Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
Background: Tooth loss can affect various factors in oral health. Some of these factors are Received 25 December 2020
functional, harmonization and aesthetics of oral health. Over time, the aesthetic factor has Revised 9 February 2021
become an important concern in the manufacture of dentures. Apart from rehabilitating the Accepted 25 March 2021
function and harmonization of oral health, the field of dentistry must also pay attention to Online 31 March 2021
the aesthetics of dentures. Purpose: This article aims to discuss the use of acetyl thermoplastic
ingredients in making Snap-On Smile. Review: Smile design evaluation of certain elements, Correspondence:
namely facial analysis, analysis of relationship between the jaw and face, relationship between Sri Wahjuni
teeth and midline of the face, analysis of relationship between teeth and lips, relationship between E-mail :
teeth and gingiva and analysis of shape and color of teeth. All are related to one another. In yun.fkg@gmail.com
an ideal smile, the maxillary teeth will show up in the area between the upper and lower lips.
Conclusion: Aesthetic and functional improvement in tooth loss can be performed using the
Snap-On Smile. Snap-On Smile is a restoration that can be used for aesthetic rehabilitation
without requiring preparation or alteration of the tooth structure and cement attachment in Keywords:
its manufacture. The Snap-On Smile prosthesis is more comfortable and can be removed by the Acetyl thermoplastic, Aesthetic
patient. rehabilitation, Snap-On smile
A B STRA K
Latar Belakang: Kehilangan gigi dapat mempengaruhi berbagai faktor dalam kesehatan
rongga mulut. Beberapa faktor tersebut adalah fungsional, harmonisasi dan estetik kesehatan
rongga mulut. Seiring berjalannya waktu, faktor estetik menjadi salah satu perhatian penting
dalam pembuatan gigi tiruan. Selain merehabilitasi fungsi dan harmonisasi kesehatan rongga
mulut, bidang kedokteran gigi juga harus memperhatikan estetik dari gigi tiruan. Tujuan:
Untuk membahas prosedur penggunaan bahan acetyl thermoplastic dalam pembuatan Snap-
On Smile. Tinjauan Pustaka: Smile design melibatkan evaluasi unsur-unsur tertentu yaitu
analisis wajah, analisis hubungan rahang dengan wajah, hubungan gigi dengan garis tengah
wajah, analisis hubungan gigi pada bibir, hubungan gigi dengan gingiva dan analisis bentuk
dan warna gigi. Semua saling berhubungan satu dengan yang lain. Pada senyum yang ideal,
gigi rahang atas akan terlihat di daerah antara bibir atas dan bawah. Kesimpulan: Perbaikan
estetik dan fungsi pada kehilangan gigi dapat dilakukan menggunakan Snap-On Smile.
Snap-On Smile adalah restorasi untuk rehabilitasi estetik tanpa memerlukan preparasi atau Kata kunci:
perubahan struktur gigi dan tanpa perlu perlekatan semen dalam pembuatannya. Protesa Acetyl thermoplastic, Rehabilitasi
Snap-On Smile dinilai nyaman karena dapat dilepas dan pasang secara mandiri. estetik, Snap-On smile
harus dibuat dominan dan simetris. Garis tengah vertikal 3. Dimensi gigi
senyum bertepatan dengan garis vertikal (tengah) Proporsi gigi yang benar adalah berkaitan
wajah. Garis tengah didefinisikan sebagai garis vertikal, dengan morfologi wajah dan sangat penting dalam
yang digambar melalui kening, columella hidung, garis menciptakan senyum estetis yang indah seperti pada
tengah gigi dan dagu. Garis tengah juga mengarah Gambar 2, yakni dominasi incisive central menentukan
pada garis bayangan yang berada vertikal dari nasion, bahwa gigi central harus menjadi gigi dominan dalam
titik subnasal, titik interinsisal dan pogonion (Muryani senyuman dan mereka harus menunjukkan proporsi
and Hidayat,2017). yang indah dan ideal (Bhuvaneswaran,2012).
Beberapa elemen yang mempengaruhi smile design Gambar 2. Proporsi golden (Bhuvaneswaran,2012)
menurut (Bhuvaneswaran,2012), komponen pada gigi
meliputi: Permukaan bukal gigi rahang atas. Penampilannya
dipengaruhi oleh:
1. Garis midline (Fradeani,2006)
Garis midline mengacu pada garis vertikal interfacial a) Lebar senyum dan lengkungan rahang atas.
antara dua central maksila. Harus tegak lurus terhadap b) Bentuk otot-otot wajah.
bidang insisal dan sejajar dengan garis tengah wajah. c) Posisi permukaan labial dari gigi premolar atas.
