You are on page 1of 4
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN, DINAS KESEHATAN J. Gajah Mada No. 19 Telp. (0292) 421049 Fax. (0292) 424852 PURWODADI —_———————— Nomor : 005 /3¢4§4/1V/2021 Purwodadi, 04 November 2021 amp: 2 Perihal : Undangan Pertemuan Kepada Yth, Kepala UPTD Puskesmas Se Kab.Grobogan Di ‘Tempat. Menindaklanjuti surat dari Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM Nomor : 950/Adm.02/PRY/X1/2021 Tanggal 4 November 2021 perihal pada pokok surat Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon saudara untuk dapat menugasken 1 (satu) orang bidan koordinator untuk mengikuti kegiatan “Pelatihan Deteksi Dini Bayi / Anak Club Foot dan Mekanisme Rujukan Bagi Tenaga Kesehatan di Kabupaten Grobogan” yang akan dilaksanakan besok pada : Hari :Kamis Tanggal 11 November 2021 Pukul 08.30 Wib s/d Selesai ‘Tempat _: Aula Bethlehem lantai III, Gedung Instalasi Kamar Operasi RS. Panti Rahayu Purwodadi JI. RSuprapto No. 6 Purwodadi, Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih ‘Tembusan 1. Sekretaris Dinas Kesehatan Kab.Grobogan 2. Arsip TOR PELATIHAN DETEKSI DINI BAYI / ANAK CLUB FOOT DAN MEKANISME RUJUKAN BAGITENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN GROBOGAN —JAWA TENGAH Purwodadi, 11 November 2021. |. Latar Belakang Dengan perkiraan total populasi 267 juta penduduk, Indonesia menempati peringkat kelima negara tertinggi didunia dengan prevalensi kaki pengkor / club foot. Dari hasil survey sentinel kelainan bawaan yang dilakukan di 28 rumah sakit pada 18 propinsi_sejak September 2014- Maret 2018 oleh Kementerian Kesehatan , dilaporkan ada 1085 kelainan bawaan sejak lahir, dengan prevalensi kaki pengkor / club foot sebanyak 21,9 %. Kaki pengkor merupakan disabilltas bawaan yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Deteksi awal kelainan ini dapat dilakukan selama masa kehamilan dengan dengan bantuan ultrasonografi (USG) selama Ante Natal Care (ANC) oleh dokter kandungan, dan dapat juga dilakukan setelah bayi lahir melalui skrining klinis oleh dokter anak atau kebidanan atau orangtua penderita, Jika dideteksi lebih awal, penanganan dapat dilakukan saat periode emas (2-2 minggu setelah lahir), dengan harapan angka kesembuhan lebih optimal Kondisi disabilitas kaki pengkor / club foot yang terjadi dapat menimbulkan hambatan dalam Pertumbuhan dan perkembangan anak, permasalahan kesehatan , akses pendidikan, dan akses dalam pekerjaan saat usia produkt. Dampak bagi orangtua yang memiliki anak dengan kondisi lub foot adalah perasaan malu dan perasaan bersalah dalam kehidupan mereka. Seringkali Permasalahan kaki pengkor / club foot yang dijumpai sudah dalam keadaan kompleks sehingga solusi untuk penanganannya menjadi lebih sulit dan berdampak dalam kehidupan anak dengan kaki pengkor dan keluarganya. Untuk dapat mengetahui kondisi bayi/anak dengan kaki pengkor / club foot dibutuhkan pengetahuan / knowlegde dan skill dari tenaga kesehatan untuk dapat melakukan deteksi dini pada bayi yang lahir maupun anak dalam periode tumbuh kembang. Tenaga Kesehatan Masyarakat sebagai kepanjangan pemerintah didalam menangani permasalahan kesehatan adalah ujung tombak terdepan didalam mengelola permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan mempertimbangkan permasalahan disabiltas kaki pengkor/club foot dan dampak yang. dapat ditimbulkan dikemudian hari, maka diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan masyarakat didalam melakukan deteksi dini kaki pengkor/club foot dan melakukan rujukan supaya kondisi tersebut dapat ditangani dengan optimal. Pusat Rehabilitasi Yakkum bersama dengan Dinas Kesehatan Grobogan dan Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi bekerjasama dalam memfasilitasi Pelatihan Deteksi Dini dan Mekanisme Rujukan bagi tenaga Kesehatan di Kabupaten Grobogan yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 November di Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi W.Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kondist kaki pengkor/club foot dan deteksi dininya ML Tujuan Khusus ‘* Peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini club foot dan dapat rmelakukan detekst dini club foot ‘+ Peserta pelatihan dapat melakukan rujukan kondis club foot di masyarakat 1. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran menggunakan pendekatan partisipatoris dimana pengalaman peserta sebagai bahan pembelajaran dan dipadukan dengan pengalaman dan pengetahuan narasumber \V.Metode Pembelajaran ‘© Pemaparan ‘© Praktek ‘s Tanya Jawab VL PESERTA. Peserta berjurnlah 35 orang, terdiri dari Dinas Kesehatan Grobogan (2), Puskesmas (30) dan UPKM RS Panti Rahayu (3) ‘VIL. WAKTU DAN TEMPAT, Hari Kamis Tanggal = 11. November 2021 Tempat _: Aula Bethlehem lantai Ill, Gedung Instalasi Kamar Operasi RS Panti Rahayu VIL TOPIK / MATERIL ‘© Club Foot, Deteksi Dini dan Tindakan medisnya ‘© Mekanisme rujukan pasien kaki pengkor / club foot 1X, Narasumber ‘© DrYudha Mangala Sp, Orthopaedi ‘© Dinkes Kabupaten Grobogan X. Penyelenggara Pusat Rehabilitasi Vakkum , Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan , dan RS Par CP : Agus Budi Rahardjo (0821-3358-1904) SUSUNAN ACARA PELATIHAN DETEKSI DINI CLUB FOOT DAN MEKANISME RUJUKAN BAGI TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN GROBOGAN Kamis, 11 November 2021 Purwodadi, 11 November 2021 Waktu Mater Narasumber 09,00= 09.15 Pembukaan * Sambutan Direktur RS Panti Rahayu * Sambutan il dan Kacis Kesehatan Kab. membuka pelatihan | Grobogan + Pretes Panitia 09.15 -1030 Mater: DrYudha Manggale, Sp.Orthopaedi + Cub Foot + Deteks din club foot + Tindakan medis kondis! club foot 3030-11.30 Mater Dinkes Kab. Grobogan *-Mekanisme rujukan asus /pasien club foot 71.30 © Poster Panitia © Penutup

You might also like