You are on page 1of 35
@) com PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2021 ‘TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN Mengingat SSK No 086159 A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanaken ketentuan Pasal 82 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, perl menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan; 1. Pasal § ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik, Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 1$ Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia, ‘Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 3, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 4, Undang-Undang.- Menetapkan 9K No 031920. ‘f 4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); -MEMUTUSKAN: : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN. KBTENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peranuran Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang selanjutnya disingkat JKP adalah jaminan sosial yang diberikan kepada Pekerja/Buruh yang mengalami Pemutusan_ Hubungan Kerja berupa manfaat uang tuna, akses informasi pasar kerja, dan Pelatihan Kerja 2 Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekeria dengan menerima Upah atau imbalan dalam bentuke Iain 3 Pengusaha adalah: a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan bbukum yang menjalankan suatu perusahaan rile sendii 'b. orang perseorangan, perselutuan, atau badan hnulcum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan milienya; ©. orang, SK No 031921 A a PRESIDEN -3- orang perscorangan, persekutuan, atau badan hhukum yang berada di Indonesia mewalel perusahaan sebagaimana dimaksud dalam hhuruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia Upah adalah hak Pekerja/Buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Pengussha atau pemberi kerja kepada Pekerja/Buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut sat Perjanjian kerja, ‘Kescpakatan, atau peraturan erundang-undangan, termasuk tunjangan bagi Pekerja/Buruh dan keluarganya ates suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dlilakukan, Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengalehiran hbubungan kerja karena suata hal tertenty yang. mengakibatkan berakhimnya hak dan kewajiban antara Pekerja/Buruh dan Pengusaha. Peserta JKP yang selanjutnya disebut Peserta adalah Pekerja/Buruh yang mempunyei hubungan kerja dengan Pengusaha dan telah terdaftar serta membayae furan. Jaminan Keschatan yang selanjutnya disebut JKN ‘adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta memperoleh —manfaat-_pemeliharaan, esehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar juran jaminan kesehatan atau iuran jaminan kesehatannya éibayar oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintal Daerah. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa uang tunai ddan/atat pelayanan keschatan yang. diberikan pada saat Peserta mengalami Kecelakaan kerja atau penyakit yang discbabkan oleh lingkungan Kerja 9. daminan 8K No.031922.A 10, a “ 15 * PRESIDEN aa Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT ‘adalah manfaat ang tunai yang dibayarkan ‘sekaligus pada saat Peserta memasuki usia pensiun, ‘meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Jaminan Pensiun yang sclanjutnya disingkat JP ‘adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk. mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan eetelah Peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap,ataut meninggal dunia. Jaminan Kematian yang selanjutnya disebut JEM ‘adalah manfaat ang tunai yang diberikan kepada ‘ahli waris ketika Peserta meninggal dunia bukan akibat kecelalaan Kerja Badan Penyelenggara_—-Jaminan—_Sosial Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut BPJS Ketenagakerjaan adalah badan bukum publik yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 ‘Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang, selanjutnya discbut BPUS Kesehatan adalah badan hhukum yang ditentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan, Sistem Informasi Ketenagakerjaan adalah suatu cckosistem digital yang menjadi platform bagi segala jenis layanan publik dan aktivitas bidang ‘ketenagakerjaan baik di pusat maupun daerah. