You are on page 1of 32
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Jalan Kolonel Sutarto No.132 Surakarta Kode Pos 57126 Telp. (0271) 634634, Paximile (0271) 637 412, Email : rsmoewardigjatengprov.go.id Website : rsmoewardi.jatengprov.go.id ESS) KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Nomor : 188.4/3%9 /2021 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI SERTA SEDASI MODERAT DAN DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Menimbang ; a, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang memerlukan tindakan anestesi, perlu adanya Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi; b. bahwa Keputusan Direktur Nomor 188.4/7473/2019 tentang Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, tidak sesuai lagi dengan keadaan; c. bahwa Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi telah diterbitkan untuk penerapannya di Rumah Sakit Umum Darah Dr. Moewardi; d. bahwa untuk hal tersebut butir (a) dan (b) di atas, perk ditetapkan Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum earah Dr, Moewardi dengan Keputusan Direktur. Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 ‘Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditas 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 ‘Tahun 2020 tentang Komite Mutu; 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah; DOKUMEN MASTER 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/MENKES/SK/VII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 9, Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 821,2/14/2020 tanggal 20 Januari 2020 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di _Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk Dr. dr. Cahyono Hadi, Sp.0G NIP, 196411161997031003 Pembina Utama Muda sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah. MEMUTUSKAN MENETAPKAN KESATU : PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI SERTA SEDASI MODERAT DAN DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI KEDUA Mencabut Keputusan Direktur Nomor 188.4/7473/2019 tentang Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi KETIGA Tujuan Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi agar tercipta pelayanan anestesi sedasi moderat dan dalam (termasuk pelayanan yang diperlukan untuk kegawatdaruratan) yang standar, terukur dan aman. KEEMPAT Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan pelayanan medis. KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di Surakarta Tanggal 04 Januari 2020 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI PROVINSI JAWA JENGAH CAHYONO HADI PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI SERTA SEDASI MODERAT DAN DALAM RSUD Dr. MOEWARDI KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUD Dr.MOEWARDI/ FK UNS SURAKARTA 2021 Lampiran Keputusan Direktur RumahSakitUmum Daerah Dr. Moewardi Nomor 188.4/ 12021 Tanggal 04 Januari 2021 Tentang Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit_ = Umum Daerah Dr. Moewardi BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas layanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting, Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Sejalan dengan upaya tersebut, agar para tenaga kesehatan di rumah sakit dapat memberikan pelayanan prima bagi para pasiennya, diperlukan adanya suatu pedoman pelayanan kesehatan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam setiap tindakan yang dilakukan. Pelayanan anestesi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan, berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan dan obat-obatan yang sesuai standar, pedoman dan petunjuk profesi Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia. Pelayanan anestesi di rumah sakit antara lain meliputi pelayanan anestesi atau analgesi di kamar bedah, di kamar bersalin, klinik gigi, Klinik rawat jalan, gawat darurat, endoskopi, IGD, MRICT scan, ICU, dan cathlab. Jenis pelayanan yang diberikan oleh setiap rumah sakit akan berbeda, tergantung dari fasilitas, sarana, dan sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut, Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan anestesi di Rumah Sakit, disusunlah Pedoman Penyelenggaraaan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. RSUD Dr. Moewardi Surakarta menyediakan pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang- undangan dan standar profesi. Tujuan Pedoman Tujuan dibuatnya pedoman pelayanan anestesi ini adalah agar pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam (termasuk pelayanan yang diperlukan untuk kegawat daruratan) seragam pada seluruh pelayanan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,serta adekuat, reguler dan nyaman, yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang- undangan dan standar profesi selama 24 jam. Berikut adalah beberapa tujuan khusus dibuatnya pedoman dalam pelayanan di rumah sakit 1. Memberikan pelayanan anestesi, analgesi_ dan sedasi_secara berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan, prosedur medis atau