedagai, pengelola dan
pelaku/pemain dari grup tersebut, serta Bagian Humas Sekretariat Kabupaten Serdang Bedagai. Analisa data
dalam penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan media tradisional/seni pertunjukan rakyat Grup Cermin Teater Kabupaten Serdang Bedagai,
selain sebagai sarana hiburan yang lahir di tengah masyarakat, didukung dan diapresiasi oleh Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai, juga sebagai sarana diseminasi informasi yang digunakan pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai untuk menyampaikan program pembangunan, termasuk sosialisasi kepada
masyarakat Serdang Bedagai.

Kata kunci : Media Tradisional, Informasi Publik, Kabupaten Serdang Bedagai

[D 91
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

PENDAHULUAN seperti ini merupakan strategi pembangunan


Indonesia memiliki beragam suku dan yang cerdas, mengingat penguasaan dan
adat istiadat yang sampai saat ini masih penciptaan teknologi masih rendah pada
dilestarikan oleh para ketua adat di suatu masyarakat kita. Hasil penelitian R.J. Griffin
wilayah atau daerah tertentu. Menurut (2003) menemukan bahwa perencana
Suprawoto (2011), Indonesia adalah negara kampanye informasi yang berhubungan
kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau, 485 dengan isu-isu kompleks masyarakat, secara
suku bangsa dan 583 bahasa daerah. Fakta ini eksplisit perlu memilih jenis media berbeda
menunjukkan begitu beragamnya etnis, atau sesuai, sehingga dapat menjangkau
bahasa, adat istiadat, begitu pula pola sektor khalayak yang berbeda (Dilla, 2007).
komunikasi maupun budaya lokal yang Oleh karena itu, dibutuhkan media
terdapat pada setiap suku bangsa tersebut. komunikasi yang tepat dan bersifat dekat
Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam dengan masyarakat agar pesan-pesan
jenis media tradisional atau media pembangunan yang ingin disampaikan dapat
pertunjukan rakyat untuk menyampaikan dengan mudah dimengerti oleh masyarakat.
informasi atau sekadar menghibur. Ada beberapa tujuan penggunaan
Menurut Blake dan Haralsen, media rakyat (tradisional), yakni: membangun
(Cangara, 2002), media adalah medium yang hubungan kedekatan, pengikat/perekat
digunakan untuk menyampaikan sesuatu transaksi sosial, pengakuan/penghargaan
pesan, di mana medium ini merupakan jalan identitas diri dan eksistensi budaya,
atau alat dengan suatu pesan berjalan antara penyeimbang dominasi media modern, dan
komunikator dengan komunikan. Merujuk menghilangkan pembatas sistem tradisional
pada Peraturan Menteri Komunikasi dan dan modern. Tema yang biasanya
Informatika Nomor 08 Tahun 2010 tentang berkembang dalam media rakyat menyangkut
Pedoman Pengembangan Pemberdayaan ekspresi hidup, keteladanan, simbol-simbol,
Lembaga Komunikasi Sosial, media ritual, cita-cita budaya, dan nilai (baik dan
tradisional ialah kelompok pertunjukan rakyat buruk). Dalam tema tersebut disisipkan
atau kelompok sejenis lainnya yang pesan-pesan atau informasi yang telah
melakukan kegiatan diseminasi informasi dan dititipkan. Di sini pertunjukan rakyat
penyerapan aspirasi masyarakat. Media berfungsi menuntun masyarakat untuk
tradisional disebut juga sebagai media rakyat. memahami batas baik dan buruk yang mesti
Ranganath mendefinisikan media rakyat dilakukan dan cara melakukannya. Melalui
sebagai ekspresi hidup tentang gaya hidup pertunjukkan rakyat segala ide, gagasan, atau
dan kebudayaan sebuah masyarakat, yang inovasi pembangunan, diceritakan dan
berkembang selama bertahun-tahun disesuaikan dengan bentuk media yang ada.
(Rochayat dan Ardiyanto, 2011). Dengan demikian, ide pembangunan dan
Beberapa keunggulan dari media produk-produk kebudayaan lokal masyarakat
rakyat atau media tradisional selayaknya dapat saling mengisi (Dilla, 2012).
membuka mata pemerintah maupun lembaga Menurut Sadjan (2012), media
lainnya, untuk menggunakan dan pertunjukan rakyat perlu diperhatikan antara
mengembangkannya secara luas. Alternatif lain karena :