Perbedaan kecil antara garis midline wajah dan gigi
d) Gigi caninus yang prominent terutama pada
dapat diterima dan dalam banyak kasus tidak terlihat.
sudut garis wajah bagian distal.
Namun, untuk garis midline yang miring akan terlihat
lebih jelas dan karena itu, kurang dapat diterima. e) Setiap perbedaan apapun antara gigi premolar
Perbedaan maksimum yang diizinkan bisa 2 mm dan dan enam gigi anterior. (Haralur and Al-
kadang-kadang perbedaan lebih besar dari 2 mm Qahtani,2013; Jivraj and Reshrad,2018).
dapat diterima secara estetis selama garis tengah gigi Pada akhirnya, tidak ada panduan khusus untuk
tegak lurus terhadap garis interpupillary. Garis midline estetika gigi anterior sebaliknya estetika yang baik
seharusnya: adalah kombinasi dari:
a) Sejajar dengan sumbu panjang wajah: sudut a) Garis panduan proporsi gigi yang ideal.
garis yang membentuk kontak antara pusat harus
b) Persepsi pasien sendiri.
sejajar dengan sumbu panjang wajah.
c) Pengaruh budaya dan sosial.
b) Tegak lurus terhadap bidang insisal: sudut garis
yang membentuk kontak antara pusat harus d) Pengaruh artistik dokter gigi.
tegak lurus terhadap bidang insisal. e) Komunikasi yang efektif dengan antara dokter
c) Di atas papilla incisiva: garis tengah harus turun gigi dengan dental laboran. (Haralur and Al-
lurus ke bawah dari papilla incisive. Qahtani,2013; Chen and Buser,2014).
Gambar 3. Inclinasi axial (garis biru) meningkat dari gigi Gambar 5. Incisal embrasure (Duarte et al.,2016)
incisive central ke caninus dan kemudian tetap konstan
di segmen posterior. (Garis hijau) merupakan incisal
embrasure yang ideal. (Garis kuning) Pola zenith “tinggi- 9.Simetris dan keseimbangan antar gigi.
rendah-tinggi” ideal. (Smith,2007) Simetri adalah susunan harmonis dari beberapa
elemen yang gigi saling melengkapi. Panjang dan lebar
5. Garis inklinasi axial simetris sangat penting untuk gigi incisivus central.
Garis inklinasi aksial membandingkan garis vertikal Keseimbangan diamati ketika mata bergerak melihat
gigi rahang atas, terlihat pada garis senyum dengan secara distal dari garis tengah sehingga kedua sisi kanan
garis tengah vertikal tengah. Dari incisivus central ke dan kiri senyum seimbang (Magne et al.,2018). Dapat
gigi caninus, harus ada peningkatan inklinasi mesial dilihat pada Gambar 6.
yang progresif pada setiap gigi anterior berikutnya.
Seharusnya paling tidak terlihat pada incisive central dan
lebih jelas dibanding incisive lateral dan lebih sedikit lagi
pada caninus. Jika bidang insisal miring, inklinasi aksial
gigi anterior adalah garis midline itu sendiri. Jika diubah
sesuai terhadap bidang insisal yang miring maka akan
menjadi salah (Moore et al.,2005).
Gambar 6. Simetris dan keseimbangan pada gigi. (Magne et
al.,2018)
6. Interdental Contact Area (ICA)
Interdental Contact Area (ICA) seperti yang
ditunjukkan Gambar 4 ini didefinisikan sebagai kontak, Komponen jaringan lunak meliputi :
di mana dua gigi yang berdekatan ini bersentuhan. Hal 1. Gingival health
ini mengikuti aturan perbandingan 50:40:30 mengacu Membuat tingkat gingiva yang benar untuk
pada gigi incisive central rahang atas. Meningkatnya setiap gigi adalah kunci dalam penciptaan senyum
ICA dapat membantu menciptakan ilusi gigi yang lebih yang harmonis dan ideal. Dari Gambar 7, dapat dilihat
panjang secara lebih luas dan juga meluas ke apikal ketinggian bagian cervical pada gingival (posisi atau
untuk menghilangkan segitiga hitam di area insisal level) dari gigi incisivus central harus simetris dan harus
embrasure (Bhuvaneswaran,2012). seimbang dengan gigi caninus. Dan pada incisivus
lateral juga menampilkan level gingiva yang sama.