trauma yang menyebabkan rasa nyeri, kecemasan dan stress psikis lain. 2. Menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan nafas, pernafasan, kardiovaskular dan kesadaran pasien yang mengalami gangguan atau ancaman nyawa karena menjalani pembedahan, prosedur medis, trauma, atau penyakit lain 3. Melakukan reanimasi/resusitasi (basic, advanced, prolonged life support), pada kegawatan mengancam nyawa dimanapun pasien berada (Ruang gawat darurat, kamar bedah, ruang pulih, ruang terapi intensif/ICU, dan lain-lain) 4, Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa dan metabolisme tubuh pasien yang mengalami gangguan atau ancaman nyawa pada pembedahan, prosedur medis, trauma atau penyakit lain. 5. Menanggulangi masalah nyeri akut di rumah sakit (nyeri akibat pembedahan, trauma, maupun nyeri persalinanan). 6. Menanggulangi masalah nyeri kronik dan nyeri membandel (nyeri kanker dan penyakit kronik), 7. Memberikan bantuan terapi pernafasan c. Ruang Lingkup Pelayanan 1. Pelayanan anestesi instalasi bedah sentral Pelayanan anestesi diberikan pada pasien yang akan menjalani operasi dikamar operasi Instalasi Bedah Sentral. Pelayanan anestesi dapat berupa general anestesi, regional anestesi, anestesi blok saraf perifer dan kombinasi.Pelayanan anestesi ini dimulai dari pelayanan pra anestesi, durante anestesi, dan pasca anestesi Pelayanan sedasi moderat dan dalam. Pelayanan sedasi diberikan kepada pasien pediatrik dan dewasa pada kasus- kasus Endoskopi, cath lab, kuretase, radio diagnostik, radio terapi, kolonoskopi, bronkhoskopi, pemberian kemoterapi pada pediatrik dan tindakan kedokteran lain yang memerlukan tindakan sedasi, Pelaksana pemberi layanan sedasi yaitu dokter spesialis anestesiologi sebagai DPJP dan peserta didik yang ada dibawah pengawasan DPJP. 3. Pelayanan manajemen nyeri Pelayanan manajemen nyeri dilakukan pada pasien yang menderita nyeri akut pasca operasi maupun nyeri kronis, dapat dilakukan di ruang perawatan maupun dipoliklinik anestesi 4. Pelayanan poliklinik anestesi Pelayanan poliklinik anestesi diberikan untuk mempersiapkan pasien dalam menjalani operasi yang direncanakan dan untuk memberikan pelayanan manajemen nyeri bagi pasien rawat jalan. 5, Pelayanan terapi intensif di ruang Intensif Care Unit (ICU) Pasien yang mendapat perawatan intensif di ruang ICU sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh rumah sakit. Pelayanan terapi intensif diberikan oleh dokter spesialis anestesi sub intensif dibantu peserta didik 6. Pelayanan kedaruratan resusitasi Pelayanan resusitasi diberikan berupa tata laksana air way, breathing, dan sirkulasi terhadap pasien yang menderita kedaruratan di IGD maupun diruang perawatan D. Batasan Operasional Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan 1. Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dalam kerja sama tim meliputi penilaian pra anestesi, durante anestesi dan pasca anestesi serta pelayanan lain sesuai bidang anestesi antara lain terapi intensif, gawat darurat dan penatalaksaan nyeri. Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penanggung jawab pelayanan anestesi yang memenuhi peraturan perundang- undanganan. Tim pengelola pelayanan anestesi, termasuk sedasi moderat dan dalam adalah tim Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang dipimpin oleh dokter spesialis anestesi dengan anggota dokter peserta program pendidikan dokter spesialis, anestesiologi dan/atau dokter lain dan penata anestesia dan/atau perawat Dokter spesialis anestesi adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan program studi dokier spesialis Anestesiologi di institusi pendidikan yang diakui atau lulusan luar negeri dan yang telah mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) Dokter peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) anestesiologi ES adalah dokter yang sedang menjalani pendidikan dokter spesialis anestesiologi 5. Kolaborasi adalah tindakan yang dilakukan penata anestesi dan perawat dalam ruang lingkup medis dalam melaksanakan instruksi dokter. 2 Kewenangan Klinik adalah proses kredensial pada tenaga kesehatan yang dilakukan di dalam rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan medis, tertentu sesuai dengan peraturan internal rumah sakit. 7. Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkah- langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, berdasarkan standar kompetensi, standar pelayanan kedokteran dan pedoman nasional yang disusun, ditetapkan oleh rumah sakit sesuai kemampuan rumah sakit dengan memperhatikan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia 8. Pelayanan pra-anestesia adalah penilaian untuk menentukan status medis pra anestesia dan pemberian informasi serta persetujuan bagi pasien yang memperoleh tindakan anestesia 9. Pelayanan durante anestesia adalah pelayanan anestesia yang dilakukan selama tindakan anestesia meliputi pemantauan fungsi vital pasien secara kontinyu. 