92
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

a) mengandung nilai budaya masyarakat Tradisional Rakyat ini atas dasar


berupa nilai kebersamaan dan nilai sejarah kebutuhan masyarakat tersebut akan
peristiwa atau tokoh; hiburan dan juga kebutuhan sebagai sarana
b) oleh masyarakat lokal dipegang sebagai untuk melakukan upacara-upacara baik
sekumpulan tata nilai atau petuah; upacara agama, maupun adat istiadat.
c) media tradisional ini lebih akrab dengan Lambat laun kebutuhan upacara berubah
masyarakat; fungsinya menjadi sarana hiburan saja
d) disukai oleh kelompok masyarakat (Durachman, 2009)
tertentu, sehingga efektif untuk 2. Dongeng. Dongeng adalah cerita yang
menyampaikan pesan; tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak
e) memberikan hiburan, menyampaikan hal sering tidak masuk akal (Nurgiantoro,
pesan tanpa menggurui; 2005). Pendapat lain mengenai dongeng
f) menampilkan kreativitas dari orang-orang adalah cerita yang tidak benar-benar
lokal sehingga mudah diterima. terjadi, terutama tentang kejadian zaman
Hal ini sesuai dengan pendapat dulu yang aneh-aneh (Hasan, 2007).
Soedarsono (2010), yang mengatakan seni 3. Pantun. Pantun menunjukkan ikatan yang
pertunjukan rakyat merupakan sajian yang kuat dalam hal struktur kebahasaan atau
sangat sederhana baik itu dalam tipografi atau struktur fisiknya. Struktur
pengungkapan tari maupun musiknya, sebab tematik atau struktur makna dikemukakan
yang diberlakukan bukan persentase artistik menurut aturan jenis pantun. Ikatan yang
yang tinggi tetapi menyangkut kebutuhan memberikan nilai keindahan dalam
rohani dalam arti dikaitkan dengan ritual dan struktur kebahasaan itu, berupa : (1)
kesenangan untuk hiburan. Sementara itu, jumlah suku kata setiap baris; (2) jumlah
Narawati (2003) menjelaskan tentang baris setiap bait; (3) jumlah bait setiap
perkembangan seni pertunjukan tradisi yang puisi dan (4) aturan dalam hal rima dan
pada kenyataannya tidak lepas dari perubahan ritma (Waluyo, 2006)
sosial masyarakat yang ingin mengalami Nurudin (2004) menyatakan bahwa
kemajuan pada seni tradisi. Apabila seni media tradisional tidak bisa dipisahkan dari
tradisi sudah berkembang menjadi seni seni tradisional, yaitu suatu bentuk kesenian
pertunjukan yang dapat diterima oleh yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan
masyarakat, maka keberadaanya tidak akan memakai media tradisional (folklor). Ada
hilang meskipun zaman terus berkembang. beragam bentuk folklor, seperti cerita prosa
Everret M. Rogers (Effendy, 2003), rakyat (mite, legenda, dongeng), ungkapan
berpendapat bahwa, selain media massa rakyat (peribahasa, pameo, pepatah), puisi
modern, ada juga media massa tradisional rakyat, nyanyian rakyat, teater rakyat, alat
yang meliputi teater rakyat, juru dongeng bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug) dan
keliling, juru pantun, dan sebagainya. sebagainya. William Boscon (Nurudin, 2004)
1. Teater rakyat. Teater Tradisional Rakyat mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklor
adalah teater yang lahir dan berkembang di sebagai media tradisional, yaitu sebagai
tengah-tengah masyarakat kecil di sistem proyeksi, penguat adat, alat pendidik,
kampung atau desa. Lahirnya Teater dan alat paksaan dan pengendalian sosial. Ciri

93
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

dari setiap media tradisional adalah partisipasi yang ada di daerah, salah satunya adalah
warga, melalui keterlibatan fisik atau psikis. media pertunjukan rakyat.
Media tradisional tidak hanya sebagai obyek Di Tahun 2012, Kementerian
hiburan (spectacle) dalam fungsi pragmatis Komunikasi dan Informatika menggunakan
untuk kepentingan sesaat, tetapi dimaksudkan media tradisional (pertunjukan
untuk memelihara keberadaan dan identitas rakyat/petunra) sebagai sarana diseminasi
suatu masyarakat (Siregar, 2006) informasi isu-isu strategis melalui berbagai
Media tradisional yang paling media dengan tema-tema utama, sebagai
menonjol dan mudah dikenal adalah dalam berikut:
bentuk media pertunjukan rakyat (Suprawoto, 1. Keterbukaan Informasi
2011). Media tradisional sudah sejak lama 2. Nation Character Building
hidup dan berkembang bersama rakyat. Media 3. Anti Korupsi
tradisional merupakan alat hiburan dan 4. Penangulangan HIV/AIDS
komunikasi yang telah lama dikenal dan 5. Penyalagunaan Penggunaan Narkoba
dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, 6. Human Trafficking
terutama di daerah pedesaan. Unsur-unsur 7. Pekan Produk Kreatif Indonesia
tradisional sangat dirasakan pentingnya untuk 8. Blue Economy
memperoleh efektivitas yang tinggi sebagai 9. Disaster Risk Reduction
media komunikasi karena berakar pada 10. Climate Change
kebudayaan asli yang memuat ajaran moral 11. Pembatasan Bahan Bakar Minyak
dan norma, yang semuanya itu dirasakan 12. ASEAN Community
sebagai hal yang sangat penting bagi 13. Flu Burung, dan
kehidupan masyarakat. Dukungan 14. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
pengembangan pemberdayaan media Adapun daftar lokasi Pertunjukan
tradisional juga dilakukan Kementerian Rakyat 2012, menurut data Direktorat Politik
Komunikasi dan Informatika RI dengan dan Komunikasi Bappenas, sebagai berikut :
mengeluarkan regulasi yaitu Peraturan
Kementerian Komunikasi dan Informasi RI Tabel 1. Lokasi Pertunjukan Rakyat
No.17/PER/M.KOMINFO/ 03/2009 tentang No Provinsi Kota

