Professional Documents
Culture Documents
Nusa Indah - Clinical Science - Kompres Hangat
Nusa Indah - Clinical Science - Kompres Hangat
1. Ristinandari 20400011
2. Rr. Tri Setyowati 20400012
3. Siwi Murtiningrum 20400013
4. Sri Kuntari 20400014
5. Sumaryanti 20400015
6. Tarhibul Fuadi 20400016
7. Tri Untari 20400017
8. Woro Indriyati 20400018
9. Yogo Pratomo 20400019
10. Yuli Haryani 20400020
1
ISI LAPORAN JURNAL 0,05). Saran untuk Rumah Sakit hasil
penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
standar operasional prosedur dalam
1. Jurnal Lengap Link.
menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami
https://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/vie
demam secara non farmakologis.
w/101/94
49
Penanganan terhadap demam proseduruntuk meningkatkan kontrol
dapat dilakukan dengan tindakan kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan
farmakologis, tindakan non farmakologis konduksi, yang biasanya dilakukan pada
maupun kombinasi keduanya. Tindakan pasien yang mengalami demam tinggi.Tujuan
farmakologis yaitu memberikan obat dilakukan tindakan tepid sponge yaitu untuk
antipiretik.Sedangkan tindakan non menurunkan suhu tubuh pada pasien yang
farmakologis yaitu tindakan tambahan mengalami hipertermia (Hidayati, 2014).
dalam menurunkan panas setelah Hasil penelitian yang dilakukan oleh
pemberian obat antipiretik.Tindakan non Setiawati (2009), pada anak usia prasekolah
farmakologis terhadap penurunan panas dan sekolah yang mengalami demam di ruang
seperti memberikan minuman yang perawatan anak Rumah Sakit Muhammadiyah
banyak, ditempatkan dalam ruangan Bandung menunjukkan bahwa pemberian
bersuhu normal, menggunakan pakaian antipiretik yang disertai tepid sponge
yang tidak tebal, dan memberikan mengalami penurunan suhu yang lebih besar
kompres (Kania, 2007). jika dibandingkan dengan pemberian antipiretik
Kompres hangat adalah tindakan saja.
denganmenggunakan kain atau handuk Berdasarkan hasil wawancara yang
yang telah dicelupkan pada air hangat, dilakukan peneliti tanggal 27 Januari kepada
yang ditempelkan pada bagian tubuh perawat yang berada di ruang Alamanda
tertentu sehingga dapat memberikan rasa didapatkan bahwa terapi yang digunakan
nyaman dan menurunkan suhu tubuh dalam menangani demam pada anak
(Maharani, 2011). Hasil penelitian yang diruangan tersebut yaitu menggunakan terapi
dilakukan oleh Wahyuni (2009), di RSUP farmakologis dan terapi non
DR Wahidin Sudirohusodo Makassar farmakologis.Terapi farmakologis yang
menunjukkan bahwa pemberian kompres digunakan yaitu obat antipiretik sedangkan
hangat pada daerah aksila dan dahi terapi non farmakologis yang sering digunakan
mempunyai efek dalam menurunan suhu diruang tersebut yaitu kompres hangat dan
tubuh pada klien demam. Penurunan tepid sponge.Namun belum pernah dilakukan
suhu tubuh klien yang dikompres air penelitian terkait keefektifan kedua tindakan
hangat di daerah aksila rata-rata tersebut.
0,0933°C sedangkan penurunan suhu Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk
tubuh klien yang dikompres air hangat di mengetahui perbandingan efektifitas
daerah dahi rata-rata 0,0378°C. pemberian kompres hangat dan tepidsponge
Tindakan lain yang digunakan terhadap penurunan suhu tubuhanak yang
untuk menurunkan panas adalah tepid mengalami demam. sedangkan tujuan khusus
sponge. Tepid sponge merupakan suatu penelitian ini antara lain untuk mengetahui
50
karakteristik responden berdasarkan usia, DHF dari bulan November sampai Desember
mengetahui rerata suhu tubuh anak yang dirawat di Ruang Alamanda berjumlah
sebelum dilakukan pemberian kompres 185 anak. Pengambilan sampel menggunakan
hangat, untuk mengetahui rerata suhu teknik purposive sampling sebanyak 30 orang
tubuh anak sesudah dilakukan pemberian terdiri dari 15 orang sebagai kelompok
kompres hangat, untuk mengetahui rerata kompres hangat dan 15 orang sebagai
suhu tubuh anak sebelum dilakukan kelompok tepid sponge.
