You are on page 1of 30

Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa...

│77

Hadis Dan Politik: Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa


Abu Bakar al-Shiddiq dan Umar Bin al-Khaṭṭāb

Ahmad Amin * Abstract: There were differences of attitudes taken by the caliphs
Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padnag Abu Bakr al-Siddiq and Umar bin al-Khattab in the narration of the
email: nqmufty08@gmail.com hadith, as compared to those carried by the Prophet Muhammad. In
his time, the Prophet (SAS) invited and motivated the Companions
to narrate the hadith to others. But the caliphs Abu Bakr al-Siddiq
Edi Safri and Umar bin al-Khattab carried out a different policy between the
UIN Imam Bonjol Padang obligations of the Companions to tighten the narrations of the
email : edisafri@uinib.ac.id traditions of the Prophet SAW or called taqlid al-riwayah. The paper
aims to discuss taqlid al-riwayah policy based on background, forms,
Luqmanul Hakim and objectives. They were related to the policy and bring up the
UIN Imam Bonjol Padang positive and negative of the application of the policy to the
email: luqmanulhakimidrus@gmail.com development of hadith in the aftermath. The results of the study
found that there were political and social factors that cause policies to
be taken. They oppose politics, oppose false prophets, the number of
people who apostatize, and do not run Islamic law with kaffah,
exchanging friends who gave false traditions. The taqlil al-riwayah
policy takes various forms. They are to reduce narration, strictness
(tatsabbut) in accepting competition, punishing and renewing
friends who had multiply the narration of traditions. The traditions
of the Prophet Muhammad were from mistakes and falsification.
Besides, this policy also opposes the development of traditions, both
regarding the positive, preserved, authenticity and quality of the
traditions of the Prophet SAW and also does not violate false
traditions (maudhu ') among Muslims. It is also free of negative
impacts. According to part of the distribution and the list of
traditions, the Prophet (PBUH), the lively discussion of hadith
meanings and the delay in the process of codifying the traditions of
the Prophet PBUH.
Keyword: Taqlil al-Riwayah, Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin al-
*Corresponding Author Khatthab

(P-ISSN: 2685-1547; E-ISSN: 2685-1555)


Pemalink: DOI: https://doi.org/10.15548/mashdar.v2i1.1283
Avaible on https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/mashdar

PENDAHULUAN umatnya, khususnya para sahabatnya


untuk menjaga hadis-hadis dengan cara
Hadis merupakan sumber hukum
meriwayatkannya, sebagaimana
Islam kedua setelah al-Qur’an. Oleh
perintah Nabi SAW kepada para
karena itu, Nabi SAW menganjurkan
sahabatnya yang tergambar dalam

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis - This work is licensed under (CC-BY-SA)
78│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
hadis yang diriwayatkan oleh al- Muhammad berkata; menurutku beliau
Bukhari dari Abdullah ibn ‘Amr bin mengatakan, "dan kehormatanmu
‘Ash, sebagai berikut: adalah haram atasmu sebagaimana
َ
َ َ‫اّللْ ْبنْ ْ َعمرو ْأ َنْ ْانل‬ َ َ
َ ْْ‫عبد‬ haramnya harimu ini di bulan ini.
ْ-ْ ‫ْصىل ْاّلل ْعليه ْوسلم‬-ْ ْ‫ب‬ ٍ ْ ْ‫عن‬ Hendaklah yang hadir menyampaikan
َ َ َ َ ُ َ َ َ ََ ُ َ َ
ْ ‫ْسائيلْ ْ َو‬
ْ‫ل‬ ‫حدثوا ْعنْ ْبَنْ ْإ‬ ‫قالْ ْ« ْبَلغوا ْ َعنْ ْول وْ ْآيةْ ْو‬ kepada yang tidak hadir." Dan Nabi
َ َ َ َ َ ْْ‫ب‬
»ْ‫َعْْ ُم تَ َعمداْفل يَتبَ َوأْْ َمقْ َع َدهُْْم َنْْانلَار‬ َ ‫ْ َو َمنْْ َك َذ‬،ْْ‫ح َر َج‬ َ berkata, "Benarlah Rasulullah seperti
1 apa yang disabdakannya, 'Bukankah
.
aku telah menyampaikannya? 'beliau
Artinya: Dari Abdullah bin 'Amr ulangi hingga dua kali.
bahwa Nabi SAW bersabda: Dari hadis-hadis dan penjelasan di
"Sampaikan dariku sekalipun satu ayat atas sangat jelas bahwa Nabi SAW
dan ceritakanlah (apa yang kalian memberikan perhatian yang sangat
dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak
tinggi kepada penyebaran dan
apa (dosa). Dan siapa yang berdusta
periwayatan hadis-hadisnya. Tidak
atasku dengan sengaja maka bersiap-
hanya dengan cara memerintahkan,
siaplah menempati tempat duduknya di
tetapi Nabi juga memotivasi dengan
neraka".
cara mengapresiasi dan mendoakan
Mengenai perintah meriwayatkan orang yang menyampaikan dan
hadis ini, dalam hadis lain yang meriwayatkan hadis-hadisnya demi
diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abi sampainya risalah Islamiyah yang
Bakrah disebutkan bahwa Nabi SAW dibawanya.
bersabda: Pada zaman Khulafa’ al-Rasyidin
َ َ َ َ ََ َ َ َ َ َُ َ َ ‫َ َ َ ََ َ َ َ َ ي‬ khususnya pada masa Abu Bakar al-
ْْ‫ال ْفإن‬ ْ ‫ىل ْاّللْ ْعليه ْوسل ْم ْق‬ ْ ‫عنْ ْأبْ ْبكرْة ْذك ْر ْانلبْ ْص‬
ُ ‫اض‬ َ َ َ
َ ‫الْْ ُُمَ َمدْْ َوأحسبُ ُهْ ْق الْْ َوأ ع َر‬
َ َ َ ُ َ َ ََ ُ َ َ Shiddiq dan Umar bin al-Khatthab,
ْْ‫كم‬ ‫دماءكمْ ْوأم والكمْ ْق‬
ََ َ َ ُ َ
kedua khalifah ini mengambil
ْ‫ل‬ْ ‫كمْ ْ َهذا ْفْ ْشهْركمْ ْهذا ْأ‬
َ ُ ‫حر َمة ْيَوم‬ ُ ‫ح َرامْ ْ َك‬ ُ ‫َعلَي‬
َ ْ ْ‫كم‬
kebijakan yang tidak populer dan
َ ُ ُ َُ َ َ َ َ ُ ‫الشاه ُدْ ْمن‬ َ
ْ‫ق‬ْ ‫بْ ْ َوَكنْ ُْم َمدْ ْ َيق ولْ ْ َص َد‬ ‫كمْ ْالغائ‬ ْ ‫ِلُبَل غ‬ cenderung bertentangan dengan

ْْ‫ت‬ ُ ‫كْ ْأَ َلْ ْ َهلْ ْبَلَغ‬


َ ‫ن ْذَل‬َ َ َ َ َُ َ َ َ ُ َُ
ْ ‫اّللْ ْ َعليه ْ َو َسل َمْ َْك‬ ْ ْ‫رسولْ ْاّللْ ْصىل‬
kebijakan yang dilakukan pada masa
Nabi SAW, yaitu kebijakan untuk
2 َ َ َ
ْ‫مرتي‬ melakukan taqlil al-riwayah, yakni
kebijakan pengetatan periwayatan
Artinya: Dari Abu Bakrah, bahwa hadis-hadis Nabi SAW agar tidak
Nabi SAW menyebutkan: diriwayatkan secara bebas sehingga
"Sesungguhnya darah dan hartamu, terjatuh dalam kesalahan dan
kekeliruan.
1
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail bin
Ibrahim ibn al-Mughirah ibn al-Bardizbah al- Pasca wafatnya Nabi SAW, Abu
Bukhari, Shahih Al-Bukhari, vol. 2 (Beirut: Dar Al- Bakar dan sahabat yang lain tidak
Fikr, 1981), 145.
2
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail bin
setuju dengan penukilan atau
Ibrahim ibn al-Mughirah ibn al-Bardizbah al- periwayatan hadis secara bebas
Bukhari, Shahih Al-Bukhari, vol. 1 (Beirut: Dar Al- sehingga menyebabkan para perawi
Fikr, 1981), 35.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │79

hadis tidak bisa dengan bebas menukil Berkaitan dengan hal ini, Abu Bakar
hadis-hadis yang telah mereka pernah mengumpulkan manusia serta
dapatkan di zaman Nabi SAW. Bahkan memerintahkan untuk tidak
sebagian hadis yang telah ditulis pada meriwayatkan hadis-hadis Nabi SAW
masa hidup beliau, dilenyapkan dan secara bebas, sebagaimana dijelaskan
dibakar.3 Sebagaimana riwayat: dalam kitab Tazkirat al-Huffazh karya
Imam al-Dzahabi (w.748 H):
ْ‫قالت ْاعئشة ْمجع ْاب ْاحلديث ْعن ْرسول ْاّلل ْصىل ْاّلل‬
ْ‫عليه ْوسلم ْوَكنت ْمخسمائة ْحديث ْفبات ِْللته ْيتقلب‬ ْ‫ ْإنكم‬:‫أن ْأبا ْبكر ْمجع ْانلاس ْبعد ْوفاة ْنبيهم ْفقال‬

ْ‫كثريا ْقالت ْفغمن ْفقلت ْأتتقلب ْلشكوى ْأو ْلشئ ْبلغك‬ ْ‫حتدثون ْعن ْرسول ْاّلل ْأحاديث ْختتلفون ْفيها ْوانلاس‬

ْ‫ك‬
ْ ‫؟ ْفلما ْاصبح ْقال ْأي ْبنية ْهلىم ْالحاديث ْالىت ْعند‬ ْ،‫ْفال ْحتدثوْاْعنْرسولْاّللْشيئا‬،‫بعدكمْأشدْاختالفا‬

ْ‫ ْفقلت ْلم ْاحرقتها ْ؟ ْقال‬،‫فجئته ْبها ْفداع ْبنار ْفحرقها‬ ْ‫ ْبيننا ْوبينكم ْكتاب ْاّلل ْفاستحلوْا‬:‫فمن ْسألكم ْفقولوا‬

ْ‫خشيت ْان ْاموت ْويه ْعندي ْفيكون ْفيها ْاحاديث ْعن‬


5
. ‫حالهلْوحرمواْحرامه‬

ْ‫رجلْقدْائتمنتهْووثقتْولمْيكن ْكما ْحدثنْفاكونْقد‬


Artinya:“Bahwa Abu Bakar
4
.‫نقلتْذاك‬ mengumpulkan manusia dan berkata
kalian adalah orang-orang yang
Artinya: Aisyah menyatakan bahwa disampaikan hadis dari Rasulullah dan
Abu Bakar telah mengumpulkan lima kalian berbeda pendapat tentangya, dan
ratus hadis. Lalu ia tidur dengan orang-orang setelah kalian akan
gelisah. Maka Aisyah bertanya, apakah semakin banyak perbedaannya, maka
ayah sedang sakit atau ada sesuatu? janganlah kalian meriwayatkan hadis
pagi harinya, Abu Bakar menyuruh sedikitpun, dan siapa yang bertanya
Aisyah untuk mendatangkan hadis kepada kamu, jawablah di antara kita
yang ada padaku, setelah itu aku telah ada kitabullah, maka halal
menyerahkannya lalu ia membakarnya. untukmu apa yang telah dihalalkannya,
Lalu saya bertanya, kenapa ayah dan haram bagimu apa yang telah
membakarnya? Menjawab pertanyaan diharamkannya”.
Aisyah, Abu Bakar berkata bahwa ia
takut jika dia wafat dan catatan tersebut Dibandingkan dengan Abu Bakar,
masih ada, dan di dalamnya terdapat Umar bin al-Khatthab menunjukkan
hadis-hadis dari seorang yang aku sikap yang lebih keras dari Abu Bakar.
percayai, padahal itu tidak seperti yang Ibnu Qutaibah menulis bahwa Umar
beliau sampaikan kepadaku, maka sangat tidak menyukai orang yang
berarti aku telah menyebarluaskannya. banyak meriwayatkan hadis atau orang
yang membawa kabar tentang hukum
tanpa disertai saksi atas hadis yang
dibawanya. Ia memerintahkan para
3
Muhammad Musthafa Azami, Dirasat Fi Al- sahabat untuk sedikit meriwayatkan
Hadits Al-Nabawi Wa Tarikh Tadwinih (Beirut: Al- hadis agar masyarakat luas tidak
Maktab Al-Islami, 1980), 92.
4
Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad Al- dengan leluasa meriwayatkannya
Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz, vol. 1 (Beirut:
Darul Kitab Al-‘Ilmiyyah, 1958), 5. 5
ibid. Al-Dzahabi, 1:7.
80│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
kepada yang lain.6 Al-Darimi (w.255 H) demikian. Mereka juga memberi
dalam kitabnya al-Musnad al-Jami’ li al- tekanan dan membatasi para sahabat
Darimi menyatakan bahwa Umar untuk memperbanyak periwayatan.
memerintahkan kepada para sahabat
Setelah diperhatikan secara seksama,
untuk melakukan taqlil al-riwayah.
menurut penulis, kebijakan taqlil al-
Selain itu, Abu Hurairah, sahabat riwayah ini menimbulkan masalah,
yang paling banyak meriwayatkan karena khalifah telah mengambil
hadis, pernah ditanya oleh Abu kebijakan yang secara zahir
Salamah apakah ia banyak bertentangan dengan kebijakan Nabi
meriwayatkan hadis di masa Umar, SAW semasa hidupnya, yakni
sebagaimana riwayat: memerintahkan dan memotivasi para
sahabatnya untuk meriwayatkan hadis-
ْ‫عن ْأب ْهريرة ْوقلت ْهل ْأكنت ْحتدث ْف ْزمان ْعمر ْهكذا‬ hadisnya kepada yang lain. Padahal
ْ‫قال ْلو ْكنت ْأحدث ْف ْزمان ْعمر ْمثل ْما ْأحدثكم‬ sama-sama diketahui bahwa para
7
‫لرضبنْبمخفقته‬ sahabat adalah orang yang sangat
patuh kepada Nabi SAW, dengan
selalu mengikuti perintah dan sunnah-
Artinya: Dari Abu Hurairah dan
sunnah Nabi secara total dan berjalan
aku bertanya apakah engkau sering
sesuai petunjuk yang diajarkannya
meriwayatkan hadis di zaman Umar? Ia
selama ini.
berkata: "Sekiranya aku meriwayatkan
hadis di masa Umar seperti aku Selain itu kebijakan taqlil al-riwayah
meriwayatkan kepadamu, niscaya Umar ini juga akan berdampak lebih luas,
akan mencambukku dengan karena akan menyebabkan
cambuknya." melambatnya proses penyebaran hadis,
yang akan berakibat melambatnya
Dari riwayat-riwayat dan penjelasan
pengembangan agama Islam itu
di atas dapat dilihat bahwa Abu Bakar
sendiri, yang mana hal itu merupakan
dan Umar ketika menjadi khalifah
tujuan Islam sebagai agama dakwah.
membuat kebijakan yang tampak
Karena ketika hadis yang merupakan
bertolak belakang dengan kebijakan
salah satu pokok dan sumber ajaran
yang dilakukan oleh Nabi SAW ketika
dan keilmuan Islam tidak tersebar
menjadi pemimpin umat. Abu Bakar
dengan cepat, pasti akan berdampak
dan Umar memerintahkan kepada para
langsung kepada melambatnya
sahabat untuk melakukan taqlil al-
perkembangan ajaran Islam itu sendiri.
riwayah dengan cara melarang menukil,
Padahal diketahui, bahwa para sahabat,
menulis hingga meriwayatkan hadis-
khususnya Khulafa’ al-Rasyidin
hadis Nabi SAW padahal Nabi selama
merupakan orang-orang yang pintar
hidupnya memerintahkan hal yang
dan cerdas serta ingin ajaran Islam
berkembang dengan pesat.
6
Muhammad ‘Ajjaj Al-Khatib, Al-Sunnah Qabla
Al-Tadwin (Beirut: Darul Fikr, 1981), 92. Pada sisi lain, diyakini baik Abu
7
op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz, Bakar maupun Umar tidak mungkin
1:7.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │81