Diseminasi Informasi Nasional dan Peraturan 1 Sumatera Utara Simalungun


2 Sumatera Utara Serdang Bedagai
Menteri Kominfo RI No. 3 Sumatera Barat Agam
4 Sumatera Barat Simelue
08/PER/M.KOMINFO/6/2010 tentang 5 Bengkulu Bengkulu
Pedoman Pengembangan Pemberdayaan 6 Bangka Belitung Bangka Belitung
7 Jawa Barat Garut
Lembaga Komunikasi Sosial. Kedua 8 Jawa Barat Cirebon
9 Jawa Tengah Cilacap
peraturan tersebut mengatur mengenai 10 Jawa Tengah Pemalang
11 Jawa Tengah Solo
perlunya pemerintah baik pusat maupun 12 Jawa Timur Surabaya
daerah untuk melakukan diseminasi melalui 13 Jawa Timur Pasuruan
14 Jawa Timur Malang
media baik media elektronik maupun media 15 Bali Bali
16 Nusa Tenggara Barat Mataram
lainnya, serta pengembangan dan 17 Kalimantan Barat Singkawang
pemberdayaan lembaga komunikasi sosial 18 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara
19 Sulawesi Utara Manado
20 Sulawesi Utara Manado

94
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

21 Sulawesi Selatan Toraja maupun program pembangunan kepada


22 Papua Barat Manokwari
Total 22 masyarakat dengan bahasa yang lebih mudah
Sumber: http://ditpolkom.bappenas.go.id dimengerti dan metode yang kreatif.
Selanjutnya, media tradisional Grup Cermin
Media tradisional seni pertunjukan Teater ini diharapkan dapat terus berkembang
rakyat Grup Cermin Teater Kabupaten di Serdang Bedagai dan dapat dijadikan
Serdang Bedagai masih sangat besar sebagai media komunikasi pembangunan
peranannya dalam penyebaran informasi melalui pertunjukan rakyat sekaligus sebagai
publik maupun informasi pembangunan yang usaha dalam memajukan kesenian daerah.
sangat diperlukan masyarakat khususnya yang Namun dewasa ini, tantangan yang beragam
berdomisili di daerah pedesaan. Selain juga menghadang untuk menggerakkan
hiburan, informasi pendidikan, kebudayaan pemanfaatan media tradisional seni
dan pembangunan selalu diketengahkan pertunjukan rakyat sebagai sarana penyebaran
dalam pertunjukan kesenian rakyat dan dapat informasi publik kepada khalayak.
disaksikan langsung dalam bentuk cerita Banyak hasil penelitian terdahulu
menarik yang mudah dimengerti dan diingat terkait dengan eksistensi media tradisional,
oleh penontonnya. seperti di tulis oleh Kanti Wiludjeng Istidjab
Grup Cermin Teater telah (2011), berjudul "Wayang Sebagai Media
mengharumkan nama Provinsi Sumatera Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi
Utara dan Kabupaten Serdang Bedagai pada Informasi", antara lain mengatakan bahwa
Festival Media Pertunjukan Rakyat (Petunra) peranan kesenian wayang sebagai media
Tingkat Nasional Tahun 2012 di Manado penyampai informasi publik di kalangan
Sulawesi Utara. Grup Cermin Teater juga masyarakat pedesaan sangat efektif. Melalui
ampu merebut gelar Juara Terbaik I di media tradisional, pesan-pesan cenderung
Tingkat Regional Sumatera pada Bulan April lebih cepat dimengerti dan diterima
2014 di Jakarta dan kembali mewakili masyarakat. Pada intinya melalui sarana yang
Provinsi Sumatra Utara dalam acara lahir dari kearifan lokal yang ada di masing-
Pementasan Media Tradisional Pekan masing daerah, maka diseminasi informasi
Informasi Nasional (PIN) pada Bulan Mei akan lebih mudah dilakukan sekaligus
2014 di Kota Padang, Sumatera Barat menyerap berbagai hal yang terjadi di
(http://www.antarasumut.com/). kalangan masyarakat.
Prestasi ini menunjukkan bahwa Selain itu, hasil penelitian Laila
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (2015) tentang "Eksistensi Media Tradisional
memberikan dukungan sepenuhnya untuk Sebagai Media Informasi Publik",
memajukan kesenian daerah khususnya media menyebutkan bahwa media pertunjukan
pertunjukan tradisional rakyat di Kalimantan Selatan dan Kalimantan
(http://www.kabarindonesia.com). Melalui Tengah cukup banyak yang dapat dijadikan
program media tradisional seni pertunjukan sebagai sarana informasi publik. Penyampaian
rakyat diharapkan dapat berkelanjutan informasi publik dalam media tradisional
menjadi mitra pemerintah umumnya mudah disesuaikan, baik pada saat
dalam menyosialisasikan berbagai kebijakan memulai acara maupun di dalam alur cerita

