You are on page 1of 12

Rekayasa Sipil, Vol. 9 No. 2 .

September 2020 Pp 59 - 70 p-ISSN 2252-7699 e-ISSN 2598-5051


DOI: http://dx.doi.org/10.22441/jrs.2020.v09.i2.04

Simulasi Model Resiko Pengendalian Pekerjaan Erection PCI Girder


Proyek Pembangunan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng

Lily Kholida1, Nindyta Arih Kinanti2, Putri Bellinda Yoseva3


Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana
1
E-mail: 1lily.kholida@mecubuana.ac.id, 2nindyta.arih@mecubuana.ac.id, 3putribellindayoseva@gmail.com

Abstract

In toll road construction projects, superstructure work is one of the phases that have a high level of risk. Especially
when installing an erection girder. This also happened to the Kunciran - Cengkareng Toll Road Construction
Project which resulted in 2 accidents. For this reason, this study aims to determine what factors influence the
erection girder work stage which is then deepened by literature studies and expert validation. The risk value
obtained refers to the 2013 PMBOK risk management which is further sharpened with a Monte Carlo simulation
to see the frequency and sensitivity. The results showed that there were six main risks with the highest value,
namely oil spills in the work area of 0.178 and the lowest was that workers were injured due to being exposed to
materials or equipment during the mobilization process of 0.129. The highest risk sensitivity was 86.9%, namely
the worker was hit by material when lifting the PCI girder. Efforts are being made to maximize housekeeping
work areas, signs, and PPE for workers in accordance with Permenakertrans No. 8 of 2010 concerning personal
protective equipment in building construction so as to improve health and safety performance.

Keywords : Risk, PMBOK 2013, Occupational Health and Safety, Monte Carlo Simulation, Flyover

Abstrak

Pada proyek konstruksi jalan tol, pekerjaan struktur bangunan atas adalah salah satu fase yang memiliki tingkat
risiko tinggi. Terutama pada saat pemasangan erection girder. Hal ini juga terjadi pada Proyek Pembangunan Jalan
Tol Kunciran – Cengkareng yang mengakibatkan 2 kecelakaan. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pada tahapan pekerjaan erection girder yang kemudian
diperdalam dengan studi literatur dan validasi pakar. Nilai risiko yang diperoleh mengacu pada risk management
PMBOK 2013 selanjutnya dipertajam dengan simulasi Monte Carlo untuk melihat frekuensi dan sensitivitas. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat enam risiko utama dengan nilai tertinggi yaitu adanya tumpahan oli pada area
kerja sebesar 0,178 dan terendah adalah pekerja terluka akibat terkena material atau peralatan saat proses
mobilisasi sebesar 0,129. Sensitivitas risiko tertinggi sebesar 86,9% yaitu pada pekerja tertimpa material saat
pengangkatan PCI girder. Upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan housekeeping area kerja, rambu, dan
APD bagi pekerja sesuai dengan Permenakertrans No. 8 tahun 2010 tentang alat pelindung diri pada konstruksi
bangunan sehingga dapat meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja.

Kata Kunci : Risiko, PMBOK 2013, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Simulasi Monte Carlo, Flyover

1. PENDAHULUAN sedangkan untuk Indonesia sendiri menduduki


Menurut National Safety Council USA, urutan ke-5 se-ASEAN atau terburuk,
8.993 orang meninggal selama 2003-2011 pada dibandingkan Singapura sebagai urutan
tempat kerja konstruksi di Amerika, yang pertama, disusul Malaysia, Thailand dan
merupakan angka tertinggi penyebab kematian Filipina (Endroyo dan Tugino, 2007).
di antara industri lain dan trend yang sama juga Sementara di Indonesia setiap 100.000
terjadi di beberapa negara, bahkan lebih parah kasus kecelakaan terhadap tenaga kerja di
pada negara berkembang (Mahmoudi et.al, Indonesia, 30% diantaranya terjadi di sektor
2014). Di India, angka kematian pada pekerjaan konstruksi (BPJS Ketenagakerjaan, 2015). Data
konstruksi sebesar 40 per 100.000 pekerja, ini diperkuat juga pada laporan