Namun, senyum yang dihasilkan mungkin terlalu
monoton dan lebih disukai untuk menunjukkan naik
dan turunnya jaringan lunak dengan memiliki kontur
gingiva di atas gigi incisive lateral yang terletak ke
arah insisal dibandingkan dengan tingkat jaringan
Gambar 4. Perbandingan Interdental Contact Area (ICA), 7) dari incisive central dan gigi caninus. Margin gingiva
ICA-aturan 50:40:30, 8) ICPs-bergerak aplikal saat kita
bergerak dari incisivus central ke gigi caninus, 9) Incisal gigi incisive lateral adalah 0,5-2,0 mm di bawah gigi
embrasure-peningkatan ukuran dan kedalaman dari incisive central. Penempatan gingiva yang paling tidak
incisivus central ke caninus. (Bhuvaneswaran, 2012) diinginkan pada gigi incisive lateral adalah terlalu ke
apikal terhadap incisive central dan gigi caninus (Al-
7. Interdental Contact Point (ICP) Habahbeh et al.,2009).
Sebagai aturan umum, Interdental Contact
Point (ICP) berada pada apikal dan pada gigi
posterior selanjutnya berada pada dari garis tengah
(Bhuvaneswaran,2012).
Bentuk gingiva pada gigi incisive rahang atas Definisi Snap-On Smile
harus menunjukkan bentuk setengah oval simetris Snap-On Smile seperti pada Gambar 9 adalah
atau setengah lingkaran. Incisive central dan caninus restorasi yang dapat digunakan untuk rehabilitasi
rahang atas harus memperlihatkan bentuk gingiva yang estetik tanpa memerlukan preparasi atau perubahan
lebih elips. Jadi, seperti yang disebutkan sebelumnya, struktur gigi dan tanpa perlu perlekatan semen dalam
zenith gingiva terletak distal ke sumbu panjang dari pembuatannya. Protesa Snap-On Smile seperti Gambar
pusat rahang atas dan gigi caninus dan bertepatan 10 ini, dinilai lebih nyaman dan dapat dilepas pasang
di sepanjang sumbu panjang dari gigi incisive lateral sendiri oleh pasien. Retensi dari protesa ini didapatkan
rahang atas (Chu et al.,2009). dengan memanfaatkan anatomi setiap gigi yang ada
(Elliot,2017)
2. Interdental embrasure Restorasi ini dapat menciptakan dimensi vertikal,
Titik gelap rongga mulut seperti yang ditunjukkan fungsi dan estetika dari gigi tiruan. Prostesis ini dapat
pada Gambar 8 seharusnya tidak terlihat pada segitiga digunakan untuk rehabilitasi estetik dan sebagai guide
interproksimal antara gingiva dan area kontak. Ini dapat restoration protesa implant dan restorasi cekat yang
terjadi apabila titik kontak antara gigi kurang ke apical. akan dibuat (Rosenberg,2011).
Hal ini dapat juga terjadi apabila terdapat penyakit Snap-On Smile tidak mengenai jaringan gingiva
periodontal yang menyebabkan turunnya interdental termasuk palatum yang menjadikannya solusi gigi
embrasure. (Spear,2006) tiruan sementara yang tepat setelah pasien melakukan
tindakan implant dan pencangkokan tulang dimana
retensi yang sangat baik tanpa perlu perekatan (tanpa
semen) biasanya diperlukan (Sejra et al.,2018). Restorasi
ini dapat memperbaiki beberapa macam kasus meliputi
diastema pada geligi anterior, gigi yang memiliki warna
kecoklatan akibat kebiasaan minum kopi dan teh, kasus
kehilangan beberapa gigi dan juga sebagai solusi untuk
Gambar 8. Adanya black point pada interdental embrassure guide protesa cekat dan protesa implant (Wilson et
(Magne et al.,2018)
al.,2015).
3. Smile line
Garis senyum mengacu pada garis imajiner di
sepanjang tepi insisal gigi anterior rahang atas yang
seharusnya meniru kelengkungan batas superior
bibir bawah sambil tersenyum. Referensi lain untuk
garis senyum menunjukkan bahwa incisive central
harus terlihat sedikit lebih panjang atau setidaknya Gambar 9. Protesa Snap-On Smile (Smile,2010)
tidak lebih pendek dari gigi caninus di sepanjang
bidang insisal. Pendekatan ini sangat berguna dalam Protesa ini sangat kuat dan bisa dipoles dengan
membentuk simetri bibir atau kelengkungan bibir sangat baik sehingga menghasilkan estetik yang baik.