akan menghalang-halangi periwayatan konten analisis, yakni melakukan


hadis Nabi karena ini merupakan analisis isi terhadap data, yang telah
sumber ajaran Islam dan tidak dikumpulkan. Baik data tersebut
mungkin ajaran-ajaran Islam dipahami berupa teks atau tulisan. 9 Adapun
dengan baik tanpa merujuk kepada sumber-sumber dari data yang terdapat
hadis-hadis Nabi SAW. Oleh karena dalam penelitian berasal dari buku-
itu, pertanyaan yang muncul ialah apa buku, majalah, jurnal, dan artikel yang
sesungguhnya latar belakang kebijakan relevan dengan masalah yang dikupas
taqlil al-riwayah yang diterapkan oleh atau dikaji.
khalifah Abu Bakar dan khalifah Umar
Sesuai dengan objek dan tujuan
bin al-Khatthab dan apa tujuan yang
penelitian maka yang menjadi sumber
hendak dicapai dari kebijakan taqlil al-
data primer dalam menelusuri hadis-
riwayah bila dilihat dari konteks
hadis adalah kitab Kutub al-Tis’ah, yaitu
pemeliharaan hadis Nabi serta
Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan
dampaknya terhadap perkembangan
Abu Daud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-
hadis.
Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Sunan al-
Permasalahan ini dinilai penting Darimi, Musnad Ahmad dan al-
untuk dibahas karena adanya Muwaththa’ Malik serta al-Mustadrak al-
perbedaan kebijakan khalifah Abu Hakim dan Kitab Tazkiratul Huffazh
Bakar al-Shiddiq dan Umar bin al- karya Al-Dzahabi. Sedangkan sumber
Khatthab dengan perintah Nabi SAW primer tentang sejarah yang berkenaan
dalam periwayatan hadis, yang pada tentang situasi dan kondisi di masa
akhirnya dapat menimbulkan kritik- Khulafa’ al-Rasyidin dan sejarah taqlil al-
kritik dan penilaian yang negatif bahwa riwayah adalah kitab Tarikh al-Madinah
Abu Bakar dan Umar tidak mengikuti al-Munawwarah karya Ibnu Syaibah (w.
seluruh perintah dan sunnah Nabi 262 H), al-Mushannaf karangan Ibnu
setelah Nabi SAW wafat bahkan Abi Syaibah (w. 235 H), Shahih Tarikh al-
menentang dari kebijakan yang Thabari karya Abu Ja’far Bin Jarir al-
diperintahkan dan ditetapkan oleh Thabari (310 H), serta kitab al-Sunnah
Nabi SAW. Qabla al-Tadwin karangan Muhammad
‘Ajaj al-Khatib, kitab Dirasat fi al-Hadits
PERSPEKTIF METODOLOGI
al-Nabawi wa Tarikh Tadwinih karya
Jenis penelitian tesis ini adalah Muhammad Mustafa Azami dan kitab-
library research, yaitu penelitian dengan kitab sejarah dan ilmu hadis lainnya.
mengumpulkan data-data dan
Penulis juga melakukan analisis isi
menelaah buku-buku, literatur-literatur
terhadap riwayat, sejarah serta kajian
perpustakaan yang terkait dengan
yang berkaitan dengan taqlil al-riwayah
pembahasan. 8 Analisis data dalam pada masa Abu Bakar al-Shiddiq dan
tulisan ini menggunakan metode
Umar bin al-Khatthab. Semua
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
9
Pendekantan Praktik, IV (Jakarta: Rineka Cipta, Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian
2006), 111. (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 321.
82│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
keterangan yang berkaitan dengan pengamalan umat Islam terhadap
pembahasan ini dideskripsikan agamanya, yakni antara lain:10
kemudian dianalisa dengan telaahan
a. Murtadnya orang sepeninggal Nabi
mendalam dari aspek-aspek yang
SAW di awal pemerintahan Abu
terkait dengan pembahasan yang
Bakar, mereka tidak mau membayar
penulis teliti.
zakat. Gerakan ini dapat ditumpas
PEMBAHASAN oleh Abu Bakar, akan tetapi
bagaimanapun kasus
1. Latar Belakang Kebijakan Taqlil Al-
pembangkangan dan ghazwah al-
Riwayah
riddah serta aksi lainnya membawa
Kebijakan ini pertama kali dilakukan efek yang kurang menguntungkan
oleh Abu Bakar al-Shiddiq ketika bagi pembinaan masyarakat Islam.
menjadi khalifah yakni pada tahun 11 b. Masuknya orang Yahudi yang
Hjiriyah, dan dilanjutkan oleh khalifah bermuka dua. Mereka menganut
setelahnya yakni Umar bin al-Khattab Islam bukan atas dasar keikhlasan,
dan Usman bin ‘Affan hingga masa Ali akan tetapi malah bertujuan merusak
bin Abi Thalib. Akan tetapi kebijakan Islam dari dalam. Seperti halnya
ini sangat terasa ketika masa Abu Bakar Abdullah bin Saba’ dan
(11-13 H) dan Umar menjadi khalifah , pengikutnya.
yakni pada tahun 13 hingga 23
Selain itu menurut analisa penulis,
Hijriyah.
sebab utama diambilnya kebijakan taqlil
Adapun mengenai latar belakang al-riwayah adalah karena sahabat ingin
terjadinya dan diambilnya kebijakan menjaga otentisitas hadis-hadis Nabi.
taqlil al-riwayah pada masa Abu Bakar Mereka tidak ingin dan sangat takut
al-Shiddiq dan Umar bin al-Khattab itu terjadi kesalahan terhadap riwayat
tidak terlepas dari kondisi sosial politik bahkan terjadinya pemalsuan terhadap
dan sebab lain yang terjadi di masa hadis sehingga akan mempengaruhi
tersebut yang berakibat terhadap kemurnian Islam itu sendiri.
perkembangan Islam.
Para sahabat bersikap sangat ketat
Adapun latar belakang terjadinya dalam periwayatan hadis. Sebagian
kebijakan taqlil al-riwayah pada masa mereka bahkan tidak mau
Abu Bakar dan Umar tidak terlepas menyampaikan hadis karena takut
dari kondisi sosial politik pada saat itu. terjadi pengubahan, penambahan, atau
Kondisi masyarakat pada masa Khulafa’ pengurangan dalam meriwayatkan
al-Rasyidin terutama pada masa Abu hadis dari Rasul SAW. Menurut
Bakar dan Umar pada awalnya baik pandangan mereka, banyak
dan tentram. Akan tetapi setelah itu meriwayatkan besar kemungkinan
muncul benih-benih kekacauan yang akan melakukan kesalahan dan
bisa merusak Islam dan mengganggu mendustakan Rasul SAW. Sedangkan

10
Endang Soetari, Ilmu Hadis (Bandung: Amal
Bakti Press, 1997), 43.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │83

Rasul dalam beberapa sabdanya terhadap dirinya, bahkan Nabi menilai


dengan tegas menyatakan: berdusta terhadap orang-orang yang
ُ ‫الْقُل‬ َ َ َ َ َ ْْ‫ع بد‬ َ َ menyampaikan semua yang ia dengar.
ْْ‫لزبَري‬
‫تْْل ي‬ ْ ‫الزبَريْْعنْْأبيهْق‬ ‫اّللْْبنْْ ي‬ ْْ‫عنْْ َاعمرْْبن‬ Oleh karena itu, para sahabat
َ ُ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َُ َ َ
ْْ‫اّللْ ْك َما ُْيَدثْ ْفالن‬ ْ ْ‫ك ْحتَدثْ ْعنْ ْ َر ُسول‬ ْ ‫ل ْ أ سم ع‬ْ ْ ْ‫إن‬ membatasi periwayatan hadis dan
ُ ُ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ
ْْ‫ ْق الْ ْأ َما ْإنْ ْلمْ ْأفارْق ُهْ ْ َو لكنْ ْ َسمعت ُهْ ْ َيقولْ ْ«ْ َمن‬.ْ ْ‫َوفالن‬ bahkan ada yang tidak mau
َ َ ََ َ َ َ َ
. »ْْ‫َعْْفليَتبَ َوأْْ َمق َع َدهُْْم َنْْانلَار‬
meriwayatkan hadis, dan hanya
11
ْ‫ب‬
ْ ‫كذ‬
menyampaikan sesuatu yang memang
benar mereka pastikan hal tersebut
Artinya: Dari ‘Amir bin Abdullah bin disampaikan oleh Nabi SAW.
al-Zubair dari Bapaknya, ia berkata:
Aku mengatakan kepada Zubair bahwa Para sahabat sangat takut berbuat
aku tidak mendengar engkau dusta. Maka, bagaimana mungkin
meriwayatkan hadis dari Rasul SAW mereka mendustakan Rasul SAW? Ali
sebagaimana orang lain bin Abi Thalib pernah berkata:
َ َ َ َ َ ََ ََ
‫الْ ْ َ ى‬ َ
‫عنْ ْ ُس َويدْ ْبنْ ْغفلةْ ْق الْ ْق‬
meriwayatkannya. Lalu Zubair berkata,
ْ‫ ْإذْا‬- ْ ‫ ْرضْ ْاّلل ْعنه‬- ْ ْ‫َع‬
sebenarnya aku tidak berbeda dari َ َ َ َ ْ ْ‫كمْ ْ َعنْ ْ َر ُسول‬ ُ ُ‫ح َْدثت‬َ
mereka, akan tetapi aku teringat pesan ْ‫اّللْ صىل ْاّلل ْعليه ْوسلم ْفألنْ ْأخ َْر‬
َ َ َ َ ‫الس َماءْْأ‬
Rasulullah SAW: Barangsiapa yang 13 َ َ َ
‫بْع ليه‬
ْ ْ‫لْْمنْْأنْْأكذ‬ َ َ ‫بْْإ‬
‫ح ي‬ َ ْْ‫م َن‬
berdusta atas diriku, maka hendaklah ia
mencari tempatnya di neraka” Artinya: Dari Suwaid bin Ghaflah,
Dalam hadis yang lain Nabi juga ia berkata: Ali RA berkata: “Jika aku
mengatakan: meriwayatkan hadis Rasulullah SAW
kepadamu, maka niscaya terjatuh dari
َ ْ ‫ول‬ُ َ َ َ َ َ ْ ْ‫َعن‬
ْ‫ّلل ْعليه‬
ْ ‫ىل ْا‬
ْ ‫اّللْ ص‬ ْ ‫ال ْ َر ُس‬
ْ ‫ال ْق‬
ْ ‫م ْق‬ٍْ ْ‫حفصْ ْبنْ ْ َاعص‬ langit lebih aku sukai daripada aku
12 َ َ َ ُ ‫ثْْب‬ َ َُ َ َ ََ
‫كلْْماْسم ْع‬ ‫وسلم كفْْبال َمرءْْكذباْأنُْْيد‬ berdusta atas nama beliau”.