59
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Kementrian Ketenagakerjaan tahun 2014 mempunyai dampak negatif atau positif


yang menyatakan bahwa jumlah kecelakaan terhadap tujuan proyek dalam hal waktu, biaya,
kerja yang dialami pekerja konstruksi relatif lingkup atau kualitas.
tinggi yaitu 31,9% dari total kecelakaan dengan Manajemen risiko adalah sistem yang
jenis kasus kecelakaan tertinggi yaitu jatuh dari bertujuan mengidentifikasi dan
ketinggian 26%, terbentur 12% dan tertimpa mengkualifikasikan semua risiko dimana bisnis
9% (Republika, 2015). Dari data ini atau proyek bias terkena dampaknya sehingga
menunjukkan bahwa persentase tertinggi dapat diambil keputusan bagaimana untuk
disebabkan karena jatuh dari ketinggian. Pada menangani risiko. (Flanagan & Norman, 1993)
proyek konstruksi jalan tol, pekerjaan struktur Menurut Harold Kerzner (2005), risiko
bangunan atas (upper structure) yang memiliki tiga elemen utama, yaitu :
dikerjakan dari ketinggian termasuk dalam 1. Kejadian (event), yaitu peristiwa atau
kategori ini. situasi yang terjadi pada tempat tertentu
Menurut Kementrian Pekerjaan Umum selama selang waktu tertentu.
dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina 2. Probabilitas atau kemungkinan
Marga – Direktorat Jembatan pada tahun 2017 (likelihood), merupakan deskripsi
– 2018 terdapat lima kasus kecelakaan yang kualitatif dari probabilitas atau frekuensi.
terjadi pada saat proses erection PCI girder, 3. Dampak (consequences), yaitu hasil dari
salah satunya seperti pada proyek jalan tol sebuah kejadian, baik kuantitatif, maupun
Depok – Antasari, Jakarta Selatan, beton rubuh kualitatif, yang berupa kehilangan atau
diduga karena terbentur alat berat. Kejadian kerugian.
kecelakaan rubuhnya girder juga terjadi pada
proyek kereta ringan atau Light Rail Train di Berikut adalah gambaran proses
Pulo Gadung, Jakarta Timur (Kementrian menajemen risiko menurut AS/NZS 4360:2004
PUPR, 2018) :
Adapun untuk pembangunan Jalan Tol
Kunciran – Cengkareng yang ditargetkan
selesai tahun 2020 ini telah terjadi dua
Establish the contect
kecelakaan pada pekerjaan erection girder,
Communication and consult

M o n i t o r and r e v i e w
maka penerapan zero accident pada proyek ini
belum tercapai.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Identify risks

Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengatur Risk Assesment


manajerial, tenaga kerja serta kondisi dari
lingkungan yang ada pada sekitar pekerjaan Analysis risks
menurut Ramli (2010) bertujuan untuk
mengendalikan risiko bahaya, yang dalam hal
ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Evaluate risks
pekerjaan dan bagaimana menjadikannya
aman.
Asiyanto (2009) berpendapat risiko Treat risks
adalah suatu potensi yang dapat merugikan.
Sedangkan pendapat Soeharto (2001)
mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan
terjadinya peristiwa di luar dari yang tidak Gambar 1. Skema Overview Manajemen
diharapkan. Senada dengan pendapat tersebut, Risiko
PMBOK Guide 5th Edition (2013) menjelaskan Sumber: Australia/ New Zealand Standard
bahwa risiko proyek adalah kejadian atau AS/NZS 4360:2004
kondisi yang tidak pasti, apabila terjadi
60
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Penetapan konteks mencakup konteks strategis, Tabel 2. Skala Level Risiko