10. Pelayanan pasca-anestesia adalah pelayanan pada pasien pasca anestesia ‘sampai pasien pulih dari tindakan anestesia E. Landasan Hukum Landasan hukum Pedoman Pelayanan Anestesia Serta Sedasi Moderat dan Dalam adalah berdasarkan 1. Standar dan pedoman pelayanan anestesiologi Indonesia tahun 2008 2. PERMENKES RI no. 519/MENKES/PER/III/2011_ tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di Rumah Sakit. 3. Pedoman Nasional Pelayanan kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif tahun 2015 4, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penata Anestesi BABII STANDAR KETENAGAAN Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang seragam dan terintegrasi di RSUD Dr. Moewardi, dilakukan oleh staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang memenuhi peraturan perundang-undangan. Pelayanan ini dipimpin oleh ketua KSM Anestesiologi dan terapi intensif, dibantu oleh beberapa dokter anestesi sebagai penanggung jawab tiap bagian serta PPDS anestesi yang sudah memenuhi standar.Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam meliputi a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi b) melakukan pengawasan administratif c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam Berikut adalah kualifikasi sumber daya manusia yang dimiliki KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD Dr, Moewardi untuk melaksanakan pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam 1, Ketua KSM ‘Adalah staf anestesi yang mengkoordinir kelompok staf medis dan bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam, dan bertanggung jawab secara langsung terhadap wakil direktur pelayanan. 2. Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Instalasi Bedah Sentral Adalah staf anestesi yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi di instalasi bedah sentral dan bertanggung jawab secara langsung kepada ketua KS. 3. Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Rawat Jalan dan Sedasi Adalah staf anestesi yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi rawat jalan serta sedasi diluar kamar operasi dan bertanggung jawab secara langsung kepada ketua KSM 4, Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan managemen nyeri Adalah staf anestesi yang bertanggung jawab terhadap pelayanan managemen nyeri dan bertanggung jawab secara langsung kepada ketua KSM 5, Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Intensive Care Unit Adalah staf anestesi yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi di Intensive Care Unit B. Distribusi Ketenagaan 1 Ketua KSM Ketua KSM dijabat oleh : dr. Sugeng Budi Santoso. SpAn. KMN. a. Tugas = Mengkoordinir dan memantau kegiatan pelayanan medis sesuai dengan standar pelayanan profesi Melaksanakan tugas administrasi b. — Tanggung jawab : ~ Mengembangkan, menerapkan dan menjaga kebijakan serta prosedur. ~ Melakukan pengawasan administratif. = Menjalankan program pengendalian mutu dan keselamatan pelayanan Anestesi yang dilakukan. — Memantau dan mengkaji semua layanan anestesi. ~ Menetapkan kompetensi, pelatinan dan pendidikan bagi staf medis Anestesi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan Anestesi. c. Wewenang - Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada pasien RSUD Dr. Moewardi - Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan KSM pada khususnya, dan RSUD Dr. Moewardi pada umumnya d. Rencana Kegiatan - mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi - melakukan pengawasan administratit ~ menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan -memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat_ dan dalam Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Instalasi Bedah Sentral Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Instalasi Bedah Sentral dijabat oleh : dr. Ardana Tri Arianto, SpAn, MSi.Med, KNA a. Tugas = Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa netra = Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Instalasi Bedah Sentral yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara rencana dengan kenyataan Tanggung jawab — Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent) kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Anestesi. — Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Anestesi pada pasien di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi ~ Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelayanan Anestesi yang dilakukan di Instalasi Bedah Sentral Melaksanakan pendidikan dan alih ilmu serta memberikan pelatihan Anestesi pada anak didik, yaitu coass, PPDS dan petugas kesehatan lainnya di Instalasi Bedah Sentral. — Sebagai koordinator dalam pengisian formulir dokumen medis sesuai petunjuk pengisian yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi secara jelas lengkap dan benar; sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai bukti otentik dari pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien di Instalasi Bedah Sentral Wewenang - Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada pasien RSUD Dr. Moewardi khususnya di instalasi bedah sentral - Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan khususnya di instalasi bedah sentral kepada ketua KSM. Rencana Kegiatan - mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral - melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral - menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral - memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalampada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Rawat Jalan dan Sedasi Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Rawat Jalan dan Sedasi dijabat oleh : dr. Fitri Hapsari Dewi, SpAn a. Tugas = Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Rawat Jalan baik reguler maupun paviliun sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa netra. Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Rawat Jalan baik reguler maupun paviliun yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara rencana dengan kenyataan b. Tanggung jawab Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent) kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Anestesi rawat jalan reguler maupun paviliun - Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Anestesi pada pasien di Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi. = Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelayanan Anestesi yang dilakukan di rawat jalan RSUD Dr. Moewardi. = Sebagai koordinator dalam melaksanakan pendidikan dan alih ilmu serta memberikan pelatihan Anestesi pada anak didik, yaitu coass, PPDS dan petugas kesehatan lainnya di rawat jalan. — Sebagai koordinator dalam pengisian formulir dokumen medis sesuai petunjuk pengisian yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi secara jelas. lengkap dan benar; sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai bukti otentik dari pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien di rawat jalan dan sedasi c. Wewenang - Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada pasien RSUD Dr, Moewardi khususnya di rawat jalan dan sedasi - Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan khususnya dirawat jalan dan sedasi kepada ketua KSM. Rencana Kegiatan = mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi - melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi = menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi - memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan managemen nyeri Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan managemen nyeri dijabat oleh : dr. Bara Adithya, SpAn a Tugas — Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Managemen nyeri sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa netra. = Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Managemen nyeri yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara rencana dengan kenyataan Tanggung jawab = Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent) kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Anestesi — Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Managemen nyeri RSUD Dr, Moewardi — Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelayanan Anestesi yang dilakukan Managemen nyeri. Wewenang = Memberikan pelayanan Managemen nyeri kepada pasien RSUD Dr Moewardi - Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan khususnya di Managemen nyeri kepada ketua KSM. Rencana Kegiatan : - mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi_pelayanan Managemen nyeri = melakukan pengawasan administratif pelayanan Managemen nyeri = menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada pelayanan Managemen nyeri memonitor dan evaluasi pelayanan Managemen nyeri Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan ICU Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan ICU dijabat oleh : dr. M. Husni Thamrin, SpAn, M. Kes, KIC a Tugas = Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Intensive Care Unit RSUD Dr. Moewardi sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa netra. = Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Intesive Care Unit yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara rencana dengan kenyataan. Tanggung jawab = Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent) kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Intensive Care Unit. = Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Intensive Care Unit RSUD Dr. Moewardi — Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelayanan Anestesi yang dilakukan di Intensive Care Unit RSUD Dr. Moewardi = Sebagai koordinator dalam melaksanakan pendidikan dan alih ilmu serta memberikan pelatihan Anestesi pada anak didik, yaitu coass, PPDS dan petugas kesehatan lainnya di Intensive Care Unit. ~ Sebagai koordinator dalam pengisian formulir dokumen medis sesuai petunjuk pengisian yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi secara jelas lengkap dan benar; sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai bukti otentik dari pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien di Icu. Wewenang - Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada pasien RSUD Dr. Moewardi khususnya di ICU Rencana Kegiatan = mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU - melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU = menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU -_memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU Pengaturan Jaga Staf medis di KSM anestesiologi dan terapi intensif yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam di RSUD Dr. Moewardi saat ini berjumlah 14 orang. Untuk pengaturan jaga harian terbagi menjadi : 4 staf medis di instalasi bedah sentral, 2 staf medis di IGD, 2 staf medis di rawat jalan dan sedasi, 2 staf medis di ICU, dan 2 staf medis di bagian mengkoordinir PPDS serta rapat koordinasi dengan bagian lain. Sedangkan untuk pengaturan jaga diluar jam kerja, KSM anestesiologi dan terapi intensif menugaskan 2 orang staf medis setiap harinya untuk jaga diluar jam kerja Berikut adalah jadwal pengaturan jaga di KSM anestesiologi dan terapi intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta NO] HARI OK IBS POLI REGULER / KONSULAN PAVILIUN | GD / ENDOSKOP! / RADIOLOGI / ICU SENIN . Purwoko/ drAndy 7dr Sugeng | drArdana/ dr.Bara 2) dr.Kusuma Dewi/dr. Supraptomo dr.Andy / | i | RABU | dr Fitri'dr Kusuma Dewi [Gedung Ponek 3 Lantai | 648 [Jebres | 2010/2011 ~4. | Gedung Nusa Indah 3 Lantai | 3.888 Jebres | 1993/1994 8. | Gedung Radioterapi 2 Lantai | 818 [Jebres | 1993/1994/2012 8. [Gedung Teratai — (Gizi, | 2 Lantai | 2.661 Jebres | 1993/1994 | | | Laundry, Farmasi, Diklit) | | 7. | Gedung Cempaka (IPI, IBS, | 2 Lantai | 3.488 Jebres | | | Toko Koperasi) [8 Gedung Aster ( Ranap, | 7 Lantai | 7.296 Jebres | 2009 || Rajal, Parkir) TS |Gedung Cendana (Ranap| Lanta [4663 | Jebres | 1993/1994/2017 dan Rajal) | 170. | Gedung Mawar (Ranap) BLantal [4.362 | Jebres | 1993/1994 11. Gedung Melati (Ranap) 3 Lantai | 4.597 Jebres | 1993/1994 12. | Gedung Anggrek ( Rawat | 5 Lantai | 6.570 | Jebres T971904 Inap, R. Dokter) | 73. | Gedung Anyelir (CSSD) 7 Lantai | 288 [Jebres | 1993/1994 14./ Gedung Dahlia (Gedung | 1 Lantai | 792 TJebres | 1903719 | | Umum dan Farmasi) | 15. Fa 1 Lantai | 502 |Jebres | 1996/2013 16. Ruang Mesin 1 Lantai | 336 Jebres | 1993/1994 17. | Magid 2Lantai | 7.125 Jebres | 2002 | 18. | R Hall Mawar Melati TLantai [250 | Jebres- 2071 | 178. Foodcourt TLantai | 394 [Jebres 2009 20. | Bangunan Parkir depan IGD | 2 Lantai | 2.286 | Jebres. “| 2010 oe [24.| Gedung Parkir dan Ranap|7Lantai [13323 | Jebres | 2014/2018 Flamboyan Standar Fasilitas Pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam mencakup wilayah Instalasi Bedah Sentral + Instalasi Gawat Darurat = Ruang Cathlab - Ruang Endoscopy = Instalasi Radiologi = Ruang Radioterapi - Kamar bersalin / PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) - Rawat jalan = Klinik gigi Tempat Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam minimal dengan fasilitas - Sumber Oksigen (O2) - Bedside monitor dengan spesifikasi monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, saturasi O2) - Perlengkapan resusitasi BABV TATA LAKSANA PELAYANAN Dalam pelaksanaan pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam di RSUD Dr. Moewardi dilaksanakan secara seragam sesuai kebijakan rumah sakit, oleh karena itu dibawah ini adalah penjelasan mengenai tatalaksana pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam secara umum (A. Pertimbangan khusus pemberian anestesi serta sedasi moderat dan dalam pada 1 Anak - Makanan padat puasa 6 jam, ASI (Air Susu Ibu) dan susu puasa 4 jam, air putih puasa 2 jam - Pemeriksaan laboratorium cukup darah rutin, pemeriksaan tambahan lain sesuai temuan Klinis. - _ Perlengkapan anestesi, sedasi dan perlengkapan resusitasi khusus untuk ukuran anak - Dosis obat sesuai dengan berat badan Dewasa - Puasa 6 jam sebelum tindakan - _ Perlengkapan anestesi, sedasi dan perlengkapan resusitasi sesuai ukuran dewasa normal - Dosis obat sesuai dengan berat badan. - Pemeriksaan penunjang jantung dan paru sesuai temuan klinis. Untuk usia di atas 40 tahun dilakukan foto thoraks dan EKG - Pemeriksaan laboratorium cukup darah rutin, pemeriksaan tambahan lain sesuai temuan Klinis. Geriatri - Puasa 6 jam sebelum tindakan - Perlengkapan anestesi, sedasi dan perlengkapan resusitasi sesuai ukuran dewasa normal. - Pemberian obat diberikan secara titrasi sampai kedalaman anestesi atau sedasi tercapaidengan monitoring tanda vital - Evaluasi jantung paru dan organ lain sesuai kondisi klinis pasien termasuk foto thoraks dan EKG. - _ Dilakukan pemeriksaan laboratorium khusus sesuai kondisi pasien, B. _ Semua pasien, keluarga, dan pengambil keputusanterhadap tindakan anestesi dan ‘sedasi harus diberikan informed consent oleh dokter spesialis anestesi atau PPDS anestesi yang terdokumentasi dalam lembar informed consent. Informasi edukasi yang diberikan terhadap pasien ataupun keluarga pasien meliputi: = Resiko - Manfaat - Alternatif - Analgesi paska prosedur tindakan - Persyaratan persetujuan khusus bila diperlukan C. Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen pra anestesi D. Assesmen prasedasi dan praanestesi dilakukan oleh dokter spesialisanestesi, PPDS anestesi, dibantu oleh penata anestesi dan perawat yang berkompeten sesuai kebijakan rumah sakit, untuk mengevaluasi risiko dan ketepatan sedasi dan anestesi pada setiap pasien dan dilakukan segera sebelum induksi anestesi, sesaat sebelum dilakukan sedasi dan induksi anestesi. Hasil assesmen dicatat dalam rekam medis. E. Penilaian, pelaksana dan penanggung jawab prasedasi, prainduksi, dan pra anestesi adalah dokter spesialis anestesi dan PPDS anestesi dibantu oleh penata anestesi dan perawat yang berkompeten F. Pemberi pelayanan anestesi serta sedasi moderat dan dalam diberikan oleh dokter spesialisanestesi, PPDS anestesi, dibantu oleh penata anestesi dan perawat yang berkompeten, dengan kemampuan - Teknik dan metode anestesi serta sedasi sedang dan dalam - Farmakologi obat anestesi dan sedasi serta penggunaan agen reversal - Basie Life Support atau Advance life suppor. G. _—_Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien H. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik anestesi didokumentasikan di rekam medis pasien |. Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi / penata anestesi ditulis dalam form anestesi Monitoring pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam dilakukan oleh dokter spesialis Anestesi, PPDS anestesi, dibantu oleh penata anestesi dan perawat yang berkompeten, sesuai dengan prosedur monitoring, dicatat dalam rekam medis anestesi dan dilakukan secara tepat sesuai dengan kemampuan: - Pemantauan fisiologi pasien - Merespon komplikasi - Penggunaan agen reversal - Mampu menilai kemampuan penilaian RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi, RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan dicatat dalam rekam medis pasien. Pasien dipindah dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan kriteria baku yang ditetapkan Pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan dan terdapat dokumentasi yang dilakukan oleh petugas yang kompeten mengenai rencana anestesi yang digunakan, teknik anestesi, dokter, perawat, asisten anestesi, ,monitoring status fisiologis pasien secara terus menerus selama pemberian anestesi, monitoring selama pemulihan sesuai dengan kriteria pemulihan dari sedasi dan anestesi, dan waktu dimulainya dan diakhirinya pemulihan serta pemindahan pasien dari tindakan anestesi serta sedasi sedang dan dalam dicatat dalam rekam medis anestesisesuai dengan kriteria dan kebijakan Antidotum obat anestesi tersedia di Instalasi Farmasi Berikut ini adalah tatalaksana pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam di masing-masing ruang lingkup pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam 1. Pelayanan sedasi moderat dan dalam Setiap layanan sedasi moderat dan dalam sesuai dengan regulasi rumah sakit baik cara memberikan dan memantau berdasarkan panduan praktik Klinis. Setiap layanan sedasi moderat dan dalam yang dilakukan oleh spesialis anestesi sebagai DPJP dan peserta didik harus melalui proses komunikasi dan pemberian informasi seria mendapat persetujuan sedasi dari pasien atau keluarga pasien. 2. Pelayanan anestesi Pelayanan anestesi meliputi pelayanan pra anestesi, durante anestesi, dan pasca anestesi. Persiapan pra anestesi harus dikerjakan oleh dokter spesialis anestesi atau dokter residen anestesi yang telah memenuhi syarat secara profesional dan sesuai dengan standar pelayanan medis segera setelah ada permintaan dari dokter spesialis terkait. Dokter spesialis anestesi atau residen anestesi melakukan kunjungan ruangan dan melakukan pemeriksaan fisik darah rutin dan pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan ( laboratorium, foto thorak, EKG, dan lainnya) dan konsultasi ke dokter spesialis lain sesuai indikasi , menetapkan ASA dan memberikan informed consent kepada pasien dan keluarga. Memerintahkan kepada perawat ruangan untuk memuasakan pasien dan memberikan obat premedikasi sesuai instruksi dokter anestesi.Pelayanan durante anestesi meliputi anestesi umum, regional, dan blok saraf perifer. Penatalaksanaan anestesi umum, regional maupun blok saraf perifer harus dikerjakan oleh dokter spesialis anestesi dibantu dokter residen anestesi yang memenuhi syarat dan penata anestesi secara legeartis dan profesional sesuai dengan Standar Pelayanan Medis, Persiapan di kamar operasi meliputi mesin anestesi, alat monitor, laryngoscope, tang magill, pipa endotrakea, orofaringeal/nasofaringeal airway, mesin pengisap lendir, obat obatan anestesi, dan obat obatan emergensi. Monitoring Vita! sign selama pembiusan baik bius umum maupun regional atau blok perifer dilakukan setiap 5 menit. Setiap tindakan yang ditakukan dicatat dalam rekam medis, berupa lembar pra induksi monitoring anestesia, dan pasca anestesi. Pelayanan pasca anestesi meliputi monitoring pasien pasca anestesia, penentuan skor pulih sadar dari anestesia (A/drette Score untuk pasien pasca anestesi umum dan Bromage score untuk pasien pasca anestesi regional), melakukan pencatatan didalam rekam medis, dan menentukan pemindahan pasien ke ruang perawatan, baik intensif maupun bangsal perawatan biasa 3, Pelayanan manajemen nyeri Pelayanan manajemen nyeri dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dibantu dokter residen anestesi yang memenuhi syarat. Dapat dilakukan di poliklinik anestesia untuk pasien rawat jalan atau di bangsal perawatan untuk pasien rawat inap. Pelayanan meliputi nyeri akut baik pasca operasi atau bukan dan nyeri kronis. 