Begitulah akhlak para sahabat, sikap


Artinya: Dari Hafash bin ‘Ashim ia ketatnya dalam meriwayatkan hadis
berkata: Rasulullah SAW bersabda: adalah untuk mendorong manusia
“Cukuplah seseorang dikatakan untuk membuktikan kebenaran dari
pendusta ketika meriwayatkan semua apa yang mereka dengar dan berhati-
yang ia dengar.” hati dalam menyampaikan kepada
yang lain. Dengan ini, para sahabat
Dari dua riwayat di atas sangat jelas
khususnya Abu Bakar dan Umar
kekhawatiran para Sahabat terhadap
mempunyai jasa yang besar dalam
ucapan Nabi yang mengancam neraka
pemeliharaan hadis. Bahkan cara
terhadap orang-orang yang
seperti ini, juga dipraktekan oleh
menisbahkan yang bukan hadis
sahabat-sahabat yang lain. Mengenai

11
op.cit. al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, 1981,
13
1:198. Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail bin
12
Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi Ibrahim ibn al-Mughirah ibn al-Bardizbah al-
al-Naisaburi, Shahih Muslim, vol. 1 (Beirut: Dar al- Bukhari, Shahih Al-Bukhari, vol. 12 (Beirut: Dar Al-
Ihya’ al-Turats al-‘Arabiy, tt), 10. Fikr, 1981), 360.
84│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
hal ini, Abdullah bin Mas’ud pernah Jadi dari uraian di atas dapat
berkata: disimpulkan, bahwa yang
َ َ َ ‫ح َد َثنَا ْ ُمسل ُمْ ْبن ْإب َراه‬ َ َ َُ ََ َ َ
َ ْ ،‫يف َة‬ menyebabkan Abu Bakar dan Umar
ْ‫ح َدثنَْا‬ ْ ،‫يم‬ ‫حدثنا ْأبو ْخل‬ serta sahabat di masanya sangat ketat
َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ
ْ ‫ ْق‬،‫ح َدثنَا ْ َعون‬ َ
ْْ‫"لي َس‬:ْ‫اّلل‬ ْ ‫ال ْعب ْد‬
ْ ‫ ْق‬:‫ال‬ ٍ ‫ق َر ْة ْبن ْخ‬
ْ ،‫اِل‬ terhadap periwayatan hadis bukan
14
."‫نْالعل َمْْم َنْْاْلَشيَة‬
َ
َْ ‫ْ َولك‬،‫احلديث‬ َ ‫العل َْمْمنْْ َك‬
َ ْْ‫ْثة‬ karena mereka tidak mau ajaran Islam
semakin berkembang. Akan tetapi hal
itu disebabkan oleh beberapa faktor, di
Artinya: Abu Khalifah mengabarkan
antaranya:
kepada kami, Muslim bin Ibrahim
memberitahukan kepada kami, Qarrah 1. Faktor Politik, di masa pemerintahan
bin Khalid memberitahukan kepada Abu Bakar dan Umar, perhatian
kami, ’Aun memberitahukan kepada tertuju khusus pada pemecahan
kami, ia berkata: Abdullah bin Mas’ud masalah politik dalam negeri
berkata: “Bukanlah ilmu itu dengan maupun luar negeri. Terjadinya
banyak (meriwayatkan) hadis, tetapi pergolakan sosial politik yang terjadi
ilmu sebenarnya adalah sifat khasyyah setelah Nabi wafat seperti
(takut kepada Allah)”. munculnya Nabi-nabi palsu,
banyaknya orang yang murtad serta
Selain untuk menjaga kemurnian
tidak maunya orang menjalankan
hadis, sebab lain yang membuat
syariat Islam secara kaffah, terjadinya
sahabat, khususnya pada masa Abu
banyak perluasan daerah (ekspansi)
Bakar dan Umar secara bersama-sama
tidak dapat dilepaskan. Dengan
bersikap ketat dalam hal periwayatan
adanya faktor tersebut pengajaran
adalah untuk memelihara al-Qur’an.
hadis belum bisa dilakukan secara
Umar khususnya sangat khawatir
umum sehingga gerakan
manusia sibuk meriwayatakan hadis
periwayatan hadis menjadi terbatas.
sehingga mengabaikan al-Qur’an,
2. Sahabat masih dekat dengan era
sedangkan al-Qur’an merupakan
Nabi SAW, dimana pada umumnya
undang-undang utama dalam Islam.
mereka mengetahui Sunnah.
Maka ia ingin kaum muslimin
Sehingga persoalan-persoalan
menghafal al-Qur’an dengan baik,
hukum dan sosial telah mendapat
kemudian memperhatikan hadis. Atas
jawaban dengan sendirinya pada diri
dasar inilah Umar menetapkan suatu
mereka. Memang diakui adanya
cara yaitu keharusan dilakukannya
pergeseran-pergeseran kehidupan
pembuktian ilmiah dan sedikit
dan munculnya masalah baru yang
meriwayatkan hadis karena takut
ditemui para sahabat, tetapi itu tidak
terjatuh pada kesalahan.15
terlalu signifikan sebagaimana yang
ditemukan generasi setelah sahabat.
14
Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abu Al- 3. Kekhawatiran sahabat akan
Qasim Al-Thabraniy, Al-Mu’jam Al-Kabir, vol. 9 munculnya hadis-hadis palsu serta
(Mosul: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam, 1983),
102. menjaga kemurnian hadis. Karena
15
op.cit. Al-Khatib, Al-Sunnah Qabla Al- itu para sahabat memberi syarat
Tadwin, 96.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │85

bahwa hadis yang diterima harus Selain itu sifat kekhawatiran


dibuktikan dengan saksi dan (khasyyah) ini juga ditujukan untuk
dikuatkan dengan sumpah, sehingga menjaga kemurnian dan perkembangan
para sahabat akan sangat selektif pemeliharaan al-Qur’an, para sahabat
terhadap kebenaran hadis yang khawatir manusia sibuk
diriwayatkan dan didengarnya. meriwayatakan hadis dengan
Mereka tidak ingin dan sangat takut mengabaikan al-Qur’an, sedangkan al-
dengan terjadinya kesalahan- Qur’an merupakan undang-undang
kesalahan terhadap riwayat bahkan utama dalam Islam. Maka ia
terjadinya pemalsuan terhadap hadis menghendaki kaum muslimin
sehingga akan mempengaruhi menghafal al-Qur’an dengan baik.
kemurnian Islam. Selain itu menurut penulis, juga supaya
al-Qur’an tidak bercampur dengan
Mayoritas sahabat terutama para
hadis dari sisi penulisan, karena jika
kibar al-shahabat dalam masa Khulafa’ al-
seseorang meriwayatkan hadis, maka
Rasyidin sangat berhati-hati dan sedikit
orang yang mendengar kemungkinan
dalam meriwayatkan hadis. Paling
akan menulisnya, sehingga
tidak ada dua alasan atas keberhati-
dikhawatirkan tulisan hadis bercampur
hatian mereka tersebut, pertama; takut
dengan tulisan al-Qur’an.
terjadi kesalahan dan kekeliruan,
kedua; takut tercampur dalam hadis Hal ini juga disadari oleh Abu Bakar
tersebut suatu hal yang dusta atau dan Umar, karena pada saat mereka
penyimpangan (tahrif).16 menjadi khalifah adalah saat-saat
penting dalam pengumpulan dan
Para sahabat sangat ketat dan hati-
kodiifikasi al-Qur’an. Abu Bakar
hati dalam menyampaikan dan
bahkan mengatakan ketika
menerima hadis yang belum diyakini
memerintahkan sahabat mengurangi
secara pasti karena mereka sangat takut
periwayatan untuk memprioritaskan
jika nanti meriwayatkan akan tergolong
al-Qur’an serta membakar catatan
kepada orang yang mengada-ada
hadisnya agar tidak bercampur dengan
terhadap hadis Nabi SAW yang
al-Qur’an karena ketika itu sangat
diancam dengan neraka dan dicap
minimnya alat-alat untuk penulisan.
pendusta oleh Nabi SAW jika
menyampaikan segala sesuatu yang ia Begitu juga dengan Umar yang
dengar. Hal ini tergambar dari sikap memerintahkan untuk mengurangi
Abu Bakar yang membakar catatan periwayatan hadis agar manusia tidak
hadisnya agar tidak terjadi kekeliruan kehilangan fokus terhadap
dan kesalahpahaman di kemudian hari. pembelajaran dan pemeliharaan al-
Qur’an dan riwayat yang boleh
disampaikan hanya sebatas untuk
16
Muhammad Tauhid, “MANHAJ AL-
MUHADDITSIN DALAM PEMELIHARAAN
HADITS DI ABAD PERTAMA HIJRIYAH,” Al-
Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
11, no. 1 (September 28, 2017): 95,
https://doi.org/10.24042/al-dzikra.v11i1.1814.
86│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
memberikan penjelasan terhadap ayat- janganlah kalian meriwayatkan hadis
ayat al-Qur’an.17 sedikitpun, dan siapa yang bertanya
kepada kamu, jawablah di antara kita
2. Bentuk-bentuk Kebijakan Taqlil
kitabullah, maka halalkanlah apa yang
Al-Riwayah
telah dihalalkannya, dan haramkanlah
Telah dijelaskan pada bab apa yang telah diharamkannya”
sebelumnya tentang kebijakan yang
Dalam riwayat yang lain, Umar
dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar
memerintahkan kepada sahabat untuk
terhadap hadis ketika mereka menjabat
melakukan taqlil al-riwayah,
khalifah. Adapun dari penelusuran
sebagaimana riwayat berikut:
yang penulis lakukan terhadap
ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ
riwayat-riwayat terdapat beberapa ْْ‫نْاْلَ َط ابْ ْ َرهطا ْمن‬ ُْ ‫ث ْع َم ُْر ْب‬ ْ ‫ب ْق الْ ْبع‬ْ ٍ ‫عنْ ْق َرظ ْة ْبنْ ْكع‬
َ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َُ َ ََََ َ ُ َ َ
‫اْلن َص ارْ ْإلْ ْالك وفة ْفبعثنْ ْمعهمْ ْثمْ ْقالْ ْإن‬
metode dan cara para khalifah dalam
ْ‫ون‬
ْ ‫كمْ ْتأت‬
menerapkan kebijakan taqlil al-riwayah, ُ َ‫ونْ ْقَوم ا ْل َ ُهمْ ْأَزيزْ ْبال ُقرآنْ ْ َفيَأتُون‬ َ ُ ََ ََ ُ
ْْ‫كم‬ ‫الك وفةْ ْفتأت‬
ََ ُ ُ َ َ َ َ ََ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
di antaranya adalah:
ْ‫اب ُْم م ٍْد‬ ْ ‫ون ْقدمْ ْأصحابْ ُْم م ٍدْ ْقدمْ ْأصح‬ ْ ‫فيقول‬
َ َ َ َ َ َ ُ َ
ُ َ ‫كمْ ْفَيَسأل ون‬ ُ َ‫َفيَأتُون‬
َ ْ ْ‫كمْ ْ َعن‬
a. Perintah Mengurangi Penyampaian
Riwayat ْ‫احلديثْ ْفاع ل ُموا ْأنْ ْأسبَ ْغ‬
ََ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ََ
ْْ‫ون ْالكوفة‬ ْ ‫الْإْنكمْْتأت‬ ْ ‫ال ُو ُضوءْ ْثالثْ ْوثنتانْ ُْتزيانْْثمْْق‬
Perintah untuk melakukan taqlil al-
ْْ‫اب‬ ُ ‫ح‬ َ ‫ون ْقَد َْم ْأَص‬ َ ُ ُ َ ُ َ َ
ْ ‫فتَأتونْ ْقوما ْل ُهمْ ْأزيزْ ْبالقرآنْ ْفيَقول‬
َ َ ُ َ
َ ُ َ َُ ََ ُ َ ُ ََ ََُ ُ َ َ َ َ ََُ
riwayah pernah diserukan oleh Abu
Bakar dan Umar ketika keduanya ْْ‫كمْ ْعن‬ ‫ُمم ٍدْ ْقدمْ ْأصحابْ ُْمم ٍدْ ْفيأتونكمْ ْفيسألون‬
َ َ َُ َ َ َ َ َ ‫ََ ي‬
menjadi khalifah. Hal ini dapat dirujuk ْْ‫ىل ْاّللْ ْعْليه‬ ْ ‫احلَديثْ ْفأقلوا ْالر َواي َ ْة ْعنْ ْ َر ُسولْ ْاّللْ ْص‬
ََ ُ ُ ُ َ َ َ َ ُ ‫يك‬ ُ ‫َو َسلَ َمْ ْ َوأَن َا ْ ََش‬
ْْ‫تْ ْْلجل ُس‬ ‫كمْ ْفيه ْق الْ ْق َرظةْ ِْإَونْ ْك ن‬
ke beberapa hadis yang menjelaskan
hal tersebut, di antaranya:
َ َُ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ ََ َ
ْْ‫اّللْْ َع ليه‬ ْْ‫احلديثْْعنْْ َر ُسولْْاّللْْصىل‬ ْ‫ون‬
ْ ‫فْْالقومْْفيذكر‬
ْ‫ ْإنكم‬:‫أن ْأبا ْبكر ْمجع ْانلاس ْبعد ْوفاة ْنبيهم ْفقال‬ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ْ‫ت ْ َوصيَةْ ْع َم َْر‬ ُْ ‫َو َسل َمْ ْإنْ ْلمنْ ْأحفظهمْ ْهلُْ ْفإذا ْذكر‬
ْ‫حتدثون ْعن ْرسول ْاّلل ْأحاديث ْختتلفون ْفيها ْوانلاس‬ َ َ
‫ك ي‬
19
ْ‫ت‬ ‫س‬
ْ،‫ْفال ْحتدثوْاْعن ْرسولْاّللْشيئا‬،‫بعدكمْأشدْاختالفا‬
ْ‫ ْبيننا ْوبينكم ْكتاب ْاّلل ْفاستحلوْا‬:‫فمن ْسألكم ْفقولوا‬ Artinya: Dari Qarazhah bin Ka'ab ia
18
.‫حالهلْوحرمواْحرامه‬ berkata: "Umar mengutus beberapa
orang dari kaum Anshar ke Kufah dan
mengutusku bersama mereka.
Artinya: Bahwa Abu Bakar
Kemudian ia berkata: 'Kalian akan
mengumpulkan manusia dan berkata:
mendatangi Kufah, kalian akan
“Kalian adalah orang-orang yang
menemui kaum yang mempunyai
meriwayatkan hadis Rasulullah dan
pengagungan terhadap al-Qur`an,
kalian berbeda pendapat tentangnya,
mereka akan menemui kalian, mereka
dan orang-orang setelah kalian akan
akan berkata: 'Telah datang para
semakin kuat perbedaannya, maka