konteks manajemen risiko, mengembangan Tingkat Risiko Skala
kriteria risiko, dan menentukan struktur Risiko rendah 0.01 – 0.05
pengolahannya. Sedangkan identifikasi risiko Risiko sedang 0.06 – 0.14
untuk mengetahui potensi bahaya, mengetahui Risiko tinggi 0.18 – 0.72
lokasi bahaya, menunjukkan suatu bahaya pada Sumber: PMBOK, 2013
pengendali, menunjukkan suatu bahaya tidak
akan menimbulkan akibat serta bahan analisa Langkah analisis risiko bertujuan untuk
lebih lanjut. mengurutkan risiko sesuai prioritas sehingga
Tahap berikutnya dilanjutkan dengan dapat ditentukan respon risikonya, dengan kata
penilaian risiko dengan tujuan mengevaluasi lain tujuan analisis risiko adalah untuk
besarnya risiko serta skenario dampak yang menentukan respon risiko (Baccarini, 2001).
akan ditimbulkan. Analisis level risiko ini Analisis risiko dibagi menjadi dua,
digunakan proses Perform Qualitative Risk kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif
Analysis pada PMBOK® Guide 5th Edition salah satunya dilakukan dengan simulasi
sebagai pedoman. menggunakan teknik Monte Carlo. Pada suatu
simulasi, model hasil perhitungan proyek
dilakukan berulang-ulang dengan input secara
random dari suatu distribusi kemungkinan dari
variabel yang dipilih untuk masing-masing
pengulangan dari distribusi peluang masing-
masing variabel (Fandopa, 2012)
Selanjutnya menurut Susanto (2010)
adalah evaluasi risiko, dilakukan untuk
membandingkan estimasi level risiko dan
mempertimbangkan keseimbangan antara
Gambar 2. Probability and Impact Matrix manfaat potensial dan hasil yang tidak
Sumber: PMBOK, 2013 menguntungkan, hasilnya berupa keputusan
Dari tabel di atas dapat dirangkum skala untuk menentukan luas dan sifat perlakuan
frekuensi dan dampak berkaitan dengan kinerja risiko yang diperlukan. Terakhir, perlakuan
keselamatan dan kesehatan kerja seperti yang
risiko (treat risk) bertujuan untuk
dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk range nilai mengembangkan dan melaksanakan strategi
untuk menentukan peringkat risiko disajikan tertentu yang efektif dan efisien serta rencana
pada Tabel 2. aksi utnuk meningkatkan manfaat potensial dan
mengurangi biaya potensial. (Susanto, 2010)
Tabel 1. Skala Frekuensi dan Dampak Beberapa penelitian terdahulu yang
membahas mengenai risiko terkait K3, terbatas
pada konstruksi bangunan gedung. Seperti pada
penelitian Fahmi et al (2014) mengenai
manajemen risiko K3 pada pekerjaan upper
structure gedung bertingkat di Jatinangor yang
menemukan potensi risiko terbesar adalah
risiko beton keropos dalam pekerjaan
pengecoran dengan nilai indeks risiko sebesar
10,55.
Hasil penelitian Dharma et al (2017) juga
Sumber: Data Olahan, 2020 membahas risiko K3 pada proyek
pembangunan Hotel dan Resort di Bali yang
61
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

memperoleh 43 risiko yang tergolong tinggi, Adanya data kecelakaan pada proyek
seperti : terkena manuver alat berat dan pembangunan Jalan Tol Kunciran –
kendaraan, alat berat terguling karena area Cengkareng akan diidentifikasi faktor dominan
galian longsor, tali seling Tower Crane risiko terkait, dilakukan skala tingkatan risiko,
terputus/terjerat pada saat pengoperasian, kemudian dilakukan simulasi Monte Carlo
muatan jatuh dari Tower Crane. Juga terdapat 2 untuk melihat sensitivitas faktor dominan
risiko dengan kategori sangat tinggi, yaitu : secara kuantifikasi dan memberi gambaran
terkena manuver alat mixer dan swing Tower secara tepat penanganan yang diperlukan untuk
Crane melewati batas area proyek. Terkait meningkatkan kinerja Keselamatan dan
risiko produktivitas alat berat juga diteliti oleh Kesehatan Kerja.
Saputra (2011) dimana untuk pemasangan
precast girder pada flyover, faktor dominan 2. METODE PENELITIAN
yang diperoleh adalah memperhatikan jadwal
waktu penggunaan alat, lokasi tempat kerja, Model dan Variabel Penelitian
jumlah alat, volume pekerjaan dan kapasitas
alat yang digunakan. Hal senada juga di Model operasional pada penelitian dapat
evaluasi pada penelitian Ragil (2015) pada dilihat pada Gambar 3:
proyek pembangunan jembatan dan struktur
pendekat Sungai Brantas tol Mojokerto-
Kertosono dimana penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pekerjaan erection girder
dengan menggunakan crawler crane
menghasilkan kurangnya pengendalian
kecelakaan kerja akibat faktor manusia,
peralatan dan rencana pengangkatan.
Penelitian Manlian Ronald dan Fitri
(2017) membahas mengenai rekomendasi
analisis risiko pada proyek jalan tol Ciledug –
Tendean. Terdapat 7 faktor hasil penelitan
tersbut dengan metode studi literatur terkait,
yaitu : risiko desain dan teknologi, risiko Gambar 3. Model Operasional Penelitian
kontrak, risiko manajemen proyek, risiko Sumber: Data Olahan, 2020
tenaga kerja, risiko supply material dan
peralatan, risiko implementasi konstruksi dan Variabel independen dalam penelitian ini
evaluasi. Sedangkan Suparman dan Heni adalah turunan dari tahapan kerja yang ada pada
Fitriani (2016) menganalisa risiko kecelakaan pekerjaan erection PCI girder, yang terdiri dari
kerja pada proyeksi konstruksi Jembatan Musi enam faktor. Dari studi literatur dan wawancara
VI Palembang dengan metode JSA (Job Safety pakar maka diperoleh rincian variabel tersebut
Analysis) dan menentukan risiko dengan yang kemudian dilihat akan dilihat bagaimana
mengacu pada AS/NZS 4360:2004 pengaruhnya terhadap kinerja keselamatan dan
menghasilkan 64 risiko pekerjaan, 13 risiko kesehatan kerja (K3) dengan metode
rendah, 47 sedang dan 4 risiko tinggi. Risiko pendekatan manajemen risiko.
tertinggi ada pada terhirupnya asap las oleh
pekerja dengan nilai index 16. Populasi dan Sample Penelitian
Penelitian yang telah disebutkan di atas
belum ada yang membahas bagaimana risiko Metode survey merupakan metode yang
K3 pada pembangunan flyover dengan metode dipilih pada penelitian ini, untuk mendapatkan
yang berbeda. jawaban berapa banyak dan berapa besar.
Menurut Riduwan (2006) penelitian survey

