You are on page 1of 6

Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

Kelompok Sadar Wisata di Desa Caturharjo Yogyakarta

Surahma Asti Mulasari, Masruddin, Annisa Nurul Izza, Farisa Hidayatullah *), Fransiscus
D.P.B.M.A, Astry Axmalia, Intan Wahyuni Tukiyo

Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia
Email Korespondensi: farisa1907053006@webmail.uad.ac.id

ABSTRACT

The application of Occupational Safety and Health (K3) in the field of tourism is very much
needed to reduce the risk of workplace accidents for visitors and workers in tourist attractions. The
role of Pokdarwis in the application of Occupational Safety and Health (K3) is very important.The
purpose of this study is to know the description of the knowledge of occupational safety and health
(K3) knowledge in tourism awareness groups in Caturharjo Village, Yogyakarta.This research uses a
descriptive approach with one group pretest-posttest design. The sampling technique used accidental
sampling technique consisting of village youth and pokdarwis chessharjo village with a total sample of
12 people each group Then analyzed descriptively in tabular form.The results showedthat there was
no increase in knowledge at pretest and posttest in the category of less than 58.33% or as many as 7
people. However, there was a difference in the average knowledge after counseling of 16.33 at the
posttest.There was no increase in knowledge before and after counseling, but there was an increase
in average knowledge.

Keywords: Occupational Safety and Health, work accidents, tourism, knowledge

ABSTRAK

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam bidang pariwisata sangat diperlukan
untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja pada pengunjung dan pekerja di tempat wisata.
peran pokdarwis dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan gambaran pengetahuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) pada kelompok sadar wisata di Desa Caturharjo, Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif dengan rancangan one group pretest-posttest. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yang terdiri dari pemuda desa dan
pokdarwis desa caturharjo dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang setiap kelompok Kemudian
dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
peningkatan pengetahuan saat pretest dan posttes tdalam kategori kurang sebesar 58,33% atau
sebanyak 7 orang. Namun, terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan
sebesar 16,33 saat posttest.Tidak terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan, namun terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan.

Kata Kunci: Keselamatan dan kesehatan kerja, kecelakaan kerja, pariwisata, pengetahuan

