You are on page 1of 9
Abdul Halim Amin Dara Icuk Rangga Bawono Prakti kum PERPAJAKAN Pendekatan Kasus per Kasus eds INFORMASI UMUM DAN INSTRUKSI = raktikum Perpajakan: Pendekatan Kasus per Kasus Buku praktikum pajak ini dirancang dengan pendekatan kasus per kasus. Setiap kasus bersifat independen (tidak terkait satu sama lain) dengan tujuan untuk memudahkar mahasiswa dalam memahami perpajakan secara terinei dan bertahap. Kasus-kasus didesain mendekati praktik perpajakan secara riil dan mengacu pada Undang-Undang Perpajakan yang terbaru. Buku Praktikum Perpajakan: Pendekatan Kasus Per Kasus ini terdiri dari informasi umum dan instruksi, kasus, kertas kerja, dan formulir-formulir perpajakan. Kasus-kasus yang dibahas terdiri dari Kasus : Pemotongan PPh Pasal 21, Kasus I: Pemungutan PPh Pasal 22, Kasus III: Pemotongan PPh Pasal 23, Kasus IV: Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat (2), Kasus V: SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Form. 1770), Kasus VI: SPT Tahunan Wajib Pajak Badan, Kasus Vil: Pajak Pertambahan Nilai (Form. 1111 DM), Kasus VIL Pajak Pertambahan Nilai (Form. 1111), dan Kasus IX: Pajak Pertambahan Nilai (Form. 1107 PUT). Berikut penjelasan kasus-kasus tersebut secara singkat, 1, Pemotongan PPh Pasal 21 . PPh Pasal 21 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi Dalam Negeri, yaitu penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun, Dalam perhitungan PPh Pasal 21, pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berdasarkan PTKP terbaru yang berlaku mulai tahun 2015. Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun diberikan paling sedikit sebesar Untuk dri WajibPajak orang priba Tambahan untuk Wajb aja yang kan i = Rp3.000.000! ‘Tambahan untuk seorangistriyang penghasilannya igabung dengan penghasian suatt p36.000.000 | Tambahan untuk stip anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis ps. 00,000 sn et aa ala eg obj gn pening baat | | (tiga) orang untuk setiap keluarga | 2. Pemungutan PPh Pasal 22 Berdasarkan UU No, 36 Tahun 2008, PPh Pasal 22 adalah pajak ya ng dipungut oleh: a. Bendahara pemerintah sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang b. Badan-badan tertentu yang terkait dengan penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. ©. Wajib Pajak Badan tertentu yang terkait dei penjualan barang yang tergolong sangat mewah. \gan pembayaran dari pembeli atas 3. Pemotongan PPh Pasal 23 Berdasarkan UU No, 36 Tahun 2008, PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang terkait dengan: a. Dividen sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) Huruf g UU Pajak Penghasilan b. Bunga sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) Huruf f UU Pajak Penghasilan <. Royal. d. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya, selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 Ayat (1) Hurufe UU Pajak Penghasilan. e. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (2). £ Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lain, selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 UU Pajak Penghasilan, |. Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat (2) Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008, PPh Pasal 4 Ayat (2) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan tertentu dan bersifat final atau tidak dapat dikreditkan dari total pajak penghasilan yang terutang pada akhir tahun, serta diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 4 Ayat (2) antara lain a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat uutang negara, serta bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi b. Penghasilan berupa hadiah undian. ¢. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura d. Penghasilan dari transaksi pengaliban harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha realestat, dan persewaan tanah dan/atau bangunan. e. Penghasilan tertentu lainnya. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terbagi ke dalam tiga bentuk formulir. Formulir 170 digunakan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma perhitungan penghasilan neto, Selanjutaya, formulir 1770S digunakan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp60.000.000 dalam satu tahun dan penghasilannya bukan dari usaha/pekerjaan bebas. Terakhir, formulir 1770SS digunakan ‘untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan kurang dari Rp60.000.000 dalam satu tahun dan penghasilannya bukan dari usaha/pekerjaan bebas. Buku ini hanya membahas SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai in bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma dan yang dikenakan penghasilan dari usaha/peker} perhitungan penghasilan neto; dari satu atau lebih pemberi kerja; PPh final dan/atau bersifat final; dan dari penghasilan lain (Formulir 1770). Praktikum Perpajakan: Pendekatan Kasus per Kasus 6. SPT Tahunan Wajib Pajak Badan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan adalah surat pemberitahuan yang digunakan oleh Waiib Pajak Badan. Wajib Pajak Badan diwajibkan menyelenggarakan pembukuan, yaitu roses pencatatan yang dilakukan secara teratur dan ditutup dengan menyusun laporan Keuangan, berupa neraca dan laporan laba rugi untuk period tahun paisk tersebut 7. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah, Pasal 4 menunjukan bahvsa Pajak Pertambahian Nilai adalah pajak yang dikenakan atas: ) Pajak Penjualan a Penyershan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, b. Impor Barang Kena Pajak. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan olch pengusaha, 4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, ¢- Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabéan, f- Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak 8: Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Paiak fh. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak SPT Masa PN, SPT Masa PPN dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis tormulir, yt a SPT Masa PPN Formulir 1111 bagi Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan mekanisme pajak masukan dan pajak keluaran b. SPT Masa PPN Formuli 1111 DM bagi Pengusaha Kena Pajak yang me nggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan S: SPT Masa PPN Formulir [107 PUT bagi Pemungut PPX Perusahaan menetapkan embayaran pajak dan peny SPT yang dilakukan pada tanggal yang terjadvval untuk menghindari denda maupun sanks pembayaran pajak dan tertundanya pelaporan SPT. keterlambatan aga Pelaporadt Tanggal 15 bulan berikutny, PPh Pasa 21/26. Tanggal 10 bulanberikutaya PPh Pasal 22. z Tanggal 10 balan betikutnya. > -{Taiggal 20 bulan berikutnya. PPh Pasal 23/26. Tanggal 10 bulan berikutnya, Tanggal 20 bulan berikutnya. [PehPasA yet ang bul betas TO Taga 15 Blan bert PPh Pasal 25. Tanggal 15 bulanberiutnya Tanggal 20 bulan berikutnya, ang Pred Tenggal 25 bua Akhitbulan ketiga setelah berakhirnya es REE ieuerdenel tahun pak. if |PPh WP Badan, Tanggal 25 bulan keempat setelah |Akhir bulan keempat setelah | \berakhimya ‘berakhiya tahun pajak, tahun pajak. Peja Pertambation Nia (PPR) | Tanggal 15 buln erika ‘Akhirbulan berikutnya setelah masa pajak © berakhir PPN atau PPN dan PPnBkt |Tnggl7 bulan beriutnyaseteah | 20harisetelah air masa pak dipungut oleh Bendahara masa pajak berakhir Pengeluaan. 7 : Kode jenis paiak dan kode jenis setoran yang sesuai dengan lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-38/P}/2009 sebagaimana yang diubah terakhir dengan Peraturan ak No. PER-30/PJ/2015 tentang bentuk formulit Surat Setoran Pajak. Direktur Jenderal Kode jenis pajak dan kode jenis setoran ini digunakan untuk melengkapi pengisian Surat Setoran Pajak dalam pembahasan/penyeiesaian kasus-kasus dalam buku ini, 1. Kode Akun Pajak 411121 untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21. 