62
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

adalah penelitian yang dilakukan pada populasi frekuensi dan dampak dari variabel yang telah
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari divalidasi oleh pakar kepada responden dengan
adalah data dari sampel yang diambil dari menggunakan skala pengukuran likert.
populasi tersebut. Selanjutnya jawaban responden untuk masing-
Pengertian populasi dijelaskan oleh masing skala pada variabel penelitan dijumlah
Sugiyono (2015) sebagai wilayah generalisasi dan dikalikan dengan skala frekuensi, begitu
yang terdiri dari objek atau subjek yang juga untuk nilai dampak. Selain itu akan
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dilakukan analisis statistik yang terdiri dari uji
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari validitas dan reliabilitas.
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Analisa kuantitatif risiko dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah para dengan simulasi model perhitungan Monte
pihak pelaku konstruksi pelaksana dan pekerja Carlo. Menurut Fard (2008), Metode Monte
yang berada pada struktur organisasi SHE Carlo adalah salah satu cara yang digunakan
proyek pembangunan Jalan Tol Cengkareng – orang dalam mengevaluasi integrasi multipel
Batu Ceper - Kunciran. Sedangkan sampel berdasarkan kepada percobaan acak yang
penelitian adalah 40 responden yang terdiri dari berasal dari distribusi kerapatan probability.
safety engineer, environment engineer, safety Metode Monte Carlo mensimulasikan
officer, SHE supervisor, safety man, sistem berulang (ratusan atau bahkan ribuan
subkontraktor, engineer dan rigger. kali) secar acak dengan memilih nilai untuk
Sumber data yang digunakan dalam setiap variabel dari distribusi probabilitas.
penelitian ini, yaitu : Hasilnya nanti adalah probabilitas distribusi
a. Sumber data primer, yaitu informasi nilai keseluruhan dari sistem yang dihitung
langsung yang diperoleh dari responden, melalui iterasi model (Kwak dan Ingall, 2007).
dalam hal ini penyebaran kuisioner. Tahapan dalam aplikasi crystal ball adalah :
b. Sumber data sekunder, informasi yang 1. Assumption cell adalah membuat satu model
diperoleh melalui media perantara, untuk crystall ball adalah memilih satu distribusi
penelitian ini adalah data laporan untuk satu asumsi di mana crystal ball memiliki
mingguan K3, laporan bulanan K3 dan 22 distribusi.
laporan data insiden. 2. Define Forecast adalah memasukkan
formula atau rumus (yang dapat lebih dari satu
Metode Analisis Data untuk setiap pemodelan) dengan sudah
mengetahui distribusi mana yang akan
Metode analisis data menggunakan konsep digunakan.
matriks risiko yang dipertajam dengan 3. Output adalah hasil simulasi berupa diagram
simulasi Monte Carlo. Dimulai dari perkiraan (forecast) yaitu besarnya peluang
identifikasi risiko dalam bentuk variabel yang terjadinya suatu nilai hasil perhitungan dan data
diperoleh dari studi literatur dan urutan statistik.
pekerjaan erection PCI girder, kemudian di
validasi melalui lima pakar yang memiliki 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
spesifikasi yang terkait dengan tema
penelitian, yaitu manager SHE, Safety Uji Validitas dan Reliabilitas
supervisor, Project Manager, praktisi
pendidikan bidang manajemen risiko, dan Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
Manager Engineer dengan pendidikan yang sejauh mana indeks dari tiap variabel dapat
bervariasi mulai dari S1, S2 dan S3. dipercaya dan diandalkan (Singarimbun, 1995).
Pengalaman kerja para pakar minimal 5 tahun Jika nilai rhitung > rtabel, maka item pertanyaan
dan maksimal 22 tahun. atau pernyataan dalam kuisioner berkorelasi
Analisa kualitatif risiko dilakukan dengan signifikan terhadap skor total (artinya item pada
penyebaran kuisioner terhadap penilaian kuisioner dinyatakan valid) begitupun
63
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

