You are on page 1of 5

GRIYA

Journal of Mathematics Education and Application


Volume X Nomor X, Bulan 202X
e-ISSN xxxx-xxxx||p-ISSN xxxx-xxxx
https://mathjournal.unram.ac.id/index.php/Griya/index

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan


Masalah Aritmatika Sosial di SMPN 1 Labuhan Haji Tahun
Ajaran 2020/2021
Ayu Lestari Handayani1, Nyoman Sridana2, Junaidi3, Sri Subarinah4, Dwi
Novitasari6
1,2,3,4,5
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Mataram, Mataram
1
e-mail: ayulestari2598@gmail.com

Abstract
The research aims to describe students' critical thinking ability in terms of social arithmetic problem problem
2020/2021. As for the indicators of critical thinking ability covering clarification, furtherment, strategy, and
inference. This type of research is a qualitative study. The method of data collection includes a test of the critical
thinking ability of 3 items of description and interview. Based on data analysis, it could be concluded that: (1) a
high category number of subjects: 3 students, indicating that they are through the correct and complete
clarifying, clarifying, strategies, and inference, but there are 2 students who go through the correct clarifying
stage but are less complete and in the inaccurate, inaccurate strategy phase (2) the number of subjects in the
current category of 5 students, Shows that they go through the clarifying stage by not writing it is known and
asked in the matter, next at the increment of the strategy and inference to incorrectly write, yet there are 2
students who go through that phase correctly and in complete detail (3) next, the low category of subjects 12
students point out that they can't determine the point by mentioning known information and asked, the
intermediate stage cannot determine important decisions in the matter, the startegi stage cannot determine the
step-the settlement step leading to the solution, then the inference stage cannot make a conclusion consistent
with the step-his step. But there are 3 students who go through these stages of clarification with less complete.
Some went through less-complete stages, and at the strategy stage two students were incorrectly. The inference
stage is where six students incorrectly.

Keywords: critical thinking ability; the problem solving; arithmetic social.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah
aritmatika sosial tahun ajaran 2020/2021. Adapun indikator kemampuan berpikir kritis meliputi klarifikasi,
assesment, strategi, dan inferensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data meliputi tes kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari 3 butir soal uraian dan
wawancara. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: (1) Jumlah Subjek dengan kategori tinggi
yaitu 3 orang siswa, menunjukkan bahwa mereka melalui tahap klarifikasi, assesment, strategi, dan inferensi
dengan tepat dan lengkap, namun terdapat 2 orang siswa yang melalui tahap klarifikasi dengan tepat tetapi
kurang lengkap dan pada tahap assesment dengan tidak tepat, tahap strategi dengan tidak tepat (2) Jumlah
Subjek dengan kategori sedang yaitu 5 orang siswa, menunjukkan bahwa mereka melalui tahap klarifikasi
dengan tidak sama sekali menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam soal, selanjutnya pada tahap
assesment,strategi dan inferensi menuliskan dengan tidak tepat, namun ada 2 orang siswa yang melalui tahap
tersebut dengan tepat dan lengkap (3) Selanjutnya, Jumlah subjek dengan kategori rendah yaitu 12 orang siswa
menunjukkan bahwa mereka melalui tahap klarifikasi tidak dapat menentukan pokok permasalahan dengan
menyebut informasi yang diketahui dan ditanyakan, tahap assesment tidak dapat menentukan keputusan penting
dalam soal, tahap startegi tidak dapat menentukan langkah – langkah penyelesaian yang mengarah pada solusi,
kemudian untuk tahap inferensi tidak dapat membuat kesimpulan yang sesuai dengan langkah – langkah nya.
namun ada 3 orang siswa yang melalui tahap klarifikasi tersebut dengan kurang lengkap. Sebagian ada yang

1
Corresponding Authors, Judul dalam 5 kata...

melalui tahap assesment dengan kurang lengkap, dan pada tahap strategi terdapat 2 orang siswa dengan tidak
tepat. Tahap inferensi terdapat 6 orang siswa dengan tidak tepat.
Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis; pemecahan masalah; arimatika sosial