31
Mulasari SA.dkk. Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan… 32

PENDAHULUAN termasuk Pokdarwis Desa


Pariwisata adalah berbagai macam Caturharjo,Yogyakarta.
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas Berdasarkan observasi yang telah
serta layanan yang disediakan oleh dilakukan, Desa Caturharjo merupakan salah
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan satu desa yang terdapat di wilayah Kecamatan
Pemerintah Daerah. Pembangunan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Kepariwisataan dikembangkan dengan Yogyakarta. Penduduk Desa Caturharjo
pendekatan pertumbuhan dan pemerataan tersebut sebagian besar memiliki mata
ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pecaharian pertanian maupun perkebunan,
pembangunan yang berorientasi pada serta pada sektor lain seperti sektor jasa dan
pengembangan wilayah, bertumpu kepada perdagangan. Selain itu, Desa Caturharjo ini
masyarakat dan bersifat memberdayakan memiliki beberapa potensi unggulan yang dapat
masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, bermanfaat untuk meningkatkan potensi lokal
seperti sumber daya manusia, pemasaran, yang dapat bermanfaat untuk mendorong
destinasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan perekonomian masyarakat desa.
keterkaitan lintas sektor, kerja sama antar Salah satu potensi yang akan ditingkatkan atau
negara, pemberdayaan usaha kecil, serta dirintis Desa Caturharjo dan menjadi unggulan
tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber yaitu dalam bidang jasa dan parawisata.
kekayaan alam dan budaya.1 Kegiatan atau potensi yang akan dirintis oleh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Desa Caturharjo tersebut yaitu Wisata Sepeda
di bidang pariwisata dan operasional hotel Gowe dan Mountain Bake, dimana kegiatan
adalah suatu hal yang terkait dengan sistem atau wisata tersebut diharapkan dapat
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia meningkatkan perekonomian dan pariwisata
pariwisata dan operasional hotel dalam upaya Desa yang bermanfaat bagi masyarakat desa
mewujudkan tempat kerja yang menjamin itu sendiri.
keselamatan pekerja, menjamin kesehatan Adanya kegiatan atau wisata yang akan
pekerja, bebas dari pencemaran lingkungan, dirintis oleh Desa Caturharjo seperti sepeda
bebas dari kecelakaan kerja dan pada akhirnya gowes dan mountain bake, maka masyarakat
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Tujuan desa tersebut memerlukan beberapa
umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pengetahuan dan pembekalan wawasan untuk
di bidang pariwisata dan operasional hotel menunjang kegiatan tersebut. Dari latar
adalah untuk mencegah dan menurunkan belakang diatas maka peneliti bertujuan untuk
terjadinya penyakit akibat kerja, kecelakaan, mengetahui gambaran pengetahuan gambaran
kematian, cacat tetap, dan mengantisipasi dari pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan
potensi bahaya.2 Kerja (K3) pada kelompok sadar wisata di Desa
Terjadinya kecelakaan disebabkan oleh Caturharjo, Yogyakarta.
beberapa faktor yang saling terikat satu sama
lain sehingga dapat menyebabkan kecelakaan METODE
dibeberapa kejadian di antaranya faktor Penelitian ini direncanakan dilakukan
manusia, faktor lingkungan, faktor dengan pendekatan deskriptif analitik dengan
hazard/bahaya dan terakhir faktor peralatan rancangan penelitian one group pretest-
dan perlengkapan.2 Pada lingkup pariwisata, posttest. Akan tetapi karena adanya
keselamatan kerja dapat diarahkan pada keterbatasan responden maka analisis data
keselamatan sarana dan prasarana kegiatan di dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif.
objek wisata maupun lingkungan kerja, Pada penelitian ini, pengetahuan
keselamatan manusia meliputi karyawan dan responden mengenai K3 diukur terlebih dahulu
wisatawan serta prosedur yang aman untuk menggunakan kuesioner (pretest) kemudian
melakukan kegiatan wisata.3 Peraturan Menteri dilakukan edukasi/penyuluhan mengenai
Kebudayaan dan Pariwisata pengetahuan K3. Setelah diberikan pre-test
No.KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang diberikan intervensi berupa edukasi dan
Pedoman Program Nasional Pemberdayaan penyuluhan mengenai K3. Setelah dilakukan
Masyarakat (PNPM) mandiri wisata intervensi diukur kembali pengetahuan
mengatakan bahwa diperlukan upaya untuk responden (posttest) untuk melihat perbedaan
mmebangun kesadaran masyarakat, dan tingkat pengetahuan responden.
penguatan lembaga sehingga masyarakat Populasi penelitian yaitu masyarakat
dapat menjadi pelaku yang handal dalam usaha Desa Caturharjo, Kabupaten Bantul,
kepariwisataan tanah air.4 Salah satunya Yogyakarta dengan teknik pengambilan sampel
dengan membentuk kelompok sadar wisata menggunakan teknik accidental sampling yang
(Pokdarwis) di beberapa wilayah di Indonesia terdiri dari pemuda desa dan pokdarwis Desa
Caturharjo yang datang pada saat intervensi
33 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol 6, No. 1, Mei 2020: 31-36
DOI: 10.20527/jbk.v6i1.8355

(penyuluhan) dengan jumlah sampel sebanyak kategori yaitu a) pengetahuan baik jika skor
12 orang setiap kelompok. Sampel sangat jawaban lebih dari mean, b) pengetahuan
terbatas disebabkan karena dari 50 orang yang kurang jika skor jawaban kurang dari mean
diundang yang datang memenuhi undangan (mean pretest : 16.17 dan posttes : 16.33).
pada saat intervensi hanya berjumlah 12 orang. Pertanyaan meliputi definisi, penggolongan
Sehingga merubah desain penelitian dan kecelakaan kerja, penyebab, kerugian,
metode analisis data. pencegahan, dan penilaian kecelakaan kerja.
Intrumen penelitian yang digunakan yaitu Kemudian, data yang diperoleh dianalisis
kuesioner yang dipergunakan merupakan secara deskriptif kuantitatif dan disajikan dalam
adopsi murni dari penelitian sebelumnya bentuk tabel distribusi frekuensi. Kemudian
Doloksaribu (2016) dengan nilai alpha dibandingkan secara deskriptif.
Cronbach 0.695.5
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu pengetahuan Kesehatan dan Berdasarkan penelitian yang telah
Keselamatan Kerja (K3) yang dibagi menjadi 2 dilakukan, didapatkan hasil seperti pada tabel 1