95
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

dan informasi yang disampaikan sesuai pertunjukan seni budaya wayang misalnya
dengan kondisi penontonnya. tidak hanya melalui panggung, tetapi juga
Undang-Undang Republik Indonesia melalui media massa modern seperti radio,
Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan televisi, dan film, bahkan bisa melalui media
Informasi Publik pada Bab 1 Ketentuan baru atau internet. Seperti kita ketahui, bahwa
Umum, Pasal 1 Angka 1 dalam Undang- media elektronik, radio maupun televisi
Undang ini yang dimaksud dengan informasi sudah lama memiliki program siaran budaya
adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan lokal atau budaya daerah. Persoalan konten
tanda-tanda yang mengandung nilai, makna lokal telah diatur oleh Undang-Undang No.
dan pesan, baik data, fakta maupun 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran pada Pasal
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, 36 menyebutkan isi siaran dari jasa penyiaran
dan dibaca yang disajikan dalam berbagai televisi yang diselenggarakan oleh lembaga
kemasan dan format sesuai dengan penyiaran swasta dan lembaga penyiaran
perkembangan teknologi informasi dan publik, wajib memuat sekurang-kurangnya
komunikasi secara elektronik ataupun non- 60% mata acara yang berasal dari dalam
elektronik. Pasal 1 Angka 2 menyebutkan negeri. Selain itu, persoalan konten lokal juga
informasi publik adalah informasi yang diatur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3),
dan/atau diterima oleh suatu badan publik serta Standar Program Siaran (SPS).
yang berkaitan dengan penyelenggara dan Dengan keterbukaan informasi,
penyelenggaraan negara dan/atau seseorang dapat dengan mudah mengakses
penyelenggara dan penyelenggaraan badan informasi apa saja yang ia inginkan, termasuk
publik lainnya yang sesuai dengan undang- informasi publik seperti sosialisasi kebijakan
undang ini serta informasi lain yang berkaitan penggunaan dana kompensasi BBM yang
dengan kepentingan publik. perlu dipahami seluruh lapisan masyarakat
Dari definisi ini dapat ditarik Indonesia. Informasi publik dalam hal ini
kesimpulan bahwa informasi merupakan adalah suatu informasi yang diperlukan
kebutuhan pokok bagi setiap orang bagi rakyat, dikelola oleh pemerintah, dan sudah
pengembangan pribadi dan lingkungan seharusnya tersedia bagi kepentingan rakyat.
sosialnya. Pengelolaan informasi publik
merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan masyarakat informasi. METODOLOGI PENELITIAN
Media pertunjukan rakyat yang Penelitian ini menggunakan
dikenal masyarakat dapat dimanfaatkan pendekatan kualitatif, dengan metode studi
sebagai sarana komunikasi publik, yaitu kasus. Robert K. Yin (2003) memberi batasan
sebagai saluran komunikasi publik yang studi kasus sebagai suatu penelitian empiris
mendukung sebagian kewajiban badan publik yang menyelidiki fenomena dalam konteks
untuk memanfaatkan sarana dan/atau media tidak tampak dengan jelas dan di mana
elektronik dan non-elektronik, termasuk multisumber digunakan. Menurut Creswell,
media pertunjukan rakyat. Penyebaran case study (studi kasus) merupakan salah satu
informasi publik yang disampaikan melalui jenis penelitian kualitatif. Peneliti melakukan

96
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

eksplorasi secara mendalam terhadap dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,


program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap gambar maupun elektronik (Sukmadinata,
satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh 2005). Studi dokumentasi merupakan
waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pelengkap dari penggunaan metode observasi
pengumpulan data secara mendetail dengan dan wawancara dalam penelitian kualitatif
menggunakan berbagai prosedur (Sugiyono, 2013)
pengumpulan data dan dalam waktu yang Analisis data dalam penelitian ini
berkesinambungan. dilakukan dengan analisis data kualitatif dari
Penelitian ini dilaksanakan di Miles dan Huberman (Salim, 2006) yang
Kabupaten Serdang Bedagai. Pengumpulan terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data,
data dilaksanakan pada Bulan Agustus 2016. penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan
Dalam penelitian ini informan kunci verifikasi. Reduksi data (data reduction)
berjumlah enam orang, yang terdiri dari yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian
pengelola/ketua sanggar seni dan pada penyederhanaan, abtraksi, dan
pelaku/pemain kesenian tradisional dari Grup tranformasi data kasar yang diperoleh di
Cermin Teater sebanyak dua orang, dari unsur lapangan studi. Dalam hal ini, semakin lama
pemerintah yaitu Bagian Humas dan peneliti melakukan pengumpulan data di
Sekretariat Kabupaten Serdang Bedagai lapangan, maka jumlah data akan semakin
berjumlah dua orang, serta dari unsur banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
masyarakat atau tokoh masyarakat sebanyak segera dilakukan analisis data melalui reduksi
dua orang. data, sehingga data yang direduksi akan
Adapun teknik pengumpulan data memberikan gambaran yang jelas.
yang dalam penelitian ini adalah observasi Penyajian data (data display) yaitu
langsung, wawancara mendalam, dan studi deskripsi kumpulan informasi tersusun yang
dokumentasi. Obyek penelitian dalam memungkinkan untuk melakukan penarikan
penelitian kualitatif yang diobservasi menurut kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Spradley, dalam Sugiyono (2013) dinamakan Penyajian data kualitatif yang lazim
situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen digunakan adalah dalam bentuk teks naratif.
yaitu (1) place (tempat), di mana interaksi Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
dalam situasi sosial sedang berlangsung, (2) bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
actor (pelaku), di mana pelaku atau orang- bagan, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal
orang yang sedang memainkan peran tertentu, ini Miles dan Huberman (Sugiono, 2013)
dan (3) activities (aktivitas), di mana kegiatan menyatakan yang paling sering digunakan
yang dilakukan oleh aktor dalam situasi untuk menyajikan data kualitatif adalah
sosial. Wawancara mendalam (in-depth- dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
interview) dilakukan untuk menggali menyajikan data, maka akan memudahkan
informasi lebih mendalam dengan beberapa untuk memahami apa yang terjadi,
pertanyaan mendalam tapi natural dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
bersahaja (Salim, 2006). Dokumentasi yaitu apa yang telah dipahami tersebut.
merupakan suatu teknik pengumpulan data Dari permulaan pengumpulan data,
dengan menghimpun dan menganalisis peneliti kualitatif mencari makna dari setiap

