You are on page 1of 9
SENAM DALAM PENDIDIKAN JASMANI MERUPAKAN SARANA UNTUK PEMBENTUKAN KETANGKASAN DAN MENTAL ANAK SEKOLAH DASAR Oleh F. Suharjana, M.Pd. Dosen Jurusan POR FIK UNY Abstract Education gymnastics is a means to aid the achievement to sport education in school. The primary purpose is the studen's growth and development through gymna: activities. The activity movement does not too hazardous rely on the mastering of formal skills such as those in gymnastics disciplines but student learns based on his own levels of capabilities. Therefore, there's no child having no suecess. All get success inconfirmity with their own aptitudes. Gymnastics in primary school education sports is so called self-assessment. Through pursuit of self assessment, child should be educated and be developed in his part_of body's capabilities such as power, flabbiness, balances, speed, collaborations, as well as vigours. By having those, child enables possess promptly movements completely needed to all pursuits including games and sport. Through self assessment activity, child's mind would be educated either. Movement in self assessment or gymnasties generally possesses enough high difficult stages. Therefore in performing those movements needs good self courageous and confident. Feeling of frightened and lackness of self confident become a serious obstacle for primary school student in gymnastics, particularly dexterous ‘gymnastics using instruments. By teacher's guidance and suggestion, expectantly the child get more courageous and confident. For child when leaming gymnastics from being scarce to become courageous to practice, from being uncapable to become capable to practice, although perhaps it's not, so good as his pairs do, but those enable to increase his self confident and therefore child’'s mind would bestrengthened, Key words: gymnastis . dexterous, child, primary school, Pendahuluan Senam atau uji diri merupakan salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar yang wajib dilaksanakan. Namun pada pelaksanaannya, pembelajaran senam lebih banyak mengalami kendala jika dibandingkan dengan materi pendidikan jasmani yang lainnya, Kendala tersebut di antaranya adalah sarana dan prasarana yang mahal sehingga tidak terjangkau, banyak gerakan yang berbahaya dan beresiko tinggi, serta kemampuan gurunya yang kurang memadahi Masalah-masalah tersebut merupakan penyebab kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran senam atau uji diri di sekolah, yang sampai sekarang merupakan pekerjaan kita semua yang harus segeta dipecahkan. Agus Mahendra (2001: 13) menyatakan bahwa salah satu hambatan yang sering ditemui oleh guru penjas dalam membelajarkan senam di sekolah adalah gambaran bahwa senam itu begitu sulit serta memerlukan peralatan khusus yang serba lengkap. Jika guru penjas berpandangan bahwa senam di sekolah dasar seperti senam yang diperlombakan di Pekan Olahraga Nasional atau yang lain adalah keliru, Jika itu yang dimaksud oleh guru penjas jelas senam memang sulit, karena senam yang seperti itu bukan untuk pembelajaran di sekolah, Istilah senam dalam pedidikan jasmani di sekolah dasar dikenal dengan istilah uji diri, merupakan alat untuk mencapai perkembangan menyeluruh, mencakup: fisik, mental, social, ‘emosional dan moral, Secara khusus melalui pembelajaran senam, anak akan dibina dan dikembangkan ketangkasan serta mentalnya seperti kepercayaan diri dan keberaniannya karena gerakan-gerakan senam banyak yang membutuhkan ketangkasan khusus seperti kelentukan, keseimbangan, power, koordinasi, Selain itu juga diperlukan keberanian serta kepercayaan diri Pengertian Senam Jmam Hidayat (1982: 2) menyatakan bahwa secara umum senam dapat diartikan suatu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Lebih lanjut Imam Yidayat dalam Agus Mahendra (2001: 2) mendefinisikan senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun sesara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual Dewasa_ ini banyak sekali bermunculan macam-macam nama senam seperti: senam pagi, senam kesegaran jasmani, senam aerobik, senam jantung sehat, senam lansia, senam otak, senam diabetes dan lain-lain, Setiap macam atau nama dari senam tersebut, tentu latihan atau gerakan- gerakannya memang sengaja dibuat, kemudian disusun secara sistematik, serta mempunyai tujuan tertentu. Mengingat banyaknya macam senam, maka Federasi Senam Internasional yaitu Federation Internationale de Gymnastique (F.1.G) mengelompokkan senam menjadi enam, yaitu: 1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics), adalah gerakan yang cepat dan eksplosif, pada umumnya menonjolkan kelentukan dan keseimbangan, dan dilakukan dengan gerakan yang agak lambat, dilaksanakan secara terkontrol yang mampu memberikan pengaruh mengejutkan dan mengundang rasa keindahan. 