You are on page 1of 95
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DRENTORT ENDERAL PABA RAS TRUTUR PERERA UML DA PEROARAN aca Radon Patan | Nomor1_Kebayor 12110 Teapon /Faksint 793 Kepada yang terhormat: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan; 2. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan; 3. Para Direktur Utama Bank Pelaksana; 4. Kepala Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan; 5. Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan; SURAT EDARAN NOMOR: © 2% /SE/Dp/2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2BT) A. UMUM Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan yang selanjutnya disebut BP2BT adalah program bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang telah mempunyai tabungan dalam rangka pemenuhan sebagian uang muka perolehan rumah atau sebagian dana pembangunan rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan bank pelaksana, Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis ‘Tabungan, bahwa kegiatan BP2BT dilaksanakan oleh Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dalam rangka mendorong efisiensi dan efektivitas pelaksanaan penyaluran Dana BP2BT yang dikelola oleh Satuan Kerja serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan. 1 . DASAR PEMBENTUKAN Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883); Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 316, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6004); Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 96); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1302); Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 587/KPTS/M/2019 Tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak Dan Satuan Rumah Susun, Batasan Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah Dan Luas Lantai Rumah, Batasan Dana Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, dan Indeks Dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan _Berbasis ‘Tabungan, C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan penyaluran agar pengelolaan Dana BP2BT dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat penggunaan; Surat Edaran ini bertujuan sebagai pedoman atau acuan pengecekan bagi: Satuan Kerja dalam menentukan, menetapkan, dan menyalurkan dana BP2BT; b. Bank penyalur BP2BT dalam memeriksa pemenuhan persyaratan dan kelayakan kredit MBR yang mengajukan KPR dan Dana BP2BT; dan Auditor dan pihak-pihak lain yang berwenang melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan. D. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Surat Edaran ini adalah Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran BP2BT yang berisikan: BAB I. PENDAHULUAN, yang terdiri dari: Latar Belakang Dasar Hukum Maksud dan Tujuan Beye Ruang Lingkup BAB Il. PELAKSANAAN PENYALURAN BP2BT, yang terdiri dari: Sumber Pendanaan Skema BP2BT Persyaratan Kelompok Sasaran BP2BT Stakeholder Terkait Penyaluran BP2BT Pelaporan 1. 2 3 4 5. Pertanggungjawaban Bantuan 6. 7. Ketentuan Perpajakan 8. Sanksi BAB Ill. TATA LAKSANA PENYALURAN BP2BT, yang terdiri dari: 1, Penetapan Penerima Manfaat 2. Permintaan Pencairan Dana E. KETENTUAN LAIN-LAIN Ketentuan lebih lanjut mengenai Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran tercantum dalam : a) Lampiran SOP Penyaluran Dana b) Lampiran SOP Pengujian Otomatis Penetapan Penerima Manfaat c) Lampiran SOP Pengujian Manual Penetapan Penerima Manfaat d) Lampiran SOP Pengujian Otomatis Pencairan Dana ¢) Lampiran SOP Pengujian Manual Permintaan Pencairan Dana f) Lampiran SOP Pencairan Dana g) Lampiran SOP Pelaporan °) Lampiran SOP Pengembalian Dana Lampiran Format Surat Pernyataan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Rumah Lampiran Format Pengujian Dokumen Permohonan Besaran Dana BP2BT Lampiran Format Pengujian Fisik serta Prasarana dan Sarana Umum Lampiran Format Pengecekan Fisik Bangunan Dan PSU Lampiran Lembar Hasil Tim Pengujian Dokumen Permohonan Penetapan Besaran Dana BP2BT Lampiran Format Pengujian Dokumen Permintaan Pencairan Dana BP2BT Lampiran Lembar Hasil Tim Pengujian Dokumen Permintaan Pencairan Dana BP2BT Lampiran Surat Edaran ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. PENUTUP Surat Edaran ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan penyaluran di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Bank Penyalur BP2BT, Pengembang, dan Masyarakat. Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 April 2020 DIREKTUR JENDERAL, NIP. 19610712198912101 Pekerjaan Umum dan Perumahan KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur I Se HY oar ee PETUNJUK aa TRS PELAKSANAAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2BT) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, atas tersusunnya Petunjuk Teknis “Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)”. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran BP2BT ini disusun dengan tujuan untuk memberikan kesamaan tata cara pelaksanaan penyaluran dan pengujian BP2BT dan menyediakan informasi teknis tentang skema BP2BT, kriteria kelompok sasaran, para stakeholder yang terlibat dalam penyaluran BP2BT, tata laksana penyaluran dan pengujian BP2BT, serta informasi lainnya yang diperlukan. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan pelaksanaan penyaluran BP2BT dapat terselenggara dengan baik sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku. Akhir kata diharapkan seluruh kegiatan pelaksanaan penyaluran BP2BT di Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat berjalan dengan baik sehingga penyaluran dana bantuan dan pemanfaatan BP2BT berjalan sesuai yang diharapkan. Jakarta, April 2020 DIREKTUR JENDERAL, RIPOERWANTO NIP. 196107121989121001 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2B) L4 BAB 2 PELAKSANAAN PENYALURAN BP2BT .. 21 2.2 2.2.1 2.2.2 2.3 2.3.1 2.3.2 24 241 DAFTAR ISI LATAR BELAKANG .. DASAR HUKUM MAKSUD DAN TUJUAN. Maksud. Tujuan....... RUANG LINGKUP... SUMBER PENDANAAN. SKEMA BP2BT.. Besar Dana BP2B’ Komponen BP2BT PERSYARATAN KELOMPOK SASARAN BP2BT. Komponen Penghasilan Kelompok Sasaran BP2BT.., Tata Cara Perhitungan Penghasilan Kelompok Sasaran BP2BT....... 19 STAKEHOLDER TERKAIT PENYALURAN BP2BT.... Satuan Kerja (Satker) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan 21 ‘Tim Pengujian Permohonan Dana BP2BT. Bank Pelaksana .... Pelaku Pembangunan.. Be enstieatheenaaasy : Pengkaji Teknis, Pengawas Konstruksi, atau Manajemen Konstruksi.. PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN Bank Pelaksana Satker... PELAPORAN..... KETENTUAN PERPAJAKAN SANKSI........ Keterlambatan Pemindahbukuan Pengembalian Dana BP2BT .. PETUNIUK TEKNIS, eet it PELAKSANAAN PENYALURAN >ERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (P28) BAB 3 TATA LAKSANA PENYALURAN BP2BT 3.1 PENETAPAN PENERIMA MANFAAT. 3.1.1 Pengujian Otomatis Penetapan Penerima Manfaat . 3.1.2 Pengujian Manual Penetapan Penerima Manfaat 3.2 PERMINTAAN PENCAIRAN DANA... 3.2.1 Pengujian Otomatis Permintaan Pencairan Dana. 3.2.2 Pengujian Manual Permintaan Pencairan Dana 3.2.3. Pencairan Dana BP2BT... Lampiran 1. SOP Penyaluran Dana Untuk Kepemilikan Rumah Tapak/Sarusun. 36 Lampiran 2. SOP Penyaluran Dana Untuk Pembangunan Rumah Swadaya 40 Lampiran 3. SOP Pengujian Otomatis Penetapan Penerima Mantfaat ...........45 Lampiran 4. SOP Pengujian Manual Penetapan Penerima Manfaat 47 Lampiran 5. SOP Pengujian Otomatis Pencairan Dana. .49 Lampiran 6. SOP Pengujian Manual Permintaan Pencairan Dana 51 Lampiran 7. SOP Pencairan Dana.. Lampiran 8. SOP Pelaporan Lampiran 9. SOP Pengembalian Dana. Lampiran 10, Format Surat Pernyataan Pemerikeaan Kelaikan Fungsi Bangunan Rumah . 37 Lampiran 11. Format Pengujian Dokumen Permohonan Besaran Dana BP2BT.. 76 Lampiran 12. Format Pengujian Fisik serta Prasarana dan Sarana Umum... 80 Lampiran 13. Format Pengecekan Fisik Bangunan Dan PSU.. 85 Lampiran 14. Lembar Hasil Tim Pengujian Permohonan Dana BP2BT Dokumen Permohonan Penetapan Besaran Dana BP2BT . 87 Lampiran 15. Format Pengujian Dokumen Permintaan Pencairan Dana BP2BT.... . 88 Lampiran 16. Lembar Hasil Tim Pengujian Permohonan Dana BP2BT Dokumen Permintaan Pencairan Dana BP2BT . 89 PETUNJUK TEKNIS. ii oe 10. PELAKSANAAN PENYALURAN ee BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (B21 DAFTAR ISTILAH Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan yang selanjutnya disebut BP2BT adalah program bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang telah mempunyai tabungan dalam rangka pemenuhan sebagian uang muka perolehan Rumah atau sebagian dana untuk pembangunan Rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan bank pelaksana. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disebut MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu. mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh atau membangun rumah, Dana BP2BT adalah bantuan pemerintah yang diberikan 1 kali untuk pembayaran uang muka atas pembelian Rumah atau sebagian biaya atas pembangunan Rumah swadaya melalui BP2BT yang disalurkan kepada MBR yang memenuhi persyaratan. Pemohon adalah kelompok sasaran yang mengajukan permohonan BP2BT. Penerima Manfaat adalah Pemohon yang menerima Dana BP2BT. Dana Swadaya adalah dana yang disediakan oleh Pemohon sebagai bentuk keswadayaan dalam membangun rumah swadaya. Kredit Pemilikan Rumah yang selanjutnya disingkat KPR adalah kredit pemilikan atau pembangunan rumah yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana baik secara konvensional maupun dengan prinsip syariah dalam pelaksanaan BP2BT. Bank Pelaksana adalah bank umum, bank umum syariah, dan unit usaha syariah yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka penyaluran Dana