17
Abu Ja’far al-Thahawi, Syarah Musykil Al- 19
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman
Atsar (Beirut: Muassasah Al-Risalah, 1994), 320. bin al-Fadhl bin Bahram Al-Darimi, Sunan Al-
18
op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz, Darimi, vol. 1 (Beirut: Darul Basyair al-Islamiyah,
1:7. 2013), 155.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │87

sahabat Muhammad, telah datang para ْ‫أل ْأن ْسمعته ْصىل ْاّلل ْعليه ْو ْسلم ْيقول ْمن ْقال َْع ْما‬
sahabat Muhammad, mereka akan 20
‫لمْأقلْفقدْتبوأْْمقعدهْمنْانلار‬
menemui dan bertanya kepada kalian
tentang hadis, Maka Ketahuilah,
Artinya: Dari Mahmud bin Labid,
sesungguhnya kesempurnaan wudlu
ia berkata: “Aku pernah mendengar
dengan tiga kali basuhan, namun
Usman bin ‘Affan mengumumkan di
dengan dua kali basuhan juga sudah
atas mimbar, ia berkata:”Siapapun tidak
mencukupi. Kemudian ia berkata:
diizinkan untuk meriwayatkan hadis
"Kalian akan mendatangi Kufah, dan
kecuali yang telah didengar di zaman
kalian akan menemui satu kaum yang
Abu Bakar dan Umar. Kemudian ia
punya pengagungan terhadap Al
berkata: “Tidak ada sesuatu yang
Qur`an, lalu mereka akan berkata:
mencegahku menukil hadis Nabi SAW,
'Telah datang para sahabat
melainkan sesuatu yang telah aku
Muhammad, telah datang para sahabat
dengar dari Rasulullah SAW, bahwa
Muhammad kemudian mereka akan
beliau berkata: “Siapa saja yang
mendatangi dan menanyakan kepada
menisbahkan sebuah ucapan padaku
kalian tentang hadits, maka
yang aku tidak pernah mengatakannya,
sedikitkanlah dalam meriwayatkan
maka tempatnya adalah neraka”.
hadis dari Rasulullah SAW dan aku
bersama kalian. Qaradhah berkata: 'Aku Dari riwayat-riwayat di atas dapat
pernah duduk bersama sekelompok dilihat bagaimana Abu Bakar dan
orang, lalu mereka menyebut sebuah Umar serta Usman memerintahkan
hadis dari Rasulullah SAW padahal aku para sahabat yang lain untuk
adalah orang yang paling hafal di mengurangi periwayatan hadis-hadis
antara mereka tentang hadis itu. Ketika Nabi.
aku ingat wasiat Umar, aku diam.
Mengenai riwayat Abu Bakar di atas
Selain itu Usman bin Affan pun al-Dzahabi mengatakan: “Ucapan Abu
memiliki kebijakan yang hampir sama, Bakar di atas menunjukkan pentingnya
yakni hanya membolehkan pembuktian dalam menerima kabar
meriwayatkan hadis yang didengar dan perlunya bersikap hati-hati.
dan pernah diriwayatkan di zaman Tidakkah anda perhatikan ketika Abu
Umar, sebagaimana Ibnu Sa’ad dan Bakar ditanya tentang hak waris
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari seorang nenek dan ia tidak
Mahmud bin Labid bahwa ia pernah menemukannya di dalam al-Qur’an,
berkata: lalu ia menanyakan kepada sahabat
yang lain dan ketika diberitahu oleh
ْ‫عن ُْممود ْبن ْبليد ْقال ْسمعت ْعثمان ْبن ْعفان َْع ْمنرب‬
seorang sahabat ia merasa tak cukup,
ْ‫يقول ْل ُْيل ْْلحد ْيروي ْحديثا ْلم ْيسمع ْبه ْف ْعهد ْأب‬ lalu meminta penjelasan dari sahabat
ْ‫بكر ْول ْعهد ْعمر ْفإنه ْلم ْيمنعن ْأن ْأحدث ْعن ْرسول‬ yang lain. Ia tidak mengatakan,

ْ‫اّللْصىلْاّللْعليهْوْسلمْألْأكونْمنْأوىعْأصحابهْعن ْه‬
Muhammad bin Sa’ad bin Mani’ al-Zuhri,
20

Kitab Al-Thabaqat Al-Kubra, vol. 2 (Kairo:


Maktabah al-Khaniji, tt), 291.
88│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
“Cukuplah bagi Kami al-Qur’an, al-riwayah secara umum, karena
seperti yang dikatakan oleh kelompok kunjungan tersebut adalah
Khawarij”.21 menyampaikan dakwah sehingga pasti
membutuhkan riwayat-riwayat untuk
Merujuk kepada pendapat diatas
memberikan pemahaman yang lebih
disimpulkan bahwa perkataan Abu
jelas kepada mereka.
Bakar yang melarang periwayatan
hadis itu menunjukkan pentingnya b. Ketat Dalam Menerima
berhati-hati dalam meriwayatkan dan Periwayatan
menerima hadis, bukan bermaksud
Selain itu, Menurut Muhammad bin
menutup pintu periwayatan secara
Ahmad al-Dzahabiy (wafat 748 H/1347
total, dan riwayat tersebut tidak bisa
M), Abu Bakar merupakan sahabat
dipahami secara tekstual saja.
Nabi yang pertama menunjukkan
Selain itu, membahas tentang hadis kehati-hatian dan ketat dalam
riwayat Qarazhah bin Ka’ab, dapat menerima riwayat hadis. Pernyataan al-
dijelaskan bahwa perkataan Umar Dzahabi ini didasarkan atas
menunjukkan bahwa perintahnya pengalaman Abu Bakar tatkala
untuk sedikit meriwayatkan hadis dari menghadapi kasus waris untuk seorang
Rasulullah semata-mata karena ia nenek, sebagaimana hadis berikut:
mengganggu konsentrasi kaum yang
didakwahi. Hal ini dikarenakan bahwa ْ‫ ْأن ْاجلدة ْجاءت ْف ْعهد ْأب ْبكر‬:ْ ‫عن ْقبيصة ْبن ْذؤيب‬
kaum yang dituju oleh para sahabat ْ‫تلتمس ْأنْتورث ْفقالْأبوْبكرْماْأجدْلكْف ْكتابْاّلل‬
tersebut adalah kaum yang belum ْ‫شيئا ْوما ْعلمت ْأن ْرسول ْاّلل ْذكر ْشيئا ْوسأل ْانلاس‬
menghafal dan memahami al-Qur’an
ْ‫العشية ْفلما ْصىل ْالظهر ْقام ْف ْانلاس ْفسألهم ْقال ْالمغريْة‬
dengan baik sehingga Umar khawatir
mereka disibukkan dengan selain al- ْ‫بن ْشعبة ْقد ْسمعت ْرسول ْاّلل ْيعطيها ْالسدس ْقال ْهل‬
Qur’an lantas mengabaikannya.22 ْ‫سمع ْذلك ْمعك ْأحد ْفناداه ُْممد ْبن ْسلمة ْفقال ْقد‬
Akan tetapi perlu diingat juga
23
‫سمعتْرسولْاّللْيعطيهاْالسدسْفأنفذْذلكْأبوْبكر‬
bahwa perintah tersebut bukanlah
seluruh riwayat secara umum, akan Artinya: Dari Qabidhah bin
tetapi adalah riwayat-riwayat yang Dzuaib, ia berkata: Suatu hari seorang
tidak berkaitan dengan ibadah, baik nenek menghadap kepada Abu Bakar,
wajib maupun sunat. Akan tetapi yang meminta hak waris dari harta yang
perlu dikurangi adalah riwayat yang ditinggalkan cucunya. Abu Bakar
berkenaan tentang sejarah-sejarah dan menjawab, bahwa ia tidak melihat
keutamaan Nabi SAW semasa petunjuk al-Qur’an dan hadis Nabi
hidupnya. Karena mustahil Umar memberikan warisan kepada nenek. Abu
memerintahkan untuk melakukan taqlil Bakar lalu bertanya kepada para
sahabat. Al-Mughirah bin Syu’bah
21
op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz,
1:4. Ahmad Bin Syau’aib Abu Abdurrahma Al-
23
22
op.cit. Al-Khatib, Al-Sunnah Qabla Al- Nasa’i, Sunan Al-Kubra Al-Nasa’i, vol. 4 (Beirut:
Tadwin, 132. Darul Kitab al-‘Ilmiyyah, 1991), 73.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │89

َُ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ
menjawab, bahwa Nabi telah ْ‫ت ْ َم َع ُْه‬
ْ ُ ‫ ْفقم‬،ْ ْ‫تْ ْأصغ َرْ ْالقوم‬ ‫ ْفكن‬،ْ ْ‫أصغ ُْر ْالقوم‬
memberikan bagian harta warisan 24.ْ‫ك‬
َ َ َ َ َ َ ََ ُ ُ َ ََ
َ ‫الْْذَل‬ ‫نْانلبْْق‬
ْ ‫تْعمرْْأ‬ْ ‫فأخْرب‬
kepada nenek sebesar seperenam bagian.
Lalu Abu Bakar meminta al-Mughirah
Artinya: Dari Abu Sa'id Al Khudri dia
menghadirkan seorang saksi. Lalu
berkata; "Saya pernah berada di majelis
Muhammad bin Maslamah memberikan
dari majelisnya orang-orang Anshar,
kesaksian atas kebenaran pernyataan al-
tiba-tiba Abu Musa datang dalam
Mughirah itu. Lalu Abu Bakar
keadaan kalut, lalu dia berkata; "Aku
menetapkan seperenam bagian kepada
(tadi) meminta izin kepada Umar
nenek.
hingga tiga kali, namun ia tidak
Peristiwa di atas menunjukkan memberiku izin, maka aku kembali
ketelitian dan kehati-hatian Abu Bakar pulang, lalu Umar bertanya; "Apa yang
dalam menerima sebuah kabar atau membuatmu hendak kembali pulang?"
riwayat Nabi yang belum ia ketahuinya jawabku; "Aku (tadi) meminta izin
dari orang lain. Hal ini dibuktikan hingga tiga kali, namun aku tidak diberi
dengan tidak bersegeranya Abu Bakar izin, maka aku hendak kembali pulang,
menerima riwayat hadis, sebelum karena Rasulullah bersabda: "Apabila
meneliti periwayatnya. Dalam salah seorang dari kalian meminta izin,
melakukan penelitian keaslian sebuah namun tidak diberi izin, hendaknya ia
hadis, Abu Bakar bahkan meminta kembali pulang." Maka Umar pun
kepada al-Mughirah untuk berkata; "Demi Allah, sungguh kamu
menghadirkan saksi lain tentang hadis harus memberiku satu bukti yang jelas,
tersebut. Ketika Muhammad bin "(kata Abu Musa) "Apakah di antara
Maslamah mengatakan hal yang sama, kalian ada yang pernah mendengarnya
maka Abu Bakar mau menerimanya. dari Nabi?" lalu Ubay bin Ka'ab angkat
bicara; "Demi Allah, tidaklah ada orang
Selain Abu Bakar, Umar juga yang akan bersamamu melainkan orang
melakukan hal yang sama dalam yang paling muda di antara mereka,
menenerima periwayatan, sebagaimana sedangkan akulah orang yang paling
hal ini terlihat, misalnya, ketika Umar muda."Lalu aku pergi bersamanya
mendengar hadis yang disampaikan menemui Umar, dan akupun
oleh Abu Musa al-Asy’ari: memberitahukan kepada Umar bahwa
ََ
ْْ‫تْ ْفْ َْمل ٍسْ ْمنْ َْمالس‬
َ ُ ‫الْ ْ ُك ن‬
َ َ
‫يدْ ْاْلُد رىْ ْق‬ َ َ َ Nabi SAW berkata seperti itu."
ٍ ‫عنْ ْأبْ ْسع‬
ُ ‫الْ ْاستَأذَن‬ َ ََ َََ َ ُ َُ َ َ َ
ْْ‫ت‬ ‫وسْ ْكأن ُهْ ْ َمذ ُع ورْ ْفق‬ ‫اْلن َصارْ ْإذْ ْجاءْ ْأبو ْم‬ Dalam hadis di atas dapat dipahami
َ ََ ُ َ ََ َ ََ َ َ ُ ََ
َْ ‫ال ْ َما ْ َمنَ َع‬ ‫ ْفلمْ ْيُؤذنْ ْلْ ْفرجع‬،ْ ‫َعْ ْع َم َْر ْثالث ا‬
bahwa Umar barulah bersedia
ْ‫ك‬ ْ ‫تْ ْفق‬
َ َ ُ ‫جع‬ َ ‫ ْفَلَمْ ْيُؤذَنْ ْلْ ْفَ َر‬،ْ ‫تْ ْثَالَثا‬ ُ ‫تْ ْاستَأذَن‬ ُ ‫قُْل‬
menerima riwayat hadis dari Abu
ْْ‫ ْ َوقال‬،ْ ْ‫ت‬ Musa al-Asy’ari, setelah para sahabat
َ َ ََ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ُ
ْ،ْ ُْ‫كمْ ْثالثا ْفلمْ ْيُؤذنْ ْهل‬ ‫ن ْأ ح د‬ْ ‫اّلل ْ« ْإذا ْاستأذ‬ ْ َ ْ ْ‫َر ُسول‬ yang lain, di antaranya Ubay bin Ka’ab
ْْ‫حد‬ َ َ‫كمْ ْأ‬
ُ ‫ ْأَمن‬.ْ ‫يم َنْ ْ َعلَيه ْببَي نَ ْة‬َ ‫اّللْ ْ ََلُق‬
َ ‫الْ ْ َو‬َ ََ
‫فل َريجعْ ْ» ْفق‬
َ
ٍ
َ َ َ َ ُ َُ َ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َُ َ
ْ ٍ ‫بْْب ُنْْكع‬ ‫الْأ َ ي‬
24
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail bin
ْ‫ل‬ْ ‫كْإ‬ ْ ‫لْيقومْْمع‬ ْ ْْ‫ب ْواّلل‬ ْ ‫انلبْ ْفق‬ ْ ْ‫ن‬ْ ‫سمع ْه ْم‬ Ibrahim ibn al-Mughirah ibn al-Bardizbah al-
Bukhari, Shahih Al-Bukhari, vol. 5 (Beirut: Dar Al-
Fikr, 1981), 305.
90│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
menyatakan telah mendengar pula Mughirah bin Syu’bah berkata: Aku
hadis Nabi tentang apa yang menyaksikan Nabi SAW menghukum
dikemukakan oleh Abu Musa tersebut. dengan memerdekan budak laki-laki
Menjawab penjelasan tersebut Umar atau budak perempuan. Lalu Umar
akhirnya berkata kepada Abu Musa: berkata: datangkan kepadaku saksi hadis
ََ َ َ َ ُ َ ُ َ ََ tersebut. Lalu Muhammad bin
َْ ‫وس ْأ َما ْإنْ ْلمْ ْأتهم‬
ْ‫ك‬ ْ ‫ن ْاْل َ َطابْ ْْلبْ ْم‬ ُْ ‫ال ْع َم ُْر ْب‬
ْ ‫فق‬ Maslamah bersaksi tentang hal
ََ ُ َ ََ َََ
َ ْْ‫َعْْ َر ُسول‬ َ ُ ‫خش‬ َ ْْ‫َولَكن‬
ْ‫صىلْاّلل‬-ْْ‫اّلل‬ ْْ‫يتْْأنْْيتقولْْانل اس‬ tersebut.
25
.-‫عليهْوسلم‬ Selain Abu Bakar dan Umar, ketika
menjadi khalifah Usman bin Affan juga
Artinya: Umar bin al-Khatthab berkata sangat ketat dalam suatu riwayat,
kepada Abu Musa; "Aku tidak sebagaimana terdapat sebuah riwayat
meragukanmu, hanya saja aku khawatir yang menyatakan bahwa seseorang
jika manusia membuat-buat ucapan hanya diperkenankan meriwayatkan
yang dinisbatkan kepada Rasulullah hadis yang pernah diriwayatkan di
SAW masa khalifah sebelumnya dan juga
ada peristiwa yang menjelaskan bahwa
Apa yang dialami oleh Abu Musa al-
Usman bin Affan memastikan sebuah
Asy’ari tersebut telah dialami juga oleh
hadis Nabi dengan menanyakan
al-Mughirah bin Syu’bah, dan lain-lain.
kepada sahabat yang lain, sebagaimana
Keterangan di atas menunjukkan
dua hadis berikut:
kehati-hatian Umar dalam periwayatan
hadis. Kejadian seperti hal di atas juga ْ‫عن ُْممود ْبن ْبليد ْقال ْسمعت ْعثمان ْبن ْعفان َْع ْمنرب‬
pernah terjadi kepada al-Miswar bin
ْ‫يقول ْل ُْيل ْْلحد ْيروي ْحديثا ْلم ْيسمع ْبه ْف ْعهد ْأب‬
Maslamah, sebagaimana riwayat
Muslim: ْ‫بكر ْول ْعهد ْعمر ْفإنه ْلم ْيمنعن ْأن ْأحدث ْعن ْرسول‬
ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ‫اّللْصىلْاّللْعليهْوْسلمْألْأكونْمنْأوىعْأصحابهْعن ْه‬
ْْ‫ارْ ْع َم ُرْ ْب ُنْ ْاْلَ َطاب‬ ‫عنْ ْالمس َورْ ْبنْ َْم َر َمةْ ْقالْ ْاستش‬
ُ ‫ري ْةُ ْب ُنْ ْ ُشعبَ َةْ ْ َشهد‬ َ ََ َ َ
َ ‫الْ ْال ُمغ‬ َ َ َ‫انل‬ ْ‫أل ْأن ْسمعته ْصىل ْاّلل ْعليه ْو ْسلم ْيقول ْمن ْقال َْع ْما‬
ْْ‫ت‬ ‫اسْ ْفْ ْإمالصْ ْالمرأةْ ْفق‬
َ َ َ ُ َ َ
27
‫لمْأقلْفقدْتبوأْْمقعدهْمنْانلار‬
ْ.ْ‫ض ْفيه ْبغ َرةٍْ ْعب ٍْد ْأوْ ْأ َم ٍة‬
ْ ‫ ْق‬-‫صىل ْاّلل ْعليه ْوسلم‬-ْ ‫ب‬ َْ َ‫انل‬
َُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ ََ َ َ
ْ‫كْ ْق الْْفشه َدْ ْهلُُْْم َم ُْد‬ ‫ال ْع َم ُرْْائْتنْ ْبمنْ ْيشه ْد ْمع‬
ْ ‫ال ْفق‬
ْ ‫ق‬ Artinya: Dari Mahmud bin Labid,
26 َ َ َ
.ْ‫نْ َمسلمة‬
ُْ ‫ب‬ ia berkata: “Aku pernah mendengar
Usman bin ‘Affan mengumumkan di
Artinya: Dari Miswar bin atas mimbar, ia berkata:”Siapapun tidak
Marhamah, ia berkata: Umar diizinkan untuk meriwayatkan hadis
bermusyawarah kepada manusia kecuali yang telah didengar di zaman
tentang janin perempuan, maka al- Abu Bakar dan Umar. Kemudian ia
berkata: “Tidak ada sesuatu yang
25
mencegahku menukil hadis Nabi SAW,
Anas Bin Malik, Al-Muwattha’Malik, vol. 5
(Mesir: Mauqi’ Wazarah al-Auqaf, tt), 489. melainkan sesuatu yang telah aku
26
Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi
27
al-Naisaburi, Shahih Muslim, vol. 5 (Beirut: Dar al- op.cit. al-Zuhri, Kitab Al-Thabaqat Al-Kubra,
Ihya’ al-Turats al-‘Arabiy, tt), 111. 2:291.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │91