4, Pelayanan poliklinik anestesi Pelayanan poliklinik dityjukan untuk pasien rawat jalan yang akan menjalani operasi elektif agar persiapan yang diperlukan untuk anestesi dan operasi lebih baik. Pelayanan poliklinik juga melayani manajemen nyeri untuk pasien rawat jalan Konsultasi antar bagian (spesialis lain) dapat dilakukan bila diperlukan atau sesuai indikasi 5, Pelayanan terapi intensif di ruang ICU Pelayanan terapi intensif di ruang ICU sesuai dengan standar operasional rumah sakit. 6. Pelayanan kegawat daruratan resusitasi Pelayanan kegawat daruratan resusitasi meliputi kegawat daruratan di bidang airway, breathing, dan sirkulasi, Pelayanan kegawatdaruratan resusitasi di UGD. dilayani di ruang khusus resusitasi. Setiap pasien di tata laksana sesuai standar operasional dan diberikan informed consent pada keluarga. Setelah keadaan pasien stabildan diserahkan kembali kepada dokter yang merawat. Jika setelah kegawatan diatasi tetapi pasien tidak stabil maka pasien akan dipindah ke ruang HCU atau ICU. Pelayanan kegawatdaruratan di bangsal perawatan berupa panggilan code blue yang disiarkan melalui pengeras suara BAB VI LOGISTIK Standar fasilitas , peralatan dan perlengkapan penyelenggaraan pelayanan anestesi serta sedasi moderat dan dalam di RSUD Dr. Moewardi disesuaikan dengan klasifikasi pelayanan sesuai dengan rumah sakit rujukan tertinggi. Berikut adalah standar peralatan dan perlengkapan Standar rumah sakit dae on rujukan tertinggi 7, |Mesin anestesi yang mempunyai anti hipoksik device + | dengan circle system dengan 02 dan N20, dan udara tekan | (air), dengan vaporizer untuk volatile agent 2, | Set anesthesia pediatric + 3, | Ventilator yang digerakkan dengan O2 tekan atau udara + | | tekan, ventilator ini harus dapat dihubungkan dengan mesin | anestesi 4, | Nasopharyngeal airway ukuran dewasa (semua ukuran), iz + | | oropharyngeal airway, resusitasi set, defribilator unit, sarana | krikotirotomi 5, | Laringoskop dewasa dengan daun lengkang ukuran 1-4, eee bougie dan LMA “Laringoskop bayi + | 6 | Konektor dari pipa oro dan nasotrakheal dengan mesin + anestesi | “g,_| Pipa trachea oral/nasal dengan cuff (plain endotrakheal tube) | + ear no, 21/2,3,34/2,4,41/2,5 | 9, | Pipa trachea spiral no. 5, 51/2, 6, 61/2, 7, 71/2, 8, 81/2, 3] + dengan cuff Scuff orotrakheal tube) no.6,/ =SOSCSSCS~S~S~S 51/2, 6, 61/2, 7, 7112, 8, 81/2, 9, 91/2 11,_| Pipa nasotrakhea dengan cuff no. 5, 51/2, 6, 61/2, 7, 71/2, 8, | + 81/2, 9, 91/2 ~) Magill forceps ukuran dewasa + | Magill forceps ukuran anak + ~ Stetoskop Z EE cca cree Tensimeter non invasive —_ 76. | Timbangan berat badan + (47, | Thermometer + 78, | Infusion standard + ‘49, | Sikat pembersih pipa trachea, ukuran kecil dan besar + 20, | Pulse oxymeter sederhana + a ERG ¥ 22, | Perlengkapan anesthesia regional + 23, | Suction pump + 7 24, | Medicine cabinet + 25, | Double bowel stand + 26. | Patient trolley + ‘27. | Scrub up a 7 2g, | Medicine trolley + 29,_| Resusitasi set + 30._| Intubation set + 31, | Oxygen concentrate peer 32, | Defribilator with monitor i | 33. | Ventilator + fea Respirator + 36. | CVP Set + 1 36. | Monitor EKG * | 37__| Tabung N20 + 38. | ICU bed + | 39, | Examination Lamp + “| 40. | Mobile sphygmomanometer + 41. -| Oxygen apparatus + flowmeter aeeiateti| 42. | Alat Trakeatomi set + 43. | Bronkoskop pipa kaku (segala ukuran) + | | | 44, | Bronkoskop serat optk fieksibel (segala + macam ukuran) 45. | Unit kantong terisi sendiri katup + sungkup (segala macam ukuran) | 46. | Ventilator oksigen picu tangan + 47. | Sungkup muka + 48. | Sistem pemberian oksigen portable + | | 49. | Tourniquet + 50. | Celana anti segala | + 51. Elektrokardioskop + 52. ACIDC Defibrilator dengan pedal dada | + dewasa, anak dan bayi | 53. | Alat inhalasi N20 dan 02 | + ie 54. Jarum akupuntur | + i | | 55. | Troli Resusitasi bayi | + 56. Spirometri + 57. Alat pompa infus | 58. Mesin anestesi dengan N20, dilengkapi + dengan ventilator 59. Sirkuit bisa untuk dewasa, anak dan Bayi 60. Alat monitoring gas anestesi + 61. 