selama pembentukan senyum. Garis senyuman terbalik Protesa Snap-On Smile ini tahan terhadap noda dari
atau garis senyum terbalik terjadi ketika bagian incisive rokok, wine, kopi dan makanan lain yang menyebabkan
central tampak lebih pendek dari pada gigi caninus di perubahan warna. Sehingga pasien dapat makan dan
sepanjang bidang insisal. Hal ini menyebabkan senyum minum dengan nyaman saat mengenakan protesa
terlihat tidak indah. Garis bibir tidak harus mengikuti ini. Snap-On Smile memperoleh retensi dari gigi atau
dengan garis senyum. Ini mengacu pada posisi batas dinamakan tooth-borne, didesain fit pada gigi dan
inferior bibir atas selama pembentukan senyum dan beradaptasi dengan cukup erat pada gigi. Sehingga
dengan demikian menentukan tampilan gigi atau pasien dapat makan dan berbicara tanpa alat
gingiva pada antar muka jaringan yang keras dan lunak tersebut terlepas atau mengalami pergeseran posisi
ini. Dalam kondisi ideal, margin gingiva dan garis bibir (Rosenberg,2011). Ketahanan protesa ini tergantung
harus terdapat 1-2 mm tampilan jaringan gingiva. pada kebersihan mulut penderita. Pada jurnal yang
Jika saat tersenyum menampilkan 3-4 mm atau lebih ditulis oleh Wilson et al. (2015), protesa ini dapat
dari gingiva (gummy smile) seringkali membutuhkan bertahan hingga 3-5 tahun tergantung perawatan yang
perawatan ulang periodontal kosmetik untuk mencapai kemudian diperlukan penggantian protesa baru.
hasil yang ideal (Bukhary et al.,2007).
Indikasi dan kontra indikasi restorasi Snap-On Smile
Snap-On Smile Restorasi ini dapat digunakan pada beberapa
Snap-On Smile pertama kali diciptakan oleh kasus diantaranya kasus penderita yang memiliki
laboratorium DentMat pada 2010 sebagai solusi untuk diastema, kasus penderita yang memiliki stain pada
kosmetik gigi tiruan tanpa adanya tindakan preparasi geligi anterior, kasus untuk protesa sementara pasca
gigi dan tindakan bedah (Wilson et al.,2015). dilakukan treatment untuk implant, kasus penderita
141 Sri Wahjuni et al. | Journal of Vocational Health Studies 04 (2021): 136-145
yang kehilangan gigi dan ingin melakukan rehabilitasi Kontra indikasi untuk Snap-On Smile yang dapat
estetik (Smile,2010). Adapun indikasi restorasi Snap- dilihat pada Gambar 12, terjadi pada pasien dengan
On Smile dapat dilihat pada Gambar 11. Sedangkah kehilangan gigi penuh dikarenakan retensi dari restorasi
berikut adalah indikasi restorasi Snap-On Smile menurut ini tidak ada. Karena restorasi ini mendapatkan retensi
(Rosenberg,2011) dari gigi yang masih ada atau tooth-borne. Selain
a) Pasien yang menginginkan senyum baru yang itu, juga terjadi pada penderita kasus protusi dan
instan dan cepat untuk sementara. kasus penderita yang memiliki masalah periodontal
yang kompleks dikarenakan retensi dari restorasi ini
b) Sebagai transisi menggunakan Snap-On Smile termasuk tooth-borne, sehingga pada penderita dengan
sebelum pasien berkomitmen menggunakan masalah periodontal retensi tidak dapat maksimum
veneer permanen dengan bahan lumineers atau dan dapat berakibat memperburuk kerusakan jaringan
satu tipe lain dari porselen veneer. (Smile,2010).
c) Pilihan yang ekonomis ketika satu atau lebih
gigi anterior yang hilang ingin menggantinya, Kelebihan dan kekurangan Snap-On Smile
mengkompromi pasien untuk mendapatkan Kelebihan dari protesis ini antara lain estetiknya
estetik yang instan saat pasien bisa menabung yang cukup baik, retensinya yang sangat baik, tidak ada
untuk membuat protesa yang permanen. tekanan pada daerah pasca operasi untuk terapi implant,
d) Protesa immediate diantara implant saat dilakukan tidak mengganggu oklusi serta dapat dengan mudah
penempatan dan implant saat dilakukan dilepas pasang oleh pasien
pemulihan. Kelebihan dari Snap-On Smile antara lain adalah
memiliki estetik yang baik, retensi yang sangat baik
e) Alat yang fungsional untuk pasien dengan
dengan tooth-borne, bahan acetyl thermoplastic pada
kebiasaan parafunctional.