tepidsponge, untuk mengetahui rerata Analisa pada penelitian ini
suhutubuh anak sesudah dilakukan tepid menggunakan dua uji hipotesa yaitu
sponge, untuk mengetahui perbedaan Dependent T test dan Independent T test
suhu tubuh sebelum dan sesudah karena data berdistribusinormal setelah
dilakukan kompres hangat, untuk dilakukan uji kenormalan dengan shapiro wilk
mengetahui perbedaan suhu tubuh dengan hasil p value> 0,05
sebelum dan sesudah dilakukan
HASIL
tepidsponge, dan untuk
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
mengetahuiperbandingan efektifitas
Berdasarkan Usia
pemberian kompres hangat dan tepid
sponge terhadap penurunan suhu tubuh
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
pada anak yang mengalami demam. Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Di Ruang
METODE Alamanda
Desain penelitian ini adalah quasi Umur Frekuensi Perse
(%)
eksperiment dengan rancangan 1 tahun 1 3.3
2 tahun 9 30.0
penelitian pre test and post test designs 3 tahun 7 23.3
with two comparison treatments. 4 tahun 9 30.0
5 tahun 4 13.3
Rancangan penelitian ini,kedua kelompok Total 30 100.0
setelah pemberian perlakuan (post test). usia diruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul
Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul yang paling banyak menjadi responden yaitu
Moeloek Provinsi Lampung, mulai tanggal pada usia 2 tahun sebanyak 9 orang (30.0%)
07 April sampai 07 Mei 2015. Populasi dan pada usia 4 tahun sebanyak 9
52
Sehingga ada penurunan sebesar 0,5°C.
54
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah
Variabel Mea SE N Dilakukan Kompres Hangat
n Mean P-
Mean (°C) Valu
SD Differ e
enc
difference
(°C) e
Suhu Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui rerata
tubuh
Kompr 0,5 0,2475
es
Hanga -.2733 0,0855 0,003 (mean) suhu tubuh sebelumdiberi tindakan
t
30 kompres hangat adalah 38,5°C,dan
Suh
u sesudah kompres hangat sebesar 38,0°C.
tubuh 0,7
Tepid
Spong
e 0,2200
55
aktivitas pirogen mengakibatkan (Guyton & Hall, 2007). Suhu tubuh pada
peningkatan dan penurunan demam pada anak sangat berfluktuasi, hal ini disebabkan
waktu yang berbeda.Durasi dan tingkat termostat pada anak masih belum matur,
demam bergantung pada kekuatan pirogen sehingga mudah berubah dan sensitif
dan kemampuan respons individu (Potter & terhadap perubahan suhu lingkungan.
Perry, 2010). Sodikin (2012), menyatakan Termostat anak akan matur saat anak
bahwa apabila anak mengalami demam memasuki usia remaja. Seiring dengan
sebaiknya dilakukan tindakan seperti pencapaian maturitas tersebut, suhu tubuh
memberikan kompres hangat, memberikan akan meningkat dengan variasi suhu
lingkungan senyaman mungkin, dampingi 0,54°C (Potter & Perry, 2005).
anak selama demam agar anak merasa
aman dan nyaman, berikan mainan yang
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
menjadi kesukaannya, berikan minuman
Sesudah Dilakukan Kompres Hangat
lebih banyak dari biasanya, dan aktivitas
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
fisik yang berat dibatasi.
nilai p value = 0,000 pada alpha 5% maka
dapat disimpulkan ada perbedaan rerata
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah (mean) suhu tubuh sebelum dan sesudah
Dilakukan tepid sponge tindakan kompres hangat.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
rerata (mean) suhu tubuh sebelum diberi
Pemberian kompres hangat memberikan
tindakan tepid sponge adalah 38,8°C
reaksi fisiologis berupa vasodilatasi dari
dengan standar deviasi 0,6026 dan nilai
pembuluh darah besar dan meningkatkan
minimum serta maksimumnya adalah
evaporasi panas dari pemukaan
38,1°C dan 40,5°C. Sedangkan rerata
kulit.Hipotalamus anterior
(mean) suhu tubuh sesudah diberi tindakan
memberikan sinyal kepada kelenjar
tepid sponge adalah 38,0°C dengan
keringat untuk melepaskan keringat melalui
standar deviasi 0,5663 dan nilai minimum
saluran kecil pada permukaan kulit.
serta maksimum adalah 37,4°C dan
Keringat akan mengalami evaporasi,
39,3°C, dengan rerata penurunan suhu
sehingga akan terjadi penurunan suhu
sebesar 0,7°C.
tubuh (Potter & Perry, 2010). Hasil ini
Perbedaan proses penyakit yang terjadi sejalan dengan hasil penelitian yang
pada masing-masing responden dilakukan oleh Purwanti (2008) di RSUD dr.