97
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

gejala yang diperolehnya di lapangan, (Petra), serta media Kelompencapir


mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan (Kelompok Penerangan, Pembaca dan
konfigurasi yang mungkin ada, alur Permirsa). Sejumlah prestasi Sangri Certa
kausalitas, dan proposisi. Selama penelitian yang telah diraih pada awal-awal pendirian di
masih berlangsung, setiap kesimpulan yang bidang tari maupun pertunjukan rakyat.
ditetapkan akan terus-menerus diverifikasi Adapun tujuan Lembaga Pelestarian,
hingga benar-benar diperoleh konklusi yang Pengembangan dan Pagelaran Seni Budaya
valid dan kokoh. Verifikasi dilakukan karena (LPPPSB) Grup Cermin Teater Kabupaten
kesimpulan awal yang dikemukakan masih Serdang Bedagai adalah :
bersifat sementara, dan akan berubah bila 1. Melaksanakan pelestarian,
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang pengembangan dan pagelaran adat
mendukung pengumpulan data berikutnya. budaya dan seni etnis yang ada di
Tetapi, apabila kesimpulan yang Serdang Bedagai khususnya dan di
dikemukakan pada tahap awal, didukung Indonesia pada umumnya.
dengan bukti-bukti yang valid dan kosisten 2. Mendidik anak-anak usia dini untuk cinta
pada saat peneliti kembali ke lapangan dan suka akan seni budaya sendiri.
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang 3. Mendidik anak untuk dapat terampil
dikemukakan merupakan kesimpulan yang dalam menari, telangkai/berpantun,
kredibel. mendongeng dan bermain drama.
Grup Cermin Teater juga memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN visi dan misi. Visinya adalah membentuk
Hasil wawancara dengan Bapak M. manusia Indonesia yang berpedoman pada
Syafei Harahap (selaku Ketua Grup Cermin Pancasila, Cinta NKRI, terampil dan Suka
Teater Kabupaten Serdang Bedagai) Budaya Indonesia”. Misi Grup Cermin Teater
mengatakan, Grup Cermin Teater berdiri pada adalah:
Tahun 1984 dengan nama Sanggar Seni 1. Membekali anak dengan budaya-budaya
Cermin Teater atau Sangri Certa bergerak tradisional Indonesia.
dengan fokus utama di bidang tari. Selain itu, 2. Menjadikan anak yang cinta budaya
sebagai media pertunjukan rakyat (Petra) dan Indonesia.
media Kelompencapir (Kelompok 3. Menjadikan anak yang terampil berseni
Penerangan, Pembaca dan Permirsa). Grup budaya Indonesia.
Cermin Teater diresmikan oleh Camat Pantai 4. Menjadikan anak yang terampil
Cermin A. Azis, BA, dengan melaksanakan berpantun/telangkai
pertunjukan perdana di saat malam hiburan 5. Menjadikan anak yang terampil
Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-39 berdongeng dan berlakon.
Tahun, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 6. Menjadikan anak yang terampil menari.
1984 di lapangan Parkir Pantai Cermin 7. Menjadikan anak yang dapat memberi
Kabupaten Deli Serdang. pendidikan dan penerangan/penyuluhan
Sanggar Seni Cermin Teater atau Sangri kepada masyarakat melalui media
Certa bergerak dengan fokus utama di bidang tradisional (Hasil Wawancara dengan
tari dan sebagai media pertunjukan rakyat