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan Kegiatan untuk ‘memberi, _memperoleh, meningkatkan, —_serta Imengembangkan Kompetensi kerja, produktivitas, dlisiplin, sikap, dan etos kerja” pada tingkat keterampilan dan Keahlian tertentu sesuai dengan Jenjang dan kualifkasi jabatan atau pekerjaan. Lembaga Pelatihan Kerja adalah instansi pemerintah dan badan hukum yang memenuhi persyaratan ‘untule menyelenggarakan Pelatihan Kerja 17. Pemerintah * veer BREEN “8. 17, Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang Keluasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1945, 1 Pengawas Ketenagakerjaan adalah pegawai negert sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang ‘untuk melaksanakan Kegiatan pembinaan, pemeriksaan, —pengujian, —penyidikan, dan Pengembangan- sistem pengawasan ketenagakerjaan Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- ‘undangan. 19 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan turusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. () Pengussha wajib mengiutsertakan Pekerja/Buruh sebagai Peserta dalam program JKP. 2 Program JKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) iselenggarakan untule “mempertahankan derajat Keehidupan yang layak pada saat Pekerja/Buruh kehilangan pekerjaan, Pasal 3 KP. scbagaimana dimaksud dalam —Pasal 2 isclenggarakan olch BPS Ketenagakerjaan dan Pemerintah Pusat BAB KEPESERTAAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN Bagian Kesatu: Kepesertaan Pasal 4 (1) Peserta trait atas: a. Pekerja/Buruh yang telah dilkutsertakan oleh Pengusaha dalam program jaminan sosial; dan b. Pekerja/Buruh yang baru didaftarkan oleh Pengusaha dalam program jaminan sosial @) Pesertasebagaimana dimaksud pada ayat (1) hharus memenUhi persyaratan: ‘SK No 031923. SK No.031924 ° «1 a) iS 76. ‘8. warga negara Indonesia; bbelum mencapai usia 54 (lima puluh empat) tahun pada saat mendaftar; dan ‘© mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus memenuhi ketentuan: ‘2. Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha besar dan usaha menengah, dilkutsertakan pada program JKN, JK, JH, JP, dan JEM dan b.Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha mikro dan usaha keci, diikutsertakan sekurang- Jeurangaya pada program JKN, JKK, JHT, dan iM, Peserta program JKN sebagaimana dimaksua pada fayat (3) merupakan pekerja penerima Upah pada badan tsaha, Baglan Kedua ‘Tata Cara Pendaftaran Pasal 5 Pekerja/Buruh yang telah dikutsertakan oleh Pengusaha dalam program jaminan —_sosial ssebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini diundangkan, serta ‘merta menjadi Peserta Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sertifikat kepesertaan program JKP oleh [BRIS Ketenagakerjaan, Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan bukti kepesertaan program JKP oleh BPJS Ketenagakerjaan, Pasal 6 ‘SK No 031925 A . PRESIDEN 7 Pasal 6 (0), Pengusaha yang mendaftarkan Pekerja/Buruh dalam program JKPwajibmenyerahkan —formulir pendaftaran yang telah diisi secara lengkap dan Denar kepada BPJS Ketenagakerjaan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejake tanggal Pekerja/Burah tersebut mula bekeri, (2), Formulir pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: ‘2. nomor induk kependudukan; . tanggal Iahir Pekerja/Burub; dan ‘©. nomor dan/atau tanggal mulai dan berakhirnya perjangian kerja, (9) BPUS Ketenagakerjaan wajib memberikan nomor kepesertaan paling lama 1 (satu) hari kerja sejak formulir pendaftaran diterima secara lengkap dan Denar serta juran pertama dibayar tunas kepada [BJS Ketenagakerjaan. (4) Pengusaha sebegsimana dimaksud pada ayat (1) dliberikan. sertfkat kepesertaan program JKP oleh BPJS Ketenagakerjaan, (6). Pekerja/Buruh sebagaimana dimalsud pada ayat (1) dliberikan bukti Kepesertaan program JKP oleh [BPJS Ketenagakerjaan. Pasal 7 Bukti kepesertaan program JKP bagi_Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 6 ayat (5) terintegrasi dalam 1 (satu) kartu kepesertaan program jaminan sosial pada BPS Ketenagakerjaan, Pasal 8 (2). Pekerja/Buruh yang mempunysi hubungan kerja ‘dengan lebih dari 1 (satu) Pengusaha, waiib dllleatsertalean dalam program JKP oleh masing- smasing Pengusaha, (2) Pekeria ‘SK No 031926 * 8 (2) Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setclah terdaftar sebagai Peserta, memilih salah sat perusahaan sebagai