dengar dari Rasulullah, bahwa beliau dan meminta tanggapan dari sahabat
berkata: “Siapa saja yang menisbahkan yang lain, yang mungkin juga
sebuah ucapan padaku yang aku tidak mengetahuinya.
pernah mengatakannya, maka
Sementara itu, Ali bin Abi Thalib
tempatnya adalah neraka”.
juga menampakkan keketatannya
َ َ ُ ُ ََ َ َ َ
َْ ‫ ْأتْ ْعث َمانْ ْال َمقاع َدْ ْف َد‬:ْ ْ‫ ْقال‬،ْ ْ‫يد‬
ْ‫اع‬ ٍ ‫سع‬ َْ ْ ْ‫عنْ ْبُسْ ْبن‬ dalam menerima sebuah riwayat,
َ َ َ ُ َ َ َ
ْ،ْ ‫ ْ َواس تَنش َقْ ْث َمْ ْغ َسلْ ْ َوج َه ُهْ ْثالثا‬،ْ ْ‫ب َو ُضو ٍْء ْفتَ َمض َمض‬
sebagaimana Ali barulah bersedia
َ َ َ ُ َ َ menerima riwayat hadis Nabi setelah
ْ‫ ْث َمْ ْ َم َس َحْ ْب َرأسه ْ َورجليه ْثالثا ْثالثا‬،ْ ‫َويَ َديه ْثالثا ْثالثا‬ periwayat hadis yang bersangkutan
َ َ َ َ َُ َ َ
ْ‫اّللْ ْ َعليه ْ َو َسل َْم ْ َهكذْا‬
َ
ْ ْ ْ‫تْ ْ َر ُسول‬
ْ ْ‫اّلل ْصىل‬ ُ ‫ ْ َر َأي‬:ْ ‫ال‬ َ َ ُ
ْ ‫ث َمْ ْق‬ mengucapkan sumpah, bahwa hadis
َ َ ُ َ َ ‫ك َذ‬ َ َ ‫ ْيَا ْ َه ُؤلءْ ْأ‬،ْ ُْ‫َيتَ َو َضأ‬
ْْ‫ ْنلَف ٍرْ ْمن‬،ْ ْ‫ ْن َعم‬:ْ ‫اكْ ْ؟ ْقالوا‬ yang disampaikannya itu benar-benar
28 ُ َ
.ْ‫حابْْ َر ُسولْْاّللْْعنده‬ َ ‫أ َص‬ dari Nabi SAW. Hal ini terlihat jelas
dalam hadis berikut:

Artinya: Dari Busr bin Sa’id, ia ْ‫ ْكنت‬:‫عن ْاسماء ْبن ْاحلكم ْالفزاري ْانهْسمع ْعليا ْيقول‬
berkata: Usman datang ke tempat kami, ْ‫إذا ْسمعت ْمن ْرسول ْاّلل ْصىل ْاّلل ْعليه ْوسلم ْحديثا‬
lalu ia mengajak berwudhu, kemudian
ْ‫نفعن ْاّلل ْبما ْشاء ْان ْينفعن ْمنه ْوَكن ْإذا ْحدثن ْعن ْه‬
ia berkumur-kumur, lalu memasukkan
air ke dalam hidung, lalu membasuh 29
‫غريهْاستحلفتهْفإذاْحلفْصدقته‬
wajahnya sebanyak tiga kali, membasuh
dua tangannya sebanyak tiga kali, Artinya: Dari Asma bin al-Hakam al-
kemudian ia menyapu kepala dan Fazariy, sesungguhnya ia mendengar
membasuh kakinya sebanyak tiga kali, Ali bin Abi Thalib berkata: Jika aku
kemudian ia berkata bagi kelompok yang mendengar dari Rasul SAW sebuah
berada di sekitarnya: Aku melihat Nabi hadis, maka Allah akan memberi
berwudhu seperti ini, bagaimana manfaat kepadaku dengan apa yang ia
menurut kalian?, Mereka menjawab: kehendaki, dan apabila seseorang selain
“Iya” (memang seperti demikian). Rasul menyampaikan hadis kepadaku,
maka aku akan memintanya untuk
Dari dua hadis di atas sangat jelas
bersumpah, jika ia mau maka aku akan
bahwa khalifah Usman bin ‘Affan
membenarkan apa yang
sebagaimana khalifah sebelumnya, juga
disampaikannya.
sangat ketat dan berhati-hati terhadap
sebuah hadis. Dalam hal ini, dengan Hadis di atas menjelaskan bahwa Ali
meminta sahabat untuk mencukupkan sangat ketat dalam periwayatan hadis,
menyampaikan hadis yang ia akan menerima hadis dari orang lain,
diriwayatkan di masa Abu Bakar dan jika orang tersebut mau bersumpah
Umar saja dan melarang sahabat untuk bahwa itu memang hadis dari
memperbanyak riwayat dan meminta Rasulullah SAW. Akan tetapi perlu
saksi dalam menyampaikan hadis, diingat juga bahwa ketatnya sahabat
bahkan ia mempraktekkan langsung khususnya para khalifah dalam
28 29
Ahmad Bin Hanbal, Musnad Ahmad, vol. 1 op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz,
(Beirut: ‘Alim al-Kutub, 1998), 67. 1:10.
92│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
menerima hadis bukanlah karena meriwayatkan hadits di masa Umar
meragukan kemampuan dan kejujuran lalu ia menjawab :
bahkan saling mencurigai satu sama
‫عن أبي سلمة عن أبي هريرة وقلت له أكنت تحدث‬
lain. Akan tetapi mereka
‫في زمان عمر هكذا قال لو كنت أحدث في زمان‬
melakukannya karena memiliki tujuan 31
‫عمر مثل ما أحدثكم لضربني بمخفقته‬
menjaga hadis itu sendiri, sebagaimana
akan dijelaskan secara lebih mendalam Artinya: Dari Abi Salamah dari Abu
pada pembahasan selanjutnya. Hurairah dan aku bertanya apakah
engkau sering meriwayatkan hadis di
c. Menghukum dan mengancam
zaman Umar? Lalu ia berkata:
sahabat yang memperbanyak
periwayatan hadis Bahkan dalam sebuah hadis, Abu
Hurairah yang merupakan periwayat
Selain melarang memperbanyak
hadis terbanyak pernah mengatakan:
riwayat dan ketat dalam menerima
riwaya, sewaktu menjadi khalifah ْ‫ْقالْرسول‬:‫ْماْكناْنستطيعْأنْنقول‬:‫عنْأبْهريرْةْأنهْقال‬
Umar bahkan menahan tiga orang
ْ‫ ْكنا ْخناف‬،‫اّلل ْصىل ْاّلل ْعليه ْوسلم ْحىت ْقبض ْعمر‬
sahabat di Madinah, yaitu Ibnu
Mas’ud, Abu Darda’ dan Abu Mas’ud
32
‫السياط‬
al-Anshari karena terlalu banyak
meriwayatkan hadis sebagaimana Artinya: Dari Abi Hurairah, ia berkata:
riwayat: Kami tidak dapat mengucapkan Qala
Rasulullah, kecuali setelah Umar
ْ‫عن ْسعد ْبن ْإبراهيم ْعن ْأبيه ْأن ْعمر ْحبس ْثالثة ْبن‬ meninggal dunia, karena kami takut
ْ‫مسعودْوأباْاِلرداء ْوأباْمسعودْاْلنصاريْفقالْقدْأكْثتم‬ mendapat hukuman.
30
‫احلديثْعنْرسولْاّللْصىلْاّللْعليهْوْسلم‬ Dalam riwayat lain Umar pernah
mengancam dan mengusir para
Artinya: Dari Saad bin Ibrahim sahabat jika masih memperbanyak
dari Bapaknya sesungguhnya Umar periwayatan:
menahan tiga orang sahabat yaitu Ibnu
Mas’ud, Abu al-Darda’ dan Abu ْ‫ ْسمعت ْعمر ْبن ْاْلطاب ْيقول‬:‫عن ْالسائب ْبن ْيزيد ْقال‬
Mas’ud al-Anshari seraya berkata ْ‫ َْلرتكن ْاحلديث ْعن ْرسول ْاّلل ْأو ْْلحلقنك‬:ْ ‫ْلب ْهريرْة‬
kepada mereka “Kalian terlalu banyak ْ‫ك‬
ْ ‫ َْلرتكن ْاحلديث ْأو ْْلحلقن‬: ‫بأرض ْدوسْ ْوقال ْلكعب‬
meriwayatkan hadis dari Rasulullah
SAW”.
33
‫بأرضْالقردة‬

Selain itu, Abu Hurairah, sahabat


yang paling banyak meriwayatkan 31
op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz,
hadits, pernah ditanya oleh Abu 1:7.
32
Salamah apakah ia banyak Abdurrahman Ahmad Al-Bakri, Min Hayati
Al-Khalifah Umar Bin al-Khatthab (Beirut: al-
Irsyad, tt), 141.
30 33
Abu Bakar Abdullah Bin Muhammad Bin Alauddin Ali al-Muttaqi bin Hisamuddin al-
Ibrahim Abi Syaibah Al-‘Abbasi, Al-Mushannaf Li Hindi, Kanzu Al-‘Ammal Fii Sunan al-Aqwal Wa al-
Ibn Abi Syaibah (Kairo: Al-Faruq al-Haditsah li al- Af’Al, vol. 10 (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1985),
Thiba’ah, 2007), 537. 291.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │93