BP2BT, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Rumah Tapak Umum adalah rumah yang berbentuk rumah tunggal atau rumah deret yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR yang dibangun oleh pelaku pembangunan dengan spesifikasi sesuai dengan rumah sederhana schat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pedoman teknis pembangunan rumah. PETUNIUK TEKNIS 5 v ql 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN @P281) Rumah Swadaya adalah Rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat. Rumah Susun Umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan Rumah bagi MBR berupa bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Satuan Rumah Susun yang selanjutnya disebut Sarusun adalah unit Rumah susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan umum. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan untuk mengajukan permintaan pembayaran. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang melaksanakan kegiatan BP2BT. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran bantuan uang muka pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kepala Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pejabat Pembuat Komitmen Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar. PETUNJUK TEKNIS ian v 20. 21 22. 23. 24 25. 26. 27. PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P28T) Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang mempunyai wewenang untuk mengelola uang persediaan Satuan Kerja dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja. Tenaga Pendukung Penyaluran yang selanjutnya disingkat TPP adalah tenaga profesional pemberdayaan di bidang pembiayaan perumahan yang memberikan bantuan dan fasilitasi untuk penyaluran BP2BT di provinsi, kota, dan kabupaten. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang membidangi pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan sebagian fungsi dari Bendahara Umum Negara. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh PP-SPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. Pengkaji Teknis, Pengawas Konstruksi, atau Manajemen Konstruksi adalah Badan Hukum atau Perseorangan yang memiliki Sertifikat Keahlian dan akan melakukan kegiatan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi pada perumahan (unit-unit rumah) yang dibangun oleh pengembang. Pelaku Pembangunan adalah setiap orang atau badan hukum yang melakukan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. PETUNIUK TEKNIS. pee 7 vi PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2BT) BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemenuhan rumah masih menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah, sebagaimana Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H_ ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menjamin masyrakat mempunyai rumah yang layak huni, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang masih memiliki kesulitan untuk memenuhi kebutuban rumahnya. Kementerian PUPR menginisiasi program perumahan terjangkau yang bekerjasama dengan Bank Dunia yaitu Program —Perumahan Terjangkau/ National Affordable Housing Program (NAHP). Tujuan utama pelaksanaan NAHP adalah meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah baik yang berpenghasilan formal maupun informal kepada rumah layak huni dan terjangkau. Program NAHP terdiri atas 3 (tiga) komponen utama, yaitu Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), Bantuan Rumah Swadaya berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan Dukungan Teknis untuk mendukung Reformasi Kebijakan Perumahan. BP2BT merupakan program bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang telah mempunyai tabungan untuk pemenuhan sebagian uang muka perolehan rumah atau sebagian dana pembangunan rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan bank pelaksana, Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, bahwa kegiatan BP2BT dilaksanakan oleh Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dalam rangka mendorong efisiensi dan efektivitas pelaksanaan penyaluran Dana BP2BT yang dikelola oleh Satuan Kerja serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan. PETUNTOK TERNS T 7 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP28T) 1.2 DASAR HUKUM Dasar hukum pelaksanaan BP2BT adalah sebagai berikut: 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883); Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 316, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 6004); Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 96); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis ‘Tabungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1302); Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 587/KPTS/M/2019 tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun, Batasan Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah dan Luas Lantai PETUNDUK TERNS T 3 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P287) Rumah, Batasan Dana Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, dan Indeks Dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan penyaluran Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan. 1.3.2 Tajuan Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan: 1, Sebagai pedoman dan acuan bagi: a, Satuan Kerja dalam menentukan, menetapkan, dan menyalurkan dana BP2BT; b. Bank penyalur BP2BT dalam memeriksa pemenuhan persyaratan dan kelayakan kredit MBR yang mengajukan KPR dan dana BP2BT; dan c. Pihak-pihak lain yang berwenang melaksanakan _kegiatan pengawasan dan pemeriksaan. 