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden pada pokdarwis dan pemuda Desa Caturharjo,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta

Variabel F %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 8 66,7
Perempuan 4 33,3
Pendidikan
SD 1 8,3
SMP 1 8,3
SMA/SMK 10 83,3
Usia
20-30 Tahun 3 25
31-40 Tahun 3 25
41-50 Tahun 5 41,7
>50 Tahun 1 8,3
Total 12 100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan banyak SMA/SMK sebesar 83% (10 orang),


bahwa sebagian besar responden didominasi sebagian besar berusia 41-50 tahun sebanyak
oleh laki-laki sebanyak 8 orang (66,7%). 5 orang (41,7%).
Dengan tingkat pendidikan pada jenjang lebih

Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang kecelakaan kerja pada pokdarwis dan
pemuda Desa Caturharjo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

Pretest Posttest
Tingkat Pengetahuan
f % f %
Baik 5 41,67 5 41,67
Kurang 7 58,33 7 58,33
Total 12 100 12 100
Mean 16,17 16,33

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan Kerja (K3) dilakukan pengukuran tingkat


bahwa sebelum dilakukan penyuluhan atau pengetahuan awal atau pretest dengan hasil
edukasi mengenai Keselamatan dan Kesehatan sebanyak 7 orang (58,33%) responden memiliki
Mulasari SA.dkk. Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan… 34

pengetahuan yang kurang mengenai K3 dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 7 orang
pariwisata. Kemudian dilakukan penyuluhan (58,33%) responden tetap memiliki
dan edukasi mengenai K3 Pariwisata dengan pengetahuan yang kurang. Dapat dikatakan
media power point. Setelah itu, dilakukan bahwa tidak terdapat peningkatan pengetahuan
pengukuran akhir tingkat pengetahuan pada pokdarwis dan pemuda mengenai K3
responden atau posttest setelah penyuluhan, pariwisata Desa Caturharjo, Yogyakarta.

Tabel 3. Distribusi kenaikan dan penurunan hasil pretest dan postest dari pengukuran tingkat
pengetahuan tentang kecelakaan kerja pada Pokdarwis dan Pemuda Desa Caturharjo,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Naik 4 33,33
Turun 3 25
Tetap 5 41,67
Total 12 100