02+ gas-gas medik | + 62. | EKG monitor AC-DC single channel + 63. | Pemantauan 02 dan CO2 (kapnograf) aa + 64. Alat perantauan frekuensi napas dengan alarm Stetokosp nadi CVP perifer 67. | Ultrasonic Nebulizer alat-alat terapi oksigen "| Anestesia blok syaraf 70 Anestesia blok intravena 71 Anestesia subarachnoid 72. | Anestesia peridural 73. | Ultrasonografi 74. | Difficult Airway device seperti video laryngoskop, lightwand, LMA C Trach 75. Alat penghangat pasien (blanket roll) 76. | Alat pantau kesadaran seperti BIS. monitor/Entropy/index of Conciousness 77. | Alat pemanas infus 78. | Syringe pump 79. Alat Target Control Infusion dan BAB VII KESELAMATAN PASIEN Menurut Permenkes Nomor 1691/ Menkes! Per/ VIll/ 2011 bahwa rumah sakit tenaga Kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan program dengan mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien. TKPRS yang dimaksud bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit. Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit. TKPRS melaksanakan tugas: 1 Mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan kekhususan rumah sakit tersebut; Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit; Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk melakukan pelatinan internal keselamatan pasien rumah sakit; Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa_insiden _serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran; Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka pengambilan kebijakan keselamatan pasien rumah sakit; dan Membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit. Setiap rumah sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien. Standar Keselamatan Pasien meliputi (Permenkes 1691/ Menkes/ Per! VIIl/ 2011) a. hak pasien; b. mendidik pasien dan keluarga; ©. keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan; d. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; €. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien; f. mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan g. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien, Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIll/ 2011 menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; a b c d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; @. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan f Pengurangan risiko pasien jatuh. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi olen Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari World Health Organization (WHO). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian- bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh BAB VIII KESELAMATAN KERJA Untuk keselamatan kerja harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Untuk alat-alat yang menggunakan listrik harus memakai arde dan stabilisator. % Dalam melakukan pelayanan harus memakai pelindung sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 3. Penataan ruang, aksesibilitas, penerangan dan pemilihan material harus sesuai dengan ketentuan yang mengacu pada keselamatan pasien. BAB IX PENGENDALIAN MUTU. Program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di laksanakandan di dokumentasikan. Pelayanan anestesi, sedasi moderat_ dan dalam merupakan suatu tindakan yang berisiko, karena itu perencanaannya dan pelaksanaannya membutuhkan tingkat kehati-hatian dan akurasi_ tinggi. Sehubungan dengan hal ity RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang merupakan bagian dari program mutu dan keselamatan pasien meliputi antara lain tapi tidak terbatas pada a) Pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi b) Proses monitoring status fisiologis selama anestesi ©) Proses monitoring proses pemulihan anestesi dan sedasi dalam d) Evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal / regional ke general Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi, bukti proses monitoring dan evaluasi status fisiologis selama anestesi, bukti proses monitoring dan evaluasi pemulihan anestesi dan sedasi dalam, bukti evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal / regional ke general, dan bukti pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien dalam anestesi, sedasi moderat dan dalam dan diintegrasikan dengan program mutu RS. Kegiatan evaluasi pengendalian mutu terdiri dari 1. Evaluasi internal Rapat audit berupa pertemuan tim anestesi yang membahas permasalahan layanan ( termasuk informed consent, keluhan pasien, komplikasi tindakan, efisiensi dan efektifitas layanan ). Audit medik dilakukan secara berkala untuk menilai kinerja keseluruhan pelayanan anestesi oleh komite medik 2. Evaluasi ekstermal Lulus akreditasi SNARS secara paripurna 3. Evaluasi Standar Prosedur Operasional Pelayanan Anestesiologi dan Terapi intensif di Rumah Sakit dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan. BAB X PENUTUP. Pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit ini hendaknya dijadikan acuan bagi rumah sakit dalam pengelolaan penyelenggaran dan penyusunan standar prosedur operasional pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di masing ~ masing rumah sakit. Dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama pimpinan rumah sakit agar mutu pelayanan anestesiologi dan keselamatan pasien dapat senantiasa ditingkatkan dan dipertahankan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang anestesiologi.

You might also like