2. Senam Ritmik Sportif (Sportive Rhytmic Gymnastics), adalah senam yang komposisi geraknya diantarkan oleh tuntunan irama musik, yang menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat yang indah 3, Senam Akrobatik (Acrobatic Gymnastics), adalah senam yang mengandalkan kelentukan dan keseimbangan dengan gerakan yang cepat dan ekslposif, sehingga latihannya banyak mengandung salto dan putaran, sementara pesenamnya harus mendarat di tempat-tempat yang sulit. 4, Senam Aerobik Sport (Sport Aerobics), adalah penggabungan dari gerak tarian, kekuatan, kelentukan dan keseimbangan sehingga pantas diperlombakan 5, Senam Trampolin (Trampolining), adalah pengembangan dari satu bentuk latihan yang dilakukan di atas trampolin, yaitu sejenis alat pantul yang memiliki daya pantul yang sangat besar 6, Senam Umum (General Gymnastics), adalah segala jenis senam di luar kelima jenis senam tersebut di atas, Senam Dalam Pendidikan Jasmani Senam merupakan alat untuk membantu pencapaian tujuan pendidikan jasmani di sekolah. Kurikulum pendidikan jasmani di sekolah-sekolah memasukkan materi senam di dalamnya. Khususnya kurikulum pendidikan jasmani di sekolah dasar, justru ditekankan pada senam, seperti dikemukakan oleh Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 99) bahwa penekanan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah senam. Kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dengan Standar Kompetensi (2003) menyebutkan bahwa senam atau uji diri berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti, senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak di samping melatih keberanian, kapasitas diri, dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, Materi atau macam. Jatihannya yaitu berisikan pembentukan dasar-dasar kemampuan tubuh serta dasar-dasar gerak senam. ketangkasan tanpa alat maupun dengan alat/perkakas. Senam yang dilaksanakan di sekolah dalam pendidikan jasmani dinamakan juga senam kependidikan, yaitu istilah yang digunakan pada kegiatan pembelajaran senam dengan sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan kependidikan. Sehingga yang paling dipentingkan dari kegiatan tersebut adalah anaknya sediri, bukan kegiatannya, Senam hanyalah merupakan alat, sedangkan yang menjadi tujuan adalah perkembangan anak melalui kegiatan-kegiatan yang bertema senam (Agus Mahendra, 2001: 10). Perlu disadari bahwa senam dalam pembelajaran di sekolah, berbeda dengan senam kompetitif. Senam pendidikan tidak terlalu terpaku pada penguasaan keterampilan formal seperti yang ada dalam. disiplin senam, melainkan anak belajar pada tingkatan kemampuannya masing-masing, Fokusnya adalah bagaimana mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam menerapkan konsep-konsep gerak bagi anak. Jangan sampai guru pendidikan jasmani memaksakan gerakan senam kepada anak. Senam kependidikan lebih menitik beratkan kepada tujuan pembelajarannya yaitu pengembangan kualitas fisik serta pola gerak yang mendasari penguasaan keterampilan senam, seperti dikemukakan oleh Panggabean dan Imam Hidayat (1979: 22) bahwa dalam sikap kayang, anak-anak akan mudah melakukan dan menguasai sikap tersebut jika mempunyai: kelentukan otot perut, punggung dan paha; kelepasan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang dan persendian panggul; serta kekuatan lengan dan bahu untuk menopang. Sehingga jika guru akan memberikan keterampilan sikap kayang, sebelumnya akan berusaha mengembangkan komponen kualitas fisik anak terlebih dahulu dengan cara yang bervariasi. Manfaat Senam Bagi Anak Sekolah Dasar Senam merupakan sarana untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, sehingga tujuan pembelajaran senam di sekolah dasar juga mengacu kepada tujuan pembelajaran pendidikan jasmani seperti yang tercantum pada Kurikulum Pendidikan Jasmani dengan Standar Kompetensi di Sekolah Dasar (2003) yaitu: 1, Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan _toleransi terhadap sesama dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama, 3, Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani. 4, Menumbuhkan dan mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani 5, Mengembangka kemampuan gerak dan berbagai macam keterampilan permainan dan olahraga, 6, Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani, Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan pribadi dan orang lain. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat. 9, Mampumengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Latihan senam bagi anak sekolah dasar yang dilakukan dengan cara yang benar dan teratur dalam jangka waktu yang cukup melalui guru pendidikan jasmani akan bermanfaat bagi anak, seperti dikemukakan oleh Sumanto dan Sukiyo (1991: 118) bahwa senam yang dilakukan secara benar dan teratur dalam waktu yang cukup, akan berguna untuk: a, Mempertahankan dan atau meningkatkan taraf kebugaran jasmani. b. Membentuk sikap dan gerak. cc, Mengedakan koreksi terhadap kekurang benaran sikap dan gerak Membentuk kondisi fisik, seperti kekuatan otot, kelentukan, daya tahan, ketangkasan, kecepatan, e, Membentuk berbagai sikap kejiwaan, seperti keberanian, kepercayaan diri, kerjasama, Memberi rangsangan untuk pertumbuhan tubuh, g. Menumbuhkan dan memupuk rasa tanggung jawab tethadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat, Melalui pembelajaran senam atau uji diri, kemampuan fisik anak akan dibentuk, sehingga diharapkan semenjak awal yaitu sejak anak mulai berada di sekolah dasar, kemampuan fisik mereka akan dibentuk dan dikembangkan. Menurut Sayuti Syahara (2004: 5) bahwa sifat yang benar-benar spesifik dalam senam adalah meningkatkan kemampuan fisik dan keterampilan motorik seperti kesei bangan, kelentukan, kekuatan, kelincahan, daya tahan, serta koordinasi Selain kemampuan fisik, mental anak juga akan dibentuk karena dalam pembelajaran senam, latihan atau gerakkannya banyak yang memiliki derajat tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi anak usia sekolah dasar. Sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan kesiapan mental seperti konsentrasi terhadap gerakan, keberanian, serta kepercayaan diri Pembentukan Ketangkasan Melalui Pembelajaran Senam Melalui pembelajaran senam di sekolah dasar, kemampuan fisik anak akan dibentuk dan dikembangkan. Kemampuan fisik anak keberadaannya adalah mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, Sesuai dengan karakteristik serta kebiasaan dari anak bahwa mereka suka bermain di Jingkungan sekolah maupun masyarakat. Jika anak tidak memiliki kemapuan tubuh yang memadahi, dia akan menjadi anak yang selalu kalah dalam bermain bersama dengan teman-teman sebayanya, Menurut Agus Mahendra (2001: 12) bahwa senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat untuk komponen fisik dan kemampuan gerak. Anak yang terlibat dalam senam, akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, powemya, kelentukannya, koordinasi, kelincahan, serta keseimbangannya, Jika anak memiliki komponen kemampuan fisik yang memadahi, maka ketangkasan anak akan didapatkan, sehingga jika bermain dengan teman-teman di lingkungannya dia akan diperhitungkan. Ketangkasan anak juga akan diperlukan dalam belajar penguasaan dasar-dasar keterampilan kecabangan olahraga, Di dalam senam ketangkasan atau perlombaan, seorang pesenam sangat dituntut memiliki kelentukan, kekuatan, power, koordinasi, kelineahan, keseimbangan, dan daya tahan tubuh yang baik. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 104) menyatakan bahwa senam ketangkasan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistik karena bentuk-bentuk geraknya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baik mengenai sikap pada waktu akan melakukan keindahan, dan ketepatan serta keseimbangan pada sikap akhirnya. Gerakan-gerakan tersebut harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, lelentukan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam sustu rangkaian urutan gerak yang terpadu. Kelentukan adalah rentang gerakan yang dapat dibuat oleh sendi-sendi tertentu dan dibatasi oleh susunan persendian (Siedentop, 1994: 55). Kelentukan sangat diutamakan dalam olahraga senam, utamanya senam kompetitif. Gerakan walk over misalnya, pesenam dituntut memiliki kelentukan tubuh yang tinggi. Kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan. Secara teknis, pengerahan usaha maksimal itu disebut satu kali repetisi maksimum (Rusli L., Hartoto J., dan Tomoliyus, 2001: 62). Kekuatan sangat penting dalam olahraga senam, Banyak gerakan atau latihan senam yang memerlukan kekuatan yang besar, misalnya untuk bisa handstand diperlukan seorang pesenam memiliki kekuatan otot-otot tangan, lengan dan bahu yang kuat, Power atau daya ledak merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1988: 58). Salah satu contoh dari gerakan senam yang mengharuskan pesenam memiliki power yang baik adalah gerakan salto, Tanpa memiliki power yang baik, seorang pesenam akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan salto. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam satu pola gerakan secara efektif (Sajoto, 1988: 59). Dalam melakukan satu gerakan atau rangkaian gerakan dalam senam, menuntut seorang pesenam memiliki koordinasi gerak yang tinggi. Kelincahan diartikan kemampuan seseorang untuk mengubah arah dalam posis posisi di arena tertentu, Misalnya seorang pesenam yang sedang melakukan gerakan di atas palang tunggal maupun palang sejajar akan banyak melakukan perubahan arah saat bergerak, sehingga harus memiliki kelincahan yang baik. Keseimbangan menurut Dangsina Moeloek (1984: 10) adalah kemampuan mempertanankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Banyak gerakan dalam senam yamg menuntut keseimbangan yang cukup tinggi. Bahkan jenis atau macam latihannya ada yang dinamakan latihan keseimbangan, misalnya keseimbangan Y, bahkan perkakasnya juga ada yang dinamakan balok keseimbangan, Kemampuan tubuh lain yang diperlukan untuk melakukan senam kompetitif adalah daya tahan otot dan daya tahan kardiorespirasi. Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk mengerahkan daya maksimum selama periode waktu relatif lama terhadap sebuah tahanan yang lebih ringan dari pada beban yang bisa digerakkan oleh seseorang. Dilihat dari pengerahan tenaga, maka usaha yang dikerahkan itu dilakukan berulang kali (Rusli L, Hartoto J, dan Tomoliyus (2001: 62), Sedangkan daya tahan kardiorespirasi merupakan kesanggupan system jantung, paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Perlu dipahami bersama, bahwa tujuan pembelajaran senam di sekolah dasar bukan agar siswa dapat melakukan gerakan-gerakan atau latihan yang ada pada senam kompetitif, melainkan membentuk dasar-dasar kemampuan tubuh anak seperti kelentukan, kekuatan, power, koordinasi, kelincahan, keseimbangan, dan daya tahan dengan kegiatan pembelajaran yang bertema senam. Yang diutamakan adalah pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sedangkan kemampuan gerak melalui kegiatan yang bertema senam itu hanya sebagai alat saja, Aktivitas yang diberikan atau dilakukan mesti disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, Guru tidak bijaksana bila memaksa anak melakukan gerakan atau latihan yang anak tidak bisa, Jika hal itu terjadi, maka justru nantinya anak akan merasa takut dan kemungkinan untuk seterusnya tidak akan mau melakukan, Tetapi jika anak merasa bisa melakukan seperti yang diinstruksikan oleh guru, maka anak akan dengan senang melakukannya, sehingga sasaran bisa tercapai yaitu membentuk dasar kemampuan tubuh anak, dengan demikian keterampilan anak akan terbentuk, Pembentukan Mental Melalui Pembelajaran Senam Selain memberikan dasar-dasar kemampuan fisik, pembelajaran senam di sekolah dasar juga akan mengembangkan mental anak, seperti yang dikemukakan oleh Agus Mahendra (2001: 12) bahwa ketika mengikuti program senam, anak dituntut untuk berfikir sendiri tentang pengembangan keterampilannya, Sehingga anak harus mampu menggunakan kemampuan berfikimnya secara kreatif, melalui pemecahan masalah-masalah gerak, Dengan demikian anak akan berkembang kemampuan mentalnya. Pembelajaran senam dalam pendidikan jasmani berperan pula dalam usaha pembentukan watak, mental, dan kepribadian. Anak memperoleh kepercayaan sendiri, mampu bekerja dan berbuat dalam tindakan yang terarah, dapat memupuk persahabatan, menghargai teman maupun lawan (Aip Sarifudin, 1983: 21) Jika dilihat materi-materi senam atau uji diri yang ada di kurikulum pendidikan jasmani untuk sekolah dasar saat ini, cukup banyak aktivitas atau latihan yang memungkinkan untuk pembinaan ketangkasan dan mental anak, seperti contoh: 1. Lompattali, secara individu maupun berpasangan. Berguling, sesuai dengan arah ke samping, ke depan dank e belakang, Berdiri bertumpu pada kepala (headstand). Berdiri bertumpu dengan kedua telapak tangan (handstand). Meroda. Guling lenting. a awAwH Lompat jongkok dan lompat kangkang dengan