tempat pekerjaan yang idaftarkan dalam program —JKP_—_ kepada. BPUS Ketenagakerjaan. Pasal 9 Dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan, alamat kantor, skala ussha, data Upah, data Pekerja/Buruh, dan perubshan data lainnya terkait kepesertaan program JKP, Pengusaha wajib menyampailkan perubehan tersebut kepada BPJS Ketenagakerjaan paling lama 7 (tujub) hari kerja sejak teradi perubahan, Pasal 10 (1) Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6, serta perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dilakukan secara daring tau luring. (@) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran diatur dengan Peraturan Menteri BABU TURAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN TURAN agian Kesatr furan Pasal 11 (1) turan program JKP wajib dibayarkan setiap bulan, (2) luran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 0,469 (nol koma empat puluh enam persen) dari Upah sebulan, ()turan ‘SK No 031927 A @ “ o o x, PRESIDEN 9. Juan sebesar 0,46% (nol koma empat puluh enam persen} sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ersumber dari furan yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat dan sumber pendanaan JKP. Turan yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat ‘sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebesar 0,22% {nol koma dua puluh dua persen) dari Upah sebulan. Sumber pendanaan JKP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan rekomposisi dari iuran program “IKK dan JKM, dengan etentuan: ‘2. juran JKK direkomposisi sebesar 0,14% (nol koma, ‘empat belas persen) dari Upah sebulan, sehingga juran JKK untuk setiap Kelompok tingkat risiko 1. tngkat risiko sangat rendah sebesar 0,10% (nol Koma sepuluh persen) dari Upah sebulan; 2, tingleatrisiko rendah sebesar 0,40% (nol koma cempat puluh persen) dari Upah sebulan; 3, tinghkatrisiko sedang sebesar 0,75% (nol koma ‘ujuh puluh lima persen) dari Upah sebulan; 4. tingkeatrisiko tingg} sebesar 1,13% (satu koma tiga belas persen) dari Upah sebulan; dan 'S. tingkat risiko sangat tinggi sebesar 1,60% (eatu koma enam puluh persen} dart Upah sebulan; . furan JKM direkomposisi sebesar 0,10% (nol koma sepuluh persen) dari Upah sebulan, sehingga furan JKM menjadi sebesar 0,20% (not ora da puluh persen) dari Upah sebulan. UUpah yang digunakan sebagai dasar perhitungan furan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan Upah terakhir Pekerja/Buruh yang dilaporkan oleh Pengusaha kepada -BPJS. Ketenagakerjaan dan tidak melebihi batas atas Upah. (7) Batas SK No 031928 A ® a @ o a @ a PRESIDEN 10- Batas atas Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) untuk pertama kali ditetapican —sebesar 'Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah Dalam hal Upah melebihi batas atas Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) maka Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran ‘sebesar batas alas Upab, Pasal 12 esaran iuran dan batas atas Upah sebagaimana imaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (7) dlilakukan evaluasi secara berkala setiap 2 (dua) tahun dengan mempertimbangkan kondist ekonomi hnasional dan perhitungan Igoulsupan lkewajiban akeuatia, [Bvaluasi scbagaimana dimaksud pada ayat (1) dlilakukan oleh Kementerian yang menyelenggarakan uurusan pemerintahan di bidang etenagakerjaan ‘berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang. ‘keuangan dan dewan jaminan sosial nasional Besaran juran dan batas alas Upah hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan ‘dengan Peraturan Pemerintah Pasal 13 Upah sebulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 yang digunakan sebagai dasar _perhitungan pembayaran iuran, terdiri atas Upah pokok dan tunjangan tetap. Dalam hal Upah i perusahaan tidak menggunakan ‘komponen Upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar perhitungan pembayran furan yaitu Upah tanpa tunjengan, (9) Dalam SSK No 031929 A * PRESIDEN , perianjian bersama yang telah didaftarkan pada pengadilan hubungan industrial dan akta bukti pendaftaran perjanjian bersama; atas. cc. petikan atau putusan pengadilan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan fhukum tetap Baagian SK No 031932. a @ ° “ Co) @ ° * PRESIDEN 4 Bagian Kedua Manfaat Uang Tanai Pasal 21 Manfaat uang tunai diberikan setiap