98
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

Bapak M. Syafei Harahap, 12 Agustus mengulang sukses tahun 2014 yang juga
2016). berhasil meraih juara pertama.
Selain prestasi yang dicapai seperti Prestasi itu menambah deretan
yang telah disebutkan, M. Syafei Harahap panjang prestasi sebelumnya yang telah
dan Maraden Siregar (pelaku seni pertunjukan diraih. Grup Cermin Teater kembali mendapat
rakyat), menambahkan prestasi lain yang juga kesempatan menunjukkan penampilan
diraih Grup Cermin Teater yaitu pada Tahun terbaiknya mewakili Provinsi Sumatera Utara
2012 menjadi Juara I Pertunjukan Rakyat se- pada Perlombaan Media Tradisional Pekan
kabupaten/kota di Sumatera Utara, dengan Informasi Nasional (PIN) yang digelar pada
Judul “Legenda Ikan Baung”, yang 23-27 Mei 2014 di Kota Padang Sumatera
menceritakan tentang pentingnya kali bersih. Barat, dan berhasil meraih juara. Lomba yang
Masih pada tahun yang sama, grup ini juga berlangsung di Auditorium RRI Medan ini
meraih Juara III Festival Media Pertunjukan diikuti 17 kabupaten/kota se-Sumut. Selama
Rakyat (Petunra) Tingkat Nasional di ini, Grup Kesenian Cermin Teater tidak
Manado Sulawesi Utara, dengan sekadar mempertunjukkan seni budaya saja,
menampilkan pementasan dengan judul "Asal tetapi lebih dari itu, bersama Pemerintah
Mula Kota Perbaungan”, disutradarai oleh M. Kabupaten Serdang Bedagai, grup kesenian
Syafei. Pementasan ini menceritakan tentang tersebut digunakan pemerintah kabupaten
pentingnya persatuan dan kesatuan yang sarat sebagai mitra melalui pertunjukan tradisional
pesan pembangunan. Pada tahun 2014, grup rakyat (petra) untuk menyosialisasikan
ini juga mewakili Provinsi Sumatera Utara berbagai program pemerintah kepada warga
dalam acara pementasan media tradisional (Hasil wawancara dengan Indah Dwi Kumala,
Pekan Informasi Nasional (PIN) pada Bulan Humas Pemerintah Kabupaten Serdang
Mei 2014 di Kota Padang, Sumatera Barat Bedagai, 13 Agustus 2016).
dan meraih Juara I tingkat nasional. Pada Selain sarana diseminasi informasi
Tahun 2015 kembali berhasil meraih prestasi seperti disebutkan sebelumnya, media
sebagai Juara I pada ajang lomba pementasan pertunjukan Grup Cermin Teater juga
Media Tradisional se-Kabupaten/Kota di dimanfaatkan sebagai sarana hiburan yang
Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan di lahir di tengah masyarakat, didukung, dan
Auditorium RRI Medan, dengan judul diapresiasikan oleh lingkungan masyarakat,
pementasan "Misteri Pulau Berhala" yang seperti dikemukakan Syafruddin (selaku
menceritakan tentang perdagangan manusia masyarakat Pantai Cermin Kanan) yang
(Hasil Wawancara dengan M. Syafei dan mengatakan pernah memanfaatkan media
Maraden Siregar, 12 Agustus 2016). tradisional dari Grup Cermin Teater pada
Hal yang sama juga disampaikan acara mencukur dan menabalkan nama anak.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Grup Cermin Teater dipanggil untuk
Serdang Bedagai, Indah Dwi Kumala yang pementasan sendratari pertunjukan rakyat
mengatakan pertunjukan rakyat Grup Cermin pada acara tersebut yang menceritakan dan
Teater Kabupaten Serdang Bedagai, berhasil menerangkan tentang cara mendidik anak saat
menorehkan prestasi Juara I pementasan lahir sampai dewasa agar tetap berbakti
Media Tradisional (Metra) se-Sumut 2015. Ini

99
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

kepada kedua orang tuanya (Hasil wawancara sudah sering disampaikan melalui seni
dengan Syafruddin, 15 Agustus 2016). pertunjukan rakyat, tidak hanya melalui
Begitu juga dengan hasil wawancara panggung pementasan langsung, tetapi juga
dengan Bapak Datuk Dirkhamsyah (selaku melalui media massa modern seperti televisi,
masyarakat Pantai Cermin Kanan), beliau pada saat mengisi tetap acara dongeng yang
mengatakan pernah memanfaatkan seni tayang setiap minggu di TVRI Medan,
pertunjukan rakyat dari Grup Cermin Teater ataupun di acara komedi anak yang tayang
Kabupaten Serdang Bedagai pada acara dua bulan sekali di TVRI Medan (Hasil
pernikahan anak, yaitu seni tari Serampang wawancara dengan Rina, 14 Agustus 2016).
Dua Belas yang mengisahkan adat Dari hasil wawancara tersebut dapat
perkawinan Suku Melayu dan menjelaskan dijelaskan bahwa sampai saat ini pemanfaatan
kewajiban suami istri dalam membina rumah media tradisional/seni pertunjukan rakyat dari
tangganya kelak (Hasil wawancara dengan Grup Cermin Teater binaan Kabupaten
Datuk Dirkhamsyah, 15 Agustus 2016). Serdang Bedagai ini telah menjadi suatu pola
Pernyataan tersebut juga dikomentari dalam proses komunikasi. Selain itu,
oleh Ibu Rina (selaku pemeran pertunjukan pemanfaatan media tradisional/media
rakyat), antara lain mengatakan seni pertunjukan rakyat sebagai hiburan, juga
pertunjukan rakyat Grup Cermin Teater, sebagai alat komunikasi yang sudah lama
selain dimanfaatkan oleh masyarakat digunakan khususnya di Kabupaten Serdang
setempat sebagai sarana hiburan dalam acara Bedagai sebelum kebudayaan tersentuh oleh
pesta perkawinan maupun acara sunatan, juga teknologi modern dan sampai sekarang masih
diberdayakan pemanfaatannya oleh eksis digunakan di daerah itu. Ciri dari setiap
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai media tradisional adalah partisipasi warga,
dalam acara-acara penyambutan tamu melalui keterlibatan fisik atau psikis. Hal ini
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan sesuai dengan pendapat Rosengren (1974)
pada saat Hari Kemerdekaan RI. Di samping yang dikutip oleh Rakhmat (2004),
itu, dikelola dan diupayakan sebagai sarana penggunaan media terdiri dari jumlah waktu
dalam penyebaran informasi pendidikan bagi yang digunakan dalam berbagai media, jenis
masyarakat Serdang Bedagai, baik melalui isi media yang dikonsumsi, dan berbagai
Sendra Tari, Drama, Dongeng, hubungan antara individu konsumen dengan
Telangkai/Pantun, pementasan pertunjukan isi media yang dikonsumsi atau dengan media
rakyat, serta obrolan Kelompok Informasi secara keseluruhan.
Masyarakat (KIM) kepada masyarakat Hal senada juga dikemukakan Ibu
bekerja sama dengan Humas Pemkab Sergai Indah Dwi Kumala (selaku Kepala Bagian
dan instansi terkait (Wawancara tanggal 14 Humas Sekretariat Kabupaten Serdang
Agustus 2016). Bedagai) yang menjelaskan pemanfaatan
Ibu Rina menambahkan penyebaran media tradisional/seni pertunjukan rakyat
informasi kebijakan-kebijakan pemerintah Grup Cermin Teater Kabupaten Serdang
daerah Kabupaten Serdang Bedagai, baik Bedagai dilakukan berkat kerja sama dengan
berupa kebersihan lingkungan termasuk beberapa instansi terkait di Kabupaten
Sistem Pengelolaan Persampahan Publik