1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari di semua jenjang pendidikan.
Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengajarkan keterampilan berhitung, keterampilan
mengerjakan soal, bukan hanya aspek praktis yang dikejar, tetapi matematika mengajarkan aspek-
aspek lain berupa kecermatan, ketelitian, berpikir logis, kritis, praktis, bersikap positif dan berjiwa
kreatif serta bertanggungjawab. Memandang arti penting matematika, maka sudah selayaknya jika
setiap siswa harus memiliki kemampuan untuk menguasai matematika[1].
Penumbuhkembangan berpikir kritis merupakan kunci suksesnya suatu
pendidikan. Sebagian orangtua setuju bahwa dalam masyarakat modern saat ini,
para siswa harus mengetahui keterampilan berpikir dalam tingkatan yang lebih
tinggi atau dilatih, mereka dapat mencari, menemukan, memecahkan masalah dan
melatih dirinya sendiri. Berdasarkan pendapat Suyitno salah satu proses belajar
dan inovasi yang harus dimiliki seseorang dalam menghadapi abad ke-21 adalah
critical thinking (berpikir kritis). Keterampilan berpikir kritis sangat penting
dimiliki oleh seseorang untuk dapat menyelesaikan masalah sehari-hari. Berpikir
kritis memang tidaklah mudah, akan tetapi proses berpikir kritis dapat dipelajari
dan dilatih, Natoonal Research Council menjelaskan bahwa memungkinkan
berkembangnya proses berpikir kritis yaitu melalui pengalaman-pengalaman
individu yang diperoleh melalui keterampilan penyelesaian masalah matematika [2].
Pemberian soal pada siswa merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, salah satunya dengan memberikan soal tes
berbentuk soal cerita. Soal cerita merupakan bentuk evaluasi kemampuan siswa terhadap konsep dasar
matematika yang telah dipelajari berupa soal penerapan rumus. Seseorang dapat dikatakan memiliki
kemampuan matematika apabila terampil dengan benar menyelesaikan soal matematika (Retna dkk,
2013:75). Oleh karena itu, menyelesaikan soal cerita merupakan bagian penting untuk mengetahui
tingkat berpikir kritis pada siswa[3].

2. METODE
Alur penelitian harus disajikan dalam bagian ini lengkap dengan keterangan. Keterangan gambar yang
ditempatkan sebagai bagian dari judul gambar (keterangan gambar) bukan bagian dari gambar.
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan studi ditulis di bagian ini.

Pada dasarnya, bagian ini menjelaskan cara penelitian dilakukan. Bahan utama harus ditulis di sini:
(1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) teknik pengumpulan sampel dan pengembangan
instrumental; dan (4) teknik analisis data.

Spesifikasi dan jenis alat dan bahan harus ditulis jika penelitian telah dilakukan dengan
menggunakannya. Penelitian kualitatif, seperti penelitian tindakan kelas, studi kasus, dan sebagainya,
perlu menyebutkan kehadiran peneliti, subjek penelitian, dan partisipan informan, serta metode yang
digunakan untuk mengeksplorasi data, lokasi penelitian, durasi penelitian, dan deskripsi validasi hasil
penelitian.

3
Corresponding Authors, Judul dalam 5 kata...

Disarankan agar penulis menghindari pengorganisasian konten artikel ke dalam bagian yang lebih
kecil daripada subpos kedua di bagian ini. Namun, jika ada faktor yang tidak dapat dihindari, gaya
penulisan harus mengikuti bagian "Hasil dan Diskusi".

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan diskusi berisi temuan dan diskusi penelitian ilmiah. Tuliskan temuan-temuan ilmiah yang
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan tetapi harus didukung oleh data yang memadai.
Temuan ilmiah yang dimaksud di sini bukanlah hasil dari data penelitian yang diperoleh. Temuan
ilmiah harus dijelaskan secara ilmiah termasuk: Temuan ilmiah apa yang diperoleh? Mengapa itu
terjadi? Mengapa variabel tren seperti itu? Semua pertanyaan ini harus dijelaskan secara ilmiah, tidak
hanya deskriptif jika perlu didukung oleh fenomena dasar ilmiah yang memadai. Selain itu, itu juga
harus dijelaskan dibandingkan dengan hasil peneliti lain yang hampir topik yang sama. Hasil
penelitian dan temuan harus dapat mengakomodasi tujuan penelitian dalam pendahuluan.dilakukan.
3.1 Sub-heading of the discussion
Berikut adalah contoh penamaan sub judul untuk bagian diskusi pada artikel yang disusun. Berikan
penomoran 3.1, 3.2 dan seterusnya yang diikuti dengan judul yang mencerminkan bagian yang terkait.
3.2 Sub-heading of the discussion
Tabel dan Gambar yang dimuat dalam makalah diletakkan di tengah-tengah (lihat contoh). Berikan
penamaan yang jelas untuk keduanya dan tuliskan sumber jika diperlukan. Persamaan (1) dan (2)
diperoleh

2x – cos (x ) > a + b (3)


y = Sinh x + 3x (4)

Tabel dan Gambar yang diinsersikan dalam makalah hendaknya jelas, memiliki kualitas cetak yang
baik sehingga masuk kategori terbaca dengan baik dan dibutuhkan untuk menguatkan pembahasan.
Tabel hendaknya dibuat dalam satu halaman yang sama. Apabila sama sekali tidak memungkinkan,
gunakan fasilitas repeat header row sehingga sub heading tabel terbaca di halaman berikutnya. Tabel
dibuat tanpa menggunakan garis vertikal (keseluruhan) dan horizontal bagian dalam. Tulisan dalam
tabel ditulis dengan jenis huruf Century Schoolbook dengan ukuran tulisan 10pt dan spasi 1.