Artinya: Dari al-Saib bin Yazid, ia ْ‫ ْبيننا ْوبينكم ْكتاب ْاّلل ْفاستحلوْا‬:‫فمن ْسألكم ْفقولوا‬
berkata: Aku mendengar Umar bin al- 34
.‫حالهلْوحرمواْحرامه‬
Khatthab berkata kepada Abu Hurairah:
“Hendaklah engkau meninggalkan
Artinya: Setelah Nabi SAW
meriwayatkan hadis Rasulullah SAW
wafatAbu Bakar mengumpulkan
atau aku akan asingkan dirimu ke
manusia dan berkata: “Kalian adalah
daerah Daus, dan kepada Ka’ab ia juga
orang-orang yang menerima hadis dari
pernah berkata: Hendaklah engkau
Rasulullah dan kalian berbeda pendapat
meninggalkan meriwayatkan hadis
tentangya. Orang-orang setelah kalian
Rasulullah SAW atau aku akan
akan semakin kuat perbedaannya, maka
asingkan kamu ke daerah Qirdhah.
jangan kalian meriwayatkan hadis
Dari riwayat-riwayat di atas, secara sedikitpun. Siapa yang bertanya
umum ada tiga bentuk kebijakan taqlil kepadamu, jawablah di antara kita telah
al-riwayah, yaitu memerintahkan secara ada Kitabullah, maka halalkanlah apa
langsung melakukan kebijakan taqlil al- yang telah dihalalkannya, dan
riwayah atau melarang memperbanyak haramkanlah apa yang telah
riwayat, sangat ketat (tatsabbut) dalam diharamkannya”
menerima riwayat dari orang lain serta
Dari riwayat di atas sangat jelas
mengancam dan menghukum para
bagaimana komitmen dan ketulusan
sahabat yang memperbanyak
hati Abu Bakar untuk menjaga
melakukan periwayatan hadis.
persatuan muslim. Abu Bakar
3. Tujuan Kebijakan Taqlil Al- mengetahui bahwa umat ketika itu
Riwayah memiliki kemampuan yang berbeda
satu sama lain dalam masalah agama,
Dengan dilakukannya kebijakan ada yang luas pemahamannya dan ada
taqlil al-riwayah terdapat beberapa yang tidak, sehingga jika riwayat tidak
tujuan yang akan ingin dicapai oleh dibatasi dan dibiarkan tersebar tanpa
sahabat, di antaranya: adanya penjagaan dan pembatasan
pada akhirnya akan menimbulkan
a. Mencegah Munculnya Perselisihan
polemik di tengah-tengah masyarakat,
Sesama Muslim
baik yang hidup saat itu maupun
Hal ini terlihat jelas dari ucapan Abu masyarakat setelahnya.
Bakar al-Shiddiq ketika ia berkhutbah
Seperti itu juga ketika Abu Bakar
dan melarang periwayatan hadis
dan Umar membakar catatan-catatan
karena takut sesama muslim keliru
hadisnya. Abu Bakar dan Umar
serta berbeda pendapat dalam sebuah
khawatir jika catatan itu tidak
hadis, sebagaimana riwayat:
dimusnahkan dikemudian hari akan
ْ‫ ْإنكم‬:‫أن ْأبا ْبكر ْمجع ْانلاس ْبعد ْوفاة ْنبيهم ْفقال‬ terjadi perbedaan pemahaman di
antara orang-orang yang membaca
ْ‫حتدثون ْعن ْرسول ْاّلل ْأحاديث ْختتلفون ْفيها ْوانلاس‬
ْ،‫ْفال ْحتدثوْاْعن ْرسولْاّللْشيئا‬،‫بعدكمْأشدْاختالفا‬ 34
op.cit. Al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat Al-Huffaz,
1:7.
94│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
catatan hadis tersebut. Sehingga bisa Umar di antara dua orang sehabat yang
terjadi pemahaman yang keliru yang menentang kepada orang yang banyak
yang bisa menimbulkan perselisihan meriwayatkan hadis, terutama
dan perpecahan, karena tidak sesuai mengenai masalah hukum yang tidak
dengan pemahaman yang sebenarnya ada saksinya. Hal ini tergambar dalam
sebagaimana disampaikan dan riwayat yang menyatakan bahwa Abu
diinginkan oleh Nabi SAW. Bakar tidak mau menerima hadis
tentang bagian warisan untuk seorang
b. Menjaga Hadis Rasulullah SAW
nenek sebelum adanya persaksian dari
Tujuan lain diterapkannya kebijakan sahabat yang lain.
menyedikitkan periwayatan hadis
Kasus warisan untuk nenek
(taqlil al-riwayah) adalah dalam rangka
menunjukkan ketelitian dan kehati-
menjaga dan memelihara hadis
hatian Abu Bakar dalam menerima
Rasulullah SAW. Hal ini dilakukan
riwayat demi menjaga keaslian hadis,
sahabat karena khawatir akan terjadi
dijelaskan bahwa ia ternyata tidak
kesalahan, perubahan dan kekeliruan
bersegera menerima riwayat hadis dan
yang masuk kepada hadis Nabi SAW
memutuskan perkara, sebelum meneliti
yang merupakan sumber hukum
kebenaran riwayat tersebut. Dalam
setelah al-Qur’an sehingga dapat melakukan penelitian, Abu Bakar
mengakibatkan rusaknya syariat Islam
meminta kepada periwayat hadis yakni
di masa yang akan datang.
al-Mughirah untuk menghadirkan
Para sahabat mengetahui kedudukan saksi. Hal ini bertujuan untuk
hadis maka mereka berpegang teguh memastikan bahwa hadis tersebut
padanya dan mengikuti atsar-atsar benar adanya bersumber dari Rasul
Rasulullah SAW. Mereka tidak mau SAW sehingga ia tidak salah dalam
menyalahi hadis jika mereka meyakini mengambil keputusan dalam kasus
kebenarannya, sebagaimana mereka tersebut.
tidak mau berpaling sedikitpun dari al-
c. Membendung Munculnya Hadis
Qur’an yang mutlak benar. Oleh karena
Palsu
itu hadis wajib untuk dijaga. Mereka
menempuh segala cara untuk Pada masa ini daerah kekuasaan
memelihara dan menjaga keotentikan Islam semakin luas. Persoalan yang
dan kemurnian hadis itu sendiri, muncul, sepeninggal Nabi adalah
karena hadis merupakan sumber masalah orang-orang murtad dan
syariat setelah al-Qur’an. pertikaian politik. Karenanya tidak
mengherankan kalau sahabat tidak
Salah satu bentuk pemeliharaannya
menyukai banyak periwayatan hadis
adalah dengan sangat ketat dan selektif
Nabi, karena takut terjadi kebohongan
menerima dan menyampaikan sebuah
atas nama Nabi. Para sahabat sangat
hadis. Salah satunya adalah dengan
selektif dalam menerima dan
meminta persaksian terhadap hadis
meriwayatkan hadis sehingga
yang disampaikan. Abu Bakar dan
seseorang diharuskan mendatangkan

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │95

saksi bila ia menyampaikan hadis. Hal terjadinya tadlis dan kebohongan dari
ini terlihat ketika Umar meragukan orang-orang munafik. Oleh karena
riwayat Abu Musa al-Asy’ari tentang mereka membatasi dan menyedikitkan
hadis meminta izin, setelah Abu Musa periwayatan hadis”.36
mendatangkan saksi dalam
Begitulah sikap para sahabat dalam
periwayatannya, Umar lalu menjawab
menjaga keotentikan hadis. Ini
dan menjelaskan kepada Abu Musa
merupakan salah satu bentuk tanggung
kenapa ia meragukan hal tersebut,
jawab para sahabat dalam menjaga
Umar berkata:
hadis dari berbagai kekeliruan dan
ََ َ َ َ ُ َ ُ َ ََ
َْ ‫وسْ ْأ َما ْإنْ ْلمْ ْأتهم‬
ْ‫ك‬ ‫ال ْع َم ُْر ْب ُنْ ْاْل َ َطابْ ْْلبْ ْم‬
ْ ‫فق‬ pemalsuan, sebab dengan membatasi
َ َ َ ُ َ َ َ ُ ‫َولَكنْْخش‬
َ
ْ‫صىلْاّلل‬-ْْ‫يتْْأنْْ َيتَق َولْْانلَاسَْْعْْ َر ُسولْْاّلل‬
periwayatan akan menutup
kesempatan orang-orang munafik
35
.-‫عليهْوسلم‬ untuk memalsukan hadis, apalagi pada
masa Umar, umat Islam telah
Artinya: Kemudian Umar bin al- menaklukkan banyak wilayah sehingga
Khatthab berkata kepada Abu Musa; banyak orang yang juga berbondong
"Aku tidak meragukanmu, hanya saja memeluk agama Islam.37
aku khawatir jika manusia membuat-
buat ucapan atas Rasulullah SAW. Para sahabat, ahli hadis, dan ahli
fikih telah mati-matian menjaga hadis
Dari penjelasan di atas dapat dan menyortirnya dari segala bentuk
disimpulkan bahwa kehati-hatian pemalsuan dan penyelewengan.
Umar dalam menerima riwayat bukan Mereka rela mengorbankan setiap harta
karena meragukan atau tidak percaya dan keluarganya demi mendapatkan
kepada sahabat yang lain, akan tetapi hadis. Mereka bepergian (rihlah) ke
hal itu adalah dalam rangka menjaga berbagai daerah hanya untuk
dan antisipasi supaya tidak mudah mendapatkan hadis dari seorang ahli
menyampaikan hadis atas nama Nabi hadis. Ini dilakukan demi menjaga
yang pada akhirnya akan berakibat ketersambungan hadis dan menjaga
berkembangnya hadis palsu. kualitas hadis. Jika melihat usaha dan
perjuangan mereka dalam menjaga
Imam Ibnu Qutaibah berkata: “Umar
keaslian hadis, bagaimana mungkin
bin al-Khatthab adalah orang yang
mereka yang telah beriman kepada
sangat menolak keras memperbanyak
Nabi, meneladani setiap tingkah dan
periwayatan hadis atau datangnya
ucapan Nabi, menjadikan Nabi sebagai
suatu hadis tanpa adanya saksi
world view dan teladan utama, rela
sehingga Umar memerintahkan untuk
meninggalkan harta dan keluarganya
mempersedikitkan periwayatan hadis.
Hal ini dilakukan karena umat Islam 36
op.cit. Al-Khatib, Al-Sunnah Qabla Al-
telah tersebar diberbagai daerah, mulai Tadwin, 92.
banyaknya orang berbondong-bondong 37
Arofatul Mu’awanah Mu’awanah,
“Perkembangan Hadis Pada Masa Sahabat,” KACA
memeluk agama Islam, kekhawatiran (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu
Ushuluddin 9, no. 2 (August 1, 2019): 16,
35
op.cit. Malik, Al-Muwattha’Malik, 5:489. https://doi.org/10.36781/kaca.v9i2.3037.
96│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
hanya untuk mendapatkan hadis, mengajarkan al-Qur’an akan
begitu tega melakukan tindakan terganggu. Riwayat-riwayat yang boleh
pemalsuan terhadap hadis Nabi. disampaikan hanya sebatas riwayat
yang dapat memberikan pemahaman
Salah satu bentuk usaha para
lebih terhadap ayat al-Qur’an yang
sahabat dalam menjaga hadis adalah
diajarkan bukan riwayat yang lain yang
dengan mengendalikan diri untuk
melenceng dari pembahasan ayat yang
tidak bebas dalam meriwayatkannya.
dijelaskan.39
Ini dimaksudkan agar terhindar dari
kesalahan dan kekeliruan ketika Senada dengan hal di atas, menurut
meriwayatkannya, sebab lumrahnya al-Baihaqi, para sahabat disuruh oleh
semakin banyak menyampaikan Umar untuk memfokuskan kepada
sesuatu semakin berpeluang besar pembelajaran al-Qur’an dan tidak
terjadi kesalahan di dalamnya.38 memperbanyak periwayatan jika dalam
pembelajaran tersebut tidak terlalu
d. Menjaga Al-Qur’an
dibutuhkan hadis untuk penjelasan.
Adapun tujuan lain dari Karena Umar menginginkan kaum
diterapkkannya kebijakan taqlil al- tersebut fokus terhadap al-Qur’an dan
riwayah adalah untuk menjaga al- tidak sibuk dengan hal yang lain
Qur’an. Maksudnya, sahabat termasuk periwayatan hadis itu sendiri
memfokuskan pemeliharaan dan yang pada akhirnya akan menggangu
penyusunan al-Qur’an serta menjaga terhadap pembelajaran al-Qur’an.
pemahaman terhadap al-Qur’an. Hal
Selain itu kebijakan itu diambil
ini terlihat dalam riwayat yang
supaya pemeliharaan al-Qur’an tidak
menyatakan bahwa Umar bin al-
terganggu. Telah dimaklumi bahwa
Khatthab memerintahkan kepada orang
pada masa Abu Bakar dan Umar
yang diutusnya ke Iraq untuk
adalah masa sibuknya para sahabat
memperketat dan menyedikitkan
mengumpulkan dan menyusun al-
penyampaian riwayat.
Qur’an. Oleh karena itu, mau tidak
Menyikapi riwayat tersebut, Abu mau fokus untuk memaksimalkan
Ja’far al-Thahawi (w. 321 H) dalam kegiatan tersebut, segala sesuatu yang
kitabnya Syarh Musykil al-Atsar menghambat proses harus dihentikan.
berpendapat bahwa riwayat tersebut
Hal ini dapat diterima karena
menunjukkan bahwa Umar
dengan sangat terbatasnya alat-alat
menginginkan manusia untuk tidak
tulis yang terdapat di zaman itu, akan
kehilangan fokus terhadap
menimbulkan kerancuan terhadap
pembelajaran dan pemeliharaan al-
ayat-ayat al-Qur’an yang juga dicatat
Qur’an dikarenakan penyampaian
pada zaman tersebut. Hal ini dapat
riwayat dari para sahabat. Jika hal itu
menimbulkan bercampurnya catatan
dilakukan hanya akan membuat sibuk
al-Qur’an dan hadis dalam satu tempat.
terhadap riwayat sehingga tujuan awal
39
op.cit. al-Thahawi, Syarah Musykil Al-Atsar,
38
ibid. Mu’awanah, 28. 320.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │97