menyebabkan pematokan suhu tubuh yang Moewardi Surakarta tentang
berbeda antara satu responden dengan pengaruh kompres hangat terhadap
responden lainnya perubahan suhu tubuh pada
56
pasien
anak
57
hipertermia,didapatkan hasil p value = Pada prinsipnya pemberian tepid sponge
0,001 yang artinya ada pengaruh kompres dapat menurunkan suhu tubuh melalui
hangat terhadap perubahan suhu tubuh proses penguapan dan dapat
pasien anak hipertermi. memperlancar sirkulasi darah, sehingga
darah akan mengalir dari organ dalam
kepermukaan tubuh dengan membawa
Berdasarkan analisa peneliti yang
panas. Kulit memiliki banyak pembuluh
diperkuat oleh penelitian terkait dapat
darah, terutama tangan, kaki, dan
disimpulkan bahwa pemberian kompres
telinga.Aliran darah melalui kulit dapat
hangat dapat menurunkan suhu tubuh
mencapai 30% dari darah yang
pada anak yang mengalami demam.
dipompakan jantung.Kemudian panas
Kompres hangat pada area tubuh akan
berpindah dari darah melaui dinding
memberikan sinyal ke hipotalamus melalui
pembuluh darah kepermukaan kulit dan
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor
hilang kelingkungan sehingga terjadi
yang peka terhadap panas di hipotalamus
penurunan suhu tubuh (Potter & Perry,
dirangsang, sistem afektor mengeluarkan
2010).
sinyal untuk memulai berkeringat dan
vasodilatasi
perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah Hasil penelitian ini sejalan dengan
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla penelitian yang dilakukan oleh Maling
oblongata dari tangkai otak, di bawah (2012) di RSUD Tugurejo Semarang
pengaruh hipotalamik bagian anterior tentang pengaruh kompres tepid sponge
sehingga terjadi vasodilatasi.Vasodilatasi hangat terhadap penurunan suhu tubuh
ini yang menyebabkan pembuangan atau anak umur 1 – 10 tahun dengan hipertermi,
kehilangan panas melalui kulit meningkat didapatkan hasil p value = 0,001 yang
sehingga terjadi penurunan suhu tubuh. artinya ada pengaruh kompres tepid
sponge terhadap penurunan suhu tubuh
pada pasien hipertermi.
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
Sesudah Dilakukan Tepid Sponge
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa penelitian terkait dimana ada pengaruh
nilai p value = 0,000 pada alpha 5% maka pemberian tepid sponge terhadap
dapat disimpulkan ada perbedaan rerata penurunan suhu tubuh pada anak yang
(mean) suhu tubuh sebelum dan sesudah mengalami demam.Tepid sponge dilakukan
tindakan tepid sponge. dengan cara mengelap seluruh tubuh
dengan menggunakan washlap lembab
hangat selama 15 menit. Efek hangat
dari washlap tersebut dapat
memvasodilatasi pembuluh darah
sehingga
aliran darah menjadi lancar.Kulit memiliki hipotalamus berespon dengan mematok suhu
banyak pembuluh darah, ketika demam tubuh yang lebih tinggi dengan cara menurunkan
panas kemudian diberikan tindakan produksi dan
tepidsponge, panas dari darah berpindah
melaluidinding pembuluh darah
kepermukaan kulit dan hilang ke luar tubuh.