2. Agar pengelolaan dana BP2BT dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat penggunaan. 1.4 RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi: Dasar hukum pemberian dana BP2BT; Maksud dan tujuan pemberian dana BP2BT; Sumber Pendanaan BP2BT; Persyaratan kelompok sasaran BP2BT; Besar bantuan BP2BT; Stakeholder terkait penyaluran BP2BT; Penyaluran dana BP2BT; Pertanggungjawaban BP2BT; . Ketentuan perpajakan; 10. Sanksi; dan 11. Tata laksana pencairan dan penyaluran dana BP2BT. PPNOUsern ETUNJUK TEKNIS 9 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P281 BAB 2 PELAKSANAAN PENYALURAN BP2BT 2.1 SUMBER PENDANAAN Sumber dana untuk BP2BT berasal dari: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 2,Sumber dana lainnya yang sah berdasarkan peraturan perundang - undangan. 2.2 SKEMA BP2BT Maksud dari pelaksanaan penyaluran BP2BT adalah memberikan bantuan uang muka kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang telah mempunyai tabungan dalam rangka pemenuhan sebagian uang muka perolehan rumah atau sebagian dana untuk pembangunan rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan Bank Pelaksana. ‘Tujuan program BP2BT yaitu : 1,Untuk meningkatkan daya beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memperoteh rumah yang layak huni; 2. Untuk memberikan kemudahan akses masyarakat yang berpenghasilan rendah terhadap pembiayaan perumahan. 2.2.1 Besar Dana BP2BT Dana BP2BT diperuntukan untuk pembiayaan kepemilikan rumah tapak umum dan Sarusun serta pembangunan rumah swadaya. Penetapan besaran bantuan Dana BP2BT lebih rinci mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 587/KPTS/M/2019 tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah ‘Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun, Batasan Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah dan Luas Lantai Rumah, Batasan Dana Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, dan Indeks Dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan. PETUNJUK TEENIS 0 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP26T) Kepemilikan Rumah Tapak Umum dan Sarusun Dana BP2BT digunakan sebagai bagian uang muka kepemilikan Rumah Tapak Umum dan Sarusun. Pemohon menyediakan uang muka paling sedikit sebesar 1% dari harga Rumah Tapak Umum atau Sarusun yang diambil dari tabungan. Jika tabungan Pemohon tidak mencukupi maka Pemohon wajib menyediakan tambahan dana uang muka. Dana BP2BT diberikan sebesar indeks penghasilan (45 % dari harga rumah tapak atau sarusun tidak melebihi dana BP2BT sesuai besaran Penghasilan Pemohon. Kredit atau pembiayaan kepemilikan Rumah merupakan nilai Rumah Tapak Umum atau Sarusun dikurangi dengan uang muka. ‘Contoh: Pada tahun 2020, Ani pemohon BP2BT (wanita dan belum menikah) saat ini tinggal di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur, merupakan karyawan swasta_ dengan _penghasilan Rp 5.700.000,00-. Belum punya rumah dan belum pernah menerima subsidi perumahan dari pemerintah. Ani mengajukan permohonan Dana BP2BT untuk membeli rumah tapak senilai Rp 150.000.000,00- melalui KPR Bank Pelaksana. Pada saat pengajuan, Ani memiliki tabungan di rekening Bank Umum dengan saldo tabungan 3 bulan terakhir sebesar Rp 5.646.774,00 Perhitungan Besaran Dana BP2BT: 1. Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur masuk kedalam wilayah Zona 1; ketentuan peryaratan untuk mendapat dana BP2BT adalah sebagai berikut: a. Penghasilan paling banyak: Rp 6.000.000,00 (penghasilan Ani sebesar Rp 5.700.000,00—+ sesuai) b. Batasan saldo terendah untuk penghasilan Rp 5.000.000, sampai dengan Rp 6.000.000,- adalah Rp 3.000.000,00 (saldo tabungan Ani saat pengajuan sebesar Rp 5.646.774,-, usia tabungan 3 bulan > sesuai) c. Harga rumah tapak paling banyak tahun 2020 adalah Rp. 150.500.000,- (harga rumah tapak yang akan dibeli Ani Rp 150.000.000,00 —sesuai) 2. Dengan ketentuan yang telah dipenuhi Ani pada huruf a, maka dapat diperoleh perhitungan pembiayaan rumah tapak sebagai berikut: | a. Dana BP2BT: PETUNIUKTEKNIS, oT PELAKSANAAN PENYALURAN, BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P26T) 1) Dana BP2BT sesuai dengan indek penghasilan