bulan paling banyak 6 (enam) bulan Upah dengan ketentuan ‘sebagai berikut: fa. sebesar 45 % fempat puluh lima persen) dari Upan untuk 3 (tgs) Bulan pertama; dan b. sebesar 25 % (dua puluh lima persen} dari Upsh ‘untuk (ga) bulan berileatnya, Upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran ‘manfaat uang tunai merupakan Upah terakhir Pekerja/Buruh yang dilaporkan Pengusaha kepada [BJS Ketenagakerjaan dan tidak melebihi batas atas ‘Upah yang ditetapkan. Batas atas Upsh untuk pertama kali ditetapkan sebesar RpS.000.000,00 (lima juta rupiah). Dalam hal Upah melebihi batas atas Upah maka Upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran manfaat uang tunai scbesar batas atas Upab. Pasal 22 Besaran batas alas Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dilakukan evaluasi setiap 2 (dua} tahun. Evaluasi besaran batas alas Upah dilakukan oleh kkementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang —_‘ketenagakerjaan Derkoordinasi dengan kementerian yang. ‘menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang -keuangan dan dewan jaminan sosial nasional, Besaran betas atas Upah hasil evaluasi sebagaimana dimalesud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 23 ‘SK No 031933 A x PRESIDEN 15- Pasal 23 Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja dan Upah Pekerja/Buruh yang dilaporkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2} tidak sesuai dengan Upah yang ‘sebenarnya sehingga terdapat kelcurangan pembayaran ‘manfaat wang tunai, Pengusaha wajib membayar kkekurangan manfaat uang tunai kepada Pekerja/Buruh secara sekaligus Pasal 25 Pemberian manfaat uang tunai diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Bagian Ketiga Manfaat Akses Informas Pasar Kerja Pasal 25 (1) Manfaat akses informasi pasar kerja sebagaimana imaksud dalam Pasal 18 huruf b diberikan dalam >bentuk layanan: 2. informasi pasar kerja; dan/atau b. bimbingan jabatan. (2) Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) llakukan oleh pengantar kerja dan/atau petugas antarkerja melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan. Pasal 26 (1) Layanan informasi pasar kerja sebagaimana, dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a diberikan dalam bentuk penyediaan data lowongan pekerjaan, (2) Penyediaan data lowongan pekerjaan sebagaimana imaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan xetentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 27 SK No 031934 A aS PRESIDEN ~16- Pasal 27 Layanan bimbingan jabatan sebageimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) hurufb diberikan dalam bentuk: a asesmen diri atau penilaian dir; dan/atau b. konseling kare. Pasal 28 Peserta yang telah mendapatkan manfaat akses informasi pasar Kerja dan pekerjaan yang sesuai dengan minat, baka, dan kompetensi harus melaporican penempatannya, ‘melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan paling lama 7 (oajub) ari Kerja sejak diterima bekera, Pasal 29 Mannat akses informasi pasar kerja diselenggarakan oleh kkementerian yang —-menyelenggaraken —urusan’ ppemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Bagian Keempat Mantast Pelatihan Kerja Pasal 20 (0) Manfeat Pelatihan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf ¢ diberikan berupa pelatihan berbasis kompetensi (2) Manfaat Pelatian Kerja sebagaimana dimaksud pada fayat (1) dapat dilakukan melalui integrasi akses informasi pasar kerja dan sistem informasi BJS Ketenagakerjaan dalam Sistem —_Informasi Ketenagakerjaan. (@) Manfaat Pelatihan Kerja dapat diselenggarakan secara daring dan/atau luring Pasal 31 ‘SK No 031935 a 2 @ a @ a x “a7 Pasal 31 Pelatihan Kerja dilakukan melalui Lembaga Pelatihan Kerja milk pemerintah, swasta, atau perusahaan, Lembaga Pelatinan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenubi persyaratan paling sedilit: ‘a. memiliki polatihan berbasis kompetensi kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja ‘dengan mempertimbangkan standar kompetensi ‘kerja nasional, internasional, atau khusus; b. terdaftar dan terverikasi di Sistem Informasi Ketenagakerjaan; cc. terakreditasi dari lembaga akreditasi Lembaga Pelatinan Kerja yang dibuktikan dengan sertfkat akreditasi; dan 4, mendapat persetujuan Mente Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran, pemilihan