Lebih dari itu, di masa yang akan Dengan dasar itu, para sahabat
datang akan menimbulkan polemik menampakkan sikap ketatnya
yang lebih tajam karena catatan-catatan dengan cara sangat selektif dan
tersebut akan dibaca oleh orang lain. berhati-hati dalam menerima dan
meriwayatkan hadis-hadis Nabi
4. Dampak Positif Dan Negatif
SAW yang mereka ketahui serta
Kebijakan Taqlil Al-Riwayah
memerintahkan sahabat yang lain
Terhadap Perkembangan Hadis
untuk meminimalisir periwayatan,
Setiap kebijakan yang dilakukan dalam rangka menjaga hadis Nabi
pasti akan memiliki dampak untuk SAW.
masa selanjutnya. Terkadang kebijakan
Buktinya dapat dilihat dari
akan memiliki dampak positif dan
penjelasan sebelumnya, bahwa jika
sebaliknya tidak menutup
mereka mendengar suatu hadis yang
kemungkinan kebijakan tersebut juga
sebelumnya tidak pernah mereka
akan berdampak negatif. Berkenaan
dengar, mereka mengambil sikap
dengan hal tersebut, penulis akan
tidak langsung percaya kepada hadis
memaparkan analisa serta dampak apa
tersebut walaupun hadis tersebut
saja yang terjadi dari penerapan
diriwayatkan oleh sahabat yang
kebijakan taqlil al-riwayah terhadap teruji ketsiqahannya. Untuk
perkembangan hadis membuktikan kebenarannya mereka
a. Dampak Positif Kebijakan Taqlil meminta saksi bahkan menyuruh
Al-Riwayah Terhadap pembawa hadis bersumpah jika itu
Perkembangan Hadis memang bersumber dari Nabi SAW.
1) Terjaganya Keotentikan Hadis
Kebijakan ini berdampak positif
Nabi SAW
terhadap perkembangan hadis dari
Adapun dampak posistif pertama zaman sahabat hingga sekarang
dari diterapkannya kebijakan taqlil lebih-lebih dari sisi kualitas
al-riwayah pada masa sahabat adalah kemurnian dan keotentikannya.
terjaganya kemurnian dan Dengan sangat berhati-hatinya para
keotentikan hadis Nabi SAW. Perlu sahabat dalam meriwayatkan akan
diingat dan telah dijelaskan berdampak pada kualitas dan
sebelumnya tentang latar belakang keotentikan hadis itu sendiri. Hal ini
dan tujuan diterapkannya kebijakan dikarenakan ketika para sahabat
ini, bahwa pada dasarnya hal ini tidak yakin betul terhadap suatu
dilakukan atas dasar kekhawatiran riwayat, mereka tidak mau
(khasyyah) para sahabat terhadap meriwayatkan, sehingga secara tidak
periwayatan hadis akan terjatuh langsung hal ini akan lebih menjaga
dalam kekeliruan, perubahan hadis dari kekeliruan dan perubahan
bahkan pemalsuan dengan tujuan bahkan pemalsuan terhadap keaslian
menjaga hadis Nabi SAW dari hal- riwayat Nabi SAW.
hal tersebut.’
98│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
Begitu juga ketika ia diminta hidup. Sebab saat itu tidak terlepas
menghadirkan saksi dari dari keberadaan orang-orang
periwayatan tersebut, dengan munafik yang membuat kekacauan
adanya saksi menjadi hal penting di kalangan kaum muslimin. Banyak
sekaligus lebih menguatkan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang
kualitas serta keotentikan hadis, menjelaskan tentang kemunafikan
sehingga riwayatnya menjadi lebih mereka. Oleh karena itu tingkah laku
kuat dan teruji karena tidak hanya mereka telah diketahui sebelumnya
diketahui oleh seorang sahabat saja. oleh para sahabat, yakni sifatnya
Hasilnya, dengan terjaganya yang senantiasa melakukan
kemurnian hadis, menjadikan hadis kedustaan terhadap Rasul SAW.40
lebih bisa dipercaya dan
Akan tetapi potensi kebohongan
menghilangkan keraguan terhadap
tersebut masih sangat mudah
orang yang kurang yakin dengan
dideteksi dan diketahui, karena
kebenaran hadis.
dengan masih eksisnya Nabi SAW di
Begitu juga dengan diterapkannya tengah-tengah kaum muslimin,
kebijakan taqlil al-riwayah, akan lebih sehingga sangat memudahkan para
mendorong sahabat untuk sahabat menanyakan dan
meriwayatkan hadis bil lafzhi yang memastikan kebenaran atau
menjadikan redaksi hadis bisa lebih kedustaan berita tersebut.
terjaga keasliannya sebagaimana
Dengan terjadinya hal tersebut
yang disampaikan oleh Nabi dan
ketika Nabi SAW masih hidup, para
didengar oleh para sahabat, karena
sahabatpun dengan cermat
sahabat sangat takut jika hadis yang
mengantisipasi hal tersebut yang
ia sampaikan berbeda dengan yang
salah satu metode yang ditempuh
disampaikan oleh Nabi, sehingga
adalah dengan diterapkannya
para sahabat hanya menyampaikan
kebijakan taqlil al-riwayah. Hal ini
dan meriwayatkan hadis-hadis yang
dilakukan dengan tujuan bahwa
benar-benar mereka yakini
hadis maudhu’ bisa dideteksi dan
kebenarannya sebagaimana yang
dikendalikan.
Nabi sampaikan.
Hal ini tergambar bagaimana
2) Tidak Munculnya Hadis
sahabat sangat ketat dan selektif
Maudhu’
menerima hadis satu sama lain yang
Adapun dampak posistif lain dari tidak pernah ia dengar sebelumnya,
diterapkannya kebijakan taqlil al- walaupun diketahui hadis tersebut
riwayah adalah tidak munculnya disampaikan oleh sahabat yang telah
hadis-hadis maudhu’ (palsu). Pada teruji keadilannya. Sebagaimana
bagian terdahulu telah dijelaskan kasus yang terjadi terhadap Abu
bahwa potensi dan benih-benih
pendustaan kepada Nabi telah 40
Salahuddin Ibn Ahmad Al-Adlabi, Manhaj
terjadi sejak masa Nabi SAW masih Naqd Al-Matn ‘Inda Ulama’ Al-Hadits Al-Nabawi
(Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983), 40.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │99

Bakar dan al-Mughirah dalam penting dalam mengendalikan dan


masalah warisan untuk nenek dan membendung hadis maudhu’.
kasus Umar dengan Abu Musa al-
Memang, pada akhirnya hadis
Asy’ari ketika meminta izin bertamu.
maudhu’ tetap ada dan tersebar
Begitu juga ketika menyampaikan setelah zaman fitnah atau ketika Ali
hadis kepada yang lain, Abu Bakar bin Abi Thalib menjadi khalifah,
dan Umar mewanti-wanti sahabat akan tetapi setidaknya
yang lain untuk berhati-hati dalam perkembangannya dapat dibendung
meriwayatkan hadis hingga dan dikendalikan dan tidak dapat
memerintahkan untuk mengurangi dibayangkan kalau hal ini dibiarkan
periwayatan hadis Nabi SAW. Hal terjadi sejak zaman Abu Bakar dan
ini dilakukan untuk membendung Umar. Bisa jadi kemurnian ajaran
penyebaran hadis maudhu’. Islam khususnya hadis-hadis asli
akan lebih sulit dideteksi dan
Selain itu dengan adanya
dibedakan dari hadis-hadis maudhu’.
kebijakan ini, bisa mendeteksi
dengan cepat hadis maudhu’, karena b. Dampak Negatif Kebijakan Taqlil
dengan adanya pengetatan dan Al-Riwayah Terhadap
pengurangan riwayat, para sahabat Perkembangan Hadis
dengan kemampuan dan kehati-
1) Hilangnya Sebahagian Riwayat
hatiannya akan memeriksa dan
Hadis Nabi SAW
membuktikan kebenarannya jika ia
mendengar hadis yang belum Menurut penulis, tak bisa
pernah mereka dengar sebelumnya dipungkiri bahwa kebijakan taqlil al-
atau hadis tersebut dinilai riwayah yang dilakukan setelah
bertentangan dengan dalil yang lain. wafatnya Nabi memiliki dampak
Sehingga mereka akan bertanya negatif terhadap perkembangan
kepada sahabat yang lain tentang hadis. Salah satu dampak negatif
kebenaran riwayat tersebut. dari kebijakan tersebut adalah
hilangnya sebahagian riwayat hadis
Jika dilihat lebih jauh, kebijakan
Nabi SAW.
ini sangat ampuh untuk
membendung munculnya hadis Telah dijelaskan sebelumnya Nabi
maudhu’. Ini dibuktikan dengan tidak selama hidupnya dan ketika diutus
ditemukannya secara pasti ada dan menjadi Rasul selalu mengajarkan
berkembangnya hadis maudhu’ Islam dan menyampaikan hadis
ketika Abu Bakar dan Umar menjadi kepada para sahabatnya. Hadis tidak
khalifah, bahkan setelah dilanjutkan hanya sebatas ucapan ataupun
oleh Usman bin Affan pun belum perbuatan Nabi dalam konteks
ada ditemukan hadis maudhu’, ibadah. Akan tetapi seluruh aktifitas
menurut pendapat dari para ulama keseharian Nabi SAW merupakan
hadis. Hal ini membuktikan bahwa hadis dan riwayat.
kebijakan ini mengambil posisi
100│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
Dalam menyampaikan ingat para sahabat yang berbeda,
dakwahnya, para sahabat yang mereka tidak mampu secara
mendengar hadis dari Nabi SAW maksimal merekam dan menyimpan
tidak memiliki kemampuan dan seluruh riwayat yang ada. Jika tidak
waktu yang sama, sehingga para diriwayatkan kepada yang lain, akan
sahabat akan berbeda satu sama lain mengakibatkan secara berangsur-
dalam perbendaharaan hadis. angsur riwayat-riwayat Nabi SAW
Begitupun dalam kehidupan sehari- akan hilang dan berkurang serta
hari, ada yang dekat dengan Nabi terlupakan oleh sebahagian sahabat.
seperti keluarga dan istri-istrinya
Begitu juga dengan cukup
serta sahabat-sahabat dekatnya,
lamanya kebijakan ini diterapkan,
sehingga dapat dipastikan akan
pada rentang waktu tersebut akan
memiliki perbendaharaan hadis
cukup banyak para sahabat yang
yang lebih banyak dibandingkan
telah wafat. Baik karena peperangan,
yang lain.
perluasan wilayah maupun sebab
Begitupun dari sisi kemapuan yang lain. Keadaan ini pada
intelektual, ada sahabat yang akhirnya akan mengakibatkan
memiliki kemampuan intelektual riwayat-riwayat yang tersimpan
yang lebih dibandingkan sahabat dalam diri para sahabat tersebut
yang lain begitu juga para istri-istri akan lenyap dengan kematiannya.
Nabi SAW. Oleh karena disebabkan Apalagi riwayat-riwayat ahad yang
hal di atas akan berdampak pada terkadang hanya diketahui oleh
jumlah riwayat yang dihafal dan seorang atau beberapa orang sahabat
dipahami oleh satu sama lain. dan tidak diketahui secara umum
oleh sahabat yang lain. Apalagi jika
Setelah Nabi wafat dan tongkat
hafalan-hafalan hadis mereka belum
kepemimpinan dipimpin oleh para
sempat tercatat, ini juga akan
khalifah, tugas Nabi harus diemban
semakin mempercepat hilangnya
oleh para khalifah tersebut. Dalam
sebahagian riwayat-riwayat Nabi
hal ini adalah demi memelihara dan
SAW.
menyampaikan dakwah Islam
hingga tetap berkembang untuk Akan tetapi dalam menyikapi hal
masa selanjutnya. Pada masa inilah ini, diingatkan sebagaimana
sahabat menerapkan taqlil al-riwayah. pendapat para ulama bahwa
kalaupun ada sebahagian riwayat
Dengan dilakukannya kebijakan
yang hilang dan tidak sampai
tersebut dan dibatasinya
kepada kaum muslimin serta
penyampaian hadis Abu Bakar al-
hilangnya beberapa catatan-catatan
Shiddiq dan Umar bin al-Khatthab. hadis para sahabat, hal itu tidak
Tentu hal ini akan berdampak
mengurangi rasa dan keyakinan kita
langsung terhadap perkembangan
terhadap kesempurnaan syariat
periwayatan hadis. Tentunya dalam
Islam yang sampai hingga saat ini.
kondisi tersebut, mengingat daya