100
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

Serdang Bedagai maupun dengan pihak lain, bekerja sama dengan Dekopin Provinsi
sebagai berikut : Sumatera Utara dan Dinas Koperasi dan
1. Mengadakan Pertunjukan Rakyat dalam Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara.
rangka penerangan/penyuluhan tentang 6. Mengisi tetap acara "Dongeng" yang
bahaya narkotika kepada siswa SMA atau tampil setiap minggu terakhir setiap
sederajat di Kabupaten Serdang Bedagai, bulannya dan mengisi acara Komedi Anak
Grup Cermin Teater melakukan dua bulan sekali di TVRI Medan (Hasil
pementasan seni pertunjukan rakyat wawancara dengan Indah Dwi Kumala, 15
bekerja sama dengan BNN Kabupaten Agustus 2016)
Serdang Bedagai, dengan tema "Narkoba Dari penjelasan tersebut menunjukkan
No, Prestasi Yes" yang telah dilaksanakan bahwa media rakyat/seni pertunjukan rakyat
di Gedung Olah Raga Istana Perbaungan, sering muncul dalam bentuk kesenian daerah
Tahun 2015. atau kebudayaan tradisonal daerah. Dalam
2. Mengadakan seni pertunjukan Opera komunikasi tradisional di pedesaan,
Batak dalam rangka penggunaan pertunjukan rakyat sebagai media
penerangan/penyuluhan tentang uang komunikasi mempunyai potensi besar untuk
palsu bekerja sama dengan Bank mencapai rakyat banyak, terutama sekali
Indonesia, yang dilaksanakan di Lapangan karena media tersebut memiliki daya tarik
Bola Kaki Kecamatan Perbaungan yang sangat kuat dan berakar di tengah-
Kabupaten Serdang Bedagai. tengah masyarakat. Media tradisional
3. Mengadakan Pertunjukan Rakyat dalam merupakan alat komunikasi yang sudah lama
rangka penerangan/penyuluhan tentang digunakan di suatu tempat (bersifat lokal)
hemat energi, Grup Cermin Teater bekerja yaitu sebelum kebudayaannya tersentuh oleh
sama dengan Kementerian Komunikasi teknologi modern dan sampai sekarang masih
dan Informatika RI bergabung dengan digunakan di daerah itu. Media ini akrab
anggota Srimulat Mamiek Prakoso, dalam dengan khalayak, kaya akan variasi, dengan
rangka penerangan tentang "Hemat segera tersedia, dan berbiaya rendah. Media
Energi" di lapangan Replika Istana Sultan pertunjukan rakyat ini dengan segala
Serdang Kecamatan Perbaungan. kelebihannya memiliki potensi yang sangat
4. Mengadakan Pertunjukan Rakyat dalam efektif untuk menyampaikan pesan-pesan
rangka penerangan/penyuluhan tentang komunikasi pembangunan, apalagi ketika
Pemilihan Kepada Daerah dan Pemilihan dikhususkan pada saat otonomi daerah
Umum, Grup Cermin Teater bekerja sama diberlakukan.
dengan Bagian Humas Sekretariat
Kabupaten Serdang Bedagai yang telah KESIMPULAN DAN SARAN
dilaksanakan secara bergantian se- Grup Cermin Teater Kabupaten
Kecamatan di Kabupaten Serdang Serdang Bedagai adalah tim kesenian media
Bedagai, Tahun 2015. tradisional pertunjukan rakyat dan binaan
5. Mengadakan pertunjukan rakyat dalam Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
rangka penerangan/penyuluhan tentang sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Serdang
manfaat koperasi, Grup Cermin Teater Bedagai (Sergai) dalam menyosialisasikan