jenis pelatihan, lembaga pelatihan, dan pemanfaaten pelatihan diatur dengan Peraturan Menter. Pasal 32 Lembaga Pelatihan Kerja dapat bekerja sama dengan Jembaga sertifikasi profesi untuke menyelenggarakan sertfkasi Kompetensi melalui uji kompetensi. Lembaga sertificasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga sertifkasi profesi yang telah memperoleh lisensi dari badan nasional Pasal 93 Peserta yang telah menerima manfaat Pelatihan Kerja hharus melaporkan pelatihan yang telah diselesaikan ‘melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan paling Jama 7 (tujuh) hari kerja sejak selesainya pelatihan. (2) Peserta. x i (2) Peserta sebagaimana dimalcsud pada ayat (1) dapat memanfaatkan Kembali layanan akses informasi pasar kerja melalul Sistem Informasi Ketenagakerjaan ‘untuk bekerja Pasal 34 (2) Manfeat Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. 2) Ketentuan tebih Janjut -mengenai_pembiayaan ‘manfaat Pelatihan Kerja diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan —urusan. pemerintahan di bidang keuangan. agian Kelima Pelaksanaan Pemberian Manfaat JKP Pasal 35, Hak atas manfaat JKP diajukan paling banyak 3 (tga) kal selama masa usia kerja dengan ketentuan: 4, manfaat JKP pertama, diajukan oleh Peserta paling cepat setelah terpenuihinya masa iur dan kepesertaan ‘sebagaimana dimakeud dalam Pasal 19 avat (3); b, manfaat JKP kedua, diajukan oleh Peserta paling ‘edit setelah terpenuhinya masa iur selama 5 (ima) tahun sejak memperoleh manfaat JKP pertama; dan ©. manfaat JKP ketiga, diajukan oleh Peserta paling sedikit setelah terpenubinga masa jur selama S (ima) tahun sejak memperoleh manfaat JKP kedua. Pasal 36 Manfaat JKP bagi Peserta yang mempunyai hubungan kerja dengan lebih dari 1 (satu) Pengusaha diberikan jika Peserta mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Pasal 37. SK No 031936 A SK No 031937 A a @ a =19- Pasal 37 Dalam hal Pengusaha tidak mengileutsertakan Pekerja/Buruh dalam program JKP dan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, Pengusaha wajib ‘memeniuhit hak Pekerja/Buruh berupa: @. manfaat wang tunal dengan perhitungan ‘manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) yang diberikan secara sekaligus; dan ', manfaat Pelatihan Kerja sebagaimana dimaksud ‘dalam Pasal 30, Kewajiban pemenuhan hak Pekerja/Buruh, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan ‘bagi Pengusaha pada usaha mikro, Pasal 38 Hal atas manfaat JKP tidak dapat dipindahtangankan, igadaikan, atau disita sebagai pelaksansan putusan pengadilan a @ 8 Pasal 29 Pengusaha yang menunggak iuran JKK dan JKM sebagai sumber pendanaan program JKP sampai dengan 3 (tiga) balan berturut-turut dan terjadi Permutusan Hubungan Kerja, BPJS Ketenagakerjaan wajib membayar manfaat ang tunel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) kepada Peserta. alam hal BPJS Ketenagakerjaan telah membayar ‘manfaat uang tunai sebagaimana dimaksud pada ‘ayat (1) maka Pengusaha wajib melunasi tunggakan Pengusaha yang menunggak juran JKK dan JKM sebagai sumber pendanasn program JKP lebih dari 2 (tga) bulan berturat-turut dan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, Pengusaha wajib membayar telebih dahulu manfaat ang tunai kepada Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1, (@) Dalam, x PRESIDEN 20- (@) Dalam hal Pengusaha telah melunasiseluruh funggakan iuran dan denda yang menjadi ewajibannya, Pengusaha dapat meminta penggantian manfaat ang tunai yang telah ibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), kepada BPUS Ketenagakerjaan. (5) Pengusaha mengajukan permintaan penggantian ‘manfaat uang tuna kepada BPJS Ketenagakerjaan paling lama 3 (ga) bulan sejak Penguscha membayar hak Peserta (6) BPIS Ketenagakerjaan wajib membayar penggantian ‘manfsat uang tunai sebagaimana dimaksud pada seyat (4) paling laane 7 (Cu) haut Kerja seake surat ‘permintaan dan dokumen pendulcung diterima secara lengkap dan benar oleh BPJS Ketenagakerjaan. Pasal 40 Hak atas manfaat JKP sebagaimana dimaksud dalam asal 18 hilang jka Pekerja/Buruh: ‘8. tidak mengajukan permohonan Klaim manfaat JKP selama 3 (tiga) bulan sejak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja; >, telah mendapatkan pekerjaan; atau meninggal dunia Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian’ ‘manfaat JKP