adalah 45 %x Rp. 150.000.000 = Rp. 67.500.000,00 2) Dana BP2BT untuk penghasilan Rp 5.000.000, sampai dengan Rp 6,.000.000,- sesuai keputusan Menteri PUPR adalah Rp 38.000.000,00 3) Dana BP2BT yang berhak diterima adalah perbandingan terkecil antara a) dengan b) = Rp. 38.000.000,00 b. Uang muka : 1) Disediakan pemohon dari tabungan sebesar 1 % x Rp. 150.000.000 = Rp 1.500.000,00 2) Dana BP2BT = Rp. 38.000.000,00 3) Uang Muka tersedia adalah gabungan dari uang muka yang disediakan pemohon dan dana BP2BT = Rp. (1.500.000 + 38.000.000) = Rp. 39.500.000,00 (26,3399. ¢. Kredit/ Pembiayaan Bank Pelaksana Kredit/Pembiayaan yang disediakan Bank Pelaksana merupakan selisih harga rumah dikurangi uang muka; Kredit/Pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 150.000.000 = Rp. 39.500.000 = Rp 110.500.000,00 Terhadap Kredit/ Pembiayaan Rp. —_110.500.000,00 dikenakan bunga/margin sesuai ketentuan bank pelaksana tidak melebihi yang diperjanjikan di Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Satker dan Bank Pelaksana. Catatan: Pemohon dapat menambah porsi uang muka dengan ketentuan jumlah uang muka yang disediakan pemohon ditambah Dana BP2BT tidak melebihi 50 % dari harga rumah. 2, Pembangunan Rumah Swadaya Dana BP2BT digunakan sebagai tambahan biaya membangun rumah swadaya, Pemohon menyediakan Dana Swadaya paling sedikit 1% dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah diambil dari tabungan. Dana BP2BT diberikan sebesar 45 % dari rencana anggaran biaya PETUNJUK TEKNIS. T 2 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P281 pembangunan rumah dan tidak melebihi dana BP2BT sesuai batasan Penghasilan Pemohon. Kredit atau pembiayaan pembangunan Rumah Swadaya diberikan sebesar RAB dikurangi Dana Swadaya dan Dana BP2BT. Kredit atau pembiayaan pembangunan Rumah Swadaya dicairkan secara bertahap sesuai ketentuan Bank Pelaksana, Kredit atau pembiayaan pembangunan Rumah Swadaya yang dicairkan pada tahap pertama digunakan sebagai modal awal pembangunan Dana Swadaya digunakan bersamaan dengan kredit atau pembiayaan tahap pertama. Dana BP2BT diberikan bersamaan dengan pencairan kredit atau pembiayaan tahap terakhir dari Bank Pelaksana untuk menyelesaikan pembangunan rumah. Contoh: Asep (Laki-laki dan Sudah Menikah) saat ini tinggal di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat merupakan karyawan swasta dengan penghasilan Rp 3.700.000,-. Istri Asep mempunyai warung dengan penghasilan rata rata per bulan sebesar Rp 2.200.000,-. Asep memiliki dan menguasai tanah berscrtifkat atas nama dirinya mengajukan permohonan BP2BT untuk membangun rumah secara swadaya dengan perkiraan biaya Rp. 120.000.000,00, sudah menyusun RAB dan telah mempunyai IMB Ascp memiliki tabungan di rekening sebesar Rp 6.700.000,- pada saat mengajukan permohonan. Perhitungan Besaran Dana BP2BT: 1. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat masuk kedalam wilayah Zona 1, dengan ketentuan berikut: a. Penghasilan paling banyak Zona 1 untuk pembangunan rumah swadaya adalah Rp 6.000.000,- (penghasilan Asep ditambah penghasilan pasangan pemohon yaitu sebesar Rp 5.900.000, —>sesuai) b. Batasan saldo terendah untuk penghasilan Rp 5.000.000, sampai dengan Rp 6.000.000,- adalah Rp 3.000.000,- (saldo tabungan saat pengajuan sebesar Rp 6.700.000,00 —sesuai) c. Biaya pembangunan rumah swadaya paling banyak Rp. 120.000.000,- (RAB sebesar Rp 120.000.000,-) PETUNIUK TEKNIS B PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2T) 2. Dengan ketentuan yang telah dipenuhi Asep pada huruf a, maka dapat_—diperoleh_—perhitungan —_—pembiayaan. pembangunan rumah swadaya sebagai berikut: a. Besaran Dana BP2BT 1) Dana BP2BT sesuai dengan indek penghasilan adalah 45 %x Rp. 120.000.000 = Rp. 54.000.000,00 2) Dana BP2BT untuk penghasilan Rp 5.000.000, sampai dengan Rp 6.000.000,- sesuai keputusan Menteri PUPR adalah Rp 38.000.000,00 3) Dana BP2BT yang berhak diterima adalah perbandingan terkecil antara a) dengan b) = Rp. 38.000.000,00 b. Tambahan Biaya Membangun 1) Dana Swadaya pemohon dari tabungan sebesar 1 % x Rp. 120.000.000 = Rp 1.200.000,00 2) Dana BP2BT - Rp. 38.000.000,00 3) Tambahan Biaya Membangun adalah gabungan dari dana swadaya yang disediakan pemohon dan dana BP2BT = Rp. (1.200.000 + 38.000.000) = Rp. 39.200.000,00 (32,66%%. c. Kredit/ Pembiayaan Bank Pelaksana Kredit/Pembiayaan yang disediakan Bank Pelaksana merupakan selisih RAB dikurangi Tambahan Biaya Membangun; Kredit/Pembiayaan yang diberikan —_sebesar__ Rp. 120.000.000 — Rp. 38.200.000 = Rp 81.800.000,00 Terhadap Kredit/ Pembiayaan Rp. 81.800.000,00 dikenakan bunga/margin sesuai ketentuan bank pelaksana tidak melebihi yang diperjanjikan di Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Satker dan Bank Pelaksana, Kredit/ Pembiayaan dicairkan bertahap sesuai ketentuan Bank Pelaksana. Pada pencairan tahap _ terakhir