mengalami demam. Hal lain yang dapat tepidsponge yang benar pada pasien dan
dengan mengelap seluruh bagian tubuh menurunkan suhu tubuh anak yang
(Setiawati, 2009). Namun seperti yang farmakologis di RSUD dr. H. Abdul Moeloek
DAFTAR PUSTAKA
denganMenggunakanSPSS,SalembaMed
ika, Jakarta, 2013
Debora, Oda, Proses Keperawatan
DanPemeriksaan
Fisik,SalembaMedika, Jakarta,
2011
Dempsey, P. N., & Arthur D. D.,
RisetKeperawatagn: Buku Ajar &
Latihan, EGC, Jakarta, 2002
Anak 1,
Medika,Jakarta, 2008
Hidayati, R., dkk, Praktik
LaboratoriumKeperawatan Jilid 1,
Erlangga,Jakarta, 2014
Inawati, Demam Typhoid, FK-
Universitas Wijaya Kusuma
55
6.pdf journal/index.php/ilmukeperawatan/a
rticle/download/85/112
Isneini, Memed, Efektifitas
PenurunanSuhu Tubuh Antara Notoatmodjo, Soekidjo,Metodologipenelitian
Kompres Hangat Dan Water Tepid Kesehatan, Rineka Cipta,
Sponge Pada Pasien Anak Usia 6
Bulan – 3 Tahun Dengan Demam Di
Puskesmas Kartasura
Sukuharjo,Sukuharjo, 2014,
diperoleh
e- www.jik.ub.ac.id
journal/index.php/ilmukepera
watan/a
rticle/download/126/151
55
Saryono, & Mekar D. A., MetodologiPenelitian Kualitatif dan
Kuantitatifdalam Bidang Kesehatan, NuhaMedika, Yogyakarta, 2013
Sherwood, Lauralee, Fisiologi Manusia :Dari Sel Ke Sistem Ed. 8, EGC,Jakarta, 2014
Sudoyo, dkk, Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam jilid III, Departemen IlmuPenyakit Dalam
FK-Universitas Indonesia, Jakarta, 2006
55
%20NASKAH%20PUBLIKASI%20FUL%2
0TEX.pdf
Suriadi, & Rita Y., Asuhan KeperawatanPada Anak, Sagung Seto, 2010
Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R., Mose P. D., & Antonisamy, B.,Comparative
effectiveness of tepid sponging and antipyretic drug versus only antipyretic
drug in the management of fever among children: a randomized controlled
trial. Indian Pediatrics, 46(2): 133-136, 2009, diperoleh tanggal 19
, Jakarta, 2008
/FB9xzrKp/Ika_Skripsi.html
55
2. Analisa PICO
Patien/Problem: Pasien anak demam
Intervention : Kompres hangat
Comparison : Tepid sponge
Outcome : Ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat
dengan mean 0,5 °C dan tepid sponge dengan mean 0,8°C (p
value ˂ α, 0,003 ˂ 0,05).
3. Telaah Kritis
a. Apakah hasil penelitian ini menggunakan bukti yang valid (Validity of the
evidence)
Ya
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji T
dependen dan uji T independen. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan
penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dengan mean 0,5 °C dan tepid
sponge dengan mean 0,8°C (p value ˂ α, 0,003 ˂ 0,05).
Ya
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maling
(2012) di RSUD Tugurejo Semarang tentang pengaruh kompres tepid sponge
hangat terhadap penurunan suhu tubuh anak umur 1 – 10 tahun dengan
hipertermi, didapatkan hasil p value = 0,001 yang artinya ada pengaruh kompres
tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien hipertermi. Sejalan
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Isneini (2014) yang berjudul
“Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres Hangat Dan Tepid Sponge
Pada Pasien Anak Usia 6 Bulan - 3 Tahun Dengan Demam Di Puskesmas
Kartasura Kutuharjo” didapatkan hasil bahwa tepidsponge lebih efektif
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres hangat.
55
b. Apakah hasil /bukti penelitian relevan dengan pasien saya? (Applicability
of the evidence to your population) .
Dalam beberapa kasus pasien demam dengan kondisi kritis dan tidak
membutuhkan terapi yang komplek serta kondisi umum sedang masih
bisa diaplikasikan dan dapat menjadi terapi tambahan disamping obat
kimiawi.
c. Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi dirandomisasi?
Populasi adalah anak yang mengalami demam dengan penyakit
bronkopnuemonia, typhoid, dan DHF yang berjumlah 185 anak.
Sedangkan pengambilan sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 15
orang, yang diambil dengan teknik purposive sampling.
d. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian
dipertimbangkan dan disertakan dalam pembuatan kesimpulan?
Ya
Semua pasien yang menjadi sampel diambil data dan di ambil rata rata
dari hasil pengukuran suhu kemudian semua data masuk ke dalam
metode penghitungan masing masing uji tes.
e. Apakah follow up lengkap?
Tidak ada follow up.
f. Apakah semua pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula?
Ya
Masing masing dianalisis pada kelompoknya yaitu pada kelompok
kompres hangat dan kelompok tepid sponge.
g. Apakah pasien, petugas kesehatan dan staf peneliti dibutakan (blind)
terhadap terapi?
Tidak dipaparkan, peneliti hanya memaparkan pengukuran suhu tubuh
sebelum pemberian perlakuan (pre test), dan setelah pemberian
perlakuan (post test).
h. Apakah pada awal penelitian kedua kelompok sama?
Ya
55
j. Berapa besar efek terapi?
k. Bagaimana presisi estimasi efek terapi?
l. Apakah hasil ini dapat diterapkan untuk pasien saya?
m. Apakah manfaat terapi tsb melebihi resiko (harm) dan biayanya?
A. LAIN - LAIN
1. Laporan diketik computer dan dibuat power point untuk presentasi
2. Laporan Akhir disahkan oleh Pembimbing Akademik
55