sebaliknya. Sementara uji reliabilitas jika nilai X26 .379 Valid


alpha > 0,60 instrumen dikatakan reliable X27 .439 Valid
(Singarimbun, 1995).
X28 .410 Valid
Pada penelitian ini r tabel didapatkan dari
tabel r dengan df = n - 2 dan nilai signifikansi X29 .371 Valid
sebesar 5% dan jumlah responden adalah 40 X30 .321 Valid
orang, maka didapatkan r tabel adalah, Df = n – Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020
2 = 40 - 2 = 38. Nilai r tabel (N) 38 = 0.320.
Berikut adalah hasil uji validitas variabel untuk Berdasarkan Tabel 3 di atas terdapat 5
masing-masing item pertanyaan pada variabel variabel yang tidak valid, karena hasil
bebas (X): pengujian nilai Corrected Item Total
Correlation hasil pengujian kurang dari nilai r
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel tabel 0.320, sehingga variabel tereduksi
Kesimpulan menjadi 25 variabel. Berikut adalah variabel
Corrected yang lolos pengujian analisis validitas:
(If. Corrected
Variabel Item Total Item Total
Correlation Correlation > Tabel 4. Variabel Penelitian
0.320 Valid) Mobilisasi Sumber Daya
X1 .321 Valid X1 Pekerja/ pengendara tertabrak alat
X2 .637 Valid karena terbatasnya pandangan
dimalam hari
X3 .240 Valid
X2 Pekerja terluka akibat terkena
X4 .438 Valid material atau peralatan saat proses
X5 .507 Valid mobilisasi
X6 .576 Valid X3 Kendaraan yang digunakan untuk
X7 .405 Valid mobilisasi tidak dapat digunakan
X4 Material dan alat kerja rusak dan tidak
X8 .503 Valid
dapat digunakan
X9 .371 Valid X5 Proses mobilisasi mengakibatkan
X10 .697 Valid debu bertebaran
X11 .020 Tidak Valid X6 Terjadi kemacetan akibat proses
X12 -.108 Tidak Valid mobilisasi di area masuk / keluar
proyek
X13 -.104 Tidak Valid
Pengukuran/Survey
X14 .350 Valid X7 Pekerja terluka karena material atau
X15 .807 Valid peralatan yang digunakan
X16 .418 Valid X8 Terpeleset akibat lokasi proyek yang
X17 .634 Valid terjal
X9 Beberapa peralatan atau material
X18 .219 Tidak Valid
yang dibutuhkan tidak lengkap
X19 .385 Valid X10 Tertabrak kendaraan yang sedang
X20 -.092 Tidak Valid melintas (jalan aktif)
X21 .339 Valid Setting Peralatan
X22 .360 Valid X14 Adanya Tumpahan oli pada area
kerja
X23 .939 Valid X15 Pekerja tertimbun tanah
X24 .323 Valid X16 Operator alat berat kelelahan
X25 .382 Valid X17 Timbunan mengotori area kerja