ditambahkan Dana BP2BT Catatan: Pemohon dapat menambah porsi dana swadaya dengan ketentuan jumlah dana swadaya yang disediakan pemohon ditambah Dana BP2BT tidak melebihi 50 % dari RAB. PETUNJUK TEKNIS, T 4 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP22 2.2.2 Komponen BP2BT Komponen pembiayaan rumah melalui skema BP2BT terdiri atas: 1.Tabungan pemohon merupakan dana masyarakat dalam bentuk tabungan digunakan sebagai (i) pemenuhan uang muka dalam kepemilikan Rumah Tapak Umum dan Sarusun; (i) bagian Dana Swadaya pembangunan Rumah Swadaya; dan/atau (iii) biaya administrasi kredit/ pembiayaan Bank Pelaksana. Usia tabungan paling sedikit 3 (tiga) bulan dengan saldo tabungan paling sedikit antara Rp 2.000.000,00 sampai dengan Rp 5.000.000,00 berdasarkan batas penghasilan kelompok sasaran; 2.Dana BP2BT merupakan bantuan pemerintah digunakan sebagai (i) bagian uang muka dalam kepemilikan Rumah Tapak Umum dan Sarusun; atau fii) bagian biaya pembangunan Rumah Swadaya. Dana BP2BT diberikan dengan memperhatikan: (i) besaran Penghasilan Kelompok Sasaran dan nilai Rumah untuk kepemilikan Rumah Tapak Umum dan Sarusun; (ii) besaran Penghasilan Kelompok Sasaran dan rencana anggaran biaya untuk pembangunan Rumah Swadaya. Besaran Dana BP2BT adalah sebesar indeks penghasilan (45 9% kali harga rumah atau rencana anggaran biaya pembangunan rumah tidak melebihi Dana BP2BT yang ditentukan sesuai batasan penghasilan kelompok sasaran; dan 3.Kredit/ Pembiayaan Bank Pelaksana merupakan dana yang disediakan Bank Pelaksana paling sedikit 50% dari nilai rumah atau rencana anggaran biaya pembangunan rumah digunakan sebagai pembiayaan kepemilikan Rumah tapak umum atau sarusun umum atau pembangunan Rumah Swadaya. Terhadap Kredit atau Pembiayaan Bank Pelaksana pengembaliannya diangsur sesuai perjanjian dan dikenakan bunga/margin tidak melebihi ketentuan. PETUNIUK TEKNIS 6 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8°281 ‘Skema Pembiayaan BP2BT dapat digambarkan sebagai berikut : Dana Masyarakat ‘erupa tabungan dengan saldo minimal Rp. 2juta~5 juta sesual batasan penghasilan BS: fea ania oy ‘Suku Bunga Pasar dengan batasan maksimal sebesar (SUN 10th + Marin) 2.3 PERSYARATAN KELOMPOK SASARAN BP2BT 1. Kelompok sasaran merupakan MBR perorangan yang berstatus tidak kawin atau pasangan suami istri dengan batasan penghasilan tertentu sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 587/KPTS/M/2019 tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun, Batasan Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah dan Luas Lantai Rumah, Batasan Dana Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, dan Indeks Dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, yang membedakan Batasan penghasilan dibedakan dalam 3 (tiga) zona wilayah yaitu: a. zona I meliputi Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi, dan Jawa kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi; b. zona Il meliputi Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi; dan c. zona III meliputi Papua dan Papua Barat. PETUNIUK TERNS T 6 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP281 2. Kelompok sasaran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a, memiliki tabungan pada sistem perbankan paling singkat 3 (tiga) bulan yang dihitung mulai dari masa pengajuan permohonan kepada Bank Pelaksana. Tabungan tersebut dapat berasal dari Bank Pelaksana atau Bank Umum lainnya dengan bukti surat mutasi yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dan berlaku untuk 1 (satu) kali atau Rekening Koran atau Buku Tabungan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang; b. batasan saldo terendah pada tabungan Pemohon harus memenuhi ketentuan scbagaimana telah diatur dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 587/KPTS/M/2019 tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun, Batasan Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah dan Luas Lantai Rumah, Batasan Dana Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, dan Indeks Dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan; ¢. belum pernah mendapat bantuan atau subsidi perolehan Rumah atau subsidi pembangunan Rumah dari pemerintah yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan Pemohon Dana BP2BT; d. membuat pernyataan status kepemilikan Rumah melalui Surat Pernyataan Status Kepemilikan Rumah sesuai dengan Lampiran D. Surat Pernyataan Kepemilikan Rumah dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan ; ¢. memiliki kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP) yang terdaftar pada dukcapil dan melampirkan Kartu Keluarga (KK); f. memiliki akta nikah untuk pasangan suami istri; g. memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP); h, memiliki surat pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi atau bukti potong pajak (e,filling online). Dalam