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │101

Karena dapat dipastikan dan boleh meriwayatkan dan


dimaklumi bahwa syariat Islam telah mengajarkan hadis, sehingga
sempurna dan terjaga. Selain walaupun pada awalnya hadis
dikarenakan dalil-dalil yang ada tersebut didengar oleh banyak
hingga saat sekarang, juga orang, ketika kebijakan ini
disebabkan karena syariat diterapkan pada akhirnya yang
merupakan ibadah yang dilakukan boleh menyampaikannya hanya
oleh para sahabat secara terus sahabat yang diizinkan, sehingga
menerus sehingga walaupun tidak akan mengurangi jalur-jalur riwayat.
disampaikan secara riwayat tetapi
2) Maraknya Hadis Riwayat Bil
teraplikasi dalam perbuatan
Makna
sehingga akan selalu terpelihara.
Adapun dampak negatif
Mengenai hal ini, Muhammad
selanjutnya yang terjadi terhadap
Rasyid Ridha dalam kitabnya Tafsir
perkembangan hadis dari
al-Manar mengatakan: “Kami
diterapkannya kebijakan taqlil al-
berkeyakinan bahwa banyak hadis
riwayah ialah dengan marak dan
Nabi yang hilang dan terlupakan,
banyaknya hadis riwayat bil makna
dan itu disebabkan para sahabat dan
(riwayat sesuai dengan makna
ulama tidak menulis apa yang
riwayat asli).
mereka dengar. Akan tetapi,
riwayat-riwayat tersebut tidak Hal ini tidak dapat dipungkiri
termasuk riwayat-riwayat yang karena ketika periwayatan dibatasi
berhubungan dengan tafsir al- dan diperketat, para sahabat akan
Qur’an dan masalah-masalah mulai berkurang dalam
agama”. 41
meriwayatkan hadis-hadis yang
diketahui dan dihafalnya kepada
Selain itu menurut penulis dengan
sahabat yang lain.
kebijakan ini hilangnya riwayat
disini lebih kepada berkurangnya Maka, ketika ini berlangsung
dari sisi jumlah riwayat bukan cukup lama akan membuat hafalan
substansi atau pesan dari riwayat sahabat yang sesuai sebagaimana
karena ketika jumlah riwayat redaksi hadis yang mereka dengar
berkurang akan berakibat langsung dari Nabi SAW akan mulai
berkurangnya hadis-hadis mutawatir berubah. Maka ketika riwayat
dan di sisi yang lain akan banyaknya tersebut diriwayatkan, sahabat akan
hadis-hadis ahad yang sampai meriwayatkan sesuai maknanya saja
kepada kita hingga saat ini. Hal ini dan tidak sama dengan redaksi
dikarenakan, ketika kebijakan ini (lafazh) hadis sebagaimana yang
diterapkan, hanya dari sahabat- Nabi SAW ungkapkan pertama kali.
sahabat terpilih dan terpercaya yang
Apalagi dengan adanya
41
pembakaran terhadap catatan-
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar,
vol. 6 (Beirut: Dar Al-Fikr, tt), 288. catatan hadis yang dilakukan oleh
102│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
Abu Bakar dan Umar bin al- disampaikan akan berbeda dari yang
Khatthab. Hal ini secara tidak disampaikan oleh Nabi SAW.
langsung dan disengaja akan
Mengenai periwayatan bil makna,
berakibat hilangnya redaksi asli
para sahabat berbeda pendapat
riwayat sebagaimana yang
tentang kebolehannya. Akan tetapi
diucapkan oleh Nabi ketika
mayoritas sahabat melarangnya
menyampaikan hadis-hadisnya. Hal
seperti Ibnu Umar dan Ibnu Mas’ud.
ini disebabkan, karena kekuatan
Ini disebabkan karena dengan
hafalan tidaklah sama dengan
melakukan riwayat bil makna akan
kekuatan catatan yang
mengurangi keotentikan hadis Nabi
keakuratannya pasti lebih teruji dan
dan dimungkinkan akan ada pesan
terjaga, berbeda dengan hafalan
dari hadis tersebut yang hilang atau
yang dengan lama-kelamaan akan
terabaikan, karena pada dasarnya
mulai berubah dan berkurang,
tidak persis sama dengan yang
sehingga walaupun pesan hadisnya
disampaikan oleh Nabi SAW.
masih dapat diriwayatkan akan
tetapi kemungkinan redaksinya Menurut pendapat para ulama,
tidak akan sama sebagaimana yang dengan mempertimbangkan
disabdakan oleh Nabi SAW. masalah penukilan hadis
berdasarkan makna, maka secara
Kalau diteliti lebih jauh kebijakan
berangsur-angsur keaslian lafazh
taqlil al-riwayah bukanlah sebab
atau redaksi hadis Nabi mulai
utama atau satu-satunya yang
menghilang dan akan berkurang
menyebabkan maraknya riwayat bil
hadis yang keaslian redaksinya
makna. Ada sebab lain seperti
dapat dinisbahkan kepada Nabi
kemampuan hafalan para sahabat
SAW, apalagi tidak adanya catatan
yang berbeda-beda, sehingga ketika
lengkap yang berisi hadis-hadis Nabi
meriwayatkan kepada yang lain
SAW.
hanya menyampaikan pesan atau
makna yang ada dari riwayat yang 3) Terlambatnya Kodifikasi Hadis
didengar.
Dampak negatif lainnya yang
Begitu juga dengan berantainya terjadi terhadap perkembangan
periwayatan akan menimbulkan hadis dari diterapkannya kebijakan
dampak maraknya riwayat bil taqlil al-riwayah ialah melambatnya
makna, karena tidak semua sahabat proses kodifikasi hadis-hadis Nabi
mendengar langsung dari seluruh SAW. Pada dasarnya arah kodifikasi
hadis dari Nabi SAW, maka ketika ia hadis-hadis Nabi SAW telah dimulai
mendapatkan riwayat dari sahabat, sejak masa Nabi SAW masih hidup.
dan sahabat itupun mendapatkan Ini dibuktikan dengan adanya
dari sahabat yang lain, sehingga beberapa sahabat yang mencatatat
lama kelamaan pesan yang hadis-hadis yang mereka dengar.
Namun perlu diingat kodifikasi pada

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │103

masa ini hanya bersifat kegiatan Umar mengurungkan niatnya itu.


individual (pribadi) dan parsial Dia khawatir himpunan hadis itu
(tidak teratur). akan memalingkan perhatian umat
dari al-Qur’an.
Kebijakan yang paling berdampak
pada pada melambatnya kodifikasi Kodifikasi hadis secara resmi baru
hadis adalah perintah untuk fokus terjadi di akhir abad pertama
terhadap pemeliharaan dan Hijriyah yakni di zaman setelah
penjagaan al-Qur’an dan sahabat tepatnya di masa khalifah
mengetatkan periwayatan hadis, ini Umar bin Abdul Aziz yang
berdampak langsung terhadap mengintruksikan para ulama untuk
kodifikasi hadis, karena para sahabat mengumpulkan seluruh hadis Nabi
sibuk untuk melakukan kodifikasi SAW dan mengkodifikasikannya.
al-Qur’an sehingga hadis terasa Kemudian kodifikasi ini
terabaikan, padahal keduanya disampaikan ke seluruh daerah
adalah sumber hukum dalam Islam. kekuasaannya.42

Ketika periwayatan hadis Jadi, dari uraian di atas dapat


dikurangi dan dibatasi akan disimpulkan bahwa kebijakan taqlil
berakibat semakin sedikit orang al-riwayah berdampak kepada
yang meriwayatkan dan mendengar tertundanya kodifikasi hadis-hadis
hadis sehingga proses riwayat juga Nabi SAW. Jika kiranya Khulafa’ al-
semakin melambat, sehingga akan Rasyidin tidak memerintahkan untuk
semakin sedikit orang yang mencatat mengurangi dan mengetatkan
riwayat-riwayat Nabi SAW. Apalagi periwayatan atau bahkan membakar
tidak adanya pencatatan hadis secara catatan-catatan hadis Nabi SAW
resmi bahkan dengan adanya catatan yang dimilikinya serta sahabat
hadis yang dibakar. Jika hal itu tidak lainnya, serta tidak mengurungkan
terjadi maka dimungkinkan niatnya untuk mengumpulkan hadis
pengkodifikasian hadis bisa sebagaimana al-Qur’an
dilakukan dengan metode yang berkemungkinan besar kodifikasi
sama seperti al-Qur’an yakni hadis akan lebih cepat dilakukan
mengumpulkan seluruh catatan- dari yang seharusnya.
catatan hadis para sahabat lalu
KESIMPULAN
mengumpulkannya menjadi satu.
Dari tulisan yang telah diuraikan
Memang, Umar pernah
ditemukan bahwa terdapat faktor
merencanakan menghimpun hadis
politik dan sosial keagamaan yang
Nabi secara resmi. Umar meminta
menyebabkan kebijakan ini diambil, di
pertimbangan kepada para sahabat
antaranya karena terjadinya pergolakan
dan para sahabat menyetujuinya.
politik, perluasan wilayah, munculnya
Akan tetapi sebulan Umar memohon
petunjuk kepada Allah dengan
42
shalat istikharah, dan pada akhirnya op.cit. Al-Khatib, Al-Sunnah Qabla Al-
Tadwin, 149.
104│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)
nabi-nabi palsu, banyaknya orang yang mengungkap hadis sejak dari sumber
murtad dan tidak menjalankan syariat maupun proses periwayatannya hingga
Islam secara kaffah disertai sekarang dan hal ini sekaligus menjadi
kekhawatiran sahabat akan munculnya penguat posisi kajian hadis dalam
hadis palsu. khazanah keilmuan Islam.

Kebijakan taqlil al-riwayah memiliki DAFTAR KEPUSTAKAAN


beberapa bentuk di antaranya: perintah
Al-‘Abbasi, Abu Bakar Abdullah Bin
untuk mengurangi periwayatan,
Muhammad Bin Ibrahim Abi
selektif dan ketat (tastsabbut) dalam
Syaibah. Al-Mushannaf Li Ibn Abi
menerima riwayat dari sahabat lain,
Syaibah. Kairo: Al-Faruq al-
serta menghukum dan mengancam
Haditsah li al-Thiba’ah, 2007.
para sahabat yang memperbanyak
periwayatan hadis-hadis Nabi SAW. Al-Adlabi, Salahuddin Ibn Ahmad.
Manhaj Naqd Al-Matn ‘Inda
Adapun tujuan utama kebijakan ini
Ulama’ Al-Hadits Al-Nabawi.
diambil oleh Abu Bakar dan Umar
Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah,
ialah dalam rangka menjaga
1983.
keotentikan hadis-hadis Rasulullah
SAW agar terhindar dari kekeliruan Al-Bakri, Abdurrahman Ahmad. Min
dan pemalsuan (maudhu’) serta Hayati Al-Khalifah Umar Bin al-
sekaligus dalam rangka penjagaan dan Khatthab. Beirut: al-Irsyad, tt.
pemeliharaan al-Qur’an.
Al-Darimi, Abu Muhammad Abdullah
Selain itu kebijakan ini berdampak bin Abdurrahman bin al-Fadhl
terhadap perkembangan hadis, baik bin Bahram. Sunan Al-Darimi.
dampak positif yakni terjaganya Vol. 1. Beirut: Darul Basyair al-
keotentikan dan kualitas hadis Nabi Islamiyah, 2013.
SAW serta tidak munculnya hadis
palsu (maudhu’) di kalangan umat Islam Al-Dzahabi, Abu Abdillah Syamsuddin
ataupun dampak negatif, yakni Muhammad. Kitab Tadzkirat Al-
hilangnya sebahagian riwayat dan Huffaz. Vol. 1. Beirut: Darul
catatan-catatan hadis Nabi SAW, Kitab Al-‘Ilmiyyah, 1958.
maraknya riwayat hadis bil makna serta
Al-Khatib, Muhammad ‘Ajjaj. Al-
terlambatnya proses kodifikasi hadis-
Sunnah Qabla Al-Tadwin. Beirut:
hadis Nabi SAW.
Darul Fikr, 1981.
Demikian tulisan tentang kebijakan
Al-Nasa’i, Ahmad Bin Syau’aib Abu
taqlil al-riwayah pada masa Abu Bakar
Abdurrahma. Sunan Al-Kubra Al-
al-Shiddiq dan Umar bin al-Khatthab,
Nasa’i. Vol. 4. Beirut: Darul Kitab
penulis menyarankan agar lebih
al-‘Ilmiyyah, 1991.
banyak yang menulis tentang kajian
hadis dari aspek sejarah, karena hal ini Al-Thabraniy, Sulaiman bin Ahmad bin
sangat penting dan relevan untuk Ayyub Abu Al-Qasim. Al-

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Ahmad Amin, dkk., Hadis dan Politik:Kebijakan Taqlīl al-Riwāyah pada Masa... │105

Mu’jam Al-Kabir. Vol. 9. Mosul: Mu’awanah, Arofatul Mu’awanah.


Maktabah al-Ulum wa al-Hikam, “Perkembangan Hadis Pada
1983. Masa Sahabat.” KACA (Karunia
Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu
Arikunto, Suharsimi. Manajemen
Ushuluddin 9, no. 2 (August 1,
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta,
2019): 4–32.
1990.
https://doi.org/10.36781/kaca.v9i
———. Prosedur Penelitian Suatu 2.3037.
Pendekantan Praktik. IV. Jakarta:
Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj bin
Rineka Cipta, 2006.
Muslim al-Qusyairi al-. Shahih
Azami, Muhammad Musthafa. Dirasat Muslim. Vol. 1. Beirut: Dar al-
Fi Al-Hadits Al-Nabawi Wa Tarikh Ihya’ al-Turats al-‘Arabiy, tt.
Tadwinih. Beirut: Al-Maktab Al-
———. Shahih Muslim. Vol. 5. Beirut:
Islami, 1980.
Dar al-Ihya’ al-Turats al-‘Arabiy,
Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn tt.
Ismail bin Ibrahim ibn al-
Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir Al-
Mughirah ibn al-Bardizbah al-.
Manar. Vol. 6. Beirut: Dar Al-
Shahih Al-Bukhari. Vol. 2. Beirut:
Fikr, tt.
Dar Al-Fikr, 1981.
Soetari, Endang. Ilmu Hadis. Bandung:
———. Shahih Al-Bukhari. Vol. 1. Beirut:
Amal Bakti Press, 1997.
Dar Al-Fikr, 1981.
Tauhid, Muhammad. “MANHAJ AL-
———. Shahih Al-Bukhari. Vol. 12.
MUHADDITSIN DALAM
Beirut: Dar Al-Fikr, 1981.
PEMELIHARAAN HADITS DI
———. Shahih Al-Bukhari. Vol. 5. Beirut: ABAD PERTAMA HIJRIYAH.”
Dar Al-Fikr, 1981. Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-
Qur’an dan al-Hadits 11, no. 1
Hanbal, Ahmad Bin. Musnad Ahmad. (September 28, 2017).
Vol. 1. Beirut: ‘Alim al-Kutub, https://doi.org/10.24042/al-
1998. dzikra.v11i1.1814.
Hindi, Alauddin Ali al-Muttaqi bin Thahawi, Abu Ja’far al-. Syarah Musykil
Hisamuddin al-. Kanzu Al- Al-Atsar. Beirut: Muassasah Al-
‘Ammal Fii Sunan al-Aqwal Wa al- Risalah, 1994.
Af’Al. Vol. 10. Beirut: Muassasah
al-Risalah, 1985. Zuhri, Muhammad bin Sa’ad bin Mani’
al-. Kitab Al-Thabaqat Al-Kubra.
Malik, Anas Bin. Al-Muwattha’Malik. Vol. 2. Kairo: Maktabah al-
Vol. 5. Mesir: Mauqi’ Wazarah Khaniji, tt.
al-Auqaf, tt.
106│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.2 No.1 2020 (77-106)

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)

You might also like