64
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

X19 Longsor pada timbunan X25 .726 Reliable


Stressing Girder X26 .777 Reliable
X21 Pekerja tersandung kabel X27 .789 Reliable
Pekerja tertimpa material PCI girder
X22 X28 .817 Reliable
maupun gulungan kabel strand
Grouting PCI Girder X29 .712 Reliable
X23 Tumpahan material grouting X30 .710 Reliable
Erection PCI Girder
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020
Pekerja tertimpa material saat
X24
pengangkatan PCI girder
X25 Pekerja tertabrak alat berat Berdasarkan Tabel diatas diketahui nilai
Pengendara/ masyarakat tertimpa/ cronbach Alpha tiap variabel menunjukkan
X26 angka lebih dari 0,6, sehingga variabel
kejatuhan material
X27 Mesin mengalami kegagalan fungsi penelitian dinyatakan reliable.
X28 Alat ambruk karena kelebihan beban
X29 Sling putus, material jatuh Analisis Level Risiko
X30 Posisi material tidak sejajar Analisis ini diawali dengan menghitung
Sumber: Data Olahan, 2020
jumlah jawaban responden pada tiap skala
frekuensi yang kemudian dikalikan dengan
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, untuk
skala frekuensi pada Tabel 1 dan dirata-rata.
mengetahui reliable data variabel yang dapat
Sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 6.
dipercaya hasilnya. Berikut adalah hasil uji
Hal yang sama juga dilakukan pada jawaban
reliabilitas menggunaan SPSS :
responden untuk dampak. Sehingga diperoleh
hasil seperti pada Tabel 7. Nilai risiko diperoleh
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
dari hasil perkalian rata-rata frekuensi dengan
Variabel Cronbach's Keterangan rata-rata dampak, atau Risiko = frekuensi x
Alpha if Item
Deleted dampak. Selanjutnya diklasifikasikan level
X1 .777 Reliable risikonya berdasarkan skala pada PMBOK
Reliable
2013 yang rangkumannya dapat dilihat pada
X2 .765
Tabel 8.
X3 .732 Reliable
Tabel 6. Nilai Rata-rata Frekuensi
X4 .701 Reliable
X5 .764 Reliable
X6 .777 Reliable
X7 .812 Reliable

X8 .769 Reliable
X9 .823 Reliable
X10 .707 Reliable
X14 .713 Reliable
X15 .745 Reliable

X16 .710 Reliable

X17 .713 Reliable


X19 .777 Reliable
X21 .861 Reliable
X22 .890 Reliable
X23 .713 Reliable
X24 .782 Reliable Sumber: Data Olahan, 2020

65
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Tabel 7. Nilai Rata-rata Dampak Tabel 8. Level risiko

Sumber: Data Olahan, 2020 Sumber: Data Olahan, 2020

66
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Simulasi Monte Carlo

Setelah diperoleh risiko dominan pada


tiap-tiap faktor, selanjutnya dilakukan simulasi
Monte Carlo dengan iterasi sebanyak 1000 kali.
Berikut adalah hasil simulasi Monte Carlo:

Gambar 7. Output Monte Carlo untuk X22


Sumber: Data Olahan, 2020

Gambar 4. Output Monte Carlo untuk X2


Sumber: Data Olahan, 2020

Gambar 8. Output Monte Carlo untuk X23


Sumber: Data Olahan, 2020

Gambar 5. Output Monte Carlo untuk X7


Sumber: Data Olahan, 2020

Gambar 9. Output Monte Carlo untuk X24


Sumber: Data Olahan, 2020

Pada tingkat kepercayaan 95% output simulasi


Monte Carlo menunjukkan frekuensi pada
masing-masing variabel yang disajikan pada
tabel di bawah ini:

Gambar 6. Output Monte Carlo untuk X14


Sumber: Data Olahan, 2020

67
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Tabel 9. Rangkuman Output Monte Carlo • Pekerja harus lebih berhati-hati dalam
Variabel Hasil Monte Carlo menggunakan peralatan
X2 0,129 Tindakan korektif:
• Memasang rambu wajib APD dan
X7 0,167
rambu berhati-hati dalam melangkah
X14 0,178 pada area kerja
X22 0,150
3. X14 (Adanya tumpahan oli pada area
X23 0,169
kerja)
X24 0,138 Tindakan preventif:
Sumber: Data Olahan, 2020 • Menggunakan secondary
containment
Terlihat bahwa frekuensi tertinggi, sebesar Tindakan korektif:
0,178 ditunjukkan oleh adanya tumpahan oli • Membersihkan oli setelah selesai
pada area kerja. Sedangkan menurut hasil kegiatan
sensitivitas pada Gambar 10 diperoleh bahwa
kegiatan pekerja tertimpa material saat 4. X22 (Pekerja tertimpa material PCI girder
pengangkatan PCI girder merupakan variabel maupun gulungan kabel strand)
yang paling tinggi sebesar 86,9%. Tindakan preventif:
• Melakukan pekerjaan dengan hati-
hati dan selalu menggunakan APD
Tindakan korektif:
• Memasang rambu wajib APD di area
kerja dan pintu masuk proyek
• Memasang safety net pada struktur
atas

5. X23 (Tumpahan material grouting)


Tindakan preventif:
Gambar 10. Output Sensitivitas Monte Carlo
• Berhati-hati dan mempertimbangkan
Sumber: Data Olahan, 2020
kecukupan penyentikan material
grouting
Tindakan preventif dan korektif dari
Tindakan korektif:
risiko dominan pada penelitian ini adalah :
1. X2 (Pekerja terluka akibat terkena material • Housekeeping pada area kerja yang
atau peralatan saat proses mobilisasi) kotor
Tindakan preventif:
6. X24 (Pekerja tertimpa material saat
• Melakukan housekeeping area kerja
pengangkatan PCI girder)
• Melakukan pekerjaan dengan hati-
Tindakan preventif:
hati dan selalu menggunakan APD
• Memperhitungkan beban angkut
Tindakan korektif:
masing masing crawler crane
• Memasang rambu wajib APD di area
• Memperhatikan prosedur
kerja dan pintu masuk proyek.
pemasangan girder pada crawler
• Memasang safety net pada struktur
Tindakan korektif:
atas.
• Pekerja wajib menggunakan APD dan
berhati-hati dalam melakukan
2. X7 (Pekerja terluka karena material atau
operasional crawler crane
peralatan yang digunakan)
Tindakan preventif:
68
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Asiyanto. (2009). Manajemen Risiko untuk
Kesimpulan Kontraktor. Jakarta : Pradya Paramita.
Pada penelitian ini diperoleh enam risiko
Australian Standard/New Zealand Standard.
utama, yaitu pekerja terluka akibat terkena (2004). Austalian Standard/New Zealand
material atau peralatan saat proses mobilisasi, Standard Risk Management 4360:2004.
pekerja terluka karena material/peralatan yang Sydney and Wellington : Author.
digunakan, adanya tumpahan oli pada area
kerja, pekerja tertimpa material PCI girder Baccarini, D., & Archer, R. (2001). The Risk
maupun gulungan kabel strand, tumpahan Ranking of Projects: a
Methodology. International journal of
material grouting, dan pekerja tertimpa material
project management, 19(3), 139-145.
saat pengangkatan PCI girder. Frekuensi
tertinggi dengan nilai 0,178 adalah adanya BPJS Ketenagakerjaan Pusat. (2015). Angka
tumpahan oli pada area kerja dan sensitivitas Kasus Kecelakaan Kerja Menurun.
tertingg sebesar 86,9% pada pekerja tertimpa
material saat pengangkatan PCI girder . Artinya Dharma, B., Agung, A., Adnyana Putera, I. G.
dapat diinterpretasikan bahwa kedua risiko ini A., & Parami Dewi, A. A. Diah. 2017.
Manajemen Risiko Keselamatan dan
harus diperhatikan agar kinerja keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
dan kesehatan kerja meningkat. Pembangunan Jambuluwuk Hotel &
Upaya yang dapat dilakukan adalah terkait Resort Petitenget. Jurnal Spektran, 5(1),
dengan memaksimalkan housekeeping area 47-55.
kerja, rambu, dan APD bagi pekerja sesuai
dengan Permenakertrans No. 8 tahun 2010 Endroyo, B., & Tugino, T. (2009). Analisis
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
tentang alat pelindung diri pada konstruksi
konstruksi. Jurnal Teknik Sipil dan
bangunan. Perencanaan, 9(1), pp-21.