hal kelompok sasaran memiliki nomor pokok wajib pajak kurang dari 1 (satu) tahun maka harus menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi pada tahun berikutnya kepada Bank Pelaksana; i, memiliki surat pernyataan penghasilan perorangan untuk yang belum menikah dan surat pernyataan penghasilan suami dan istri untuk pasangan yang sudah menikah. Untuk kelompok sasaran yang memiliki usaha mandiri melampirkan surat keterangan usaha dari PETUNJUK TEKNIS T 7 2. a PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP26' kepala desa atau lurah bagi Pemohon. Untuk pasangan suami istri yang salah satunya tidak bekerja, harus melampirkan surat pernyataan tidak bekerja dari kelurahan; membuat surat keterangan domisili dari desa atau kelurahan setempat dalam hal kelompok sasaran tidak bertempat tinggal sesuai dengan alamat kartu tanda penduduk; k, memiliki surat penempatan terakhir untuk Pemohon berstatus pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang pindah karena kepentingan dinas dapat mendapatkan bantuan dilokasi pindah tugas yang baru. .3.1 Komponen Penghasilan Kelompok Sasaran BP2BT rt Penghasilan Kelompok Sasaran dihitung berdasarkan seluruh pendapatan bersih yang bersumber dari: a. gaji, upah, dan/atau hasil usaha sendiri untuk yang berstatus tidak kawin; atau b. gaji, upah, dan/atau hasil usaha gabungan untuk pasangan suami istri, Pendapatan bersih yang bersumber dari gaji atau upah merupakan seluruh pendapatan setelah dikurangi kewajiban pajak penghasilan, potongan yang diwajibkan dalam ketentuan peraturan perundang- undangan, dan potongan yang disyaratkan tempat kerja. Pendapatan bersih yang bersumber dari hasil usaha sendiri atau gabungan suami istri merupakan seluruh pendapatan dari keuntungan usaha setelah dikurangi kewajiban pajak penghasilan dan potongan yang diwajibkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendapatan bersih dibuktikan dari: a. slip gaji atau upah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang bagi kelompok sasaran yang berpenghasilan tetap; atau b, surat pernyataan penghasilan yang ditandatangani oleh kelompok sasaran dan diketahui oleh kepala desa/lurah bagi kelompok sasaran yang tidak berpenghasilan tetap. Pasangan suami istri yang salah satunya tidak bekerja harus melampirkan surat pernyataan tidak bekerja dari kepala desa/lurah. PETUNIUK TEKNIS, € PELAKSANAAN PENYALURAN, BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (P2281 2.3.2 Tata Cara Perhitungan Penghasilan Kelompok Sasaran BP2BT 1, Bank Pelaksana melakukan penilaian kelayakan BP2BT paling sedikit berdasarkan pendapatan bersih Kelompok Sasaran. 2. Ketentuan perhitungan sebagai berikut: a, pemeriksaan kelengkapan dokumen penghasilan Kelompok Sasaran, termasuk kesesuaian periode dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada sub bab 2.3.1 angka 4 dan/atau angka 5; b. perhitungan penghasilan bersumber dari gaji atau upah yang bersifat tetap dihitung berdasarkan nilai pada 1 (satu) bulan sebelum pengajuan KPR Bersubsidi; c. perhitungan penghasilan bersumber dari gaji atau upah yang bersifat variabel (tidak tetap) dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan bersih paling lama 6 (enam) bulan pada saat pengajuan Bersubsidi; KPR d. perhitungan penghasilan bersumber dari hasil usaha merupakan pendapatan bersih hasil usaha rata-rata paling lama 6 (enam) bulan pada saat pengajuan pembiayaan. 3. Dalam hal Kelompok Sasaran berpendapatan tidak bulanan, maka Bank Pelaksana melakukan penyetaraan penghasilan bulanan berdasarkan dokumen dasar perhitungan dari Kelompok Sasaran. CONTOH PENGHITUNGAN PENGHASILAN KELOMPOK SASARAN KPR BERSUBSIDI 1. Contoh 1 Pemohon bekerja di perusahaan swasta dan Istri pemohon bekerja sebagai penjahit. Pemohon mengajukan permohonan KPR Bersubsidi bulan April 2020. Berikut merupakan perhitungan penghasilan bersih rumah tangga untuk KPR Bersubsic Komponen | Mar Feb Jan Des ev On Rata- Penghasilen | 2020 | 2020 | 2020 | 2019 | 2019 | 2019 rate Pemahon: s Penghasilan | 4.000.000 | 3.500.000 | 3.500.000 | 3.500.000 | 3.500.000 | 3.500.000 | 4.000.000 tetap 1.000.000 | 750.000 | 1.000.000 | 5.000.000 | 1.500.000 | 950.000 | 1.700.000 + Penghasilan tidak tetap Pasangan Romie 2.000.000 | 2.100.000 | 1.000.000 | 1.200.000 | 1.800.000 | 1.000.000 | 1.516.667 © Upah Jasa PETUNJUK TEKNIS, e PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (BP2BT) | Mar Feb Jen Des Nov ‘Ot Rate- Penghasilan | 2020 | 2020 | 2020 | 2019 | 2019 | 2019 rate Total 71800,000 | 6.350.000 | 5.500.000 | 9.700.000 | 6.800.000 | 5450.00 | 7216667 Penghasilan Bulanan Berdasarkan perhitungan, maka Pemohon berpenghasilan rata-rata Rp7.216.667,00 (tujuh juta dua ratus enam belas ribu enam ratus enam puluh tujuh rupiah), sehingga pemohon memenuhi ketentuan batasan penghasilan kelompok sasaran KPR Bersubsidi. 