Snap On smile dapat dibuat setipis 0,5 milimeter dan
f) Sebagai restorasi sementara dimana pasien tetap mempertahankan kekuatannya, sangat tahan
dapat melihat senyum baru mereka dan bisa terhadap bau dan noda, tanpa menggunakan plat
mendorong mereka untuk melakukan perawatan sehingga pasien lebih nyaman saat menggunakannya,
yang komprehensif. lebih tahan terhadap perubahan warna dan penggunaan
pada daya tahan oklusal dibanding dengan protesa dan estetik. Bahan non-toxic ini juga digunakan dalam
akrilik, tidak membutuhkan preparasi pada gigi asli, penggantian katup jantung serta aplikasi lain dalam
dapat bertahan selama 3-5 tahun serta bias lebih jika kedokteran gigi (Rosenberg,2011). Kelebihan dari bahan
perawatannya dilakukan dengan baik (Smile,2010; Sejra resin acetyl thermoplastic (Ardelen et al.,2011).
et al.,2018). a) Kekuatan fisik yang tinggi.
Kekurangan dari Snap-On Smile meliputi
b) Fleksibilitas dan stabilitas ideal saat diproses
kemungkinan tidak dapat memperbaiki estetika untuk
hingga selesai.
pasien dengan garis senyum tinggi biasanya pada
kasus resorbsi ridge, dapat patah apabila digunakan c) Memiliki retensi yang baik.
oleh pasien dengan kondisi parafunctional (Wilson et d) Bebas dari monomer sisa.
al.,2015)
e) Bersifat hidrofobik yaitu tidak menyerap air.
Resin acetyl thermoplastic f) Estetika baik.
Snap-On Smile terbuat dari crystalized acetyl g) Tidak mudah mengalami perubahan warna.
thermoplastic. Bahan ini sangat tahan lama dan memiliki
h) Tidak mudah mengalami perubahan dimensi.
sedikit fleksibilitas. Dengan fleksibilitas yang sedikit
memungkinkan untuk mendapatkan retensi dari kontur
kontur gigi (Smile,2010) Kelemahan bahan resin acetyl thermoplastic:
Bahan termoplastik adalah bahan yang tidak a) Memerlukan peralatan yang khusus.
mengalami perubahan struktur kimia sewaktu b) Resin acetyl thermoplastic dan anasir gigi tiruan
pembentukan dan menghasilkan hasil akhir yang sama tidak mempunyai ikatan kimia, sehingga anasir
dengan bahan materil aslinya. Hanya saja bentuknya mudah lepas dari gigi tiruan (Sejra et al.,2018)
berubah sesuai bentuk yang diinginkan. Bahan ini dapat
dilunakkan dan dibentuk melalui proses pemanasan Tahapan pembuatan Snap-On Smile
(Takabayashi,2010) Tahapan pembuatan Snap-On Smile sama seperti
Resin acetyl thermoplastic adalah jenis cara pembuatan restorasi gigi lainnya yaitu:
thermoplastic resin berbahan basis poli (oxy-metilen)
seperti homopolimer yang memiliki sifat mekanik yang 1.Tahapan pertama
baik dan memiliki stabilitas jangka panjang yang lebih Penerimaan model dari dokter gigi. Dilakukan
baik karena ketahanannya terhadap keausan dan fraktur pengecekan terhadap model kemudian dilakukan
yang cukup baik serta kefleksibilitas bahan ini sangat duplikasi model menggunakan hidrocoloid irreversible
baik. Bahan ini cocok digunakan untuk pembuatan dan diisi menggunakan gips tipe III karena nantinya
gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian akan ditanam pada mesin inject (Rosenberg,2011;
lepasan dengan kerangka logam, oklusal splint, implant Smile,2010; Liechtung,2010).
abutment dan bahan untuk plat orthodontic lepasan,
karena ketahanannya terhadap daya kunyah bahan ini 2.Tahapan kedua
sangat cocok untuk menjaga dimensi vertikal saat terapi Setelah dilakukan duplikasi model, selanjutnya
restorasi sementara (Takabayashi,2010). penanaman pada articulator. Setelah itu, dilakukan
Resin acetyl thermoplastic memiliki ketahanan yang pembuatan pola lilin seperti Gambar 14 , menggunakan
lebih baik pada daya tahan kunyah dibanding akrilik malam merah tipe hard sesuai dengan konsep “Smile
sehingga dapat menjadi bahan alternatif pengganti design” yang memperhatikan bentuk anatomi
untuk restorasi akrilik (Sejra et al.,2018). Adapun palet (Rosenberg,2011;Smile,2010;Liechtung,2010)
resin acetyl thermoplastic dapat dilihat pada Gambar 13. Sedangkan Gambar 15 adalah perlengkapan untuk
pembuatan restorasi dengan acetyl thermoplastic.