100 [Masa PPh Psa 21. ee mash harus Alisetor, yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT pembetulan sebelum ~ 401. [PPh Final Pasal 21 Pembayaran’ : ns a 402 | PPh inal Pasal 21 atas honorarium atauimbalan | Untuk pembayaran PPh Final Pasl 21 atas lain yang citerima Pejabat Negara, PNS, anggota | honorarium atau imbalan ain yang teria TNV/POLRI dan para pensiunnya, ejabat Negara, PNS, anggota TN/POLRL, dan I I para pensiunannya, Pajak PPh Pasal 22 Untuk pembayaranpaakyang harus dete, | yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasa 22, termasuk SPT pembetulansebelum dilakukan pemerisaan ‘Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus. | disetor (selain PPh Pasal 23 atas dividen, | bbunga, royal, dan asa) yang tercantum -dalam SPT Masa PPh Pasal 23 termasuk SPT. pembetulansebelum dikukan pemeritsaan. Praktikum Perpajakan: PPh Fas 3 ats Divide, jendekatan Kasus per Kasus tercantum dala SPT Masa PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 atas asa ‘Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang haus Alsetor ats jasa yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeryangtecantum dalam SPT | Masa PPh Pasa 23. 4. Kode Akun Pajak 411125 untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi ‘Masa Ph Pasa 25 Orang iba Untuk pembayaran Masa PPh Pasal 25 Orang Pribadi yang terutang Tahunan PPh Orang Pribadi, 5. Kode Akun Pajak 411126 untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Badan. Setoran 100 | Kode lenis] nt pembayaran Masa PPh Pasal 25 Badan yang teruang | PPh Final asl 4 Ayat (2) tas Persewaan Tanah dan | atau Bangunan, | 405°] eh Final Pasa Aya (2) atas Hadi Undan Untuk pembayaran PPh Final asl 4 Ayat ‘Untuk pembayaran pajak yang masih harus dibayar, yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan termasuk SPT Pembetulan sebelum diakukan pemeritsaan. Rete eg came me Untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 Ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan, atas Hadiah Undian, eas 409 | PPh Final Pasal 4 Aya (2) tas Jasa Kons. Uk pembayran PPh fal asl Ayat 2) tas Jasa Konstruks. } —_ {nformasi Umum dan Instruksi 1 a 7. Kode Akun Pajak 411211 untuk Jenis Pajak PPN Dalam Negeri \ 100 | Setoran Masa PPN Dalam Neger. iba, yng ecantum dalam SPT Masa PPM Dalam Neger. ‘Untuk pembayaran PPN terutar Keston bin ae ~ [Untuk penyetoran PPN Dalam Negeri yang _| sigungut oth Pemungut. ‘900 | Permungut PPX Dalam Negeri. 8. Kode Akun Pajak 411221 untuk Jenis Pajak PPnBM Dalam Negeri. Untuk pembayaranpaak yang mash harus lay yang tercantum dalam SPT Masa PN Dalam Negeri Setoran Masa PPnBM Dalam Neger. Penomoran bukti pemotongan/pemungutan pajak dalam buku praktikum ini diatur sebagai berikut 1. Penomoran bukti pemotongan PPh Pasal 21 diawali dengan kode bukti pemotongan PPh Pasal 21, masa pajak, tahun pajak, dan nomor urut a. Satu Masa Pajak PPh Pasal 21 Contoh format penulisan: 1.3-mm.yy-xxxxxxx, penomoran dimitlai dengan nomor urut sebagai berikut Nama [Nomar 5) fiki_—_ | 13-07.15-0000050 Jasman | 13-07.15-0000051 atu Tahun Pajak PPh Pasal 21 Contoh format penulisan: 1.1-mm.yy-xxxxxxx, penomoran dimulai dengan nomor uurut sebagai berikut. Jasman | 1.1-12.15-0000002 [TE eansetersnya || Praktikum Perpajakan: Pendekatan Kasus per Kasus Penomoran bukti pemungutan PPh Pasal 22 diawali dengan nomor urut, kode jenis pajak, ‘masa pajak, dan tahun pajak (nomor urut/kode jenis pajak/masa pajak/tahun pajak). Contoh: 01/PPh_22/03/13, Penomoran bukti pemotongan PPh Pasal 23 diawali dengan nomor urut, kode jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak (nomor urut/kode jenis pajak/masa pajak/tahun pajak), Contoh: 01/PPh_23/03/13, Penomoran bukti pemotongan PPh Pasal 4 Ayat (2) diawali dengan nomor urut, kode ienis pajak, masa pajak, dan tahun pajak (nomor wrut/kode jens pajak/masa pajak/tahun pajak), Contoh: 01/PPh_4(2)/03/13.

You might also like