TASYABBUHKAH KITA ?
Larangan Tasyabbuh
Mengenai larengan tasyabbuh disebutkan dalam hadits dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu
Daud no, 4031, Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadi ini jayyid/bagus. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dari‘Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Bukan termasuk golongan kami siapa saia yang menyerupaiselain kami (HR. Tirmizi no, 2695. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Efek Tasyabbuh
Ibnu Taimiyah dalam kitablainnya berkata, ‘Sesungguhnya tasyabbuh (meniru gaya) orang kafir secara
lahiriyah mewariskan kecintaan dan kesetiaan dalam batin. Begitu pula kecintaan dalam batin mewariskan
tasyabbuh secaralahiriyah, Hal ini sudah terbulkti secara inderawi atau eksperimen, Sampai-sampai jka ada dua
‘orang yang dulunya berasal dari kampung yang sama, kemudian bertemu lagi di negeri asing, pasti ada
kecintaan, kesetiaan dan saling berkasih sayang. Walau dulu di negerinya sendi tidak saling kenal atau saling
terpisah.”(lgtidha' Ash Shirothil Mustagim, 1: 549)
Kapan Disebut Tasyabbuh?
Syaikh Muhammad bin Shai Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,“Patokan disebut tasyabbuh adalah jka
melakukan sesuatu yang menjadi kekhususan orang yang ditiru. Misalnya yang disebut tasyabbuh pade kafir
adalah seorang muslim melakukan sesuatu yang menjadi kekhususan orang kafi. Adapun jika sesuatu sudah
tersebar di tengah-tengah kaum muslimin dan tidak jadi kekhasan atau pembeda dengan orang kafir, maka
tidak lagi disebut tasyabbuh. Sepert itu tidaklah dihukumi tasyabbuh, namun bisa jadi dinilai haram dari sisi
lain (Majmu’ Fatawo Syaikh fbnu ‘Utsaimin, 3: 30).Contoh tasyabbuh diterangkan dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah berikut.
Hukum tasyabbuh itu bertingkat-tingkat. Tasyabbuh bisa jadi kufur seperti meniru orang musyrik dalam hal
istighatsah pada wali penghuni kubur, ngalap berkah lewat salib, menjadikan salib sebagai sy’ar. Tasyabbu|
bisa jadi dinilai haram seperti mencukur jenggot dan mengucapkan selamat pada perayaan non muslim,
Bermudah-mudahan dalam tasyabbuh yang haram semacam itu bisa jadi mengantarkan pada kekufuran, wal
‘iyadzu billah, (Fatawa Al Lainah Ad Daimah, 3: 308),
Mencukur jenggot termasuk tasyabbuh pada orang kafir yang diharamkan, sebagaimana sabda Nabi