Gambar 13. Palet resin acetyl thermoplastic (Smile,2010) Gambar 14. Proses pembuatan pola lilin (Smile,2010)
4. Tahapan keempat
Dilakukan persiapan sebelum dilakukan inject yaitu
model duplikat dilakukan trimming terlebih dahulu
kemudian model ditanam pada kuvet khusus untuk Gambar 21. Snap-On Smile setelah diinsersi ke pasien
(Smile,2013)
thermoject yaitu thermoflask dengan menggunakan gips
keras tipe III seperti pada Gambar 18.
PEMBAHASAN
yang hilang. Teknik ini merupakan protesa yang memasukkan catridge yang telah dispray menggunakan
tidak memerlukan perubahan struktur dari gigi asli. silicone spray ke dalam pemanas selama 18 menit
Cara pembuatannya terbilang praktis dan tidak hingga suhu 285ºC agar butiran acetyl thermoplastic
membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya dalam catridge mencair. Selama waktu itu, kuvet
Snap-On Smile ini dapat menjadi sebuah pilihan untuk ditempatkan pada unit injeksi dalam posisi vertikal
seseorang yang ingin cepat mempunyai senyum alami di dasar unit injeksi agar butiran acetyl thermoplastic
(Rosenberg,2011) dapat masuk melalui sprue pada mould dengan baik
Terlebih dahulu dalam tahap pembuatan Snap- karena mendapatkan bantuan tekanan gaya gravitasi.
On Smile adalah menduplikat model kerja. Adapun Butiran acetyl thermoplastic dalam catridge diinjeksikan
tahapannya adalah sepasang model rahang atas dan ke dalam mould dengan tekanan 5,9 bar. Setelah 5 menit
rahang bawah yang terbuat dari gips tipe III dilakukan tekanan dilepas, lalu keluarkan kuvet dari unit injeksi
duplikasi pada rahang atas dimana akan dibuat protesa dan biarkan dingin pada suhu kamar (Vertex,2014)
Snap-On Smile menggunakan hidrokoloid irreversible Kemudian proses selanjutnya adalah finishing dan
karena selain hasilnya yang akurat, bahan ini juga polishing. Pada proses finishing menggunakan stone
murah serta cetakan yang nantinya digunakan juga putih untuk mengurangi bagian-bagian yang berlebih
tidak akan digunakan lagi sehingga bahan ini dinilai pada daerah bukal dan lingual serta menggunakan
cukup efisien digunakan dalam proses duplikasi model fissure untuk menghilangkan sisa gips pada daerah
kerja (Rufenacht,2000; Sejra et al.,2018). internal surface agar sesuai pada saat fitting dan
Kemudian membuat pelilinan anatomi dengan carborundum disk untuk membentuk bagian embrassure.
malam merah tipe hard pada model kerja di daerah gigi Sedangkan pada proses polishing menggunakan thermo
bukal dan lingual serta membuat pola gigi yang hilang. silicon polisher yaitu rubber kuning yang berfungsi untuk
Setiap model malam harus disesuaikan selama fase menghilangkan guratan dan menghaluskan bagian
pelilinan. Mulai dari bentuk dan ukuran gigi, embrassure, yang kasar. Lalu dikilapkan menggunakan brush dan
titik kontak, kontur gigi dan oklusal dari anatomi. thermogloss (Vertex,2014).
Setelah itu, mengecek ketepatan oklusi dan estetika
(Smile,2013). Malam merah tipe hard memiliki sifat yang
dapat mudah dimanipulasi, tidak menimbulkan stain KESIMPULAN
pada model kerja dan tidak menimbulkan residu setelah
dilakukan buang malam (Sejra et al.,2018), Perbaikan estetik dan fungsi pada kehilangan gigi
Dalam pembuatan Snap-On Smile dengan dapat dilakukan menggunakan Snap-On Smile. Snap-
bahan acetyl thermoplastic untuk tahap processing On Smile adalah restorasi yang dapat digunakan untuk
menggunakan teknik injeksi. Dimana model duplikat rehabilitasi estetik tanpa memerlukan preparasi atau
dengan model malam ditanam pada thermoflask. perubahan struktur gigi dan tanpa perlu perlekatan
Thermoflask adalah kuvet bentuk persegi yang memiliki semen dalam pembuatannya. Protesa Snap-On Smile
6 lubang pada 4 sisinya. Fungsi lubang bawah sebagai dinilai lebih nyaman dan dapat dilepas pasang sendiri
tempat sprue untuk tempat mengalirnya bahan acetyl oleh pasien.
thermoplastic pada saat proses injeksi sedangkan
lubang atas sebagai tempat menuangkan gips pada
proses penanaman dan 4 lubang lainnya sebagai fiksasi UCAPAN TERIMA KASIH
agar kuvet tidak lepas (Hadi et al.,2017).