diatur dengan Peraturan Menteri BABV ‘SK No031938 A SSK No.031939 A oy) @ @ “ ° x -at- BABY ‘SUMBER PENDANAAN Pasal 42 Sumber pendanaan JKP berasal dai: a. modal awal pemerintah; >. rekomposisi iuran program jaminan sosial dan/stau, dana operasional BPJS Ketenagakerjaan. Modal awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Inuruf a merupakan dana awal yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pendanaan program JKP. Dana awal scbagaimana dimaksud pada ayat (2) ‘bukan merupakan kekayaan negara yang dipisahkan, Dana avial dapat digunakan dalam hal iuran program yang diterima belum mencukupi untuk membayar rmanfaat program, Ketentuan lebih lanjut mengenai dana awal diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan ‘unusan pemerintahan di bidang keuangan, Pasal 43 Dana operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (1) huruf ¢ dapat digunakan untuk pendanaan program JKP dalam hal iuran program yang diterima dan dana wal belum mencukupi untuk membayar manfast rogram JKP. BAB VL ‘SK No 031940 * PRESIDEN 22+ BAB VI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Posal 44 Pengawasan Ketenagakerjaanterhadap —penerapan. ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan ‘leh Pengawas Ketenagakerjaan pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan/atau dinas yang menyelenggarakan ‘urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan provinsi BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA () Sengketa dalam penyelenggaraan program JKP fantara Peserta dengan BPJS Ketenagakerjaan an/atau antara Peserta dengan Pengusaha dapat iselesaikan secara musyawarah oleh para. pihale yang bersengketa. (2) Sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ‘merupakan sengketa di bidang keperdataan dan sengketa mengenai hak-hak sesuai dengan ketentuan, peraturan —perundang-undangan—_ dikuasai ‘sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa dan sengketa yang menurut ketentuan _peraturan perundang-undangan dapat diadakan perdamaian, (@)_ Dalam hal penyclesaian sebagaimana dimaksud pada fayat (2) tidale terlaksana maka penyelesaian dilakukan melalui mediasi sesuai dengan ketentuan, peraturan perundang-undangan. (4) Dalam hal mekanisme mediasi sebagaimana ‘dimaksud pada ayat (3) tidak dapat terlaksana maka penyelesaiannya dapat diajukan ke pengadilan negeri sesual dengan ketentuan peraturan perundang- uundangan, BAB VIL SK No 031941 A a @ @ “ 0 a * PRESIDEN =23- BAB vit. SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 46 Pengusaha yang melanggar Ketentuan Pasal 2 ayat (I), Pasal 6 ayat (I), Pasal 8 ayat (1), Pasal 9, asal 23, Pasal 37 ayat (1), an/atau Pasal 39 ayat (3) dlikenai sankst adrinistratif berupa: 2. teguran tertulis; dan tidak mendapatkan pelayanan publik tertenta, Pengenaan sanksi administratif sebagaimana imakesud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap. ‘Teguran tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelanggaran yang dilaukan oleh Pengusaha. Tidak mendapatkan pelayanan publik. tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ‘merupakan sanksi yang diberikan oleh unit, pelayanan publik tertenta kepada Pengusaha yang tidal melaksanakan kewajiban sesuai dengan -eetentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 47 Menteri, menteri terkait, ubernur, bupati/waltkota, atau pejabst yang ditunjuke sesuai dengan ‘kewenangannya. mengenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (I) kepada Pengusaha, Pengenaan sanksiadministratif —_diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan yang berasal dari a. pengaduan; dan/atau b. tindak —lanjut —hasil —_pengawasan_ etenagakerjoan. (9) Tindake SK No031942.A 8 “ ° © 0 x, PRESIDEN 2 ‘Tindal lanjut hasil pemeriksaan yang dilacukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan dituangkan dalam nota pemeriksaan. Dalam hal nota pemeriksaan tidak dilaksanakan oleh Pengusaha, Pengawas ——_Ketenagakerjaan menyampaikan laporan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan beserta nota pemeriksaan kepada: ‘8. dircktur jenderal yang membidangi pengawasan kketenagakerjaan pada Kementerian yang menyelenggarakan —urusan—pemerintahan di bidang Ketenagakerjaan, untuk Pengawas Ketenagakerjaan di kementerian yang menyelenggarakan urusan—_pemerintahan

You might also like