Dari data Tabel 3, terlihat ada responden Beberapa penelitian mengatakan bahwa
yang mengalami peningkatan pengetahuan, terdapat faktor internal dan eksternal yang
tetap atau bahkan penurunan apabila dapat mempengaruhi kecelakaan salah satu
dibandingkan antara pretest dengan posttest. nya pada tempat wisata. Dengan adanya
Dalam penelitian ini, sampel yang didapatkan penerapan K3 di tempat wisata dapat
hanya sedikit sehingga terjadi bias yang sangat mengurangi risiko kecelakaan. Serta dapat
besar, salah satu faktor yang menyebabkan membentuk penanggulangan dan
bias disebabkan oleh jumlah pengurus pencegahannya.8,9,10,11 Sehingga diperlukan
pokdarwis yang terbatas dan beberapa peserta pelatihan dan penyuluhan mengenai K3 d
yang tidak hadir mengisi kuesioner saat tempat wisata secara terus-menerus dan
possttest. berkesinambungan serta meningkatkan
Pengetahuan mengenai Keselamatan pengetahuan pemuda dan Pokdarwis Desa
dan Kesehatan Kerja (K3) pada pariwisata Caturharjo dalam mengembangkan objek
penting dilakukan terutama pada objek wisata wisata dengan menerapkan dan menguatkan
dengan kegiatan ekstrim dan butuh pengorganisasian mengenai Keselamatan dan
pengawasan serta keterampilan yang lebih. Kesehatan Kerja (K3).
Terdapat beberapa aspek yang perlu Peran Pokdarwis dalam
diperhatikan dalam K3 pariwisata sehingga mengembangkan potensi objek wisata menjadi
dapat menambah pengetahuan Pokdarwis salah satu unsur penggerak untuk mendukung
Desa Caturharjo diantaranya: a) aspek lingkungan yang kondusif dan nyaman
personal dimana pada aspek ini berfokus pada sehingga berdampak baik dalam
skill atau keterampilan/kemampuan pemandu mengembangkan objek dan destinas wisata
wisata (guide) untuk mencegah dan menangani menjadi lebih luas. Penelitian lain mengatakan
terjadinya kecelakaan yang dapat dialami oleh bahwa tingkat pengetahuan keselamatan dalam
wisatawan; b) aspek perlengkapan kategori sedang pada pengunjung arung jeram
keselamatan terdiri dari APD, penggunaan APD wisata sungai Cisadane Bogor, Jawa Barat.
saat melakukan kegiatan wisata dapat Dimana dalam pelaksanaannya terdapat
mengurangi risiko dan mencegah terjadinya beberapa kenyamanan saat melakukan arung
kecelakaan kerja dan kecelakaan saat jeram. dan faktor keselamatan diri akan
berwisata, selain itu menjadi daya tarik wisata menambah pengetahuan dalam olahraga alam
untuk mencoba kegiatan wisata tanpa rasa terbuka.12,13
khawatirakan terjadi kecelakaan saat menikmati Peran Pokdarwis juga diperlukan
wisata; c) aspek kesehatan wisatawan, hal ini kontribusi, serta dikembangkan dan dukungan
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit dari segi kualitas dan kuantitas. Dengan
akibat kerja untuk meningkatkan keselamatan demikian pokdwarwis adapat menopang
dan produktivitas baik pemandu dan pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di
wisatawan, sehingga perlu pengecekan wilayah masing-masing. Sehingga pokdarwis
kesehatan sebelum melakukan kegiatan wisata; perlu diberdayakan dengan melihat potensi
d) aspek lingkungan, pada aspek ini terdiri dari wilayah tersebut. Dalam penelitian ini
lingkungan objek wisata dan lingkungan Pokdarwis Desa Caturharjo memiliki potensi
kerja.3,6,7 pariwisata, sehingga peran Pokdarwis sangat
35 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol 6, No. 1, Mei 2020: 31-36
DOI: 10.20527/jbk.v6i1.8355