101
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

berbagai kebijakan maupun program Peneliti juga mengucapkan terima kasih


pembangunan kepada masyarakat dengan kepada reviewer yang telah memberikan
bahasa yang lebih mudah dimengerti dan masukan baik berupa saran dan kritik untuk
metode yang kreatif. Pemanfaatan media perbaikan tulisan ini.
tradisional pertunjukan rakyat dari Grup
Cermin Teater Kabupaten Serdang Bedagai, DAFTAR PUSTAKA
selain sebagai sarana hiburan yang lahir di Cangara, H. (2002). Pengantar Ilmu
tengah masyarakat, didukung, dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
diapresiasikan oleh Pemerintah Kabupaten Persada.
Sergai, juga sebagai sarana diseminasi Cermin Teater Ikuti Pementasan Media
informasi yang digunakan sebagai media Tradisional PIN, diakses pada 15 Juni
pemerintah untuk menyampaikan programnya 2016 dari http://www.antarasumut.
pembangunan, termasuk sosialisasi kepada com/berita/137564/cermin-theater-ikuti-
masyarakat. pementasan-media-tradisional-pin
Berdasarkan hasil kesimpulan, penulis Dilla, S. (2007). Komunikasi Pembangunan:
mencoba memberikan saran, antara lain Pendekatan Terpadu. Bandung:
perlunya mengembangkan hasil karya dalam Simbiosa.
penyebaran informasi publik karena masih Dilla, S. (2012). Komunikasi Pembangunan.
banyak informasi yang perlu disampaikan Bandung: Simbiosa
bagi masyarakat Serdang Bedagai seperti Durachman & Yoyo C. (2009). Teater
banyaknya anak sekolah SD, SMP dan SMA Tradisional & Teater Baru. Bandung:
pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor STSI Press.
tanpa memakai Helm dan SIM yang akan Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori & Filsafat
mengakibatkan kecelakaan dan bahaya Komunikasi. Bandung PT.Citra Aditya
berkendaraan bagi anak yang belum cukup Bakti
usia dalam mengenderai sepeda motor. Hasan, A. (2007). Kamus Besar Bahasa
Mengingat Grup Cermin Teater Kabupaten Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Serdang Bedagai merupakan media Pustaka
komunikasi yang sudah lama digunakan di Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas Politik
tengah masyarakat Kabupaten Serdang dan Otonomi Daerah. Jakarta: Mitra
Bedagai, maka tim kesenian ini perlu dijaga Wacana Media
kelestariannya, bukan hanya sebagai hiburan Istidjab, K. W. (2011). Wayang sebagai
semata, tetapi juga menyampaikan Media Komunikasi Tradisional dalam
pesan/informasi publik yang penting Diseminasi Informasi, PDII LIPI
diketahui masyarakat setempat. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana
UCAPAN TERIMA KASIH Laila. (2015). Eksistensi Media Tradisional
Peneliti mengucapkan terima kasih Sebagai Media Informasi Publik. Jurnal
kepada pihak-pihak yang telah membantu Penelitian Pers dan Komunikasi
baik secara langsung maupun tidak langsung, Pembangunan, Vol 19 (No. 2 Oktober
sehingga penelitian ini dapat terlaksana. 2015), hal. 62 - 82.

102
Pemanfaatan Media Tradisional Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Publik Bagi Masyarakat
Arifuddin

Lokasi Pertunjukan Rakyat 2012, diakses Pusat Kajian Komunikasi FISIP UI, Laporan
pada 15 Juni 2016 dari Penelitian Kajian Kebijakan
http://ditpolkom.bappenas.go.id/ Pemanfataan dan Pengembangan
basedir/Kajian%20Ditpolkom/3)%2020 Media Tradisional, Jakarta, 2003.
Kajian%20Tahun%202014/Background Rochayat, H. & Ardianto, E. (2011).
%20Study/Background%20Study%20K Komunikasi Pembangunan Dan
omunikasi%20dan%20Informasi%20Pu Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja
blik.pdf Grafindo Persada.
Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi.
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Cetakan keduapuluhsatu. Bandung: PT
Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.
Narawati, T. (2003). Pengaruh Perubahan Suriadi, A. Cermin Theater Sergai Juara
Politik, Sosial, dan Ekonomi Terhadap Ketiga PERTUNRA 2014, diakses pada
Perkembangan Seni Pertunjukkan di 15 Juni 2016 dari
Jawa Barat. Bandung: P4ST UPI. http://www.kabarindonesia.com/berita.p
Nazir, M.. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: hp?pil=26&jd= Cermin+Theater+
Ghalia Indonesia. Sergai+Juara+Ketiga+ PERTUNRA+
Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian 2014&dn=20140526205620.
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Sartika, D. (2015). Fungsi Komunikasi
University Press. Tradisional Upacara Adat Belian
Nuruddin. (2004). Komunikasi Massa. Dalam Rangka Meningkatkan
Cespur, Malang. Hubungan Kekerabatan Di Desa
Peraturan Kementerian Komunikasi dan Laburan Kabupaten Paser. eJournal
Informasi RI Ilmu Komunikasi 2015, 3 (4): 225-239
No.17/PER/M.KOMINFO/03/2009 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-
tentang Diseminasi Informasi Nasional unmul.ac.id
Oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Siregar, A. (2006). Etika Komunikasi.
Provinsi Dan Pemerintah Daerah Yogyakarta : Pustaka Book.
Kabupaten/Kota. Sadjan. (2012). Media Tradisional sebagai
Peraturan Menteri Kominfo RI No. Sarana Komunikasi Efektif. Presentasi
08/PER/M.KOMINFO/6/2010 tentang Direktorat Pengelolaan Media Publik,
Pedoman Pengembangan Direktorat Jenderal Informasi dan
Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Komunikasi Publik, Kementerian
Sosial Kominfo dalam Peningkatan Penelitian
Peraturan Menteri Komunikasi dan Puslitbang Aptika IKP
Informatika Nomor Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma
17/PER/M.KOMINFO/10/2010 Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Wacana.
Kementerian Komunikasi dan Soedarsono. (2003). Seni Pertunjukan.
Informatika Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

103
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 2 Desember 2017Chrisany Juditha

Soedarsono. (2010). Seni Pertunjukan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Indonesia di Era Globalisasi. Manajemen. Bandung: Alfabeta
Yogyakarta. Gadjah Mada University UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Press. Informasi Publik.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Waluyo, H. J. (2006). Pengkajian dan
Pendidikan. Bandung : PT Remaja Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta:
Rosdakarya. Universitas Sebelas Maret
Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suprawoto. (2011). Lestarikan Tradisi Kelola
Informasi, Direktorat Jenderal
Informasi dan Komunikasi Publik,
Kementerian Kominfo, Jakarta.

104

You might also like