Sebelum dilakukan penanaman model duplikat Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
terlebih dahulu dilakukan trimming. Hal ini untuk pihak yang telah berkontribusi terhadap studi literatur
memudahkan pada saat penanaman. Kemudian model ini. Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan
duplikat ditanam pada kuvet bagian bawah terlebih dengan pihak-pihak yang terkait dalam studi literatur
dahulu. Pemasangan sprue utama dengan ukuran 9,5 ini.
mm diletakkan pada bagian bawah kuvet dan sprue
samping 4,5 mm yang fungsinya untuk mengalirkan
bahan acetyl thermoplastic diletakkan ke dalam DAFTAR PUSTAKA
mould. Lalu kuvet bawah dan atas ditutup kemudian
menuangkan adonan gips ke lubang yang terdapat Al-Habahbeh, R., Raghda, A.-S., Al-Jabrah, O., Al-Omari,
pada kuvet atas. Setelah itu, buang malam dengan F., 2009. The Effect of Gender on Tooth and Gingival
suhu ± 70ºC selama 7 menit hingga malam melunak, Display in The Anterior Region at Rest and during
lalu buka kuvet dan siram dengan air panas agar mould smiling. Eur. J. Esthet. Dent. 4, 382–395.
bersih dari sisa malam merah (Vertex,2014). Ardelen, L., Bortun, C., Podariu, A., Rusu, L., 2011.
Selanjutnya menggunakan kuas ketika mengulasi Manufacture of Different Types of Thermoplasti,
bahan separasi thermoflow di permukaan gips biru www.intechopen.com.
pada kuvet atas dan bawah hingga merata. Lalu kuvet Bhuvaneswaran, M., 2012. Principles Of Smile Design. J.
atas dan bawah ditutup kemudian dikunci. Setelah itu, Conserv. Dent. 13, 225–232.
145 Sri Wahjuni et al. | Journal of Vocational Health Studies 04 (2021): 136-145
Bloom, D.R., Padayachy, J.N., 2006. Increasing Occusal Melinda, N.P., 2019. Pembuatan Snap-on Smile pada
Vertical Dimension. Br. Dent. J. 200, 251–256. Kasus Diastema pada Gigi Anterior dengan Bahan
Bukhary, S.M.N., Gill, D.S., Tredwin, C.J.., MOLES, D.R., Nylon Thermoplastic. Universitas Airlangga.
2007. The Influence of Varying Maxillary Lateral Moore, T., Southard, K.A., Casko, J.S., Qian, F., Southard,
Incisor Dimensions on Perceived Esthetic Smile. T.E., 2005. Buccal Corridor and Smile Esthtetics. Am.
Br. Dent. J. 203, 687–693. J. Orthod Dentofac. Orthop. 127, 208–213.
Carr, A., Brown, D., 2010. McCracken’s Removable Partial Muryani, A., Hidayat, O.T., 2017. Paradigma “Smile
Prosthodontics, 12 th. ed. Elseiver Mosby, St. Louis. Design” dalam Rehabilitasi Estetik pada Gigi
Chen, S.T., Buser, D., 2014. Esthetic Outcomes Following Anterior Rahang Atas. J. Mater. Kedokt. Gigi 6, 1–16.
Immediate and Early Implant Placement in The Musskopf, M.L., Mariano da Rocha, J., Rosing, C.K., 2013.
Anterior Maxilla - A Systematic Review. Int. J. Oral Perception of Smile Esthetics Varies between
Maxillofac Implant. 29, 186–215. Patients and Dental Professionals when Recession
Chu, S.J., Tan, J.H.-P., Stappert, C.F.J., Tarnow, D.P., 2009. Defects are Present. Braz. Dent. J. 24, 385–390.
Gingival Zenith Position and Levels of The Maxillary Parmar, A., 2002. Treating Smile Disease. Restorative and
Anterior Dentition. J. Esthet. Restor. Dent. 21, 113– Aesthetic Practice 4, 58–62.