diperlukan dan penting untuk mengembangkan Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi
potensi wilayah Desa Caturharjo.13 Pokdarwis Pariwisata Berkelanjutan. Kemenpar RI.
juga dapat berperan sebagai tour guide atau 2016;(1303).
pemandu wisata lokal sehingga dapat 2. Yuliana, Asnur L, Adrian A, Azwar H.
mneciptakan suasana kerja yang nyaman. Hygiene Sanitasi dan Keselamatan dan
Pokdarwis yang menjadi tour guide wajib Kesehatan Kerja Di Bidang Pariwisata dan
mengikuti pelatihan agar menjadi pemandu Operasional Hotel. Kemenristekdikti RI.
wisata yang profesional. Dalam penerapan K3 Jakarta: Kemenristekdikti RI; 2018.
pada pemandu wisata diharapkan dapat 3. Nurhalimah, Kanom, Wardhana Pbw.
membuat suasana yang nyaman sehingga Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
mampu bertanggung jawab atas keamanan dan Kerja (K3) Di Destinasi Wisata Pantai
keselamatan wisatawan.14,15 Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi.
Selain mengembangkan potensi objek Media Bina Ilm. 2013; 14(3): 2243–530.
wisata. pokdarwis pelu memperhatikan 4. Permenpar RI. Peraturan Menteri
manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kebudayaan dan Pariwisata
Kerja (K3), kecelakaan di objek wisata akan NO.KM.18/HM.001/MKP/2011 Tentang
menyebabkan kerugian bagi pemilik objek Pedoman Program Nasional
wisata dan pengunjung. Dimana pengelola Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
objek wisata akan mengalami kerugian yang Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan
dialami oleh korban dan pengunjung, serta Parwisata RI; 2011.
kerugian lain yang membekas adalah reputasi 5. Doloksaribu J. A. Hubungan antara
dari temat wisata dimata pengunjung akan Pengetahuan Kecelakaan Kerja dengan
menjadi buruk, sehingga untuk mengembalikan Persepsi Pengendalian Risiko Kecelakaan
reputasi dari tempat wisata tersebut perlu waktu Kerja di Platform Gajah Baru, Premier Oil
yang lama agar pengunjung percaya kembali Indonesia [skripsi]. : Universitas Esa
bahwa tempat wisata tersebut sudah aman dan Unggul; 2016. Diakses dari :
melupakan kejadian sebelumnya.16 https://digilib.esaunggul.ac.id/hubungan-an
Dari pembahasan diatas maka perlunya tara-pengetahuan-kecelakaan-kerja-denga
penguatan pengetahuan dan penyuluhan yang n-persepsi-pengendalian-risiko-kecelakaan
berkesinambungan untuk meningkatkan -kerja-di-platform-gajah-baru-premier-oil-in
pengetahuan pokdarwis dan pemuda Desa donesia-6510.html
Caturharjo dalam menerapkan Keselamatan 6. Ridlo Ms. Upaya Peningkatan Budaya K3
dan Kesehatan Kerja (K3) dalam merintis objek Pada Masyarakat Desa Sambi Kabupaten
wisata sepeda gowes dan mountain bake. Boyolali.
7. I Made Ari Sudana, Sukana M. Penerapan
KESIMPULAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
Dari hasil dan pembahasan diatas, dapat Di Daya Tarik Wisata Bali Treetop
dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Adventure Park , Bedugul. J Destin
tingkat pengetahuan kelompok sadar wisata Wisata. 2018; 6(2): 224–8.
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja 8. Simon J, Sukana M. Penerapan
(K3) Desa Caturharjo, Yogyakarta. Namun Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan Aktivitas Wisata Berenang Bersama Ikan
pokdarwis setelah dilakukan penyuluhan dan Hiu ( Swim With Shark ) Di Pulau
edukasi K3 pada wisata yang terdapat di Desa Serangan , Denpasar Selatan. J Destin
Caturharjo,Yogyakarta. Diperlukan penyuluhan Wisata. 2018; 5(2): 262–8.
yang berkesinambungan untuk meningkatkan 9. Kusuma SW, Suryawan IB. Penerapan
pengetahuan dan penerapan K3 yang baik dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
profesional dalam perintisan objek wisata Balawista Di Pantai Kuta. J Destin Wisata.
dengan melibatkan seluruh aspek dan faktor- 2016; 4(1): 31–5.
faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan di 10. Dzikri Maa, Sukana M. Penerapan
tempat wisata. Diharapkan agar peneliti Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada
selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan Wisata Paralayang di Gunung Banyak,
lebih luas dan mengeneralisir aspek penerapan Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. J Destin
K3 dan faktor-faktor dalam pelaksanaan Wisata. 2019; 7(2): 275–80.
Keselamatan dan Kesehatan Kerjja pada 11. Kurniawan A, Sukana M. Penerapan
tempat wisata lainnya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di
Daya Tarik Wisata Bounce Bali Desa
DAFTAR PUSTAKA Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
1. Kemenpar RI. Peraturan Menteri Badung. J Destin Wisata. 2019; 7(2): 269–
Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 74.
Mulasari SA.dkk. Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan… 36

12. Bachtiar F, Budiningsih M, Kholik A. Pada Atraksi Adventure Tourism Di


Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kawasan Air Terjun Aling-Aling
Pengunjung Arung Jeram di Wisata Sungai Sambangan. J Destin Wisata. 2018; 5(2):
Cisadane Bogor, Jawa Barat. J Ilm Sport 287–93.
Coach Educ. 2017; 1(2): 106–20. 15. Anggara Igmdc, Suryasih Ia.
13. Nurmiyati, Ramli M, Karyanto P, Saputra Pengembangan Potensi Wisata Di Desa
A. Pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata Wisata Yehembang Kangin Kecamatan
Mutiara Mas Dalam Pengelolaan Informasi Mendoyo Kabupaten Jembrana. J Destin
Kepariwisataan Pantai Krakal Gunung Wisata. 2019; 7(1): 23–9.
Kidul. Semar (Jurnal Ilmu Pengetahuan, 16. Yudistira Igaa, Susanto Na. Rancangan
Teknol dan Seni Bagi Masyarakat). 2015; Sistem Penilaian Keselamatan
4(1): 24–31. Pengunjung Tempat Wisata. J Ilm Widya.
14. Wiratami R, Bhaskara Gi. Penerapan 2012; 29(320): 19–24.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

You might also like