Fandopa, Riza. (2012). Pengelolaan Resiko


Saran pada Pelaksanaan Proyek Jalan
Perlu adanya pemahaman dan kesadaran Perkerasan Lentur PT X Dalam Rangka
dari berbagai pihak yang terkait dunia Meningkatkan Kinerja Mutu Proyek.
konstruksi untuk mengikuti aturan K3 yang ada Tesis. Teknik Sipil Universitas
sehingga kecelakaan dapat berkurang atau Indonesia. Depok.
bahkan zero accident. memberi dan perlunya
penelitian lebih lanjut terkait pekerjaan struktur Flanagan, R. dan Norman, G. (1993). Risk
atas lainnya lain dengan metode yang berbeda Management and Construction. Willey –
sehingga menjadi temuan baru bagi dunia Blackwell. Oxford.
konstruksi dan meminimalisir risiko K3.
Indra Z, Mewan. (2008). Risiko Pelaksanaan
Proyek Konstruksi Dengan Pendekatan
5. DAFTAR PUSTAKA As Is yang Berpengaruh Terhadap
Kelancaran Pembayaran. Tesis. Teknik
Anwar, F. N., Farida, I., & Ismail, A. (2014). Sipil Universitas Indonesia. Depok
Analisis Manajemen Risiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pekerjaan Upper Structure Gedung Rakyat. (2018). Kebijakan Keselamatan
Bertingkat (Studi Kasus Proyek Skyland dan Kesehatan Kerja (K3) dan
City–Jatinangor). Jurnal Keselamatan Konstruksi. Direktorat
Konstruksi, 12(1). Jendral Bina Konstruksi. Jakarta

Akdon, Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Kerzner, H., (2009). Project Management: A
Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta System Approach to Planning,

69
Lily Kholida, Nindyta Arih Kinanti, Putri Bellinda Yoseva/ Simulasi Model Resiko … / Pp. 59 - 70

Scheduling and Controling. John Wiley Pemasangan Precast Girder Pada Proyek
& Sons, Inc. New York. Flyover (Studi Kasus : Flyover Kalibata).
Skripsi. Teknik Sipil Universitas
Kwak, Y. H., & Ingall, L. (2007). Exploring Indonesia. Depok
Monte Carlo simulation applications for
project management. Risk Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian.
Management, 9(1), 44-57. (1995). Metode Penelitian Survai,
LP3ES. Edisi Revisi.
Mahmoudi, S., Ghasemi, F., Mohammadfam,
I., & Soleimani, E. (2014). Framework Soeharto, Iman. (2001). Manajemen Proyek
for continuous assessment and Dari Konseptual Sampai Operasional.
improvement of occupational health and Erlangga. Jak
safety issues in construction
companies. Safety and health at Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
work, 5(3), 125-130. Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.
Bandung
OHSAS 18001:2007. (2007). Occupational
Health and Safety Management System- Suparman, S., & Fitriani, H. (2016). Analisa
Guideline For The Implementation of Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek
OHSAS 18001.
Konstruksi Jembatan Musi VI
PMI. (2013). A Guide to Project Management Palembang. Cantilever: Jurnal Penelitian
Body of Knowledge. (PMBOK Guide), dan Kajian Bidang Teknik Sipil, 5(2).
fifth edition. Project Management
Institute. Susanto, Slamet. (2010). Perbandingan Standar
Manajemen Risiko AS/NZS 4360:2004
Ragil, Niken Ayu. (2015). Evaluasi Penerapan
dengan COSO Entriprise Risk
Keselamatan Kerja Pada Erection Girder
Menggunakan Crawler Crane di PT. Management 2004. Jakarta
Adhi Karya (Persero) TBK. Tugas Akhir.
Universitas Airlangga. Surabaya Susanti, Irriene Indah. (2019). Analisa
Perbandingan Metode Konvensional,
Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Desklab dan Bondek pada Pekerjaan
Manajemen Risiko dalam Prespektif K3 Bekisting Jembatan Girder Tipe I Pada
OHS Risk Management. Jakarta : Dian
Proyek Jalan Tol Bogor – Ciawi –
Rakyat.
Sukabumi. Rekayasa Sipil, Vol. 8 No.2.
Republika. (2015). Angka Kecelakaan Kerja September 2019 Pp. 50-57
Konstruksi 31,9 persen. 29 Juni 2015

Saputra, Agus. (2011). Analisa Faktor-faktor


Produktivitas Alat Berat Pekerjaan

70

You might also like