You are on page 1of 5
Reaktor, Vol. 7 Vol.1 Juni 2003, Hal.: 22-26 ABSORPSI GAS SO, DENGAN LARUTAN Ca(OH), DALAM REAKTOR BERPENGADUK Mahfud, A. Mintarto dan A.Indriyaswati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses absorbsi gas SO; kedalam larutan Ca(OH); dalam reaktor berpengaduk dan untuk mempelajari pengaruh berbagai kondisi operasi pada proses absorbsi SO; kedalam larutan Ca(OH). Penelitian dilakukan dengan mereaksikan gas SO; dengan larutan Ca(OH); dalam reaktor berpengaduk. Reaktor yang digunakan terbuat dari acrylic dengan kapasitas 1000 ml, diameter 10 cm, tinggi 14 cm, dilengkapi dengan 4 buah bafel, dan sebuah pengaduk dengan impeler dished blade turbin. Gas yang digunakan adalah campuran gas SO; dan udara Percobaan dilakukan pada Suhu kamar (30°C) dan Tekanan Atmosferik serta Laju alir 24 10° m/s dengan variabel percobaan sbb : pH Larutan awal larutan 10 14; kecepatan putaran pengaduk 550, 780, 1030 rpm; Konsentrasi Ca(OH); : 0,7 — 2 gr/lter laruan dan fraksi gas SO; masuk 1 ~ 3%, Hasil penelitian menunjukkan bakwa laju absorbsi sedikit meningkat dengan kecepatan putar pengaduk dan meningkat secara signifikan dengan naiknya konsentrasi gas SOs Perubahan konsentrasi Ca(OH) tidak signiftkan terhadap perubahan laju absorbsi, Data laju absorpsi.hasil ercobaan dibandingkan dengan 2 macam model. Dan hasil perbandingan ini menunjukan hasil percobaan lebikt mendekati pada model 2, dimana perpindahan massa sisi cair tidak bisa diabaikan dan reaksi terjadi pada film liquid atau dengan kata lain perpindahan massa sisi cair yang ‘mengendalikan proses absorbsi, dan dari perbandingan laju absorpsi model dan laju absorpsi eksperiment didapatkan kesalahan rata-rata #10 9%. Kata kunci: absorpsi, gas SOs, larutan Ca(OH), reaktor berpengaduk Pendahuluan Pertumbuhan industri yang semakin peset di Indonesia akan mempunyai dampak yang menimbulkan ppermasalahan.lingkungan karena akan dit dengan Perfambahan buangan’ limbah industri. Dalam rangka perlindungan lingkungan dari berbagai limbab polutan yang semakin meningkat, pemerintah semakin ‘memperketat nai ambang batas polutan yang boleh dibuang. Oleh Karena itu berbagai upaya dilakukan ‘untuk meminimalisasi ima yang dihasilkan, diamaranyamerecovery salah satu atau atau lebih polutan yang dapat digunakan kembali Gas sulfur dioksida (SO;) merupakan salah sata pollutan yang sangat berbahaya, diantaranya merupakan penyebab hujan asam, kabut kota, Kerusakan material ddan dapat menimbulkan berbagai penyakit pemnafasan Kesehatan. Sumber-sumber yang dapat_menghasilkan {25 SO; adalah pabrik asam sulfat, pengolahan mineral, tnitanit pembangkit tenaga yang menggunakan bahan Dakar fosil (ban bara, minyak bumi). Emist dari hasil pembakaran bahan’ bakar tersebutberpotensi rmenghasilken polutan seperti SO, dan NO, yang cukup besar. Sedangkan SO, merupakan senyawa muda laut dalam air, dapat bereaksi dengan O; dari udara pada subu rendah maupun tinggi dengan bantuan katals vanadium oksida, platina, carbon. aktif (Satyamurthy dkk, 1979; Kiared, dkk 1991; Sevilla dk, 1993) Pada Kkonsentrasi diatas 20 ppm gas SO» merupakan gas beracun bagi manusia. Ambang batas SO; diatmosfer ‘yang diijinkan adalah 0,03 ppm. Beberapa metoda telah dikembangkan untuk ‘mengendalikan emisi gas SO, ini antara