rintangan teman maupun peti Dalam melakukan aktivitas latihan dari masing-masing materi tersebut di samping dituntut mempunyai komponen kemampuan tubuh seperti kekuatan, kelentukan, keseimbangan, kecepatan dan Koordinasi, juga harus disertai dengan rasa percaya diri dan keberanian yang memadahi. Jika tdak, maka gerakan yang dilakukan tidak mendapatkan hasil yang maksimal Sebagai contoh, dalam melakukan gerakan meroda, Walaupun anak sudah memiliki kekuatan otot-otot tangan, lengan, bahu, serta memilki kelentukan yang baik, tetapi karena tidak percaya diri dan takut, maka dia tidak bisa melakukan secara betul, Padahal dia sebetulnya mampu melakukan, Demikian pula senam ketangkasan yang menggunakan perkakas peti lompat. Anak sudah memiliki power untuk meloneat, kekuatan lengan dan bahu, serta kelentukan panggul yang memadahi, tetapi kalau tidak ada kepercayaan diri dan keberanian, maka tidak bisa melakukan loncat kangkang. Mental anak memang harus dibina sejak anak-anak, khususnya anak sekolah dasar. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani khususnya senam, merupakan sarana yang tepat untuk memupuk rasa percaya diri serta keberaniannya untuk bertindak melakukan aktivitas dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan baik kemampuan fisik maupun mentalnya, tetu saja melalui bimbingan maupun arahan dari guru pendidikan jasmani, Guru pendidikan jasmani harus memiliki wawasan pengetahuan maupun keterampilan yang memadahi untuk membelajarkan pendidikan jasmani khususnya senam di sekolah dasar. Karakteristik anak sekolah dasar harus difahami, demikian juga aktivitas senam seperti apa yang sesuai diberikan, sehingga tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak Khususnya kemampuan tubuh serta mentalnya, Berhubung anak sekolah dasar pada hakekatnya suka bermain, maka pembelajaran untuk penguasaan dasar gerak senam dilakukan melalui bermain pula. Perlu kita tekankan kembali bahwa senam bagi anak sekolah dasar tujuan utamanya bukan agar anak dapat melakukan berbagai macam gerakan atau latihan seperti yang disyaratkan pada senam artistik dalam kompetitif, Jika demikian yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani, maka justru akan menjadikan anak takut terhadap senam. Senam dalam pembelajaran memberikan dasar-dasar Kemampuan tubuh serta pembinaan mental melaluinya, sehingga anak diberikan kesempatan mengembangkan ketangkasannya sesuai dengan kemampuannya. Penutup Pemikiran bahwa pembelajaran senam itu tidak menyenangkan dan menakutkan perlu kita Juruskan, Anak sekolah dasar akan dengan senang hati melakukan gerakan atau latihan senam jika mereka berhasil atau dapat melakukannya seperti yang diinstruksikan oleh gurunya, Semua anak yang mengikuti pembelajaran senam itu berhasil, hanya keberhasilan mereka tidak sama tetapi disesuaikan dengan tingkat kemampuannya masing- asing, Pembelajaran senam merupakan alat untuk membantu pencapaian tujuan pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang bisa didapat melalui senam tethadap anak sekolah dasar, diantaranya yaitu membina dan meningkatkan kemampuan tubuh serta mental anak, dengan bersenam anak melakukan aktivita jasmani sehingga kemampuan fisiknya meningkat yang menyebabkan anak menjadi tangkas, Mental positif anak juga akan dibina karena gerakan-gerakan senam harus dilakukan dengan kepercayaan diri dan keberanian. Daftar Pustaka Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar Sebuah Pendekatan Pembinaan Pola Gerak Dominan. Jakarta: Depdiknas. Ditjen, Dikdasmen. Aip Syarifuddin dan Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud, Ditjen. Dikti Aip Sarifudin dan Asmuni Rachman. (1983). Olahraga Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikdasmen. Dangsina Mocloek. 1984. Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik. Jakarta: FKUL Imam Hidayat. (1982). Senam Dan Metodik. Jakarta: Depdikbud. Ditjen, Dikdasmen. Panggabean. P. dan Imam Hidayat. (1979). Senam Dan Metodik. Jakarta: PT Sinar Hudaya. Rusli Lutan, Hartoto J., dan Tomoliyus. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Ditjen. OR. Depdiknas. Sajoto. 1988, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta: Depdikbud, Ditjen. Dikti, Siedentop. 1999. Introduction fo Physical Education Fitness and Sport. London: Mayfielt Publishing ‘Company, Sumanto. Y. dan Sukiyo, (1991). Senam. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikti, PZTK.

You might also like