2, Contoh 2 Pemohon bekerja sebagai PNS dan Istri pemohon tidak bekerja. Pemohon mengajukan permohonan KPR Bersubsidi bulan April 2020. Berikut merupakan perhitungan penghasilan bersih rumah tangga untuk KPR Bersubsidi: [” Komponea Mar Feb Jen De Tani] o | = Penghasilan | 2020 | 2020 | 2020 | 2019 2019 | rate Pemohon’ + Penghasilan | 6.236.890 | 6.236.890 | 6.236.890 | 6.236.890 | 6.236.890 | 6.236.890 | 6.296.890 tetap | 703.000} 630.000] 528.000} 630.000) 560.000 665.000] 618.893, © Penghasilan | tidak tetap | a Pasangan T Pemehon: 5 ; 2 : : : : *_Upah Jasa Total Penghasilan | 6.030.890 | 6.866.890 | 6.761.890 | 6866800 | 6.706.890 | 6.901.850 | 6.855.723 Bulanan Berdasarkan perhitungan, maka Pemohon berpenghasilan rata-rata Rp6.855.723,00 (enam juta delapan ratus lima puluh lima ribu tujuh ratus dua puluh tiga rupiah), sehingga pemohon memenuhi ketentuan batasan penghasilan kelompok sasaran KPR Bersubsidi. PETUNIUK TEKNIS, 20 PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAVAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P257) 3. Contoh 3 Pemohon memiliki usaha restoran dan Istri pemohon bekerja sebagai buruh. Pemohon mengajukan permohonan KPR Bersubsidi bulan April 2020. Berikut merupakan perhitungan penghasilan bersih rumah tangga untuk KPR Bersubsidi: ‘Komponen Mar Feb Jan Des Nov Om | Rata: Ponghasilan 2020 | 2020 | 2020 | 2019 | 2019 | 2019 | rata Pemohon: Te S Hanlaeahia 5.000.000 | 5.200.000 | 6.500.000 | 4.800.000 | 5.300.000 | 5.500.000 | 5.389.233 Pasangan Pemohon: 1,709,000 | 1.700.000 | 1.700.000 | 1.700.000 | 1.700.000 | 1.700.000 | 1.700.000 || © Penghasilan 625.000] 580.000] 850.000] 650.000} 600.000| 700.000| 667.500 tetap, © Penghasilan tidak tetap Total Penghasilan | 7.525.000 | 7.480.000 | 9.080.000 | 7.150.000 | 7.600.000 | 7.900.000 | 7.750.833 Bulanan Berdasarkan perhitungan, maka Pemohon berpenghasilan rata-rata Rp7.750.833,00 (tujuh juta tujuh ratus lima puluh ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah) sehingga pemohon memenuhi ketentuan batasan penghasilan kelompok sasaran KPR Bersubsidi. 2.4 STAKEHOLDER TERKAIT PENYALURAN BP2BT 2.4.1 Satuan Kerja (Satker) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, penyaluran BP2BT dilakukan melalui satuan kerja yaitu Satker Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan. Pelaksana penyaluran BP2BT pada Satker Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan diantaranya yaitu: 1. Kepala Satuan Kerja Pembiayaan Infrastrutur Pekerjaan Umum dan Perumahan bertanggung jawab dalam kescluruhan proses penyaluran BP2BT agar sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Selain itu juga, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan PETUNJUK TEKNIS T a PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (8P257) Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, Kepala Satker akan melakaksanakan tugas sebagai berikut: a. Melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank Pelaksana BP2BT setiap awal tahun; b. Mengeluarkan Surat Keputusan terkait Tim Pengujian Permohonan Dana BP2BT; c. Mengesahkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Tentang Penerima Manfaat BP2BT sesuai dengan lampiran format N pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan; d. Mengeluarkan Surat Pemberitahuan Pengembalian Dana BP2BT kepada Bank Pelaksana sesuai dengan lampiran format Y pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis ‘Tabungan. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) BP2BT, dalam pelaksanaan penyaluran BP2BT mempunyai tugas diantaranya yaitu: a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan permohonan _penetapan besaran Dana BP2BT yang dikirimkan oleh Bank Pelaksana; b. Melakukan konfirmasi melalui surat elektronik atas kelengkapan permohonan Dana BP2BT paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah diterima; c. Memerintahkan Tim Pengujian Permohonan Dana BP2BT untuk melakukan pengujian atas kesesuaian persyaratan dokumen permohonan penetapan besaran Dana BP2BT, secara otomatis dan manual (dengan uji petik terhadap sampel data); d. Menetapkan Surat Keputusan tentang Penerima Manfaat BP2BT; €. Mengirimkan Surat Keputusan tentang Penerima Manfaat BP2BT kepada Bank Pelaksana setelah disahkan oleh Kepala Satker; f, Melakukan pemeriksaan kelengkapan permintaan pencairan Dana BP2BT; g. Melakukan konfirmasi melalui surat elektronik atas kelengkapan permintaan pencairan Dana BP2BT kepada Bank Pelaksana paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah diterima; h, Meminta bukti akad kredit atau pembiayaan dan data lainnya yang diperlukan untuk pengujian manual dengan uji petik kepada Bank Pelaksana; i, Menerima bukti dan data lain dalam bentuk dokumen digital atau dokumen cetak paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat permintaan dikirimkan; PETUNJUK TEKNIS, T 22

You might also like