lain dengan ‘menyerap kedalam larutan' basa seperti NaOH, Ca(OH)>, Mg(OH)» dll. Ataw penjerapan dengan menggunakan slunry CaCO, Mg(OH);, dimana gas ‘SO, ini diabsorb melalui proses satu arah yang akan ‘menghasilkan padatan sebagai buangan (Lancia dkk, 1997, Sada dkk,1979), Kerugian dari proses ini adalah boros Karena harus menyediakan bahan kimia habis pakai (dibuang), Dan juga produk buangannya akan menimbulken masalah dengan lingkungan, Metoda lainnya adalah sistem kontinue dengan menggunakan H,0. Proses yang dikembangkan dalam industri perminyakan adalah sistem adsorbsi kontinyu dengan NasPO, sebagai adsorban dan H,S sebagai regeneratomya. Sistem ini _mempunyai kelebihan kerena padat modal namun kelemahanya pada pemanfaatan sulfur hasil Keluaran regenerator kurang optimal. Schingga pada penelitian ini digunakan ‘metoda alteratif pengambilan gas SO; dari campuran gas dengan metoda absorbsi gas SO: Kedalam Tarutan Ca(OH), dalam reaktor berpengaduk. Pada absorbsi ini akan terjadi reaksi Kimia antara SO; dengan Ca(OH);, yang pada akhimnya akan menghasilkan gipsum (CaSO,.2H0). “"Y”Jurusan Teknik Kimia PTT- ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 22 Telp. (031) 5946240 E-mail: mahfud _its@hotmail.com Absorpsi Gas SO: Berbagsi faktor yang mempengaruhi laju absorbsi diteliti antara lain kecepatan _ impeler, konsentrasi gas SO; dan konsentrasi larutan Ca(OH);. Sehingga dalam penelitian ini selain bertyjuan untuk rmempelajari proses absorbsi gas SO> dalam larutan Ca(OH); juga untuk’ mengetahui pengaruh dari perubahan varisbel-variabel yang digunakan terhadap lau absorbs Penelitian dilakukan dalam reaktor berpengaduk, hal ini mengingat kelebihan reaktor berpengaduk yang dapat menvariasi berbagai Kondisi hidrodinamika ‘maupun Koefisien perpindahan massanya (Beenackers ... (Mahfud, dk.) dikarenakan dalam larutan ini proses reaksi terjadi sangat cepat sekali, dan reaksi terjadi pada film liquid, sehingga perpindahan massa yang mengontrol jalannya absorbsi, Pada. proses batch komposisi badan liquid. di dalam absorber memang berubah-rubah setiap saat, dan onsentrasi Jarutan akan semakin menurun dari titik jenuhnya dimana mulai terjadi reaksi SO>, dan padatan yang, ada berfungsi sebagai cadangan, sehingga untuk ibeberapa saat konsentrasi tidak berubah Model absorbsi SO, dalam larutan Ca(OH); ‘Absorbsi SO dalam larutan Ca(OH), merupakan proses absorbsi (perpindahan massa) yang. diikuti dengan reaksikimia yang sangat cepat dipermukaan atau pada film liquida, Jka reaksi absorbsi terjadi pada interface dan sangat cepat.sekali maka laju_absorbsi SOs. dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Model 1): 1303 * ke (ps0210y ~ H- Cs03,0y) @ Dan jika reaksi terjadi pada film dan badan liquida ‘maka laju basorbsinya dapat dinyatakan dengan persamaan (Model 2) 1 ee koa kya Untuk mendapatkan koefisien _perpindahan ‘massa, terhadap laju alir, kecepatan putar pengaduk digunakansuatu Korelasi pada penelitian sebelumnya ‘mengenai penentuan koefisien perpindahan massa sisi liquid (ka) dan sisi gas (kca) sebagai berikut: ya = 0,0028 P.N' © (Porm ~H#La0%m)) ica = 0,3347 0! NO? o Hasil perhitungan dengan menggunakan kedua ‘model tersebut dan dibandingkan dengan hasil experimen dapat ditunjukkan pada gambar 6 0,00 0.004 Mods = 0.003 z § o.002 0.001 ° 0 02 04 06 08 1 12 1A P (atm) Gambar 6, Laju absorpsi gas SO, vs tekanan gas SOz rata-rata Pyy (Pa) (Ca(OH) =I gr) 0.0003 © 0.0001 0,002 * as (0113) 0,003 0,0008 Gambar 7. Laju absorpsi gas hasil percobaan dengan hhasil perhitungan (Fso2eap 8 1302, mode!) Dari gambar 6 dapat terlihat bahwa_rsor ceksperimen lebih mendekati pada model 2, hal ini ‘memunjukkan bahwa tahanan perpindahan massa sisi cair tidak bisa diabaikan dan reaksi terjadi pada film liguid. Sedangkan gambar 7 menunjukan grafik pperbandingan ju absorpsi hasil percobaan dan. hasil Pethitungan berdasarkan model 2, dengan Kesalahan rata ~ rata + 10 %, hal ini menguatkan Konfirmasi Kecocokan model 2 Kesimpulan ‘Berdaserkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sbb : ‘+ Laju absorbsi sedikit meningkat dengan naiknya kecepatan putar pengaduk ‘© Laju absorpsi meningkat secara_signifikan ‘dengan naiknya konsentrasi SO dalam fasa gas dalam reaktor. ‘ VariasiKonsentrasi larutan Ca(OH), tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap laju absorbsi, hal ini dikarenakan range konsentrasi yang digunakan diatas Kelarutannya (sangat ‘berlebiy. ‘* Dari hasil pemodelan absorpsi: menunjukan laju absorpsi eksperimen lebih mendekati pada model 2, dimana perpindahan massa sisi cai tidak bisa dliabaikan dan reaksi terjadi pada film liquid atau dengan kata lain perpindahan massa sisi cair ‘yang mengendalikan proses absorbsi Daftar Notasi Cao = Kons. gas SO; di badan gas, mol/l Cx. = Kons. gas SO; di badan liquid, mol 4 diameter pengaduk, m H konstanta Henry, atm. Viol koa = _koefisien perpindahan massa gas, m/s ka kkoef. perp. massa liquid, moV/(m’s.Pa) N= [aju putaran pengaduk, rpm 5 Reaktor, Vol. 7 Vol-1 Juni 2003, Hal.: 22-26 P= Tekanan total, pa Tekanan parsial SO; rata-rata, Pa ‘Tekanan parsial SO>, Pa laju_volumetrik gas, Us laju absorbsi SO;, moV/(m’.s) laju superficial gas, Us konversi absorpsi/reaksi fraksi mol gas SO; masuk reaktor fraksi mol gas SO; keluar reaktor Daftar Pustaka Beenackers A.A.CM. and Van Swaaij V.P.M. (1993) “Mass Transfer in gas liquid slurry reactors", Chem. Eng. Sci,48, 3109 - 3139. Kiared, K., Mahfud, and A. Zoulalian (1991), “Study and Analysis of Catalytic Sulfur Dioxide in Verlifix Three-Phase Reactor,” 1" International Conference on Environmental Pollution (ICEP. 1)" 1, 204-211 Lancia A. and Pepe F, ( 1997) “Modeling of SO; Absorbsi into Limestone Suspensions”, Ind. Eng. Chem, 36, No.1, 197-203, Ogut A and Hatch R-T., (1988), “Ongen transfer into Newtonian and’ Newtonian Fluids in Mechanically agitated Vessels”, Can. J. Chem. Eng., 66. Sada E, Kumazawa H. and Butt, MA, (1979) “Single and simultaneous Absorption of lean SO> . ‘and NO; into aqueous slurries of Ca(OH); or ‘Mg(OH)s particles ", Chem. Eng of. Japan., 12, 111- 17. Satyamurthy.N, Degaleesan T.E, (1979) “Absortion of Oxygen. by Aqueous Sodium Sulphite Solution”, Can. J. Chem. Eng, 57. Sevilla R, Gonzalez D., (1993), “ABsortion of SOs : Determination of mass transfer coefficients. in a Continuous Stirred-tank Reactor”, Int. Chem. Eng., 33,Nod Van't Riet K., (1979) “Review of measuring methodes and results in nonviscous gas-liquid mass transfer in stirred vessels", Ind, Eng. Chem. Process. Des. Dev., 18, 357-364. 26

You might also like