120. Rogoff, E., 2010. Introduction to Snap-on Smile. ASCR.
Duarte, M.E.A., Ortho, C., Machado, R.M., Jardim Rosenberg, J., 2011. The Immediate Smile Makeover.
da Motta, A.F., Mucha, J.N., Motta, T.A., 2016. oralhealth.
Morphological Simulation of Different Incisal Rufenacht, C.R., 2000. Fundamentals of Esthetics.
Embrasures: Perception of Laypersons, Orthodontic Quintessence publications Co, Chicago, US.
Patients, General Dentists and Orthodontists. J. Sejra, A., Raisingani, D., Prasad, A.B., Kamaal, M., Mital, P.,
Esthet. Restor. Dent. 29, 12–27. Chaudhari, R., 2018. Snap on Smile: Instant Smile. J.
Elliot, 2017. The Risk of Medication-Related Mahatma Gandhi Univ. Med. Sci. Technol. 3, 36–37.
Osteonecrosis of the Jaw after Dental Extraction Setyadi, D.A., 2011. Analisis Pengaruh Faktor Hilangnya
is Higher for Patients on Intravenous as Compared Gigi Pasien Menggunakan Metode Regresi Logistik
with Oral Antiresorptive Drugs. J. Evid. Based Dent. Berbasis Komputer. BINUS.
Pract. 17, 105–106. Siagian, K. V., 2016. Kehilangan Sebagian Gigi pada
Fradeani, M., 2006. Evaluation of Dentolabial Parameters Rongga Mulut. J. E-Clinic 14.
as Part of A Comprehensive Esthetic Analysis. Eur. Smile, S. on, 2010. Snap-On Smile Training Manual
J. Esthet. Dent. 1, 62–69. [WWW Document]. Snap-on Smile. URL https://
Hadi, A.F., Jassim, M.M., H. A., M., 2017. Evaluating Some www.snaponsmile.co.uk (accessed 1.2.21).
Mechanical and Physical Properties of Vertex Smile, S. on, 2013. Introduction to Snap-on Smile [WWW
Thermosens Denture Base Material in Comparison Document]. Snap-on Smile. URL https://www.
with Heat Cure Acrylic Denture Base Material. Int. nnoha.org (accessed 1.2.21).
J. Sci. Res. 6, 394–397. Smith, 2007. Fixed and Removable Prosthodontics, 4 th.
Hamouda, I.M., 2018. Aged Flexural Properties of Vertex ed. Livingstone, London.
Thermosens Versus Conventional Denture Bbase Spear, F.M., 2006. Interdisciplinary Esthetic Management
Material for One Year Water Storage. Austin J. Dent. of Anterior Gingival Embrasures. Adv. Esthet.
Dent 5. Interdiscip. Dent. 2, 20–28.
Haralur, S.B., Al-Qahtani, A.S., 2013. Replacement of Takabayashi, Y., 2010. Characteristic of Denture
Missing Anterior Teeth in A Patient with Cronic Thermoplastic Resins for Nnon-metal Clasp
Mouth Breathing and Tongue Thrusting. Case Rep. Denture. Dent. Mater. J. 29, 353–361.
Dent. 1–5. Thambas, A.K., Dewi, R.S., 2012. Pengembangan dan
Jivraj, S., Reshrad, M., 2018. Esthetic Implant Dentistry: Modifikasi Estetik dalam Pembuatan Crown dan
Diagnosis and Treatment Planning. In: Surgery, O. Bridge. WIDYA 30–36.
and M. (Ed.), Implant Surgery. Elseiver, pp. 391–409. Vertex, 2014. Vertex Thermosens Natural Feel and
Liechtung, M., 2010. The Snap-on Smile Removable Esthetic Look [WWW Document]. Vertex Dent. URL
Appliance, 1 st. ed. Inside Dentistry. http://www.vertex-dental.com (accessed 1.2.21).
Magne, P., Razaghy, M., Soares, L.M., 2018. Optimization Wilson, L., Bradshaw, J.P., Marks, M.K., 2015.
of large MOD restorations: Composite Resin Inlays Amelogenesis Imperfect Facial Esthetics and Snap-
vs. Short Fiber-reinforced Direct Restorations. Dent. on Smile. J. Tenn. Dent. Assoc. 95, 18–21.
Mater. 34, 587–597.
Marthianus, M., I., H., 2007. Pembuatan Overdenture
untuk Memperbaiki Estetik Gigi Tiruan yang Kurang
Baik.