Tabel 1. Data Angka Putus Sekolah di Wilayah XX


Tahun
Lokasi
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Nama Kota 1 158 83 70 54 47 70
Nama Kota 2 15 5 10 11 22 22
Nama Kota 3 45 21 14 10 3 6
Nama Kota 4 15 10 9 7 12 5
Nama Kota 5 4 11 16 8 12 4
Nama Kota 6 6 6 8 7 5 2
Total 243 136 127 97 96 109

3
Corresponding Authors, Judul dalam 5 kata...

Gambar 1. Contoh jawaban siswa


4. PENUTUP
Kesimpulannya menggambarkan jawaban atas hipotesis dan / atau tujuan penelitian atau temuan
ilmiah yang diperoleh. Kesimpulan tidak mengandung pengulangan hasil dan diskusi, melainkan
merangkum temuan seperti yang diharapkan dalam tujuan atau hipotesis.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Bagian ini dapat ditulis jika ada pihak-pihak tertentu yang perlu diakui, seperti sponsor penelitian
(pihak-pihak yang telah membantu penelitian ini, misalnya asisten penelitian, pemberi dana penelitian
dan lain-lain. Bagian ini tidak wajib). Pengakuan harus ditulis secara singkat dan jelas. Selain itu,
hindari pengakuan hiperbola.

Referensi ditulis dengan menggunakan format APA 6. Urutkan referensi berdasarkan alphabet. Tulis
referensi dengan menggunakan jenis huruf Century Schoolbook dengan ukuran tulisan 10pt dan spasi
1. Minimal 80% referensi berasal dari jurnal terbitan maksimal 10 tahun terakhir. Banyak referensi
minimal 15. Hanya tulis referensi yang dikutip dalam makalah. Untuk memastikan format yang benar,
mohon gunakan Aplikasi Reference Manager seperti EndNote, Mendeley, Zotero, Microsoft Word
References Manager atau yang lainnya.

6. REKOMENDASI
Rekomendasi menggambarkan hal-hal yang akan dilakukan terkait dengan ide penelitian
selanjutnya. Hambatan atau masalah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian juga
disajikan pada bagian ini.

7. REFERENSI
Semua referensi yang dirujuk dalam teks artikel harus didaftarkan di bagian Referensi. Daftar pustaka
harus berisi pustaka referensi yang berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah dan berjumlah minimal
80% dari total bibliografi) yang diterbitkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel
mengandung setidaknya 15 (lima belas) referensi. Menulis sistem rujukan dalam teks artikel dan
menulis daftar pustaka harus menggunakan program aplikasi manajemen referensi, misalnya,
Mendeley, EndNote, atau Zotero, atau lainnya.

Panduan untuk PenulisanReferensi.


Referensi penulisan harus menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Mendeley, EndNote,
Zotero, atau lainnya. Format penulisan yang digunakan dalam Rengganis Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat sesuai dengan format APA 6 (American Psychological Association).

3
Corresponding Authors, Judul dalam 5 kata...

1. Journal articles: Alcock, L., & Simpson, A. (2004). Convergence of sequences and series:
Interactions between visual reasoning and the learner’s beliefs about their own role. Educational
Studies in Mathematics, 57(1), 1-32.
2. Book: Lakatos, I. (1976). Proofs and refutations: The logic of mathematical discovery.
Cambridge: Cambridge University Press.
3. Articles in proceedings: Nardi, E., & Iannone, P. (2002). Students, bicycles and the quirks of
symbolic language in mathematical logic. In S. Goodchild (Ed.), Proceedings of the Conference
of the British Society of Research Into the Learning of Mathematics (Vol. 22(2), pp. 49-54).
Bristol, UK.
4. Thesis and dissertation, research reports: Susiswo. (2006). Folding Back Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Masalah Limit. Doctoral dissertation. Universitas Negeri Malang.
5. Chapter in edited book: Breen, C. (2003). Mathematics teachers as researchers. In A. J. Bishop,
M. A. Clements, C. Keitel, J. Kilpatrick & F. K. S. Leung (Eds.), Second International Handbook
of Mathematics Education (pp.523-544). Dordrecht/Boston/London: Kluwer Academic
Publishers..
6. Website: Research Sampler 5: Examples in Learning Mathematics. (n.d.). Retrieved February 5,
2020, from Mathematical Association of America Interact website:
https://www.maa.org/programs/faculty-and-departments/curriculum-department-guidelines-
recommendations/teaching-and-learning/examples-in-learning-mathematics
7. Articles from the websites: Baker, J. D. (1996). Students' difficulties with proof by Mathematical
Induction. Paper presented at the Conference Name|. Retrieved Access Date|. from URL|.

You might also like